Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Kepemimpinan Kesehatan
Dosen Pengampu : Dr. Bedjo Santoso, S.Si.T, M.Kes
DISUSUN OLEH :
BILQIS AR-ROHMAN
NIM. P1337424721005
KELAS KEBIDANAN A
PENDAHULUAN
Pada Gambar 5.32 di atas, diketahui bahwa provinsi dengan cakupan imunisasi dasar
lengkap tertinggi adalah di Provinsi Bali (99,4%), Nusa Tenggara Barat (99,1%), dan Jawa
Tengah (98,8%). Sedangkan provinsi dengan capaian terendah yaitu Aceh (41,8%).
1. Analisis terkait penolakan imunisasi
Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan
status imunisasi dasar lengkap (IDL) pada anak (usia 12-23 bulan) menurun dari 59,2%
(2013) menjadi 57,9% (2018). Artinya, dari sekitar 6 juta anak berusia 12-23 bulan hanya
sekitar 2,5 juta anak saja yang lengkap imunisasinya. Jumlah anak yang belum diimunisasi
lengkap itu hampir setara dengan separuh jumlah penduduk Singapura. Sebaliknya anak
yang diimunisasi tapi tidak lengkap meningkat dari 32,1% menjadi 32,9% pada periode
yang sama. Angka imunisasi dasar lengkap anak di pedesaan lebih rendah (53,8%)
dibandingkan anak-anak di perkotaan (61,5%). Dua kondisi tersebut cukup
mengkhawatirkan untuk masa depan kesehatan anak-anak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2018 ada sekitar 20 juta
anak di dunia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap, bahkan ada yang tidak
mendapatkan imunisasi sama sekali. Padahal Untuk mendapatkan kekebalan komunitas
(herd Immunity) dibutuhkan cakupan imunisasi yang tinggi (paling sedikit 95%) dan
merata. Akan tetapi, saat ini masih banyak anak Indonesia yang belum mendapatkan
imunisasi lengkap. Bahkan ada pula anak yang tidak pernah mendapatkan imunisasi sama
sekali sejak lahir.
Analisa terhadap dilema etik tentang penolakan imunisasi oleh orang tua, penting
untuk mempertimbangkan tanggung jawab dari perawat pelaksana dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada anak dan keluarga. Analisa yang akan digunakan antara lain
dengan studi literature tentang prinsip-prinsip etik termasuk autonomy, beneficence dan
nonmaleficence dan berdasarkan pada teori-teori etik termasuk utilitarianisme, dan
deontologisme.
Kasus yang mendapat penolakan orang tua terhadap tindakan imunisasi dikarenakan
alasan agama, maka analisa akan dilakukan dengan studi literature Islam. Ditinjau dari
Prinsip Etik Dalam area praktek perawat, semua pemberi pelayanan dibatasi oleh prinsip
prinsip etik tertentu termasuk autonomy, beneficence dan nonmaleficence. Dengan
merujuk prinsip-prinsip etik tersebut, pemberi pelayanan kesehatan dan orang tua secara
teoritis harus mampu untuk bekerja bersama untuk mencapai konsensus. Prinsip etik yang
pertama adalah autonomy dimana pasien dalam hal ini adalah anak mempunyai kebebasan
dan kemerdekaan untuk memilih tindakan tertentu yang memperbolehkan setiap orang
untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya.
Berdasarkan prinsip-prinsip etik ini, orang tua yang memutuskan untuk
mengimunisasikan anak atau tidak harus berdasarkan pada apa yang menurut mereka
terbaik bagi anak-anaknya. Walaupun persepsi terhadap apa yang terbaik untuk anak
bersifat sangat subyektif dan mungkin berlawanan dengan persepsi petugas kesehatan.
Pemikiran tenaga professional harus didasarkan pada ‘scientific research” dan ‘evidence‘.
Alternatif solusi yang lain yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, seperti yang
pernah dialami oleh penulis adalah selalu memberikan “informed consent” setiap kali akan
melakukan tindakan pemberian imunisasi pada anak. Dengan dasar ini, kita secara
kewajiban sudah menyampaikan tentang jadwal dan keuntungan imunisasi serta
menyampaikan efek samping yang dapat ditimbulkan jika anak tidak atau mendapatkan
imunisasi.Sehingga tidak disoalkan secara hukum. Upaya untuk memberikan pemahaman
dari berbagai sumber diantaranya dari tenaga pengelola vaksin, dinas kesehatan, organisasi
profesi yang terlibat organisasi profesi, organisasi agama, tokoh masyarakat setempat.
Sehingga diputuskan jika penolakan tetap terjadi maka informed consent lah yang harus
diberikan.
Ika Purnamasari (2015) ‘Dilema Etik Penolakan Imunisasi, Antara Hak Orang Tua Dan
Tanggung Jawab Pemberi Pelayanan Kesehatan’, Jurnal Manajemen Keperawatan,
3(1), pp. 7–12.
Kemenkes RI (2018) ‘Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat’, in Kemenkes RI.
Permenkes, R. (2017) ‘Permenkes RI No 12 tentang penyelenggaraan imunisasi’, in
Permenkes, RI. Permenkes RI, pp. 67–72.
Pratiwi Sulistiyani, Zahroh Shaluhiyah, K. C. (2017) ‘Gambaran Penolakan Masyarakat
Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Bagi Balita (Studi Di Kelurahan Sendangmulyo,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
5(5), pp. 1081–1091.
Profil Kesehatan Indonesia 2020
Uki, E., Heny Purwati, N. and Sulastri, T. (2020) ‘Analisis Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemberian Imunisasi Measles Rubella Pada Anak Balita’, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah, 09(2), pp. 72–80. Available at: https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/147.