Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KI2141

PRAKTIKUM ENERGETIKA
PERCOBAAN C-1
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Nama : Khansa Luthfiyah Ariqah


NIM : 10521004
Kelompok : A
Tanggal : Kamis, 16 Februari 2023
Percobaan
Asisten : Wanda Ayu P.N

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2023
PERCOBAAN C-1
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan tetapan pengionan indicator metil merah secara spektrofotometri

II. TEORI DASAR


Penentuan tetapan pengionan secara spektrofotometri adalah suatu metode analisis
kimia dengan memanfaatkan pengukuran Panjang gelombang dan besar nilai absorbansi
berdasarkan tingkatan konsentrasi larutan yang akan diuji secara spektrofotometri (Alfius
Suriadi, 2020).

III. ALAT DAN BAHAN

A. ALAT B. BAHAN
1. Spektrofotometer 1.Larutan Metil merah 100 ppm
2. pH meter 2.Natrium asetat
3. Labu takar 100 mL, 50 mL 3.Asam asetat
4. Pipet ukur 10 mL 4.Aquadm
5. Buret mikro 50 mL 5.HCl 0,1 M
6.NaOH 0,04 M

IV. CARA KERJA


Larutan metil merah dipindahkan ke dalam dua labu takar 100 mL (labu
takar [HMR] dan [MR-] ) masing-masing sebanyak 10 mL. Pada labu takar [HMR] ,
10 mL HCl 0,1 M ditambahkan, kemudian ditambahkan auqadm hingga tanda batas.
Pada labu takar [MR-] ditambahkan 25 mL NaOH 0,04 M, kemudian ditambahkan
aquadm hingga tanda batas.
Larutan stok asam yang ada pada labu takar [HMR] dipindahkan ke buret
mikro, dan dipindahkan ke 4 labu takar 50 mL sebanyak 10 mL, 15 mL, 20 mL dan
25 mL. Kemudian ditambahkan 10 mL HCl 0,1 M di tiap labu takar. Dilakukan hal
yang sama pada larutan stok basa pada labu takar [MR-], tetapi penambahan HCl
diganti dengan NaOH 0,04 M sebanyak 12,5 mL
Larutan stok asam dan basa diukur nilai absorbansinya pada rentang 400-550
nm. Setelah didapatkan dua lambda max di tiap larutan stok, tiap-tiap larutan yang
ada pada labu takar 50 mL diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang
maksimal kedua larutan stok.
Larutan metil merah dipindahkan ke dalam 3 labu takar 100 mL masing-
masing sebanyak 5 mL. Pada labu takar A, ditambahkan larutan natrium asetat
sebanyak 25 mL dan asam asetat hingga tanda batas. Pada labut takar B ditambahkan
25 mL natrium asetat dan 50 mL asetat, kemudian diencerkan dengan aquadm hingga
tanda batas. Pada labu takar C ditambahkan 25 mL natrium asetat sebanyak 25 mL
dan asam asetat 10 mL, kemudian diencerkan dengan aquadm hingga tanda batas.
Tiap larutan pada ketiga labu takar tersebut diukut nilai absorbansinya pada Panjang
gelombang maksimum larutan stok asam dan basa.
V. DATA PENGAMATAN
[Metil Merah]= 100 ppm
[NaOH] = 0,0466 M
[HCl] = 0,1061 M
[CH3COOH] = 0,1061 M
[CH3COOHNa] = 0,0400 M

A. PENENTUAN λ maks (400-500 nm)


Table 5.1 data Panjang gelombang dan nilai absorbansi pada larutan stok asam

λ (nm) Absorbansi (A) λ (nm) Absorbansi (A)


400 0,040 490 0,676
410 0,044 500 0,802
420 0,061 510 0,897
430 0,095 520 0,950
440 0,140 521 0,951
450 0,207 522 0,945
460 0,294 530 0,931
470 0,403 540 0,875
480 0,538

table 5.2 data Panjang gelombang dan nilai absorbansi pada larutan stok basa

λ (nm) Absorbansi (A) λ (nm) Absorbansi (A)


400 0,362 434 0,388
410 0,379 435 0,392
420 0,388 436 0,391
430 0,392 437 0,391
431 0,392 438 0,392
432 0,392 439 0,389
433 0,392

B. PENENTUAN INDEKS A HMR + MR-


Tabel 5.3 nilai indeks A pada larutan HMR.

[HMR] (ppm) A
λ 1 (nm) λ 2 (nm)
2 0,022 0,196
3 0,042 0,284
4 0,052 0,385
5 0,047 0,362

Tabel 5.4 nilai indeks A pada larutan MR.

[MR-] (ppm) A
λ 1 (nm) λ 2 (nm)
2 0,091 0,011
3 0,128 0,011
4 0,168 0,015
5 0,210 0,019
C. PENENTUAN NILAI Ka
Tabel 5.5 nilai absorbansi penentuan nilai Ka

V CH3COOH (mL) V CH3COOHNa (mL) A


λ 1 (nm) λ 2 (nm) pH
10 25 0,116 0,292 4,85
50 25 0,072 0,418 4,10
hingga tanda batas 25 0,087 0,459 3,95

VI. PENGOLAHAN DATA


λ maks [MR-] = 438 nm (λ 1)
λ maks [HMR] = 521 nm (λ 2)

1. Kurva Absorbansi HMR

Gambar 6.1 kurva absorbansi HMR dan persamaan linearnya


Untuk λ 1 didapatkan persamaan;
(λ 1) y= 0,0085 x + 0,011
maka, Indeks absorbansi (a1) pada λ 1 adalah 0,0085 cm-1 ppm-1

Untuk λ 2 didapatkan persamaan;


(λ 2) y= 0,0599 x + 0,0971
maka, Indeks absorbansi (a2) pada λ 2 adalah 0,0599 cm-1 ppm-1

2. Kurva Absorbansi MR-


Gambar 6.1 kurva absorbansi MR dan persamaan linearnya

Untuk λ 1 didapatkan persamaan;


y= 0,03978 x + 0,0103
maka, Indeks absorbansi (b1) pada λ 1 adalah 0,03978 cm-1 ppm-1

Untuk λ 2 didapatkan persamaan;


(λ 2) y= 0,0028 x + 0,0042
Maka, indeks absorbansi (b2) pada λ 2 adalah 0,0028 cm-1 ppm-1

3. Penentuan nilai pKa

A1 = a1 [HMR] + b1 [MR-]
A1 = 0,0085 [HMR] + 0,03978 [MR-]…… λ 1

A2 = a2 [HMR] + b2 [MR-]
A2 = 0,0599 [HMR] + 0,0028 [MR-]…… λ 2

Tabel 6.1 data nilai pKa

pH A1 A2 [HMR] [MR-] Log


([HMR]/[MR-]
4,85 0,116 0,292 4,7861 1,8971 0,4018
4,10 0,072 0,418 6,9632 0,3227 1,3340
3,95 0,087 0,459 7,6367 0,5563 1,1376
Gambar 6.3 kurva linear pH terhadap log(HMR/MR) dan persamaan linearnya.

Dari kurva tersebut didapatkan persamaan;


Y= 0,9192 x – 5,1804
Dengan y = pH
X = log (HMR/MR)
pKa = 5,1804
dengan persamaan; pKa = -log Ka
maka, Ka = 6,6008

|nilai pKa literatur−nilai pKa percobaan|


% Galat Ka = x100%
nilai pKaliteratur
|5,1−5,1804|
= x100% = 1,5764 %
5,1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai