EDTA mengandung enam situs basa empat karboksilat oksigen dan dua
nitrogen. Maka enam spesies asam dapat hadir : H6Y2+, H4Y, H2Y2- dan
H3Y3-. Dua asam pertama adalah asam-asam yang relatif kuat dan biasanya
tidak penting dalam pemeriksaan kimia. EDTA adalah asam tetraprotik
dengan 4 macam tetapan disosiasi yaitu:
- Bahan
1. CaCO3 0,081 gram
2. Aquades secukupnya
3. Larutan bufer Ph 10 secukupnya
4. Indikator EBT secukupnya
5. Na-EDTA 0,01 M secukupnya
6. Air PDAM secukupnya
F. Alur Percobaan
1) Menentukan (standarisasi) larutan Na-EDTA
0,081 gram CaCO3
1. dilarutkan ke dalam gelas kimia dengan aquades 10 ml
2. dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
3. ditambahkan HCl tetes demi tetes HCl sampai gelagak gas berhenti
4. diencerkan dengan air sampai tanda batas dan dikocok minimal 21x
Larutan CaCl2
5. diambil 10 ml menggunakan pipet gondok
6. dimasukkan erlenmeyer ukuran 250 ml
7. ditambahkan 5 ml larutan bufer ph 10
8. ditetesi 3 tetes indikator EBT
9. Dititrasi dengan Na-EDTA 0,01 M
Larutan berwarna merah kebiruan
Reaksi :
1. CaCO3 (s) + H2O (l) CaCO3 (aq)
2. CaCO3 (aq) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2(g)
3. Ca2+ (aq) + Hin2- CaIn- + H+ (merah anggur)
4. CaIn- + H2Y2- CaH2Y + In3-
5. In3- + H2O (l) Hin- + OH- (biru) (Svehla, G. 1985 : 110)
2) Menentukan kesadahan total air PDAM
Air PDAM
Reaksi :
Ca2+ + Hin2- CaIn- + H+
CaIn- + H2Y2- CaH2Y + In3- (merah anggur)
In3- + H2O(l) HIn- (Poedjiastoeti, Sr. 2018 : 16)
Rumus Perhitungan:
1. Konsentrasi CaCO3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑎𝐶𝑂3 1000
M= × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3
2. Konsentrasi
Mol CaCl2 = mol Na-EDTA
𝑀 CaCl2 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑁𝑎−𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛
Normalitas Na-EDTA =
Volume Na−EDTA yang dibutuhkan
3. Titrasi Na-EDTA
M EDTA x V EDTA = M CaCO3 x V CaCO3
4. Kesadahan total
𝑉 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀 𝐸𝐷𝑇𝐴 𝑥 𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑂3 𝑋 1000
Kesadahan total = Volume sampel (ml)
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1. Menentukan (standarisasi) larutan Na-EDTA Sebelum Sesudah CaCO3(s) + Molaritas larutan
Serbuk CaCO3 Larutan H2O(l) → CaCO3 rata-rata
0,081 gram CaCO3 berwarna putih CaCO3(aq) adalah 0,0107 M
CaCl2 larutan
1. dilarutkan ke dalam gelas kimia Larutan HCl tidak CaCO3(aq) +
dengan aquades 10 ml larutan tidak 2HCl(aq) →
berwarna
berwarna CaCl2(aq) +
2. dimasukkan ke dalam labu ukur 100
Aquades Larutan
ml CaCO3 + HCl H2O(l) + CO2(g)
larutan tidak
menghasilkan Ca (aq) + HIn
3. ditambahkan HCl tetes demi tetes 2+ 2-
berwarna
HCl sampai gelagak gas berhenti Larutan Na- larutan CaCl2 → CaIn- + H+
4. diencerkan dengan air sampai tanda EDTA larutan (Merah Anggur)
dan gas H2
batas dan dikocok minimal 21x tidak berwarna CaIn- + H2Y2- →
tidak
Indikator EBT CaH2Y + In3-
Larutan CaCl2 berwarna
larutan
In3- + H2O(l) →
5. diambil 10 ml menggunakan pipet berwarna ungu Gelagak gas
kehitaman berhenti pada HIn- + OH- (Biru)
gondok
6. dimasukkan erlenmeyer ukuran 250 Larutan CaCO3 tetesan HCl ke Larutan CaCl2
ml keruh 11 dititrasi dengan
7. ditambahkan 5 ml larutan bufer ph Larutan CaCl2 Larutan Na-EDTA
10 + Larutan CaCl2 dititrasi menjadi larutan
8. ditetesi 3 tetes indikator EBT buffer + larutan berwarna biru.
dengan Na-
indicator =
9. Dititrasi dengan Na-EDTA 0,01 M EDTA =
larutan
Larutan berwarna merah kebiruan berwarna ungu larutan
berwarna biru
V1 = 7,5 ml
V2 = 7,4 ml
V3 = 7,6 ml
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
2. Menentukan kesadahan total air PDAM Sebelum Sesudah Ca2+ (aq) + HIn2- Kesadahan rata-
Air PDAM → CaIn- + H+ rata air PDAM
Air PDAM +
Air PDAM CaIn- + H2Y2- → adalah 199,73
larutan tidak buffer + ppm.
