Anda di halaman 1dari 12

1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DISKUSI


KELOMPOK TERHADAP SIKAP IBU BAYI USIA 0-12 BULAN DALAM
PELAKSANAAN IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DTP PAGELARAN CIANJUR

ABSTRAK
Kuslan Sunandar, SKM,.M.Kep,.Sp.Kom1 Ns. Asri Handayani, S.Kep.,M.Kep2
Muhammad Alam Niskala Wastu Kencana,S.Kep3 123 Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung,
Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung

Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada bayi sesuai dengan
umurnya. Berdasarkan data yang didapatkan dari sistem informasi database
bulanan bahwa data imunisasi Oktober tahun 2014 jumlah imunisasi HB-O
sebanyak 74.5%, BCG 73.8 %, DTP HB 73.8%, Polio 73.8%, Campak 75.5%.
Dari paparan diatas menurut data puskesmas yang ada Di Wilayah Kerja
Puskesmas DTP Pagelaran Cianjur bahwa target untuk mencapai imunisasi
belum tercapai. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan Metode diskusi kelompok Terhadap Sikap Ibu Bayi Usia 0-12
Bulan dalam Pelaksanaan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Pagelaran
Cianjur. Jenis penelitian eksperimen, dengan rancangan one group pretest-post
test.
Hasil penelitian didapatkan sikap pada ibu bayi usia 0-12 bulan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode diskusi kelompok yaitu sikap
kurang sebanyak 27 orang (90%), sikap sesudah dilakukan sikap baik sebanyak
16 orang (53.3%), p-value 0, 002 artinya ada pengaruh yang signifikan.
Saran diberikan konseling dan penyuluhan atau sosialisasi secara berkala
mengenai imunisasi khususya bagi sikap ibu yang kurang sehingga dapat lebih
mengerti terhadap pentingnya imunisasi bagi bayi.
Kata Kunci

: Diskusi Kelompok, Pendidikan Kesehatan, & Imunisasi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi manusia
(UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU
Kes. No. 36 Tahun 2010) dan sekaligus
sebagai investasi, sehingga perlu
diupayakan,
diperjuangkan
dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan
seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup
sehat,
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat yang optimal (Notoatmodjo,
2007).
Kesehatan menurut World Health
Organization (WHO) adalah keadaan
sempurna baik fisik, mental dan sosial,
tidak hanya bebas dari penyakit dan
cacat, juga
dapat diukur
dari
produktivitas dalam arti mempunyai
pekerjaan atau penghasilan secara
ekonomi. Kesehatan Keadaan Sejahtera
Badan, Jiwa, dan Sosial yang
menyatakan bahwa setiap orang berhak
hidup produktif secara sosial dan
Ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
Pembangunan kesehatan merupakan
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan
nasional.
Pembangunan
kesehatan
berkembang
dengan
cepat
dan
menyentuh seluruh segi kehidupan
sehingga perlu disusun tatanan upaya
kesehatan
sekaligus
partisipasi
masyarakat. Salah satunya adalah
dengan
memberikan
pelayanan
kesehatan yang terjangkau kepada
masyarakat dengan diselenggarakannya
pos pelayanan terpadu (Posyandu)
(Ismawati, 2010).
Kegiatan di posyandu merupakan
kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan dari masyarakat

oleh masyarakat dan untuk masyarakat


yang dilaksanakan oleh kader-kader
kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan
dan
pelatihan
dari
puskesmas
mengenai
pelayanan
kesehatan dasar. Kader adalah tenaga
sukarela yang umumnya berasal dari
kalangan ibu-ibu rumah tangga yang
juga merupakan anggota Penggerak
Pemberdaya dan kesejahteraan keluarga
(PKK) diwilayah tempat tinggalnya dan
juga merupakan cermin dari unsur
kegiatan swadaya masyarakat yang
peduli terhadap penanganan berbagai
masalah diantaranya dengan kegiatan
imunisasi (Meilani, Setyawati, dkk.
2009).
Kegiatan imunisasi diselenggarakan di
Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun
1977 kegiatan imunisasi diperluas
menjadi
Program
Pengembangan
Imunisasi
(PPI)
dalam
rangka
pencegahan
penularan
terhadap
beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan
Imunisasi
(PD3I)
yaitu
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak,
Polio, Tetanus serta Hepatitis B
(Kemenkes RI, 2001).
Beberapa penyakit yang saat ini menjadi
perhatian
dunia
dan
merupakan
komitmen global yang wajib diikuti oleh
semua negara adalah eradikasi polio
(ERAPO),
eliminasi
campak

