Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM TEST PENDENGARAN

Nama : Azkia Muthia Raudha

NIM : 26206186A/KS

Kelompok :I

I. Tujuan percobaan
1. Untuk mengetahui pendengaran individu berkurang atau tidak
2. Untuk mengetahui lokasi penyebab ketulian
II. Dasar Teori
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah
getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena
kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang-seling dengan daerah
daerah bertekanan rendah karena penjarangan molekul tersebut.
Frekuensi gelombang tekanan menentukan sel-sel rambut yang akan berubah dan
neuronaferen yang akan melepaskan potensial aksi. Otak menginterpretasikan suara
berdasarkan neuron- neuron yang diaktifkan , sedangkan intensitas suara berdasarkan
frekuensi impuls neuron dan jumlah neuron aferen yang melepaskan potensial aksi.
Hantaran Osikular adalah penghantaran ( konduksi ) gelombang bunyi ke cairan di telinga
tengah dalam membrane tympani dan tulang-tulang pendengaran. Gelombang bunyi juga
menimbulkan getaran mebrana tympani kedua yang menutupi fenestra rotundum.
Pada praktikum ini , pemeriksaan fungsi pendengaran dilakukan dengan 2 test yaitu :
1. Test suara bisik ( kuantitatif )
2. Test Garputala ( kualitatif ) , ada tiga macam test :
a. Test Rinne
b. Test Weber
c. Test Schwabach
III. A. Test Suara bisik :
a. Alat dan Bahan :
1) Ruangan bebas dari kebisingan, dengan jarak antar sudut dengan sudut 6 meter.
2) Probandus ( salah satu mahasiswa )
3) Pemeriksa sebagai sumber bunyi
b. Langkah-langkah :
1) Dalam ruangan yang bebas dari kebisingan, probandus duduk pada jarak 6 meter
dari pemeriksa, telinga probandus yang akan diperiksa berada pada sisi pemeriksa
( dihadapkan ke pemeriksa ), sementara telinga yang tidak diperiksa ditutup dengan
kapas/ tangan propandus.
2) Probandus diminta memandang lurus ke depan dan tidak boleh melihat gerakan
mulut pemeriksa.
3) Pemeriksa sebagai sumber bunyi mengucapkan kata-kata “bisyllabic” dengan
berbisik. Contoh : “ Gajah Mada P.B.List “
4) Kata-kata diucapkan setelah ekspirasi normal dan dengan tekanan yang sama.
5) Probandus diminta mengulang kata-kata yang diucapkan pemeriksa.
6) Apabila probandus tidak dapat menjawab, maka pemeriksa maju mendekati
probandus sampai jarak 5 meter. Bila masih belum bisa menjawab, maka pemeriksa
maju dengan jarak 4m dari probandus. Demikian seterusnya sampai probandus
dapat mengulangi kata-kata 8 dari10 kata yang diucapkan pemeriksa.
7) Cara yang sama dilakukan untuk telinga sisi lainnya.
c. Interpretasi hasil :
Jika probandus dapat mengulang kata-kata :
a. Pada jarak 6 meter : Normal
b. Pada jarak 5 meter : dalam batas normal
c. Jarak 6 meter : tuli ringan
d. Jarak 3-2 meter : tuli sedang
e. Jarak 1 meter atau kurang : Tuli berat.
B. Test Garputala :
1. TEST RINNE :
Tujuan : Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang yang
diperiksa. Normal jika hantaran melalui udara lebih panjang dari hantaran melalui
tulang.
a. Alat dan bahan :
1) Garputala
2) Probandus ( salah satu mahasiswa )
b. Langkah-langkah :
1) Getarkan penala garputala dengan cara memukulkan dengan halus salah satu
ujung jari penala ke telapak tangan .
2) Tekan kan ujung tangkai penala ke processus mastoideus salah satu telinga
probandus .
