Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATERNITAS

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

Dosen Pembimbing :

Ns.Cintia Kartikaningtyas,S.Kep,M.Kep

Disusun oleh :

1. Abet
2. Anderi Kusnasi
3. Layla Widya Nur R.

Maleo / DIII Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang

Telp.(0341) 488762 , Email : stikeskendedesmalang@gmail.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Manajemen Nyeri Persalinan" ini tanpa
halangan apapun. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas di STIKes Kendedes
Malang. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Tetapi penulis berharap,
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 30 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nyeri Persalinan ................................................................................................. 4

2.2 Penyebab Nyeri Persalinan ............................................................................................... 5

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan .................................................................. 6

2.4 Manajmen Nyeri Saat Persalinan ...................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Mubarok, 2007).
Sedangkan nyeri persalinan adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri
yakni seitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapinya.
Nyeri persalinan yang muncul adalah bersifat akut memiliki tenggang waktu yang singkat,
munculnya nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir.
Nyeri persalinan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Rasa nyeri pada
persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah
yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Nyeri
selama persalinan umumnya terasa hebat, dan hanya 2-4% yang mengalami nyeri ringan selama
persalinan. Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor yang ditetapkan Wall
dan Mellzack. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan syndrome nyeri klinik seperti nyeri
punggung kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai dan lainnya (Fraser, dkk, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan nyeri persalinan?


2. Apa penyebab adanya nyeri persalinan?
3. Apa faktor yang menyebabkan nyeri persalinan?
4. Bagaimana manajemen nyeri pada persalinan?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan nyeri persalinan.


2. Menjelaskan penyebab dari nyeri persalinan.
3. Menjelaskan faktor penyebab nyeri persalinan.
4. Menjelaskan mengenai manajemen nyeri pada persalinan.
BAB II

ISI

2.1 Definisi Nyeri Persalinan

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Sedangkan menurut (Smeltzer & Bare, 2001),
nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial, disamping itu nyeri adalah apapun yang
menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun
individu mengatakannya potensial. Kozier (2004), menambahkan nyeri adalah sensasi yang
tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat di ungkapkan kepada orang lain.

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack, 1984) di kutip
oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri), yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).
Sedangkan menurut (Varney, 2002), Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang
berakhir denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya
dimulai dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik, dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen
bawah rahim, Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan
tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat
tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri
persalinan unik dan berbeda pada setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan
kondisi fisik semata, tetapi berkaitan juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan.

Sebagian besar persalinan (90%) disertai nyeri. Sedangkan nyeri pada persalinan
merupakan proses fisiologis (Prawirohardjo, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
persalinan meliputi faktor psikis dan fisiologis. Faktor fisiologis yang dimaksud adalah
kontraksi. Gerakan otot ini menimbulkan rasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim
memanjang dan kemudian memendek. Servik juga akan melunak, menipis dan mendatar
kemudian tertarik. Saat itulah kepala janin menekan mulut rahim dan membukanya. Jadi
kontraksi merupakan upaya membuka jalan lahir. Untuk faktor psikologis yang dimaksud
adalah rasa takut dan cemas berlebihan yang akan mempengaruhi rasa nyeri ini. Setiap ibu
mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri pada saat persalinan. Hal ini karena ambang
batas nyeri setiap orang berlainan. Beragam respons tersebut merupakan suatu mekanisme
proteksi dan rasa nyeri yang dirasakan (Andarmoyo, 2013).

Nyeri persalinan disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin lama
nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana
pembukaan lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi
psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin (Potter & Perry, 2005). Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri,
sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar
(90%) persalinan disertai rasa nyeri. Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama
pada kala I fase aktif sangat penting, Karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu
bersalin dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan
adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat (Sarwono, 2003).

2.2 Penyebab Nyeri Persalinan

Persalinan berhubungan dengan dua jenis nyeri yang berbeda. Pertama nyeri berasal
dari otot rahim, pada saat otot ini berkontraksi nyeri yang timbul disebut nyeri viseral. Nyeri
ini tidak dapat ditentukan dengan tepat lokasinya (Pain-Pointed). Nyeri viseral juga dapat
dirasakan pada orang lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (Reffered pain).
Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum.
Sedangkan nyeri yang kedua timbul pada saat mendekati kelahiran. Tidak seperti nyeri
viseral, nyeri ini terlokalisir didaerah vagina, rectum dan perinium sekitar anus. Nyeri jenis
ini disebut nyeri somatik dan disebabkan peregangan stuktur jalan lahir bagian bawah akibat
penurunan bagian terbawah janin (Ratnaningsih, 2010). Jadi nyeri persalinan ini dirasakan
selama kala pembukaan dan makin hebat dalam kala pengeluaran. Pada ibu yang baru
pertama kali bersalin, kala pembukaan berlangsung kira-kira 13 jam dan kala pengeluaran
kira-kira 1 ½ jam. Pada wanita yang pernah melahirkan kala pembukaan berlangsung lebih
singkat yaitu sekitar 7 jam dan kala pengeluaran sekitar 1/2 jam (Maya, 2010).

Menurut Hartanti(2005), penyebab dari nyeri selama persalinan meliputi 2 faktor


yaitu sebagai berikut:
1. Faktor fisiologis
Faktor fikologis yang dimaksud adalah kontraksi. Gerakan otot ini
menimbulkanrasa nyeri karena saat itu otot-otot rahim memanjang dan kemudian
memendek. Serviks juga akan melunak, menipis dan mendatar, kemudian tertarik. Saat
itulah kepala janin menekan mulut rahim dan membukannya. Jadi, kontraksi merupakan
bagian dari upaya membuka jalan lahir. Intensitas rasa nyeri dari pembukaan satu sampai
pembukaan sepuluh akan bertambah tinggi san semakin sering sebanding dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul, diikuti regangan bahkan
perobekan jalan lahir bagian bawah. dari tak ada pembukaan sampai pada pembukaan 2
bisa berlangsung sekitar 8 jam. Rasa sakit pada pembukaan 3 cm sampai selanjutnya rata-
rata 0,5-1cm perjam. Maka lama dan frekuensi nyeri makin sering dan makin bertambah
kuat sampai mendekati proses persalinan.

2. Faktor Psikis
Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri. Setiap ibu
mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena ambang batas rangang
nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya
perutnya yang terasa kencang. Adapula yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri.
Beragam respon itu merupakan suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang
dirasakan.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan, yaitu:

1. Faktor Internal
a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri
Pengalaman sebelumnya seperti persalinan terdahulu akan membantu ibu dalam
mengatasi nyeri, karena ibu telah memiliki koping terhadap nyeri. Ibu multipara dan
primipara kemungkinan akan berespon terhadap nyeri berbeda-beda walaupun
menghadapi kondisi yang sama yaitu suatu persalinan. Hal ini dikarenakan ibu
multipara telah memiliki pengalaman pada persalinan sebelumnya.
b. Usia
Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih labil, yang
memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat.
Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan toleransi terhadap
nyeri . toleransi akan meningkat seiring bertamabahnya usia dan pehaman terhadap
nyeri.
c. Aktifitas Fisik
Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa sakit
menjelang persalinan, selama itu tidak melakukan latihan-latihan yang tidak terlalu
keras dan 19 berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini justru
akan memicu nyeri yang lebih berat.
d. Kondisi psikologi
Situai dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan penting dalam
memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu mekanisme pertahanan
jiwa terhadap sterss adalah konversi yaitu memunculkan gangguan secara psikis
menjadi gangguan fisik.
2. Faktor Eksternal
a. Agama
Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka mekanisme pertahanan tubuh
terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang relatif
stabil.
b. Lingkungan Fisik
Lingkungan yag terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca, panas, dingin, ramai,
bising memberikan stimulus terhadap tubuh yang memicu terjadinya nyeri.
c. Budaya
Budaya tertentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri, ada budaya
yang mengekspresikan nyeri secara bebas, tapi ada pula yang tidak perlu di
ekspresikan secara berlebihan.
d. Support System
Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan dalam
mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat membantu mengurangi
rangsang nyeri yang dialami oleh seseorang saat menghadapi persalinan.
e. Sosial Ekonomi
Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu mengatasi
rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi mengikuti keadaan nyeri
persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan yang rendah, informasi yang
minimal dan kurang sarana kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu kurang
mengetahui bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi berkaitan
dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan tersendiri
dalam menghadapi persalinan.

2.4 Manajemen Nyeri Saat Persalinan

1. Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi
guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan,
gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga,
menepuk- nepuk, memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk.
Setiap gerakan gerakan menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan
gerakan yang berbeda-beda untuk menghasilkan efek yang di inginkan pada jaringan
yang dibawahnya (Henderson, 2006). Beberapa metode message yang biasa digunakan
untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu:
a. Metode Effluerage
Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu letakkkan keduan
tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat simpisis
atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan menggunakan gerakan melingkat
atau satu arah. Ada dua cara dalam melakukan teknik Effleurage, yaitu :
a) Secara perlahan sambil menekan dari area pubis atas sampai umbilikus dan keluar
mengelilingi abdomen bawah sampai area pubis, ditekan dengan lembut dan
ringan dan tanpa tekanan yang kuat, tapi usahakan ujung jari tidak lepas dari
permukaan kulit. Pijatan dapat dilakukan beberapa kali, saat memijat harus
diperhatikan respon ibu apakah tekanan sudah tepat.
b) Pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan Pada
perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar kearah pusat kesimpisis atau
dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau
satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien (Gadysa, 2009).

b. Metode deep back massage


Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga
pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan
tekan lagi, begitu seterusnya.
c. Metode firm counter pressure
Memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga
pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara
mantap dan beraturan.
d. Abdominal lifting
Memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi
terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada
pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi.
Begitu seterusnya (Gadysa, 2009). Menurut Gadysa (2009), metode massage
abdominal lifting adalah dengan cara :
a) Membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi.
Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien.
b) Secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa
menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya.

