PENDAHULUAN
Penyakit TBC Dampak jika bayi tidak imunisasi yang pertama adalah rentan
terkena TBC.untuk mencegah penyakit TBC, bayi sebaiknya diberikan imunisasi
Bacillus Calmette Guerin (BCG). Vaksin BCG dapat diberikan sejak lahir, yang
bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh.
Untuk memberikan vaksin BCG pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya
dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin, dan BCG dapat diberikan kepada bayi
apabila hasil dari tuberkulin negatif. Vaksin TBC ini biasanya diberikan
berbarengan dengan imunisasi polio 1.
Radang Selaput Otak Dampak jika bayi tidak imunisasi selanjutnya adalah
meningkatkan risiko terkena radang selaput otak. radang selaput otak atau yang
dikenal dengan sebutan meningitis.vaksin meningitis B adalah vaksin yang
menawarkan perlindungan terhadap bakteri meningokokus grup B.vaksin ini
direkomendasikan untuk bayi berusia 8 minggu, diikuti dengan dosis kedua pada
usia 16 minggu dan booster pada 1 tahun. vaksin ini dapat diberikan secara
terpisah, ataupun melakukan kombinasi dengan vaksin lain.
Polio dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah terkena penyakit
polio. penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular
dan menyerang sistem saraf, khususnya pada bayi yang belum melakukan
vaksinasi. penyakit ini menyebabkan kelumpuhan karena virus menyerang sistem
saraf pusat.
Cacar Air dampak jika bayi tidak imunisasi yang terakhir adalah rentan
terkena cacar air. penyakit ini ditandai dengan ruam gatal di bagian tubuh
manapun, termasuk di dalam mulut dan di sekitar alat kelamin. Seiring
berjalannya waktu, ruam gatal menyebar ke seluruh area tubuh.(d 2)
Berdasarkan data dunia selama tahun 2018, diperkirakan 116,3 juta (sekitar
86%) anak-anak di bawah usia satu tahun di seluruh dunia menerima tiga dosis
vaksin diphtheria-tetanus-pertussis (DTP3). Anak-anak ini dilindungi dari
penyakit menular yang dapat menyebabkan penyakit serius atau cacat dan
berakibat fatal (WHO, 2019).
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia dimana data tiga tahun
terakhir terhadap cakupan Imunisasi Dasar Lengkap, yaitu pada tahun 2017
sebesar 90,8%, sedangkan tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 81,99%
dan tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 92,3%. Capaian ini tentunya
juga masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan
dimana target cakupan Imunisasi Dasar Lengkap adalah 93% pada tahun 2019
dan imunisasi termasuk ke dalam permasalahan dunia, yaitu ancaman terbesar
terkait masalah kesehatan global (Kemenkes, 2017-2019).
Kota Pekan Baru berada di urutan pertama dengan cakupan vaksinasi lengkap
tertinggi sebesar 98,73 persen. Kondisi cakupan vaksinasi lengkap di kota ini
terlihat lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat 98,62 persen.
Di puskesmas kempas jaya cakupan imunisasi untuk tahun 2022 adalah 80%.
namun samapai bulan november belum mencapai target UCI, data sampai bulan
november baru mencapai 47%. di desa Danau Pulai Indah dari sasaran 44 bayi
yang mendapat imunisasi IDL hanya 13 orang bayi yaitu 30%.
1.2 Rumusan Masalah
akan datang, dan aplikasi ilmu yang sudah diperoleh selama pendidikan.
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan
penyakit dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita
(Mardianti & Farida, 2020). Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling
efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Imunisasi merupakan upaya pencegahan
primer yang efektif untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi yang dapat dicegah
dengan imunisasi (Senewe et al., 2017).
1. Imunisasi Rutin
Diberikan pada bayi di bawah umur 1 tahun, wanita usia subur yaitu wanita
usia 15 hingga 39 tahun termasuk ibu hamil dan calon pengantin. Vaksin yang
diberikan pada imunisasi rutin pada bayi meliputi hepatitis B, BCG, polio, DPT, dan
campak. Pada usia anak sekolah meliputi DT (Difteri Tetanus), campak, dan tetanus
toksoid, sedangkan pada wanita usia subur diberikan tetanus toksoid ( wulandari,
2018).
2. Imunisasi Tambahan
1. Imunisasi Aktif
2. Imunisasi Pasif
2.7.1 pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi mellaui panca indra manusia,
yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior).
1) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu
memberikan perhatian penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun
mental mereka berikan secara baik. Akan tetapi perhatian kepada anak akan terbagi
bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi sejumlah anak yang
dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama
untuk semua anaknya. Hasil SDKI 1997 terlihat bahwa anak yang tidak pernah di
imunisasi terbesar adalah anak bungsu( Fitri Dwi Anggraini,2021).
Hasil penelitian yang dilakukan Eka Fitriani (2017) tentang faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar menunjukkan keluarga yang memiliki
bayi atau balita dengan status imunisasi lengkap terbanyak mendapatkan dukungan
dari kleuarga untuk memberikan imunisasi bayi atau balita mereka sebesar 97,7%.
Keluarga 31 yang tidak mendukung pemberian imunisasi pada bayi atau balitanya
dengan status imunisasi tidak lengkap sebesar 81,8%. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p 0,000 (p < α) yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap
kelengkapan imunisasi pada bayi atau balita. Dukungan keluarga adalah dukungan
yang diberikan anggota keluarga dalam bentuk dukungan emosional, material dan
dukungan informasi untuk melakukan imunisasi. Dalam memelihara kesehatan
anggota keluarga sebagai individu atau pasien, keluarga tetap berperan sebagai
pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.31
2.7.5 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang
individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.
Variabel Terikat
Variabel bebas
Ho:
1. Diduga tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan rendahnya
cakupan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kempas Jaya Tahun
2023.
2. Diduga tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan rendahnya
cakupan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kempas Jaya Tahun
2023.
3. Diduga tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan rendahnya
cakupan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kempas Jaya Tahun
2023.
4. Diduga tidak ada hubungan jumlah anak dengan rendahnya cakupan
imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kempas Jaya Tahun 2023.
5. Diduga tidak Ada hubungan efek samping imunisasi dengan
rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Kempas
Jaya Tahun 2023.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain penelitian cross sectional
yaitu data yang menyangkut dengan variabel bebas atau independen (pengetahuan,
pendidikan, jumlah anak, efek samping imunisasi ) dan variabel terikat atau dependen
bersamaan.
Waktu yang diperlukan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan laporan
akhir skripsi dimulai dari Desember 2022 – Juli 2023 (POA terlampir).
3.3.1 Populasi
Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang
mempunyai bayi yang berumur 0-11 bulan yang berada di wilayah kerja
Dalam penelitian ini data yang diperoleh secara langsung dari pengisian
3. Jumlah Anak Total seluruh anak yang 1. 1 anak Kuesioner Wawancara Nominal
berada dalam tanggung 2. > 1 anak
jawab responden
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan kartu menuju
sehat.
3.6.1 Kuesioner
Untuk mengetahui status kelengkapan imunisasi dasar bayi dapat dilihat dari
kartu menuju sehat. Setiap bayi sebaiknya mempunyai dokumentasi imunisasi seperti
kartu menuju sehat yang dipegang oleh orang tua atau pengasuhnya. Setiap dokter
atau tenaga medis yang memberikan imunisasi harus mencatat semua datadata yang
relevan pada kartu menuju sehat tersebut.