Anda di halaman 1dari 40

KIMIA FISIK 1

Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

BAB 1 KEADAAN GAS

Materi tersusun dari partikel-partikel berukuran kecil atau molekul.


Ukuran molekul terlalu kecil untuk dapat dilihat secara langsung menggunakan
mata manusia. Molekul penyusun materi dapat “dilihat” dengan menggunakan
“mata ilmuwan”. Salah satu jenis “mata ilmuwan” adalah mikroskop elektron.
Gambar 1.1 adalah fotograf molekul protein yang diambil dengan menggunakan
mikroskop elektron. Molekul protein bahkan tersusun dari partikel yang lebih
kecil lagi yang disebut atom. Atom-atom dalam molekul protein selalu bergerak
terus-menerus.

Gambar Error! No text of specified style in document.-1. Molekul protein

BAB 2 Teori Kinetik Materi


Selain terus menerus bergerak, molekul juga menimbulkan gaya elektrik
yang kuat pada molekul lainnya ketika saling mendekat. Gaya elektrik ini dapat
berupa gaya tolak maupun gaya tarik. Gaya tarik menjaga molekul-molekul tetap
bersama, sedangkan gaya tolak mengakibatkan materi bertahan dari
pemampatan. Teori kinetik materi mampu menjelaskan keberadaan tiga wujud
materi yang ada di alam nyata yakni keadaan padat, cair, dan gas. Representasi
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
makroskopis dan mikrsokopis ketiga wujud materi tersebut ditunjukkan dalam
Gambar 1.2.

Gambar Error! No text of specified style in document..2. Tiga wujud materi

Keadaan Padat
Teori menyebutkan bahwa di dalam zat padat, jarak antar molekul sangat
dekat satu dengan lainnya dan terjadi kesetimbangan antara gaya tarik dan gaya
tolak di antara molekul yang bertetangga. Masing-masing molekul juga bervibrasi
atau bergerak ke suatu arah dan ke arah sebaliknya di sekitar posisi yang tetap.
Zat padat terdiri dari molekul, atom atau ion yang tersusun pada posisi
yang tetap. Molekul-molekul dalam zat padat biasanya digambarkan sebagai bola-
bola yang saling berhubungan melalui pegas. Pegas ini menggambarkan gaya-gaya
elektrik yang menjaga molekul tersebut tetap bersama, seperti terlihat pada
Gambar 1.3. Gambar ini juga menunjukkan bahwa bentuk dan volume zat padat
tetap terjaga (tidak berubah) walaupun masing-masing molekulnya dapat
bervibrasi atau bergerak maju-mundur. Teori juga menunjukkan bahwa partikel-
partikel dalam zat padat trsusu secara teratur, polanya berulang menyerupai zat
kristalin.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

GambarError! No text of specified style in document.-2. Molekul protein

Gas terdiri dari molekul-molekul yang jauh terpisah satu dengan lainnya.
Sebagian besar volume yang dihuni oleh gas merupakan ruang kosong sehingga
molekul-molekul gas bebas bergerak di dalam wadah yang dihuninya. Zat cair
memiliki molekul-molekul yang saling bersentuhan satu dengan lainnya. Ruang
antar molekul yang ada dalam zat cair masih memungkinkan molekul-molekul zat
cair bergerak diseluruh bagian zat cair.
Di antara ketiga wujud materi tersebut, gas akan dipelajari lebih dulu
karena lebih mudah dipahami dibanding zat cair atau zat padat. Materi gas
memiliki beberapa karakteristik umum seperti dapat diekspansi, dapat
dimampatkan, dapat berdifusi secara cepat membentuk campuran homogen, dan
menimbulkan tekanan pada wadah yang ditempatinya. Sifat-sifat gas ini mudah
dijelaskan dan dipahami dengan teori kinetik gas yang akan diulas dikahir bab ini.

VARIABEL KEADAAN GAS


Sampel materi gas mudah digambarkan dengan empat variabel keadaan atau
parameter (sifat-sifat yang dapat diukur), yakni volume V , tekanan P , suhu T
dan jumlah jumlah mol gas n yang terkandung dalam suatu wadah.
Volume
Volume wadah merupakan volume sampel gas karena molekul-molekul gas bebas
bergerak ke seluruh wadah yang disediakan untuknya. Satuan volume yang umum
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
digunakan adalah liter (simbol L) dan mililiter (mL). satuan SI untuk volume adalah
m3 dan satuan yang lebih kecil adalah dm 3 dan cm3 .
Tekanan
Tekanan gas didefinisikan sebagai gaya per satuan luas permukaan yang
ditimbulkan oleh tumbukan antara molekul-molekul gas dengan dinding wadah.
Tekanan suatu sampel gas dapat diukur dengan menggunakan manometer.
Dengan cara serupa, tekanan atmosfer dan ditentukan dengan menggunakan
barometer merkuri.
Tekanan udara yang dapat mendorong kolom merkuri setinggi 760 mmHg pada
permukaan laut disebut satu atmosfer (1 atm). Satuan tekanan dalam milimeter
merkuri disebut juga dengan Torr (untuk menghormati Torriceli, orang yang
pertama kali mengukur tekanan dengan tinggi kolom merkuri). Jadi
1 atm  760 mmHg  760 Torr

Satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (Pa). Satu Pascal adalah 1 N/m2. Hubungan
antara atmosfer dan Pascal adalah
1atm  101.325 Pa  1,013 105 Pa
Suhu
Suhu sampel gas biasa diukur dalam derajat Celsius (℃). Satuan SI untuk suhu
adalah Kelvin (K) atau dikenal sebagai derajat mutlak. Hubungan antara derajat
Celsius dan derajat Kelvin adalah
K  0 C  273
Perlu diingat bahwa suhu Kelvin atau suhu mutlak selalu digunakan dalam
perhitungan yang melibatkan parameter gas. Perhatikan bahwa tidak digunakan
tanda derajat bersama K.
Mol
Jumlah mol, n , dari sampel gas dalam suatu wadah dapat dihitung dengan massa
gas, m , dalam sampel dengan massa molar gas, M .
massa sampel gas (m)
mol gas, n 
massa molar gas ( M )
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
HUKUM-HUKUM GAS
Volume sampel gas tergantung pada suhu dan tekanan yang dikenakan pada
sampel tersebut. Setiap perubahan suhu atau tekanan akan mengakibatkan
perubahan volume gas. Berdasarkan hasil-hasil percobaan yang dilakukan dari
abad ke-17 hingga ke-19, para ilmuwan menurunkan hubungan antara tekanan,
suhu dan volume gas dengan massa tertentu. Hubungan antara variabel-variabel
tersebut disebut hukum gas.
Hukum Boyle
Pada tahun 1660, Robert Boyle melakukan serangkaian percobaan pada suhu
kamar untuk mengetahui perubahan volume sampel gas dengan massa tertentu
apabila tekanannya diubah-ubah. Berdasarkan percobaannya tersebut Boyle
mnyimpulkan bahwa pada suhu konstan, volume gas dengan massa tertentu
berbanding terbalik dengan takanannya. Jika tekanan gas dinaikkan menjadi dua
kali tekanan semula maka volume gas menjadi setengah volume semula. Secara
matematis, hukum Boyle dapat dinyatakan sebagai
1
V (T dan n tetap)
P
atau
PV  C (T dan n tetap )

dengan C adalah tetapan kesebandingan. Hukum Boyle ini lebih sering


dirumuskan dalam bentuk

1 1  PV
PV 2 2
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pelajaran tambahan dapat dari persamaan sederhana PV  C , dengan cara
membuat berbagai grafik dari persamaan tersebut, seperti grafik tekanan
terhadap volume ( P vs V ) atau tekanan terhadap seper volume ( P vs 1/ V ). Oleh
karena perkalian antara PV , maka grafik tekanan terhadap volume akan berupa
hyperbol sedangkan grafik tekanan terhadap seper volume akan berupa garis
lurus. Kedua grafik tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bagaimanakah kira-kira bentuk grafik volume terhadap tekanan atau grafik
volume terhadap seper tekanan?

