Erlenmeyer 50ml
Pengaduk
Penangas air
Buret dan statif
Termometer
2.
Bahan
Akuades
D. Cara kerja
E. Data pengamatan
Suhu
W1
W2
(gram)
(gram)
300C
Berat larutan
(w2-w1)
(gram)
4,77
5,08
5,31
5,41
Volum
NaOH
( mL)
2
1,5
1,7
1,5
65,74
70,51
65,74
70,82
0
40 C
65,74
71,05
1,6
0,116
65,74
71,15
Keterangan:
W2 W1 = (Berat erlenmeyer + Berat larutan) (Berat erlenmeyer kosong)
F. Perhitungan
1.
Suhu 300C
2.
Kelarutan
Suhu 400C
Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan
3.
Kelarutan
Penentuan H pelarutan
Keterangan: S1
S2
R
T2
T1
4.
Jika:
= 0.138 molal
= 0.116 molal
= 8.314 Jmol-1K-1
= 400C + 273 = 313 K
= 300C + 273 = 303 K
maka
Maka persamaan (1) identik dengan persamaan (2) berikut:
Persamaan (2) dapat diperoleh dengan meregresikan grafik dengan sumbu y= logS dan
sehingga akan diperoleh hubungan
Diketahui:
Log S1 = log 0.138 = - 0.8601
Log S2 = log 0.116 = - 0.9355 dan
X
0.0033
0.003195
Y
-0.8601
-0.9355
Pengaruh suhu ini akan memberikan perbedaan pada kalor yang dilepas ataupun kalor
yang diserap.
Asam borat yang dilarutkan dalam akuades ini memiliki suhu kamar sebesar 300C dan
pada suhu 400C. Asam borat dilarutkan hingga kiranya pelarut tak mampu lagi
melarutkan asam borat. Larutan asam borat diambil 5mL tanpa ada residu atau zat yang
tak terlarut ikut serta yang kemudian larutan ini ditimbang agar diketahui massanya yang
selanjutnya ditambahkan akuades 15mL . perbedaan suhu ini dimaksudkan agar dapat
diketahui yang dapat terlarut dalam suhu kamar ataupun pada suhu 400C. Suhu 400C
dilakukan pemanasan hingga suhu yang diinginkan. Penambahan akuades dan indikator
dilakukan pada saat setelah pemanasan. Pada saat pelarutan asam borat pada suhu
tertentu, akan terjadi suatu reaksi yang melibatkan Kalor reaksi ditentukan dengan jalan
mengukur banyaknya seluruh energi yang diserap oleh lingkungannya dan kalor itu
telepas ataupun diterima oleh lingkungan. Adanya kalor ini akan mempengauhi kelarutan
suatu zat pada suhu, energi dan kalor yang ada pada saat itu. Untuk mengetahui berapa
kemampuan zat yang dapat terlarut dalam pelarutan maka dilakukan titrasi dengan
menggunakan larutan standar NaOH. Sedangkan untuk indikator yang digunakan adalah
indikator PP. Maksud dari penggunaan indikator PP ini adalah karena larutan sendiri
berada dalam kedaan asam lemah, sedangkan titrannya adalah basa kuat, sehingga
larutan pada saat ekuivalen akan berada pada trayek basa aitu pH sekitar >8. Maka pada
saat pH medekati titik ekuivalen maka akan ditandai dengan adanya perubahan warna
yang tidak terlalu signifikan. Larutan berada pada titik ekuivalen berubah dari warna
ungu pengaruh PP menjadi warna jingga keorange-nan. Volume hasil titrasi inilah yang
akan digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan besarnya kelarutan asam borat
pada suhu 300C melalui jumlah mol yang akan diketahui.
Persamaan reaksi adalah :
H3BO3 (aq) + 3NaOH (aq) Na3BO3 (aq) + H2O (l)
Rumus yang digunakan adalah :
Kelarutan
Kelarutan asam borat pada suhu 300C adalah 0,138 molal, sedangkan kelarutan pada suhu
400C adalah 0,116 molal. Maka dapat dilihat bahwa kelarutan asam borat pada suhu
300C terlihat lebih besar kelarutannya pada suhu 300C, hal ini dikarenakan larutan yang
diambil pada asam borat tercampur oleh kristal asam borat yang tidak dapat larut.
Sehingga dari hal itu akan tampak kelarutan pada suhu 400C akan lebih sedikit.
