Anda di halaman 1dari 8

Panas Pelarutan

12.58.00 PM | Diposkan oleh Tarmizi Taher |


LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM KIMIA
FISIKA 1 PANAS
PELARUTAN.
Oleh Yuri Melantika Azizah.
FMIPA Kimia UNY
Tujuan
1. Menentukan kelarutan asam
borat pada suhu kamar dan
400C
2. Menentukan panas pelarutan asam burat
Dasar Teori. Larutan merupakan campuran homogen dari atom, molekul, ataupun ion
dari dua zat ataupun lebih. Larutan dapat dibedakan menjadi larutan jenuh dan larutan tak
jenuh.
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan tidak
larut.
Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan dan penambahan zat
terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang melarutkan dalam pelarut dalam
jumlah tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut.
Dimanabiasanya dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 gram pelarut pada
temperatur tertentu. Zat padat dapat dimurnikan sengan memanfaatkan perbedaan
kelarutan pada temperatur yang berlainan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat antara lain :
1. Temperatur
Umumnya kelarutan akan naik seiring dengan naiknya suhu. Dalam beberapa hal
perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi dasar pemisahan.
2. Pelarut
Garam anorganik kebanyakan lebih dapat larut dalam air murni dari pada pelarut organik.
3. Ion sekutu atau sejenis
Adanya ion sekutu dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan kelarutan suatu
endapan berkurang.
4. Ion asing
Denagan adanya ion asing maka kelarutan akan bertambah.
5. pH
6. Konsentrasi
Bila konsentrasi lebih kecil dari pada kelarutan, zat padat akan terlarut dan sebaliknya,
bila konsentrasi melebihi kelarutan maka akan terjadi pengendapan.

Proses pelarutan umumnya melibatkan atau kehilangan sejumlah entalpi, kelaruttan


sangat bergantung pada suhu. Hal ini telah dijelaskan oleh faktor van't Hoff
(1)
Dengan metoda integrasi, Persamaan (1) dapat diubah menjadi persamaan (2).
(2)
Dengan S1 dan S2 adalah kelarutan zat
pada suhu T1 dan T2 dalam suatu mol/1000
gram pelarut atau molal, adalah panas pelarutan untuk 1 mol zat dalam larutan jenuhnya.
Jika kelarutan zat pada suhu T1 dan T2 dapat ditentukan, maka berdasarkan persamaan (2)
panas pelarutan zat itu dapat ditentukan.
Perubahan entalpi pelarutan atau panas pelarutan adalah kalor yang menyertai proses
penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan
tetap. Panas pelarutan adalah panas yang menyertai reaksi kimia pada pelarutan mol zat
solute dalam n mol zat solute dalam n mol solvent pada tekanan dan temperature yang
sama. Hal ini disebabkan adanya ikatan kimia dari atom - atom. Penetuan panas pelarutan
dengan kalorimeter ditentukan dengan cara penentuan tetapan kalorimeter dan penuruna
panas pelarutan zat yang diselidiki Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi
pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah
perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut
yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:
X + nH2O X.nH2O
Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan
semua zat), tetai dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan
anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya
rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Salah satu sebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik ialah karena
kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara
satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang
dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan
molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik yang
tedapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengarah pada
menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat di sekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan
tarik menarik muatan yang belawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai
tetapan dielektrik besar.
C. Alat dan bahan
1.
Alat

Gelas beker 100ml

Erlenmeyer 50ml

Gelas ukur 10ml

Pengaduk

Penangas air
Buret dan statif


Termometer
2.
Bahan

Akuades

Kristal asam borat

Larutan standar NaOH 1M

Indikator phenol-phtalein (pp)


Rangkaian alat titrasi :
atau

D. Cara kerja

E. Data pengamatan
Suhu
W1
W2
(gram)
(gram)
300C

Berat larutan
(w2-w1)
(gram)
4,77
5,08
5,31
5,41

Volum
NaOH
( mL)
2
1,5
1,7
1,5

Volum rata- Kelarutan sam


rata NaOH borat (molal)
(mL)
1,75
0,138

65,74
70,51
65,74
70,82
0
40 C
65,74
71,05
1,6
0,116
65,74
71,15
Keterangan:
W2 W1 = (Berat erlenmeyer + Berat larutan) (Berat erlenmeyer kosong)
F. Perhitungan
1.
Suhu 300C

Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan

Jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades

2.

Kelarutan
Suhu 400C
Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan

Jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades

3.

