Anda di halaman 1dari 15

TITRASI

KOMPLEKSOMETRI
Dosen Pengampu:
Apt. Desti Wulandari, S.Farm.
KELOMPOK I

1. CLARITA SALSABILA [10121001]


2. DEWI AGUSTINA SAPUTRI [10121014]
3. JIHAN ANDANI [10121009]
4. TASYA REGITA [10121017]
5. DANIEL ANUGRAH [10121019]
DEFINISI

Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan


pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat
pembentuk kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks
yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etilendiamina tetraasetat (dinatrium
EDTA).
Rumus dan nama beberapa ion kompleks adalah sebagai berikut:

a. [Fe (CN)6]4- heksasianoferat (II)


b. [Fe (CN)6]3- heksasianoferat (III)
c. [Cu (NH3)4]2+ tetraaminTembaga (II)
d. [Cu (CN)4]3- tetrasianokuprat (I)
e. [Co (H2O)6]3+ heksakuokobalt (III)
f. [Ag (CN)2]– disianoargentat (I)
g. [Ag (S2O3)2]3- ditiosulfatoargentat (I)

Dari contoh-contoh ini, kaidah tata nama jelas. Atom pusat (seperti Fe,
Cu, Co, Ag) diikuti oleh rumus ligan (CN, NH 3, H2O, S2O3) dengan
bilangan indeks stoikiometri (yang dalam hal ligan monodentat adalah
sama dengan bilangan koordinasi).
Tatanama ion kompleks

bilangan koordinasi/
biloks atom pusat
TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Kompleks senyawa ini disebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.
Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung
pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Contoh reaksi titrasi kompleksometri:

Ag+ + 2 CN → Ag (CN)2

Hg2+ + 2 Cl → HgCl2
Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator, maka indikator akan membentuk
komplek dengan Mg2+ (berwarna merah) kemudian Mg 2+ pada komplek akan bereaksi
dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua Mg 2+ sudah bereaksi dengan EDTA
maka warna merah aan hilang, selajutnya kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan
terjadinya titik akhir titrasi yaitu terbentuknya berwarna biru.
SYARAT- SYARAT INDIKATOR
1) Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam harus lebih rendah daripada
ikatan kompleks logam-EDTA.
2) Terjadi perubahan warna pada range pH yang ditetapkan, dimana terjadi
pembentukan kompleks stabil.
3) Perubahan warna terjadi oleh adanya indicator bebas dari kompleks logam
dalam larutan, karena sejumlah eqivalen EDTA ditambahkan untuk
membentuk kompleks logam-EDTA.
Indikator yang banyak digunakan : ::dalam
titrasi kompleksometri adalah:
● Hitam Eriokrom Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH
8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5
senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada
pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.

● Jingga Xilenol Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu digunakan pada
titrasi dalam suasana asam.

● Biru Hidroksi Naftol Indikator ini memberikan warna merah sampai lembayung pada daerah
pH 12 –13 dan menjadi biru jernih jika terjadi kelebihan edetat.
KURVA TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Kurva titrasi untuk titrasi kompleksometri dapat dibuat dan analog dengan kurva titrasi asam dan basa.
Contoh :
Sebanyak 50,0 mL larutan 0,0100 M dalam Ca 2+ yang disangga pada pH 10,0 dititrasi dengan 0,0100 M larutan
EDTA. Hitung nilai dari pCa pada berbagai tingkat titrasi dan plotlah kurva titrasinya.
Jawab :
Kabs untuk CaY2- adalah 5,0 1010. Dari tabel, pada pH 10,0 adlah 0,35. Untuk itu, K eff adalah 5,0 1010 0,35 = 1,8
1010.
Awal titrasi
[Ca2+] = 0,0100 mmol/mL
pCa = -log [Ca2+] = 2,00
Setelah penambahan 10,0 mL titran. Kita mulai dengan 50,0 mL 0,0100 mmol/mL = 0,500 mmol Ca 2+ dan
menambahkan 10,0 mL 0,0100 mmol/mL = 0,100 mmol EDTA. Reaksinya adalah :
Mmol Ca2+ + Y4- CaY2-
Awal 0,500 0,100 -
Perubahan -0,100 -0,100 +0,100
Kesetimbangan 0,400 - 0,100
LANJUTAN
Ada kelebihan Ca2+ cukup besar pada titik ini, dan dengan sebuah nilai K pada kelipatan 10 10 kita
dapat beranggapan bahwa reaksinya berjalan secara lengkap.
Sehingga:
[Ca2+] = 0,400 mmol60,0 mL = 0,0067
MpCa = 2,17

% Ca2+
EDTA mL [Ca ]
2+
pCa direaksikan
0,00 0,0100 2,00 0,0
10,0 0,0067 2,17 20,0
20,0 0,0043 2,37 40,0
30,0 0,0025 2,60 60,0
40,0 0,0011 2,96 80,0
49,0 1,0 x 10-4 4,00 98,0
49,9 1,0 x 10-5 5,00 99,8
50,0 5,2 x 10 -7
6,28 100,0
50,1 2,8 x 10-8 7,55 100,0
60,0 2,8 x 10-10 9,55 100,0
LANJUTAN
Dengan menganggap reaksi tidak berjalan lengkap, yaitu dengan
memperhitngkan ion Ca2+ yang dihasilkan dari penguraian CaY 2- dan
memecahkan persamaan kuadratnya secara lengkap.
Titik ekivalen.
Kita mulai dengan 50,0 mL x 0,0100 mmol/mL = 0,500 mmol Ca 2+ dan
menambahkan 50,0 mL x 0,0100 mmol/mL = 0,500 mmol EDTA.
Reaksinya adalah :
Mmol Ca2+ + Y4- CaY2-
Awal 0,500 0,100 -
Perubahan -0,500 -0,500 +0,500
Kesetimbangan - - 0,500
Pada titik ini konsentrasinya adalah
[Ca2+] = cY
[CaY2-] = = 5,0 x 10-3 M
Persamaan kesetimbangan adalah
= Keff
LANJUTAN
= 1,8 x 1010
[Ca2+] = 5,2 x 10 -7
pCa = 6,28
Setelah penambahan 60,0 mL titran. Kita mulai dengan 50,0 mL x 0,0100 mmol/mL = 0,500 mmol Ca 2+ dan
menambahkan 60,0 mL x 0,0100 mmol/mL = 0,600 mmol EDTA. Reaksinya adalah :
Mmol Ca2+ + Y4- CaY2-
Awal 0,500 0,600 -
Perubahan -0,500 -0,500 +0,500
Kesetimbangan - 0,100 0,500
Konsentrasinya adalah
CY = = 9,1 x 10-4 M
[CaY2-] = = 4,55 x 10-3 M
Persamaan kesetimbangannya
= Keff
= 1,8 x 10
10

[Ca2+] = 2,8 x 10-10


pCa = 9,55
KESIMPULAN
1. Kompleksometri merupakan salah satu metode kuantitatif
dengan mereaksikan ligan dengan ion logam utamanya
sehingga menghasilkan senyawa kompleks.
2. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut
kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak
hanya dalam titrasi.
3. Kurva titrasi untuk titrasi kompleksometri dapat dibuat dan
analog dengan kurva titrasi asam dan basa.
TERIMA ‫اَل ُيَك ِّلُف ٱُهَّلل َن ۡف ًس ا ِإاَّل ُو ۡس َعَه ا‬
KASIH (Al-Baqarah ayat 286)‌
KEEP SPIRIT!

Anda mungkin juga menyukai