0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan14 halaman
Audiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi pendengaran dan gangguannya. Audiologi dibagi menjadi dasar dan khusus. Audiologi dasar meliputi tes pendengaran seperti tes pelana, bisikan, dan audiometri nada murni. Audiologi khusus membedakan jenis gangguan seperti tuli sensorineural dan tuli pada anak. Pemeriksaan pendengaran meliputi tes pelana, bisikan, dan audiometri untuk mengetahui ambang pendengaran dan
Audiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi pendengaran dan gangguannya. Audiologi dibagi menjadi dasar dan khusus. Audiologi dasar meliputi tes pendengaran seperti tes pelana, bisikan, dan audiometri nada murni. Audiologi khusus membedakan jenis gangguan seperti tuli sensorineural dan tuli pada anak. Pemeriksaan pendengaran meliputi tes pelana, bisikan, dan audiometri untuk mengetahui ambang pendengaran dan
Audiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi pendengaran dan gangguannya. Audiologi dibagi menjadi dasar dan khusus. Audiologi dasar meliputi tes pendengaran seperti tes pelana, bisikan, dan audiometri nada murni. Audiologi khusus membedakan jenis gangguan seperti tuli sensorineural dan tuli pada anak. Pemeriksaan pendengaran meliputi tes pelana, bisikan, dan audiometri untuk mengetahui ambang pendengaran dan
Diagnostik Gangguan Telinga Gangguan Pendengaran Tuli Konduksi (gang. Telinga luar dan telinga tengah) Tuli Sensori (gang. Telinga dalam pada koklea, N. VIII)
Bunyi normal (Frekuensi 20 Hz-18.000 Hz)
Pendengaran efektif (200 Hz-2000 Hz) AUDIOLOGI ILMU yg mempelajari tentang seluk beluk fungsi pendengaran Audiologi terbagi: 1. Audiologi dasar 2. Audiologi khusus AUDIOLOGI 1. Audiologi Dasar pengetahuan mengenai nada murni, bising, gang. Pendengaran Jenis Audiologi Dasar: 1. Pelana Tes 2. Tes berbisik 3. Audiometri nada murni AUDIOLOGI 2. Audiologi Khusus membedakan tuli sensorineural, audiologi anak, audiologi industri. Pemeriksaan Pendengaran 1. Tes pelana (Tes kualitatif) 2. Jenis tes pelana: 1) Tes Rinne 2) Tes Webber 3) Tes Schwabach alat yg digunakan -----garpu tala Frek: 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz dan 2048 Hz Pemeriksaan Pendengaran Tes Rinne Prosedur: Pelana digetarkan, tangkainya diletakkan di prosesus mastoid, setelah tidak terdengar pelana dipegang di depan telinga kira2 2,5 cm. Bila msh dengar disebut rinne positif(+/tuli konduksi) Bila tdk terdengar disebut rinne negatif (- /tuli persepsi) Pemeriksaan Pendengaran Tes Weber Prosedur: Pelana digetarkan dan tangkai pelana diletakkan di garis tengah kepala (dahi, pangkal hidung, dagu) Hasil: 1. Apabila bunyi pelana terdengar lbh keras pd salah satu telinga disebut weber lateralisasi ke telinga tsb. Bila lateralisasi telinga sehat(tuli persepsi), lateralisasi telinga sakit (tuli konduksi) 2. Apabila tdk dpt dibedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lbh keras disebut weber tdk ada lateralisasi Pemeriksaan Pendengaran Tes swabach Prosedur: Pelana digetarkan, tangkai pelana diletakkan pd prosesus mastoideus sampai tdk terdengar bunyi. Kemudian tangkai pelana segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa. Hasil: 1. Bila pemeriksa msh dpt mendengar disebut Swabach memendek (tuli persepsi) 2. Bila pasien msh mendengar bunyi tetapi pemeriksa tdk mendengar bunyi disebut swabach memanjang (tuli konduksi) TES PENDENGARAN TES SUARA BISIK Maksud dan tujuan: 1. mengetahui seseorang tuli atau tidak 2. mengetahui derajad ketulian 3. mengetahui jenis dan letak ketulian Tehnik: Syarat: 1. Kamar periksa: - 4 x 5 m, > 6m - sunyi dan tidak ada echo 2. Penderita: * mata ditutup * telinga yg diperiksa dihadapkan ke pemeriksa * penderita disuruh mengulang kata dg jelas & keras 3. Pemeriksa a. Cara membisikkan: dg udara cadangan paru sesudah ekspirasi normal. Diucapkan dg lambat, terang, mulut tdk ditutup b. Kata2 yg dibisikkan: * satu atau dua suku kata, tidak boleh singkatan * kata dikenal penderita * mengandung huruf lunak (k,l,m,n,g) atau desis (s,f,c) Pelaksanaan: * dibisikkan kata mulai jarak 1m, mundur tiap 1m s/d jarak 6m * batas mendengar: 80% dari yang dibisikkan • hasil: 6m : normal 4m – 5m : praktis normal 2m – 3m : tuli ringan 1m : tuli sedang 10 cm : tuli berat Kwalitatif: - Tuli konduksi (tuli bas): tdk dengar huruf lunak Tuli persepsi: tdk dengar huruf desis Pemeriksaan Pendengaran AUDIOMETRI Pada pem Audiometri, dibuat grafik (Audiogram) yang merupakan: ambang pendengaran lewat hantaran tulang (bone conduction=BC) hantaran udara (air conduction=AC) Hasil: 0-25 db: normal 25-40 db: tuli ringan 40-55 db: tuli sedang 55-70 db: tuli sedang berat 70-90 db: tuli berat >90 db: tuli sangat berat TERIMAKASIH