Sedangkan pada teori, adanya kenaikan suhu dapat menyebabkan kelarutan suatu zat
lebih tinggi. Pada hukum pertama Termodinamika dinyatakan kalor yang menyertai
perubahan fisik atau reaksi kimia. Perubahan fisik ini menyangkut tentang kelarutan zat
itu karena adanya pengaruh kalor dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada
suhu. Kerja yang terjadi karena turunnya beban, mengakibatkan kenaikan energi-dalam
dari air atau larutan lain yang digunakan, dan sebagai hasilnya terdapat peningkatan suhu
cairan. Kenaikan suhu yang sama dihasilkan oleh perpindahan energi melalui kalor
jumlah joule kerja yang dibutuhkan.
Kelarutan asam borat pada kedua suhu ini akan mempengaruhi entalpi pada bekerja pada
asam borat ini.
Penentuan H pelarutan :
Entalpi yang diperoleh berdasarkan perhitungan data adalah sebesar . Hal ini berarti
bahwa dalam proses reaksi terjadi pelepasan kalor dai sistem ke lingkungan, artinya pada
pelarutan asam borat ini terjadi reaksi eksoterm. Hal ini ditandai dengan nilai dari
entalphi adalah negatif. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa Proses pelarutan
umumnya melibatkan atau kehilangan sejumlah entalpi. Walaupun terjadi kesesuaian
pada hasil kelarutan. Sementara pada pehitungan menggunakan grafik regesi yang
merupakan hubungan dari Log S (kelarutan) dan 1/T (K) atau suhu yang
ditranformasikan melalui persamaan y = bx+a, yang identik dengan persamaan
Maka didapatkan entalphi reaksi ini sebesar . hasil ini tidak begitu memiliki perbedaan
yang cukup signifikan jika dibandingkan hasil perhitungan entalphi menggunakan rumus
yang telah ada. Perbedaan ini dikarenakan akibat kekurang telitian dalam praktikum
ataupun dari perhitungan.
Perbedaan antara hasil praktikun dengan teori terutama pada hasil kelarutan terjadi
karena beberapa faktor :
Larutan yang diambil masih diikuti dengan asam oksalat yang tidak larut
Kesalahan dalam titrasi terutama pada saat berhentinya titrasi (titik ekuivalen)
H. Kesimpulan
Kelarutan asam borat pada suhu :
300C
= 0.138 molal
400C
=0.116 molal
Panas pelarutan asam borat :
Secara perhitungan =
Secara regresi
=
I.
Jawaban tugas
1.
Hitung kelarutan asam borat pada suhu 270C dan 400C.
Jawab :
Karena dalam percobaan kami suhu yang didapatkan pada suhu kama adalah 300C maka
data yang kami peroleh adalah pada suhu tersebut.
a. Suhu 300C
b.
Kelarutan
Suhu 400C
Jumlah mol asam borat sebelum diencerkan
Jumlah mol asam borat yang larut dalam 30 mL akuades
Kelarutan
2.
Buat grafik hubungan antara 1/T terhadap kelarutan , kemudian tentukan besarnya
entalphi pelarutan.
Jawab
Jika:
maka
Maka persamaan (1) identik dengan persamaan (2) berikut:
Persamaan (2) dapat diperoleh dengan meregresikan grafik dengan sumbu y= logS dan
sehingga akan diperoleh hubungan
Diketahui:
Log S1 = log 0.138 = - 0.8601
Log S2 = log 0.116 = - 0.9355 dan
X
0.0033
0.003195
J.
1.
Y
-0.8601
-0.9355
Pertanyaan
Persamaan (3)
Angka 3 berasal dari hasil reaksi antara asam borat dan NaOH
3H
2H
1H
Dari persamaan reaksi diatas, dari atom H dalam asam borat hanya 1 atom H
yang terurai membentuk. Dengan jumlah atom H terurai hanyabagian. angka 100
merupakan hasil konversi dari milimol ke mol yaitu dibagi 1000.
2.
Persamaan (4)
Angka 35 merupakan berat asam borat didalam 30 ml akuades
V akuades
= 30 ml
Massa jenis akuades = 1 gram/ml
Massa akuades
Dengan demikian 30 gram + 5 gram asam borat = 35 gram
K. Daftar pustaka
Atkins,PN.1996. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Dogra,SK. 1990. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jaarta:UI press.
Ijang,rohmad,dkk.2004. Kimia Fisika I. Bandung :UPI.
Widjayanti, endang. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Yogyakata : FMIPA UNY.