Anda di halaman 1dari 35

A.

JUDUL PRAKTIKUM : Redoks dan Sel Elektrokimia


B. HARI / TANGGAL : Selasa / 13 Maret 2018, Pukul 8.40-11.20
C. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang
diamati.
2. Menentukan daya gerak listrik (DGL) sel volta.
3. Menguji elektrolisis larutan KI.
D. TINJAUAN PUSTAKA
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkorsi
energy listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks
(oksidasi - reduksi) dimana dalam reaksi ini energi yang dilepas oleh reaksi
spontan diubah menjadi listrik atau dimana enrgi listrik digunakan agar reaksi
yang non spontan bias terjadi. Reaksi redoks itu sendiri yaitu reaksi yang
terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Dalam reaksi redoks, electron-elektron ditransfer dari suatu zat ke zat
lain. Reaksi antara logam magnesium dan asam klorida merupakan satu
contoh reaksi redoks :

0 +1 +2 0
1
Mg (s) + 2HCl (aq) 1 2 (aq) + H2 (g)
MgCl
Angka yang ditulis di atas unsur adalah bilangan oksidasi dari unsur tersebut.
Dilepasnya elektron oleh suatu unsur selama oksidasi ditandai dengan
meningkatnya bilangan oksidasi unsur tersebut. Dalam reduksi, terjadi
penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya elektron oleh undur
tersebut. Dalam reaksi di atas, logam Mg dioksidasi dan ion H+ direduksi :
ion Cl- adalah ion permanganat. Reaksi autoredoks atau istilah lainnya
disproposionasi adalah reaksi dimana suatu zat dapat mengalami reaksi
reduksi dan oksidasi. Contoh :
Cl2 (g) + 2KOH (aq) KBr (aq) + KClO (aq) + 2 H2O (l)
Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun
masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia tetapi terdapat
perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Sel Volta
Sel volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi
listrik diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Pada sel
volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda dan
katoda akan dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang terhubung
dengan jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi sembagai
pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang
menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan harus melalui
reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus
mengikuti kaedah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya
oksidasi dan daya reduksi masing-masing logam. Urutan deret volta
sebagai berikut : Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe,
Cd, Cu, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sumber energi listrik untuk mengubah
reaksi kimia yang terjadi. Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan
negatif sedangkan anoda memiliki muatan positif. Sesuai dengan
prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang mengalami ionisasi dan
sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif. Larutan
akan mengalami ionisasi menjadi kation anion. Kation di katoda akan
mengalami reduksi sedangkan di anoda akan mengalami oksidasi.
Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu penyepuhan logam emas
dengan menggunakan larutan elektrolit yang mengandung emas (Au).
Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali perhiasan yang kadar
emasnya sudah berkurang.

Potensial Elektrode Standar


Potensial elektrode diukur dengan memperhatikan potensial elektrode
standar, yang dilambangkan E°. cara yang cukup baik untuk menentukan
potensial standar suatu sel adalah membandingkan dengan elektrode standar
hidrogen.
 Reaksi-reaksi setengah sel adalah reaksi reversible. Bergantung pada
kondisinya, setiap elektroda dapat berfungsi sebagai anoda atau
sebagai katoda.
 Pada kondisi keadaan standar, setiap spesi di sebelah kiri dari suatu
reaksi setengah sel akan bereaksi spontan dengan spesi yang muncul di
sebelah kanan dari semua reaksi setengah sel yang terletak di
bawahnya.
 Mengubah koefisien stoikiometri suatu reaksi setengah sel tidak
mempengaruhi nilai E° sebab potensial elektroda adalah sifat intensif.
Ini berarti bahwa nilai E° tidak dipengaruhi oleh ukuran elektroda atau
banyaknya larutan yang ada.
 Seperti halnya ΔH, ΔG dan ΔS, tanda dari E° berubah tapi besarnya
akan tetap sama ketika kita membalik suatu reaksi.

Kespontanan Reaksi Redoks


Syarat untuk perubahan spontan dalam reaksi redoks ialah ΔG < 0.
Tetapi berdasarkan energi bebas hal ini dapat dinyatakan sebagai Esel > 0,
dimana Esel harus positif bila ΔG besarnya negative. Bila dihadapkan dengan
pereaksi dan hasil dalam keadaan standar maka untuk perubahan spontan E°sel
> 0. Untuk meramalkan arah perubahan spontan dalam suatu reaksi redoks
harus diperhatikan :
 Bila E°sel positif, maka reaksi akan terjadi secara spontan ke depan.
 Bila E°sel negatif, maka reaksi akan terjadi spontan ke arah sebaliknya.
 Bila suatu reaksi sel dibalik maka E°sel berubah tanda.

Baterai
Baterai adalah sel galvanik, atau beberapa sel galvanik yang disatukan
dan dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah pada voltase tetap.
Meskipun cara kerja baterai pada dasarnya sama dengan sel galvanik namun
baterai memiliki keunggulan karena sifatnya yang berdiri sendiri dan tidak
memerlukan komponen tambahan seperti jembatan garam. Berikut beberapa
jenis baterai yang banyak digunakan :
1. Baterai Sel Kering
Sel kering yaitu sel tanpa komponen cairan yang paling lazim ialah
sel Leclanché yang digunakan di lampu senter dan radio transistor.
Anoda selnya terbuat dari sebuah kaleng atau wadah seng yang
bersentuhan dengan mangan dioksida (MnO2) dan sebuah elektrolit.
Elektrolit ini terdiri atas amonium klorida dan seng klorida dalam air
yang ditambahkan pati sebagi pengental agar larutan menyerupai pasta
shingga tidak bocor. Sebatang karbon berfungsi sebagai katoda, yang
direndam di dalam elektrolit ini pada bagian tengah dari sel.
2. Baterai Merkuri
Baterai merkuri banyak digunakan dalam dunia pengobatan dan
industri elektronik dan lebih mahal dibandingkan sel kering biasa.
Ditempatkan di dalam sebuah silinder baja antikarat. Baterai merkuri
terdiri atas anoda seng yang bersentuhan dengan elektrolit alkali kuat
yang mengandung seng oksida dan merkuri (II) oksida.
Karena tidak ada perubahan komposisi elektrolit selama
pengoperasian, baterai merkuri memberikan voltase lebih konstan
(1,35 V) dibandingkan sel Leclanché. Baterai merkuri juga memiliki
kapasitas jauh lebih tinggi dan lebih awet. Sifat-sifat ini membuat
baterai merkuri ideal untuk digunakan dalam alat pacu jantung, alat
bantu dengar, arloji listrik dan pengatur cahaya.
3. Baterai Bertimbal (Aki)
Baterai bertimbal (aki) yang umum digunakan di mobil terdiri atas
enam sel identik yang tersusun secara seri. Setiap sel mempunyai
anoda timbal dan katoda yang terbuat dari timbale dioksida (PbO2)
yang dikemas pada sebuah pelat logam. Baik katoda maupun anoda
dicelupkan dalam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit.
4. Baterai Litium Keadaan – Padat
Baterai keadaan – padat menggunakan padatan (bukannya larutan
barair atau pasta dalam air) sebagai elektrolit yang menghubungkan
elektroda. Litium dipilih sebagai anoda karena litium memiliki nilai E°
paling negative. Selain itu, litium merupakan logam ringan sehingga
hanya diperlukan 6,941 g Li (massa molarnya) saja untuk
menghasilkan 1 mol elektron. Elektrolitnya adalah suatu bahan
polimer yang akan melewatkan ion tetapi menahan electron.
Katodanya terbuat dari TiS2 atau V6O13. Voltase sel suatu baterai
litium keadaan – padat dapat mencapai 3 V, dan dapat diisi ulang
seperti pada aki. Meskipun belum terlalu andal dan umurnya masih
pendek, baterai ini dianggap sebagai baterai masa depan.

E. ALAT DAN BAHAN


Alat :
Gelas kimia 100 mL, 400 mL 2 buah
Tabung reaksi dan rak 6 dan 1 buah
Tabung U 1 buah
Batang karbon (dari baterai) 2 buah
Voltmeter 1 buah
Adaptor 6 V 1 buah
Kabel 2 buah

Bahan:
H2O2 3% 0,5 ml
FeCl3 0,1 M 2 ml
HNO3 pekat secukupnya
Larutan kanji 15 tetes
Larutan I2 5 tetes
Fe(SO4) jenuh 2 ml
KCNS 0,1 M secukupnya
H2SO4 1 M secukupnya
KI 0,1 M / 0,25 M 1 ml
K2Cr2O7 0,1 M 2 ml
CuSO4 1 M 15 ml
ZnSO4 1 M 15 ml
KCl3 / NaNO3 1 M secukupnya
Lempeng tembaga 1 buah
Lempeng seng 1 buah
Phenolphthalein 1 tetes
CHCl3 1 ml
F. ALUR PRAKTIKUM
1. Beberapa Reaksi Redoks
a) tabung 1 tabung 2 tabung 3 pembanding

1 ml larutan 1 ml larutan 1 ml larutan 5 tetes larutan I2


KI 0,1 M KI 0,1 M KI 0,1 M
 Diencerkan
dan 5 tetes dan 5 tetes dan 5 tetes
dengan aquades
larutan kanji larutan kanji larutan kanji
 Ditambahkan 2
 Ditambahkan 1  Ditambahkan 1  Ditambahkan tetes larutan kanji
ml H2SO4 1 M ml H2SO4 1 M tetes demi
 Ditambahkan  Ditambahkan tetes HNO3 Larutan ungu
0,5 ml H2O2 3 % 0,5 ml FeCl3 0,1 pekat kehitaman
 Diamati dan M (dihitung
dicatat  Diamati dan jumlah)
perubahan dicatat  Diamati dan
warna perubahan dicatat
warna perubahan
Larutan ungu warna
Larutan ungu
kehitaman
Larutan ungu

 Dibandingkan

Hasil

Reaksi :

 Tabung 1
 2KI(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g)
 K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g) + H2O2(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + 2H2O(l)
 Tabung 2
 2KI(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + H2(g)
 2KI(aq) + H2SO4(aq) + FeCl3(aq) → K2SO4(aq) + HCl(aq) + I2(aq) +
FeCl2(aq)
 Tabung 3
2KI(aq) + 8HNO3(aq) → 2I2(aq) + 2NO(g) + 6KNO3(aq) + 4H2O(l)
b)
Larutan H2SO4 1
M
 Dimasukkan dalam pipa U ± 2 cm dari mulut tabung
 Ditambahkan secara perlahan 2 ml FeSO4 jenuh dan 5
tetes KCNS 0,1 M ke mulut tabung sebelah kanan
 Ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M ke mulut tabung
sebelah kiri
 Dicelupkan elektroda karbon satu di sebelah kiri dan
yang lain di sebelah kanan, hingga terendam ± 2 cm.
Lalu dihubungkan kedua elektroda dengan kabel
 Amati dan catat warna larutan sebelum dan sesudah
reaksi

