Anda di halaman 1dari 91

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN SEVERITAS KLINIS

PASIEN COVID-19 PADA TIGA RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI

KOTA AMBON TAHUN 2020

SKRIPSI

Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

OLEH :

AGNICE SIMANJUNTAK

NIM. 2017 83 004

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021
HALAMAN PENGESAHAN

i
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Agnice Simanjuntak

NIM : 2017-83-004

Fakultas : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN SEVERITAS KLINIS PASIEN

COVID-19 PADA TIGA RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI KOTA AMBON

TAHUN 2020

Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi orang lain.

Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademis yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Ambon, 10 Agustus 2021

Pembuat pernyataan

Agnice Simanjuntak

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas

kasih dan penyertaan-Nya penulis diberi kemampuan untuk menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul : “Hubungan Jumlah Trombosit dengan

Severitas Klinis Pasien COVID-19 pada Tiga Rumah Sakit Rujukan COVID-19

di Kota Ambon tahun 2020”. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran (S.Ked) di Fakultas

Kedokteran Universitas Pattimura Ambon.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak sedikit tantangan dan hambatan

yang ditemui. Namun, dengan semangat, usaha, serta adanya dukungan doa, bantuan,

dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan segala rasa hormat penulis

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberikan kemampuan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Keluarga tercinta, Papa Antoni Simanjuntak dan Mama Mince Tandungan, Tante

Sriani Tandungan, dan Adik Cicin, yang dengan sepenuh jiwa membantu,

memberikan doa, dukungan, serta kasih sayang kepada penulis.

3. Prof. Dr. M. J. Saptenno, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Pattimura.

iii
4. Dr. dr. Bertha Jean Que, Sp.S, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Pattimura.

5. dr. Indrawanti Kusadhiani, M.Biomed, Sp.PD selaku dosen pembimbing I dan dr.

Vina Z. Latuconsina, Sp.PK selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada

penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6. dr. Jansye Cynthia Pentury, Sp.PD selaku penguji I dan dr. Ingrid Hutagalung,

Sp.PK, M.Kes selaku penguji II yang telah bersedia menguji serta memberikan

masukan dan saran yang sangat bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. dr. Vina Z. Latuconsina, Sp.PK selaku pembimbing akademik yang telah

menyediakan waktu untuk mendidik, membimbing, serta memberikan motivasi

dalam setiap proses perkuliahan hingga selesainya proses penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Wakil Dekan, Staf Dosen, serta seluruh Pegawai di lingkup Fakultas

Kedokteran Universitas Pattimura atas dukungan dan bantuan selama penulis berada

dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Kepala RSUD Dr. M. Haulussy dan seluruh staf, Kepala Rumah Sakit Bayangkara

dan seluruh staf, dan Kepala Rumah Sakit TK.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon

dan seluruh staff.

10. Teman-teman Retina 2017 yang sangat penulis kasihi dan banggakan, yang tidak

dapat ditulis namanya satu-persatu, atas dukungan, kerja sama, motivasi, dan

bantuan kepada penulis sehingga penyusunan skiripsi ini selesai. Semangat teman-

teman! Perjalanan dan perjuangan masih panjang!

iv
11. Teman-teman SUKAGAME (Christian Matatula, Edwin Buranga, Fairuz Hasanusi,

Muh. Nurhidayat Ichsan, Aldy Wajabula, Puput Endah Sagala, Ulfa, Firda Amaliyah

Basyir, Maimuna Latuconsina, Siti Hanna Latarissa, Anisa Abbas, Sitti Royanti

Alwi, Brigita Elsa Kabrahanubun, Suci Mayeza, Chrislavena Shinta Dirks, dan Jihan

Khairunissa), yang telah menemani setiap rangkaian proses perkuliahan sejak

semester awal, tempat belajar dan bertukar pikiran, sekaligus menjadi sahabat-

sahabat yang luar biasa bagi penulis.

12. Christian Matatula, Edwin Buranga, Bill Nanere, dan Mahusein Tuharea, yang selalu

ada dan membantu penulis kapanpun dan dimanapun selama ini.

13. Keluarga Cemara (Firda Amaliyah Basyir, Muh. Nurhidayat Ichsan, Kak

Misbahuddin Toatubun, Kak Zulhaimi Hendrajid, dan Kak Taufik Zuneldi) yang

telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

14. Teman-teman interna (Muh. Nurhidayat Ichsan, Puput Sagala, Suci Mayeza, dan

Fadila Rahman) atas kerjasama dan dukungannya.

15. Teman-teman SS (Ayu Mangosa, Griselda Mustamu, Ayunda Naabi, Henry Young)

atas motivasi serta dukungan selama ini.

16. Teman-teman Skandal (Monica, Denise, Rafi, Dohan, Dafa, Brandon, Yehuda,

Jason) atas dukungannya selama ini.

17. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu namanya, terima

kasih atas bantuannya kepada penulis selama menempuh studi S1 selama ini kiranya

v
Tuhan Yesus Kristus memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan

dan dukungan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna

kesempurnaan skirpsi ini. Semoga, skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Ambon, 10 Agustus 2021

Agnice Simanjuntak

vi
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN SEVERITAS KLINIS PASIEN
COVID-19 PADA TIGA RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI KOTA AMBON
TAHUN 2020

Abstrak

Coronavirus Disease 19 atau COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan Provinsi Hubei,
Cina pada akhir tahun 2019. Penularan virus terjadi begitu cepat mengakibatkan terjadinya
lonjakan kasus. Selain itu, tercatat jumlah kematian akibat COVID-19 juga cukup tinggi. Hal
tersebut mengakibatkan COVID-19 mulai menjadi sorotan masalah kesehatan dunia.
Diketahui bahwa jumlah trombosit yang menurun merupakan salah satu faktor yang dapat
memperberat severitas klinis pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19 pada tiga rumah sakit
rujukan COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020. Manfaat penelitian ini dapat memberikan
gambaran kepada tenaga kesehatan mengenai hubungan jumlah trombosit dengan severitas
klinis pasien COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
metode cross sectional dan sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 103 sampel, sebanyak 51 orang (49,5%) memiliki
severitas klinis tanpa gejala/ringan, 29 orang (28,2%) sedang, dan 23 orang (22,3%) berat
/kritis. Sedangkan, untuk jumlah trombosit, sebanyak 24 orang (23,3%) mengalami
trombositopenia, 60 orang (58,3%) normal, dan 19 orang (18,4%) mengalami trombositosis.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p = <0,001 (p <0,05)
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan severitas
klinis pasien COVID-19.

Kata Kunci: COVID-19, Jumlah Trombosit, Severitas Klinis.

vii
CORRELATION OF THE TROMBOTYS’S NUMBER WITH CLINICAL SEVERITY
OF COVID-19 PATIENTS AT THREE REFERRAL HOSPITALS COVID-19 IN
AMBON CITY 2020

Abstract

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) was first reported in Wuhan, Hubei Province, China at
the end of 2019. The transmission of the virus occurred so quickly resulting in a spike in
cases. In addition, the number of deaths due to COVID-19 is also quite high. This has
resulted in COVID-19 starting to become the focus of world health problems. It is known that
a decreased platelet count is one of the factors that can aggravate the clinical severity of
COVID-19 patients. This study aims to determine the relationship between platelet counts
and clinical severity of COVID-19 patients at three COVID-19 referral hospitals in Ambon
City in 2020. The benefits of this study can provide an overview to health workers regarding
the relationship between platelet counts and clinical severity of COVID-19 patients. This
research is an observational analytic study with cross sectional method and samples were
taken using total sampling technique. The data obtained were analyzed using the Statistical
Package for the Social Science (SPSS). The results showed that from 103 samples, 51 people
(49.5%) had asymptomatic/mild clinical severity, 29 people (28.2%) moderate, and 23 people
(22.3%) severe/critical. Meanwhile, for the platelet count, 24 people (23.3%) had
thrombocytopenia, 60 people (58.3%) were normal, and 19 people (18.4%) had
thrombocytosis. The results of the bivariate analysis using the chi-square test obtained a p
value = 0,001 (p <0,05) which means that there is a significant relationship between the
platelet count and the clinical severity of COVID-19 patients.

Keywords: COVID-19, Platelet Count, Clinical Severity.

viii
DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

I.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 4

I.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 5

ix
I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

I.4.1 Manfaat Praktis ................................................................................. 5

I.4.2 Manfaat Teoritis ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ................................................ 7

II.1.1 Defenisi Kasus ................................................................................ 7

II.1.2 Epidemiologi COVID-19 ................................................................ 10

II.1.3 Etiologi COVID-19 ......................................................................... 12

II.1.4 Patogenesis COVID-19 ................................................................... 13

II.1.5 Manifestasi Klinis COVID-19 Berdasarkan Derajat Severitas ....... 14

II.1.6 Diagnosis COVID-19 ...................................................................... 16

II.1.7 Diagnosis Banding COVID-19 ....................................................... 18

II.1.8 Pengobatan COVID-19.................................................................... 19

II.2 Trombosit .................................................................................................. 29

II.3 Hubungan Gambaran Trombosit dengan Severitas Klinis COVID-19 ..... 30

II.4 Kerangka Teori.......................................................................................... 32

II.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 34

x
III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 34

III.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 34

III.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 34

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 35

III.3.1 Populasi Penelitian ......................................................................... 35

III.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 35

III.4 Kriteria Subjek Penelitian ........................................................................ 35

III.4.1 Kriteria Inklusi ............................................................................... 35

III.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................ 36

III.5 Variabel Penelitian ................................................................................... 36

III.5.1 Variabel Terikat ............................................................................. 36

III.5.2 Variabel Bebas ............................................................................... 36

III.6 Kerangka Konsep ..................................................................................... 37

III.7 Defenisi Operasional ............................................................................... 37

III.8 Instrumen Penelitian ................................................................................ 38

III.9 Pengumpulan Data ................................................................................... 38

III.10 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 39

III.10.1 Pengolahan Data .......................................................................... 39

III.10.2 Analisis Data ................................................................................ 40

xi
III.11 Alur Penelitian ....................................................................................... 41

III.12 Etika Penelitian ...................................................................................... 42

III.12.1 Confidentiality (Kerahasiaan) ................................................... 42

III.12.2 Anonymity (Tanpa Nama) ........................................................ 42