Kelarutan
Penentuan H pelarutan

Keterangan: S1
S2
R
T2
T1

4.
Jika:

= 0.138 molal
= 0.116 molal
= 8.314 Jmol-1K-1
= 400C + 273 = 313 K
= 300C + 273 = 303 K

Penentuan H pelarutan secara grafik

maka
Maka persamaan (1) identik dengan persamaan (2) berikut:
Persamaan (2) dapat diperoleh dengan meregresikan grafik dengan sumbu y= logS dan
sehingga akan diperoleh hubungan
Diketahui:
Log S1 = log 0.138 = - 0.8601
Log S2 = log 0.116 = - 0.9355 dan
X
0.0033
0.003195

Y
-0.8601
-0.9355

Persamaan reaksi adalah :


H3BO3 (aq) + 3NaOH (aq) Na3BO3 (aq) + H2O (l)
G. Pembahasan
Percobaan ini berjudul panas pelarutan yang bertujuan untuk menentukan panas pelarutan
asam borat pada suhu kamar dan suhu 400C. Panas pelarutan adalah panas yang
dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah
pelarut. Secara teoritis panas pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan
tak berhingga, tetapi dalam prakteknya pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas,
yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Dengan kata lain senyawa tersebut telah larut pada suhu itu. Karena Proses pelarutan
umumnya melibatkan atau kehilangan sejumlah entalpi, H. Kelarutan sangat bergantung
pada suhu dan pelarut yang digunakan.
Seperti halnya dalam percobaan ini, senyawa yang digunakan adalah asam borat yang
dilarutkan dalam pelarut air. Perlakuan yang membedakan untuk penentuan panas
pelarutan adalah dengan cara memberikan suhu yang berbeda pada asam borat yang
dilarutkan dalam sejumlah pelarut yang sama, suhunya adalah suhu kamar dan 400C.

Pengaruh suhu ini akan memberikan perbedaan pada kalor yang dilepas ataupun kalor
yang diserap.
Asam borat yang dilarutkan dalam akuades ini memiliki suhu kamar sebesar 300C dan
pada suhu 400C. Asam borat dilarutkan hingga kiranya pelarut tak mampu lagi
melarutkan asam borat. Larutan asam borat diambil 5mL tanpa ada residu atau zat yang
tak terlarut ikut serta yang kemudian larutan ini ditimbang agar diketahui massanya yang
selanjutnya ditambahkan akuades 15mL . perbedaan suhu ini dimaksudkan agar dapat
diketahui yang dapat terlarut dalam suhu kamar ataupun pada suhu 400C. Suhu 400C
dilakukan pemanasan hingga suhu yang diinginkan. Penambahan akuades dan indikator
dilakukan pada saat setelah pemanasan. Pada saat pelarutan asam borat pada suhu
tertentu, akan terjadi suatu reaksi yang melibatkan Kalor reaksi ditentukan dengan jalan
mengukur banyaknya seluruh energi yang diserap oleh lingkungannya dan kalor itu
telepas ataupun diterima oleh lingkungan. Adanya kalor ini akan mempengauhi kelarutan
suatu zat pada suhu, energi dan kalor yang ada pada saat itu. Untuk mengetahui berapa
kemampuan zat yang dapat terlarut dalam pelarutan maka dilakukan titrasi dengan
menggunakan larutan standar NaOH. Sedangkan untuk indikator yang digunakan adalah
indikator PP. Maksud dari penggunaan indikator PP ini adalah karena larutan sendiri
berada dalam kedaan asam lemah, sedangkan titrannya adalah basa kuat, sehingga
larutan pada saat ekuivalen akan berada pada trayek basa aitu pH sekitar >8. Maka pada
saat pH medekati titik ekuivalen maka akan ditandai dengan adanya perubahan warna
yang tidak terlalu signifikan. Larutan berada pada titik ekuivalen berubah dari warna
ungu pengaruh PP menjadi warna jingga keorange-nan. Volume hasil titrasi inilah yang
akan digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan besarnya kelarutan asam borat
pada suhu 300C melalui jumlah mol yang akan diketahui.
Persamaan reaksi adalah :
H3BO3 (aq) + 3NaOH (aq) Na3BO3 (aq) + H2O (l)
Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan

Jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades

Kelarutan
Kelarutan asam borat pada suhu 300C adalah 0,138 molal, sedangkan kelarutan pada suhu
400C adalah 0,116 molal. Maka dapat dilihat bahwa kelarutan asam borat pada suhu
300C terlihat lebih besar kelarutannya pada suhu 300C, hal ini dikarenakan larutan yang
diambil pada asam borat tercampur oleh kristal asam borat yang tidak dapat larut.
Sehingga dari hal itu akan tampak kelarutan pada suhu 400C akan lebih sedikit.
Sedangkan pada teori, adanya kenaikan suhu dapat menyebabkan kelarutan suatu zat
lebih tinggi. Pada hukum pertama Termodinamika dinyatakan kalor yang menyertai
perubahan fisik atau reaksi kimia. Perubahan fisik ini menyangkut tentang kelarutan zat
itu karena adanya pengaruh kalor dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada
suhu. Kerja yang terjadi karena turunnya beban, mengakibatkan kenaikan energi-dalam
dari air atau larutan lain yang digunakan, dan sebagai hasilnya terdapat peningkatan suhu
cairan. Kenaikan suhu yang sama dihasilkan oleh perpindahan energi melalui kalor
jumlah joule kerja yang dibutuhkan.

Kelarutan asam borat pada kedua suhu ini akan mempengaruhi entalpi pada bekerja pada
asam borat ini.
Penentuan H pelarutan :
Entalpi yang diperoleh berdasarkan perhitungan data adalah sebesar . Hal ini berarti
bahwa dalam proses reaksi terjadi pelepasan kalor dai sistem ke lingkungan, artinya pada
pelarutan asam borat ini terjadi reaksi eksoterm. Hal ini ditandai dengan nilai dari
entalphi adalah negatif. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Proses pelarutan
umumnya melibatkan atau kehilangan sejumlah entalpi. Walaupun terjadi kesesuaian
pada hasil kelarutan. Sementara pada pehitungan menggunakan grafik regesi yang
merupakan hubungan dari Log S (kelarutan) dan 1/T (K) atau suhu yang
ditranformasikan melalui persamaan y = bx+a, yang identik dengan persamaan
Maka didapatkan entalphi reaksi ini sebesar . hasil ini tidak begitu memiliki perbedaan
yang cukup signifikan jika dibandingkan hasil perhitungan entalphi menggunakan rumus
yang telah ada. Perbedaan ini dikarenakan akibat kekurang telitian dalam praktikum
ataupun dari perhitungan.
Perbedaan antara hasil praktikun dengan teori terutama pada hasil kelarutan terjadi
karena beberapa faktor :

Ketidak tepatan Penimbangan asam borat

Larutan yang diambil masih diikuti dengan asam oksalat yang tidak larut

Larutan belum dalam keadaan setimbang, sehingga larutan yang dibutuhkan


belum dalam keadaan homogen.

Kesalahan dalam titrasi terutama pada saat berhentinya titrasi (titik ekuivalen)
H. Kesimpulan
Kelarutan asam borat pada suhu :

300C
= 0.138 molal

400C
=0.116 molal
Panas pelarutan asam borat :

Secara perhitungan =

Secara regresi
=
I.
Jawaban tugas
1.
Hitung kelarutan asam borat pada suhu 270C dan 400C.
Jawab :
Karena dalam percobaan kami suhu yang didapatkan pada suhu kama adalah 300C maka
data yang kami peroleh adalah pada suhu tersebut.
a. Suhu 300C

jumlah mol asam borat sebelum diencerkan

jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades

b.

Kelarutan
Suhu 400C
Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan


Jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades

Kelarutan
2.
Buat grafik hubungan antara 1/T terhadap kelarutan , kemudian tentukan besarnya
entalphi pelarutan.
Jawab
Jika:
maka
Maka persamaan (1) identik dengan persamaan (2) berikut:
Persamaan (2) dapat diperoleh dengan meregresikan grafik dengan sumbu y= logS dan
sehingga akan diperoleh hubungan
Diketahui:
Log S1 = log 0.138 = - 0.8601
Log S2 = log 0.116 = - 0.9355 dan
X
0.0033
0.003195

J.
1.

Y
-0.8601
-0.9355

Pertanyaan
Persamaan (3)

Angka 3 berasal dari hasil reaksi antara asam borat dan NaOH

3H
2H
1H
Dari persamaan reaksi diatas, dari atom H dalam asam borat hanya 1 atom H
yang terurai membentuk. Dengan jumlah atom H terurai hanyabagian. angka 100
merupakan hasil konversi dari milimol ke mol yaitu dibagi 1000.
2.
Persamaan (4)
Angka 35 merupakan berat asam borat didalam 30 ml akuades
V akuades
= 30 ml
Massa jenis akuades = 1 gram/ml
Massa akuades
Dengan demikian 30 gram + 5 gram asam borat = 35 gram
K. Daftar pustaka
Atkins,PN.1996. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Dogra,SK. 1990. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jaarta:UI press.
Ijang,rohmad,dkk.2004. Kimia Fisika I. Bandung :UPI.
Widjayanti, endang. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Yogyakata : FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai