OLEH
NIM : 30718004
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL KASUS
17 Februari 2021
MAHASISWA
NIM 30718004
PENDAHULUAN
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data pada klien
2. Mampu melakukan analisa dan interpretasi data
3. Mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial klien
4. Mampu melakukan tindakan segera kepada klien sebuah masalah
5. Mampu merencanakan tindakan yang tepat untuk klien
6. Mampu melaksanakan asuhan sesuai perencanaan yang telah dibuat
7. Mampu memberi atau membuat evaluasi atas tindakan yang telah
dilakukan
1.3 Teknik Pengumpulan data
a. Wawancara :
b. Observasi :
c. Praktek langsung :
d. Studi dokumen :
Melihat rekam medis pasien yang meliputi catatan kesehatan klien dan
terapi yang diberikan pada klien
e. Daftar pustaka :
Bab III: Berisi tinjauan kasus yang berisikan pengkajian data, identifikasi
masalah/
Bab IV: Pembahasan yang berisi Kesenjangan antara teori dengan kasus/
Praktek di lapangan
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasi
1. Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi merupakan pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang
(Lisnawati, 2011).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Kemenkes RI 2013 )
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut
ia tidak menjadi sakit. Kebakaran yang diperoleh dari imunisasi dapat
berupa kekebalan pasif maupun aktif (Ranuh, et.al, 2011).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
kepada seseorang, menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok
masyarakat (populasi),Atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti
yang pernah ada yaitu pada keberhasilan imunisasi cacar variola (Ranuh,
et.al, 2011).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati & Andhini,
2010).Program imunisasi mempunyai tujuan umum yaitu menurunkan
angka kesakitan kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31).Sedangkan tujuan khusus program ini adalah
tercapainya eliminasi dampak pada tahun 2015 dan pengendalian penyakit
rubella 2020, serta terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta
pengelolaan limbah medis (Kemenkes RI, 2013).
3. Manfaat imunisasi
Menurut proverawati dan Andini 2010 manfaat imunisasi tidak hanya
dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,Ada
beberapa manfaat untuk berbagai pihak antara lain:
a. Untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian
b. Untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman hal ini mendorong
penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, Menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
4. Dampak Imunisasi
Nilai (value)Vaksin dibagi dalam 3 kategori yaitu secara individu
sosial dan keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. secara
individu Apabila anak telah mendapat vaksinasi maka 80% sampai 95%
akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas. Makin banyak bayi atau
anak yang mendapat vaksinasi (dinilai dari cakupan imunisasi) makin
terlihat penurunan angka kesakitan (mobilitas) dan kematian (mortalitas)
(Ranuh, et.al, 2011).
Kekebalan individu ini akan mengakibatkan pemutusan rantai
penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yang
hidup bersamanya,Inilah yang disebut keuntungan sosial. karena dalam hal
ini 5% sampai 20% anak yang tidak diimunisasi kan aku kan juga terlindung
disebut Herd immunit.Menurunnya angka morbiditas akan menurunkan
biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit,Mencegah kematian dan
kecacatan yang akan menjadi beban masyarakat seumur hidupnya .Upaya
pencegahan penyakit infeksi pada anak, berarti akan meningkatkan kualitas
hidup anak dan meningkatkan daya produktivitas karena 30% dari anak-
anak masa kini adalah generasi yang akan memegang kendali pemerintahan
di masa yang akan datang (Ranuh, et.al, 2011).
5. Jenis-jenis imunisasi
Imunisasi dapat terjadi secara alamiah dan buatan, di mana masing-masing
imunitas tubuh dapat diperoleh secara aktif maupun secara pasif.
a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian hukuman atau racun kuman
yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. imunisasi aktif
merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan
terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan
humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga bila benar benar-
benar Terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon
(Maryunani, 2010)
Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral atau
melalui mulut. Terhadap pemberian vaksin tersebut, maka tubuh
membuat zat-zat anti terhadap penyakit bersangkutan ( Oleh karena
itu dinamakan imunisasi aktif, kadar zat dapat diukur dengan
pemeriksaan darah) dan oleh sebab itu menjadi imun terhadap
penyakit tersebut. jenis imunisasi aktif antara lain vaksin BCG, vaksin
DPT (Difteri pertusis tetanus), vaksin polio, vaksin campak, vaksin
typs (typus abdominalis), toxoid tetanus dan lain-lain (Maryunani,
2010).
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien,
dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus
memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya.
antibodi yang ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan
terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus. mekanisme
kerja antibodi terhadap infeksi bakteri melalui netralisasi toksin,
opsonisasi atau bakteriolisis. kerja antibodi terhadap infeksi virus
melalui netralisasi virus, pencegahan masuknya virus ke dalam sel dan
promosi sel natural killer untuk melawan virus. Dengan demikian
pemberian antibodi akan menimbulkan efek proteksi segera, tetapi
karena tidak melibatkan sel memori dalam sistem imunitas tubuh
maka proteksinya bersifat sementara selama antibodi masih aktif
didalam tubuh resipien, perlindungannya singkat. karena tubuh tidak
membentuk memori terhadap patogen atau antigen spesifiknya
(Ranuh, et.al, 2011).
Transfer imunitas pasif dapat terjadi saat seseorang menerima
plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk
menunjang kekebalan tubuhnya (Ranuh, et.al, 2011).Imunisasi pasif di
mana zat antinya didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntik
bahan atau serum yang mengandung zat anti. zat anti ini didapat oleh
anak dari luar dan hanya berlangsung pendek, yaitu 2- 23 Minggu
karena zat anti seperti ini akan dikeluarkan kembali dari tubuh anak
(Maryunani, 2010).
B. Penyelenggaraan imunisasi di Indonesia
Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan
terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur
(WUS) dan ibu hamil. berdasarkan sifat penyelenggaraannya imunisasi
dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan pilihan.
1. Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah
untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi
yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular
tertentu. imunisasi pasif terdiri dari imunisasi rutin, tambahan, dan khusus
(Kemenkes RI, 2013).
a. Imunisasi rutin
Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi Yang secara rutin dan
terus-menerus harus dilaksanakan pada periode tertentu yang telah
ditetapkan. berdasarkan tempat pelayanan imunisasi rutin dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Data subjektif
1) Identitas
2) Keluhan utama
a) Imunisasi
Pada bayi yang akan di imunisasi bayi tidak boleh sedang sakit
atau setelah sakit tetapi keadaan bayinya belum sepenuhnya
pulih (Proverawati & Citra, 2010).
d) Riwayat sosial
a) Pola Nutrisi
b) Pola eliminasi
Pada bayi usia 2-6 bulan normalnya BAB sebanyak 1-2 x/hari
dan untuk frekuensi BAK sebanyak 5-6 x/hari (Marimbi, 2010).
Pada bayi usia 2-6 bulan untuk tidur siang normalnya 1,5 - 2,5
jam dan untuk tidur malamnya 9-10 jam (Marimbi, 2010).
b. Data Obyektif
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah :-
Suhu : 36 - 37,5 0C
Respirasi : 30 – 60 x/menit
Permpuan : 50 – 70 cm
LILA :16 - 19 cm
LIKA : 42 - 47 cm
LIDA : 44 - 50 cm (Mantondang, 2010)
Pemeriksaan sistematis
DS:
1. Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya yang bernama By.
… usia...bulan (Muscari, 2010).
2. Ibu mengatakan anaknya sekarang sedang tidak sakit (Proverawati &
Citra, 2010)
DO:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan Darah : -
4. Suhu : 36 - 37,5 0C
6. Respirasi : 30 – 50 x/menit
Permpuan : 50 – 70 cm
III. Intervensi
Tanggal : jam :
Kriteria hasil :
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : -
Suhu : 36 - 37,5 0C
Respirasi : 30 – 50 x/menit
Permpuan : 50 – 70 cm
IV. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efisien dan aman (Ambarwati & Diah, 2010)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan.
