Anda di halaman 1dari 11

Aditya Perdana Kusuma

2014-12-076

MODUL I
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )

I. TUJUAN
1. Mempelajari penggunan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti hasil pengukuran atau
perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Jangka sorong.
2. Mikrometer sekrup.
3. Neraca Ohaus.
4. Termometer.
5. Balok yang dikukur (3 buah).
6. Bejana gelas.
7. Tali.

III. TEORI
Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan
kesalahan pengukuran. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat
maupun keterbatasan dalam kemampuan membaca dan cara membacanya. Karena
itu setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan
ketelitian pengukuran tersebut. Untuk hal itu maka pemakaian alat ukur perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Titik nol alat yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan
b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat
c. Batas ukur alat yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut
d. Cara pemakaian alat

Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah
sekali melakukan suatu kesalahan. Sehingga nilai benar x 0 tidak mungkin kita

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

ketahui secara tepat melalui suatu eksperimen, yang diperoleh adalah nilai x yang
tidak tepat sama dengan x0.

Cara pelaoran baik dituliskan sebagai x = x0 + x

Dimana : x : besaran yang dicari

x0 : nlai besaran sebenarnya

x : simpangannya

A. Pengenalan Alat
1. Jangka Sorong
Perhatikan gambar 1, jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga.
Rahang dalam (C-D) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar (A-
B) untuk mengukur diameter bagian luar sedangkan penduga (E-F) untuk
mengukur kedalaman. Karena adalah roda penggerak rahang dan N adalah
pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur.

Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam
satuan cm atau inch. Adapun noniusnya ada yang 9 skala utama jadi 10 skala
nonius dan ada yang 49 skala utama jadi 50 skala nonius.

Gambar 2 memperlihatkan 9 skala utama jadi 10 skala nonius.

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

2. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja.
Caranya putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian
pemutar halus C, jika sudah pas dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah
bagian yang horizontal sedangkan skala penghalusnya adalah bagian yang
vertikal N (lihat gambar 3). Biasanya bagian vertikal terdiri dari 50 skala, satu
putaran bagian vertikal akan merubah skala horizontal sebesar mm.

Gambar 3 Mikrometer Sekrup

3. Neraca Ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah
neraca ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang
sering dijumpai di toko toko atau diwarung. Neraca ohaus adalah alat ukur
massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah
sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
Anak timbangan neraca ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan
sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

poros neraca. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing masing
posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan
setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip
kerja tuas.

B. Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal


Pengukuran tungal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja.
Keterbatasan skala alat antara lain merupakan sebab mengapa setiap
pengukuran dihinggapi ketidakpastian (ktp).
1. Besaran Langsung Terukur
x = x0 + x

Dimana : x0 : yang terbaca pada alat ukur

x : skala nilai terkecil (nst) alat

nst alat = nst utama jika tanpa nonius

= 1/n x nst utama jika ada nonius

n : jumlah skala nonius

2. Besaran turunan
x = f (a, b, c) dimana a, b, c adalah besarnya terukur langsung dengan :
a = a0 + a b = b0 + b c = c0 + c
x0 = f (a0, b0, c0)

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

f f f
x a 0 , b 0 , c0 a a 0 , b 0 , c0 b a 0 , b 0 , c0 c ................ (1)
a b c

C. Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang


Pengulangan pada pengukuran ini diharapkan akan memberikan informasi
lebih banyak tentang x0, sehingga makin yakin akan benarnya nilai tersebut.

1. Besaran yang langsung terukur x0 adalah rata-rata dari hasil pengukuran


xi
x0
n

Ketidakpastiannya adalah deviasi standar nilai rata-rata sampel.

1 n x i2 x i
2
x Sx 0 .............................................................. (2)
n n 1

2. Besaran turunannya
x = f (a, b, c)
a = a0 + a b = b0 + b c = c0 + c
x0 = f (a, b, c)

f f f
2 2 2

x a 2 b 2 c 2 ............................................(3)
a b c

Nilai kepercayaannya 68%

D. Ketidakpastian Pada Pengukuran Campuran


z = f (x, y), dengan :

x = x0 + x : merupakan hasil satu kali pengukuran

y = y0 + y : merupakan hasil pengukuran berulang

Maka :

z0 = f (x0, y0)

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

Karena x merupakan nst (berarti diukur sekali saja) sedangkan y berupa


deviasi standar (diukur berulang), maka makna statistik kedua ktp itu tidak
sama, harus disamakan dahulu. Misalnya dengan membuat jaminan pada x
dari jaminan 100% menjadi jaminan 68% seperti halnya jaminan pada y. Jadi
kita pakai :
2
x baru x lama
3

2
Karena 68% = x 100%, sehingga diperoleh :
3

z 2 z 2
2 2

z Sz 0 x 0 y0 ..............................................(4)
x 3 y

Nilai kepercayaannya 68%

E. Jumlah Angka Berarti Yang Dilaporkan


x disebut sebagai ketidakpastian mutlak (ktp mutlak)

x
disebut sebagai ketidakpastian relatif (ktp relatif).
x

x
Rumus perhitungan angka berarti = 1 log
x

Sehingga jika :

Ktp relatif 10%, maka hanya 2 Angka Berarti (AB)

Ktp relatif 1%, maka hanya 3 AB

Ktp relatif 0,1%, maka hanya 4 AB

Contoh soal :

1. Sebuah balok ukuran beruang kali dengan hasil P = (4,00 + 0,02) cm, L =
(3,00 + 0,02) cm dan T = (2,00 + 0,02) cm. Tentukan V V!
Mencari V dengan persamaan (3) :

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

V 3,002 2,002 0,022 4,002 2,002 0,022 4,002 3,002 0,022


= 0,31424 ... cm3

V 0,3124
= 1,3%, hanya 3 AB
V 24

Jadi V = (24,0 0,31) cm3

2. Misalkan suatu besaran z ingin diketahui dengan mengukur besaran x dan y,


x
sedangkan z = . Misalkan x diukur satu kali dengan hasil x = (5,0 + 0,05),
y
sedangkan y diukur berulangkali dengan hasil y = (1,00 + 0,02). Berapakah z
+ z menurut eksperimen ini!

Jawab :
Dengan persamaan (4) :
2 2
x baru x lama = 0,05 0,03
3 3

z 1 1
x 0 , y0 1
x y0 1

z x 5,0
x 0 , y0 02 5,00
x y0 1,002

z 1,002 0,032 5,002 0,022 0,1044

x 0 5,00
Sedangkan z 0 5,000...
y 0 1,00

Ketelitian pada pengukuran x :

x 0,05
100% 1%
x 5,0

Ketelitian pada pengukuran y :

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

y 0,02
100% 2%
y 1,00

Dari hasil :

2
z x y
2

1%2 2%2 5% 2,2%


z x y

Sehingga jawaban ditulis dengan 3 AB :

z = (5,00 + 0,10)

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

IV. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah praktikum ).
2. Ambil balok, ukur masing-masing balok secara berulang-ulang (5 kali)
panjang dan lebarnya dengan menggunakan jangka sorong, sedangkan
tebalnya dengan menggunakan mikrometer sekrup. Catat pada tabel
pengamatan.
3. Timbang masing-masing balok tersebut satu kali dengan menggunakan neraca
ohaus.
4. Timbang masing-masing balok dengan cara digantung. Catat hasilnya.
5. Timbang masing-masing balok dengan cara digantung tetapi terendam di air
(gunakan bangku penumpu). Catat hasilnya.

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

V. DATA PENGAMATAN

TABEL MODUL I (PENGUKURAN DASAR)

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :

JURUSAN : Tawal : Takhir :

BALOK I BALOK II

Jenis Balok : Jenis Balok :

Massa : Massa :

No p(mm) l(mm) t(mm) No p(mm) l(mm) t(mm)

Jumlah : Jumlah :
Rata-rata : Rata-rata :

Massa di udara : Massa di udara :

Massa di air : Massa di air :

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

Laboratorium Fisika
STT-PLN
Aditya Perdana Kusuma
2014-12-076

VI. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Dari ketiga alat yaitu jangka sorong, mikrometer sekrup, dan termometer
tentukan mana yang ada noniusnya !
2. Berapa volume dan rapat massa balok pada pengukuran biasa, hitung dengan
kesalahannya secara benar !
3. Hitung volume balok berdasarkan pengukuran yang digantung dan terendam
dalam air !
4. Bandingkan kedua hasil volume tersebut, mana yang lebih tepat dan berikan
alasannya !

Laboratorium Fisika
STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai