0 +1 +2 0
1
Mg (s) + 2HCl (aq) 1 2 (aq) + H2 (g)
MgCl
Angka yang ditulis di atas unsur adalah bilangan oksidasi dari unsur tersebut.
Dilepasnya elektron oleh suatu unsur selama oksidasi ditandai dengan
meningkatnya bilangan oksidasi unsur tersebut. Dalam reduksi, terjadi
penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya elektron oleh undur
tersebut. Dalam reaksi di atas, logam Mg dioksidasi dan ion H+ direduksi :
ion Cl- adalah ion permanganat. Reaksi autoredoks atau istilah lainnya
disproposionasi adalah reaksi dimana suatu zat dapat mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi. Contoh :
Cl2 (g) + 2KOH (aq) KBr (aq) + KClO (aq) + 2 H2O (l)
Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun
masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia tetapi terdapat
perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Sel Volta
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi
listrik diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Pada sel
volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan
katoda akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang terhubung
dengan jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi sembagai
pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang
menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui
reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus
mengikuti kaedah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya
oksidasi dan daya reduksi masing-masing logam. Urutan deret volta
sebagai berikut : Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe,
Cd, Cu, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sumber energi listrik untuk mengubah
reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan
negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan
prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang mengalami ionisasi dan
sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif. Larutan
akan mengalami ionisasi menjadi kation anion. Kation di katoda akan
mengalami reduksi sedangkan di anoda akan mengalami oksidasi.
Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam emas
dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung emas (Au).
Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar
emasnya sudah berkurang.
Baterai
Baterai adalah sel galvanik, atau beberapa sel galvanik yang disatukan
dan dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah pada voltase tetap.
Meskipun cara kerja baterai pada dasarnya sama dengan sel galvanik namun
baterai memiliki keunggulan karena sifatnya yang berdiri sendiri dan tidak
memerlukan komponen tambahan seperti jembatan garam. Berikut beberapa
jenis baterai yang banyak digunakan :
1. Baterai Sel Kering
Sel kering yaitu sel tanpa komponen cairan yang paling lazim ialah
sel Leclanché yang digunakan di lampu senter dan radio transistor.
Anoda selnya terbuat dari sebuah kaleng atau wadah seng yang
bersentuhan dengan mangan dioksida (MnO2) dan sebuah elektrolit.
Elektrolit ini terdiri atas amonium klorida dan seng klorida dalam air
yang ditambahkan pati sebagi pengental agar larutan menyerupai pasta
shingga tidak bocor. Sebatang karbon berfungsi sebagai katoda, yang
direndam di dalam elektrolit ini pada bagian tengah dari sel.
2. Baterai Merkuri
Baterai merkuri banyak digunakan dalam dunia pengobatan dan
industri elektronik dan lebih mahal dibandingkan sel kering biasa.
Ditempatkan di dalam sebuah silinder baja antikarat. Baterai merkuri
terdiri atas anoda seng yang bersentuhan dengan elektrolit alkali kuat
yang mengandung seng oksida dan merkuri (II) oksida.
Karena tidak ada perubahan komposisi elektrolit selama
pengoperasian, baterai merkuri memberikan voltase lebih konstan
(1,35 V) dibandingkan sel Leclanché. Baterai merkuri juga memiliki
kapasitas jauh lebih tinggi dan lebih awet. Sifat-sifat ini membuat
baterai merkuri ideal untuk digunakan dalam alat pacu jantung, alat
bantu dengar, arloji listrik dan pengatur cahaya.
3. Baterai Bertimbal (Aki)
Baterai bertimbal (aki) yang umum digunakan di mobil terdiri atas
enam sel identik yang tersusun secara seri. Setiap sel mempunyai
anoda timbal dan katoda yang terbuat dari timbale dioksida (PbO2)
yang dikemas pada sebuah pelat logam. Baik katoda maupun anoda
dicelupkan dalam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit.
4. Baterai Litium Keadaan – Padat
Baterai keadaan – padat menggunakan padatan (bukannya larutan
barair atau pasta dalam air) sebagai elektrolit yang menghubungkan
elektroda. Litium dipilih sebagai anoda karena litium memiliki nilai E°
paling negative. Selain itu, litium merupakan logam ringan sehingga
hanya diperlukan 6,941 g Li (massa molarnya) saja untuk
menghasilkan 1 mol elektron. Elektrolitnya adalah suatu bahan
polimer yang akan melewatkan ion tetapi menahan electron.
Katodanya terbuat dari TiS2 atau V6O13. Voltase sel suatu baterai
litium keadaan – padat dapat mencapai 3 V, dan dapat diisi ulang
seperti pada aki. Meskipun belum terlalu andal dan umurnya masih
pendek, baterai ini dianggap sebagai baterai masa depan.
Bahan:
H2O2 3% 0,5 ml
FeCl3 0,1 M 2 ml
HNO3 pekat secukupnya
Larutan kanji 15 tetes
Larutan I2 5 tetes
Fe(SO4) jenuh 2 ml
KCNS 0,1 M secukupnya
H2SO4 1 M secukupnya
KI 0,1 M / 0,25 M 1 ml
K2Cr2O7 0,1 M 2 ml
CuSO4 1 M 15 ml
ZnSO4 1 M 15 ml
KCl3 / NaNO3 1 M secukupnya
Lempeng tembaga 1 buah
Lempeng seng 1 buah
Phenolphthalein 1 tetes
CHCl3 1 ml
F. ALUR PRAKTIKUM
1. Beberapa Reaksi Redoks
a) tabung 1 tabung 2 tabung 3 pembanding
Dibandingkan
Hasil
Reaksi :
Tabung 1
2KI(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g)
K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g) + H2O2(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + 2H2O(l)
Tabung 2
2KI(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g)
2KI(aq) + H2SO4(aq) + FeCl3(aq) → K2SO4(aq) + HCl(aq) + I2(aq) +
FeCl2(aq)
Tabung 3
2KI(aq) + 8HNO3(aq) → 2I2(aq) + 2NO(g) + 6KNO3(aq) + 4H2O(l)
b)
Larutan H2SO4 1
M
Dimasukkan dalam pipa U ± 2 cm dari mulut tabung
Ditambahkan secara perlahan 2 ml FeSO4 jenuh dan 5
tetes KCNS 0,1 M ke mulut tabung sebelah kanan
Ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M ke mulut tabung
sebelah kiri
Dicelupkan elektroda karbon satu di sebelah kiri dan
yang lain di sebelah kanan, hingga terendam ± 2 cm.
Lalu dihubungkan kedua elektroda dengan kabel
Amati dan catat warna larutan sebelum dan sesudah
reaksi
2 ml larutan FeCl3
Reaksi :
Tabung kanan
H2SO4(aq) + 2Fe(SO4)(aq) + 6KCNS(aq) → 2Fe(SCN)3(aq) + 3K2SO4(aq) +
H2(g)
Tabung kiri
H2SO4(aq) + K2Cr2O7(aq) → K2SO4(aq) + H2CrO4(aq)
Anoda : 6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e
15 ml CuSO4 15 ml CuSO4
0,1 M 0,1 M
Reaksi :
Cu │ CuSO4 ║ ZnSO │ Zn
Reaksi :
KI(aq) → K+ + I-
Anoda : 2I- → I2 + 2e
No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Beberapa Reaksi Redoks Larutan KI Larutan KI + Tabung 1 Tabung 1 terjadi
a. 1 ml larutan 1 ml larutan tidak berwarna kanji menjadi 2KI(aq) + reaksi redoks,
KI 0,1 M KI 0,1 M Larutan kanji larutan tidak H2SO4(aq) → karena I- menjadi
dan 5 tetes dan 5 tetes
keruh berwarna K2SO4(aq) + I2(aq) I2 (oksidasi),
larutan kanji larutan kanji
