2018-11-156
MODUL I
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
I. TUJUAN
1. Mempelajari penggunan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti hasil pengukuran atau perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.
III. TEORI
Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan kesalahan
pengukuran. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat maupun
keterbatasan dalam kemampuan membaca dan cara membacanya. Karena itu setiap hasil
pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan ketelitian pengukuran
tersebut. Untuk hal itu maka pemakaian alat ukur perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Titik nol alat yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan
b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat
c. Batas ukur alat yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut
d. Cara pemakaian alat
Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah sekali
melakukan suatu kesalahan. Sehingga nilai benar x0 tidak mungkin kita ketahui secara tepat
melalui suatu eksperimen, yang diperoleh adalah nilai x yang tidak tepat sama dengan xo.
x : simpangannya
A. Pengenalan Alat
1. Jangka Sorong
Perhatikan gambar 1, jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam (C-D) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar (A-B) untuk
mengukur diameter bagian luar sedangkan penduga (E-F) untuk mengukur kedalaman.
Karena adalah roda penggerak rahang dan N adalah pengunci rahang setelah besaran
yang diukur terukur.
Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam satuan cm
atau inch. Adapun noniusnya ada yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius dan ada yang
49 skala utama jadi 50 skala nonius.
2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Caranya
putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus C,
jika sudah pas dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal
sedangkan skala penghalusnya adalah bagian yang vertikal N (lihat gambar 3). Biasanya
bagian vertikal terdiri dari 50 skala, satu putaran bagian vertikal akan merubah skala
horizontal sebesar ½ mm.
3. Neraca Ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca ohaus.
Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko
toko atau diwarung. Neraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan
diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak
timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati
poros neraca. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing masing posisi
anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga
yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
x = xo + x
2. Besaran turunan
x = f (a, b, c) dimana a, b, c adalah besarnya terukur langsung dengan :
a = ao + a b = bo + b c = co ± c
x0 = f (ao, bo, co)
∂f ∂f ∂f
Δx=| |a0 ,b 0 , c 0 Δa=| |a0 ,b0 , c 0 Δb=| |a0 ,b 0 , c 0 Δc
∂a ∂b ∂c ...........(1)
x 0=
∑ xi
n
2 2
Δx =S x 0 =
n √
1 n ∑ x i −(∑ x i )
n−1 .........................................................(2)
2. Besaran turunannya
x = f (a, b, c)
a = a0 + a b = b0 + b c = c0 + c
x0 = f (a, b, c)
∂f 2 2 ∂f 2 2 ∂f 2 2
Δx=
√( ∂a ) ( )
Δa +
∂b
Δb +
∂c
Δc ( )
........................................(3)
Nilai kepercayaannya 68%
Karena x merupakan nst (berarti diukur sekali saja) sedangkan y berupa deviasi standar
(diukur berulang), maka makna statistik kedua ktp itu tidak sama, harus disamakan dahulu.
Misalnya dengan membuat jaminan pada x dari jaminan 100% menjadi jaminan 68% seperti
halnya jaminan pada y. Jadi kita pakai :
2
Δx baru = Δx lama
3
2
Karena 68% = 3 x 100%, sehingga diperoleh :
2 2
∂z 2 ∂z
Δz=S z 0 =
√(
∂x )( ) ( )
3
Δx 0 + Δy
∂ y 0 2 ..........................................(4)
Nilai kepercayaannya 68%
Contoh soal :
1. Sebuah balok ukuran beruang kali dengan hasil P = (4,00 + 0,02) cm, L = (3,00 + 0,02)
cm dan T = (2,00 + 0,02) cm. Tentukan V ± V!
V= (4,00)(3,00)(2,00) = 24,0 cm3
Jawab:
ΔV 0 , 3124
=
V 24 = 1,3%, hanya 3 AB
Jadi V = (24,0 ± 0,31) cm3
2. Misalkan suatu besaran z ingin diketahui dengan mengukur besaran x dan y, sedangkan
x
z = y . Misalkan x diukur satu kali dengan hasil x = (5,0 + 0,05), sedangkan y diukur
berulangkali dengan hasil y = (1,00 + 0,02). Berapakah z + z menurut eksperimen ini!
Jawab :
Dengan persamaan (4) :
2 2
Δx baru = Δx lama 0 , 05=0 ,03
3 = 3
( ∂∂ zx ) x , y = y1 = 11 =1
0 0
0
x0
( ∂∂ zx ) x , y = y
0 0
02
=
5,0
( 1, 00 )2
=−5 , 00
Δx 0 ,05
= ×100 %=1%
x 5,0
Ketelitian pada pengukuran y :
Δy 0, 02
= ×100 %=2 %
y 1, 00
Dari hasil :
Δz Δx 2 Δy 2
z
=
x√(+
y )( )
=√( 1 % )2 + ( 2 % )2= √5 %=2,2 %
V. DATA PENGAMATAN
BALOK I BALOK II
Massa : Massa :
Jumlah : Jumlah :
Rata-rata : Rata-rata :
Laboratorium Fisika Dasar
STT-PLN
Massa di udara : Massa di udara :
Raissya Zulvi Nur Aisyah Putri
2018-11-156