Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI MANUSIA

TES PENDENGARAN

Kelompok 3

1. Avia Tatiana Setya Nugraha (26206181A)

2. Katarina Mukti Rahayuningtyas (26206182A)

3. Muhammad Gusti Prakusananta (26206183A)

4. Martha Dian Oktaviani (26206184A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2021
I. LATAR BELAKANG

Telinga adalah organ pengindraan yang berfungsi ganda untuk pendengaran


dan keseimbangan dengan anatomi yang kompleks. Indera pendengaran berperan
penting dalam aktivitas sehari-hari, perkembangan normal, pemeliharaan bicara,
kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan
pendengaran adalah masalah kesehatan signifikan yang berasosiasi dengan berbagai
kesulitan jangka panjang. Pada anak-anak, gangguan pendengaran akan
menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bicara, menyebabkan anak defisit
dalam berbahasa, bermasalah dalam proses pembelajaran sehingga prestasi akademik
menurun, sulit berkomunikasi dan memiliki pilihan terbatas dalam karir masa depan.
Begitu pula dengan gangguan pendengaran pada orang dewasa dimana gangguan
pendengaran ini menyebabkan gangguan dalam pekerjaan, masalah sosial dan
psikologis.

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pendengaran individu berkurang atau tidak
2. Untuk mengetahui lokasi penyebab ketulian.

III. DASAR TEORI


Pendengaran. Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang dikenal sebagai
gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara
bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani bergetar.
Getaran-getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes,
melalui maleus yang terkait pada membrane itu. Karena gerakan-gerakan yang
timbul pada setiap tulang ini sendiri, tulang-tulang itu memperbesar getaran, yang
kemudian disalurkan melalui fenestra vestibular menuju perilimfe. Getaran perilimfe
dialihkan melalui membrane menuju endolimfe dalam saluran koklea, dan
rangsangan mencapai ujung-ujung saraf dalam organ Corti, untuk kemudian
diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius.
Perasaan-perasaan ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak,
hingar bingar atau musical. Istilah-istilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-
luasnya. Gelombang suara yang tak teratur menghasilkan keributan atau
keingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi
musical enak. Suara merambat dengan kecepatan 343 meter per detik dalam udara
tenang, pada suhu 15,5C.
Organ yang berperan untuk fungsi pendengaran adalah telinga. Telinga selain
berfungsi untuk pendengaran juga berfungsi untuk keseimbangan.telinga terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1. Telinga luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang
pendengar(martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius
3. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga
saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah
siput(koklea).

Gangguan pada telinga dapat menyebabkan penurunan fungsi pendengaran


yaitu ketajaman pendengaran yang bersifat ringan, yang bersifat sementara sampai
dengan terjadinya ketulian yang bersifat permanen. Ada 2 jenis ketulian yaitu tuli
hantara dan tuli sensorineural. Tuli hantaran disebabkan oleh kelainan pada telinga
luar dan tengah, sedangkan tuli sensorineural disebabkan oleh kelainan pada telinga
dalam.

Adanya halangan masuknya bunyi dari luar menuju telinga tengah dapat
menyebabkan penurunan ketajaman pendengaran dan penentuan lokalisasi bunyi.
Penentuan lokalisasi bunyi merupakan salah fungsi indera pendengaran yang sangat
penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan diri.

Untuk memeriksa pendengaran :

1. Pemeriksaan dengan suara bisik untuk tes kuantitatif


2. Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala untuk tes kualitatif.

IV. TATA KERJA


A. TES RINNE
1. Penguin meletakkan pangkal garpu tala yang sudah digerakkan pada
prosesus mastoideus. Mula – mula probandus akan mendengar garpu tala itu akan
akin lemah dan akhirnya tidak mendengar lagi.
2. Saat probandus tidak mendengar garpu tala, penguji dengan segera
memindahkan
garpu tala itu ke dekat telinga kanan.Dengan pemindahan garpu tala itu, maka
ada dua kemungkinan yang bisa diperoleh yaitu :
 Probandus akan mendengar garpu tala lagi, disebut tes Rinne positif
 Probandus tidak mendengar suara garpu tala, disebut Rinne negative
3. Lakukan percobaan ini untuk telinga kiri dan ulangi percobaannya lalu
catatlah hasilnya di lembar kerja dan bandingkan hasilnya yang anda peroleh ant
ara telinga kanan dengan telinga kiri.