Hukum Boyle dapat didemsontrasikan dengan cara menambahkan merkuri pada


tabung-J yang ujungnya terbuka seperti tampak pada gambar berikut. Apabila
tekanan dinaikkan dengan menambahkan merkuri maka volume gas yang terjebak
dalam tabung-J tersebut akan turun. Jadi volume dan tekanan gas berbanding
terbalik, jika tekanan dinaikkan maka volume turun dan sebaliknya.

Hukum Charles
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pada tahun 1787, Jacques Charles menyelidiki pengaruh perubahan suhu terhadap
volume dari suatu gas dengan massa tertentu pada tekanan tetap. Pada
penelitiannya tersebut Charles melakukan pengukuran untuk berbagai macam gas
dan menyimpulkan bahwa pada tekanan konstan, volume gas yang massanya
tertentu adalah berbanding langsung dengan suhu absolut atau suhu Kelvin. Jika
suhu absolut dinaikkan dua kali lipat maka volume gas juga naik dua kali. secara
matematik, hukum Charles dinyatakan dengan
V T ( P dan n tetap )

atau
V
C ( P dan n tetap)
T
dengan C adalah tetapan kesebandingan. Hukum Charles ini lebih sering
dituliskan dalam bentuk
V1 V2

T1 T2

Pelajaran tambahan dapat diperoleh dengan menggabungkan hukum Charles dan


hukum Boyle. Gabungan kedua hukum ini dapat dinyatakan sebagai berikut: untuk
suatu gas yang massanya tetap, volume gas berbending lurus dengan suhu absolut
dan berbanding terbalik dengan rekanan. Secara matematis gabungan kedua
hukum ini dapat dinyatakan sebagai
T
V (n tetap)
P
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
atau
PV
C (n tetap)
T
dengan k adalah tetapan kesebandingan. Gabungan hukum Charles dan Boyle
ini lebih sering dituliskan dalam bentuk
PV PV
1 1
 2 2
T1 T2

Hukum Gay-Lussac
Pada tahun 1802, berdasarkan hasil penelitiannya Gay-Lussac menetapkan
hubungan umum antara tekanan dan suhu gas sehingga hukum Gay-Lussac
dikenal sebagai hukum tekanan-suhu. Hukum Gay-Lussac` menyebutkan bahwa
pada volume kosntan, tekanan suatu gas yang massanya tertentu adalah
berbanding langsung dengan suhu kelvin atau suhu mutlak. Secara sederhana
hukum Gay-Lussac dapat dinyatakan dengan
P T (V dan n tetap )

atau
P
C (V dan n tetap)
T
dengan C adalah tetapan kesebandingan. Hukum Gay-Lussac ini lebih sering
dituliskan dalam bentuk
P1 P2

T1 T2

Sebagian orang tidak menyebut nama Gay-Lussac, tetapi hanya menyebut


nama Charles saja sehingga hubungan antara V dan T maupun hubungan antara
P dan T pada massa zat yang tetap disebut sebagai hukum Charles. Kita akan
menggunakan nama keduanya dan menyebutnya sebagai hukum Charles dan Gay-
Lussac.
Sebenarnya hukum Charles dan Gay-Lussac tidaklah se-sederhana seperti
yang baru saja dibahas karena skala suhu yang dipakai di zamannya Charles dan
Gay-Lussac adalah skala suhu Celsius. Berdasarkan sederet pengukuran mengenai
volume gas dengan massa tetap pada tekanan tetap, Charles dan Gay-Lussac
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
menemukan bahwa volume gas merupakan fungsi linier dari suhu. Hasil penelitian
Charles dan Gay-Lussac ini dapat diungkapkan secara matematis dengan
V  a  bt
dengan t adalah suhu dalam derajat Celsius, sedangkan a dan b adalah tetapan.
Alur atau grafik volume sebagai fungsi suhu dari percobaan Charles dan Gay-
Lussac ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Intercep pada sumbu vertikal dari grafik adalah a  Vo , yakni volume pada 0℃.

Kemiringan kurva (slope) adalah turunan volume terhadap suhu Celsius pada
tekanan tetap. Kemiringan kurva ini adalah tetapan b atau b  (V / t )P . Jadi

rumus dalam ungkapan Charles dan Gay-Lussac V  a  bt dapat dinyatakan


dalam bentuk yang ekivalen sebagai
 V 
V  Vo    t
 t  P
Percobaan Charles dan Gay-Lussac menunjukkan bahwa untuk massa gas yang
tetap pada tekanan tetap, kenaikan volume per derajat kenaikan suhu adalah
sama untuk semua gas. Pada tekanan tetap, kenaikan volume suatu gas per
derajat kenaikan suhu secara matematis dapat dinyatakan dengan ungkapan
(V / t ) P . Dengan demikian, ungkapan untuk kenaikan volume relatif per derajat

pada 0℃ adalah (1/ Vo )(V / t ) P . Kuantitas ini adalah koefisien ekspansi termal

pada 0℃ dan diberi simbol  o . Jadi


KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

1  V 
o   
Vo  t  P

Rumusan Charles dan Gay-Lussac dapat dinyatakan dalam  o sehingga diperoleh

 1 
V  Vo (1   ot )  Vo o   t 
 o 
Rumus ini tampak lebih elegan karena menyatakan volume gas sebagai fungsi
suhu dan juga menyatakan volume gas dalam Vo dan  o yang sama untuk semua

gas. Perhatikan bahwa nilai  o adalah sama untuk semua gas dan tidak tergantung

pada tekanan pada saat pengukuran dilakukan. Persamaan yang agak rumit
tersebut dapat disederhanakan dengan transformasi koordinat, yakni
mendefinisikan skala suhu baru T yang dinyatakan dalam suhu lama t :
1
T t
o
Skala suhu yang baru ini disebut skala suhu gas atau lebih tepatnya skala suhu gas
ideal. Pentingnya skala ini terletak pada kenyataan bahwa nilai  o dan juga 1/  o

adalah sama untuk semua gas. Perhatikan pula bahwa  o tergantung pada skala

suhu yang awalnya digunakan untuk t . Jika t dalam derajat Celsius maka
1/  o  273,15 o C . Skala suhu ini secara numerik identik dengan skala suhu

termodinamika. Suhu pada skala termodinamika seringkali disebut suhu absolut


atau suhu Kelvin. Menurut persamaan diatas maka
T  273,15  t

Dengan menggunakan skala suhu termodinamika, maka hukum Charles dan Gay-
Lussac dapat dinyatakan lebih sederhana sebagai
V  VooT

Rumus ini menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume suatu gas berbanding
lurus dengan suhu mutlak.

