PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penentuan konstanta disosiasi dari asam metil merah secara
spektofotometer. Metil merah merupakan salah satu zat yang dapat menunjukkan sifat suatu
asam maupun suatu basa. Indikator metil merah digunakan untuk mengetahui pH larutan
dengan trayek pH 4,2-6,3. Metil merah dalam larutan air ditemukan sebagai zwitter ion.
Dalam menentukan konstanta disosiasi metil merah secara spektrofotometri, pertama kali
adalah membuat larutan induk dari kristal metil merah dengan berat 0,1 gram dalam 30 mL
etanol 95% yang kemudian diencerkan hingga 50 mL terbentuk larutan yang berwarna merah
pekat. Dari larutan induk yang telah dibuat maka kita dapat membuat larutan standar dengan
melakukan pengenceran pada larutan induk yaitu dengan mengambil 5 mL larutan induk dan
ditambahkan 50 mL etanol kemudian ditambahkan aquades sampai volume 100 mL larutan
yang terbentuk yaitu larutan yang berwarna merah cerah.
Indikator metil merah dapat mengalami perubahan akibat adanya pengaruh kondisi asam
maupun basa. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari perubahan warna yang terbentuk pada
pembuatan larutan HMR dan MR-. Larutan HMR dibuat dengan pencampuran larutan standar
5 mL dengan 5 mL larutan HCl kemudian ditambahkan dengan aquades sampai volumenya
50 mL, warna larutan yang awalnya berwarna merah cerah mengalami perubahan menjadi
berwarna merah muda. Dalam pembuatan larutan MR- yaitu 5 mL larutan standar
dicampurkan dengan 12,5 mL larutan NaOH dan diencerkan hingga volume 50 mL (pH 8),
kemudian terbentuk larutan yang berwarna kuning. Perubahan warna yang diberikan ketika
indikator berada dalam suasana asam dan basa, hal ini dikarenakan dalam suasana asam,
senyawa metil merah berupa HMR yang berwarna merah muda dan memiliki dua bentuk
resonansi. Jika ditambahkan basa, maka sebuah proton akan hilang dan terbentuk anion MR yang berwarna kuning. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH3
..
N
CH3
COO-
COON
N
H
CH3
+
N
CH3
N
H
H+ OHCOOCH3
CH3
N
H
MR- + H+
Perhitungan pembuatan larutan metil merah dan pengenceran larutan adalah sebagai
berikut. Masing-masing larutan HMR dan MR- diambil sebanyak 6 mL, 4 mL, 2 mL dan 1
mL kemudian diencerkan dengan dengan larutan HCl 0,01 M dan CH 3COONa 0,04 M.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Konsentrasi larutan Metil Merah
1. Larutan induk
M
mol
0,1gr
1
x
L
269gr/mol 0,03L
= 1,24 x 10-2 M
Karena ditambahkan air hingga volume 50, maka konsentrasinya menjadi:
V1 . M1 = V2. M2
30 mL x 1,24. 10-2 M = 50 mL. M2
M2 = 7,43 . 10-3 M
2. Larutan standar
V1 . M1 = V2. M2
5 mL x 7,43 . 10-3 M = 100 mL. M2
M2 = 3,71 . 10-4 M
Pembuatan larutan HMR
1. Konsentrasi larutan HMR
V1 . M1 = V2. M2
5 mL x 3,71 . 10-4 M = 50 mL. M2
M2 = 3,71 . 10-5 M
HMR
Pengenceran
Konsentrasi
1,48 . 10-5 M
Pengenceran
0,6 kali konsentrasi
0,4 kali konsentrasi
Konsentrasi
2,23 . 10-5 M
1,48 . 10-5 M
0,74 . 10-5 M
0,37 . 10-5 M
1 (515,5 nm)
2 (429,8 nm)
2,23 . 10-5
0,0631
0,0057
1,48 . 10-5
0,1118
0,0182
0,74 . 10-5
0,2638
0,0233
0,37 . 10-5
0,4395
0,0415
1 (515,5 nm)
2 (429,8 nm)
2,23 . 10-5
0,0554
0,0293
1,48 . 10-5
0,0932
0,0811
0,74 . 10-5
0,1328
0,1327
0,37 . 10-5
0,1762
0,1910
Berdasarkan data diatas, maka dapat dibuat kurva hubungan antara ansorbansi dan
konsentrasi larutan HMR dan MR- pada 1 = 515,5 nm dan 2 = 429,8 sebagai berikut.
