Anda di halaman 1dari 9

Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


MEMILIH PENOLONG PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI
DESA BANGUNREJO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

Siti Nurjanah, Herry Wibowo


Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
siti.nurjannah@yahoo.com, herry_wibowo@gmail.com

ABSTRAK

Pertolongan persalinan oleh bidan merupakan salah satu strategi dalam menangani masalah
kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia pemanfaatan pertolongan persalinan oleh bidan dimasyarakat
masih sangat rendah di bandingkandenganindikator yang diharapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian survey bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap pemilihan penolong persalinan. Sampel penelitian ini
berjumlah 30 ibu bersalin. Analisa data menggunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan
keluarga (X3), pengetahuan (X4), sikap (X5), dan budaya (X6) berpengaruh signifikan terhadap
variabel pengambilan keputusan penolong bersalin (Y), hal ini terbukti dengan adanya nilai Fhitung yang
lebih besar dari F tabel yaitu 24,464 > 2,527. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Semakin baik
pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap dan budaya berpengaruh signifikan
terhadap variabel pengambilan keputusan penolong bersalin. Sehingga perlunya pendekatan budaya
dan adat istiadat setempat dalam penempatan bidan, peningkatan akses pelayanan kesehatan,
peningkatan penyuluhan kesehatan, dan perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap dukun bayi.

Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Penolong Persalinan

PENDAHULUAN anak adalah Bidan. Bidan mempunyai tugas


Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) penting dalam memberikan bimbingan, asuhan
masih merupakan masalah kesehatan di dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan
Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan unyuk dengan tanggung jawabnya sendiri serta
mereduksi AKI di Indonesia, antara lain memberikan asuhan kepada bayi baru lahir.
meningkatkan pelayanan antenatal di semua Asuhan ini termasuk tindakan pencegahan,
fasilitas pelayanan kesehatan dengan mutu yang deteksi kondisi abnormal pada ibu dan anak, serta
baik serta menjangkau semua kelompok sasara, melaksanakan tindakan kegawatdaruratan medik
meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga (Sheila dan Anthea, 2006).
profesional secara berangsur, meningkatakan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
deteksi dini resiko tinggi ibu hamil dan (SDKI) tahun 2002-2003, Angka Kematian Ibu
melaksanakan sistem rujukan serta meningkatkan mencapai 307/10.000 kelahiran hidup, hal ini
pelayanan neonatal dengan mutu yang baik. berarti lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun
Tujuan akhir dari program KIA tersebut atau 2 ibu meninggal tiap jam oleh sebab
menurunkan angka kematian ibu dan anak kehamilan, persalinan dan nifas. Bila
(Depkes RI, 2005a). dibandingkan dengan target yang hendak dicapai
Salah satu tenaga kesehatan yang terlibat pada tahun 2010 masih jauh dari yang diharapkan
langsung terhadap pelayanan kesehatan ibu dan yaitu 125/100.000 kelahiran hidup dan 3-6 kali

31
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

lebih besar dari negara ASEAN lainnya. Sebagian Abbas (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi
besar penyebab kematian ibu secara langsung pemanfaatan pelayanan tenaga profesional (bidan
adalah komplikasi yangterjadi saat persalinan dan desa) antara lain faktor lingkungan tempat bidan
negara setelah persalinan (Depkes RI, 2005a). bertugas, kesadaran masyarakat, bidan yang
Hasil Survei Kesehatan Nasional (Susenas) bertugas di tempatnya, termasuk juga keadaan
tahun 2004, bahwa dari 320 wanita usia kemampuan biaya dari masyarakat.
reproduksi tercatat 38 kematian maternal, 29% Menurut Permata (2002) bahwa mereka yang
diantaranya terjadi saaat hamil, 45% pada saat mempunyai pendidikan yang tinggi yaitu
persalinan dan 26% pada masa nifas. Proporsi setingkat SMA ke atas dan pengetahuan kategori
kematian maternal di pedesaan 3 kali lebih besar baik cenderung memanfaatkan pelayanan
dari perkotaan. Berdasarkan cakupan pertolongan kesehatan oleh tenaga profesional, karena faktor
pergi ke tenaga kesehatan (dukun 28,3%, pendidikan dan pengetahuan sangat berpengaruh
keluarga 2,4%. Lain-lain 0,5%). Dan penolong terhadap pengambilan keputusan terhadap
persalinan terbanyak adalah bidan (64,5%) pemilihan pertolongan persalinan.
termasuk bidan praktek swasta (Depkes RI, Berdasarkan data tersebut diatas maka
2005b). peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Dilihat dari proporsi tenaga bidan di dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi
indonesia sebesar 34,8 per 10.000 penduduk, pengambilan keputusan memilih penolongan
dengan jumlah bidan 30.236 orang yang persalinan pada ibu hamil di Desa Bangunrejo
ditempatkan di desa-desa seluruh indonesia, dan Kecamatan Soko Kabupaten Tuban”.
masih ada 43,22% desa lagi yang belum tersedia
bidan. Hal ini berarti bahwa di Indonesia masih METODE PENELITIAN
membutuhkan tenaga profesional dalam Metode penelitian ini menggunakan desain
memberikan pertolongan persalinan bagi ibu penelitian deskriptif eksploratif dimana penelitian
bersalin (Depkes RI, 2005b). ini bertujuan untuk menguji suatu hipotesa
Pemanfaatan pertolongan persalinan oleh penelitian dalam hal ini faktor-faktor yang
tenaga profesional (bidan) di masyarakat masih mempengaruhi pengambilan keputusan memilih
sangat rendah dibandingkan dengan indikator penolong persalinan pada ibu hamil
yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh faktor menggunakan pendekatan crosssectional yaitu
ibu seperti pengetahuan, sikap terhadap suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
keputusan untuk memanfaatkan tenaga ahli dalam korelasi antara faktor-faktor resiko efek dengan
pertolongan persalinan, serta jangkauan ke cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
pelayanan kesehatan, sedangkan menurut kamil data sekaligus pada suatu saat (Nursalam, 2003).
(2006), perubahan pola pencarian pelayanan Tempat dan Waktu Penelitian
kesehatan lebih didominasi oleh tingkat Penelitan ini dilakukan di Desa Bangunrejo
keparahan penyakit yang dideritanya, persepsi Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Alokasi
minimnya fasilitas kesehatan yang modern di waktu penelitian selama bulan Maret sampai
Indonesia, tenaga kesehatan yang tidak dengan Mei 2014.
berkualitas, dan perilaku tenaga kesehatan yang Variabel penelitian dan defenisi operasional
tidak ramah, dan cenderung memilih-milih. Notoatmojo 2002, menyebutkan bahwa
Menurut Bangsu (2001), faktor yang variabel independent adalah variabel yang
mempengaruhi pemanfaatan pertolongan nilainya menentukan variabel lain Variabel
persalinan antara lain faktor demografi meliputi independen dalam penelitian ini adalah perilaku
umur dan paritas ibu melahirkan, faktor pendidikan (X1), pekerjaan (X2), pendapatan
pendidikan dan pengetahuan ibu, faktor ekonomi (X3), pengetahuan (X4), Sikap (X5), budaya
dan lingkungan sosial. Menurut Kristiani dan (X6).

