Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

Penentuan Kesadahan Sebagai CaCO3


Pada Sampel Air Kran
Dengan Metode Kompleksometri

disusunolehKelompok 8:

Program : D3/Kesehatan dan Kimia/Non Reguler

1. AdangAripin (1312E2004)
2. Irma Rahmalia Baron (1311E2008)
3. Muhamad Ridwan (1312E2003)
4. Wilif Bayu Karisma (1311E2016)

SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH


BANDUNG
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Praktikum Kimia
Analitik “Titrasi Kompleksometri” dan menyelesaikan laporannya.
Adapuan tujuan kami menulis laporan ini yang utama untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kimia Analitik. Kami menulis laporan ini untuk mengetahui dan
memahami lebih rinci mengenai penentuan Kesadahan dengan Titrasi
Kompleksometri.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada yang telah membimbing
dan membantu praktikum kami. Kami menyadari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu,diharapkan kritik dan saran pembaca demi
kesempurnaan laporan kami ini untuk ke depannya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Bandung, 18 Februari 2014

Penyusun
I. TUJUAN

Praktikan dapat menetapkan konsentrasi larutan EDTA dengan

menggunakan larutan baku CaCl2 dan menentukan Kesadahan pada sampel

menggunakan metode titrasi Kompleksometri.

II. DASAR TEORI

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di

dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk

garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral

yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.

Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan

ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling

sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air

lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun

tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.

Kesadahan berdasarkan jenis anion yangdiikat oleh kation (Ca 2+atau

Mg2+), digolongkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Kesadahan sementara (temporer), adalah kesadahan yang disebabkan oleh

ion Ca danMg yang berikatan dengan ion bikarbonat(HCO3-).

b. Kesadahan tetap (permanen), adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion

Ca dan Mg yang berikatan dengan ion Cl-, SO42-,NO3-.

Kesadahan dalam air sebagian besar ditimbulkan oleh akibat kontaknya

air dengan tanah yang lapisan tanahnya tebal dan ada pembentukkan batu

kapur. Cara- cara menyatakan kesadahan :


1. Derajat kesadahan Jerman (D): 1D= 10 mg CaO/L

2. Derajat kesadahan Perancis (F): 1F= 10 mg CaCO3/L

3. Kesadahan sebagai CaCO3

Dasar- dasar pemeriksaan kesadahan dengan metode kompleksometri ini

adalah berdasarkan penitrasian dengan larutan standar EDTA pada pH 10

dengan indikator EBT (Erychrom Black T) sampai perubahan warna dari merah

anggur menjadi biru. Prinsip kerja indikator tersebut adalah berdasarkan ikatan

EBT-logam yang berwarna merah anggur (sebelum titrasi), yang mana ikatan ini

kurang stabil, sehingga setelah penitrasian dengan EDTA, EBT dalam keadaan

bebas yang berwarna biru, sedangkan logamnya berada dalam ikatan kompleks

dengan EDTA.

Sedangkan standar kesadahan air meliputi :

NO TINGKAT WHO, E-MERCK EPA, 1974


KESADAHAN 1984
OD
PPM PPM PPM
CaCO3 CaCO3 CaCO3
1 Sangat lunak - 0-4 0-71 -
2 Lunak 0-60 4-8 71-142 0-75
3 Agak Lunak 60-120 8-18 142-320 75-150
4 Sadah 120-180 18-30 320-534 150-300
5 Sangat Sadah >180 >30 >534 >300

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Statif 1. CaCl2

2. Buret 50 mL 2. Na-EDTA

3. Erlenmeyer 100/250 mL 3. NH4Cl


4. Pipet Volume 10 mL 4. NH4OH

5. Pipet Tetes 5. Indikator EBT

6. Corong 6. Aquades

7. Gelas Kimia 250 mL 7. Sampel

8. Labu Ukur 100 mL 8. KCN

9. Gelas Ukur 50 mL

IV. CARA KERJA

4.1. Pembuatan 100 mL Larutan Baku CaCl2 0,01 M

1. Timbang 0,1470 gram CaCl2 2H2O

2. Larutkan dan tepatkan dalam labu ukur 100 mL

3. Homogenkan.

4.2. Penentuan Konsentrasi EDTA -/+ 0,01 M

1. Masukan Lar EDTA -/+ 0,01 M ke dalam buret,

2. Pipet larutan CaCl2 sebanyak 10,0 mL menngunakan pipet volum

kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer.

