Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PERCOBAAN II
METODE PENAMBAHAN STANDAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : Indah Haerunissa


NIM : A 251 20 025
KELAS :C
KELOMPOK :I
ASISTEN : Muharrikah Rahmat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
LEMBAR KOREKSI

Kelompok :
Kelas :
Percobaan : Metode Penambahan Standar

No Hari/tanggal Koreksi Paraf


1
PERCOBAAN II
METODE PENAMBAHAN STANDAR
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Membandingkan metode adisi standar (penambahan standar) dengan
kurva kalibrasi pada penentuan besi.
2. Memahami cara penetapan besi secara spektrofotometri sinar tampak

II. DASAR TEORI


Metoda adisi standar adalah metoda dimana sampel yang akan dianalisis
ditambahkan dengan larutan standar yang diketahui konsentrasinya untuk
meminimalkan kesalahan yang di sebabkan oleh berbagai matrik (Suriansyah &
Gusrizal, 2013). Menurut Syahputra (2004) metoda ini mampu meminimalkan
kesalahan yang disebabkan oleh perbadaan kondisi lingkungan (matrik) sampel
dan standar.
Besi merupakan salah satu elemen kimiawi yang banyak terdapat di perairan
dan tanah. Besi di perairan terdapat sebagai Fe2+ dan Fe3+. Konsentrasi Fe3+
dapat ditentukan secara simultan dengan spektrofotometri tampak menggunakan
o-fenantrolin sebagai agen pengompleks. Pengukuran kadar besi mengunakan
metode adisi standar dilakukan dengan menambahkan larutan standar kedalam
larutan sampel, sehingga kadar besi dalam campuran adalah kadar besi dari
sampel ditambah kadar besi dari larutan standar. Konsentrasi besi dapat
ditentukan dengan megurangkan nilai interpolasi (nilai x jika y sama dengan nol)
dikalikan faktor pengenceran dari kurva metode kurva kalibrasi dengan kurva
metode adisi standar (Syahputra, 2004).
Penentuan kadar besi dapat dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis
dengan reaksi pengompleksan terlebih dahulu yang ditandai dengan pembentukan
warna spesifk sesuai dengan reagen yang digunakan. Spektrofotometri merupakan
suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifk
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube (Khaldun, 2018).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut.
A. ALAT
1. Labu Ukur 50 mL 6 buah
2. Pipet ukur 5 mL 2 buah
3. Karet Penghisap
4. Pipet Volume 10 mL 1 buah
5. Pipet Ukur 10 mL 1 buah
6. Gelas Kimia 100 mL 6 Buah
7. UV-Vis
8. Kuvet
9. Pipet Tetes
10. Botol Semprot

B. BAHAN
1. Larutan Cuplikan 0,5 ppm
2. Larutan Standar Besi 100 ppm
3. Larutan KSCN 2 M
4. Larutan HCl 4 N
5. Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan 6 buah labu ukur 50 mL, kemudian memasukkan 10 mL
larutan cuplikan kedalam masing-masing labu ukur.
3. Menambahkan larutan standar besi ( Fe3 +¿¿) sebanyak 0 mL kedalam
labu ukur ke-1, 1 mL kedalam labu ukur ke-2, 2 mL kedalam labu ukur
ke-3, 3 mL kedalam labu ukur ke-4, 4 mL kedalam labu ukur ke-5 dan
5 mL kedalam labu ukur ke-6.
4. Menambahkan 10 mL larutan Pottasium Tiosianat (KSCN) kedalam
masing-masing labu ukur.
5. Menambahkan 6 mL larutan HCl 4 N kedalam masing-masing labu
ukur.
6. Mengencerkan larutan yang berada pada labu ukur dengan
menambahkan aquades sampai tanda batas.
7. Mengocok dan menghomogenkan larutan tersebut.
8. Memindahkan masing-masing larutan yang berada pada labu ukur
kedalam gelas kimia yang telah diberi label 1-6.
9. Memasukkan larutan yang berada pada gelas kimia kedalam kuvet
kemudian mengukur absorbannya dengan menggunakan UV-Vis pada
panjang gelombang 480 nm.
10. Mengamati Absorban yang dihasilkan oleh instrumen UV-Vis.
11. Mencatat hasil pengmatan kedalam tabel hasil pengamatan.
12.
V. TABEL PENGAMATAN
A. Absorbansi deret standar Fe3 +¿¿ pada panjang gelombang 480 nm

Volume larutan
Volume larutan
cuplikan yang
No standar yang Absorban (A)
ditambahkan
ditambahkan (mL)
(mL)
1 10 0 0,035
2 10 2 0,095
3 10 2,5 0,125
4 10 3 0,147
5 10 3,5 0,186
6 10 4 0,226
∑ 60 15 0,814

B. Persamaan Regresi

2
No Konsentrasi (x) Absorbansi(y) xy x
1 0 0,035 0 0
2 2 0,095 0,2 4
3 4 0,125 0,5 16
4 6 0,147 0,9 36
5 8 0,186 1,5 64
6 10 0,226 2,3 100
∑ 30 0,814 5,4 220

VI. PEMBAHASAN
A. Persamaan Reaksi

Fe3+ + KSCN Fe(SCN)3 + K+

B. Perhitungan
1. Perhitungan Konsentrasi (x) larutan standar
1) Untuk V s = 0 mL

M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm .0 mL ❑
M2 =
50 mL
M 2 = 0 ppm
2) Untuk Vs = 1 mL
M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm .1 mL❑
M2 =
50 mL
M 2 = 2 ppm

3) Untuk Vs =2 mL
M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm .2 mL❑
M2 =
50 mL
M 2 = 4 ppm

4) Untuk Vs =3 mL
M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm .3 mL❑
M2 =
50 mL
M 2 = 6 ppm

5) Untuk Vs =4 mL
M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm . 4 mL❑
M2 =
50 mL
M 2 = 8 ppm

6) Untuk Vs =5 mL
M1 V 1
M2 =
V2
100 ppm .5 mL❑
M2 =
50 mL
M 2 = 10 ppm

2. Perhitungan kemiringan garis


y = kx
∑ xy
k= 2
∑x

5,4
= 220 = 0,025

3. Perhitungan konsentrasi cuplikan


n ( ∑ xy )−∑ x ∑ y
1) b = 2
n ∑ x −¿ ¿
6(5 , 4 )−30.0,814
=
6(220)−30 2
32, 4−24 , 42
= 1.320−900
7 , 98
= 420

= 0,019

∑ y−b (∑ x)
2) a =
n

0,814−0,019(30)
=
6

0,814−0 , 57
=
6

= 0,041

a × x Cs
maka : C x =
b ×v C

0,041. 100 ppm


Cx=
0,019 .10 mL

4,1
=
0 ,1 9

= 21,59

4. Perhitungan untuk regresi linear


1) untuk [Fe] = 0 ppm
y=k.x
y = 0,025 . 0 ppm
= 0 ppm

2) untuk [Fe] = 2 ppm


y=k.x
y = 0,025 . 2 ppm
= 0,05 ppm

3) untuk [Fe] = 4 ppm


y=k.x
y = 0,025 . 4 ppm
= 0,1 ppm

4) untuk [Fe] = 6 ppm


y=k.x
y = 0,025 . 6 ppm
= 0,15 ppm

5) untuk [Fe] = 8 ppm


y=k.x
y = 0,025 . 8 ppm
= 0,2 ppm

6) untuk [Fe] = 10 ppm


y=k.x
y = 0,025 . 10 ppm
= 0,25 ppm
C. Grafik
1. Grafik Hubungan Absorbansi dengan konsentrasi pada panjang
gelombang 480 nm

0.25

0.2
f(x) = 0.023175 x + 0.0197916666666667
R² = 0.967788915852802
0.15
Absorban

0.1

0.05

0
-2 0 2 4 6 8 10
konsentrasi

2. Grafik regresi Linear


0.25

0.2

0.15

Series2
0.1

0.05

0
3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
D. Pembahasan
Hal pertama yang diperlukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum ini. Selanjutnya menyiapkan 6 buah labu ukur 50 dan
masukkan 10 mL larutan cuplikan kedalam setiap labu ukur. Kemudian
tambahkan dengan larutan standar besi sebanyak 0 mL kedalam labu ukur ke1, 1
mL kedalam labu ukur ke2, 2mL kedalam labu ukur ke3, 3 mL kedalam labu ukur
ke4, 4 mL kedalam labu ukur ke5 dan 5 mL kedalam labu ukur ke6. Penambahan
larutan besi berfungsi untuk menentukan kandungan besi dalam sampel yang akan
di analisis. Lalu tambahkan dengan potassium tiosianat (KSCN) kedalam setiap
labu ukur, KSCN berfungsi sebagai reagen yang bereaksi dengan ion besi (III).
Lalu tambahkan dengan 6 mL arutan HCl 4 N kedalam setiap labu ukur, HCl
berfungsi agar tidak terjadi hidrolisis dan agar tidak terjadi pengendapan besi serta
memberikan suasana asam pada sampel. Selanjutnya encerkan larutann dengan
aquades sampai tanda batas dan dikocok agar terhomogen. Pindahkan larutan
kedalam gelas kimia yang telah diberi label 1-6. Masukkan larutan kedalam kuvet
yang selanutnya akan diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 480 nm. Amati dan catat hasil
absorban yang dihasilkan oleh UV-Vis (Staf Pengajar Kimia, 2023).

Hasil absorbansi yang didapatkan pada percobaan ini yaitu 0,035, 0,095,
0,125, 0,147, 0,186, 0,226 dimana nilai yang telah didapatkan tersebut sesuai
dengan hukum Lambert-Beer yang menyatakan yaitu semakin tinggi konsentrasi
maka absorbansinya juga semakin tinggi.
Berdasarkan dari persamaan regresi yang diperoleh, konsentrasi larutan
cuplikan dari hasil perhitungan yang didapatkan yaitu 21,59. Untuk persamaan
regresi konsentrasi pada percobaan ini diperoleh hasil yaitu 0, 2, 4, 6, 8, 10 dan 30
dan absorban yang diperolah adalah 0,035, 0,095, 0,125, 0,147, 0,186, 0,226, dan
0,814. Persamaan linier metode adisi standar adalah y = 0,0232x + 0,0198 dengan
R2 = 0,9678.
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan ini ialah metode penabahan standar
merupakan metode dimana sampel yang sama ditambahkan dengan larutan
standar dengan konsentrasi yang berbeda. Sedangkan metode kurva kalibrasi
ialah kurva yang dibuat dengan jalan mengukur serapan larutan-larutan standar.
Jika hukum Lambert-Beer dipenuhi makan kurva yang dihasilkan akan
membentuk garis lurus yang melalui titik nol.
DAFTAR PUSTAKA

Khaldun, I. (2018). Kimia Analisa Instrumen: Buku untuk mahasiswa. Syiah


Kuala University Press.
Staf Pengajar Kimia Analisis Instrument. (2022). Penuntun Praktikum Kimia
Analisis Instrument. Palu : Universitas Tadulako
Suriansyah, A., & Gusrizal, A. (2013). Alibrasi dan adisi standar pada pengukuran
merkuri dalam air dengan kandungan senyawa organik tinggi
menggunakan spektrofotometer serapan atom. Jurnal Kimia Khatulistiwa,
1(1).
Syahputra, R., 2004, Modul Pelatihan Instrumentasi AAS, Laboratorium
Instrumental Terpadu UII, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai