Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRATIKUM

MODUL I FISIKA MEKANIKA FLUIDA


DAN PANAS
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT)

Nama : Rifda Salma Prihantana


NIM : 202011074
Kelas :B
Prodi : S1 Teknik Elektro
Tanggal Pratikum : 15 Oktober 2020
Nomor Paket :3
Nama Asisten : Luwis Surani Haloho

LABORATORIUM FISIKA DASAR


Institut Teknologi PLN
Jakarta
2020
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

MODUL I
PENGUKURAN DASAR
( ISI DAN MASSA JENIS ZAT PADAT )
I. TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar.
2. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti hasil pengukuran atau perhitungan.
3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Jangka sorong.
2. Mikrometer sekrup.
3. Neraca Ohaus.
4. Termometer.
5. Balok yang diukur ( 3 buah ).
6. Bejana gelas.
7. Tali.

III. TEORI
Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan kesalahan pengukuran.
Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat maupun keterbatasan dalam
kemampuan membaca dan cara membacanya. Karena itu setiap hasil pengukuran harus dilaporkan
secara benar yang memperlihatkan ketelitian pengukuran tersebut.
Untuk hal itu maka pemakaian alat ukur perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Titik nol alat yaitu angka yang ditunjukkan alat sebelum digunakan.
b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat.
c. Batas ukur alat yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut.
d. Cara pemakaian alat.
Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah sekali melakukan
suatu kesalahan. Sehingga nilai benar xo tidak mungkin kita
ketahui secara tepat melalui suatu eksperimen, yang diperoleh adalah nilai x yang tidak tepat sama
dengan xo .

Cara pelaporan yang baik dituliskan sebagai x = xo±𝛥x Dimana : x : besaran yang dicari

Xo: nilai besaran sebenarnya

Δx : simpangannya

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

A. Pengenalan Alat

1. Jangka Sorong

Perhatikan gambar 1, jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam ( C-
D ) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar ( A-B ) untuk mengukur diameter bagian
luar sedangkan penduga ( E-F ) untuk mengukur kedalaman. K adalah roda penggerak rahang dan
N adalah pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur.

Gambar 1. Jangka sorong

Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam satuan cm atau inch.
Adapun noniusnya ada yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius dan ada yang 49 skala utama jadi
50 skala nonius. Gambar 2 memperlihatkan 9 skala utama jadi 10 skala nonius.

Gambar 2. Skala utama dan nonius

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

2. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Caranya putarkan
roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus C, jika sudah pas
dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan skala
penghalusnya adalah bagian yang vertikal N ( lihat gambar 3 ). Biasanya bagian vertikal terdiri
dari 50 skala, satu putaran bagian vertikal akan merubah skala horizontal sebesar ½ mm.

Gambar 3. Mikrometer sekrup

3. Neraca Ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat
ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di
warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram.
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan.
Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat
diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca
dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja
tuas.

Gambar 4. Neraca Ohaus


Laboratorium Fisika Dasar
IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

B. Ketidakpastian Pada Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja. Keterbatasan skala
alat antara lain merupakan sebab mengapa setiap pengukuran dihinggapi ketidakpastian ( ktp ).
1. Besaran Langsung Terukur
x = xo ± Δx
Dimana ; xo : yang terbaca pada alat ukur
Δx : ½ skala nilai terkecil ( nst ) alat
nst alat= nst utama jika tanpa nonius
=1/n x nst utama jika ada nonius
n : jumlah skala nonius
2. Besaran Turunan
X = f (a,b,c) dimana a , b , c adalah besarnya terukur langsung dengan :

a = a0 ± Δa b = b0 ± Δb c = c0 +Δc

x0 = f ( a0, b0, c0 )
𝜕𝑓 𝜕𝑓 𝜕𝑓
Δx = |𝜕𝑓| a0,b0,c0 Δa = |𝜕𝑓| a0,b0,c0 Δb = |𝜕𝑓| a0,b0,c0 Δc………………..(1)

C. Ketidakpastian Pada Pengukuran Berulang

Pengulangan pada pengukuran ini diharapkan akan memberikan informasi lebih banyak tentang x o,
sehingga makin yakin akan benarnya nilai tersebut.

3. Besaran yang langsung terukur x0 adalah rata-rata dari hasil pengukuran

1 ∑ 𝑥𝑖2 −(∑ 𝑥𝑖 )2
X0 = Sx0 = √𝑛 ………………………………………………(2)
𝑛 𝑛−1

4. Besaran turunannya
X = f (a,b,c)
a = a0 ± Δa b = b0 ± Δb c = c0 + Δc
x0 = f (a,b,c)

𝜕𝑓 2 𝜕𝑓 2 𝜕𝑓 2
Δx =√(𝜕𝑏) Δ𝑎2 + (𝜕𝑏) Δ𝑏2 + (𝜕𝑏) Δ𝑐 2 …………………………(3)

Nilai Kepecayaannya 68%

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

D.Ketidakpastian Pada Pengukuran Campuran.

Z = f (x,y),dengan :
X = x0 ± Δx : merupakan hasil satu kali pengukuran
y = y0 ± Δy : merupakan hasil pengukuran berulang

Maka :
Z0 = f (x0,y0)

Karena Δx merupakan nst ( berarti diukur sekali saja ) sedangkan y berupa deviasi standar ( diukur
berulang ), maka makna statistik kedua
ktp itu tidak sama, harus disamakan dahulu. Misalnya dengan membuat jaminan pada Δx dari
jaminan 100 % menjadi jaminan 68 % seperti halnya jaminan pada Δy. Jadi kita pakai :
2
Δbbaru = Δxlama
3

2
Karena 68% =3 x 100%,sehingga diperoleh :

𝜕𝑧 2 2 𝜕𝑓
Δz = Sz0 √( 𝜕𝑥) (3 Δx0 ) + (𝜕𝑦) Δ𝑦02 ……………………………………………….(4)

Nilai Kepercayaannya 68%

E. Jumlah Angka Berarti Yang Dilaporkan

Δx disebut sebagai ketidakpersamaan mutlak (ktp mutlak)


Δx
disebut sebagai ketidakpastian relatif (ktp mutlak)
𝑥

Δx
Rumus perhitungan angka berarti = 1- log ( 𝑥 )

Sehingga jika :

Ktp relatif 10% , maka hanya 2 Anga Berarti (AB)

Ktp relatif 1%, maka hanya 3 AB

Ktp relatif 0,1%, maka hanya 4 AB

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

Contoh Soal :

1. Sebuah balok ukuran beruang kali dengan hasil P = (4,00 ± 0,02)cm, L = (3,00 ± 0,02) cm dan
T = (2,00 ± 0,02) cm. Tentukan V ± ΔV !
Jawab:
Mencari ΔV denganpersamaan (3) :

ΔV = √(3,00)2 (2,00)2 (0,02)2 +(4,00)2 (2,00)2 (0,02)2 +(4,00)2 (3,00)2 (0,02)2

= 0,31424…… cm3

Jadi V = (24,0 ± 0,31) cm3


𝑥
2. Misalkan suatu besaran z ingin diketahui dengan mengukur besaran x dan y, sedangkan z = .
𝑦
Misalkan x diukur satu kali dengan hasil x = (5,0 ± 0,05),sedangkan y diukur berulangkali
dengan hasil y = (1,00 ± 0,02). Berapakah z + Δz menurut eksperimen ini !
Jawab :
Dengan persamaan (4) :

2 2
Δxbaru = Δxlama = 0,05 = 0,03
3 3
𝜕𝑧 1 1
( ) 𝑥 0, y0 = = =1
𝜕𝑥 𝑦0 1

𝜕𝑧 𝑥0 5,0
( ) 𝑥 0, y0 = =
(1,00)2
= 5,00
𝜕𝑥 𝑦0

Δz = √(1,00)2 (0,03)2 +(5,00)2 (0,02)2 = 0,1044


𝑥0 5,00
Sedangkan z0 = = = 5,000…..
𝑦0 1,00

Ketelitian pada pengukuran y :

Δy 0,02
= x 100% = 2%
𝑦 1,00

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN
Rifda Salma Prihantana
2020-11-074

Data Hasil :
Δz Δx 2 Δy 2
= ( ) + ( ) =√(1%)2 (2%)2 = √5% = 2,2 %
𝑧 𝑥 𝑦

Sehingga jawaban ditulis dengan 3 AB :


Z = (5,00 ± 0,10)

Laboratorium Fisika Dasar


IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai