ANALISIS PROSEDUR
Dilumatkan hingga menjadi Untuk merusak membran sel, dinding sel, dan membran inti
bubur sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke dalam
larutan dan akan mempermudah reaksi
Ditambahkan dengan detergen Untuk merusak (melisis) dinding sel atau membran sel
10 mL
Diencerkan dengan akuades Untuk melarutkan DNA yang sudah lepas dari sel yang sudah
hingga 100 mL rusak membrannya
Disaring Untuk memisahkan DNA dengan zat lain yang berupa residu
Filtrat 6 mL
Dialiri 9 mL etanol dingin melalui Untuk mempresipitasi DNA (karena DNA bersifat polar
dinding tabung sedangkan etanol bersifat kurang polar)
Dilarutkan dalam 15 mL akuades Untuk melarutkan DNA lagi agar dapat diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer UV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh absorbansi isolat DNA pada panjang gelombang 250 nm,
260 nm, 270 nm, 280 nm dan 290 nm adalah sesuai kurva berikut ini :
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
240 250 260 270 280 290 300
Panjang Gelombang
Dari kurva hubungan absorbansi dan panjang gelombang isolat DNA diatas dapat dilihat bahwa
absorbansi tertinggi berada pada panjang gelombang 260 nm yaitu sebesar 0,3193. DNA murni dapat
menyerap cahaya ultraviolet karena adanya basa purin dan pirimidin. Grafik tertinggi menunjukkan
konsentrasi isolat DNA dengan nilai 15,96 dengan tingkat kemurnian 1,489 sesuai dengan perhitungan
berikut ini :
50μg DNA
= 0,3193 x
mL
μg DNA
= 15, 96 mL
𝑂𝐷 280
Kemurnian DNA = 𝑂𝐷 260
= 0,2144/ 0,3193
= 1,489
Pita ganda DNA dapat menyerap cahaya UV pada panjang gelombang 260 nm sedangkan kontaminan
protein atau etanol akan menyerap cahaya pada panjang gelombang 280 nm sehingga kemurnian isolat
DNA buah alpukat yang diperoleh adalah perbandingan dari nilai absorbansi antara 260 & 280.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil perbandingan sebesar 1,489 yang menandakan bahwa isolat
DNA pada buah alpukat tidak murni karena isolat murni mempunyai nilai perbandingan OD260 : OD280
lebih besar sama dengan 1,8. Ketidakmurnian isolat DNA yang diperoleh dimungkinkan karena masih
terdapat pelarut etanol yang lebih mendominasi daripada benang DNA atau kontaminan protein yang
masih terbawa sehingga saat dilarutkan dalam air, etanol masih bereaksi dan saat dilakukan pengukuran
absorbansi pada panjang gelombang 280 nm etanol mendominasi menghasilkan nilai absorbansi yang
besar dan ketika dibandingan dengan panjang gelombang 260 nm perbadingan yang dihasilkan menjadi
kecil atau kurang dari 1,8.
μg DNA
Isolat DNA buah alpukat yang diperoleh memiliki kadar 79,825 , sesuai perhitungan sbb:
g buah
250μg DNA
= OD260 x g buah
OD260 = 0,3193
250μg DNA
Kadar DNA = OD260 x g buah
250μg DNA
= 0,3193 x g buah
μg DNA
= 79,825 g buah
Rerata kadar dari seluruh buah yang diuji dalam satu kelas dapat ditabulasikan sesuai data berikut:
Kadar DNA
Kelompok Buah OD μg DNA
260 ( g buah )
1 Alpukat 0,0499 12,475
2 Pisang 0,1561 39,025
3 Alpukat 0,3419 85,475
4 Pisang 0,1731 43,275
5 Alpukat 0,1600 40,0
6 Pisang 0,1140 28,5
7 Alpukat 0,3193 79,825
8 Pisang 0,2388 59,7
Untuk rerata kadar dari buah alpukat dan buah pisang yang diuji dalam satu kelas adalah sebagai berikut:
(Xi- Rerata
Kelompok Buah Xi X SD
XBAR)^2 Kadar
2 Pisang 39,025 42,625 12,96 12,96 42,625 ±
4 Pisang 43,275 0,4225 12,96
6 Pisang 28,5 199,515
8 Pisang 59,7 291,556
1 Alpukat 12,475 54,444 1761,397 31,40 54,444
3 Alpukat 85,475 962,923 ±31,40
5 Alpukat 40,0 208,629
7 Alpukat 79,825 25,381
∑(Xi − x̅)2
Standar Deviasi = √ n −1
Berdasarkan perhitungan rerata kadar isolat DNA Alpukat di atas, kadar isolat DNA Alpukat berada dalam
rentang 23,044 – 85,844. Hasil perhitungan kadar isolat DNAalpukat kelompok kami masih dapat
diterima.
Setiap buah memiliki kadar DNA yang berbeda. Berdasarkan hasil percobaan, rerata kadar DNA pada
alpuka lebih tinggi daripada pisang. Pisang memiliki kadar air sebesar 59 % (Direktorat gizi,2013) dan
alpukat memiliki kadar air 12, 67 % (Alsuhendra, 2007)) . hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa Buah dengan kadar air tinggi cenderung memiliki kadar DNA rendah (Kirsman dalam Yulianti
2006). Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehinggga
DNA yang terpresipitasi juga semakin sedikit.