Keadaan Padat
Teori menyebutkan bahwa di dalam zat padat, jarak antar molekul sangat
dekat satu dengan lainnya dan terjadi kesetimbangan antara gaya tarik dan gaya
tolak di antara molekul yang bertetangga. Masing-masing molekul juga bervibrasi
atau bergerak ke suatu arah dan ke arah sebaliknya di sekitar posisi yang tetap.
Zat padat terdiri dari molekul, atom atau ion yang tersusun pada posisi
yang tetap. Molekul-molekul dalam zat padat biasanya digambarkan sebagai bola-
bola yang saling berhubungan melalui pegas. Pegas ini menggambarkan gaya-gaya
elektrik yang menjaga molekul tersebut tetap bersama, seperti terlihat pada
Gambar 1.3. Gambar ini juga menunjukkan bahwa bentuk dan volume zat padat
tetap terjaga (tidak berubah) walaupun masing-masing molekulnya dapat
bervibrasi atau bergerak maju-mundur. Teori juga menunjukkan bahwa partikel-
partikel dalam zat padat trsusu secara teratur, polanya berulang menyerupai zat
kristalin.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Gas terdiri dari molekul-molekul yang jauh terpisah satu dengan lainnya.
Sebagian besar volume yang dihuni oleh gas merupakan ruang kosong sehingga
molekul-molekul gas bebas bergerak di dalam wadah yang dihuninya. Zat cair
memiliki molekul-molekul yang saling bersentuhan satu dengan lainnya. Ruang
antar molekul yang ada dalam zat cair masih memungkinkan molekul-molekul zat
cair bergerak diseluruh bagian zat cair.
Di antara ketiga wujud materi tersebut, gas akan dipelajari lebih dulu
karena lebih mudah dipahami dibanding zat cair atau zat padat. Materi gas
memiliki beberapa karakteristik umum seperti dapat diekspansi, dapat
dimampatkan, dapat berdifusi secara cepat membentuk campuran homogen, dan
menimbulkan tekanan pada wadah yang ditempatinya. Sifat-sifat gas ini mudah
dijelaskan dan dipahami dengan teori kinetik gas yang akan diulas dikahir bab ini.
Satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (Pa). Satu Pascal adalah 1 N/m2. Hubungan
antara atmosfer dan Pascal adalah
1atm 101.325 Pa 1,013 105 Pa
Suhu
Suhu sampel gas biasa diukur dalam derajat Celsius (℃). Satuan SI untuk suhu
adalah Kelvin (K) atau dikenal sebagai derajat mutlak. Hubungan antara derajat
Celsius dan derajat Kelvin adalah
K 0 C 273
Perlu diingat bahwa suhu Kelvin atau suhu mutlak selalu digunakan dalam
perhitungan yang melibatkan parameter gas. Perhatikan bahwa tidak digunakan
tanda derajat bersama K.
Mol
Jumlah mol, n , dari sampel gas dalam suatu wadah dapat dihitung dengan massa
gas, m , dalam sampel dengan massa molar gas, M .
massa sampel gas (m)
mol gas, n
massa molar gas ( M )
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
HUKUM-HUKUM GAS
Volume sampel gas tergantung pada suhu dan tekanan yang dikenakan pada
sampel tersebut. Setiap perubahan suhu atau tekanan akan mengakibatkan
perubahan volume gas. Berdasarkan hasil-hasil percobaan yang dilakukan dari
abad ke-17 hingga ke-19, para ilmuwan menurunkan hubungan antara tekanan,
suhu dan volume gas dengan massa tertentu. Hubungan antara variabel-variabel
tersebut disebut hukum gas.
