KIMIA FISIK II
Percobaan 1
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
Dosen Pengampu:
Dr. Sumari, M.Si
Dr. Nazriati, M.Si
B. Dasar Teori
Dalam larutan air, metil merah ditemukan sebagai suatu “zwitter
ion”. Dalam suasana asam (kondisi I), senyawa ini berupa HMR yang
berwarna merah dan mempunyai bentuk resonansi. Sedangkan jika dalam
suasana basa (kondisi II), senyawa ini berupa MR- yang berwarna kuning.
Keadaan kesetimbangan antara kedua bentuk metil merah yang berlainan
warna tersebut ditunjukkan sebagai berikut:
Indeks absorbansi molar HMR pada λ1 (a1, HMR) dan pada λ2 (a2,
HMR). Demikian pula indeks absorbansi molar MR- pada λ1 (a1, MR
-
) dan
pada (a2, MR-) ditentukan pada berbagai konsentrasi dengan menggunakan
persamaan A = a . b. c. Komposisi campuran HMR dan MR- pada suatu
pH tertentu dihitung dari absorbansi A1 dan A2, masing-masing pada λ1
dan λ2, dan tebal sel 1 cm (b = 1 cm), maka:
A1 = a1, HMR [HMR] + a1, MR- [MR-] .................. (5)
A2 = a2, HMR [HMR] + a2, MR- [MR-] .................. (6)
D. Prosedur Kerja
1. Dibuat larutan standar metil merah (100 ppm)
Diambil 10 mL larutan persediaan, kemudian dimasukkan dalam labu
takar 100 mL. Ditambahkan 50 mL etanol 95% lalu diencerkan
dengan aquades hingga tepat 100 mL.
2. Diukur spektrum absorpsi metil merah dalam bentuk asam (5 ppm)
Diambil 5 mL larutan standar dan dimasukkan dalam labu takar 100
mL. Kemudian ditambahkan 10 mL HCl 0,1 M dan diencerkan hingga
tepat 100 mL.
3. Diukur spektrum absorpsi metil merah dalam bentuk basa (10 ppm)
Diambil 10 mL larutan standar dan dimasukkan dalam labu takar 100
mL. Kemudian ditambahkan 25 mL NaOH 0,04 N dan diencerkan
hingga tepat 100 mL.
4. Ditentukan absorbansi kedua bentuk larutan asam dan basa di atas
pada berbagai panjang gelombang, mulai dari 400 nm hingga 550 nm.
5. Dicatat absorbansi metil merah dalam larutan asam dan basa di atas,
pada λ1 dan λ2 yang diperoleh dari langkah 4.
6. Dibuat 3 larutan untuk menentukan tetapan kesetimbangan, yaitu 5
mL larutan santar + 25 mL larutan natrium asetat 0,04 M.
7. Diencerkan hingga tepat 100 mL dengan menambahkan asam asetat
0,01 M; asam asetat 0,05 M; dan asam asetat 0,10 M.
8. Diukur pH dan absorbansi pada λ1 dan λ2 untuk ketiga larutan pada
langkah 7.
E. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1
Transmitan (%)
NO λ (nm)
Bentuk asam Bentuk basa
1. 400 96 16
2. 410 91 14
3. 420 86 13,5
4. 430 78 14
5. 440 69,5 14,5
6. 450 57 15
7. 460 45 19
8. 470 32 25
9. 480 23 37
10. 490 17 51
11. 500 13 66
12. 510 10,5 80
13. 520 10 89
14. 530 11 95
15. 540 13 97
16. 550 19 99,5
Tabel 2
Transmitan (%)
NO Larutan yang diukur
λ1 (520 nm) λ2 (420 nm)
1. Metil merah bentuk asam 10 86
2. Metil merah bentuk basa 89 13,5
Tabel 3
Larutan yang ditambahkan pada 5 Transmitan (%)
NO pH
mL larutan standar + 25 mL natrium λ1 λ2
asetat 0,04 M (520 nm) (420 nm)
1. Asam asetat 0,01 M 5,160 28 57,5
2. Asam asetat 0,05 M 4,375 11 74,5
3. Asam asetat 0,10 M 3,470 10 85
Bentuk asam (λ1 = 520 nm) Bentuk asam (λ2 = 420 nm)
1 1
A = log 0,1 A = log 0,86
Bentuk basa (λ1 = 520 nm) Bentuk basa (λ2 = 420 nm)
1 1
A = log 0,89 A = log 0,135
0.8
Absorbansi (A)
0.6
bentuk asam
0.4
0.2
0
0 100 200 300 400 500 600
λ (nm)
Spektrum Absorbansi Bentuk Basa Metil Merah
1
0.9
0.8
0.7
Absorbansi (A)
0.6
0.5
0.4 bentuk basa
0.3
0.2
0.1
0
0 100 200 300 400 500 600
λ (nm)
MR-
1
Absorbansi (A)
0.8
0.6
bentuk asam
0.4 bentuk basa
0.2
0
0 100 200 300 400 500 600
λ (nm)
Bentuk Asam Bentuk Basa
Bentuk basa (λ1 = 520 nm) Bentuk basa (λ2 = 420 nm)
A=a∙b∙c A=a∙b∙c
0,05 = a ∙ 1 cm ∙ 10 ppm 0,87 = a ∙ 1 cm ∙ 10 ppm
a1,MR− = 0,005 cm−1 ppm−1 a2,MR− = 0,087 cm−1 ppm−1
Nilai indkes absorbansi molar bentuk asam dan basa pada masing-
masing panjang gelombang tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk
menentukan konsentrasi dari masing-masing spesi metil merah.
Rumus:
A1 = a1, HMR [HMR] + a1, MR- [MR-] .................. (5)
A2 = a2, HMR [HMR] + a2, MR- [MR-] .................. (6)
Larutan I
0,552 = 0,2 [HMR] + 0,005 [MR− ] ................ (i)
0,240 = 0,013 [HMR] + 0,087 [MR− ] ........... (ii)
Larutan II
0,958 = 0,2 [HMR] + 0,005 [MR− ] ................ (i)
0,127 = 0,013 [HMR] + 0,087 [MR− ] ........... (ii)
Larutan III
1 = 0,2 [HMR] + 0,005 [MR− ] ....................... (i)
0,071 = 0,013 [HMR] + 0,087 [MR− ] ........... (ii)
[HMR] [MR-]
Larutan pH Log[MR-]/[HMR]
ppm ppm
I 5,160 2,692 2,355 -0,058
II 4,375 4,770 0,747 -0,805
III 3,470 5 0,069 -1,860
4. Gambar kurva log [MR-]/[HMR] vs pH
-0.6
-0.8
-1 Series1
-1.2 Linear (Series1)
-1.4
-1.6
-1.8
-2
pH
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data secara spektrofotometri,
diperoleh tetapan pengionan indikator metil merah adalah sebesar 2,878 x
10-6.
H. Daftar Pustaka
Atkins, Peter. Paula, Julio. 2010. Physical Chemistry 9th.
Inggris: Oxford University.
Sumari dan Nazriati. 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang:
Universitas Negeri Malang.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Sumber cahaya → manokromator → filter → kuvet → read out.
Sumber cahaya yang digunakan adalah sumber cahaya yang besifat
polikromatis.
2. Selain menggunakan cara spektrofotometri, tetapan kesetimbangan reaksi
dapat ditentukan dengan menggunakan cara potensiometri, coulmetri, dan
konduktometri.
3. a A + b B → c C + d D
[C]c[D]d = Q [A]a [B]b
Pada kondisi setimbang
Q=K
ΔGº = ΔHº - T ΔSº
ΔG = ΔGº + RT ln K
Pada saat kesetimbangan ΔG =0
ΔGº = - RT ln K
ln K = -ΔGº/ RT
−ΔH° ΔS°
ln K= +
RT R
J. Lampiran