2. Relaksasi
Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang dengan
sengaja diupayakakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk relakasasi secara disengaja
dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman mengurangi ketidaknyamanan yang
normal sehubungan dengan kehamilan (Salmah, 2006 ).
Relaksasi sadar telah ditemukan berkaitan dengan penurunan tegangan otot dam
menurunkan laju metabolisme. Relaksasi sadar terhadap seluruh tubuh selama persalinan
tampak meningkatkan keefektifan kontraksi uterus. Ketika dikombinasikan dengan
pernapasan, relaksasi dapat membantu ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada
setiap kontraksi dan istirahat lebih penuh di antara kontraksi (Patree., Walsh. 2007).
Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah ( seperti rasa sakit
yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah bagian yang normal dari proses
melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam kandungan sedang mengikuti waktunya
untuk dilahirkan. Mengetahui beberapa metode mengatasi rasa sakit akan membantu ibu
untuk tidak merasa begitu takut. Tak hanya itu, menggunakan beberapa keterampilan ini
selama persalinan akan membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley, Simkin & Keppleer,
2008). Manfaat Relaksasi :

a. Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan


Jika tidak secara sadar merelakskan otot-otot, ibu cenderung membuat otot
selama kontraksi.Ketegangan ini meningkatkan nyeri yang dirasakan, memboroskan
energi, menurunkan pasokan oksigen ke rahim dan bayi, serta membuat ibu lelah.

b. Menenangkan pikiran dan mengurangi stress


Tubuh yang relaks membuat pikiran relaks, yang pada gilirannya membantu
mengurangi respons stres. Ada bukti bahwa distres pada wanita yang sedang
mengalami persalinan yang disebabkan oleh kecemasan, amarah, ketakutan, atau
penyakit yang menghasilkan ketekolamin (hormon stres). Kadar katekolamin yang
tinggi di dalam darah dapat memperpanjang persalinan dengan mengurangi efisiensi
kontrasi rahim dan dapat berpengaruh buruk pada janin dengan mengurangi aliran
darah kerahim dan plasenta.

c. Mengurangi rasa nyeri


Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri
yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Juga memungkinkan ketersediaan
oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi nyeri, karena otot
kerja (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi sakit jika kekurangan oksigen.
Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara sadar merelakskan otot
membantu mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan karena itu,
akan mengurangi kesadaran ibu akan rasa sakit (Whalley, Simkin, & Keppleer, 2008).

Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan
istirahat atau selama proses persalinan :
a) Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan
rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
b) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi
bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung.
c) Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di
samping telinga.
d) Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur.
Kedua kaki tidak boleh mengantung.
e) Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu ibu
harus dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada sesuatu yang
menyenangkan (Salmah, 2006).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nyeri adalah bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack, 1984) di kutip
oleh mander (2003). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri),
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).
Sedangkan menurut (Varney, 2002), Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir
denagn pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai
dengan adanya kontraksi yang ditandai dengan perubahan progresif pada servik, dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah rahim,
Farer (2001). Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi,
nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur
panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan unik dan berbeda pada
setiap individu karena nyeri tidak hanya dikaitkan dengan kondisi fisik semata, tetapi berkaitan
juga dengan kondisi psikologis ibu pada saat persalinan.

3.2 Saran

Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa
ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/49173/2/BAB_1.pdf

https://www.scribd.com/doc/268725456/Makalah-Pengelolaan-Nyeri-Persalinan-Secara-
Farmakologi-Dan-Non-Farmakologi

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-eniandriya-6027-2-babii.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/113347-ID-none.pdf

http://e-journal.upp.ac.id/index.php/akbd/article/view/1081

http://repository.ump.ac.id/1079/6/GALUH%20DEWI%20HINDUN%20BAB%20II.pdf

https://www.researchgate.net/publication/323973743_Efek_Metode_Non_Farmakologik_terhada
p_Intensitas_Nyeri_Ibu_Bersalin_Kala_I

http://eprints.umpo.ac.id/2041/

https://www.researchgate.net/publication/326514262_Terapi_Nonfarmakologi_Nyeri_Padapersa
linanSystematic_Review

Anda mungkin juga menyukai