1. dipipet dengan pipet gondok 10 ml berwarna indicator CaH2Y + In3-
2. dimasukkan ke erlenmeyer Indicator EBT In3- + H2O(l) →
dititrasi
larutan HIn- + OH- (Biru)
3. ditambahkan 2 ml larutan buffer ph dengan Na-
berwarna ungu
10 EDTA = Air PDAM
kehitaman
4. ditambah 3 tetes larutan EBT Larutan buffer larutan dititrasi dengan
5. dititrasi dengan larutan EDTA larutan tidak berwarna Na-EDTA
standar berwarna menjadi larutan
biru
Larutan berwarna biru Larutan air berwarna biru
PDAM + buffer V1 = 1,6 ml
= larutan tidak V2 = 2,1 ml
berwarna V3 = 1,9 ml
Air PDAM +
buffer +
indicator =
larutan
berwarna ungu
G. ANALISIS
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Dengan massa CaCO3 adalah 0,081 gram, BM adalah 100 gram/mol dan
Volumenya adalah 100 ml.
𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑉
𝑀 ( )= 𝑚𝑔 ×
𝑚𝐿 𝐵𝑀( ) 1000 (𝑚𝐿)
𝑚𝑚𝑜𝑙
Dari perhitungan tersebut dihasilkan massa garam dapur berturut-turut
adalah sebagai berikut : pada pengulangan 1 sebesar 1,7 mg, pada pengulangan 2
sebesar 2,2 mg, pada pengulangan 3 sebesar 2,0 mg. Setelah diketahui massa garam
dari hasil percobaan, maka dapat dicari kesadaham totalnya melalui rumus :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔)
𝑝𝑝𝑚 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
Dari perhitungan tersebut, dihasilkan rata- rata kesadahan air PDAM sebesar 196,6
mg/L.
Jadi, air PDAM yang kami gnakan sebagai sampel termasuk kategori air
yang aman dikonsumsi sebagai air minum maupun kebutuhan lainnya. Karena
kesadahannya masih berada jauh dari batas maksimal standar kesadahan menurut
KEMENKES RI. Berikut data standar baku kesadahan air minum dan air bersih di
Indonesia dalam peraturan KEMENKE RI :
Apabila air yang dikonsumsi (untuk air minum dan kebutuhan lainnya)
memiliki kesadahan yang melebihi batas maksimal, maka dapat berdampak bagi
kesehatan yaitu : dapat menyumbat pembuluh darah jantung (cardiovacular
disease) dan menimbulkan penyakit batu ginjal (urolithiasis).Juga dapat
menyumbat pori-pori kulit sehingga terasa kasar dan tidak nyaman.
Selain berdampak bagi kesehatan, kesadahan air terlalu yang tinggi juga
berdampak buruk terhadap lingkungan, yaitu :Air sadah juga menyebabkan
penggunaan berlebih. Karena tidak terbentuknya busa, Banyak peralatan rumah
tangga cepat berkerak dan kotor. Kalau dicuci dan digosok terlalu keras malah
bocor. Hal itu merupakan salah satu dampak buruk “air sadah” terhadap peralatan
dapur yang sering digunakan untuk memanaskan air yang mengandung kesadahan
tinggi.
I. KESIMPULAN
1. Molaritas larutan CaCO3 rata-rata adalah 0,0107 M
2. Kesadahan rata-rata air PDAM adalah 199,73 ppm.
J. JAWABAN PERTANYAAN
(E)-3-hydroxy-4-((1-hydroxynaphthalen-2-yl)diazenyl)-7-
nitronaphthalene-1-sulfonate
2. Berapa konsentrasi larutan CaCl2 jika dinyatakan dengan ppm CaCO3 ?
Diketahui :
m CaCO3 = 0,0803gram = 81,1 mg
m air = 100 mL = 0,1 L
Ditanya = ppm CaCO3...?
CaCO3 mg
L
CaCO3 81,1 mg
0,1 L
CaCO3 811 ppm
3. Bagaimanakah cara membuat larutan buffer amonia + amonia klorida?
NH3 + HCl NH4Cl
Cara pembuatan larutan buffer adalah dengan mereaksikan NH3
dengan HCl yang nantinya akan menghasilkan NH4Cl.
Perhitungan :
pH =14-pOH
pOH = 14-pH
= 14-10
=4
basa
OH K . garam
b
10-4 = kb.
basa
garam
basa
10 4
garam 1,8 x10 5
basa 5,5556garam
Larutan buffer dibuat dengan menggunakan perbandingan jumlah
konsentrasi basa dengan konsentrasi garam.
Soal Aplikasi Titrasi Pengomplekan
1. Mengapa pH larutan merupakan faktor penting dalam pemilihan
indikator untuk titrasi khelometri?
Jawaban
Pemilihan indikator terkait dengan penggunaaan pH, karena
dibutuhkan indikator yang dapat renponsif terhadap pMg, pCa, pCu,
dan p yang lainnya, dan karena indikator tersebut harus dapat
melepaskan ion metal pada EDTA apda sebuah nilai pM yang amat
dekat dengan nilai pM pada titik ekivalen.
