Anda di halaman 1dari 10

BLOK METODE PENELITIAN MAKALAH

Sabtu, 31 Oktober 2020

“Fisher Exact”

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Utari Mutiara Samma (201683038)
Sitti Royanti Alwi (201783003)
Fikram Umaternate (201783035)

Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. T. G. Ratumanan. MIPH, PhD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisher exact test sebagai alternatif jika persyaratan analisis chi-kuadrat untuk
tabel silang 2 x 2 tidak dipenuhi. Hal ini perlu mendapat perhatian karena beberapa
pertimbangan sebagai berikut.
1. Peubah dikotomi yang memiliki hanya dua kemungkinan nilai selalu di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Banyak penelitian yang sulit menggunakan sampel besar, karena subjek atau objek
penelitian memang langka, misalnya penelitian penyakit tertentu yang masih jarang
terjadi. Dalam kasus yang seperti ini, sampel kecil saja yang mungkin digunakan.
3. Sekalipun subjek atau objek penelitian banyak, kalau informasi yang diperlukan
sudah dapat diperoleh dengan sampel kecil, maka menghindari sampel besar
merupakan langkah yang bijaksana untuk keefesienan.
4. Kita bisa menarik 2 sampel acak yang bebas dari dua populasi, dan mengelompokkan
subjeknya yang memiliki atau tidak memiliki karakteristik tertentu. Dalam hal ini kita
memperoleh dua sampel bebas dari hasil-hasil pengukuran dan kelompok dari
masing-masing hasil pengukuran menjadi anggota dari salah satu dari dua kelompok
yang saling terpisah (exclusive).
Banyak metode statistik tidak dapat digunakan dalam situasi dan kondisi seperti
ini. Dengan demikian, uji eksak fisher menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan dan
dipergunakan. Pembahasan masalah ini memberi isyarat bahwa tidaklah arif kalau kita
langsung menghakimi suatu hasil penelitian dengan mengatakan bahwa sampelnya kecil,
tanpa memperhatikan latar belakang masalah dan teknik analisis yang digunakan.
Penelitian yang mengambil dua sampel bebas dan memperhatikan sebuah peubah
dikotomi sebagai hasil dari sebuah perlakuan dapat mrnggunakan tabel silang 2 x 2, atau
dengan singkat disebut tabel 2 x 2.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Fisher Exact
a. Pengertian
Fisher test merupakan uji eksak yang diturunkan oleh seorang bernama
Fisher, karenanya disebut uji eksak Fisher. Uji ini dilakukan untuk menguji signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel independen.
Fisher exact test merupakan salah satu uji nonparametrik yang digunakan
untuk menganalisis dua sampel independen yang berskala nominal atau ordinal
jika kedua sampel indpendennya berjumlah kecil (biasanya kurang dari 20).
Data diklasifikasikan kedalam dua kelompok yang saling bebas sehingga
akan terbentuk tabel kontingensi 2 x 2
Perbedaan uji fisher dengan uji chi square adalah pada sifat kedua uji
tersebut dan ukuran sampel yang diperlakukan. Uji fisher bersifat eksak
sedangkan uji chi square bersifat pendekatan. Uji chi square dilakukan pada data
dengan sampel besar, sedangkan uji Fisher dilakukan pada data dengan sampel kecil. Data
yang dapat diuji dengan fisher test ini berbentuk nominal dengan ukuran sampel n
sekitar 40 atau kurang, dan ada sel-sel berisikan frekuensi diharapkan kurang dari lima.
Perhitungan Fisher Test sama sekali tidak melibatkan chi-square, akan tetapi langsung
menggunakan peluang.

b. Fungsi dan Spesifikasi Uji Fisher


Fisher exact test digunakan ketika persyaratan analisis chi-square untuk tabel
sialng 2 x 2 tidak terpenuhi.
Fungsi Uji Fisher untuk menguji apakah ada perbedaan dua perlakuan yang
mungkin dari dua populasi.
Spesifikasi uji Fisher, yaitu :
a) Ukuran sampel n ≤ 20
b) Data berskala nominal atau ordinal
c) Data disusun dalam tabel silang (kontingensi) 2 x 2
c. Prosedur Pengujian
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Amati data yang akan diolah, jika data berupa sampel independent dengan
ukuran yang kecil yakni sekitar 40 atau kurangnya, maka uji ini dapat
dilaksanakan. Tentukan taraf signifikasi yang diinginkan. Misal α = 0,01 (1%)
untuk bidang kedokteran atau kesehatan atau α = 0,05 (5%)
2) Sajikan data dalam bentuk table kontingensi 2 x 2.
3) Buatlah tiga table kontingensi yang terdiri dari 1 tabel hasil pengamatan dan 2
tabel ekstrim yang melukiskan penyebaran sampel secara ekstrim.
4) Hitung p untuk setiap tabel, sehingga didapat pn, p1, p0 dengan indeks p
diambil dari frekuensi sel terkecil dalam setiap tabel. Sehingga p = pn + p1 +
p0.
5) Bandingkan nilai p hitung dengan nilai taraf signifikan (α); jika p > α maka
Ho diterima.
6) Simpulkan sesuai dengan hasil pengujian diatas. Apabila H0 ditolak maka ada
asosiasi antara 2 faktor.