Mulut tabung kiri Mulut tabung kanan


Larutan jingga Larutan merah bata

Pembuktian Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+

2 ml larutan FeCl3

 Dimasukkan dalam tabung


reaksi
 Ditetesi larutan KCSN 1 M
 Diamati perubahan

Larutan merah bata

Reaksi :
 Tabung kanan
H2SO4(aq) + 2Fe(SO4)(aq) + 6KCNS(aq) → 2Fe(SCN)3(aq) + 3K2SO4(aq) +
H2(g)
 Tabung kiri
H2SO4(aq) + K2Cr2O7(aq) → K2SO4(aq) + H2CrO4(aq)
Anoda : 6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e

Katoda : 3Cr2O72- + 6e → 3CrO42-

6Fe2+ + 3Cr2O72- → 6Fe3+ + 3CrO42-


 Pembuktian Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+
FeCl3(aq) + 3KCNS(aq) → Fe(SCN)3(aq) + 3KCl(aq)
2. Penentuan Daya Gerak Listrik dari Sel Kimia

15 ml CuSO4 15 ml CuSO4
0,1 M 0,1 M

 Dimasukkan dalam gelas  Dimasukkan dalam gelas


kimia 1 kimia 2
 Dicelupkan batang / kawat  Dicelupkan batang / kawat
lempeng tembaga lempeng seng

 Dihubungkan dengan voltmeter


 Dibuat jembatan garam dari kertas tissue yang digulung
dan dicelupkan pada larutan KCl

Daya Gerak Listrik

Reaksi :

 Cu │ CuSO4 ║ ZnSO │ Zn

Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)


3. Elektrolisis (Elektrolisis pada Larutan KI)
Larutan KI 0,25 M

 Dimasukkan dalam tabung U hingga ± 2


cm dari mulut tabung

Mulut tabung kiri Mulut tabung kanan


 Dicelupkan elektroda karbon  Dicelupkan elektroda karbon
hingga terendam ± 2 cm hingga terendam ± 2 cm
 Dihubungkan pada kutub positif  Dihubungkan pada kutub
(baterai 6 V) negatif (baterai 6 V)
 Diamati dan dicatat  Diamati dan dicatat

Kuning Tidak berwarna + gelembung


Anoda Katoda
 Diambil 2 ml dari anoda  Diambil 2 ml dari katoda
 Ditambahkan 1 ml CHCl3  Ditambahkan beberapa
tetes phenolphtalein
2 lapis warna  Ditambahkan 2 ml larutan
kuning dan FeSO4
merah muda
Warna hijau

Reaksi :

 KI(aq) → K+ + I-

Katoda : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-

Anoda : 2I- → I2 + 2e

2H2O + 2I- → H2 + 2OH- + I2


 Tabung 1
FeSO4(s) + 2OH- → Fe(OH)2(aq) + SO42-
 Tabung 2
I2(aq) + CHCl3(aq) → tidak bereaksi
G. HASIL PENGAMATAN

No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Beberapa Reaksi Redoks  Larutan KI  Larutan KI + Tabung 1  Tabung 1 terjadi
a. 1 ml larutan 1 ml larutan tidak berwarna kanji menjadi  2KI(aq) + reaksi redoks,
KI 0,1 M KI 0,1 M  Larutan kanji larutan tidak H2SO4(aq) → karena I- menjadi
dan 5 tetes dan 5 tetes
keruh berwarna K2SO4(aq) + I2(aq) I2 (oksidasi),
larutan kanji larutan kanji
 Larutan H2SO4  Tabung 1 + H2(g) sedangkan H2O2
 Ditambahkan 1  Ditambahkan
ml H2SO4 1 M 1 ml H2SO4 1 tidak berwarna Larutan KI +  K2SO4(aq) + I2(aq) menjadi H2O
 Ditambahkan M  Larutan H2O2 kanji + H2SO4 + H2(g) + (reduksi /
0,5 ml H2O2 3 %  Ditambahkan
tidak berwarna menjadi H2O2(aq) → kekurangan O)
 Diamati dan 0,5 ml FeCl3
dicatat 0,1 M  Larutan FeCl3 larutan tak K2SO4(aq) + I2(aq)  Tabung 2 terjadi
perubahan  Diamati dan berwarna lalu + 2H2O(l) reaksi redoks
warna kuning
warna dicatat
perubahan  Larutan HNO3 ditambah Tabung 2 karena I- menjadi
Larutan ungu
warna tidak berwarna menjadi  2KI(aq) + I2 (oksidasi),
Larutan ungu
kehitaman  Larutan I2 larutan ungu H2SO4(aq) → sedangkan Fe3+

warna kuning  Tabung 2 K2SO4(aq) + I2(aq) menjadi Fe2+

kecoklatan Larutan KI + + H2(g) (reduksi)