III.13 Jadwal Penelitian ................................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 44

IV.1.1 RSUD Dr. M. Haulussy............................................................... 44

IV.1.2 Rumah Sakit Bhayangkara .......................................................... 45

IV.1.3 Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon ................ 46

IV. 2 Deskripsi Umum Subjek Penelitian ........................................................ 47

IV. 3 Hasil Penelitian ....................................................................................... 48

IV.3.1 Hasil Analisis Univariat .............................................................. 48

IV.3.2 Hasil Analisis Bivariat ................................................................ 50

IV. 4 Pembahasan ............................................................................................ 51

IV.4.1 Prevalensi Pasien COVID-19 berdasarkan Severitas Klinis ....... 51

IV.4.2 Gambaran Jumlah Trombosit Pasien COVID-19 ....................... 52

IV.4.3 Hubungan Jumlah Trombosit dengan Severitas Klinis Pasien


COVID-19 .................................................................................... 53

IV. 5 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 54

xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 Kesimpulan .............................................................................................. 55

V. 2 Saran ........................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Defenisi Operasional ......................................................................... 37

3.13 Jadwal Penelitian ............................................................................... 43

4.1 Prevalensi Pasien COVID-19 berdasarkan Severitas Klinis ............. 48

4.2 Gambaran Jumlah Trombosit Pasien COVID-19 ............................. 49

4.3 Hubungan Jumlah Trombosit dengan Severitas Klinis Pasien COVID-


19 ....................................................................................................... 50

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Peta Sebaran Kasus COVID-19 di Dunia ..................................... 10

2.2 Akumulasi Data Jumlah Kasus COVID-19 di Indonesia .............. 11

2.3 Struktur Coronavirus .................................................................... 12

2.4 Kerangka Teori .............................................................................. 32

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 37

3.2 Alur Penelitian .............................................................................. 41

xv
DAFTAR SINGKATAN

ACE : Angiotensin Converting Enzyme

APD : Alat Pelindung Diri

ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome

COVID-19 : Corona Virus Disease-19

FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

MERS : Middle-East Respiratory Syndrome

RT-PCR : Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SPA : Spesimen Saluran Pernapasan Atas

SPB : Spesimen Saluran Pernapasan Bawah

TAAN : Tes Amplifikasi Asam Nukleat

WHO : World Health Organization

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik ........................................................ 62

2. Tabel Data Entry ....................................................................................... 63

3. Hasil Analisis Univariat ........................................................................... 66

4. Hasil Uji Chi-square ................................................................................. 67

xvii
67

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina terjadi

lonjakan kasus pneumonia yang belum diketahui penyebabnya. 1 World Health

Organization (WHO) dengan resmi memberi nama kasus ini sebagai Corona Virus

Disease 2019 atau yang disingkat menjadi COVID-19. Sejak laporan pertama di

Wuhan, agen penyebab sindrom pernapasan akut parah yakni COVID-19, telah

menyebar dengan cepat secara global dalam hitungan bulan. Tingkat penularan yang

mengkhawatirkan, membuat WHO secara resmi menyatakan situasi tersebut sebagai

pandemi.2 Pandemi yang berlangsung terus membebani sumber daya suatu negara,

dan diperkirakan bahwa angka mortalitas serta morbiditas akan terus meningkat,

dengan meningkatnya penyebaran diantara negara-negara.3,4

Laporan WHO,2 per tanggal 04 November 2020, didapatkan 47.362.304 total

kasus konfirmasi COVID-19 di seluruh dunia dengan 1.211.986 kematian. Wilayah

Amerika memiliki total kasus terkonfirmasi terbanyak, yaitu 20.862.392 kasus.

Selanjutnya wilayah Eropa dengan total 11.830.542 kasus, wilayah Asia Tenggara

dengan total 9.408.048 kasus, wilayah Mediterania Timur dengan total 3.177.903

kasus, wilayah Afrika dengan total 1.335.516 kasus, dan wilayah Pasifik Barat

dengan total 747.162 kasus (World Health Organization, 2020).2

1
2

Amerika Serikat menjadi negara dengan total kasus kumulatif terbanyak, yaitu

9.193.765 kasus. Kemudian disusul oleh Negara India dengan total kasus kumulatif

sebanyak 8.313.876 kasus, dan di peringkat ketiga ialah Negara Brazil dengan total

kasus kumulatif sebanyak 5.554.206 kasus.2 Di Indonesia sendiri, kasus konfirmasi

COVID-19 masih terus bertambah. Berdasarkan laporan Kemenkes RI, per tanggal

31 Desember 2020 terdapat 751.270 total kasus konfirmasi dengan total 22.329

kematian.5 Di Maluku sendiri, per tanggal 31 Desember 2020, tercatat ada

5.754 jumlah kasus terkonfirmasi positif, dimana 4.507 orang telah sembuh, 1.168

orang masih dalam perawatan, dan 79 orang meninggal.6

Gejala paling umum yang dialami pasien COVID-19 adalah malaise, batuk

kering, dan demam tinggi.7 Baru-baru ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan

Penyakit Amerika Serikat memperluas gejala target COVID-19 termasuk menggigil,

nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan hilangnya penciuman.8

Berdasarkan tingkat severitas klinis, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa

gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis.9 Kondisi kesehatan yang buruk, seperti lanjut

usia, diabetes, obesitas, dan hipertensi diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk

perjalanan penyakit yang parah.10 Tingkat severitas klinis pasien COVID-19 berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Bukan hanya berbeda dari segi gejala, melainkan

juga terdapat perbedaan pada parameter laboratoriumnya.9,11

Perubahan hematologi umunya juga terjadi pada pasien COVID-19, meliputi

salah satunya adalah perubahan jumlah trombosit. Lippi et al11 pada penelitiannya

tahun 2020 di China mengemukakan bahwa terdapat perbedaan jumlah trombosit


3

pada pasien COVID-19 yang ringan dan berat. Penurunan atau perubahan yang

terjadi berjalan lurus dengan tingkat keparahan pasien. 11 Hasil yang sama didapatkan

pada penelitian yang dilakukan oleh Zheng Y et al,12 dimana mereka mendapatkan

bahwa hitung darah lengkap menunjukkan jumlah trombosit menurun secara

signifikan pada pasien COVID-19 berat.12

Melihat maraknya kasus COVID-19 dewasa ini, serta jumlah kasus kematian

yang terus meningkat, maka peneliti merasa penting untuk dilakukan penelitian

sejenis di Indonesia, khususnya Ambon, Maluku sebagai tolak ukur yang dapat

digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memonitor keparahan pasien. Peneliti ingin

melakukan penelitian mengenai apakah ada hubungan antara jumlah trombosit

dengan severitas klinis pasien COVID-19 di daerah peneliti (Kota Ambon, Maluku).

Di Maluku, khususnya di Kota Ambon, RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit

Bayangkara, dan Rumah Sakit TK.II Prof. dr. J. A. Latumeten, telah menjadi rumah

sakit rujukan sejak awal COVID-19 terdeteksi di Maluku hingga sekarang, serta

sebagian besar pasien COVID-19 dengan severitas yang berat berada pada ketiga

rumah sakit tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada

ketiga rumah sakit tersebut.


4

I.2 Rumusan Masalah

Corona Virus Disease 2019 di tahun 2020 merupakan masalah kesehatan yang

serius dengan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif dan kasus kematian

yang terus meningkat setiap harinya. Maka dari itu, perlu dilakukan monitoring untuk

memantau kondisi pasien, salah satunya dari parameter laboratorium pasien tersebut.

Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa terjadi perubahan pada salah satu

parameter laboratorium pasien COVID-19 yakni jumlah trombosit, dimana perubahan

tersebut mempengaruhi severitas klinis pasien. Sejauh pencarian yang dilakukan

peneliti, penelitian dengan judul serupa masih sulit ditemukan di Indonesia,

khususnya di Kota Ambon, Maluku. Berangkat dari latar belakang masalah ini,

peneliti ingin mengetahui hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien

COVID-19 pada tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Ambon Tahun 2020,

yang dalam hal ini sampel penelitian diambil dari data yang ada pada RSUD Dr. M.

Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.

Latumeten Ambon.

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah

trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy,


5

Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon

tahun 2020.

I.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prevalensi pasien COVID-19 berdasarkan severitas klinis

di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit

Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon.

2. Untuk mengetahui gambaran jumlah trombosit pasien COVID-19 di RSUD

Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr.

J. A. Latumeten Ambon.

3. Untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien

COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan

Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon tahun 2020.

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber

informasi serta bacaan mengenai hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis

pasien COVID-19.

I.4.2 Manfaat Teoritis

1. Manfaat bagi Ilmu Kedokteran dan Dinas Kesehatan


6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan

jumlah trombosit pasien COVID-19 dengan severitasnya sehingga dapat

membantu dalam melakukan monitoring keparahan maupun prognosis.

2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

kepustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura.

3. Manfaat bagi Peneliti

- Sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan kemampuan dalam

bidang penelitian.

- Sebagai syarat untuk menyelesaikan tahap pendidikan kedokteran.


67

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

II.1.1 Definisi Kasus

Definisi operasional kasus COVID-19 terdiri dari kasus suspek, kasus

probable, kasus konfirmasi, dan kontak erat. 9

1. Kasus Suspek

1) Apabila seseorang memenuhi salah satu dari kriteria klinis dan salah satu

dari kriteria epidemiologis

A. Kriteria Klinis :

a. Demam akut (≥ 38ᴼC) atau riwayat demam dan batuk

b. Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: batuk, demam atau riwayat

demam, kelelahan (fatigue), sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan,

pilek atau hidung tersumbat, sesak nafas, anoreksia/mual/muntah, diare,

penurunan kesadaran9

B. Kriteria Epidemiologis :

a. Seseorang yang punya riwayat tinggal atau bekerja di tempat berisiko

tinggi penularan dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

b. Seseorang yang punya riwayat tinggal atau bepergian di Negara atau

wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal dalam 14 hari terakhir

sebelum timbul gejala

7
8

c. Seseorang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan

pelayanan medis, dan non-medis, serta petugas yang melaksanakan

kegiatan investigasi, pemantauan kasus dan kontak dalam 14 hari terakhir

sebelum timbul gejala

2) Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berat

3) Seseorang yang asimtomatik (tidak memiliki gejala) yang tidak memenuhi

kriteria epidemiologis, tetapi hasil rapid antigen SARSCoV-2 positif

2. Kasus Probable

Ialah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut :

1) Seseorang yang memenuhi kriteria klinis dan memiliki riwayat kontak erat

dengan kasus probable; atau terkonfirmasi; atau berkaitan dengan cluster

COVID-19

2) Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19

3) Seseorang dengan gejala akut anosmia (hilangnya kemampuan indra

penciuman) atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) dengan

tidak ada penyebab lain yang dapat diidentifikasi

4) Orang dewasa yang meninggal dengan distres pernapasan dan memiliki

riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau

berkaitan dengan cluster COVID-19

3. Kasus Konfirmasi

Ialah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 dengan kriteria

dibawah ini :
9

1) Seseorang yang memiliki hasil RT-PCR positif

2) Seseorang yang memiliki hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan

memenuhi kriteria definisi kasus suspek atau kasus probable

3) Seseorang yang asimtomatik dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2

positif dan memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau

terkonfirmasi

Kasus Konfirmasi terbagi atas 2 :

1) Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)

2) Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat

Ialah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau

konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:

1) Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus

konfirmasi dalam radius satu meter dan dalam jangka waktu limabelas

menit atau lebih.

2) Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti

bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).

3) Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable

atau kasus konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.


10

4) Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan

penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi

setempat.9

II.1.2 Epidemiologi COVID-19

Per tanggal 28 November 2020, WHO melaporkan bahwa kasus baru

konfirmasi COVID-19 seluruh dunia mencapai 747,082 kasus, sehingga total kasus

konfirmasi telah mencapai 61.299.371 kasus dengan angka kematian mencapai

1.439.784 jiwa.13

Wilayah Amerika menduduki peringkat pertama dengan total kasus konfirmasi

terbanyak sekitar 25.958.213 kasus, diikuti oleh Wilayah Eropa dengan total kasus

konfirmasi sebanyak 18.283.476 kasus. Penyumbang total kasus konfirmasi

terbanyak yang berada di posisi ketiga ialah Wilayah Asia Tenggara yakni sebanyak

10.688.202 kasus, dan negara lain di Wilayah Afrika dan negara bagian Western

Pacific sebagai penyumbang angka terkecil kasus konfirmasi COVID-19.13


11

Gambar 2.1: Peta persebaran kasus COVID-19 di seluruh dunia per tanggal 28 November 202013
[WHO. Diakses pada 29 November 2020. Tersedia pada: https://covid19.who.int]

Di Indonesia sendiri, kasus konfirmasi COVID-19 terus meningkat setiap

harinya. Tercatat per tanggal 31 Desember 2020, terdapat 751.270 total kasus

konfirmasi, 617.936 kesembuhan, dan 22.329 total kematian.5

Gambar 2.2: Diagram akumulasi data jumlah kasus COVID-19 di Indonesia per tanggal 31 Desember
20205
[SATGAS COVID-19 Indonesia. Diakses pada 31 Desember 2020. Tersedia pada:
https://covid19.go.id/peta-sebaran]
12

II.1.3 Etiologi COVID-19

Gambar 2.3: Struktur Coronavirus14


[Shereen, et al. (2020) Journal of Advanced Research 24]

Penyebab dari penyakit COVID-19 adalah Virus Corona. Diberi nama

Corona, karena memiliki morfologi seperti mahkota, yang terdiri dari empat protein

struktural yang dikenal sebagai glikoprotein spike (S), envelope (E), membran (M),

dan nukleokapsid (N). Virus corona memiliki empat subfamili termasuk alfa, beta,

gamma, dan delta. Coronavirus alfa dan beta berasal dari mamalia, sedangkan

coronavirus gamma dan delta telah diidentifikasi pada babi dan burung.

Betacoronavirus juga disebut kelelawar-coronavirus. Penyebaran COVID-19 dapat

melalui droplet ketika seseorang berbicara, batuk dan bersin atau bahkan secara

aerosols ketika seseorang bernapas.15,16,17


13

II.1.4 Patogenesis COVID-19

Patogenesis COVID-19 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak

jauh berbeda dengan SARS-CoV yang sudah lebih dulu diketahui. 18 Pada manusia,

SARS-CoV-2 dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring,

kemudian memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Selanjutnya, virus akan

menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin Converting Enzyme 2

(ACE 2), seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal.19

Dengan bantuan protein S spike, virus dapat masuk ke dalam sel target.

Masuknya virus bergantung pada kemampuan virus untuk berikatan dengan ACE 2,

dimana ACE 2 merupakan reseptor membran ekstraselular yang diekspresikan pada

sel epitel.20,21,22 Di dalam sel, virus akan melakukan duplikasi materi genetik dan

mensintesis protein-protein yang dibutuhkan, kemudian membentuk virus baru yang

muncul di permukaan sel.23,24 Selanjutnya, virus mulai menyebar melalui aliran darah,

terutama menuju ke organ yang mengekspresikan ACE 2 sehingga mulai timbul

gejala.19

Infeksi dari virus mampu memproduksi reaksi imun yang berlebihan pada inang

sehingga disebut dengan badai sitokin. Badai sitokin merupakan peristiwa reaksi

inflamasi berlebihan dimana terjadi produksi sitokin yang cepat dan dalam jumlah

yang banyak sebagai respon dari suatu infeksi. Lonjakan sitokin proinflamasi yang
14

cepat ini memicu terjadinya infiltrasi inflamasi oleh jaringan paru yang menyebabkan

kerusakan paru pada bagian epitel dan endotel. Kerusakan ini dapat berakibat pada

terjadinya kegagalan multi organ.19,22

II.1.5 Manifestasi Klinis COVID-19 Berdasarkan Derajat Severitas

Berdasarkan derajat severitas, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala,

ringan, sedang, berat dan kritis.9

1. Tanpa gejala

Tanpa gejala merupakan kondisi paling ringan, dimana tidak ditemukan gejala

pada pasien.

2. Ringan

Pasien dengan gejala tanpa adanya bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.

Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,

mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti

hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang pembau (anosmia) atau

hilang perasa (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga

sering dilaporkan. Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

seperti fatigue, penurunan kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu

makan, delirium, dan tidak ada demam.

3. Sedang
15

Apabila terjadi pada pasien remaja atau dewasa, maka akan terdapat tanda

klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda

pneumonia berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan.

Apabila terjadi pada anak-anak maka tandanya ialah tanda klinis pneumonia

tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat dan atau tarikan dinding

dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat.

Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan,

≥50x/menit; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun, ≥30x/menit.

4. Berat

Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia

(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari : frekuensi napas > 30

x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.

Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau

kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:

a. Sianosis sentral atau SpO2<93%

b. Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding

dada yang sangat berat)

c. Tanda bahaya umum seperti ketidakmampuan menyusui atau minum,

letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang

d. Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan, ≥60x/menit;

usia 2-11 bulan, ≥50x/menit; usia 1-5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun,

≥30x/menit.
16

5. Kritis

Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok

sepsis.9

II.1.6 Diagnosis COVID-19

A) Jenis spesimen yang digunakan untuk tes diagnostik COVID-19 berdasarkan

pedoman tes diagnostik WHO tahun 202025

1. Spesimen Saluran Pernapasan

a. Spesimen Saluran Pernapasan Atas (SPA)

Spesimen SPA terdiri atas swab nasofaring (pada rongga hidung ) dan

swab orofaring (pada rongga mulut).25

b. Spesimen Saluran Pernapasan Bawah (SPB)

Spesimen SPB terdiri atas sputum spontan., bronchoalveolar lavage,

tracheal aspirate.25

2. Spesimen Fekal

Diambil setelah minggu kedua setelah munculnya gejala. Spesimen fekal

dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai spesimen pada Tes

Amplifikasi Asam Nukleat (TAAN) jika pesimen SPA dan SPB memberikan

hasil negatif tetapi masih ada dugaan klinis akan infeksi COVID-19.25

3. Spesimen Postmortem

Jika orang yang bersangkutan telah meninggal, pertimbangkan usapan

post-mortem, biopsi jarum, atau spesimen jaringan dari autopsi, termasuk


17

jaringan paru-paru untuk dilakukan tes patologis dan mikrobiologis lebih

lanjut.25

4. Spesimen Serum untuk Serologi

Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi. Pengambilan

serum pertama dilakukan di minggu pertama penyakit, dan pengambilan

yang kedua dikumpulkan 2-3 minggu kemudian.26 Apabila sudah

terkonfirmasi, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap pasien tersebut,

diantaranya berupa pemeriksaan laboratorium, seperti hematologi,

contohnya pemeriksaan darah lengkap, dan lain sebagainya.27

B) Jenis-jenis tes diagnostik COVID-19

1. Tes Amplifikasi Asam Nukleat (TAAN)

Ini merupakan salah satu jenis tes dengan metode deteksi molekuler seperti

(Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) RT-PCR, dimana RT-

PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan

material genetik dari sel, bakteri, atau virus.  Proses awal teknik RT-PCR

ini dilakukan dengan mengonversi RNA yang ditemukan di sampel

menjadi cDNA (complementary DNA). Proses ini dilakukan dengan

menggunakan enzim reverse transcriptase. Tahap selanjutnya adalah

mengubah cDNA untai tunggal menjadi DNA untai ganda menggunakan

enzim DNA polimerase. Setelah itu, barulah alat PCR akan melakukan
18

amplifikasi atau perbanyakan materi genetik ini sehingga bisa

terdeteksi.25,28

2. Tes Diagnostik Cepat berdasarkan Deteksi Antigen

Tes diagnostik cepat ini dapat mendeteksi keberadaan protein dari antigen

(virus COVID-19) yang terdapat di dalam spesimen saluran pernapasan.25

3. Tes Antibody

Tes ini berguna untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh

seseorang yang tengah terinfeksi COVID-19, berupa nilai kadar IgG dan

IgM.25

II.1.7 Diagnosis Banding COVID-19

1. Pneumonia Bacterial
Gejala umum yang muncul diantaranya batuk, batuk berdahak, atau
memberat seperti muncul dahak purulen, dahak berdarah, dengan atau
tanpa adanya nyeri dada. Pada umumnya tidak bersifat infeksius, dan
bukan penyakit infeksius.29
2. SARS/MERS
Jenis virus baru ini memiliki kemiripan dengan virus SARS dan MERS.
Akan tetapi, analisis genetik menunjukkan serupa tetapi tidak sama. Virus
jenis baru ini sudah mengalami evolusi.29
3. Demam Berdarah
Pada tempat-tempat endemik, infeksi arbovirus (misal : demam berdarah)
juga perlu dipertimbangkan dalam diagnosis banding penyakit demam
yang belum ditentukan sebabnya, terutama jika ada trombositopenia.30
19

II.1.8 Pengobatan COVID-19

Berdasarkan Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 3 tahun 2020,

pengobatan pasien COVID-19 adalah sebagai berikut:9,31

1. Tanpa Gejala

1) Isolasi dan Pemantauan

A. Pasien melakukan isolasi mandiri baik di rumah pasien atau pada fasilitas

yang telah disiapkan oleh pemerintah selama 10 hari setelah terdiagnosis

atau terkonfirmasi.

B. Pasien terpantau oleh petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) melalui telfon.

C. Pasien melakukan kontrol di FKTP terdekat setelah melakukan isolasi

mandiri selama 10 hari untuk pemantauan klinis.

2) Non-Farmakologis

A. Pasien :

a. Selalu menggunakan masker ketika keluar kamar atau saat berinteraksi

dengan orang lain (termasuk anggota keluarga).


20

b. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir dan sabun, atau

menggunakan hand sanitizer.

c. Physical distancing (jaga jarak) dengan keluarga atau orang-orang

sehat, termasuk dengan memisahkan ruang tidur.

d. Menerapkan etika batuk.

e. Mencuci alat makan dengan menggunakan air/sabun segera setelah

digunakan.

f. Berjemur di bawah sinar matahari minimal 10-15 menit sehari, bisa

pada pagi hari sebelum pukul sembilan, ataupun sore hari setelah

pukul tiga.

g. Tempat pakaian kotor pasien sebaiknya terpisah dari tempat pakaian

kotor keluarga, dan segera dicuci.

h. Mengukur serta mencatat suhu tubuh 2x sehari.

i. Memberitahukan FKTP sesegera mungkin jika ada orang disekeliling

yang mengalami peningkatan suhu >38ᴼC

B. Lingkungan atau kamar :

a. Memperhatikan ventilasi udara, sirkulasi udara, dan cahaya dalam

ruangan.

b. Membuka jendela kamar secara berkala.

c. Menggunakan APD (minimal masker dan bila ada, gunakan sarung

tangan jika memungkinkan) ketika membersihkan kamar.


21

d. Mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan air mengalir

dan sabun atau hand sanitizer.

e. Lakukan sterilisasi kamar setiap hari baik dengan menggunakan air

sabun atau bahan desinfektan lain.

C. Keluarga :

a. Anggota keluarga yang melakukan kontak erat dengan pasien

terkonfirmasi, segera memeriksakan diri pada FKTP/ rumah sakit

terdekat.

b. Anggota keluarga harus selalu menggunakan masker.

c. Menjaga jarak sejauh mungkin, minimal satu meter dari pasien.

d. Selalu mencuci tangan.

e. Tidak menyentuh daerah wajah jika tangan dianggap belum bersih.

f. Rajin membuka jendela rumah, agar terjadi pertukaran sirkulasi udara.

g. Lakukan sterilisasi dengan air sabun atau bahan desinfektan lainnya

pada bagian-bagian rumah yang paling sering disentuh seperti gagang

pintu, pegangan tangga, dan lain sebagainya.

3) Farmakologis

A. Pasien dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin

dikonsumsi akibat penyakit komorbid atau penyakit penyerta.

B. Vitamin C selama empat belas hari dengan pilihan :


22

b. Tablet vitamin C non-acidic dengan dosis 500mg tiap 6-8 jam selama

14 hari

c. Tablet isap 500mg tiap 12 jam selama tiga puluh hari.

d. Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam selama

tiga puluh hari

e. Multivitamin lainnya yang mengandung vitamin C, B, E, dan Zink

C. Vitamin D

D. Obat-obatan pendukung baik herbal atau obat modern yang telah

tersertifikasi oleh BPOM.

E. Obat-obatan yang bersifat antioksidan.

2. Derajat Ringan

1) Isolasi dan Pemantauan

A. Isolasi mandiri baik di rumah pasien atau pada fasilitas karantina yang

telah disipakan oleh pemerintah selama maksimal 10 hari sejak

munculnya gejala, ditambah 3 hari bebas gejala demam dan gangguan

pernapasan.

B. Pasien harus selalu terpantau oleh petugas Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP).

C. Pasien melakukan kontrol FKTP terdekat setelah melewati masa isolasi

mandiri.