2. Contoh Penggunaan dalam Menyelesaikan Masalah Kesehatan/Kedokteran


1) Contoh Kasus
Sebuah studi kasus kontrol Sebuah studi kasus kontrol ingin melihat pengar
uh merokok malam dengan kanker paru-paru. Selanjutnya diambil sampel
penelitian sebanyak 15 orang. Dari 3 orang yang merokok malam ternyata 3
orang tersebut semuanya terkena kanker paru, dan 4 orang yang tidak merokok
malam ada 1 orang yang terkena kanker paru-paru tetapi 3 lainnya tidak terkena
kanker paru-paru. Gunakan Alpha 1%. Kemudian hasil yang diperoleh tersaji pa
da tabel paru pada tabel silang silang berikut :
Kanker Paru
Merokok Ya Tidak Jumlah
Malam
Ya 3 0 3
Tidak 1 3 4
Jumlah 4 3 7

Dalam menghitung probailitas Fisher seperti tabel di atas akan mudah dilak
ukan, dikarenakan salah satu sel-nya ada yang bernilai "0 (nol)". Sehingga kita t
dk perlu lagi menghitung nilai deviasi ekstrim-nya. Perlu diingat bahwa nilai Pro
babilitas yang diperoleh dari perhitungan di samping merupakan perhitungan U
ji Satu Sisi dan untuk melakukan Uji 2 sisi tinggal mengalikan nilai di samping d
engan 2.

Penyelesaian table di atas, sebagai berikut :

( A+ B ) ! ( C+ D ) ! ( A+C ) ! ( B+ D ) !
P=
N ! ( A ) !(B) ! (C )! ( D) !

( 3+0 ) ! ( 1+3 ) ! ( 3+1 ) ! ( 0+3 ) !


P=
7 ! ( 3) ! ( 0) ! ( 1) ! ( 3) !

(3)! (4 )! (4 ) ! (3)!
P=
7 ! ( 3) ! ( 0) ! (1) ! (3 ) !

( 6 ) ( 24 ) ( 24 )( 6 )
P=
(5040) ( 6 ) ( 1 )( 1 ) ( 6 )

20736
P=
181440

P=0,1143
Kesimpulan :
Karena nilai P = 0,114 lebih besar dari nilai alfa =0,01, maka kita menerima
Ho pada Uji Satu sisi. Sedangkan Pada Uji 2 sisi di peroleh nilai P = 0,114 x 2 =
0,228 sehingga kita menerima Ho. Jadi, baik pada Uji satu sisi maupun dua sisi,
kita menyimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara mereka yang mer
okok maupun tidak merokok pada malam hari terhadap kanker paru.

3. Artikel Penelitian Kesehatan/Kedokteran yang Menggunakan Fisher Exact


1) Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Kelelahan Kerja Subyektif Pada Penjaga
Warnet Di Kelurahan Sekarang
2) Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Kesehatan Subjektif Petani Akibat
Penggunaan Pestisida Di Gondosuli, Jawa Tengah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Fisher exact test merupakan salah satu uji nonparametrik yang digunakan untuk
menganalisis dua sampel independen yang berskala nominal atau ordinal jika
kedua sampel indpendennya berjumlah kecil (biasanya kurang dari 20).
2) Fisher exact test digunakan ketika persyaratan analisis chi-square untuk tabel
sialng 2 x 2 tidak terpenuhi.
3) Fungsi Uji Fisher untuk menguji apakah ada perbedaan dua perlakuan yang
mungkin dari dua populasi.
REFERENSI

1. Siegel, Sidney. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu – Ilmu Sosial. 1997. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
2. Basori MY. Statistika Non Parametrik: Uji Fisher. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta
huan Alam. Universitas Negeri Semarang. 2016. Diakses pada : Rabu, 28 Oktober 2020.
Available from: https://www.scribd.com/document/345570714/Uji-Fisher
3. Muvarichin. Hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja subyektif pada penjaga
warnet di kelurahan sekarang. UJPH. 2015; 4(1).
4. Rahmasari DA, Musfirah. Faktor yang berhubungan dengan keluhan kesehatan subjektif
petani akibat penggunaan pestisida di gondosuli, jawa tengah . JNIK. 2020; 3(1).

Anda mungkin juga menyukai