Hukum Avogadro
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Perhatikan suatu balon yang mengandung gas dengan massa tertentu. Jika ke
dalam balon tersebut ditambahkan lagi sejumlah gas pada suhu T dan tekanan P
tetap, maka volume balon akan meningkat. Pada percobaan diketahui bahwa
kenaikan volume balon tersebut sebanding dengan jumlah mol gas yang
ditambahkan:
V n
atau
V
 konstan
n
atau
V1 V2

n1 n2

Ini berarti jika V1  V2 maka n1  n2 . Jadi dua gas yang volumenya sama pada T

dan P tetap, maka jumlah mol kedua gas adalah sama. Pernyataan ini merupakan
dasar dari hukum Avogadro yang menyatakan bahwa: volume yang sama dari
suatu gas pada suhu dan tekanan sama akan mengandung jumlah molekul atau
jumlah mol yang sama. Jika volume molar dinakikan dua kali maka volumejuga
akan meningkat dua kali.

Volume Molar Gas


KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Satu mol gas apa saja pada suhu dan tekanan tertentu akan mempunyai volume
yang sama merupakan akibat wajar yang dapat diambil dari hukum Avogadro.
Volume satu mol gas disebut volume molar. Untuk membandingkan volume
molar berbagai gas, kimiawan menggunakan rujukan suhu dan tekanan. Suhu
dan tekanan yang digunakan sebagai rujukan disebut suhu dan tekanan standar
dan biasa disingkat STP (Standar Temperature and Pressure), yakni suhu 273 K
dan tekanan 1 atm. Pada STP ditemukan secara eksperimen bahwa satu mol gas
apa saja akan menempati volume sebesar 22,4 iter. Jika ditulis dalam bentuk
persamaan maka
1mol gas pada STP  22, 4L

PERSAMAAN GAS IDEAL


Apabila hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Avogadro digabung menjadi
satu maka
PV  nT
Dengan memasukkan tetapan kesebandingan R (dikenal sebagai tetapan gas)
maka gabungan ketiga hukum tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan yang berlaku umum bagi gas, yakni
PV  nRT
Persamaan ini disebut persamaan gas universal dan lebih sering disebut sebagai
hukum gas ideal atau persamaan gas ideal atau persamaan gas.

PERSAMAAN KEADAAN
Persamaan gas ideal merupakan salah satu contoh persamaan keadaan
(equation of state) yang paling dikenal dalam kimia fisik. Disebut persamaan
keadaan karena persamaan gas ideal mengandung semua variabel ( P , V , T dan
n ) yang menggambarkan kondisi atau keadaan sampel gas secara sempurna.
Secara sederhana persamaan keadaan dapat didefinisikan sebagai persamaan
yang menggambarkan keadaan suatu sistem secara sempurna. Untuk
menggambarkan keadaan sistem diperlukan variabel keadaan seperti tekanan,
volume, suhu dan jumlah zat.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Persamaan keadaan gas ideal (persamaan gas) dapat dituliskan dalam
berbagai bentuk seperti
nRT
V
P
atau
nRT
P
V
atau bentuk lainnya. Persamaan pertama menyatakan volume gas sebagai fungsi
jumlah mol, suhu dan tekanan, sedangkan persamaan kedua menyatakan
tekanan gas sebagai fungsi jumlah mol, suhu dan volume. Di dalam ungkapan
matematis yang lebih umum, kedua persamaan tersebut dituliskan dalam bentuk
V  f (n, T , P) atau V  V (n, T , P)

dan
P  f (n, T ,V ) atau P  P(n, T ,V )

Persamaan keadaan dalam bentuk


V  V (n, T , P)

adalah persamaan yang menyatakan ketergantungan volume gas pada jumlah


mol, suhu dan tekanan. Hal ini berarti bahwa volume gas akan berubah bila
variabel ( n , P atau T ) berubah.
Apabila variabel n saja yang berubah sementara variabel P dan T tetap,
maka perubahan volume akibat perubahan jumlah mol pada tekanan dan suhu
tetap dapat dituliskan sebagai
 V 
dV    dn
 n  P ,T

Jika P berubah sementara n dan T tetap, maka perubahan volume gas adalah
 V 
dV    dP
 P n ,T

Jika T berubah sementara n dan P tetap, maka perubahan volume gas adalah

 V 
dV    dT
 T  n , P
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Apabila n , P dan T berubah semua maka perubahan volume gas merupakan
diferensial total dari variabel n , P dan T , yakni
 V   V   V 
dV    dn    dP    dT
 n  P ,T  P  n,T  T  n , P

Nilai suku (V / n) P ,T , (V / P) n,T dan (V / T ) n , P berturut-turut dapat dicari

dari hukum Avogadro, hukum Boyle dan hukum Charles.


Menurut hukum Avogadro: pada suhu dan tekanan tetap, volume gas
berbanding langsung dengan jumlah mol atau
V  Cn
Ini berarti (ingat C adalah tetapan)

 V 
  C
 n  P ,T

atau
 V  V
  
 n  P ,T n

Analog dengan cara ini maka sesuai hukum Boyle ( PV  C ) akan berlaku

 V  C
   2
 P n,T P

atau
 V  V
  
 P n,T P

Sesuai dengan hukum Charles ( V  CT ) akan berlaku


 V 
  C
 T n , P

atau
 V  V
  
 T  n , P T

Nilai (V / n) P ,T , (V / P) n,T dan (V / T ) n , P jika disubstitusikan ke dalam dV

akan diperoleh
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
V V V
dV  dn  dP  dT
n P T
Selanjutnya persamaan ini dapat dibagi dengan V dan diintegralkan untuk
mendapatkan
dV dn dP dT
 V  n

P

T
Hasil integrasi dari intergral tak tentu ini adalah
ln V  ln n  ln P  ln T  ln R
dengan ln R adalah tetapan integrasi. Mengingat rumus ln A  ln B  ln ( A / B)
dan ln A  ln B  ln A  B maka persamaan tersebut dapat disusun ulang untuk
mendapatkan
PV  nRT
yang merupakan persamaan gas ideal.

TEKANAN PARSIAL GAS: HUKUM DALTON


Hukum-hukum gas yang telah dibahas diatas masih terbatas penerapannya yakni
hanya untuk gas murni atau gas yang terdiri dari satu komponen saja, padahal
sebagian besar penelitian eksperimen selalu melibatkan campuran gas. Misal,
untuk meneliti polusi udara dapat dilakukan melalui pengukuran tekanan, volume
atau suhu dari suatu sampel udara. Sampel udara yang diambil pasti terdiri dari
campuran beberapa gas. Dalam kasus tersebut, tekanan gas total yang diukur
terkait dengan tekanan gas masing-masing komponen dalam campuran. Tekanan
masing-masing komponen dalam campuran gas dikenal sebagai tekanan parsial.
Berdasarkan hasil penelitiannya pada tahun 1800-an, Dalton mengungkapkan
bahwa tekanan total campuran gas adalah sama dengan jumlah tekanan parsial
semua komponen yang ada dalam campuran gas. Pernyataan ini dikenal sebagai
hukum Dalton menegnai tekanan parsial. Pernyataan hukum Dalton ini dapat
divisualisaikan dengan gambat berikut.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Untuk campuran gas yang terdiri dari banyak komponen, maka hukum Dalton
secara matematis dapat dinayatakan dengan
Pt  P1  P2  P3  (V dan T konstan)

Pt adalah tekanan total, P1 , P2 dan P3 adalah tekanan parsial komponen 1, 2,3

dan seterusnya.
Hukum Dalton sebenarnya dapat diperoleh dengan menerapkan persamaan gas
ideal PV  nRT , secara terpisah untuk masing-masing komponen gas dalam
campuran. Dengan menerapkan persamaan gas ideal untuk setiap komponen
dalam campuran gas yang terdiri dari tiga komponen maka tekanan parsial
masing-masing komponen adalah
 RT   RT   RT 
P1  n1   P2  n2   P3  n3  
 V   V   V 
dengan n1 , n2 dan n3 masing-masing adalah jumlah mol komponen 1, 2 dan 3.