V. Evaluasi
NIM : 30718004
I.PENGKAJIAN
A. Data subjektif
1. Identitas klien (Periksa tanggal 17-02-2020 Jam 09.00 WIB) No. Reg
0200230
Nama Klien : By.”N” Nama Ayah : Tn.”D”
Umur : 4 bulan Umur : 28 tahun
Suku / Kebangsaan :Jawa/ Indonesia Suku/Kebangsaan Jawa/Indonesia
Pendidikan :- Pendidikan : SMA
Pekerjaan :- Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : 3.500.000
Agama :Islam Agama : Islam
Alamat : Banjaran RT 7 RW 9 Kota Kediri
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada yang dikeluhkan oleh bayinya, bayinya sehat
dan aktif
4. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang lalu
b. Penyakit sekarang
c. Penyakit keluarga
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
6. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan anaknya sangat diterima dilingkungan dan juga
didalam keluarganya
7. Imunisasi
c. Pola istirahat : tidur siang 2 jam, tidur sore 2 jam, tidur malam
10 jam/hari
B. Data objektif
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah :-
Suhu : 36,9 0C
Nadi : 91 x/menit
Respirasi : 35 x/menit
BB : 6,5 kg
PB : 68 cm
Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Mulut & gigi : bersih, tidak ada oral trust, lidah bersih
- Leher : bersih
- Axilla : bersih
b. Palpasi
- Turgor : baik
1. Ku : baik
2. Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,9 0C
Nadi : 91 x/menit
Respirasi : 35 x/menit
BB : 6,5 kg
PB : 68 cm
DX: By. N usia 4 bulan dengan imunisasi Polio 3
Kriteria hasil:
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah :-
Suhu : 36 - 37,5 0C
Respirasi : 30 – 50 x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan yang dilakukan
penulis kepada By. N usia 4 bulan dengan imunisasi polio di Puskesmas Kota
Wilayah Utara. Asuhan kebidanan di lakukan dengan langkah langkah
manajemen asuhan Kebidanan Varney. Pembahasan di Bab ini, menguraikan
kesenjangan yang di temukan antara teori dengan kasus yang diambil
A. Pengkajian
Pada kasus By. N usia 4 bulan dengan imunisasi polio ini
pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung pada
pasien. Dimana wawancara menghasilkan data subjektif Ibu mengatakan
anaknya berusia 4 bulan sudah waktunya imunisasi polio. Pemberian
imunisasi polio tetes diberikan pada bayi usia 1-6 Bulan dengan interval
pemberian 4 minggu dan diberikan sebanyak 4 kali (PUSDIKNAKES,
2014).
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus
Sedangkan data objektif menghasilkan data obyektif berupa Ku:
Baik, kesadaran: Composmentis, suhu: 36,90C, N: 95 x/menit, RR: 35
x/menit, BB: 6,5 kg, PB: 68 cm, pada pemeriksaan Khusus Inspeksi
(kepala: simetris, bersih, tidak ada cephal; muka: simetris, tidak pucat;
mata: simetris, sclera putih, tidak kuning, konjungtiva merah muda;
hidung: simetris, bersih, tidak ada polip; mulut: bersih, tidak ada oral trust,
lidah bersih; telinga: simetris, bersih; leher: bersih; axilla: bersih;
payudara: bersih, simetris; perut: tidak buncit, tidak ada omfalokel,
ekstremitas: tidak sindactil, tidak polidaktil, tidak ada bekas luka), palpasi
(UUB: belum menutup; UUK: belum menutup; turgor: baik), auskultasi:
tidak ada bunyi wheezing dan rongki, irama jantung regular, perkusi: perut
tidak kembung. Sedangkan pada teori untuk data subyektifnya antara lain
yaitu keluhan utamanya adalah alasan orangtua membawa anaknya untuk
mencari layanan kesehatan (Muscari, 2010). Keluhan utama juga bisa
berupa gejala atau kelainan yang terjadi pada pasien (Matondang, dkk,
2009). Sedangkan untuk data obyektifnya berupa ku: baik, kesadaran:
composmentis, suhu: 36 - 37,5 0C, N: 80-120 x/menit, RR: 20 – 40
x/menit, BB : 3,2 -9,5 kg PB: Permpuan : 50 – 70 cm (Mantondang, 2010).