pengendalian rubella (EC-PR) dan


Maternal Neonatal Tetanus Elimination
(MNTE) (Kemenkes RI, 2001).
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya
diberikan pada bayi sesuai dengan
umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan
sistem kekebalan tubuh dapat bekerja
secara optimal. Pada kondisi tertentu
beberapa bayi tidak mendapatkan
imunisasi
dasar
secara
lengkap.
Kelompok inilah yang disebut dengan
drop out (DO) imunisasi. Bayi yang
mendapatkan imunisasi DPT/HB1 pada
awal pemberian imunisasi, namun tidak
mendapatkan imunisasi campak, disebut
Drop Out Rate DPT/HB1- Campak.
Indikator
ini
diperoleh
dengan

menghitung selisih penurunan cakupan


imunisasi campak terhadap cakupan
imunisasi DPT/HB1 (Kemenkes 2001).
Drop Out Rate imunisasi DPT/HB1Campak pada tahun 2012 sebesar 3,6%.
Angka ini lebih rendah dibandingkan
tahun 2011 sebesar 4,4%. DO Rate
DPT/HB1-Campak
menunjukkan
kecenderungan penurunan sejak tahun
2006 sampai dengan tahun 2012 yang
artinya semakin sedikit bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap. DO rate DPT/HB1-campak
diharapkan agar tidak melebihi 5%.
Batas minimum tersebut telah berhasil
dipenuhi sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012 (Kemenkes 2102).
Beberapa
imunisasi
yang
wajib
diberikan pada bayi adalah imunisasi
BCG, HB. DPT, polio, dan campak.
BCG seringkali digunakan sebagai
cerminan proposi bayi yang dilindungi
dari bentuk tuberkolosis yang selama 1
tahun pertama hidupnya, dan juga
digunakan sebagai salah satu indikator
akses
ke
pelayanan
kesehatan
(Kemenkes 2001). Penyakit bayi yang
dapat dicegah dengan imunisasi
diantaranya,
BCG,
DPT,
Polio,
Hepatitis, dan imunisasi campak. Hal ini
merupakan faktor penting dalam
mengurangi angka kematian bayi, 22
tujuan yang disepakati dalam pertemuan
dunia bayi, salah satunya adalah
mempertahankan cakupan imunisasi
sebesar 90% (Kemenkes 2102).
Seluruh negara ASEAN menekankan
bahwa imunisasi diberikan pada bayi
usia 0-12 bulan dan merupakan
imunisasi terakhir yang diberikan
kepada bayi diantara imunisasi wajib.
Indikator pelaksanaan imunisasi yaitu
salah satunya dengan imunisasi campak
dengan penanggulangan campak, BCG,
Polio3, dengan tujuan utama untuk
menurunkan angka kematian campak,
BCG, Polio3, sebanyak 50 % pada tahun
2005 dibandingkan dengan tahun 1999.
Strategi tersebut berupa akselarasi
surveilans campak, status imunisasi

rutin tinggi (cakupan 90% di 100%


Kabupaten) dan pemberian dosis kedua
campak. ( Dep.Kes, 2004). Selain itu
cakupan imunisasi campak, BCG,
Polio3, juga menggambarkan besarnya
cakupan bayi yang telah mendapat
imunisasi lengkap. Indonesia sebanyak
97% bayi telah mendapatkan imunisasi
BCG, 93% mendapatkan imunisasi
polio3, dan 89% mendapatkan imunisasi
campak (Kemenkes 2001). Indikator
lain yang diukur untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan imunisasi
adalah Universal Child Immunization
atau yang biasa disingkat UCI
sedangkan UCI adalah gambaran suatu
desa/kelurahan dimana 80% dari
jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di
desa/kelurahan tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap. Target UCI
pada Renstra tahun 2012 adalah sebesar
90% (Kemenkes 2102).
Pencapaian cakupan imunisasi di
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012
yaitu imunisasi BCG sebesar 100%,
imunisasi DPT3+HB 3 sebesar 99,4%,
imunisasi polio 4 sebesar 97,9%, dan
imunisasi
campak sebesar 97,7%
sedangkan untuk cakupan Hepatitis 0-7
hari sebesar 91,7%. Terdapat kenaikan
cakupan dibandingkan dengan tahun
2011 termasuk untuk tingkat Droup Out
(DO) juga menurun sebesar 3,8%
(Kemenkes 2001).
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
mengeluarkan target jumlah balita yang
harus mengikuti program Imunisasi di
Kabupaten Cianjur tahun 2013 sebanyak
210.626. Untuk mengejar target ini,
Dinas Kesehatan menerjunkan hampir
17.000 kader Posyandu serta 3.000
tenaga medis dibantu unsur Kelurahan
dan Kecamatan di 2.791 pos imunisasi
di 32 Kecamatan. BCG 75%, polio1
65,5%, polio2 85,5%, polio3 77%,
polio4 62,4%, HB 79%, DPT1 66%,
DPT2 54%, DPT3 87,3%, campak
60,5%. Cakupan imunisasi pada tahun
2013 yaitu: BCG 83,9%, polio1 83,9%,
polio2 81,9%, polio3 80%, polio4