3) Tanyakan pada probandus, mendengar bunyi penala atau tidak.
4) Apabila mendengar, probandus supaya mengacungnkan jari telunjuk dan beri
tanda ( + ), dan bila tidak mendengar beri tanda ( -).
5) Kemudian ujung penala di pindahkan dari processus mastoideus ke depan
lobang liang telinga ( meatus acusticus eksternus ) dengan jarak kira-kira 3
cm .
6) Tanyakan ke probandus apakah mendengar dengung atau tidak. Bila
probandus masih bisa mendengar berarti Rinne (+ ), dan bila probandus tidak
mendengar, dikataka Rinne ( - ).
7) Lakukan test Rinne untuk telinga lainnya .
c. Interpretasi hasil :
1) Rinne possitif : Normal atau tuli sensorineural
2) Rinne negative : Tuli konduktif
3) Rinne negative palsu : pemeriksaan diulang.
2. TEST WEBBER :
Tujuan : Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan kanan.
a. Langkah-langkah :
1) Getarkan penala garputala dengan halus pada telapak tangan pemeriksa.
2) Tekan kan ujung tangkai penala pada dahi probandus.
3) Tanyakan pada probandus ,apakah dia mendengar bunyidengungan sama
kuat antar telinga kanan dan kiri.
4) Jika kedua telinga mendengar dengungan sama kuat, berarti tidak ada
lateralisasi dan pendengaran probandus NORMAL.
5) Jika telinga kanan mendengar lebih kuat berarti ada lateralisasi ke kanan , dan
bila telinga kiri mendengar lebih kuat berarti ada lateralisasi ke kiri.
6) Lateralisasi kea rah telinga yang sakit disebut tuli konduksi.
7) Lateralisaasi kea rah telinga yang sehat disebut tuli sensorineural /persepsi.
3. TEST SCHWABACH
Tujuan : Membandingkan hantara tulang pendengaran pemeriksa dengan probandus.
Langkah-langkah :
1. Getarkan penala dengan lembut pada telapak tangan.
2. Tekankan ujung penala pada processus mastoudeus probandus, dan probandus
diminta mengacungkan jari saat bunyi dengung menghilang.
3. Pada saat yang sama pemeriksa memindahkan penala ke processus
mastoideusnya sendiri.
4. Intrpretasi :
a. Bila dengungan masih terdengar oleh pemeriksa berarti Test Scwabach
memendek.
b. Bila dengungan tidak terdengar oleh pemeriksa berarti Test Schwabach
Normal atau Memanjang.
5. Lakukan cross ceck pemeriksaan lanjutan , dengan cara :
a. Ujung penala yang sudah digetarkan di letakkan pada processus mastoideus
pemeriksa sampai bunyi dngung tidak terdengar.
b. Kemudian pindahkan ujung penala ke processuss mastoideus probandus.
c. Bila proandus mendengar dengung berarti Schwabach memanjang dan bila
probandus tidak mendengar, Schwabach memendek.
6. Evaluassi hasi :
a. Schwabach memendek : Tuli sensory neural
b. Schwabach memanjang : Tuli konduktif.
c. Schwabach Normal : Pemeriksa dan probandus sama-sama normal.
IV. Hasil Pemeriksaaan :

No Nama Probandus Jenis Test Hasil Keterangan


1 AA Tes suara bisik Kanan 5m Dalam Batas
Nomal
Kiri 6m Normal
2 Test Rinne Kanan ( +) Normal
Kiri ( + ) Normal
3 Test Weber Tidak ada Normal
lateralisasi
Tes Schwabach Pemeriksa dan Pemeriksa dan
probandus probandus
mendengar NORMAL
dengung dan
tidak
mendengar
dengung secara
bersama-sama .

V. Kesimpulan :
Pada hasil pemeriksaan test pendengaran yang dilakukan terhadap probandus dengan
menggunakan test suara bisik dan test garputala ( Tes Rinne, Test Weber dan Tes
Schwabach ) didapatkan hasil bahwa pendengaran probandus NORMAL.

Anda mungkin juga menyukai