Dengan demikian tekanan total campuran gas, Pt adalah

RT
Pt   n1  n2  n3 
V
atau
RT
Pt  nt
V
Dengan kata lain, tekanan total campuran gas ditentukan oleh jumlah mol total
yang ada. Pernyataan ini berlaku baik untuk gas tunggal maupun campuran gas.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pelajaran tambahan dapat diperoleh dari hukum Dalton dengan cara membagi
tekanan parsial dengan tekanan total. Misalkan untuk campuran yang terdiri dari
tiga komponen tersebut maka
P1 n1  RT / V )  n1
 
Pt nt  RT / V )  nt

Atau
P1 n1
  X1
Pt nt

Dengan X1 adalah fraksi mol komponen 1. Selanjutnya tekanan parsial masing-

masing komponen dapat dirumuskan dalam fraksi mol sehingga


P1  X1Pt P2  X 2 Pt P3  X 3 Pt

atau secara umum dapat dinyatakan


Pi  X i Pt
dan
Pt   Pi
i

Jika ada pertanyaan, bagaimana cara menentukan tekanan parsial masing-masing


komponen dalam campuran gas karena pengukuran tekanan menggunakan
manometer hanya menghasilkan tekanan total? Seperti diketahui dari rumus di
atas, untuk mencari tekanan parsial diperlukan fraksi mol dari komponen yang
bersangkutan, yang hal ini perlu melibatkan metode analisis kimia. Metode
pengukuran tekanan parsial atau fraski mol secara langsung adalah menggunakan
spektrometer massa. Intensitas relatif setiap puncak dalam spektrum berbanding
langsung dengan jumlah atau fraksi mol komponen yang ada dalam campuran.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Contoh . Sampel gas alam (natural gas) diketahui mengandung 8,24 mol metana,
0,421 mol etana dan 0,116 mol propana. Jika tekanan total gas alam adalah 1,37
atm, berapakan tekanan parsial masing-masing komponen penyusunnya?
Contoh. Sampel gas oksigen dikumpulkan dalam botol dengan cara mendesak air
yang ada dalam botol seperti tampak pada gambar. Tekanan barometer dicatat
sebesar 757 mmHg dan suhu air adalah 23,0 ℃. Berapakah tekanan parsial oksigen
dalam botol tersebut? Tekanan uap air pada suhu 23,0 ℃ adalah 19,8 mmHg.

HUKUM DIFUSI GRAHAM


Apabila dua macam gas yang pada awalnya berada dalam wadah terpisah
kemudian dihubungkan lewat suatu lubang maka kedua gas tersebut akan
bercampur secara spontan. Percampuran tersebut terjadi karena pergerakan
molekul-molekul gas satu ke dalam yang lain. Proses percampuran gas yang
diakibatkan oleh pergerakan acak molekul-molekul gas disebut difusi.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Gambar Difusi
Thomas Graham mengamati bahwa molekul-molekul gas yang lebih kecil
ukurannya (lebih ringan massa molekulnya) berdifusi lebih cepat dari molekul-
molekul gas yang lebih besar ukurannya (lebih besar massa molekulnya).

Berdasarkan pengamatannya pada tahun 1829, Graham menyatakan bahwa pada


kondisi suhu dan tekanan yang sama, laju difusi berbagai macam gas adalah
berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molekulnya. Pernyataan ini
dikenal sebagai hukum Graham. Secara matematis, hukum Graham dapat
dirumuskan dengan

r1 M2

r2 M1

r1 dan r2 adalah laju difusi gas 1 dan 2, sedangkan M 1 dan M 2 adalah massa

molekulnya.
Suatu gas dapat lepas dari suatu wadah melewati lubang yang kecil ke
dalam wadah lain yang kosong (vakum) karena molekul-molekul gas selalu
bergerak ke segala arah. Proses lepasnya gas tersebut disebut efusi. Laju efusi juga
tergantung pada massa molekul.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Gambar efusi
Laju efusi dapat dihitung dengan menerapkan hukum Dalton. Berdasarkan alasan
ini, ungkapan yang menyatakan hubungan antara laju efusi dengan massa molekul
disebut sebagai hukum efusi Dalton. Secara matematis, laju efusi dapat
dirumuskan dengan

laju efusi gas1 M2



laju efusi gas 2 M1

Penentuan laju efusi jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan penentuan laju
difusi. Oleh karena itu, hukum efusi Dalton sering digunakan untuk mencari massa
molekul suatu gas.
Contoh. 50 mL gas X dapat berefusi dalam waktu 146 detik. Pada kondisi yang
sama, ternyata 50 mL gas CO2 dapat berefusi dalam waktu 115 detik. Hiutnglah
massa molekul gas X? Jawab 71.

TEORI KINETIK MOLEKUL GAS


Pada pertengahan abad ke-19, Maxwell dan Boltzmann mengembangakan teori
matematik untuk menjelaskan perilaku gas dan hukum-hukum gas. Teori
tersdebut dikembangkan atas konsep dasar yang menganggap gas tersusun dari
seumlah besar molekul yang bergerak-terus menerus. Oleh sebeb itu teori ini
disebut juga teori kinetik molekul gas (kinetic molecular theory) atau secara
sederhana disebut teori kinetik gas. Kata kinetik mengisyaratkan gerakan yang
terjadi pada molekul gas.
Beberapa asumsi yang digunakan dalam teroi kinetik gas adalah sebagai berikut.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
1. Gas terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil ukurannya yang disebut
molekul. Molekul-molekul ini tersebar diseluruh wadah. Volume total
sesungguhnya dari molekul-molekul tersebut dapat diabaikan dibanding
volume total wadah yang ditempati. Molekul-molekul gas identik satu dengan
lainnya dan memiliki massa sama (m ) .

2. Molekul-molekul gas terus-menerus bergerak secara acak dengan kecepatan


yang tinggi. Molekul-molekul tersebut dengan bergerak dengan lintasan yang
lurus dan kecepatan yang seragam, demikian juga perubahan arah akibat
tumbukan antar molekul atau antar molekuldengan didning wadah senantiasa
lurus lintasannya.

3. Jarak antar molekul-molekul gas sangat besar dan dianggap tidak ada interaksi
van der Waals antar molekul gas. Jadi molekul gas selalu bergerak bebas, tidak
tergantung satu dengan lainnya.
4. Semua tumbukan terjadi secara elastik sempurna. Jadi tidak ada kehilangan
atau perolehan energi yang dialami oleh molekul yang bertumbukan.
5. Tekanan gas diakibatkan oleh tumbukan molekul-molekul gas dengan didning
wadah.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

6. Energi kinetik rata-rata ( 12 mv 2 ) molewkul-molekul gas sebanding dengan suhu

mutlak (suhu Kelvin). Gagasan ini mengisyaratkan bahwa energi kinetik rata-
rata molekulgas adalah sama pada suhu yang sama.
Suatu gas yang memenuhi semua anggapan teori kinetik gas disebut gas
ideal. Gas ideal mematuhi hukum-hukum dasar gas pada semua kondisi suhu dan
tekanan. Gas-gas yang nyata seperti hidrogen, oksigen, nitrogen dan lainnya
mempunyai sifat yang berlawanan dengan asumsi 1 – 3 yang disebutkan pada teori
kinetik gas diatas. Oleh karena itu beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah
a. Jika volume sebenarnya molekul gas ideal dapat diabaikan terhadap
volume wadah, maka volume gas nyata tidak dapat diabaikan.
b. Jika tidak ada gaya tarik antar molekul dalam gas ideal, maka dalam gas
nyata selalu ada gaya tarik antar molekul.
c. Tumbukan antar molekul gas ideal adalah elastik sem,purna sementara
tumbukan antar molekul gas nyata tidak elastik sempurna.
Karena alasan yang disebutkan diatas maka gas nyata hanya mematuhi hukumgas
ideal pada kondisi suhu dan tekanan moderat, artinya pada suhu sangat rendah
dan pada tekanan sangat tinggi, teori kinetik gas no 1 -3 tidak berlaku. Oleh karena
itu, pada kondisi tersebut gas-gas nyata menunjukkan penyimpangan dari perilaku
ideal.

PENURUNAN PERSAMAAN GAS DARI TEORI KINETIK


Berawal dari postulat teori kinetik gas dapat dikembangkan beberapa
persamaan penting yang disebuit persamaan gas kinetik. Persamaan ini
menyatakan ungkapan PV suatu gas dalam berbagai suku seperti jumlah molekul,
massa molekul dan kecepatan molekul. Untuk keperluan penurunan ini,
perhatikan gambar berikut yang memuat sejumlah massa gas dalam kotak kubus
pada suhu tertentu. Gunakan asumsi berikut.
 Panjang masing-masing sisi kubus adalah l cm.
 Jumnlah total molekul gas adalah n .
 Massa 1 molekul gas adalah m .
 Kecepatan molekul gas adalah v .
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Tahapan penurunan persamaan kinetik gas adalah sebagai berikut
1. Penguraian kecepatan molekul tunggal ke dalam kecapatan molekul
sepanjang sumbu X , Y dan Z .

Menurut teori kinetik gas, molekul gas dapat bergerak dengan kecepatan v
pada bebagai arah. Kecepatan adalah besaran vektor dan dapat diuraikan ke
dalam komponen-komponennya sepanjang sumbu X , Y dan Z , yakni
menjadi v x , v y , v z . Komponen-komponen kecepatan ini berhubungan

dengan kecepatan v melalui rumus


v 2  v x2 v y2 v z2

Selanjutnya perhatikan gerakan molekul tunggal berikut.


2. Jumlah tumbukan per detik pada sisi muka kubus akibat gerak satu molekul.

Perhatikan gerak satumolekul dalam arah OX antara sisi muka A dan B


.molekul tunggal tersebut akan menumbuk sisi muka A dengan kecepatan
v x dan akan memantul dengan kecepatan v x . Untuk menumbuk sisi A lagi,
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
molekul tersebut harus menepuh lintasan sepanjang l cm untuk menumbuk
sisi muka yang berlawanan yakni B dan kemudian kembali lagi sejauh l cm
untuk kembali menumbuk sisi muka A . Oleh karena itu Waktu yang
2l
diperlukan antara dua tumbukan pada sisi muka A adalah Av  dan
vx

vx
jumlah tumbukan per detik pada sisi muka A adalah A 
2l
3. Total perubahan momentum pada semua sisi muka kubus yang diakibatkan
oleh satu molekul.
Setiap molekul menumbuk sisi muka A mengakibatkan perubahan
momentum sebesar massa  kecepatan dan besarnya

Momentum sebelum tumbukan  mv x

Momentum setelah tumbukan  m (v x )

Perubahan momentum  mv x  m (v x )  2mv x

Akan tetapi karena jumlah tumbukan per detik pada sisi muka A yang
vx
diakibatkan oleh satu molekul 
2l
Maka perubahan total momentum per detik pada sisi muika A yang

v  mv x
2
diakbatkan oleh satu molekul adalah  mv x   x  
 2l  l
Perubahan moementum pada dua sisi muka yang berlawanan A dan B
sepanjang sumbu X akan menjadi dua kali , yakni 2mv x2 / l . Demikian pula hal

tersebut berlaku untuk perubahan momentum sepanjang sumbu Y dan


sumbu Z. Oleh karena itu perubahan momentum total per detik pada semua
sisi muka kubus adalah
2 2
2mv x2 2mv y 2mv y 2m 2

l

l

l

l
v x  v y2  v z2 

2mv 2
 , dengan v 2  v x2  v y2  v z2 
l
4. Perubahan total momentum akibat tumbukan semua molekul pada semua
sisi muka kotak kubus.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Anggaplah ada N molekul dalam kotak. Masing-masing molekul dalam kotak
tersebut bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda yakni v 1 ,v 2 ,v 3 dan

seterusnya. Total perubahan momentum yang diakibatkan oleh semua


molekulpada semua sisi muka kotak kubus adalah


l

2m 2
v 1  v 22  v 32  
Jika masing-masing suku dikalikan dan dibagi dengan N hasilnya adalah

2mN  v 12  v 22  v 32   2mNu 2
  
l  N  l

Dengan u 2 adalah rata-rata kuadrat kecepatan (mean square velocity).


5. Perhitungan Tekanan dari Perubahan Momentum
Gaya dapat diderfinisikan sebagai perubahan momentum per detik, dan
dapat dituliskan sebagai
2mNu 2
Gaya 
l
Gaya total
Tekanan 
Luas total

2mNu 2 1 1 mNu 2
P  2 
l 6l 3 l3
Oleh karena l 3 adalah volume kubus V maka
1 mNu 2 1
P atau PV  mNu 2
3 V 3
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan fundamental dakam teori kinetik
gas. Persamaan ini disebut juga sebagai persamaan kinetik gas. Walaupun
diturunkan dari kotak berbentuk kubus, persamaan ini berlaku un tuk semua
bentuk wadah. Volume yang tersedia dalam wadah dapat dipandang sebagai
tersusun dari sejumlah besar volume kubus yang sangat kecil yang masing-
masing berlaku kubus berlaku persamaan tersebut.

GAS NYATA : PENYIMPANGAN DARI PERILAKU IDEAL


KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Gas ideal adalah suatu gas yang mematuhi persamaan gas PV  nRT
pada semua harga suhu dan tekanan. Akan tetapi tidak ada gas yang benar-benar
ideal. Hampir semua gas menujukkan penyimpangan dari perilaku ideal. Jadi gas-
gas seperti H2, N2, dan O2 yang tidak mematuhi persamaan gas ideal pada semua
nilai suhu dantekanan disebut sebagai gas tidak ideal atau gas nyata.
FAKTOR DAYA MAMPAT
Seberapa jauh penyimpangan perilaku suatu gas nyata dari perilaku gas ideal
dapat digambarkan dengan menggunakan fungsi baru yang disebut faktor daya
mampat (Compressibility factor), diberi simbol Z . Faktor daya mampat
didefinisikan sebagai
PV
Z 
RT
Penyimpangan dari perilaku ideal dapat ditunjukkan dengan membuat grafik
faktor daya mampat Z terhadap tekanan P . Untuk gas ideal, Z  1 dan nilai
tersebut tidak tergantung pada suhu dan tekanan. Penyimpangan suatu gas nyata
dari peilaku ideal akan ditentukajn oleh nilai Z yang lebih besar atau lebih kecil
dari 1. Jadi penyimpangan nilai Z dari nilai 1 merupakan ukuran penyimpangan
dari perlikau ideal.