78%, HB 87%, DPT1 83,9%, DPT2


82,6%, DPT3 80%, campak 78%
(Laporan Dinkes Kabupaten Cianjur
2013)
Ibu bayi harus memahami info yang
benar seputar imunisasi, bahwa vaksin
berbahaya, dibuat dari janin bayi,
mengandung racun, lemak babi,
mengakibatkan
autisme
atau
menimbulkan kematian. Berdasarkan
perhitungan BPS, Angka Kematian Bayi
(AKB) di Provinsi Jawa Barat tahun
2007 sebesar 39 per seribu kelahiran
hidup dan jika dibandingkan dengan
Provinsi lain, Jawa barat menduduki
urutan ke 12, sedangkan Angka
Kematian paling kecil adalah Provinsi
DKI Jakarta (28 per seribu kelahiran
hidup) (Kemenkes 2102).
Jumlah Kematian Bayi periode 5 tahun
terakhir
mengalami
stagnasi,
berdasarkan laporan SDKI 2007 dan
2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000
kelahiran mati bayi (59,4%), sedangkan
jika dibandingkan dengan angka
kematian balita kematiaan neonatal
menyumbang 47,5%. Hasil estimasi
angka kematian bayi di atas merupakan
AKB dalam periode 5 tahun terakhir
sebelum survei, misalnya pada SDKI
tahun 2012 menggambarkan AKB untuk
periode 5 tahun sebelumnya yaitu tahun
2008-2012 yang sebesar 19 per 1.000
kelahiran hidup (Kemenkes 2001).
Salah satu upaya menurunkan jumlah
kematian bayi diantaranya dengan cara
rutin mengimunisasikan bayi setiap
bulan dari mulai usia 0-12 bulan. Jumlah
Kematian Bayi di Kabupaten Cianjur
setiap
tahunnya
diperoleh
dari
perhitungan yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.
Namun Berbagai upaya telah dilakukan
untuk menurunkan jumlah kematian
bayi tersebut di Kabupaten Cianjur
kepedulian masyarakat terutama ibu
yang memiliki bayi belum bisa peduli
terhadap kesehatan terutama imunisasi.
Sementara hasil dari berbagai upaya
yang telah dilakukan di Kabupaten

Cianjur menunjukan adanya penurunan


jumlah kematian bayi dari 50,23% pada
tahun 2000, kemudian 49,36% pada
tahun 2001, 47,94% pada tahun 2002,
dan menjadi 46,04% pada tahun 2004
(proyeksi). Estimasi jumlah kematian
bayi dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) berdasarkan hasil
perhitungan dari data sensus atau survei
yang dilakukannya (Data Profil DTP
Puskesmas Pagelaran 2013).
Berdasarkan data yang didapatkan dari
sistem informasi database bulanan
bahwa data imunisasi Oktober tahun
2014 jumlah imunisasi HB-O sebanyak
74.5%, BCG 73.8 %, DTP HB 73.8%,
Polio 73.8%, Campak 75.5%. Dari
paparan diatas menurut data puskesmas
yang ada Di Wilayah Kerja Puskesmas
DTP Pagelaran Cianjur bahwa target
untuk mencapai imunisasi belum
tercapai. Kurang tercapainya imunisasi
tersebut dipengaruhi karena sikap ibu
bayi terhadap imunisasi masih kurang.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan
kelatarbelakngan ibu bayi dengan sikap
yang kurang pemahaman dengan
pelaksanaan ibu bayi dipengaruhi
dengan
adanya
karakteritik
ibu
diantarnya usia, pendidikan, dan
pekerjaan.
Salah satu tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan kelatarbelakngan dengan
pengaruh sikap yang kurang yaitu
dengan cara melakukan intervensi yang
diberikan kepada ibu bayi terhadap
imunisasi, padahal sebelumnya sudah
dilakukan
mengenai
pendidikan
kesehatan dengan metode penyuluhan
yaitu memberikan penyuluhan yang
artinya seperti memiliki berbagai
kegiatan-kegiatan agar tujuan yang
diinginkan penerapan teknologi, pola
pikir, cara kerja, dapat tercapai.
Kegiatan itu harus dilakukan secara
teratur dan terarah, tidak mungkin
dilakukan begitu saja. Oleh karena itu,
memerlukan pendekatan, metode dan
teknik yang dapat digunakan dalam
rangka
mengubah
(mendidik,