Larutan H2SO4 Tabung 1 + H2(g) sedangkan H2O2
Ditambahkan 1 Ditambahkan
ml H2SO4 1 M 1 ml H2SO4 1 tidak berwarna Larutan KI + K2SO4(aq) + I2(aq) menjadi H2O
Ditambahkan M Larutan H2O2 kanji + H2SO4 + H2(g) + (reduksi /
0,5 ml H2O2 3 % Ditambahkan
tidak berwarna menjadi H2O2(aq) → kekurangan O)
Diamati dan 0,5 ml FeCl3
dicatat 0,1 M Larutan FeCl3 larutan tak K2SO4(aq) + I2(aq) Tabung 2 terjadi
perubahan Diamati dan berwarna lalu + 2H2O(l) reaksi redoks
warna kuning
warna dicatat
perubahan Larutan HNO3 ditambah Tabung 2 karena I- menjadi
Larutan ungu
warna tidak berwarna menjadi 2KI(aq) + I2 (oksidasi),
Larutan ungu
kehitaman Larutan I2 larutan ungu H2SO4(aq) → sedangkan Fe3+
2KI (aq) + H2SO4 (aq) + H2O2 (aq) → K2SO4 (aq) + I2 (aq) + 2 H2O (aq)
Oksidasi
Reduksi
oksidasi
reduksi
2KI (aq) + 8 HNO3 (aq) → 2I2 (aq) + 2NO (g) + 6KNO3 (aq) + 4H2O (l)
Oksidasi
Reduksi
Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai
dengan teori reaksi redoks.
Pada percobaan kedua yaitu Penentuan Daya Gerak Listrik (DGL) dari sel
kimia. Dengan menyiapkan 2 gelas kimia, dengan gelas kimia satu diisi
dengan 15 mL larutan CuSO4 (tidak berwarna) 0,1 M dan untuk gelas kimia
dua diisi dengan 15 mL larutan ZnSO4 (tidak berwarna) 0,1 M. Selanjutnya
lempengan tembaga (Cu) yang berwarna kuning dan seng (Zn) berwarna abu-
abu diamplas dahulu sampai terlihat mengkilap, kemudian disambungkan
dengan kabel, untuk kabel warna merah (kutub positif) disambungkan dengan
lempengan tembaga dan dicelupkan pada larutan CuSO4. Untuk lempeng
seng disambungkan dengan kabel warna hitam (kutub negatif) dan dicelupkan
dalam larutan ZnSO4. Dalam sel kimia ini, lempeng Cu akan bertindak
sebagai katoda, sedangkan lempeng Zn akan bertindak sebagai anoda. Kedua
ujung kabel tersebut dihubungkan pada voltmeter. Setelah itu dibuat jembatan
garam dari tisu yang digulung dan ditetesi dengan larutan KCl secara
menyeluruh. Tisu tersebut dibentuk seperti huruf U terbalik dan kedua
ujungnya dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan larutan ZnSO4. Jembatan
garam tersebut berfungsi sebagai penyeimbang atau penyetara anion dan
kation dalam larutan. Setelah hal diatas dilakukan, maka jarum voltmeter
bergerak menunjukkan angka 1 V dengan skala maksimum 10 V dan batas
pengukurannya 10 V. Berikut perhitungan hasil baca voltmeter :
1
Esel = 10 x 10 Volt
Esel = 1 Volt
Hal tersebut dapat terjadi karena telah terjadi reaksi reduksi dan oksidasi,
sehingga dapat menghasilkan daya gerak listrik sebesar 1 V. Sedangkan jika
sesuai teori harusnya DGL yang dihasilkan yaitu 1.1 V, berikut
perhitungannya:
= 0,34 - (-0,76)
= +1,1 Volt
Terjadi reaksi oksidasi karena logam Zn telah melepas elektron menjadi ion
Zn2+ dan bergabung dalam larutan ZnSO4. Sedangkan ion Cu2+ dalam larutan
CuSO4 menerima elektron dan menjadi logam Cu (terjadi reaksi reduksi).
Elektron tersebut mengalir dari elektroda Zn ke elektroda Cu (dari anoda
menuju katoda). Berikut diagram selnya:
Cu │ CuSO4 ║ ZnSO │ Zn
KI(aq) → K+ + I-
Anoda : 2I- → I2 + 2e
Tabung 1
Tabung 2
I2(aq) + CHCl3(aq) → tidak bereaksi
Percobaan elektrolisis ini telah terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia, dan sudah sesuai dengan teori.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dengan judul Redoks dan Sel Elektrokimia yang
sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Percobaan 1a telah terjadi beberapa reaksi redoks, dengan indikator
menghasilkan iod amilum dan perubahan warna yang menjadi ungu /
ungu kehitaman, dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi, dengan
reduktornya H2O2, FeCl3 dan HNO3. Pada percobaan 1b telah terjadi
reaksi redoks, dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ maupun perubahan jumlah oksigen Cr2O72- menjadi
CrO42-, dengan indikator perubahan warna menjadi merah kecoklatan
dan jingga sedikit pudar.
Penentuan daya gerak listrik sel kimia dilakukan pada sel volta
dengan perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Dengan larutan
CuSO4 dan ZnSO4 serta elektroda karbon. Terjadi reduksi pada katoda
(Cu2+ menjadi Cu), serta terjadi oksidasi pada anoda (Zn menjadi
Zn2+). DGL yang dihasilkan sebesar 1 V.
Pada elektrolisis larutan KI menghasilkan perubahan energi listrik
menjadi energi kimia. Terjadi oksidasi pada anoda (I- menjadi I2), dan
terjadi reduksi pada katoda (H2O menjadi H2 dan OH-).
J. DAFTAR PUSTAKA
K. LAMPIRAN
Jawaban Pertanyaan
1. Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada
elektrolisis diperlukan arus mengapa demikian? Dan jelaskan apa
sebenarnya fungsi arus tersebut!
Jawab :
Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus karena reaksi redoks
terjadi secara spontan dengan Esel yang bernilai positif. Kespontanan
tersebut mengakibatkan berubahnya energi kimia menjadi energi listrik,
sehingga tidak memerlukan sumber arus. Kebalikkannya, pada elektrolisis
diperlukan arus karena elektrolisis ialah proses yang menggunakan energi
listrik agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi. Energi listrik
(diwakilkan dengan arus) digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan
kimia yang tidak akan terjadi secara spontan, dengan Esel bernilai negatif.
2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan
cara pembuatannya dengan kertas tissue!
Jawab :
Jembatan garam merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan
reaksi reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Bentuknya seperti
huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit misalnya KCl,
NaNO3, NaCl, dan K2SO4. Fungsi dari jembatan garam yaitu untuk
menghantarkan arus listrik kedua larutan elektrolit yang berada dalam
bejana. Jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau
kekurangan muatan dari ion-ion yang ada di dalam larutan kedua bejana
selama reaksi redoks berlangsung, dengan masuknya ion negatif dari
jembatan garam ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan positif
dan ion positif, kemudian berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan
negatif. Cara pembuatan jembatan garam dengan kertas tissue yaitu
dengan menggulung tissu (tissu yang panjang) yang terdiri 2 lapis,
kemudian dibasahi dengan larutan KCl sampai seluruh bagian tissu
terbasahi. Gulungan tadi dibentuk mirip huruf U terbalik dan dicelupkan
dalam kedua larutan pada bejana.
Lampiran Foto
Mulut pipa kanan ditambahkan larutan Mulut pipa kiri ditambahkan larutan
KSCN menjadi larutan jingga pekat K2Cr2O7 menjadi larutan jingga
Dicelupkan kedua elektroda karbon Membuat larutan pembanding dari
dan dihubungkan dengan kabel larutan KCSN dan larutan FeCl3
3. Elektrolisis