Hukum Boyle
Pada tahun 1660, Robert Boyle melakukan serangkaian percobaan pada suhu
kamar untuk mengetahui perubahan volume sampel gas dengan massa tertentu
apabila tekanannya diubah-ubah. Berdasarkan percobaannya tersebut Boyle
mnyimpulkan bahwa pada suhu konstan, volume gas dengan massa tertentu
berbanding terbalik dengan takanannya. Jika tekanan gas dinaikkan menjadi dua
kali tekanan semula maka volume gas menjadi setengah volume semula. Secara
matematis, hukum Boyle dapat dinyatakan sebagai
1
V (T dan n tetap)
P
atau
PV C (T dan n tetap )
1 1 PV
PV 2 2
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pelajaran tambahan dapat dari persamaan sederhana PV C , dengan cara
membuat berbagai grafik dari persamaan tersebut, seperti grafik tekanan
terhadap volume ( P vs V ) atau tekanan terhadap seper volume ( P vs 1/ V ). Oleh
karena perkalian antara PV , maka grafik tekanan terhadap volume akan berupa
hyperbol sedangkan grafik tekanan terhadap seper volume akan berupa garis
lurus. Kedua grafik tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bagaimanakah kira-kira bentuk grafik volume terhadap tekanan atau grafik
volume terhadap seper tekanan?
Hukum Charles
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pada tahun 1787, Jacques Charles menyelidiki pengaruh perubahan suhu terhadap
volume dari suatu gas dengan massa tertentu pada tekanan tetap. Pada
penelitiannya tersebut Charles melakukan pengukuran untuk berbagai macam gas
dan menyimpulkan bahwa pada tekanan konstan, volume gas yang massanya
tertentu adalah berbanding langsung dengan suhu absolut atau suhu Kelvin. Jika
suhu absolut dinaikkan dua kali lipat maka volume gas juga naik dua kali. secara
matematik, hukum Charles dinyatakan dengan
V T ( P dan n tetap )
atau
V
C ( P dan n tetap)
T
dengan C adalah tetapan kesebandingan. Hukum Charles ini lebih sering
dituliskan dalam bentuk
V1 V2
T1 T2
Hukum Gay-Lussac
Pada tahun 1802, berdasarkan hasil penelitiannya Gay-Lussac menetapkan
hubungan umum antara tekanan dan suhu gas sehingga hukum Gay-Lussac
dikenal sebagai hukum tekanan-suhu. Hukum Gay-Lussac` menyebutkan bahwa
pada volume kosntan, tekanan suatu gas yang massanya tertentu adalah
berbanding langsung dengan suhu kelvin atau suhu mutlak. Secara sederhana
hukum Gay-Lussac dapat dinyatakan dengan
P T (V dan n tetap )
atau
P
C (V dan n tetap)
T
dengan C adalah tetapan kesebandingan. Hukum Gay-Lussac ini lebih sering
dituliskan dalam bentuk
P1 P2
T1 T2
Intercep pada sumbu vertikal dari grafik adalah a Vo , yakni volume pada 0℃.
Kemiringan kurva (slope) adalah turunan volume terhadap suhu Celsius pada
tekanan tetap. Kemiringan kurva ini adalah tetapan b atau b (V / t )P . Jadi
pada 0℃ adalah (1/ Vo )(V / t ) P . Kuantitas ini adalah koefisien ekspansi termal
1 V
o
Vo t P
1
V Vo (1 ot ) Vo o t
o
Rumus ini tampak lebih elegan karena menyatakan volume gas sebagai fungsi
suhu dan juga menyatakan volume gas dalam Vo dan o yang sama untuk semua
gas. Perhatikan bahwa nilai o adalah sama untuk semua gas dan tidak tergantung
pada tekanan pada saat pengukuran dilakukan. Persamaan yang agak rumit
tersebut dapat disederhanakan dengan transformasi koordinat, yakni
mendefinisikan skala suhu baru T yang dinyatakan dalam suhu lama t :
1
T t
o
Skala suhu yang baru ini disebut skala suhu gas atau lebih tepatnya skala suhu gas
ideal. Pentingnya skala ini terletak pada kenyataan bahwa nilai o dan juga 1/ o
adalah sama untuk semua gas. Perhatikan pula bahwa o tergantung pada skala
suhu yang awalnya digunakan untuk t . Jika t dalam derajat Celsius maka
1/ o 273,15 o C . Skala suhu ini secara numerik identik dengan skala suhu
Dengan menggunakan skala suhu termodinamika, maka hukum Charles dan Gay-
Lussac dapat dinyatakan lebih sederhana sebagai
V VooT
Rumus ini menyatakan bahwa pada tekanan tetap, volume suatu gas berbanding
lurus dengan suhu mutlak.