Gambar Pengaruh tekanan terhadap Z untuk gas H2, N2, dan CO2 pada 300 K

Pengaruh Variasi Tekanan


KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pengaruh variasi tekanan untuk gas H2, N2, dan CO2 pada suhu konstan
ditunjukkan pada gambar tersebut diatas.
Pada grafik tersebut tampak bahwa pada tekanan sangat rendah yakni
mendekati 0 atm, ketiga gas memiliki nilai mendekati 1. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tekanan rendah (maksimum hingga 10 atm), gas-gas nyata
menunjukkan perilaku yang mendekati ideal. Apabila tekanan dinaikkan, gas
hidrogen menunjukkan kenaikan yang kontinyu (dari Z  1 ). Jadi kurva untuk H2
terletak di atas kurva ideal pada semua tekanan. Untuk N2 dan CO2 , nilai Z pada
awalnya turun (yakni Z  1 ) lalu melewati minimumdan kemudian naik secara
kontinu dengan naikknya tekanan (hingga Z  1 ). Gas yang memiliki kurva paling
curam seperti CO2 adalah yang paling mudah dicairkan.

Pengaruh Suhu pada Penyimpangan dari Ideal


Gambar berikut merupakan grafik Z atau PV / RT terhadap P untuk gas
nitrogen pada berbagai suhu. Bentuk kurva pada grafik tersebut dengan jelas
menunjukkan bahwa penyimpangan dari perilaku ideal menjadi berkurang dengan
berkurangnya suhu.

Pada suhu rendah, bagian yang menurun pada kurva menjadi cukup besar dan
kemiringan kurva negatif. Pada suhu tertentu, minimum pada kurva tersebut
menghilang dan kurva tetap mendatar pada rentang tekanan yang cukup lebar.
Pada suhu ini, PV / RT hampir sama dengan satu dan gas mematuhi hukum
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Boyle. Oleh karena itu, suhu ini disebut suhu Boyle. Suhu Boyle stiap gas adalah
khas dan untuk gas nitrogen suhu Boylenya adalah 332 K.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
1. Pada tekanan rendah dan suhu yang cukup tinggi, gas nyata menunjukkan
perilaku yang mendekati ideal dan persamaan gas ideal dipenuhi.
2. Pada suhu rendah dan tekanan cukup tinggi, perilaku gas nyata menyimpang
secara signifikan dari perilaku ideal dan persamaan gas ideal tidak berlaku.
3. Makin dekat suatu gas denagn titik pencairannya maka penyimpangannya dari
perilaku ideal makin besar.

PERSAMAAN VAN DER WAALS


van der Waals (1873) menjelaskan bahwa perilaku gas nyata yang
menyimpang dari perilaku gas ideal disebabkan oleh dua postulat yang ada dalam
teori kinetik, yakni
a. Molekul-molekulgas merupakantitik massa yang tidak mempunyai volume
b. Tidak ada gaya tarik antar molkeul gas.
Dua alasan tersebut yang menjadi penyebab mengapa persamaan gas ideal
PV  nRT yang diturunkan dari teori kinetik gas tidak berlaku bagi gas nyata.
Van der Waals menunjukkan bahwa faktor tekanan ( P ) dan volume (V ) dalam
persamaan gas ideal harus dikoreksi agar persamaan tersebut berlaklu bagi gas
nyata.
Koreksi Volume
Volume gas adalah ruang bebas dalam wadah yang dapat digunakan molekul gas
untuk bergerak bebas. Volume V dari gas ideal adalah volume wadah. Molekul
gas ideal yang berupa titik tidak memiliki volume (volumenya = 0) sehingga
keseluruhan volume wadah tersedia untuk bergerak bebas. Van der Waals
memandang bahwa molekul gas nyata yang berbentuk bola sferis kaku memiliki
volume tertentu. Oleh karena itu volume gas nyata adalah volume ideal (volume
wadah) dikurangi volume yang dihuni molkeul gas. Jika b adalah volume efektif
molekul gas per mol, volume dalam gas ideal terkoreksi adalah
(V  b )
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Untuk n mol gas, volume terkoreksi adalah
(V  nb )

Dalam volume terkoreksi tersebut, b adalah faktor koreksi yang disebut dengan
istilah “excluded volume” dan merupakan konstanta yang spesifik untuk setiap
gas.

Excluded volume besarnya kira-kira empat kali dari volume molekulyang


sesungguhnya. Excluded volume tidak sama dengan volume molekul, tetapi
adalah empat kali volume molkeul yang sebenarnya dan dapat dihitrung dengan
cara sebagai berikut.
Perhatikan dua molekul dengan jari-jari r yang saling bertumbukan satu dengan
lainnya. Terlihat dengan jelas bahwa molekul tersebut tidak dapat mendekat satu
dengan yang lain pada jarak yang lebih rendah dari 2r . Oleh karena itu, ruang
yang ditunjukkan atau dibatasi oleh titik terputus-putus akan mempunyai jejari 2r
dan ruang ini tidak akan tersedia untuk semua molekul gas lainnya. Dengan kata
lain, “excluded voluime” untuk sepasang molekul adalah volume bola yang
berjadi-jari 2r . Jadi
4
Excluded volume untuk dua molekul   (2r )3
3
4
 8(  r 3 )
3
1 4
Excluded volume untuk per molekul (V e )   8(  r 3 )  4V m
2 3
V m adalah volume sebenarnya dari satu molekul
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Koreksi Tekanan
Suatu molekul yang berada di bagian dalam dari sekumpulan molekul gas akan
ditarik oleh molekul-molekul lainnya pada semua sisi. Gaya tarik ini saling
meniadakan. Akan tetapi, molekul gas yang menumbuk dinding wadah, hanya
mengalami gaya tarik pada satu sisi saja. Oleh karena itu molekul gas yang
menumbuk dinding akan mengalami gaya tarik ke dalam (lihat gambar).

Akibat tarikan ke dalam dari molekul lain, molekul yang akan menumbuk dinding
kecepatannya turun sehingga tekanan gas yang sebenarnya adalah lebih rendah
dari tekanan ideal. Jika tekanan sebenarnya, P adalah lebih rendah dari tekanan
ideal Pideal dengan selisih sebesar p , maka

P  Pideal  p atau Pideal  P  p


Besarnya p ditentukan oleh besarnya gaya tarik antar molekul yang menubuk
dinding ( A ) dan molkeul yang menariknya ( B ). Oleh karena itu, besarnya gaya
tarik sebanding dengan konsentrasi molekul tipe ( A ) dan molekul tipe ( B ). Jadi
p  C A C B

n n
p 
V V
an 2
p
V 2
n adalah jumlah molekul gas yang ada dalam wadah dengan volume V dan a
adalah tetapan kesebandingan yang kahs untuk setiap gas. Jadi tekanan P
dalam persamaan gas ideal untuk n mol gas yang sudah terkoreksi adalah
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

 an 2 
 P  
 V 2 

Apabila koreksi volume dan tekanan dimasukkan dalam persamaan gas ideal
PV  nRT maka akan diperoleh pesamaan gas van der Waals, yakni
 an 2 
 P  2  V  nb   n RT
 V 

Konstanta a dan b dalam persamaan van der Waals disebut konstanta van der
Waals. Nilai konstanta van der Waals untuk beberapa gas ditunjukkan dalam
tabel berikut.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Tabel. Konstanta van der Waals beberapa gas
Gas a/ a/ b/ b/
atm L mol-2 Nm4mol–2 L mol–1 103m3mol–1

Hidrogen 0,245 0,0247 0,0266 0,0266


Oksigen 1,360 0,1378 0,0318 0,0318
Nitrogen 1,390 0,1408 0,0391 0,0391
Klorine 6,493 0,6577 0,0562 0,0562
Karbon dioksida 3,590 0,3637 0,0428 0,0428
Ammonia 4,170 0,4210 0,0371 0,0371
Sulphur dioksida 6,710 0,6780 0,0564 0,0564

Persamaan van der Waals cukup memuaskan untuk menjelaskan perilaku gas
real secara umum dan cukup valid untuk rentang suhu dan tekanan yang cukup
lebar. Namun persamaan tersebut tidak cocok untruk tekanan yang sangat tinggi
dan suhu rendah, oleh karena itu Dieterici mengusulkan persamaan berikut
P (V  b )  RTe a /VRT

GEJALA KRITIK DAN PENCAIRAN GAS


Suatu gas dapat dicairkan dengan menurunkan suhu dan meningkatkan
tekanan. Pada suhu rendah, molekul-molekul gas kehilangan energi kinetik.
Molekul yang bergerak lambat cenderung mengumpul karena gaya tarik antara
molekul tersebut dan kemudian berubah menjadi cair. Pengaruh yang sama pada
penurunan suhu juga terjadi bila tekanan gas dinaikkan. Meolukl-molekul gas
saling mendekat satu dengan yang lain karena dimampatkan (tekanan dinaikkan)
lalu berubah membentuk cairan.
Andrews (1896) meneliti kondisi P T pencairan beberapa gas. Andrews
menemukan bahwa setiap gas dapat dicairkan dibawah suatu nilai suhu dan tidak
dapat dicairkan di atas nilai suhu tersebut. Suhu ini disebut suhu kritik gas.
Tekanan yang terkait dengan suhu kritik disebut tekanan kritik dan volume yang
berkaitan disebut volume kritik. Berikut ini definisi ringkas ketiga tetapan kritik
tersebut.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

1. Suhu kritik, Tc suatu gas dapat didefinisikan sebagai suhu maksimum suatu

gas dapat dicairkan. Di atas suhu tersebut, suatu gas tidak dapat dicairkan
berapapun tekanan yang digunakan.
2. Tekanan kritik, Pc adalah tekanan minimum yang diperlukan untuk

mencairkan suatu gas pada suhu kritiknya.


3. Volume kritik, V c adalah volume yang dihuni oleh satu mol gas pada suhu kritik

dan tekanan kritik.


Himpunan Tc , Pc dan V c secara kolektif disebut konstanta kritik suatu gas. Semua

gas nyata mempunyai konstanta kritik yang khas dan berbeda dengan gas lainnya.

Tabel berikut ini memuat konstanta kritik beberapa gas yang umum.

Gas Suhu kritik (K) Tekanan kritik Volume kritik


(atm) (mL/mol)
Helium 5,3 2,26 57,8
33,2 12,8 65,0
Hidrogen
Nitrogen 126,0 33,5 90,1

Oksigen 154,3 50,1 74,4

Karbon dioksida 304,0 72,9 94,0

Ammonia 405,5 111,5 72,1

Klorine 407,1 76,1 123,8

Sulphur dioksida 430,3 77,7 122,3

Pada suhu keritik dan tekanan kritik, gas dan cair menjadi icentik dan tidak
dapat dibedakan antara keduanya. Keadaan ini disebut sebagai keadaan kritik. Jadi
gejala menyatunya bentuk gas dan cair menjadi satu bentuk yang tidak dapat
dibedakan dikenal sebagai gejala kritik. Andrews mendemonstrasikan gejala kritik
suatu gas dengan mengambil contoh karbon dioksida pada gambar berikut ini.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Terkait dengan titik kritik ada tiga isoterm karbon dioksida seperti tampak pada
grafik, yakni isoterm diatas suhu kritik, isoterm pada suhu kritik dan isoterm
dibawah suhu kritik. Isoterm diatas suhu kritik serupa dengan isoterm gas ideal
dan diatas suhu kritik 31 ℃ karbon dioksida selalu berbentuk gas.

HUKUM KEADAAN SEHUBUNGAN


Nilai tekanan, volume dan suhu dari suatu gas dapat dibagi dengan tekanan
kritik, volume kritik dan suhu kritik gas yang bersangkutan. Hasil bagi atau fraksi
ini dikenal sebagai tekanan tereduksi, volume tereduksi dan suhu tereduksi yang
berturut-turut disimbolkan dengan  ,  dan  , yang secara matematik
dirumuskan dengan
P V T
 ,  , 
Pc Vc Tc

Untuk mengetahui manfaat besaran tereduksi ini maka variabel P , V


dan T pada persamaan van der Waals berturut-turut dapat diganti dengan  Pc ,

V c dan T c dan hasilnya adalah

 a 
  Pc  2 2  V c  b   R T c
  Vc 
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si

Selanjutnya nilai Pc , V c dan Tc pada persamaan ini diganti atau disubstisui

dengan tetapan a , b dan R yang hasilnya adalah


 a a  8a
  2 2   3 b  b   R 
 27b
2
9 b  27Rb

Persamaan terakhir ini jika dibagi dengan a / 27b 2 akan diperoleh

 3 
   2   3  1  8
  
Persamaan van der Waals yang hanya mengandung variabel- variabel tereduksi ini
disebut persamaan van der Waals tereduksi. Di dalam persamaan van der Waals
tereduksi ini tampak bahwa besaran a , b , Pc , V c dan Tc yang merupakan ciri

khas suatu gas tertentu menjadi hilang sehingga persamaan ini dapat diterapkan
pada semua zat, baik cair ataupun gas tanpa memandang sifat-sifatnya.
Berdasarkan persamaan tereduksi dapat disimpulkan bahwa apabila dua
zat memiliki tekanan dan suhu tereduksi yang sama maka keduanya pasti memiliki
volume tereduksi yang sama pula. Kesimpulan atau pernyataan ini dikenal sebagai
hukum keadaan sehubungan (Law of Corresponding State) dan apabila dua zat
memiliki suhu dan tekanan tereduksi yang sama maka keduanya dikatakan berada
dalam keadaan sehubungan. Secara praktek, hal ini berarti bahwa sifat-sifat zat
cair sebaiknya ditentukan pada suhu tereduksi yang sama karena pengaruh
tekanan terhadap sifat-sifat zat cair sangat kecil. Telah diketahui bahwa titik didih
zat cair mendekati 2 / 3 suhu kritiknya, oleh karena itu dapat dipahami bahwa zat
cair pada titik didihnya (dalam skala absolut) mendekati berada dalam keadaan
sehubungan. Jadi untuk mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisik zat cair dan
komposisi kimianya maka sebaiknya sifat-sifat fisik tersebut ditentukan pada
titikdidih zat cairnya.

