Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KHUSUS

UJI HARDNESS ( KESADAHAN TOTAL ) DENGAN KOMPLEKSMETRI


Na - EDTA

I. TEORI DASAR:
Air merupakan unsur penting bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam
kehidupan ekonomi moderen, air merupakan hal utama untuk budidaya pertanian,
industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air juga mempunyai potensi
kerusakan jika air tersebut tercemar, sehingga menurunkan kualitas air.

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,


umunya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun
garam-garam bikarbonat dan sulfat.

Air sadah tidak begitu berbahaya untuk dikonsumsi namun dapat


menyebabkan berbagai masalah, yakni menyebabkan pengendapan mineral yang
menyumbat saluran pipa dan kran, air sadah yang bercampur sabun dapat
membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan sehingga pemborosan sabun
cuci. Dalam industri kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk
mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
berbagai zat kimia ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.

Air sadah di golongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang
diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+) yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Air sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-) atau
boleh jadi air tersebut mengandug senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2 dan
atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2 yang dapat dihilangkan dengan proses
pemanasan, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+atau Mg2+.

Kesadahan sementara juga dapat dikurangi dengan menggunakan larutan


kapur Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2 dengan kapur (Ca(OH)2) :

Ca(HCO3)2(aq) + (Ca(OH)2)(aq) 2CaCO3(s) + 2 H2O(L)

Mg(HCO3)2(aq) + (Ca(OH)2)(aq) 2MgCO3(s) + 2 H2O(L)


1
Air sadah tetap adalah air yang mengandung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion CI-, NO3-, SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh
jadi berupa kalsium klorida (CaCO2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4). Air sadah tidak bisa dihilangkan dengan
cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan harus dilakukan
dengan cara kimia yaitu mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 atau K2CO3.
Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendap ion Ca2+ atau Mg2+.

Titrasi kompleksmetri pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan,


molekul netral yang terionisasi dalam larutan. Titrasi kompleksmetri disebut juga
dengan titrasi kelatometri, karena penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada
ion pusat disebut ligan.

Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator komplesometri. Didalam


bentuk protonate EBT berwarna biru. Lalu berubah menjadi warna merah ketika
membentuk kompleks dengan kalsium, magnesium, dan ion logam lainya. Suatu
kelemahan EBT adalah larutanya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi
penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak
berfungsi lagi. Sebagai gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite.

EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine Tetra Acid, yaitu asam
amino yang dibentuk dari protein makanan. Zat ini sangat kuat menarik ion logam
berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh dan melarutkanya untuk kemudian
dibuang melalui urine. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidental yang dapat
berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus
karboksilnya atau disebut ligan multidental yang lebih dari dua atom koordinasi
per molekul.

2
II. PRINSIP DASAR

Kesadahan air disebabkan oleh terkontaminasinya air dengan unsur logam


seperti kalsium (Ca) dan magnsium (Mg). Air permukaan umumnya kandungan Ca dan
Mg dalam kadar yang tinggi berkisar (<200 ppm) CaCO 3. Pada daerah batuan kapur air
akan memiliki tingkat kesadahan yang tinggi. Garam Ca dan Mg dalam air sebagai
senyawa CaOH dan MgOH merupakan kesadahan sementara yang membentuk senyawa
kompleks dengan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acid) pada suasana basa (pH 12-13).

Prinsip titrasi komplesmetri adalah larutan yang mengandung ion (Ca 2+) akan
membentuk kompleks dengan EDTA sehingga kadar dapat diketahui. Titik akhir titrasi
ditunjukan dengan indikator logam, perubahan logam serta ditandai dengan perubahan
warna merah anggur menjadi warna biru.

.
III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

 Erlemeyer 250 ml
 Labu ukur 100 ml
 Pipet volume 25 ml
 Buret 50 ml

Bahan :

 EDTA 0,1 M
 NaOH 0,1 M
 CaCl2
 Indikator EBT (Eriochrome Blue Black)
 Buffer ammonium hidroksida-ammonium klorida
 HCL 1:1

IV. PROSEDUR KERJA


3
1. Pembuatan larutan

a. NaOH 0,1 M

- Timbang 0,4 gram NaOH.