Kurva Hubungan Antara Konsentrasi Larutan
HMR dan Absorbansi pada = 515,5 nm
Absorbansi
0.5
y = 0.1281x - 0.1008
R = 0.9497
0.4
0.3
0.2
Absorbansi
0.1
Linear (Absorbansi)
0
0
Konsentrasi
Gambar 12. Kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan HMR pada
= 515,5 nm
Absorbansi
0.05
y = 0.0113x - 0.006
R = 0.956
0.04
0.03
0.02
Absorbansi
0.01
Linear (Absorbansi)
0
0
Konsentrasi
Gambar 13. Kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan HMR pada
= 429,8 nm
Kurva Hubungan Antara Konsentrasi Larutan MRdan Absorbansi pada = 515,5 nm
Absorbansi
0.2
y = 0.0402x + 0.0139
R = 0.999
0.15
0.1
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.05
0
0
Konsentrasi
Gambar 14. Kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan MR- pada
= 515,5 nm
Absorbansi
0.2
0.15
Absorbansi
0.1
Linear (Absorbansi)
0.05
0
0
Konsentrasi
Gambar 15. Kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan MR - pada
= 429,8 nm
Berdasarkan kurva yang diperoleh pada gambar 12, 13, 14, dan 15 dapat dihitung jumlah HMR
dan MR- dalam larutan menggunakan rumus sebagai berikut.
Abs pada A = dHMR [HMR] + dMR- [HMR]
Abs pada B = dHMR [MR-] + dMR- [MR-]
Keterangan:
A adalah panjang gelombang maksimum untuk HMR yaitu 515,5 nm, B adalah panjang
gelombang maksimum untuk MR- yaitu 429,8 nm, d adalah slope dari kurva absorbansi
terhadap konsentrasi pada maks dari HMR dan maks MR-. Adapun slope dari masing-masing
grafik adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Persamaan garis dan d (slope) dari masing-masing grafik
maks
MR-
HMR
Pers. Garis
d (Slope)
Pers. Garis
d (Slope)
515,5 nm
y = 0,1281x 0,1008
0,1281
y = 0,0402x + 0,0139
0,0402
429,8 nm
y = 0,0113x 0,006
0,0113
y = 0,0537x 0,0257
0,0573
Setelah nilai absorbansi dan nilai d didapatkan pada masing-masing larutan HMR dan
MR-, maka sekarang dapat dihitung nilai dari [HMR] dan [MR-] pada masing-masing pH
dengan persamaan berikut ini.
x 1,425
0,0279
x1
0,2542
0,0279
0,2263
= 0,1712 [HMR]
0,1784
0,1784
x 1,425
0,0358
x1
0,1975
0,0358
0,1617
= 0,1712 [HMR]
0,1386
0,1476
x 1,425
0,0602
x1
0,1565
0,0602
0,0963
= 0,1712 [HMR]
x 1,425
0,0714
x1
0,1441
0,0714
0,0727
= 0,1712 [HMR]
[MR-] (M)
[HMR] (M)
[M R ]
[HM R]
log
[M R ]
[HM R]
4,87
0,23 M
1,32 M
0,174
- 0,759
5,33
0,68 M
0,94 M
0,723
- 0,141
5,73
0,95 M
0,56 M
1,696
0,229
5,90
1,18 M
0,42 M
2,809
0,449
Nilai pKa dapat ditentukan melalui sebuah kurva hubungan antara pH terhadap log
[ MR ]
[ HMR]
sebagai berikut.
Kurva Hubungan Antara pH dan log [MR-]/[HMR]
0.6
y = 1.1481x - 6.3211
R = 0.9936
log [MR-]/[HMR]
0.4
0.2
0
-0.2
log
Linear (log)
-0.4
-0.6
-0.8
-1
pH
MR- + H+
[ H ][ MR ]
[ HMR]
[ MR ]
Log Ka = log [H ]+ log
[ HMR]
+
[ MR ]
[ HMR]
[ MR ]
Maka nilai pKa pH log
[ HMR]
[ MR ]
= pH pKa. Bentuk ini sama
[ HMR]
[ MR ]
dengan bentuk persamaan linear dari kurva hubungan antara pH dan log
. Berdasarkan
[ HMR]
kurva diatas, maka nilai dari pKa adalah titik intersep dari persamaan linear dari y = 1,1481x
- 6,3211. Dimana harga pKa merupakan jarak perpotongan kurva pH terhadap log
[ MR ]
[ HMR]
pada sumbu y. Maka nilai dari pKa adalah 6,3211 dan nilai Ka dari metil merah dapat
ditentukan berdasarkan perhitungan dibawah ini.
pKa = - log Ka
6,3211 = - log Ka
Ka = 4,77 x 10-7
Jadi nilai dari Ka metil merah adalah 4,77 x 10-7
B. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konstanta
disosiasi suatu asam dapat ditentukan secara spektrofotometri yaitu melalui pengukuran
absorbansi larutan asam pada panjang gelombang tertentu. Harga Ka asam metil merah
berdasarkan percobaaan yaitu 4,77 x 10-7.
C. DAFTAR PUSTAKA
Retug, N. & Sastrawidana, D. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
Muderawan, I W. 2009. Analisis Instrumen. Singaraja: UNDIKSHA Press.