32
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

Menurut Nursalam, 2003, Variabel dependen Pada penelitian dilakukan teknik analisis
yaitu variabel yang nilainya ditentukan oleh regresi linier berganda adalah sebuah teknik
variabel lain dengan kata lain faktor yang diamati analisis yang secara simultan membangun suatu
dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh matematis antara dua atau lebih
pengaruh atau pengaruh dari variabel bebas. variabel bebas (X) dan sebuah variabel terikat (Y)
Varibel dependent dalam hal ini adalah yang berskala interval. Dalam penelitian ini data
Pengambilan keputusan pertolongan persalinan yang terkumpul diolah dengan bantuan SPSS for
(Y). windows dengan tujuan untuk memudahkan data
Populasi dan Sampel yang akan diklarifikasikan kedalam kategori-
Populasi adalah wilayah generalisasi yang kategori. Untuk mengetahui tingkat kemaknaan
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai pengaruh variabel tersebut dilakukan analisa
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh menggunakan regresi linier ganda.
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Notoadmojoo, 2005). Teknik HASIL PENELITIAN
sampling berarti teknik/ cara/prosedur menyeleksi Data umum menampilkan karakteristik
populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam subjek penelitian yaitu umur, jumlah anak, yaitu
penelitian ini adalah nonprobability sampling sebanyak 30 responden.
yaitu teknik sampling probabilitas (probability)
Tabel 1 Deskripsi Karakteristik umur Responden
merupakan teknik yang memberikan peluang
No Umur Jumlah Persentase
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur
responden
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
1 < 20 tahun 4 13,3 %
sampel. dengan cara total sampling yaitu
2 20-25 tahun 5 16,7 %
menggunakan keseluruhan subjek penelitian.
3 >25 tahun 21 70 %
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu-ibu yang sudah bersalin di Desa Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
Bangunrejo di mulai dari 1 hari sampai umur 1 sebanyak 4 responden atau 13,3 % berusia < 20
tahun baik yang dilakukan oleh tenaga medis tahun, sebanyak 5 responden atau 16,7% berusia
maupun tenaga non medis di Desa Bangunrejo 20 - 25 tahun, dan sebanyak 21 responden atau
Kecamatan Soko Kabupaten Tuban yang 70% berusia >25 tahun. Dengan demikian dapat
berjumlah 30 orang. diketahui bahwa mayoritas responden dalam
Pengumpulan data penelitian ini adalah berusia >25 tahun.
Menurut Arikunto, (2008). Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah Tabel 2 Deskripsi Paritas Responden
mengunakan jasa data primer. Data primer No Paritas Jumlah Persentase
diperoleh secara langsung yaitu dengan responden
melakukan survei secara langsung pada 1 I 11 36,6 %
responden dengan menggunakan kuesioner, 2 II 16 53,4 %
kemudian memberikan surat pernyataan 3 III 3 10 %
persetujuan menjadi responden untuk Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
ditandatangani. sebanyak 11 responden dengan prosentase 36,6%
Analisa Data mempunyai jumlah 1 anak, sebanyak 16
Metode analisis data adalah cara yang harus responden dengan prosentase 53,4% mempunyai
dutempuh untuk menguraikan data menurut jumlah anak 2, dan sebanyak 3 responden dengan
unsur-unsur yang ada didalamnya sehingga prosentase 10% mempunyai jumlah anak 3.
mudah dibaca dan dienterpretasikan (Sugiyono,
2007).