Hukum Avogadro
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Perhatikan suatu balon yang mengandung gas dengan massa tertentu. Jika ke
dalam balon tersebut ditambahkan lagi sejumlah gas pada suhu T dan tekanan P
tetap, maka volume balon akan meningkat. Pada percobaan diketahui bahwa
kenaikan volume balon tersebut sebanding dengan jumlah mol gas yang
ditambahkan:
V n
atau
V
konstan
n
atau
V1 V2
n1 n2
Ini berarti jika V1 V2 maka n1 n2 . Jadi dua gas yang volumenya sama pada T
dan P tetap, maka jumlah mol kedua gas adalah sama. Pernyataan ini merupakan
dasar dari hukum Avogadro yang menyatakan bahwa: volume yang sama dari
suatu gas pada suhu dan tekanan sama akan mengandung jumlah molekul atau
jumlah mol yang sama. Jika volume molar dinakikan dua kali maka volumejuga
akan meningkat dua kali.
PERSAMAAN KEADAAN
Persamaan gas ideal merupakan salah satu contoh persamaan keadaan
(equation of state) yang paling dikenal dalam kimia fisik. Disebut persamaan
keadaan karena persamaan gas ideal mengandung semua variabel ( P , V , T dan
n ) yang menggambarkan kondisi atau keadaan sampel gas secara sempurna.
Secara sederhana persamaan keadaan dapat didefinisikan sebagai persamaan
yang menggambarkan keadaan suatu sistem secara sempurna. Untuk
menggambarkan keadaan sistem diperlukan variabel keadaan seperti tekanan,
volume, suhu dan jumlah zat.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Persamaan keadaan gas ideal (persamaan gas) dapat dituliskan dalam
berbagai bentuk seperti
nRT
V
P
atau
nRT
P
V
atau bentuk lainnya. Persamaan pertama menyatakan volume gas sebagai fungsi
jumlah mol, suhu dan tekanan, sedangkan persamaan kedua menyatakan
tekanan gas sebagai fungsi jumlah mol, suhu dan volume. Di dalam ungkapan
matematis yang lebih umum, kedua persamaan tersebut dituliskan dalam bentuk
V f (n, T , P) atau V V (n, T , P)
dan
P f (n, T ,V ) atau P P(n, T ,V )
Jika P berubah sementara n dan T tetap, maka perubahan volume gas adalah
V
dV dP
P n ,T
Jika T berubah sementara n dan P tetap, maka perubahan volume gas adalah
V
dV dT
T n , P
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Apabila n , P dan T berubah semua maka perubahan volume gas merupakan
diferensial total dari variabel n , P dan T , yakni
V V V
dV dn dP dT
n P ,T P n,T T n , P
Nilai suku (V / n) P ,T , (V / P) n,T dan (V / T ) n , P berturut-turut dapat dicari
V
C
n P ,T
atau
V V
n P ,T n
Analog dengan cara ini maka sesuai hukum Boyle ( PV C ) akan berlaku
V C
2
P n,T P
atau
V V
P n,T P
atau
V V
T n , P T
Nilai (V / n) P ,T , (V / P) n,T dan (V / T ) n , P jika disubstitusikan ke dalam dV
akan diperoleh
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
V V V
dV dn dP dT
n P T
Selanjutnya persamaan ini dapat dibagi dengan V dan diintegralkan untuk
mendapatkan
dV dn dP dT
V n
P
T
Hasil integrasi dari intergral tak tentu ini adalah
ln V ln n ln P ln T ln R
dengan ln R adalah tetapan integrasi. Mengingat rumus ln A ln B ln ( A / B)
dan ln A ln B ln A B maka persamaan tersebut dapat disusun ulang untuk
mendapatkan
PV nRT
yang merupakan persamaan gas ideal.