B. TES WEBER
1. Peneliti meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada
puncak probandus
2. Probandus memperhatikan intensitas suara di kedua telinga
3. Apabila probandus mendengar lebih keras pada sisi sebelah kanan disebut
lateralisasi ke kanan. Disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri
intensitas suaranya sama.
C. TES SWABACH
1. Penguji meletakkan pangkal garpu tala yang sudah digetarkan pada
puncak kepala probandus
2. Probandus akan mendengar suara garpu tala itu semakin lama makin
melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garpu tala itu lagi
3. Saat probandus mengatakan tidak mendengar suara garpu tala, maka
penguji dengan segera memindahkan garpu tala itu ke puncak kepala orang
yang diketahui normal ketajaman pendengarannya ( pembanding).

D. TES SUARA
1. Pada tes suara penguji dapat menguji probandus dengan detak jam
tangan, gesekan jari, dan bisikan
2. Pada bagian bisikan penguji akan mengucapkan kata-kata yang harus
ditirukan oleh probandus. Jika pribandus dapat menirukan kata dari penguji
minimal
80% maka pendengaran probandus dinyatakan normal. Namun, jika kurang
dari 80% maka penguji akan memperkeras kata yang dilontarkan

V. HASIL PRAKTIKUM

Bagian - Bagian Telinga

1. Tympanic membrane ( Gendang telinga )

2. Auricle

3. Helix
4. Saluran telinga

5. Tulang rawan

6. Auricular lobule

7. Ossicle ( 3 tulang pendengaran : martil, landasan, sanggurdi )

8. Saluran ½ lingkaran

9. Koklea

10. Saraf vestibular

11. Saraf pendengar

12. Saluran eustachius

13. Rongga timpani

14. Tulang pendengar

Uji Pendengaran

No Nama Probandus Jenis tes Hasil

1. Probandus 1 Tes suara bisik Pendengaran normal


Tes Rinne + ( positif )
Tes Weber Normal
Tes Schwabach -

2. Probandus 2 Tes Suara Bisik Gangguan dengar besar


Tes Rinne - ( negative )
Tes Weber Literalisasi ke kanan
Tes Schwabach -

3. Probandus 3 Tes Suara Bisik -


Tes Rinne Normal
Tes Weber Normal
Tes Schwabach Normal
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum pemeriksaan pendengaran ini dilakukan percobaan
dengan menggunakan tiga cara yaitu cara rinne, cara weber dan cara schwabach.
Pada percobaan Rinne, probandus menunjukkan hasil positif yang berarti
tidak ada kelainan pada indera pendengar. Apabila menunjukkan hasil negatif berarti
probandus tidak dapat mendengar dengungan secara aerotimpanal, yang mana bisa
dibilang probandus menderita gangguan pendengaran.
Lalu tes Weber, yaitu penala digetarkan dan tangkai / pegangan diletakkan di
garis tengah kepala (dahi). Apabila bunyi penala terdengar lebih keras pada salah
satu telinga maka o.p mengalami lateralisasi pada bagian telinga tersebut. Bila dapat
terdengar di kedua bagian telinga, maka o.p normal / tidak mengalami lateralisasi.
Yang terakhir yaitu dengan metode Schwabach. Penala digetarkan, tangkai
penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. Kemudian
tangkai garputala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus telinga pemeriksa
yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih dapat mendengar disebut
Schwabach memendek, sedangkan ketika o.p dan pemeriksa sama – sama tidak
mendengar dengungan / mendengar dengungan, maka disebut Schwabach
memanjang
/ dengan kata lain adalah normal.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Evelyn C. Pearce. 2010. Anatomi Dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
https://www.youtube.com/watch?v=cgGl5-N-iqU
https://www.youtube.com/watch?v=4HI_t_k03TI
https://www.youtube.com/watch?v=_me-
63hqvSE
https://i. yt img.co m/vi/WyBqvwUT7hc/default. jpg
https://i. yt img.co m/vi/2gM1mFesAp0/default. jpg
https://i. yt img.co m/vi/l9h90hl8JN0/default. jpg

Anda mungkin juga menyukai