BLOK 1.2
SISTEM NEURO-MUSKULOSKELETAL
NIM : 170610046
Kelompok : 4 (Empat)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TA. 2017/2018
SISTEM VESTIBULOKOKHLEAR
(PENALA)
1. Prinsip Percobaan
2. Tujuan Percobaan
4. Prosedur Kerja
c. Tes Rinne
Tujuan : membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pada
Cara kerja : kedua ujung kaki garpu tala digetarkan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk kemudian batang garpu tala bagian bawah di
Hasil
d. Tes Weber
penderita
batang garpu tala diletakkan di linea mediana, dahi, gigi insisivus atas,
atau dagu.
Hasil
lateralisasi)
e. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan kepekaan hantaran tulang antara naracoba
pendengarannya.
Cara kerja : kedua ujung kaki garpu tala digetarkan dan batang garpu
Hasil
dengan pemeriksa.
5. Hasil Percobaan
PROBUNDUS 1 PROBUNDUS 2
NAMA : M. IQBAL MAULANA NAMA : MUHAMMAD ARVIN H.
UMUR : 20 UMUR : 18
JK : LAKI-LAKI JK : LAKI-LAKI
LATERALISASI LATERALISASI
MEMENDEK MEMENDEK
Pada probundus pertama ketika tes rinne dan tes schwabach tidak
6. Dasar Teori
Telinga berfungsi merubah gelombang suara menjadi impuls, yang kemudian
akan dijalarkan ke pusat pendengaran di otak. Membran timpani dan tulang-
tulang pendengaran menghantarkan suara dari telinga luar melalui telinga
tengah ke kokhlea (telinga dalam) Kokhlea tertanam di dalam kavitas tulang di
tulang temporal, dan getaran pada seluruh tulang tengkorak dapat
menyebabkan getaran pada cairan kokhlea.
Terdapat dua jenis ketulian yaitu: tuli sensorineural dan tuli konduktif.
Tuli sensorineural diakibatkan oleh gangguan di kokhlea ataupun pada saraf
pendengaran. Tuli konduktif diakibatkan oleh gangguan struktur fisik telinga yang
berfungsi menghantarkan suara ke kokhlea. Jika kokhlea dan saraf pendengaran
rusak, maka penderita tersebut akan mengalami tuli permanen.
7.Analisa hasil
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada Tes
Rinne ditemukan hasil RINNE POSITIF yang berarti probundus masih
mendengar suara setelah diletakkan di depan daun telinga,dalam artian
probundus tersebut normal atau mengalami tuli sensorineural, Jika
probundus tersebut tidak mendengar suara setelah garputala di letakkan di
depan telinga maka probundus tersebut mengalami rinne negatif yang
berarti iya menderita tuli konduktif.
Pada Tes Weber pun ditemukan hasil NON LATERALISASI pada kedua
probandus yang berati tidak adanya proses pengkhususan fungsi dari dua
belah otak yang terjadi karena penyebelahan menjadi dua bagian, yakni
hemisfer kanan dan hemisfer kiri, dalam artian probandus normal
(probandus mendengar suara tersebut sama keras). sedangkan lateralisasi
berarti adanya proses pengkhususan fungsi dari dua belah otak (berarti
probandus tersebut mendengar suara lebih keras pada salah satu telinga
yang sakit)dalam artian ia mengalami tuli konduktif.
Pertanyaan 1 : Apa makna dari tes rinne positif atau rinne negatif ?
Jika probundus masih mendengar suara setelah diletakkan di depan daun
telinga berarti probundus tersebut mengalami rinne positif yang berarti probundus
tersebut normal atau mengalami tuli sensorineural. Jika probundus tersebut tidak
mendengar suara setelag garpu tala diletakkan di depan daun telinga maka
konduktif.
mendengar suara tersebut lebih keras pada salah satu telinga yang sakit maka ia
mendengar suara lebih keras pada salah satu telinga yang sehat maka ia
atau sama ?
2. Tujuan Percobaan
- Plester
4. Prosedur Kerja
a. Tes Romberg
Cara Kerja : Untuk melakukan tes romberg pasien diminta untuk berdiri
dengan kedua tungkai rapat atau saling menempel. Kemudian pasien disuruh
Hasil
Cara kerja
Hasil
Cara Kerja : Pasien diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai
dengan cara menempatkan tumit langsung di ujung kaki yang berlawanan baik
Cara kerja
hidungnya sendiri.
Hasil
UMUR : 20 UMUR : 18
JK : LAKI-LAKI JK : LAKI-LAKI
NEGATIF NEGATIF
keseimbangannya
6. Dasar Teori
Apabila pasien disuruh untuk berdiri dengan kaki rapat sambil menutup
spinalis. Jika pasien yang disuruh berdiri dengan kaki rapat dan mata tertutup
tidak terjatuh maka ia mengalami Romberg negatif. Apabila pasien yang disuruh
untuk berdiri dengan kaki rapat terjatuh meskipun dengan mata terbuka maka ia
pada vestibular.
Pertanyaan3: bagaimana mekanisme terjadinya hasil positif pada tes
menempatkan tumitnya langsung ke ujung kaki yang berlawanan dan dia jatuh
pada salah satu sisi baik sisi kanan mau sisi kiri maka ia mengalami tandem
Pertanyaan 4: apa makna dari tes finger to nose positif dan negatif ?
Apabila pasien diminta duduk dalam posisi duduk atau berdiri dengan tangan
abduksi 90° di sendi bahu dan siku fleksi 90°, kemudian pemeriksa menempatkan
perpindahan jari pemeriksa untuk tangan sisi sebelahnya dan dengan mata
tertutup. Jika pasien menunjuk dengan gugup, melewati target atau dengan geraka
apabila pasien dapat menunjuk dengan baik maka ia cerebellum nya baik-baik
saja(-).