membimbing, menerapkan) pola dan


sikap ibu bayi dan pola pikir dengan
sasaran tersebut, sehingga kelompok
sasaran tersebut dapat menolong diri
sendiri terutama pada ibu bayi. Hal ini
dengan adanya penyuluhan dan tindakan
tersebut belum bisa mempengaruhi sikap
ibu terhadap imunisasi sehingga
imunisasi masih kurang. Sikap yang
kurang dipengaruhi oleh karakteristik
yang berarti salah satu aspek
kepribadian yang menggambarkan suatu
susunan batin manusia yang nampak
pada kelakuan dan perbuatan Manusia
diciptakan dengan unik, berbeda satu
sama lain dan tidak satupun yang
memiliki ciri-ciri persis sama meskpun
merekapersis kembar idetik. Oleh
karena itu individu pasti memiliki
karakter yang berbeda dengan individu
yang lainnya.
Perbedaan individu ini dinamakan
kodrat manusia yang bersifat alami
diantaranya
pengaruh
karena
kelatarbelakangan usia ibu, usia bayi,
pekerjaan dan pendidikan, dengan
adanya pengaruh tersebut tindakan yang
harus dilakukan agar menindaklanjuti
kelatarbelakngan yang kurang tersebut
diataranya melakukan pemahaman pada
sikap yang kurang yaitu dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan.
Maka dari itu peneliti mencoba
melakukan atau tindakan intervensi
mengenai pendidikan kesehatan dengan
metode diskusi kelompok, dengan
tujuan metode diskusi kelompok ini
diharapkan agar sikap ibu memahami
dan mengerti pentingnya imunisasi
secara dini, adapun media yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu
Leaflet, alasan memilih media leaflet
dengan tujuan simple dan mudah, selain
itu bahasanya sedikit sehingga mudah di
pahami oleh ibu bayi, selain itu dalam
penelitian ini peran perawat ikut serta
dan mampu memberikan tindakan
perawat dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan menggunakan
metode diskusi kelompok, mungkin

dengan pendidikan kesehatan dengan


metode diskusi kelompok ini yang
dilaksanakan oleh perawat dapat
mempengaruhi sikap ibu terhadap
imunisasi. Diskusi kelompok ini akan
dilakukan dalam setiap kelompoknya
terdiri 15 orang yang dilakukan setiap 1
minggu sekali dengan ibu bayi yang
berbeda, yang dikendalikan oleh kader.
Adapun
peran
perawat
dalam
Pendidikan kesehatan ini bahwa peran
serta perawat sangat penting untuk
melakukan
pendidikan
kesehatan
sebagai keterampilan dasar yang dapat
dilakukan seseorang dirumah atau
komunitas yang bertujuan meningkatkan
kesehatan yang sejahtera (Potter & Perry
2005).
Hasil penelitian Tahun 2012 yang
dilakukan Oleh Ertawati M. Mandesa
yang dilakukan di Universitas Sam
Ratulangi Manado yang berjudul tentang
Pengaruh
Pedidikan
Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Orang
Tua Tentang Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi (KIPI) didapatkan hasil
analisis dengan menggunakn uji paired
t-test. Dampak pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan orang tua tentang
KIPI didapatkan nilai t hitung sebesar 16.399 dengan signifikansi (nilai p)
=0,000 berarti sangat berpengaruh.
Hasil penelitian Tahun 2013 yang
dilakukan Oleh Agnes Widyani Palupi
yang berjudul tentang Pengaruh
Penyuluhan
Imunisasi
Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Tentang Imunisasi Dasar lengkap pada
Bayi Sebelum Usia 1 Tahun didapatkan
hasil Terdapat pengaruh pemberian
penyuluhan
imunisasi
terhadap
peningkatan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dasar lengkap pada bayi
sebelum usia 1 tahun, yang berarti ada
perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan
responden
yang
mendapatkan penyuluhan imunisasi
dengan yang tidak mendapatkan
penyuluhan atau dapat juga dikatakan
bahwa penyuluhan tentang imunisasi