Dan untuk pemeriksaan fisiknya antara lain, kepala: tidak ada benjolan,
rambut hitam, UUK belum menutup, UUB belum menutup, simetris.
Muka: bersih, simetris, tidak bengkak, tidak pucat. Mata: simetris, bersih,
sclera putih, konjungtiva merah muda. Hidung: simetris, tidak ada secret,
tidak ada polip. Mulut: merah, lidah bersih, gigi bawah dan atas sudah
tumbuh. Telinga: simetris, tidak ada serumen, tidak ada keluaran. Leher:
tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid. Axilla: tidak ada pemb. Kel.
Getah bening, bersih. Dada: simetris, bentuk normal, tidak ada bunyi
wheezing & ronchi, irama normal. Perut: tidak buncit, tidak terdapat masa,
tidak kembung. Genetalia: testis sudah turun ke sekrotum, tidak ada
kelainan hipospadia. Ekstremitas: simetris, gerak bebas, turgor baik
(Muscari, 2010). Sehingga antara teori dan praktek dilapangan tidak ada
kesenjangan.
B. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data dalam asuhan kebidanan ditemukan diagnosa By.
N usia 4 bulan dengan imunisasi polio. Sedangkan pada teori By. … usia
…dengan imunisasi polio (Ismoedijanto, 2003). Sehingga antara teori dan
praktik yang ada dilapangan tidak mengalami kesenjangan.
C. Intervensi
Intervensi pada kasus dilapangan sebenarnya sama dengan yang
ada diteori tetapi ada beberapa tambahan yang tidak ada pada teori.
Intervensi yang dibuat dilapangan antara lain lakukan pendekatan pada
bayi dan ibu bayi dengan melakukan komunikasi terapeutik, jelaskan pada
ibu tentang imunisasi polio, beritahu ibu tentang efek samping imunisasi
polio, jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, persiapkan alat dan
posisi bayi untuk diimunisasi, berikan vaksin polio dengan cara
meneteskan dimulut bayi sbanyak 2 tetes, catat tanggal pemberian
imunisasi, beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya. Sedangkan pada teori
intervensinya yaitu Orang tua memegang bayi dengan lengan kepala di
sangga dan dimiringkan ke belakang, Mulut bayi dibuka hati-hati
menggunakan ibu jari atau dengan menekan pipi bayi dengan jari-jari,
Teteskan dengan 2 tetes vaksin dari alat tetes ke dalam lidah Jangan
biarkan alat tetes menyentuh bayi (PUSDIKNAKES, 2014). Beritahu ibu
tentang efek samping yang akan timbul dan penanganannya, catat pada
buku KIA imunisasi yang sudah diberikan. Sehingga intervensi yang ada
dilapangan tidak mengalami kesenjangan tetapi ada penambahan pada
poin intervensi yang ada dilapangan, karena petugas dilapangan sangat
membutuhkan hubungan kerjasama yang terjalin baik anatara pasien dan
petugas kesehatan sehingga ada tambahan intervensi lakukan pendekatan
pada bayi dan ibu bayi dengan melakukan komunikasi terapeutik. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus
D. Implementasi
Pada kasus ini implementasi sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat dilapangan, yang berarti tidaka memiliki kesenjangan dengan
implementasi yang ada pada teori. Dan evaluasi sesuai dengan kriteria
hasil dan tujuan yang mengacu pada implementasi pada lapangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, S. B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.
Yogyakarta: Kanisisus.
Lisnawati, Lilis, 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Jakarta : CV Ttans Info
Media.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Ranuh dkk. 2011. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi IDAI.
Sutanto, Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori Dalam
Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Buku Ajar Imunisasi 2014.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan pelatihan Tenaga kesehatan.