- Larutan dengan aquadest di labu ukur 100 ml dan himpitkan.

b. HCl 1:1

- Pipet 10 ml HCL induk dan larutan dengan aquadest sampai 20 ml.

c. Buffer ammonium hidroksida – ammonium klorida

- Timbang 6,75 gram ammonium klorida dan tambahan 57 ml amonium


hidroksida pekat dan encerkan dengan aquades sampai 100 ml.

d. EDTA 0,1 M

- Timbang 4 gram EDTA.


- Larutkan dengan aquadest di labu ukur 1000 ml dan himpitkan.

Standarisasi larutan EDTA 0,1 M

- Timbang 400 mg kalsium karbonat (CaCO) yang telah di keringkan dan


masukan ke dalam labu ukur 500 ml.
- Tambahkan 100 ml aquades.
- Tambahkan setetes demi larutan HCl 1:1 sampai tidak terjadi pelepasan gas
CO2 .
- Tambahkan aqudest sampai tanda batas.
- Pipet 25 ml larutan CaCO3 dan tambahkan 5 ml larutan buffer ammonium
Hidroksida – ammonium klorida.
- Tambahkan 5 tetes indikator EBT titrasi dengan EDTA sampai titik akhir.
- TAT warna merah anggur ke warna biru.

Perhitungan =
M EDTA = (M × V)CaCO3
V EDTA

2. Penentuan total kesadahannya (total hardness) dengan titrasi larutan EDTA 0,1 M

- Pipet 15 ml air contoh.


- Tambahkan 1 ml larutan buffer.
- Tambahkan 5 tetes indikator EBT.
- Titrasi dengan EDTA standart sampai warna merah anggur menjadi biru.

Perhitungan :
4
Total hardness = V EDTA × M EDTA × BM CaCO3 × 1000
Volume sample

V. TABEL DATA

a. Standarisasi larutan Na EDTA 0,1 M

No Uraian Percobaan 1 Percobaan 2


1. Volume larutan standar Ca2+ (ml) 25 25
2. Kosentrasi larutan standar (M) 0,008 0,008
3. Pembacaan buret akhir (ml) 18,3 18,33
4. Pembacaan buret awal (ml) 0 18.33
5. Volume titran / EDTA 18,3 18,33
6. Molaritas EDTA (mol/L) 0,01092896174 0,010911807474
7. Molaritas EDTA rata-rata (mol / L) 0,010920394607

b. Penentuan total hardness dengan titrasi


NO URAIAN PENGAMATAN 1 (Dian)
1 2 3 4 5 6 7
1. Volume air 15 15 15 15 15 15 15
sample (ml)

2. Pembacaan 0 4,2 3,9 3,8 4 3,7 4,3


buret akhir
(ml)
3. Pembacaan 0 0 0 0 00 0 0
buret awal
(ml)
4. Volume 0 4,2 3,9 3,8 4 3,7 4,3
titran /
EDTA
5. Mol Na 0,01092896174
EDTA =
Mol ion
sadah, Ca2+
dan Mg2+
6. Kosentrasi 0 306,01 284,15 276,86 291,4 269,58 313,29
CaCO3 mg/L 3
sample
(ppm)

5
NO URAIAN PENGAMATAN 2 (Siti)
1 2 3 4 5 6 7
1. Volume air sample 15 15 15 15 15 15 15
(ml)

2. Pembacaan buret 0 4 3,8 3,9 3,8 3,7 4,2


akhir (ml)
3. Pembacaan buret 0 0 0 0 00 0 0
awal (ml)
4. Volume titran / 0 4 3,8 3,9 3,8 3,7 4,2
EDTA
5. Mol Na EDTA =
Mol ion sadah, Ca2+
dan Mg2+
6. Kosentrasi CaCO3 0 290,98 276,43 283,70 276,4 269,15 305,53
mg
/L sample (ppm) 3

Keterangan :

1. = Aquades
2. = Air ketel
3. = Air mineral
4. = Air kran
5. = Air masak
6. = Air sungai
7. = Air kolam

c. Tingkat kesadahan

Kesadahan (ppm CaCO3) Karifikasi kesadahan

45 Sangat rendah
15-50 Rendah
100-200 Tinggi
> 200 Sangat tinggi

VI. PEMBAHASAN DATA

a. Standarisasi larutan EDTA 0,1 M


6
- Perhitungan molaritas CaCO3

Molaritas CaCO3 = m × 1000


Be V

= 400 mg × 2 ml
100 g/mol

= 400 mg × 2m
100 g/mol

= 0,8 g
100 g/mol

= 0,008 M

- Perhitungan volume EDTA titrasi

VEDTA rata-rata 1 = Pengamatan 1 + Pengamatan 2 + Pengamatan 3


Jumlah pengamatan

= 18,3 ml + 18,2 ml + 18,4

= 18,3 ml

VEDTA rata-rata 2 = Pengamatan 1 + Pengamatan 2 + Pengamatan 3


Jumlah pengamatan

= 18,4 ml + 18,3 ml + 18,3 ml


3

= 18,33 ml

- Perhitungan molaritas EDTA

Molaritas EDTA 1 =

M EDTA = M × VCaCO3
V EDTA

= 0,008 M × 25 ml
18,3 ml
7
= 0,01092896174 M

Molaritas EDTA 2 =

M EDTA = M × V CaCO3
V EDTA

= 0,008 M × 25 ml
18,33 ml

= 0,010911807474 M

- Perhitungan molaritas EDTA rata-rata

M EDTA = M EDTA 1 × M EDTA 2


Jumlah pengamatan

= 0,01092896174 M + 0,010911807474 M
2

= 0,010920394607 M

- Menghitung kosentrasi CaCO3

Pengamatan pertama :

 1. Aquades = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample

= 0 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml

= 0 mg

 2. Air ketel = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample

= 4,2 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml

= 306,01 mg

8
 3. Air mineral = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000
Volume sample

= 3,9 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml

= 284,15 mg

 4. Air kran = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sampl

= 3,8 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml

= 276,86 mg

 5. Air masak = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample

= 4 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml
= 291,43 mg

9
 6. Air sungai = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000
Volume sample

= 3,7 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml
= 269,58 mg

 7. Air kolam = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample

= 4,3 ml × 0,01092896174 M × 100 g/mol × 1000


15 ml
= 313,29 mg

Pengamatan kedua :

 1. Aquades = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample

= 0 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000


15 ml
= 0 mg

 2. Air ketel = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample
= 4 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000
15 ml
= 290,98mg

 3. Air mineral = VEDTA × MEDTA × volumwBMCaCO3 × 1000


Volume sample tel
= 3,8 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000

10
15 ml
= 276,43 mg

 4. Air kran = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample
= 3,9 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000
15 ml
= 283,70 mg

 5 .Air masak = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample
= 3,8 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000
15 ml
= 276,43 mg

 6. Air sungai = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample
= 3,7 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000
15 ml
= 269,15 mg

 7. Air kolam = VEDTA × MEDTA × BMCaCO3 × 1000


Volume sample
= 4,2 ml × 0,010911807474 × 100 g/mol × 1000
15 ml
= 305,53 mg

VII. UJI HARDNESS DENGAN TEST KIT

11
1. PRINSIP DASAR

Keunggulan dari Hanna HI3812 adalah cepat dan aman mengukur


kesadahan air kolam atau tambak, bisa digunakan dimana saja. Hanna
hardness test kit HI3812 menggunakan uji kimia berbasis titrasi untuk
menentukan kesadahan dalam dua rentang, yakni 0,0 – 30,0 mg/L dan 0-
300 mg/L. Alat test kit memiliki yang cukup untuk 100 test.

2. PERALATAN

- Wadah plastik
- Spuit / jarum suntik
- Plunger

3. PEREAKSI

- Larutan buffer
- Indikator calmagite
- EDTA solusion

4. PROSEDUR KERJA

Penentuan total hardness degan test kit


- Isi 5 ml air contoh.
- Tambahkan 5 tetes larutan buffer.
- Tambahkan 1 tetes indikator calmagite.
- Titrasi dengan EDTA solusion setetes demis tetes sampai titik
akhir.
- TAT warna merah anggur menjadi biru.

Perhitungan :

ppm CaCO3 = Volume titran × 300 mg/L

12
5. TABEL DATA

Penentuan total hardness dengan test kit

NO URAIAN PENGAMATAN 1 (Dian)


1 2 3 4 5 6 7
1 Volume air sample (ml) 5 5 5 5 5 5

2 Pembacaan buret suntik akhir 0 1,15 1,09 1,05 1,1 1,0 1,2
3 Pembacaan buret suntik awal 0 0 0 0 00 0 0
4 Volume titran / EDTA solusion 0 1,15 1,09 1,05 1,1 1,0 1,2

5 Kosentrasi CaCO3 mg/L sample 0 345 327 315 330 300 360
ppm)

NO URAIAN PENGAMATAN 2 (Siti)


1 2 3 4 5 6 7
1 Volume air sample (ml) 5 5 5 5 5 5 5

2 Pembacaan buret suntik akhir 0 1,13 1,08 1,03 1,0 1,02 1,17
3 Pembacaan buret suntik awal 0 0 0 0 00 0 0
4 Volume titran / EDTA solusion 0 1,13 1,08 1,03 1,0 1,02 1,17

5 Kosentrasi CaCO3 mg/L sample 0 339 324 309 300 306 351
ppm)

13
6. PEMBAHASAN DATA

-Perhitungan ppm CaCO3

Pengamatan pertama

 I = Aquades =

Ppm CaCO3 = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 0 × 300 mg/L CaCO3

= 0 mg/L CaCO3

 II = Air ketel = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,1 × 300 mg/L CaCO3

= 330 mg/L CaCO3

 III = Air mineral = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,55 × 300 mg/L CaCO3

= 465 mg/L CaCO3

 IV = Air kran = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,52 × 300 mg/L CaCO3

= 456 mg/L CaCO3

 V = Air masak = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,6 × 300 mg/L CaCO3

= 480 mg/L CaCO3

 VI = Air sungai = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,3 × 300 mg/L CaCO3

= 390 mg/L CaCO3

 VII = Air kolam = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,62 × 300 mg/L CaCO3

= 486 mg/L CaCO3

14
Pengamatan kedua

 I = Aquades = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 0 × 300 mg/L CaCO3

= 0 mg/L CaCO3

 II = Air ketel = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1 × 300 mg/L CaCO3

= 300 mg/L CaCO3

 III = Air mineral = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,52 × 300 mg/L CaCO3

= 465 mg/L CaCO3

 IV = Air kran = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,52 × 300 mg/L CaCO3

= 456 mg/L CaCO3

 V = Air masak = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,6 × 300 mg/L CaCO3

= 480 mg/L CaCO3

 VI = Air sungai = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,3 × 300 mg/L CaCO3

= 390 mg/L CaCO3

 VII = Air kolam = Volume titran buret suntik × 300 mg/L CaCO3

= 1,62 × 300 mg/L CaCO3

= 486 mg/L CaCO3

15
https://www.academia.edu/35180323/LAPORAN_7_KESADAHAN_AIR

https://www.slideshare.net/saifulnurs/laporan-praktikum-analisis-kesadahan-air-70437051

https://www.scribd.com/doc/54152402/Laporan-Kesadahan

https://www.studocu.com/id/document/universitas-gadjah-mada/praktikum-kimia/laporan-
praktikum-analisis-kesadahan-air/19107443

https://academia.co.id/laporan-praktikum-kesadahan-air/

16
IX. KESIMPULAN

1. Kesadahan dipengarui adanya kandungan garam yang terlarut dari ion-


ion sadah Ca2+, Mg2+, Fe2+.
2. Dari dua metode penentuan total hardness CaCO3 terbesar, yaitu pada
sample 12345 sedangkan hasil konsentrasi terkecil yaitu pada sample
2345.

17
II. REFERENSI

https://id.scribd.com/doc/80310487/kadar-sulfat- spektrofotometri#:~:text=Dasar
%20teori%20%3A%20Sulfat%20merupakan%20s enyawa,sulfida%20metalik
%20dan%20senyawa%20organosulfur

http://laporansetya.blogspot.com/2014/10/analisis-kadar-so4-sulfat- dengan.html?
m=1

http://kimia.fmipa.unej.ac.id/?p=472

18
BAB Vll

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

PT. Chemical Industry Tongggorejo adalah suatu perusahaan industry


yang menghasilkan Sodium Cyclamate dengan merk Raja Tawon dan Dua Panda.
Dimana Sodium Cyclamate adalah sejenis pemanis buatan yang tersusun dari
pereaksian antara Cycloheksilamine dengan Sulfamic Acid, yang mana melewati
beberapa proses antara lain pencampuran, pengringan dan reaksi, dekomposisi,
netralisasi, filtrasi, kristralisasi, pemisahan, pengeringan, dan pengemasan.
Dimana pada proses tersebut ditambahkan bahan pembantu berupa soda liquid,
soda flake, carbon aktif, dan HCl.

PT. Chemical Industry Tonggorejo selain menghasikan Sodium


Cyclamate, perusahaan ini menghasilkan NH3 yang merupakan yang merupakan
hasil sampingan dari proses “VANJIN”.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Chemical Industry Tonggorejo, sebelum


dipasarkan dianalisa oleh bagian kendali mutu, sehingga kualitas produk dari PT.
Chemical Industry Tonggorejo terjamin.

Sistem utilitas pada PT. Chemical Industry Tonggorejo ini digunakan


untuk penyediaan air, penyadiaan steam, penyediaan listrik, penyediaan bahan
bakar. Untuk penyediaan air diperoleh dari air tanah dan air sungai, sedangkan
penyediaan listrik dari PLN dan genset milik pabrik, penyediaan bahan bakar dari
solar dan batu bara.

PT. Chemical Industry Tonggorejo mempunyai UPLC yang cukup baik


dan sederhana, sehingga limbah dari perusahaan tersebut memenuhi AMDAL
karena sampai sekarang tidak ada keluhan mengenai gangguan akibat dari limbah
dari PT. Chemical Industry Tonggorejo.

19
7.2 Saran

7.2.1. Untuk pihak sekolah

Sebaiknya untuk pelaksanaan prakerin yang dibutuhkan bukan hanya


kepandaian siswa dalam hal pemahaman materi tetapi perlu juga dibutuhkan
ketrampilan, keuletan, dan sikap mental siswa dalam menghadapi suasana
disekitar lingkungan instansi Industri, untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan
yang baru, beserta karyawan yang bersangkutan.

Juga sebaiknya siswa mendapat pemahaman yang lebih tentang


keselamatan kerja di laboratorium, serta hal-hal yang harus dilakukan apabila
terjadi suatu kesalahan dalam melakukan analisa, baik teknis maupun non teknis.

7.2.2 Untuk pihak industri

Agar keselamatan peserta prakerin lebih terhindar dari kecelakaan didalam


laboratorium agar dianjurkan untuk menggunakan jas laboratorium yang tersedia,
sehubungan dengan minimnya pengetahuan peserta prakerin.

Juga kurangnya persediaan lemari asam dan tempat sample Sodium


Cyclamate yang sudah di analisa agar dipenuhi untuk mengurangi efek dari zat-zat
kimia yang berbahaya dan supaya suasana di laboratorium lebih bersih dan rapi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Risqi. 2017. Laporan Praktik Kerja Industri di PT. Chemical


Industry Tonggorejo.

Mas’ud, M. Ali. 2012. Laporan Praktik Kerja Industri di PT. Chemical


Industry Tonggorejo.

Sugiarti, Ira. 2019. Laporan Praktik Kerja Industri di PT. Chemical Industry
Tonggorejo.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi


Ketiga

Jr, Day dan Underwood. 1994. Kimia Analisa Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Kendali Mutu dan Staf PT. Chemical Industry Tonggorejo.2006. Manual Mutu
PT. Chemical Industy Tonggorejo. Pandaan

Krik Othmer, Volume 19, halaman 559-600

Madecines Commision, 1979. British Pharmacopoeia. London: Her Majegsty’s


Stasionery Office.

Parkway, Twinbrook dan Rockville. 1980. The United States Pharmacopoeia and
the National Formulary. Amerika: Mark Publishing Company.

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Mikro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.s

21

Anda mungkin juga menyukai