dasar lengkap berpengaruh secara


signifikan
terhadap
peningkatan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
lengkap.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode Eksperimen yang
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala
atau pengaruh yang timbul, sebagai
akibat dari adanya perlakuan tertentu.
Ciri khusus dari penelitian eksperimen
adalah adanya percobaan atau trial.
Percobaan itu berupa perlakuan atau
intervensi terhadap suatu variabel. Dari
perlakuan tersebut diharapkan terjadi
perubahan atau pengaruh terhadap
variabel yang lain (Notoatmodjo,2002).
Penelitian yang dilakukan ini merupakan
penelitian pra eksperimen semu dengan
bentuk rancangan one group pretest-post
test. Penelitian ini mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan satu kelompok subjek
diobservasi sesudah dilakukan intervensi
(Notoatmodjo, 2003).
Penelitian experiment ini menggunakan
metode pendekatan waktu pretestposttest
without
control
group,
penelitian eksperimen ini bertujuan
untuk menguji hipotesis sebab akibat
dengan melakukan intervensi. Penelitian
ini sering disebut dengan penelitian
intervensi
(intervention
studies)
(Notoatmodjo, 2010).
Waktu pengumpulan data penelitian
pendidikan kesehatan terhadap ibu bayi
0-12 Bulan dengan Pelaksanaan
Imunisasi dilaksanakan pada ibu bayi
yang datang ke Posyandu Pagelaran
Cianjur, dilakukan 1 minggu 1 kali
dengan 1 kelompok yang berbeda atas
pengarahan kader kesehatan lalu di
berikan kuesioner yang akan diisi dan
setiap kelompok terdiri 46 responden.
Pada pengumpulan data ini peneliti
meminta izin terlebih dahulu kepada
pihak Puskesmas untuk melaksanakan
penelitian sehingga dapat melancarkan

dalam penelitian ini, kemudian peneliti


meminta izin responden dengan cara
mengisi informed consen, setelah
responden
menyetujui
kemudian
kuesioner dibagikan sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
dengan diskusi kelompok, setelah
dibagikan
kuesioner
peneliti
mengumpulkan kembali hasil kuesioner
setelah diisi oleh responden, kemudian
dikategorikan berdasarkan jumlah skor.
Variabel mengandung pengertian ukuran
atau ciri yang dimiliki oleh anggotaanggota suatu kelompok yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Definisi lain mengatakan bahwa
variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian
tentang
suatu
konsep
pengertian tertentu. Variabel juga dapat
diartikan
sebagai
konsep
yang
mempunyai bermacam-macam nilai
(Notoatmodjo,2012).
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang
memiliki bayi usia 0-12 bulan di
Wilayah
Kerja
DTP Puskesmas
Pagelaran
yaitu
sebanyak
132
responden.
Sampel
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini yaitu menggunakan teknik
Purposive Sampling yaitu pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan.
Dalam bahasa sederhana purposive
sampling itu dapat dikatakan sebagai
secara sengaja mengambil sampel
tertentu (jika orang maka berarti orangorang tertentu) sesuai persyaratan (sifatsifat, karakteristik, ciri, kriteria).
(Hidayat, 2007). Berdasarkan kriteria
Inklusi yaitu ibu bayi yang memiliki
usia
0-12
bulan
yang
tidak
mengimunisasaikan bayinya dilihat dari

data usia bayi dan jadwal imunisasi


Puskesmas Pagelaran sebanyak 46
responden. Maka jumlah sampel yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
berjumlah 46 Responden. Setelah
dilakukan penelitian jumlah sampel
dalam penelitian ini yang ada hanya 30
responden, dengan alasan dari 46 jumlah
ibu bayi yang ada dan yang hanya bisa
hadir pada saat dilakukan penelitian
sejumlah 30 responen, karena pada saat
penelitian
dilakukan
ibu
bayi
mengatakan bahwa ia sibuk dalam
pekerjaannya, sehingga ibu bayi tidak
bisa hadir pada waktunya.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data
(Nursalam,
2008).
Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah Dalam pengumpulan data ini
peneliti menggunakan lembar kuesioner
dengan sekala likert. Adapun dalam
penelitian ini yaitu kategori apabila skor
4=sangat setuju, 3=setuju , 2=tidak
setuju, 1=sangat tidak setuju. tidak lalu
akan dipandu oleh peneliti unutk
pengisian kuesioner tersebut. Data yang
diperoleh
dalam
penelitian
ini
didapatkan langsung dari pengisian
kuesioner (angket) yang ditujukan
kepada responden. Kuesioner dalam
penelitian ini terdiri atas pertanyaan
yang berkaitan dengan data univariat
yang meliputi usia ibu, usi bayi,
pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan
data yang didapatkan dari hasil
kuesioner
sebelum
dilakukan
pendidikan kesehatan dengan diskusi
kelompok didapatkan sikap ibu bayi
yang kurang, sedangkan setelah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan
diskusi kelompok didapatkan sikap ibu
bayi yang baik, dengan masing-masing
nilai tertinggi sebelum dan sesudah
sebesar
(56-59).
Diktegorikan
berdasarkan
jumlah
skor
sikap
mendukung dan tidak sikap mendukung
.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan
suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karaterisktik
subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian (Nursalam 2008).
Dalam penelitian ini data yang
digunakan adalah data primer. Data
primer adalah berbagai informasi
tentang responden berkaitan dengan
obyek penelitian. Data primer ini
diperoleh dari jawaban responden
terhadap pertanyaan/pernyataan tertutup
berupa
kuisioner
sikap
ibu
mengimunisasikan bayinya dengan
pelaksanaan
imunisasi.
Adapun
pendidikan kesehatan dan langkahlangkah dilakukan peneliti sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
SOP terlampir.
Analisa data dilakukan dengan bantuan
komputer software program statistik,
yaitu :
Analisa data univariat bertujuan untuk
mengetahui distribusi masing-masing
variabel penelitian independen dan
variabel dependen (Sugiyono,2014).
Analisa univariat adalah analisa yang
dilakukan terhadap variabel dan hasil
penelitian
dalam
analisis
ini
menggunakan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel yang
menggunakan
katagori
dengan
tujuannya untuk mengetahui atau
menghitung seberapa besar nilai
persentase dalam suatu kategori
tersebut. Pada penelitian ini analisa data
univariat yaitu Untuk mengetahui
distribusi frekuensi pada sikap ibu
yang memiliki bayi 0-12 bulan sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode diskusi
kelompok dalam pelaksanaan imunisasi.
Adapun tabel univariat sebagai berikut :
Usia,
Usia
bayi,
Pendidikan,
Pekerjaan, yaitu menggunakan rumus
sebagai berikut:
=

100%

Keterangan :
P : presentase responden
f : jumlah skor responden (Ibu bayi 0-12
bulan)
N : jumlah total (Ibu bayi 0-12 bulan)
Analisis Bivariat
Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan syarat dalam
uji parametrik. Uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak (Riyanto, 2011). Uji
normalitas
pada
penelitian
ini
menggunakan Shapiro-Wilk karena
sampel penelitian kurang dari 50,
kriteria uji yaitu jika nilai hitung
signifikansi () > 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal dan
sebaliknya (Riyanto, 2011). Berdasarkan
hasil
uji
analisis
menggunakan
normalitas dapat diketahui bahwa nilai
signifikan sebelum dan sesudah sebesar
(0,000, 0,001) keputusan nya jika Ho
<0,005 maka akan menggunakan uji Z
dengan
syarat
Ho>0,005.
Pada
penelitian ini rumus yang akan
digunakan yaitu uji Z.
Analisis Uji Z
Teknik analisa yang digunakan peneliti
adalah Uji bertanda wilcoxon signed
ranks, yaitu uji yang digunakan untuk
menguji hipotesis jika data tidak normal
datanya berbentuk Ho<0,005 (Sugiyono,
2014).. Menghitung nilai Z berdasarkan,
dengan menggunakan rumus:
1
[4 ( + 1)]
=
1 ()( + 1)(2 + 1)
24
Rumus Wilcoxon Signed Ranks Test
Keterangan :
T
= Selisih nilai terkecil
N
= Jumlah sampel
Dimana nilai Z hitung tersebut akan
dibandingkan dengan Z tabel.
Analisis Chie Square
Analisa bivariat bertujuan untuk melihat
atau mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.

Dalam penelitian ini akan dilakukan


dengan memakai uji Chi Square karena
syarat uji tersebut yaitu data yang
didistribusikan dengan jenis data yang di
hubungkan, pada analisa bivariat ini
karena kategori Uji Chi-Square dengan
kategori (Nominal) atau berbentuk
angka (Numerik) (Sugiyono, 2014).
dengan penyajian data dalam bentuk
tabel silang. Rumus Uji Chi-Square
sebagai berikut :
(0 )2
=

Sumber : (Arikunto, 2006)