METODE PENCAIRAN GAS


Pengaruhturunnya suhu dan naiknya tekanan terhadap perilaku gas secara umum
telah ditunjukkan oleh isoterm Andrews untuk CO2. Jika gas didinginkan dibawah
suhu kritiknya dan dikenai tekanan yang cukup maka gas akan mencair. Berbagai
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
metode telah diupayakan untuk mencairkan gas, tiga metode yang penting adalah
sebagai berikut.
1. Metode Faraday
Faraday (1823) menggunakan campuran es dan berbagai garam untuk
mencairkan gas. Peleburan es dan pelarutan garam, keduanya adalah proses
endotermik. Suhu campuran dapat diturunkan sampai suatu nilai suhu
tertentu, yakni ketika larutan menjadi jenuh.

Dengan metodenya, Faraday dapat mencairkan sejumlah gas seperti SO2,


CO2, NO dan Cl2. Faraday menggunakan tabung bentuk-V, ujung yang satu
digunakan untuk menyediakan gas dan ujung yang lain digunakan untuk
mencairkan gas pada tekanan gas yang bersangkutan. Gas-gas yang
mempunyai titik kritik rendah seperti H2, N2 dan O2 tidak bisa divairkan dengan
metode Faraday.

2. Metode Linde
Linde (1895) menggunakan efek Joule Thomson sebagai dasar untuk
mencairkan gas. Bila gas dimampatkan lalu dibiarkan berekspasi ke dalam
vakum atau daerah bertekanan rendah maka gas akan menjadi dingin (suhu
turun). Gas yang termampatkan, jarak molekulnya sangat dekat satu dengan
lainnya dan gaya tarikantarmolekul juga cukup berarti. Selama gas
berekspansi, molekul-molekulnya menjadi jauh terpisah satu dengan lainnya.
Di dalam melakukan hal tersebut, molekul-molekulgas membutuhkan energi
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
untuk mengatasi gaya tarik antara molekul. Energi tersebut harus dioambil dari
dirinya sendiri sehingga gas menjadi dingin.

Linde menggunakan peralatan kerja yang prinsipnya seperti gambar diatas.


Udara kering dimampatkan hingga tekanannya 200 atm. Udara kemudian
dilewatkan melalui pipa pendingin dengan pendingin cair seperti ammonia. Di
bagian pendingin ini, panas yang timbul akibat pemampatan dihilangkan.
Udara yang telah termampatkan dan dingin dilewatkan ke dalam pipa spiral
yang ujungnya berupa pemancar fluida (jet). Ekspansi bebas udara dalam jet
mengakibatkan suhu udara turun cukup drastis. Udara yang dingin dengan
tekanan sekitar 1 atm dilewatkan melalui ruang ekpansi. Ekpansi ini
mengakibatkan suhu udara turun lagi dan juga mengakibatkan turunnya suhu
udara yang masuk pipa spiral. Selanjutnya, udara yang sudah masuk ruang
ekspansi dilewatkan kembali ke kompresor. Proses pemampatan dan ekspansi
ini diulang-ulang hingga suhu cukup rendah untuk mencairkan gas. Gas yang
sudah mencair dikumpulkan dibawah ruang ekspansi.
3. Metode Claude
Metode Claude merupakan metode yang lebih efisien untuk pencairan
gas dibanding metode Linde. Metode Claude juga dihasilkan dari ekspansi
bebas gas yang termampatkan. Perbedaannya terletak pada penggunaan gas
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
untuk melakukan kerja dengan menggerakkan mesin. Energi untuk melakukan
kerja berasal dari gas itu sendiri sehingga gas itu menjadi dingin.

Jadi metode Claude untuk pendinginan atau pencairan gas tidak hanya
mengatasi gaya antar molekul gas tetapi juga digunakan untuk melakukan kerja.
Oekh karena alasan ini maka metode Claude lebih efektif dibanding metode Linde.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
SOAL – SOAL LATIHAN BAB I
1. Benar atau salah?
a. Jika suhu absolut gas ideal dinaikkan 2 kali lipat pada volume dan jumlah
zat tetap, maka tekanannya akan naik dua kali lipat.

b. Rasio  PV / mT  sama untuk semua gas pada tekanan mendekati nol?

c. Rasio  PV / nT  sama untuk semua gas pada tekanan mendekati nol?

d. Semua gas ideal memiliki densitas yang sama pada


2. Sebuah balon dengan volume 1 juta dm3 berisi gas helium pada tekanan 770
torr dan suhu 27℃. Pada ketinggian tertentu, tekanan di luar balon adalah
125 torr dan suhu berkurang hingga menjadi -13 ℃. Berapa massa helium
yang harus dikeluarkan dari balon agar volume balon tidak berubah?
3. Belerang monoksida, S2Cl2, dapat berdisosiasi sesuai reaksi S2Cl2 (g) ⇌ 2SCl
(g). Jika 47,7 mL gas ini pada tekanan 749 torr dan suhu 525℃ mempunyai
massa 0,0886 g, berapa derajat disosiasinya?
4. Tabung kaca yang divakumkan memiliki bobot 27,9214 g. Ketika tabung
tersebut diisi udara kering (79% nitrogen dan 21% oksigen) pada 1 atm dan
25℃ ternyata bobotnya 28,0529 g. Apabila tabung tersebut diisi campuran
metana dan etana, bobotnya 28,0410 g. Hitung persen mol metana dalam
campuran?
5. Satu liter gas A dengan tekanan 2 atm dan dua lietr gas B dengan tekanan 1
atm dicampur pada wadah dengan volume 4L membentuk campuran ideal.
a. Hitung tekanan akhir campuran jika suhu tetap selama pencampuran.
b. Hitung massa molekul rata-rata jika massa total A dan B adalah 24 g.
6. Satu tabung berisi 3 mol oksigen dan 2 mol nitrogen. Jika ke dalam tabung
tersebut ditambahkan 1 mol karbondioksida pada volume dan suhu konstan,
hitunglah
a. Fraksi mol masing-masing komponen
b. Tekanan parsial masing-masing komponen.
7. Tekanan total campuran oksigen dan hidrogen adalah 100 kPa. Campuran
tersebut dinyalakan dan air yang terbentuk dipisahkan. Gas yang tersisa
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
adalah hidrogen murni dan mempunyai tekanan 40 kPa pada kondisi suhu
dan volume yang sama dengan campuran awal. Campuran gas bersifat ideal.
Berdasarkan data tersebut, hitunglah komposisi campuran awal dalam
persen mol .
8. Koefisien ekspansi termal suatu zat didefinisikan sebagai
1  V 
  
V  T  P

Pada 300 K dan 1 atm, air mempunyai   2,0 104 K 1 . Jika pada tekanan
konstan 1 atm, suhu air dinaikkan dari 300 K menjadi 350 K, hitunglah persen
perubahan volume yang dialami oleh air.
9. Campuran gas etana dan butana yang massanya 0,3846 g menempati sebuah
botol tertutup dengan volume 200 mL ternyata menimbulkan tekanan
sebesar 100 kPa pada suhu 20℃. Hitunglah komposisi campuran dalam
persen mol.
10. Tabung 1L berisi metana pada 16,0 kPa dihubungkan dengan tabung 3L berisi
hidrogen pada 20,0 kPa. Kedua tabung diketahui meiliki suhu sama.
a. Setelah penghubung kedua tabung dibuka maka metana dan hidrogen
segera bercampur. Berapakan tekanan total gas setelah percampuran?
b. Berapa fraksi molmasing-masing komponen dalam campuran.

Anda mungkin juga menyukai