Untuk campuran gas yang terdiri dari banyak komponen, maka hukum Dalton
secara matematis dapat dinayatakan dengan
Pt P1 P2 P3 (V dan T konstan)
dan seterusnya.
Hukum Dalton sebenarnya dapat diperoleh dengan menerapkan persamaan gas
ideal PV nRT , secara terpisah untuk masing-masing komponen gas dalam
campuran. Dengan menerapkan persamaan gas ideal untuk setiap komponen
dalam campuran gas yang terdiri dari tiga komponen maka tekanan parsial
masing-masing komponen adalah
RT RT RT
P1 n1 P2 n2 P3 n3
V V V
dengan n1 , n2 dan n3 masing-masing adalah jumlah mol komponen 1, 2 dan 3.
RT
Pt n1 n2 n3
V
atau
RT
Pt nt
V
Dengan kata lain, tekanan total campuran gas ditentukan oleh jumlah mol total
yang ada. Pernyataan ini berlaku baik untuk gas tunggal maupun campuran gas.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Pelajaran tambahan dapat diperoleh dari hukum Dalton dengan cara membagi
tekanan parsial dengan tekanan total. Misalkan untuk campuran yang terdiri dari
tiga komponen tersebut maka
P1 n1 RT / V ) n1
Pt nt RT / V ) nt
Atau
P1 n1
X1
Pt nt
Contoh . Sampel gas alam (natural gas) diketahui mengandung 8,24 mol metana,
0,421 mol etana dan 0,116 mol propana. Jika tekanan total gas alam adalah 1,37
atm, berapakan tekanan parsial masing-masing komponen penyusunnya?
Contoh. Sampel gas oksigen dikumpulkan dalam botol dengan cara mendesak air
yang ada dalam botol seperti tampak pada gambar. Tekanan barometer dicatat
sebesar 757 mmHg dan suhu air adalah 23,0 ℃. Berapakah tekanan parsial oksigen
dalam botol tersebut? Tekanan uap air pada suhu 23,0 ℃ adalah 19,8 mmHg.
Gambar Difusi
Thomas Graham mengamati bahwa molekul-molekul gas yang lebih kecil
ukurannya (lebih ringan massa molekulnya) berdifusi lebih cepat dari molekul-
molekul gas yang lebih besar ukurannya (lebih besar massa molekulnya).
r1 M2
r2 M1
r1 dan r2 adalah laju difusi gas 1 dan 2, sedangkan M 1 dan M 2 adalah massa
molekulnya.
Suatu gas dapat lepas dari suatu wadah melewati lubang yang kecil ke
dalam wadah lain yang kosong (vakum) karena molekul-molekul gas selalu
bergerak ke segala arah. Proses lepasnya gas tersebut disebut efusi. Laju efusi juga
tergantung pada massa molekul.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Gambar efusi
Laju efusi dapat dihitung dengan menerapkan hukum Dalton. Berdasarkan alasan
ini, ungkapan yang menyatakan hubungan antara laju efusi dengan massa molekul
disebut sebagai hukum efusi Dalton. Secara matematis, laju efusi dapat
dirumuskan dengan
Penentuan laju efusi jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan penentuan laju
difusi. Oleh karena itu, hukum efusi Dalton sering digunakan untuk mencari massa
molekul suatu gas.
Contoh. 50 mL gas X dapat berefusi dalam waktu 146 detik. Pada kondisi yang
sama, ternyata 50 mL gas CO2 dapat berefusi dalam waktu 115 detik. Hiutnglah
massa molekul gas X? Jawab 71.
3. Jarak antar molekul-molekul gas sangat besar dan dianggap tidak ada interaksi
van der Waals antar molekul gas. Jadi molekul gas selalu bergerak bebas, tidak
tergantung satu dengan lainnya.
4. Semua tumbukan terjadi secara elastik sempurna. Jadi tidak ada kehilangan
atau perolehan energi yang dialami oleh molekul yang bertumbukan.
5. Tekanan gas diakibatkan oleh tumbukan molekul-molekul gas dengan didning
wadah.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
mutlak (suhu Kelvin). Gagasan ini mengisyaratkan bahwa energi kinetik rata-
rata molekulgas adalah sama pada suhu yang sama.
Suatu gas yang memenuhi semua anggapan teori kinetik gas disebut gas
ideal. Gas ideal mematuhi hukum-hukum dasar gas pada semua kondisi suhu dan
tekanan. Gas-gas yang nyata seperti hidrogen, oksigen, nitrogen dan lainnya
mempunyai sifat yang berlawanan dengan asumsi 1 – 3 yang disebutkan pada teori
kinetik gas diatas. Oleh karena itu beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah
a. Jika volume sebenarnya molekul gas ideal dapat diabaikan terhadap
volume wadah, maka volume gas nyata tidak dapat diabaikan.
b. Jika tidak ada gaya tarik antar molekul dalam gas ideal, maka dalam gas
nyata selalu ada gaya tarik antar molekul.
c. Tumbukan antar molekul gas ideal adalah elastik sem,purna sementara
tumbukan antar molekul gas nyata tidak elastik sempurna.
Karena alasan yang disebutkan diatas maka gas nyata hanya mematuhi hukumgas
ideal pada kondisi suhu dan tekanan moderat, artinya pada suhu sangat rendah
dan pada tekanan sangat tinggi, teori kinetik gas no 1 -3 tidak berlaku. Oleh karena
itu, pada kondisi tersebut gas-gas nyata menunjukkan penyimpangan dari perilaku
ideal.
Menurut teori kinetik gas, molekul gas dapat bergerak dengan kecepatan v
pada bebagai arah. Kecepatan adalah besaran vektor dan dapat diuraikan ke
dalam komponen-komponennya sepanjang sumbu X , Y dan Z , yakni
menjadi v x , v y , v z . Komponen-komponen kecepatan ini berhubungan
vx
jumlah tumbukan per detik pada sisi muka A adalah A
2l
3. Total perubahan momentum pada semua sisi muka kubus yang diakibatkan
oleh satu molekul.
Setiap molekul menumbuk sisi muka A mengakibatkan perubahan
momentum sebesar massa kecepatan dan besarnya
Akan tetapi karena jumlah tumbukan per detik pada sisi muka A yang
vx
diakibatkan oleh satu molekul
2l
Maka perubahan total momentum per detik pada sisi muika A yang
v mv x
2
diakbatkan oleh satu molekul adalah mv x x
2l l
Perubahan moementum pada dua sisi muka yang berlawanan A dan B
sepanjang sumbu X akan menjadi dua kali , yakni 2mv x2 / l . Demikian pula hal
2mv 2
, dengan v 2 v x2 v y2 v z2
l
4. Perubahan total momentum akibat tumbukan semua molekul pada semua
sisi muka kotak kubus.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Anggaplah ada N molekul dalam kotak. Masing-masing molekul dalam kotak
tersebut bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda yakni v 1 ,v 2 ,v 3 dan
l
2m 2
v 1 v 22 v 32
Jika masing-masing suku dikalikan dan dibagi dengan N hasilnya adalah
2mN v 12 v 22 v 32 2mNu 2
l N l
2mNu 2 1 1 mNu 2
P 2
l 6l 3 l3
Oleh karena l 3 adalah volume kubus V maka
1 mNu 2 1
P atau PV mNu 2
3 V 3
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan fundamental dakam teori kinetik
gas. Persamaan ini disebut juga sebagai persamaan kinetik gas. Walaupun
diturunkan dari kotak berbentuk kubus, persamaan ini berlaku un tuk semua
bentuk wadah. Volume yang tersedia dalam wadah dapat dipandang sebagai
tersusun dari sejumlah besar volume kubus yang sangat kecil yang masing-
masing berlaku kubus berlaku persamaan tersebut.
Gambar Pengaruh tekanan terhadap Z untuk gas H2, N2, dan CO2 pada 300 K
Pada suhu rendah, bagian yang menurun pada kurva menjadi cukup besar dan
kemiringan kurva negatif. Pada suhu tertentu, minimum pada kurva tersebut
menghilang dan kurva tetap mendatar pada rentang tekanan yang cukup lebar.