33
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

Tabel 3 Deskripsi Pendidikan Responden dan tidak tahu sebanyak 2 orang dengan
No Pendidikan Jumlah Persentase prosentase (6,7 %).
responden Tabel 6 Deskripsi Pengetahuan ibu tentang
1 SD 1 3,3 % berapa lama usia kehamilan yang normal
2 SMP 12 40 % No Jawaban Jumlah Persentase
3 SMA 13 43,3 % responden
4 PT 4 13,4 %
1 antara 37-42 18 60 %
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa minggu
paling banyak responden mempunyai pendidikan 2 <37 minggu 10 33,3 %
SMA yaitu 13 orang dengan prosentase (43,3%), 3 Tidak tahu 2 6,7 %
kemudian pendidikan SMP ada 12 orang dengan Tabel 7 Deskripsi Pengetahuan Responden
prosentase (40%) Perguruan Tinggi 4 orang memilih penolong persalinan
dengan prosentase (13,4%) dan SD ada 1 orang No Jawaban Jumlah Persentase
dengan prosentase (3,3%). responden
Tabel 4 Deskripsi Pekerjaan Responden 1 Bidan dan 26 86,7 %
No Pekerjaan Jumlah Persentase dokter
responden kandungan
1 IRT 19 63,4 % 2 Perawat 3 10 %
2 Swasta 1 3,3 % 3 Tidak tahu 1 3,3 %
3 Pedagang 9 30 %
PNS 3,3 % Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa
4 1
paling banyak responden adalah memilih
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa untuk melakukan pertolongan persalinan
paling banyak responden mempunyai pekerjaan yaitu bidandan dokter kandungan sebanyak
sebagai IRT sebnyak 19 orang dengan prosentase 26 orang dengan prosentase (86,7 %)) dan
(63,4 %), pedagang 9 orang dengan prosentase perawat sebanyak 3 responden dengan
(30% ), kemudian Swasta dan PNS masing-
prosentase (10%), dan tidak tahu sebanyak 1
masing 1 orang dengan prosentase (3,3 %).
orang dengan prosentase (3,3%).
Tabel 5 Deskripsi Pendapatan Responden
Tabel 8 Deskripsi Sikap Responden memilih
No Pendapatan Jumlah Persentase
penolong persalinan dilakukan tenaga kesehatan
responden
No Jawaban Jumlah Persentase
1 >1 juta 20 66,7 %
responden
2 500 ribu – 1 10 33,3 %
1 Setuju 27 90 %
juta
2 Kurang 2 6,7 %
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa setuju
paling banyak responden adalah > 1 juta yaitu 20 3 Tidak setuju 1 3,3 %
orang dengan prosentase (66,7 %), pendapatan
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa
keluarga sebanyak 500 ribu – 1 juta yaitu
paling banyak responden adalah penolong
berjumlah 10 orang dengan prosentase (33,3%).
persalinan sebaiknya dilakukan oleh tenaga yang
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
profesional dan terlatih yaitu setuju berjumlah 27
paling banyak responden adalah umur kehamilan
orang (90%) kurang setuju sebanyak 2 orang (6,7
antara 37-42 minggu yaitu 18 orang dengan
%), dan tidak setuju sebanyak 1 orang (3,3 %).
prosentase (60%), umur kehamilan < 37 minggu
sebanyak 10 orang dengan prosentase (33,3 %)

34
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

Tabel 9 Deskripsi Budaya Responden memilih Tabel 11 Deskripsi Statistik Tentang nilai rata-
penolong persalinan dilakukan tenaga kesehatan rata (X1), (X2), (X3), (X4), (X5), (X6), dengan
No Jawaban Jumlah Persentase (Y)
responden Variabel Nilai Nilai Nilai
1 ya 7 23,3 % Rata-rata terbesar terkecil
2 Tidak 23 76,7 % Pendidikan 2.8000 4 1
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa Pekerjaan 2.0333 4 1
paling banyak responden adalah mengambil Pendapatan 2.4667 3 2
keputusan ya berjumlah 7 orang dengan keluarga
prosentase (23,3 %) dan tidak ada 23 orang Pengetahuan 30.5000 36 19
dengan prosentase (76,7 %). Sikap 32.0000 36 21
Tabel 10 Deskripsi Responden memilih penolong Budaya 12.9000 16 11
persalinan Pengambilan 2.1333 3 1
No Jawaban Jumlah Persentase keputusan
responden penolong
1 Dokter 6 20 % bersalin
Obgyn/Kand
ungan Analisis regresi linier pendidikan (X1),
2 Bidan 22 73,3 % pekerjaan (X2), pendapatan keluarga (X3),
3 Dukun Bayi 2 6,7 % pengetahuan (X4), sikap (X5), dan Budaya (X6)
dengan pengambilan keputusan penolong bersalin
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa (Y):
paling banyak responden responden yang Y = - 1,411+ 0,157X1 + 0,129X2 + 0,222X3 +
memilih bidan sebagai tempat melakukan 0,024X4 + 0,025X5 + 0,060X6
pertolongan persalinan yaitu sebanyak 22 Pada persamaan tersebut diketahui bahwa
responden dengan prosentase (73,3 %), sebanya 6 koefisien regresi linier mempunyai tanda negatif
responden memilih melakukan persalinan di yang artinya semakin rendah pendidikan (X1),
dokter obgyn (20%) dan memilih dukun bayi pekerjaan (X2), pendapatan keluarga (X3),
sebanyak 2 responden dengan prosentase (6,7%). pengetahuan (X4), sikap (X5), dan budaya (X6),
Berdasakan tabel 11 dapat diketahui bahwa maka semakin tinggi pengambilan keputusan
bahwa pengaruh variabel bebas, pendidikan (X1), penolong bersalin (Y) tersebut begitu juga
pekerjaan (X2), pendapatan keluarga (X3), sebaliknya.
pengetahuan (X4), sikap (X5) dan budaya (X6)
Tabel 12 Analisis Ragam Regresi
terhadap pengambilan keputusan penolong
bersalin, semakin tinggi nilainya semakin besar Sumbe Deraja Jumlah Fhitung F0.05
pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan r t bebas Kuadran
penolong bersalin, begitu pula sebaliknya variasi
semakin kecil nilainya semakin sedikit pula Regres 6 6.455 24.464 2.52
pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan i 7
penolong bersalin. Galat 23 1.011
Disini dapat dilihat bahwa pengetahuan (X5) Total 29 7.467
yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap
pengambilan keputusan penolong persalinan dari Berdasarkan tabel 12 hasil analisis ragam
pada variabel perolehan pendidikan (X1), regresi di dapatkan variabel pendidikan (X1),
pekerjaan (X2), pendapatan keluarga (X3), sikap pekerjaan (X2), pendapatan keluarga (X3),
(X5) dan budaya (X6). pengetahuan (X4), sikap (X5), dan budaya (X6)

35
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

berpengaruh signifikan terhadap variabel terhadap pengambilan keputusan (Y) karena nilai
pengambilan keputusan penolong bersalin (Y), thitung =2,111 lebih besar dari ttabel =2,068.
hal ini terbukti dengan adanya nilai Fhitung yang Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
lebih besar dari F tabel yaitu 24,464 > 2,527. diambil suatu kesimpulan bahwa dari hasil
Dilihat pula dari koefisien determinasi sebesar pengujian dengan menggunakan analisis regresi
82,9% yang berarti bahwa terdapat pengaruh linier berganda tentang pengaruh pendidikan,
sebesar 82,9% dari variabel yang diteliti, pekerjaan, pendapatan keluarga,
sedangkan prosentasi lainnya dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan budaya, bahwa
faktor yang tidak diteliti. keenam variable tersebut mempunyai pengaruh
Tabel 13 Analisis Koefisien Regresi R square dan yang signifikan terhadap pengambilan keputusan
Thitung penolong bersalin
Variabel Koefesiensi Thitung
Regresi(R PEMBAHASAN
square) Dilihat dari hasil analisa data pada variabel
Pendidikan (X1) 0,328 2.933 pendidikan (X1) didapatkan nilai thitung>t0,05 yaitu
Pekerjaan (X2) 0,623 3.094 3.697 > 2.056 yang berarti ada pengaruh yang
0.252 2.596 signifikan antara stimulasi visual (X1) dengan
Pendapatan keluarga
perkembangan bayi usia 12-15 bulan (Y). Sesuai
(X3) teori yang dikemukan oleh Pudjdiadi (2005)
Pengetahuan (X4) 0,315 2.918
2.338 menyatakan bahwa peran orang tua Jika orang tua
Sikap (X5) 0.121 mengembangkan lingkungan yang menarik dan
0,119 2.111
Budaya (X6) merangsang maka bayi dapat mempelajari sendiri
Berdasarkan tabel 11 pada variabel Lebih lingkungannya. Teori ini menekankan bahwa
lanjut bila dianggap bahwa masing-masing orang tua adalah guru utama anak dimulai pada
variabel bebas adalah bebas satu sama lain, masa bayi. Apapun rangsangan atau stimulasi
pengaruh masing-masing variabel secara sendiri- yang diberikan oleh orang tua menjadi bekal bagi
sendiri dilihat pada tabel 11 dijelaskan bahwa perkembangan anak nantinya. Semua yang
nilai thitung pendidikan (X1) sebesar 2,933 lebih diajarkan baik melalui penglihatan, suara maupun
besar dari nilai ttabel 2,068 yang artinya sentuhan membentuk karakter dari anak tersebut.
pendidikan (X1) berpengaruh secara signifikan Hal ini sama dengan penelitian yang
terhadap pengambilan keputusan penolong dilakukan oleh Hasuki (2012) yang melakukan
bersalin (Y), variabel pekerjaan (X2) berpengaruh penelitian kepada 20 orang anak berusia 3-5
secara signifikan terhadap pengambilan tahun,untuk mengetahui pengaruh melatih anak
keputusan penolong bersalin (Y) Karena nilai menggunakan toilet dengan keteraturan
thitung =3,094 lebih besar dari nilai ttabel = 2,068, membuang air di toilet pada balita, dengan hasil
variabel pendapatan keluarga (X3) berpengaruh 12 orang (60%) kebiasaan buang air di toilet di
secara signifikan terhadap pengambilan atas rata-rata dengan persentil antara 90-95,
keputusan (Y) karena nilai thitung =2,596 lebih kemudian 8 anak (40%) belum biasa buang air di
besar dari ttabel =2,068, variabel pengetahuan (X4) toilet dalam kategori rata-rata dengan persentil
berpengaruh secara signifikan terhadap 78-80.
pengambilan keputusan (Y) karena nilai thitung Pada hasil analisis variabel tingkat stimulasi
=2,918 lebih besar dari ttabel =2,068, variabel sikap auditori (X2) didapatkan nilai thitung>t0,05 yaitu
(X5) berpengaruh secara signifikan terhadap 3.737 > 2.056, yang artinya ada pengaruh yang
pengambilan keputusan (Y) karena nilai thitung signifikan antara stimulasi auditori (X2) dengan
=2,338 lebih besar dari ttabel =2,068, dan variabel perkembangan bayi usia 12-15 bulan (Y). Hal ini
budaya (X6) berpengaruh secara signifikan sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Hasan

36
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

(2006), Untuk merangsang pendengaran, bersuara yang mempunyai permukaan yang bervariasi
(menirukan suara bayi, berbicara, bernyanyi) (lembut, licin, fleksibel dan kaku) juga
adalah sangat penting. Jumlah dan tipe bahasa memungkinkan pengalaman perabaan yang
yang digunakan di rumah selama periode bayi beragam
merupakan faktor penting dalam perkembangan Penelitian yang dilakukan oleh Malinda care
kecerdasan anak. Pemaparan terhadap berbagai (2011) terhadap 30 orang anak menunjukan
musik, suara harian keluar masuk rumah, bahwa 27 anak menginginkan lingkungan yang
membacakan untuk bayi akan membantu bersih di toilet ditunjang dengan ketersediaan air
rangsang pendengaran bayi. Tetapi jangan terlalu bersih dan jamban yang sesuai dengan usia anak,
berisik dan mengganggu. Bayi yang dihujani dengan adanya lingkungan yang kondusif untuk
dengan suara yang berisik (suara TV, radio, anak melakukan toilet training maka anak akan
teriakan, kegaduhan yang konstan) terlatih merasa tenang dan nyaman dalam buang air di
menghilangkan gangguan tersebut sehingga kelak toilet. Pengujian ragam regresi didapatkan nilai
sulit untuk membedakan dengan menggunakan Fhitung yaitu 14.697 sedangkan nilai F0,05 yaitu 4.18
pendengaran dan perhatian. yang berarti nilai Fhitung>F0,05 yang artinya ada
Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarini pengaruh yang signifikan antara stimulasi visual
(2012) pengaruh motivasi ibu dalam mengajarkan (X1), stimulasi auditori (X2) dan stimulasi
anak usia balita tentang toilet training taktil(X3) terhadap perkembangan bayi usia 12-15
menemukan bahwa semakin sabar dan telaten ibu bulan (Y).
dalam membiasakan anak masuk ke toilet ketika
anak ingin buang air maka anak akan terbiasa KESIMPULAN
buang air di toilet, ini dibuktikan 16 anak dari 21 1. Pengaruh variabel bebas, pendidikan,
anak sudah bisa mengatakan keinginannya untuk pekerjaan, pendapatan keluarga,
ke toilet saat ingin buang air. pengetahuan, sikap, dan budaya secara
Dan pada variabel stimulasi taktil (X3), bersama-sama terbukti kebenarannya yang
didapatkan nilai thitung>t0,05 yaitu 5.279 > 2.056 ditunjukkan oleh tingkat signifikannya yaitu
yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara Fhitung > Ftabel (24,464 > 2,527). Kontribusi
stimulasi taktil (X3) terhadap perkembangan bayi atau sumbangan variabel terikatnya, dilihat
usia 12-15 bulan (Y). Sesuai teori yang dan dinilai koefisien determinasi sebesar
dikemukan oleh Sunaryo (2003) menyatakan 0,829 berarti 82,9% varian skor variabel
bahwa Dari semua rangsang sensori, rangsang pengambilan keputusan penolong bersalin
raba (taktil) adalah yang paling penting untuk dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan,
perkembangan yang sehat. Sensasi sentuhan pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap,
adalah yang paling berkembang pada saat lahir, budaya dan sisanya 17,1% dipengaruhi oleh
dan telah berfungsi sejak sebelum lahir, jauh faktor lain.
sebelum fungsi sensasi lainnya berkembang. 2. Bila dianggap bahwa masing-masing
Memegang, menimang, mengurut, menepuk, variabel bebas adalah bebas satu sama lain,
menggoncang dan gerakan adalah sangat penting, pengaruh masing-masing variabel secara
termasuk memijat dan memandikan. Pengasuh sendiri-sendiri dapat dijelaskan bahwa thitung
dapat melakukan ini selama memberi makan, pendidikan (X1) sebesar 2,933 lebih besar
mengganti baju dan kegiatan rutin lamanya. lbu dari ttabel =2,068 yang artinya pendidikan
yang memberi botol dengan disangga, atau yang (X1) berpengaruh signifikan terhadap
meletakkan bayi di tempat tidur dengan botol pengambilan keputusan penolong bersalin
berarti merampasnya dari sensasi kehangatan dan (Y), variabel pekerjaan (X2) berpengaruh
kedekatan, juga merampas dan rangsang signifikan terhadap pengambilan keputusan
pandangan, pendengaran dan rabaan. Mainan penolong bersalin (Y) karena nilai thitung