2

Keterangan:
x2
: Nilai Chi kuadrat
fo
: Frekuensi yang diobservasi
fh
: frekuensi yang diharapkan
dimana :
fe =

fe
= frekuensi yang diharapkan
f k = jumlah frekuensi pada kolom
fb
= jumlah frekuensi pada baris
T
= jumlah keseluruhan baris atau
kolom
Hasil akhir uji statistik adalah untuk
mengetahui apakah keputusan uji Ho
ditolak atau Ho diterima. Digunakan
tingkat kepercayaan 95%. Ketentuan
pengujian dengan Chi Square adalah
jika p value alpha (0,05) maka ada
hubungan yang signifikan antara kedua
variabel, tetapi jika p value > alpha
(0,05) maka tidak ada hubungan yang
signifikan
antara
keduanya
(Notoatmodjo, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian
Sebelum peneliti menyampaikan hasil
penelitian, terlebih dahulu peneliti

menjelaskan data yang akan diolah


diperoleh dari hasil kuesioner yang
meliputi
kategori
karakteristik
responden yaitu usia, usia bayi,
pendidikan dan pekerjaan, selain
karakteristik yang akan ditampilkan ada
juga kuseioner sikap yang telah diisi
oleh responden sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan
metode diskusi kelompok.
Tabel 4.1 Gambaran karakteristik ibu
bayi di Wilayah Kerja DTP
Puskesmas Pagelaran Cianjur
Usia Ibu
20-30 tahun
>30 tahun
Usia Bayi
0 bln
5 bln
>5 bln
Pendidikan
SD
SMP
SMA
PT
Pekerjaan
IRT
Tani
Wiraswasta
PNS
Total

F
(N=30)
15
15

%
50,0
50,0

9
13
8

30,0
43,3
26,7

6
13
5
6

23,3
46,7
30,0
30,0

11
7
6
6
N= 30

36,7
23,3
20,0
20,0
%= 100

Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik ibu


bayi dalam di Wilayah kerja DTP
Puskesmas
Pagelaran
Cianjur
didapatkan usia ibu antara > 30 tahun
masing-masing 15 orang (50%),
berdasarkan usia bayi paling banyak
usia bayi 5 bulan 13 orang (43,3%),
berdasarkan pendidikan didapatkan
pendidikan paling banyak SMP 13 orang
(43,3%), berdasarkan pekerjaan paling
banyak IRT 11 orang (36,7%).
Tabel 4.2 Gambaran sikap ibu bayi
sebelum
dilakukan
pendidikan
kesehatan dengan metode diskusi
kelompok
dalam
pelaksanaan

imunisasi di Wilayah Kerja DTP


Puskesmas Pagelaran Cianjur
Tingkat Sikap
Sikap
mendukung
Sikap tidak
mendukung
Total

F (N=30)
3

%
10

27

90

30

100

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sikap


ibu bayi sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode diskusi
kelompok, dari 30 responden memiliki
sikap tidak mendukung
sebanyak
banyak 27 (90%).
Tabel 4.3 Gambaran sikap ibu bayi
sesudah
dilakukan
pendidikan
kesehatan dengan metode diskusi
kelompok
dalam
pelaksanaan
imunisasi di Wilayah Kerja DTP
Puskesmas Pagelaran Cianjur
Tingkat Sikap
Sikap mendukung
Tidak
Sikap
mendukung
Total

F
(N=30)
16
14

%
53.3
46.7

30

100

Berdasarkan tabel 4.3 tingkat sikap


sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
didapatkan dari 30 responden paling
banyak memiliki Sikap mendukung
yaitu 16 orang (53.3%).
Pengaruh
pendidikan
kesehatan
dengan metode diskusi kelompok
terhadap sikap ibu bayi 0-12 bulan
dalam pelaksanan imunisasi
Sikap

Sebelum
Sesudah
Sikap
Mendukung
Sikap tidak
mendukung
Total

Sikap
mendukung
f
%

Tidak
mendukung
F
%

Total
f

6,3

14,3

10

15

93,8

12

85,7

27

90

Pvalue
0,464

16

100

14

100

30

100

10

Dapat dilihat berdasarkan hasil diatas


bahwa sikap sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan dengan metode
diskusi kelompok memiliki sikap tidak
mendukung sebanyak 2 (14,3%) orang,
sikap sesudah pendidikan kesehatan
dengan metode diskusi kelompok
memiliki sikap tidak mendukung
sebanyak 15 (93,8%). Hasil uji chie
square menunjukan bahwa Ho>0,05,
bahwa tidak ada pengaruh antara sikap
sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan
dengan (p-value=0,464),
artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan.

mengerti
terhadap
pentingnya
imunisasi bagi bayi.
2. Bagi ibu bayi
Diharapkan bagi ibu bayi agar
memperoleh pendidikan kesehatan
secara
dini
sehingga
dapat
mempengaruhi sikap bagi ibu
terhadap pelaksanaan imunisasi
3. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar meneliti
tentang
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan imunisasi
dengan variabel lebih banyak yaitu
multivariat