2. Suatu contoh air 100mL mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dititrasi
dengan EDTA 15,28 mL 0,01016 M dalam suatu buffer amonia pH 10.
suatu contoh lain 100 mL dititrasi dengan NaOH untuk mengendapkan
Mg(OH)2 dan kemudian dititrasi dengan 10,43 mL EDTA yang sama.
Hitung berapa ppm CaCO3 dan MgCO3?
Jawaban
Diketahui : V air = 100mL
V EDTA = 15,28mL
M EDTA = 0,0106M
pH=10
Ditanya : ppm CaCO3 dan MgCO3
Jawab :
mmol air = mmol EDTA
= 15,28x0,01016
= 0,1552 mmol
Mg CaCO3 = mmol air x Mr CaCO3
= 0,1552 x 100
= 15,5200 mg
ppm = 155,2000 mg
L
mmol air = mmol EDTA
= 10,43 x 0,01016
= 0,1059 mmol
gr
mmol MgCO3 =
Mr
gr = 0,1059 x 84 = 8,90148 mg
ppm = 89,0148 mg
L
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A Underwood A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif edisi Keenam.
Erlangga: Jakarta
Khopkar, SM.. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta
Poedjiastoeti, Sri, dkk. 2018. Panduan Praktikum Analitik II Analaisis
Kuantitatif. Unesa Unipress: Surabaya
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M CaCO3 = ×
𝐵𝑀 𝑉
0,081𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
= 100 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 × 100 𝑚𝑙
= 0,0081 mol/ml
= 0,0081 M
Standarisasi Na-EDTA
V1 = 7,5 ml
V2 = 7,4 ml
V3 = 7,6 ml
(0,0108+0,0109+0,0106)𝑀
Konsentrasi rata-rata =
3
= 0,0107 M
2. Menentukan Kesadahan Total Air
a. V Na-EDTA × M Na-EDTA = V CaCO3 × M CaCO3
1,6 ml × 0,0107 M = 10 ml × M CaCO3
M CaCO3 = 0,0017 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M = ×
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 100
0,0017 mmol/ml = 100 𝑚𝑔/𝑚𝑚𝑜𝑙 × 1000 𝑚𝑙
Gram = 1,7 mg
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔)
Ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
1,7 𝑚𝑔
= 0,01 𝐿
= 170 mg/L
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M = ×
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 100
0,0022 mmol/ml = 100 𝑚𝑔/𝑚𝑚𝑜𝑙 × 1000 𝑚𝑙
Gram = 2,2 mg
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔)
Ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
2,2 𝑚𝑔
= 0,01 𝐿
= 220 mg/L
c. V Na-EDTA × M Na-EDTA = V CaCO3 × M CaCO3
1,9 ml × 0,0107 M = 10 ml × M CaCO3
M CaCO3 = 0,0020 M
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M = ×
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟𝑎𝑚 100
0,0020 mmol/ml = 100 𝑚𝑔/𝑚𝑚𝑜𝑙 × 1000 𝑚𝑙
Gram = 2mg
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑚𝑔)
Ppm = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
2 𝑚𝑔
= 0,01 𝐿
= 200 mg/L
(170+220+200)𝑝𝑝𝑚
Rata-rata ppm = 3
590 𝑝𝑝𝑚
=
3
= 196,6ppm
LAMPIRAN
FOTO KETERANGAN
Larutan CaCO3
Serbuk CaCO3
ditimbang
sebanyak 0,059
gram
0,059 gram
serbuk CaCO3
dilarutkan
dengan 10 mL
aquades.
Larutan CaCO3
10 mL
dimasukkan ke
dalam labu ukur.
1 2 Gambar 1 :
ditetesi HCl
pekat sampai
gelagak gas
berhenti.
Gambar 2 :
1 2
Gambar 1 :
Ditambahkan
aquades sampai
tanda batas.
Gambar 2 :
Dikocok perlahan
sampai larutan
benar-benar
homogen.
Dipipet 10 mL
menggunakan
pipet gondok
FOTO KETERANGAN
Ditambahkan 5
mL larutan
buffer.
Ditambahkan 3
tetes indikator
EBT.
Setelah
penambahan
indikator.
Dititrasi dengan
larutan Na-
EDTA.
FOTO KETERANGAN
Perubahan warna
setelah ditirasi
dengan Na-
EDTA pada
pengulangan 1, 2,
dan 3.
Air PDAM
Air PDAM
dipipet 10 mL
menggunakan
pipet gondok.
Setelah dipipet,
dimasukkan ke
dalam
erlenmeyer.
Ditambahkan 5
mL larutan
buffer.
FOTO KETERANGAN
1 2 Gambar 1 :
Ditambahkan 3
tetes indikator
EBT
Gambar 2 :
Perubahan warna
setelah
penambahan
indikator.
Perubahan warna
setelah dititrasi
dengan Na-
EDTA pada
pengulangan 1, 2,
dan 3.