Pembanding kanji + H2SO4  2KI(aq) +  Tabung 3 terjadi
menjadi H2SO4(aq) + reaksi redoks
1 ml larutan 5 tetes larutan I2
KI 0,1 M larutan tak FeCl3(aq) → karena I- menjadi
dan 5 tetes  Diencerkan
berwarna lalu K2SO4(aq) + I2 (oksidasi),
larutan kanji dengan aquades
 Ditambahkan 2 ditambah HCl(aq) + I2(aq) + sedangkan HNO3
 Ditambahkan tetes larutan kanji FeCl3 menjadi FeCl2(aq) menjadi NO
tetes demi
tetes HNO3 Larutan ungu larutan ungu Tabung 3 (reduksi)
pekat kehitaman kehitaman  2KI(aq) +
(dihitung
 Tabung 3 8HNO3(aq) →
jumlah)
 Diamati dan Larutan KI + 2I2(aq) + 2NO(g) +
dicatat kanji + HNO3 6KNO3(aq) +
perubahan
warna menjadi 4H2O(l)
larutan ungu
Larutan ungu
 Pembanding
Larutan I2 +
kanji menjadi
larutan ungu
kehitaman
b.  Larutan H2SO4  Sebelah kanan Tabung kanan  Tabung kanan
Larutan H2SO4 1
M tidak berwarna pipa ditambah  H2SO4(aq) + terjadi reaksi
 Dimasukkan dalam pipa U ± 2 cm dari
mulut tabung  Larutan Fe(SO4) dan 2Fe(SO4)(aq) + oksidasi karena
 Ditambahkan secara perlahan 2 ml Fe(SO4) tidak KCNS menjadi 6KCNS(aq) → Fe2+ menjadi Fe3+
FeSO4 jenuh dan 5 tetes KCNS 0,1 M berwarna larutan jingga 2Fe(SCN)3(aq) +  Tabung kiri terjadi
ke mulut tabung sebelah kanan
 Ditambahkan 2 ml K2Cr2O7 0,1 M ke  Larutan KCNS pekat 3K2SO4(aq) + reaksi reduksi
mulut tabung sebelah kiri tidak berwarna  Sebelah kiri H2(g) karena Cr2O72-
 Dicelupkan elektroda karbon satu di
 Larutan pipa ditambah Tabung kiri menjadi CrO42-
sebelah kiri dan yang lain di sebelah
kanan, hingga terendam ± 2 cm. Lalu K2Cr2O7 K2Cr2O7  H2SO4(aq) + (kekurangan O)
dihubungkan kedua elektroda dengan warna jingga menjadi K2Cr2O7(aq) →
kabel
 Amati dan catat warna larutan  Batang larutan jingga K2SO4(aq) +
sebelum dan sesudah reaksi elektroda  Pipa kanan H2CrO4(aq)
karbon hitam dicelupkan A : 6Fe2+ → 6Fe3+ +

Mulut tabung kiri Mulut tabung  Larutan FeCl3 elektroda 6e


kanan warna kuning karbon K : 3Cr2O72- + 6e →
Larutan jingga
Larutan merah menjadi 3CrO42-
bata larutan merah 6Fe2+ + 3Cr2O72- →
kecoklatan / 6Fe3+ + 3CrO42-
merah bata Pembuktian Fe2+
Pembuktian Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+  Pipa kiri teroksidasi menjadi

2 ml larutan FeCl3 dicelupkan Fe3+


elektroda  FeCl3(aq) +
 Dimasukkan dalam tabung
reaksi karbon 3KCNS(aq) →
 Ditetesi larutan KCSN 1 M menjadi Fe(SCN)3(aq) +
 Diamati perubahan
larutan jingga 3KCl(aq)
Larutan merah bata  Larutan FeCl3
ditambah
KCSN menjadi
larutan merah
bata dan sama
dengan warna
larutan pipa
kanan
2. Penentuan Daya Gerak Listrik Sel Kimia  Larutan  Larutan tidak  Cu │ CuSO4 ║  Terjadi reaksi
15 ml CuSO4 15 ml CuSO4 CuSO4 warna mengalami ZnSO │ Zn redoks dengan
0,1 M 0,1 M biru perubahan K : Cu2+(aq) + 2e → berubahnya Cu2+
 Dimasukkan  Dimasukkan  Larutan warna Cu(s) menjadi Cu
dalam gelas dalam gelas ZnSO4 tidak  Jarum A : Zn(s) → Zn2+(aq) (reduksi) dan
kimia 1 kimia 2
 Dicelupkan berwarna voltmeter + 2e berubahnya Zn
 Dicelupkan
batang / kawat batang / kawat  Larutan KCl menunjukkan Zn(s) + Cu2+(aq) → menjadi Zn2+
lempeng lempeng seng Zn2+(aq) + Cu(s) (oksidasi)
tidak berwarna angka 1 volt
tembaga
 Lempeng Cu  Lempeng Zn  Daya gerak listrik
 Dihubungkan dengan voltmeter
warna kuning sedikit yang dihasilkan
 Dibuat jembatan garam dari kertas
tissue yang digulung dan dicelupkan keemasan kehitaman yaitu 1 V
pada larutan KCl  Lempeng Zn setelah  Terjadi perubahan
Daya Gerak Listrik warna abu-abu dicelupkan kimia menjadi
pada ZnSO4 energi listrik
3. Elektrolisis (pada larutan KI)  Larutan KI  Mulut tabung  KI(aq) → K+ + I-  Terjadi perubahan
Larutan KI 0,25 M tidak berwarna kiri, larutan K : 2H2O + 2e → H2 energi listrik

 Dimasukkan dalam tabung U hingga  Indikator PP berubah + 2OH- menjadi energi


± 2 cm dari mulut tabung tidak berwarna menjadi A : 2I- → I2 + 2e kimia
 Serbuk FeSO4 larutan kuning 2H2O + 2I- → H2 +  Terjadi reaksi
Mulut tabung Mulut tabung warna putih  Mulut tabung 2OH- + I2 redoks karena
kiri kanan
 Batang kanan, larutan Tabung 1 pada katoda, H2O
 Dicelupkan  Dicelupkan
elektroda karbon elektroda karbon elektroda tidak berwarna  FeSO4(s) + 2OH- menjadi H2
hingga terendam ± hingga terendam ± karbon warna dan timbul → Fe(OH)2(aq) + (reduksi) dan pada
2 cm 2 cm
hitam gelembung SO42- anoda, I- menjadi
 Dihubungkan pada  Dihubungkan
kutub positif pada kutub negatif  Larutan CHCl3  Larutan dari Tabung 2 I2 (oksidasi)
(baterai 6 V) (baterai 6 V) tidak berwarna sebelah kiri +  I2(aq) + CHCl3(aq)
 Diamati dan dicatat  Diamati dan
CHCl3 menjadi → tidak bereaksi
dicatat
2 lapis warna
Kuning Tidak berwarna
+ gelembung kuning dan
merah muda
 Larutan dari
sebelah kanan
+ PP menjadi
warna ungu,
Anoda Katoda
lalu ditambah
 Diambil 2 ml  Diambil 2 ml
dari katoda serbuk FeSO4
dari anoda
 Ditambahkan 1  Ditambahkan menjadi warna
ml CHCl3 beberapa tetes
hijau
phenolphtalein
2 lapis warna  Ditambahkan
kuning dan serbuk FeSO4
merah muda
Larutan
warna hijau
H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Praktikum redoks dan sel elektrokimia ini bertujuan untuk


mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna yang diamati,
menentukan Daya Gerak Listrik (DGL), menguji sel elektrolisis larutan KI.
Percobaan pertama yaitu 1a (berbagai reaksi redoks). Pertama-tama disiapkan
3 tabung reaksi, kemudian diisi dengan larutan KI (tidak berwarna) 0,1 M
sebanyak 1 mL dan ditambahkan 5 tetes larutan kanji/amilum (berwarna
keruh). Warna yang dihasilkan dari percampuran ini yaitu tidak berwarna.
Tabung 1 ditambahkan larutan H2SO4 (tidak berwarna) 1 M sebanyak 1 mL
dan 0,5 mL H2O2 3% (tidak berwarna). Perubahan warna yang terjadi saat
penambahan H2SO4 yaitu tetap menjadi tidak berwarna. Fungsi penambahan
H2SO4 adalah sebagai pemberi suasana asam agar dapat terjadi reaksi redoks.
Setelah ditambahkan larutan H2O2 3% warna dari larutan berubah menjadi
ungu. Perubahan warna ini terjadi karena terdapat adanya I2 yang membentuk
ion kompleks iod-amilum yang dapat dibuktikan dengan indikator amilum
yang menunjukkan perubahan warna menjadi ungu. Dan penambahan larutan
H2O2 berfungsi sebagai reduktor yang mengoksidasi I- menjadi I2 dan ion O
mengalami reduksi dari O-1 menjadi O-2. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
:

2KI (aq) + H2SO4 (aq) + H2O2 (aq) → K2SO4 (aq) + I2 (aq) + 2 H2O (aq)

Oksidasi

Reduksi

2I- + 2H+ + H2O2 → I2 + 2H2O

Tabung reaksi kedua 2 ditambahkan larutan H2SO4 (tidak berwarna) 1 M


sebanyak 1 mL dan larutan FeCl3 (berwarna kuning) 0,1 M sebanyak 0,5 mL.
setelah larutan FeCl3 ditambahkan larutan KI + amilum yang mula-mula tidak
berwarna berubah menjadi warna ungu kehitaman. Perubahan warna ini
menandakan adanya I2 yang membentuk kompleks iod-amilum yang dapat
dibuktikan dengan indikator amilum yang menunjukkan perubahan yang
awalnya tidak berwarna menjadi ungu kehitaman. Dan penambahan larutan
FeCl3 berfungsi sebagai reduktor yang berfungsi mengoksidasi I- menjadi I2
dan ion Fe mengalami reduksi dari Fe3+ menjadi Fe2+. Pada tabung ini warna
larutan menjadi sedikit kuning karena terdapat I2 yang dilarutkan dengan air,
dimana I2 dalam air akan menghasilkan warna kuning. Reaksi yang terbentuk
adalah :

2KI (aq) + FeCl3 (aq) → I2 (aq) + FeCl2 (aq) + KCl (aq)

oksidasi

reduksi

2I- + Fe3+ → I2 + Fe2+ + 1e

Untuk tabung ketiga ditambahkan larutan HNO3 pekat (tidak berwarna)


sebanyak 2 tetes. Setelah itu ditambahkan larutan KI + amilum yang mula-
mula tidak berwarna berubah menjadi berwarna ungu. Perubahan warna ini
menunjukkan adanya I2 yang membentuk kompleks yang dapat dibuktikan
dengan indikator amilum yang menunjukkan perubahan warna menjadi ungu.
Penambahan larutan HNO3 berfungsi sebagai reduktor yang mengoksidasi I-
menjadi I2 dan ion N mengalami reduksi dari N3+ menjadi N2+. Reaksi yang
terbentuk :

2KI (aq) + 8 HNO3 (aq) → 2I2 (aq) + 2NO (g) + 6KNO3 (aq) + 4H2O (l)

Oksidasi

Reduksi

6I- + 8 HNO3 → 3I2 + 2NO + 6NO3- + 4H2O

Sebagai pembanding satu tabung reaksi diisi larutan I2 pekat (berwarna


kuning kecoklatan) 5 tetes, kemudian diencerkan dengan aquades setelah itu
ditambahkan larutan kanji atau amilum (berwarna keruh) 3 tetes. Selanjutnya
warna larutan berubah menjadi ungu kehitaman. Percobaan 1a merupakan
reaksi reduksi oksidasi atau reaksi redoks, yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi. Dari hasil percobaan tersebut hasil yang diperoleh sesuai
dengan teori reaksi redoks.
Percobaan 1b, pertama - tama disiapkan tabung U kemudian diisi dengan
larutan H2SO4 (tidak berwarna) 1 M sampai tingginya setengah dari tabung.
Percobaan ini menggunakan larutan H2SO4 karena merupakan larutan
elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik atau elektron. Untuk sisi
mulut tabung sebelah kanan ditambahkan larutan FeSO4 (tidak berwarna)
jenuh 2 mL, warna larutan tidak berubah yaitu tetap tidak berwarna.
Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan KCNS (tidak berwarna) 0,1 M warna
larutan menjadi jingga pekat. Larutan KCNS berfungsi untuk membuktikan
adanya Fe3+ (yang merupakan hasil oksidasi dari Fe2+) yang nantinya akan
membentuk Fe(SCN)3. Kemudian ditambahkan larutan K2Cr2O7 (berwarna
jingga) 0,1 M sebanyak 2 mL untuk mulut tabung sebelah kiri, warna larutan
berubah menjadi jingga. Setelah itu batang karbon yang sebelumnya telah
dihubungkan dengan kabel dimasukkan ke dalam tabung, dimana karbon
yang terhubung dengan kabel berwarna merah diletakkan di sisi tabung
sebelah kanan (larutan yang terdapat FeSO4 dan KCSN) dan kabel yang
berwarna hitam terhubung pada sisi tabung sebelah kiri (yang terdapat larutan
K2Cr2O7). Fungsi dari elektroda karbon yaitu sebagai tempat terjadinya reaksi
oksidasi reduksi atau reaksi redoks. Hasil yang didapat yaitu pada tabung
sebelah kanan yang sebelumnya berwarna jingga pekat setelah ditambahkan
elektroda karbon, larutan menjadi berwarna merah bata atau merah
kecoklatan yang menunjukkan adanya Fe(SCN)3. Dan terjadi reaksi oksidasi
dimana ion Fe2+ menjadi Fe3+. Sedangkan pada tabung sebelah kiri telah
terjadi reaksi reduksi dimana ion Cr2O72- menjadi CrO42- (kekurangan O) dan
warna larutan yang semula jingga menjadi jingga sedikit memudar.
Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :

Mulut tabung kanan :

H2SO4(aq) + 2Fe(SO4)(aq) + 6KCNS(aq) → 2Fe(SCN)3(aq) + 3K2SO4(aq) +


H2(g)

Mulut tabung kiri :

H2SO4(aq) + K2Cr2O7(aq) → K2SO4(aq) + H2CrO4(aq)


Anoda : 6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e

Katoda : 3Cr2O72- + 6e → 3CrO42-

6Fe2+ + 3Cr2O72- → 6Fe3+ + 3CrO42-


Untuk membuktikan bahwa Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+ yaitu dengan
menambahkan 1 tetes larutan KSCN 0,1 M pada tabung reaksi yang berisi 2
mL larutan FeCl3 dan warna larutan yang dihasilkan yaitu sama dengan warna
larutan sisi tabung sebelah kanan yaitu merah kecoklatan atau merah bata. Ini
dapat terjadi karena dalam larutan dalam tabung reaksi mengandung Fe3+
yang menyebabkan larutan berwarna merah kecoklatan dan terbentuk
senyawa Fe(SCN)3. Persamaan reaksi pembuktian Fe2+ teroksidasi menjadi
Fe3+ yaitu:

FeCl3 (aq) + 3KSCN (aq) → Fe(SCN)3 (aq) + 3KCl (aq)

Dari hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh sesuai
dengan teori reaksi redoks.

Pada percobaan kedua yaitu Penentuan Daya Gerak Listrik (DGL) dari sel
kimia. Dengan menyiapkan 2 gelas kimia, dengan gelas kimia satu diisi
dengan 15 mL larutan CuSO4 (tidak berwarna) 0,1 M dan untuk gelas kimia
dua diisi dengan 15 mL larutan ZnSO4 (tidak berwarna) 0,1 M. Selanjutnya
lempengan tembaga (Cu) yang berwarna kuning dan seng (Zn) berwarna abu-
abu diamplas dahulu sampai terlihat mengkilap, kemudian disambungkan
dengan kabel, untuk kabel warna merah (kutub positif) disambungkan dengan
lempengan tembaga dan dicelupkan pada larutan CuSO4. Untuk lempeng
seng disambungkan dengan kabel warna hitam (kutub negatif) dan dicelupkan
dalam larutan ZnSO4. Dalam sel kimia ini, lempeng Cu akan bertindak
sebagai katoda, sedangkan lempeng Zn akan bertindak sebagai anoda. Kedua
ujung kabel tersebut dihubungkan pada voltmeter. Setelah itu dibuat jembatan
garam dari tisu yang digulung dan ditetesi dengan larutan KCl secara
menyeluruh. Tisu tersebut dibentuk seperti huruf U terbalik dan kedua
ujungnya dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan larutan ZnSO4. Jembatan
garam tersebut berfungsi sebagai penyeimbang atau penyetara anion dan
kation dalam larutan. Setelah hal diatas dilakukan, maka jarum voltmeter
bergerak menunjukkan angka 1 V dengan skala maksimum 10 V dan batas
pengukurannya 10 V. Berikut perhitungan hasil baca voltmeter :

1
Esel = 10 x 10 Volt

Esel = 1 Volt

Hal tersebut dapat terjadi karena telah terjadi reaksi reduksi dan oksidasi,
sehingga dapat menghasilkan daya gerak listrik sebesar 1 V. Sedangkan jika
sesuai teori harusnya DGL yang dihasilkan yaitu 1.1 V, berikut
perhitungannya:

E0sel = E0reduksi –E0oksidasi

= 0,34 - (-0,76)

= +1,1 Volt

Terjadi reaksi oksidasi karena logam Zn telah melepas elektron menjadi ion
Zn2+ dan bergabung dalam larutan ZnSO4. Sedangkan ion Cu2+ dalam larutan
CuSO4 menerima elektron dan menjadi logam Cu (terjadi reaksi reduksi).
Elektron tersebut mengalir dari elektroda Zn ke elektroda Cu (dari anoda
menuju katoda). Berikut diagram selnya:

Cu │ CuSO4 ║ ZnSO │ Zn

Katoda : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)

Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e

Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)


Setelah melakukan percobaan tersebut, lempeng tembaga berubah menjadi
berwarna merah karena telah terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada lempeng
seng terjadi perubahan warna menjadi warna hitam karena telah terjadi reaksi
oksidasi. Pada percobaan kali ini terjadi perubahan dari energi kimia menjadi
energi listrik.
Percobaan ketiga, yaitu elektrolisis larutan KI. Awalnya, tabung U diisi
larutan KI (tidak berwarna) 0,25 M sampai ± 2 cm dari mulut tabung. Pada
kedua mulut tabung dicelupkan elektroda karbon dan dihubungkan dengan
kabel. Untuk elektroda mulut tabung kanan dihubungkan dengan kabel warna
merah dan dihubungkan pada kutub negatif baterai 9 V (bertindak sebagai
katoda). Sedangkan elektroda mulut tabung kiri dihubungkan dengan kabel
warna hitam dan dihubungkan pada kutub positif baterai 9 V (bertindak
sebagai anoda). Setelah 5 menit proses elektrolisis, larutan pada tabung kanan
tidak berwarna, namun timbul gelembung-gelembung. Hal ini dapat terjadi
karena H2O tereduksi menjadi OH-. Sedangkan tabung sebelah kiri larutan
yang semula tidak berwarna menjadi warna kuning. Hal ini dapat terjadi
karena ion I- teroksidasi menjadi I2. Percobaan ini terdapat tiga jenis zat yaitu
K+, I- dan H2O, dari ketiga zat tersebut yang memiliki harga Esel paling tinggi
adalah H2O, sedangkan yang memiliki harga Esel paling rendah adalah I-,
sehingga terjadi reaksi reduksi H2O menjadi ion OH- dan gas H2 pada katoda.
Berikut persamaan reaksi yang terjadi :

KI(aq) → K+ + I-

Katoda : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-

Anoda : 2I- → I2 + 2e

2H2O + 2I- → H2 + 2OH- + I2


OH- hasil reduksi H2O pada tabung kanan ini dibuktikan dengan mengambil 2
ml larutan pada mulut tabung sebelah kanan dengan pipet, dan ditambah 1
tetes indikator phenolphtalein (tidak berwarna) menjadi warna ungu karena
adanya OH-. Ion OH- bereaksi dengan ion K+ yang berasal dari larutan KI dan
membentuk senyawa KOH (basa kuat). Adanya senyawa KOH dapat
diketahui dengan ditetesi indikator PP yang membentuk senyawa warna ungu.
Kemudian ditambahkan serbuk FeSO4, larutan tersebut berubah menjadi
warna hijau yang menunjukkan adanya ion Fe2+. Untuk larutan pada tabung
sebelah kiri juga diambil 2 ml dengan pipet dan ditambahkan 1 ml CHCl3
(tidak berwarna), dan larutan berubah menjadi 2 lapis yang atasnya warna
kuning dan merah muda bawahnya. Warna kuning menunjukkan adanya I2
dalam air yang merupakan pelarut anorganik dan warna merah muda
menunjukkan adanya I2 yang larut CHCl3 yang merupakan pelarut organik. 2
lapisan ini dapat terbentuk karena terdapat perbedaan kelarutan antar 2
larutan itu, dalam hal ini I2 kelarutannya lebih kecil dibanding larutan CHCl3,
sehingga I2 berada diatas CHCl3. Berikut persamaan reaksi yang terjadi :

 Tabung 1

FeSO4(s) + 2OH- → Fe(OH)2(aq) + SO42-

 Tabung 2
I2(aq) + CHCl3(aq) → tidak bereaksi
Percobaan elektrolisis ini telah terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia, dan sudah sesuai dengan teori.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dengan judul Redoks dan Sel Elektrokimia yang
sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
 Percobaan 1a telah terjadi beberapa reaksi redoks, dengan indikator
menghasilkan iod amilum dan perubahan warna yang menjadi ungu /
ungu kehitaman, dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi, dengan
reduktornya H2O2, FeCl3 dan HNO3. Pada percobaan 1b telah terjadi
reaksi redoks, dimana terjadi perubahan bilangan oksidasi Fe2+
menjadi Fe3+ maupun perubahan jumlah oksigen Cr2O72- menjadi
CrO42-, dengan indikator perubahan warna menjadi merah kecoklatan
dan jingga sedikit pudar.
 Penentuan daya gerak listrik sel kimia dilakukan pada sel volta
dengan perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Dengan larutan
CuSO4 dan ZnSO4 serta elektroda karbon. Terjadi reduksi pada katoda
(Cu2+ menjadi Cu), serta terjadi oksidasi pada anoda (Zn menjadi
Zn2+). DGL yang dihasilkan sebesar 1 V.
 Pada elektrolisis larutan KI menghasilkan perubahan energi listrik
menjadi energi kimia. Terjadi oksidasi pada anoda (I- menjadi I2), dan
terjadi reduksi pada katoda (H2O menjadi H2 dan OH-).

J. DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga jilid 2.


Jakarta: Erlangga.
Charles W Keenan. dkk. (1986). Kimia Untuk Universitas. Jakarta:
Erlangga.
Dasar, T. K. (2018). Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya:
Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern. Edisi
keempat. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Sugiarto, B. (2004). Kimia Dasar. Surabaya: FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SURABAYA.
Svehla, G. (1985). Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

K. LAMPIRAN
Jawaban Pertanyaan
1. Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus, sedangkan pada
elektrolisis diperlukan arus mengapa demikian? Dan jelaskan apa
sebenarnya fungsi arus tersebut!
Jawab :
Pada percobaan redoks tidak diperlukan sumber arus karena reaksi redoks
terjadi secara spontan dengan Esel yang bernilai positif. Kespontanan
tersebut mengakibatkan berubahnya energi kimia menjadi energi listrik,
sehingga tidak memerlukan sumber arus. Kebalikkannya, pada elektrolisis
diperlukan arus karena elektrolisis ialah proses yang menggunakan energi
listrik agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi. Energi listrik
(diwakilkan dengan arus) digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan
kimia yang tidak akan terjadi secara spontan, dengan Esel bernilai negatif.

2. Apa yang dimaksud dengan jembatan garam, apa fungsinya dan jelaskan
cara pembuatannya dengan kertas tissue!
Jawab :
Jembatan garam merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan
reaksi reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Bentuknya seperti
huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit misalnya KCl,
NaNO3, NaCl, dan K2SO4. Fungsi dari jembatan garam yaitu untuk
menghantarkan arus listrik kedua larutan elektrolit yang berada dalam
bejana. Jembatan garam juga berguna untuk menetralkan kelebihan atau
kekurangan muatan dari ion-ion yang ada di dalam larutan kedua bejana
selama reaksi redoks berlangsung, dengan masuknya ion negatif dari
jembatan garam ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan positif
dan ion positif, kemudian berdifusi ke bagian lain yang kelebihan muatan
negatif. Cara pembuatan jembatan garam dengan kertas tissue yaitu
dengan menggulung tissu (tissu yang panjang) yang terdiri 2 lapis,
kemudian dibasahi dengan larutan KCl sampai seluruh bagian tissu
terbasahi. Gulungan tadi dibentuk mirip huruf U terbalik dan dicelupkan
dalam kedua larutan pada bejana.
Lampiran Foto

1. a) Beberapa Reaksi Redoks

Alat-alat percobaan Bahan-bahan percobaan

Larutan KI dan larutan amilum


Ditambahkan 1 ml larutan H2SO4
dimasukkan tabung reaksi
Tabung 1 ditambahkan 0,5 ml larutan
Larutan menjadi warna ungu
H2O2

Tabung 2 ditambahkan 0,5 ml larutan


Larutan menjadi warna ungu kehitaman
FeCl3
Tabung 3 setelah ditambahkan 1 tetes Larutan I2 diencerkan dan ditambah 3
larutan HNO3 tetes amilum

Larutan menjadi warna ungu


kehitaman
b) Percobaan 1b

Dimasukkan larutan H2SO4 dalam Mulut pipa kanan ditambahkan larutan


pipa U FeSO4

Mulut pipa kanan ditambahkan larutan Mulut pipa kiri ditambahkan larutan
KSCN menjadi larutan jingga pekat K2Cr2O7 menjadi larutan jingga
Dicelupkan kedua elektroda karbon Membuat larutan pembanding dari
dan dihubungkan dengan kabel larutan KCSN dan larutan FeCl3

Pipa kanan dibandingkan dengan


pembanding
2. Penentuan Daya Gerak Listrik

Lempeng Cu dan lempeng Zn diamplas Menuangkan 15 ml larutan CuSO4


dahulu dalam gelas kimia 1

Gelas kimia 1 dicelupkan lempeng


Menuangkan 15 ml larutan ZnSO4 Cu yang sudah dijepit kabel, gelas
dalam gelas kimia 2 kimia 2 dicelupkan lempeng Zn
yang sudah dijepit kabel
Dihubungkan dengan voltmeter, dan
dibuat jembatan garam dari tisu yang Daya gerak listrik yang dihasilkan
sudah dibasahi dengan larutan KCl

3. Elektrolisis

Larutan KI dimasukkan dalam pipa U Dicelupkan kedua elektroda C


Pipa kanan dihubungkan dengan kutub Pipa kiri menjadi larutan kuning, pipa
negatif, pipa kiri dihubungkan dengan kanan menjadi larutan tak berwarna
kutub positif dan timbul gelembung

Menjadi larutan ungu setelah ditetesi


Larutan di pipa kanan diambil 2 ml
indikator PP
Menjadi larutan hijau setelah
Larutan di pipa kiri diambil 2 ml
ditambahkan serbuk FeSO4

Menjadi 2 lapis warna kuning dan


Perbandingan 2 tabung
merah muda, setelah ditetesi CHCl3

Anda mungkin juga menyukai