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahaan yang
telah dipaparkan diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran sikap pada ibu bayi yang
memiliki usia 0-12 bulan sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan
dengan metode diskusi kelompok
didapatkan 27 orang (90%) dengan
sikap tidak mendukung terhadap
pelaksanaan imunisasi.
2. Gambaran sikap pada ibu bayi yang
memiliki usia 0-12 bulan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan
dengan metode diskusi kelompok
didapatkan 16 orang (53,3%)
dengan sikap mendukung terhadap
pelaksanaan imunisasi.
3. Tidak ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan diskusi kelompok
terhadap sikap ibu yang memiliki
bayi 0-12 bulan dalam pelaksanaan
imunisasi (p-value=0,464; =0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Saran
1. Bagi Posyandu
Diharapkan
agar
diberikan
konseling dan penyuluhan atau
sosialisasi secara berkala mengenai
imunisasi khususya bagi sikap ibu
yang kurang sehingga dapat lebih

Alsagaff, H & Mukti, A. Dasar-Dasar


Ilmu Penyakit Paru. Cetakan Ke3. Surabaya: Airlangga University
Press; 2005.
Aziz Aimul, Hidayat. 2007. Metode
Penelitian
Keperawatan
dan
Tekhnik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
. 2008. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Salemba medika: Jakarta.
Cahyo Ismawati, S.,dkk.2010 Posyandu
& Desa Siaga panduan untuk
Bidan dan Kader. Yogyakarta
Cetakan I.
Departemen Kesehatan R.I. 2005.
Rencana Strategi Departemen
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2005.
Pedoman
Penyelenggaraan
Imunisasi, Jakarta.
Kepmenkes
2005
dikutip
Proverawati,Atikah.2010.
Imunisasi dan Vaksinasi. Jakarta:
Nuha Offset
Data Profil DTP Puskesmas Pagelaran
2013
Fitriani, S.2011. Promosi Kesehatan.
Cetakan 1.Yogyakarta: Graha
Ilmu.

11

Hasuki Irfan 2007 dikutip Proverawati,


Atikah. 2010. Imunisasi Dan
Vaksin. Jogjakarta: Nuha Medika
Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI, 2001. Pedoman Umum
Gizi Seimbang (Panduan untuk
petugas).
Jakarta.
http://www.Berita
Iptek.com/cetak (20 Oktober
2014)
Kemenkes. Modul Training Of Trainner
(ToT) Program Pengendalian
Imunisasi di Puskesmas. 2012.
Khosim Wahab, Solichin. 2003. Analisis
Kebijaksanaan dari Formulasi ke
Implementasi Kebijkan Negara.
Bumi Aksara : Jakarta
Meilani, dkk. (2009). Kebidanan
Komunitas.Yogyakarta
:
Fitramaya
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh
Kembang, Status Gizi dan
Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika
Mohammad Uzer Usman. 200). Menjadi
Guru Profesional dan pendidikan
kesehatan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mubarak, W.I., Chayatin, N., 2009. Ilmu
Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba
Medika.
Notoatmodjo,
Soekidjo.2002,
Metodologi Penelitian Kesehatan,
Rineka Cipta, Jakarta
____ . 2003. Pendidikan Dan Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
.2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.

____ .2010. Metodologi Penelitian


Kesehatan . Jakarta: PT Rineka
Cipta;
____ . 2012. Promosi kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka cipta.
Nursalam. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika; 2008.
Potter, P.A, Perry, A.G.2005. Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan
:
Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi
4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata
Komalasari, dkk. Jakarta:EGC.
.2006. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik.Edisi 4.Volume
1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,
dkk. Jakarta : EGC.
Roestiyah NK. (1991). Strategi Belajar
Mengajar. Rineka Cipta
Sanjaya,
W.
2006.
Strategi
Pembelajaran.Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group Pinheiro &
Connors K, Bernstein B, Pratita
R. Nur Ichsan, 2010
Sudjana. 2002. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito. http://digitalsolution.weebly.com/banner.html
01
November
2014.
Pukul.20.30WIB)
Tohirin.
2007.Bimbingan
Dan
Konseling Di Sekolah Dan
Madrasah
(
Berbasis
Integrasi).Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Http://asharikeren.wordpress.com
/2008/06/15/studi-kasusbimbingan-dan-konseling/
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan RD.
Bandung: Alfabeta.
(http:/_/ digital- solution._ weebly_
com_/ banner._
html. 01

12

November
Pukul.20.30WIB).

2014.

Anda mungkin juga menyukai