Pada suhu ini, PV / RT hampir sama dengan satu dan gas mematuhi hukum
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Boyle. Oleh karena itu, suhu ini disebut suhu Boyle. Suhu Boyle stiap gas adalah
khas dan untuk gas nitrogen suhu Boylenya adalah 332 K.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
1. Pada tekanan rendah dan suhu yang cukup tinggi, gas nyata menunjukkan
perilaku yang mendekati ideal dan persamaan gas ideal dipenuhi.
2. Pada suhu rendah dan tekanan cukup tinggi, perilaku gas nyata menyimpang
secara signifikan dari perilaku ideal dan persamaan gas ideal tidak berlaku.
3. Makin dekat suatu gas denagn titik pencairannya maka penyimpangannya dari
perilaku ideal makin besar.
Dalam volume terkoreksi tersebut, b adalah faktor koreksi yang disebut dengan
istilah “excluded volume” dan merupakan konstanta yang spesifik untuk setiap
gas.
Akibat tarikan ke dalam dari molekul lain, molekul yang akan menumbuk dinding
kecepatannya turun sehingga tekanan gas yang sebenarnya adalah lebih rendah
dari tekanan ideal. Jika tekanan sebenarnya, P adalah lebih rendah dari tekanan
ideal Pideal dengan selisih sebesar p , maka
n n
p
V V
an 2
p
V 2
n adalah jumlah molekul gas yang ada dalam wadah dengan volume V dan a
adalah tetapan kesebandingan yang kahs untuk setiap gas. Jadi tekanan P
dalam persamaan gas ideal untuk n mol gas yang sudah terkoreksi adalah
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
an 2
P
V 2
Apabila koreksi volume dan tekanan dimasukkan dalam persamaan gas ideal
PV nRT maka akan diperoleh pesamaan gas van der Waals, yakni
an 2
P 2 V nb n RT
V
Konstanta a dan b dalam persamaan van der Waals disebut konstanta van der
Waals. Nilai konstanta van der Waals untuk beberapa gas ditunjukkan dalam
tabel berikut.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Tabel. Konstanta van der Waals beberapa gas
Gas a/ a/ b/ b/
atm L mol-2 Nm4mol–2 L mol–1 103m3mol–1
Persamaan van der Waals cukup memuaskan untuk menjelaskan perilaku gas
real secara umum dan cukup valid untuk rentang suhu dan tekanan yang cukup
lebar. Namun persamaan tersebut tidak cocok untruk tekanan yang sangat tinggi
dan suhu rendah, oleh karena itu Dieterici mengusulkan persamaan berikut
P (V b ) RTe a /VRT
1. Suhu kritik, Tc suatu gas dapat didefinisikan sebagai suhu maksimum suatu
gas dapat dicairkan. Di atas suhu tersebut, suatu gas tidak dapat dicairkan
berapapun tekanan yang digunakan.
2. Tekanan kritik, Pc adalah tekanan minimum yang diperlukan untuk
gas nyata mempunyai konstanta kritik yang khas dan berbeda dengan gas lainnya.
Tabel berikut ini memuat konstanta kritik beberapa gas yang umum.
Pada suhu keritik dan tekanan kritik, gas dan cair menjadi icentik dan tidak
dapat dibedakan antara keduanya. Keadaan ini disebut sebagai keadaan kritik. Jadi
gejala menyatunya bentuk gas dan cair menjadi satu bentuk yang tidak dapat
dibedakan dikenal sebagai gejala kritik. Andrews mendemonstrasikan gejala kritik
suatu gas dengan mengambil contoh karbon dioksida pada gambar berikut ini.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
Terkait dengan titik kritik ada tiga isoterm karbon dioksida seperti tampak pada
grafik, yakni isoterm diatas suhu kritik, isoterm pada suhu kritik dan isoterm
dibawah suhu kritik. Isoterm diatas suhu kritik serupa dengan isoterm gas ideal
dan diatas suhu kritik 31 ℃ karbon dioksida selalu berbentuk gas.
a
Pc 2 2 V c b R T c
Vc
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
3
2 3 1 8
Persamaan van der Waals yang hanya mengandung variabel- variabel tereduksi ini
disebut persamaan van der Waals tereduksi. Di dalam persamaan van der Waals
tereduksi ini tampak bahwa besaran a , b , Pc , V c dan Tc yang merupakan ciri
khas suatu gas tertentu menjadi hilang sehingga persamaan ini dapat diterapkan
pada semua zat, baik cair ataupun gas tanpa memandang sifat-sifatnya.
Berdasarkan persamaan tereduksi dapat disimpulkan bahwa apabila dua
zat memiliki tekanan dan suhu tereduksi yang sama maka keduanya pasti memiliki
volume tereduksi yang sama pula. Kesimpulan atau pernyataan ini dikenal sebagai
hukum keadaan sehubungan (Law of Corresponding State) dan apabila dua zat
memiliki suhu dan tekanan tereduksi yang sama maka keduanya dikatakan berada
dalam keadaan sehubungan. Secara praktek, hal ini berarti bahwa sifat-sifat zat
cair sebaiknya ditentukan pada suhu tereduksi yang sama karena pengaruh
tekanan terhadap sifat-sifat zat cair sangat kecil. Telah diketahui bahwa titik didih
zat cair mendekati 2 / 3 suhu kritiknya, oleh karena itu dapat dipahami bahwa zat
cair pada titik didihnya (dalam skala absolut) mendekati berada dalam keadaan
sehubungan. Jadi untuk mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisik zat cair dan
komposisi kimianya maka sebaiknya sifat-sifat fisik tersebut ditentukan pada
titikdidih zat cairnya.
2. Metode Linde
Linde (1895) menggunakan efek Joule Thomson sebagai dasar untuk
mencairkan gas. Bila gas dimampatkan lalu dibiarkan berekspasi ke dalam
vakum atau daerah bertekanan rendah maka gas akan menjadi dingin (suhu
turun). Gas yang termampatkan, jarak molekulnya sangat dekat satu dengan
lainnya dan gaya tarikantarmolekul juga cukup berarti. Selama gas
berekspansi, molekul-molekulnya menjadi jauh terpisah satu dengan lainnya.
Di dalam melakukan hal tersebut, molekul-molekulgas membutuhkan energi
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
untuk mengatasi gaya tarik antara molekul. Energi tersebut harus dioambil dari
dirinya sendiri sehingga gas menjadi dingin.
Jadi metode Claude untuk pendinginan atau pencairan gas tidak hanya
mengatasi gaya antar molekul gas tetapi juga digunakan untuk melakukan kerja.
Oekh karena alasan ini maka metode Claude lebih efektif dibanding metode Linde.
KIMIA FISIK 1
Handout KF 1 disusun oleh Dr. Yahmin, M.Si
SOAL – SOAL LATIHAN BAB I
1. Benar atau salah?
a. Jika suhu absolut gas ideal dinaikkan 2 kali lipat pada volume dan jumlah
zat tetap, maka tekanannya akan naik dua kali lipat.
Pada 300 K dan 1 atm, air mempunyai 2,0 104 K 1 . Jika pada tekanan
konstan 1 atm, suhu air dinaikkan dari 300 K menjadi 350 K, hitunglah persen
perubahan volume yang dialami oleh air.
9. Campuran gas etana dan butana yang massanya 0,3846 g menempati sebuah
botol tertutup dengan volume 200 mL ternyata menimbulkan tekanan
sebesar 100 kPa pada suhu 20℃. Hitunglah komposisi campuran dalam
persen mol.
10. Tabung 1L berisi metana pada 16,0 kPa dihubungkan dengan tabung 3L berisi
hidrogen pada 20,0 kPa. Kedua tabung diketahui meiliki suhu sama.
a. Setelah penghubung kedua tabung dibuka maka metana dan hidrogen
segera bercampur. Berapakan tekanan total gas setelah percampuran?
b. Berapa fraksi molmasing-masing komponen dalam campuran.