3. Tambahkan 2 mL Buffer 10

4. Tambahkan indikator EBT secukupnya ke dalam erlenmeyer yang sudah

terisi larutan CaCl2

5. Titrasi sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi warna

biru jelas

6. Catat volume EDTA

4.3. Penentuan Kesadahan Sebagai CaCO3 Dalam Sampel

1. Ambil 50 mL Sampel kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer.

2. Tambahkan 2 mL Buffer 10
3. Tambahkan indikator EBT secukupnya ke dalam erlenmeyer yang sudah

terisi sampel.

4. Titrasi sampel dengan EDTA sampai warna biru jelas.

5. Catat vulume EDTA dan hitung kadar Kalsium dalam sampel tersebut

V. HASILPENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

6.1. Pembuatan Larutan Baku CaCl2 0,01 M

Berat CaCl2 yang harus ditimbang dalam 100 mL :

M CaCl2 = Berat CaCl2 X 1000


Mr CaCl2 V labu

Berat CaCl2 = (0,01x 147) / 10

= 0,147 gram

Hasil Penimbangan :

Berat Kertas Saring = 0,5100 gram


B. Kertas + CaCl2 sisa = 0,6611 gram –

Berat CaCl2 = 0,1317 gram

M CaCl2 = 0,1317 X 1000


147 100

= 0,0090 M

6.2. Penetapan Konsentrasi Larutan EDTA -/+ 0,01 M

No. Volume CaCl2 Volume EDTA


1 10,00 mL 9,00 mL
2 10,00 mL 9,00 mL
Rata-
10,000 mL 9,00 mL
rata
Perhitungan :

M EDTA = V x M CaCl2
V EDTA

= 10 x 0,0090
9,00

= 0,0100 M

6.3. Penentuan Kesadahan Sebagai CaCO3 Pada Sampel

No. Volume Sampel Volume EDTA


1 50,00 mL 3,20 mL
2 50,00 mL 3,00 mL
Rata-
50,000 mL 3,10 mL
rata

Perhitungan :

Kesadahan = 1000 x V EDTA x M EDTA x Mr CaCO3


V Sampel

= 1000 x 3,10 x 0,0100 x 100


50

= 62 ppm

VI. PEMBAHASAN

Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu

pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam

tersebut. Salah satu senyawa komplek yang biasa digunakan sebagai penitrasi

dan larutan standar adalah ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA).

EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam dari EDTA

dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah sebagai berikut :


Sebagai penitrasi/pengomplek logam, biasanya yang digunakan yaitu garam

Na2EDTA (Na2H2Y), karena EDTA dalam bentuk H4Y dan NaH3Y tidak larut

dalam air.

EDTA dapat mengomplekkan hampir semua ion logam dengan perbandingan

mol 1 : 1 berapapun bilangan oksidasi logam tersebut.

Kestabilan senyawa komplek dengan EDTA, berbeda antara satu logam dengan

logam yang lain. Reaksi pembentukan komplek logam (M) dengan EDTA (Y)

adalah :

M + Y → MY
Konstanta pembentukan/kestabilan senyawa komplek dinyatakan sebagai

berikut ini :

Besarnya harga konstante pembentukan komplek menyatakan tingkat kestabilan

suatu senyawa komplek. Makin besar harga konstante pembentukan senyawa

komplek, maka senyawa komplek tersebut makin stabil dan sebaliknya makin

kecil harga konstante kestabilan senyawa komplek, maka senyawa komplek

tersebut makin tidak (kurang) stabil.


Karena selama titrasi terjadi reaksi pelepasan ion H + maka larutan yang

akan dititrasi perlu ditambah larutan bufer. Untuk menentukan titik akhir titrasi ini

digunakan indikator, diantaranya Calmagite, Arsenazo, Eriochrome Black T

(EBT). Sebagai contoh titrasi antara Mg2+ dengan EDTA sebagai penitrasi,

menggunakan indikator calmagite.

Reaksi antara ion Mg2+ dengan EDTA tanpa adanya penambahan indikator

adalah :

Mg2+ + H2Y2- ? MgY2- + 2H+

Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator maka indikator akan

membentuk kompleks dengan Mg2+ (berwarna merah) kemudian Mg2+ pada

komplek akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan. Jika semua

Mg2+ sudah bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan hilang selanjutnya

kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya titik akhir titrasi yaitu

terbentuknya warna biru.


DAFTAR PUSTAKA

 Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta:


Airlangga

 Susilowati, Endang., Theory and Application of Chemistry, Bilingual,


Jakarta.

 http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/

 http://warrentaperoti.blogspot.com/2011/04/praktikum-titrasi-asam-
basa.html
Diposkan oleh mita suryani di 23.56

 Underwood. 1986

Anda mungkin juga menyukai