Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari penyakit.
aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan menderita penyakit tersebut karena sistem imun tubuh mempunyai
sistem memori daya ingat, ketika vaksin masuk ke dalam tubuh maka dibentuk
antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpan
(Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar lengkap dapat melindungi anak dari
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
dan kematian bayi akibat PD3I sedangkan tujuan khusus dari program
2018).
Menurut data WHO (World Health Organitation) sekitar 194 negara maju
maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan
balitanya. Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap
2019).
HIB) di bawah target global 90% (Kemenkes RI, 2015). Riset Kesehatan Dasar
dunia yaitu 3.203 kasus setelah India (18.350) kasus. Dalam Undang - Undang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa setiap anak berhak
terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada
anak lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan
satu penyebab tingginya kesakitan dan kematian bayi dan balita, maka preparat
kali, yaitu 3 kali selama bayi (usia 0-1 tahun) dan 1 kali pada usia 18 – 36
merupakan vaksin DPT-HB ditambah HIB yang digabung dalam satu kemasan
untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan dapat mencegah lima
Orang tua tidak mau melengkapi imunisasi karena ibu cemas efek samping
imunisasi. Demam dan bengkak bekas suntikan merupakan keluhan tersering
samping dari imunisasi dari pada penyakitnya sendiri dan komplikasi penyakit
benda atau sesuatu hal. Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui pengalaman
yang dialami seseorang dan melalui hasil belajar seseorang secara formal
(reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan.
halnya dalam pemberian imunisasi DPT-HB- HIB jika dukungan dan peran
kesehatan anak. Jika tidak ada dukungan dan peran keluarga dalam pemberian
anak menjadi tidak lengkap dan tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit
2018).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Imunisasi
1. Pengertian imunisasi
antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori
(daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi
untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai
suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen
yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut
kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit.
2008).
2. Tujuan Imunisasi
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada
jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti penyakit
atau bahkan menghilngkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi
cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit
yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria.
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini
menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
a) Untuk Anak
b) Untuk Keluarga
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini mendorong
c) Untuk Negara
4. Jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisasi aktif
ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
2. Imunisasi pasif
proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang
didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah,
2010).
5. Dasar-Dasar Imunisasi
a) Pengertian
Scheering(ADS) 5 ml.
0,05 ml.
c) Indikasi
d) Kontra indikasi:
sebagainya.
e) Efek samping
deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat
suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka
dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.
a) Pengertian
Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari
toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah
kontak langsung dengan penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak
Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih kurang 38°C,
toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat dan lama.
Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk terjadi beruntun dan
akhir batuk menarik nafas panjang, biasanya disertai muntah. Batuk bisa
mencapai 1-3 bulan, oleh karena itupertusis disebut juga dengan “batuk
6
kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup
orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka terkontaminasi
spora tetanus. Kuman ini paling banyak terdapat di usus kuda berbentuk spora
1. Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan 3 dosis toksoid
tetanuspada bayi dihitung setara dengan 2 dosis pada anak yang lebih besar atau
dewasa.
2. Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan memperpanjang imunitas 5
3. Dengan 4 dosis toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3
1. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
3. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan
a) Letakkan bayi dengan posisi miring diatas pangkuan ibu dengan seluruh
kaki terlentang
c. Indikasi
tetanus.
d. Kontra indikasi
Gejala- gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius
diberikan DT.
e. Efek samping
3. Vaksin Hepatitis B
a) Pengertian
DNA rekombinan.
menjadi homogen.
4. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan
c) Indikasi
hepatitis B.
d) Kontra indikasi
vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat
disertai kejang.
e) Efek samping
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
a) Pengertian
Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus
4 minggu.
0
baru.
c) Indikasi
d) Kontra indikasi
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang
sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka
e) Efek samping
5. Vaksin Campak
a) Pengertian
Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 inektive unit virus
strain dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu
1
erithromycin.
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangn (booster) pada usia 6-7 tahun
(kelas 1 SD) setelah catchup campaign campak pada anak Sekolah Dasar
kelas 1-
c) Indikasi
d) Kontra indikasi
e) Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi (Departemen Kesehatan RI,
2006).
6. Jadwal imunisasi
2
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2019. Hal ini diindikasikan oleh nilai
sesudah imunisasi dengan adanya KIPI sebesar 82,9% dan tidak adanya KIPI
yaitu KIPI lebih kecil terjadi pada pemberian parasetamol sebelum imunisasi
pentabio.
5
BAB III
MIND MAP
I. DATA SUBYEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Bayi : By. M
Umur : 3 Bulan
Tgl/Jam Lahir : 5-1-2023, Jam : 08.55 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
18. Genital:
a. Pria
- Kebersihan : Bersih
- Dua testis dalam skrotum : Ada
- Penis berlobang pada ujung : Ada
19. Tungkai dan kaki
a. Bentuk : Normal
b. Pergerakan : Kuat dan aktif
c. Kesimetrisan : Simetris
d. Jumlah jari : Lengkap kiri 5, kanan 5
20. Punggung dan Anus
a. Bentuk : Simetris
b. Pembengkakan atau cekungan : Tidak ada
c. Anus : Normal
21. Kulit
a. Warna : Kemerahan
III.ANALISA.
1. Diagnosa : Bayi usia 3 bulan
2. Masalah : KIPI ringan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. MASALAH
Kipi Ringan setelah pemberian imunisasi pentabio 2.
B. PEMBAHASAN