37
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

=3,094 lebih besar dari nilai ttabel =2,068, dan UCAPAN TERIMA KASIH
variabel pendapatan keluarga (X3) Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak
berpengaruh signifikan terhadap terhingga kepada Yayasan Bina Patria Nusantara,
pengambilan keputusan penolong bersalin Bapak Rektor, Ibu direktur dan segenap civitas
(Y) karena nilai thitung =2,596 lebih besar dari Unitri, Bapak Camat soko Tuban, Bapak Kepala
nilai ttabel =2,068. variabel pengetahuan (X4) Desa Bangunrejo, dan seluruh responden yang
berpengaruh signifikan terhadap telah berperan dalam penelitian ini.
pengambilan keputusan penolong bersalin
(Y) karena nilai thitung =2,918 lebih besar dari DAFTAR PUSTAKA
nilai ttabel =2,068. variabel sikap (X5) Bangsu, Tamrin. 2001. Dukun Bayi Sebagai
berpengaruh signifikan terhadap Utama Tenaga Penolong Persalinan. Jurnal
pengambilan keputusan penolong bersalin Penelitian UNIB Volume VII. No. 2.
(Y) karena nilai thitung =2,338 lebih besar dari Depkes RI. 2005a. Rencana Strategi Departemen
nilai ttabel =2,068. Variabel budaya (X6) Kesehatan Republik Indonesia 2005-2009.
berpengaruh signifikan terhadap Jakarta.
pengambilan keputusan penolong bersalin ________. 2005b. Hasil Survei Kesehatan
(Y) karena nilai thitung =2,111 lebih besar dari Nasional (SUSENAS) Tahun 2004.
nilai ttabel =2,068 Jakarta.
3. Semakin rendah pendidikan, pekerjaan, Kontjaraningrat. 2004. Pengantar Antropologi.
pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap dan Bumi Aksara, Jakarta.
budaya maka akan sulit menentukan Kristiani, M. 2006. Hubungan Pemanfaatan
pengambilan keputusan dalam memilih Bidan dengan Cakupan Program Kesehatan
penolong persalinan. Ibu dan Anak Puskesmas di Kabupaten
4. Semua faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan
pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap dan Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara
budaya berpengaruh secara signifikan, faktor Barat. Working Paper Mahasiswa UGM
yang dominan yang mempengaruhi yaitu Gadjah Mada, Yogyakarta.
pengetahuan Manuaba IB. G. 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
SARAN EGC, Jakarta.
1. Bagi institusi Notoatmodjo. 2003. Pengantar Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,
digunakan sebagai bahan tambahan sumber Jakarta.
kepustakaan sebagai kajian baru dalam . 2003. Metode Penelitian Kesehatan.
bidang kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
2. Bagi peneliti selanjutnya Permata, Putri, S. 2001. Hubungan Pendidikan,
Disarankan untuk melakukan penelitian Pengetahuan Kesehatan Maternal, dan
lebih lanjut penelitian ini dengan Pendapatan dengan Efektifitas Gerakan
menggunakan variabel penelitian dan Kasih Sayang Ibu dalam Meningkatkan
tempat yang berbeda. Cakupan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan. Jurnal Penelitian UNIB. Volume
3. Bagi tenaga kesehatan
VIII No. 2.
Dapat dijadikan bahan dalam memberikan
Rokhim, A. 2005. Analisis Faktor-faktor yang
pengetahuan atau penyuluhan pentingnya
Mempengaruhi Keputusan Pasien dalam
pertolongan persalinan ditenaga kesehatan.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Rawat
Inap RS Al-Huda sebagai Dasar Penyusunan

38
Volume 2, Nomor 2 Desember 2014, 31-39

Strategi Pemasaran. Tesis Pasca Sarjana Sastroasmoro, S, dan ismael, S. 2002. Dasar-
UGM, Yogyakarta. dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian
Robbins, S. P. 2001. Perilaku Organisasi: Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta.
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Versi Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan.
Bahasa Indonesia. Jilid 1. Prenhalindo, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya.
Jakarta. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Robbins. P.S. 2002. Prinsip-prinsip perilaku Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi.
Organisasi. Edisi Kelima. Penerbit erlangga, Alphabet, Bandung.
Jakarta. Suprapto, A. Pola Pertolongan Persalinan 5
Rivai. V. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Tahun Terakhir Hubungannya dengan
Organisasi. Edisi Kedua. Rajawali Press, Faktor Sosial Ekonomi di Indonesia.
Jakarta. (online), http://digilib.litbang.depkes.go.id.

39

Anda mungkin juga menyukai