2) Non-Farmakologis

A. Pasien:
23

a. Selalu menggunakan masker ketika keluar dari lokasi isolasi mandiri

atau saat berinteraksi dengan orang lain.

b. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir dan sabun, atau

menggunakan hand sanitizer.

c. Jaga jarak dengan keluarga atau orang-orang sehat, termasuk dengan

memisahkan ruang tidur.

d. Menerapkan etika batuk.

e. Mencuci alat makan dengan menggunakan air/sabun sesaat setelah

digunakan.

f. Berjemur di bawah sinar matahari minimal 10-15 menit sehari pada

pagi hari sebelum pukul sembilan, dan sore hari setelah pukul tiga

sore.

g. Mencuci pakaian secara terpisah sesaat setelah digunakan.

h. Mengukur serta mencatat suhu tubuh 2x sehari.

i. Memberitahukan FKTP sesegera mungkin jika ada orang disekeliling

yang mengalami peningkatan suhu >38ᴼC

B. Lingkungan atau kamar :

a. Memperhatikan ventilasi udara, sirkulasi udara, dan cahaya dalam

ruangan.

b. Membuka jendela kamar secara berkala.

c. Menggunakan APD (minimal masker dan bila ada, gunakan sarung

tangan jika memungkinkan) ketika membersihkan kamar.


24

d. Mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan air mengalir

dan sabun atau hand sanitizer.

e. Lakukan sterilisasi kamar setiap hari baik dengan menggunakan air

sabun atau bahan desinfektan lain.

C. Keluarga :

a. Anggota keluarga yang melakukan kontak erat dengan pasien

terkonfirmasi, segera memeriksakan diri pada FKTP/ rumah sakit

terdekat.

b. Anggota keluarga harus selalu menggunakan masker.

c. Menjaga jarak sejauh mungkin, minimal satu meter dari pasien.

d. Selalu mencuci tangan.

e. Tidak menyentuh daerah wajah jika tangan dianggap belum bersih.

f. Rajin membuka jendela rumah, agar terjadi pertukaran sirkulasi udara.

g. Lakukan sterilisasi dengan air sabun atau bahan desinfektan lainnya

pada bagian-bagian rumah yang paling sering disentuh seperti gagang

pintu, pegangan tangga, dan lain sebagainya.

3) Farmakologis

A. Pasien dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin

dikonsumsi akibat penyakit komorbid atau penyakit penyerta.

B. Vitamin C selama empat belas hari dengan pilihan :

a. Tablet vitamin C non-acidic dengan dosis 500mg tiap 6-8 jam selama

14 hari
25

b. Tablet isap 500mg tiap 12 jam selama tiga puluh hari.

c. Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam selama

tiga puluh hari

d. Multivitamin lainnya yang mengandung vitamin C, B, E, dan Zink

C. Vitamin D

D. Azitromisin 1x500mg per hari selama 5 hari

E. Salah satu dari antivirus berikut:

a. Oseltamivir 75mg/12 jam/oral selama 5-7 hari

b. Favipiravir (sediaan 200mg) loading dose 1600mg/12jam/oral hari

pertama, dan selanjutnya 2x600mg hari kedua sampai kelima.

F. Klorokuin fosfat 500mg/12 jam/oral selama 5-7 hari atau

Hidroksiklorokuin 400mg/24jam/oral selama 5-7 hari.

G. Pengobatan simptomatis.

H. Obat-obatan pendukung baik herbal atau obat modern yang telah

tersertifikasi oleh BPOM.

I. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.

3. Derajat Sedang

1) Isolasi dan Pemantauan

A. Rujuk ke ruang perawatan COVID-19 di Rumah Sakit atau ke Rumah

Sakit Darurat COVID-19

B. Isolasi di ruang perawatan COVID-19 pada Rumah Sakit atau ke Rumah

Sakit Darurat COVID-19


26

2) Non-Farmakologis

A. Istirahat total, beri asupan kalori yang adekuat, selalu kontrol elektrolit,

status dehidrasi dan beri terapi cairan, berikan oksigen

B. Pemantauan laboratorium darah perifer lengkap, dengan hitung jenis, dan

bila memungkinkan lakukan tambahan pemeriksaan CRP, fungsi ginjal,

fungsi hati, dan foto thorax.

3) Farmakologis

A. Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam

diberikan secara drips Intravena (IV) selama perawatan.

B. Terapi farmakologisnya adalah sebagai berikut :

a. Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral selama 5-7 hari, atau

sebagai alternative, Levofloksasin 750 mg/24 jam per iv atau per oral

dapat diberikan 5-7 hari apabila curiga ada infeksi bakteri.

b. Ditambah dengan salah satu antivirus, yaitu: Favipiravir (Avigan

sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral untuk hari

pertama dan selanjutnya 2 x 600 mg untuk hari kedua sampai kelima),

atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari pertama) dilanjutkan 1x100 mg

IV (hari kedua sampai kelima).

C. Pengobatan simptomatis.

D. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.


27

4. Derajat Berat/Kritis

1) Isolasi dan Pemantauan

A. Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan atau rawat secara kohorting.

B. Pengambilan swab untuk PCR.

2) Non-farmakologis

A. Istirahat total, beri asupan kalori yang adekuat, selalu kontrol elektrolit,

status hidrasi (terapi cairan), dan berikan oksigen.

B. Pemantauan laboratorium Darah Perifer Lengkap dengan hitung jenis,

dan lakukan tambahan pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP), fungsi

ginjal, fungsi hati, hemostasis, Lactate Dehydrogenase (LDH), dan D-

dimer bila memungkinkan.

C. Pemeriksaan foto thorax bila diperlukan.

D. Monitor tanda-tanda sebagai berikut:

a. Takipnea, frekuenasi napas 30x/menit.

b. SpO2 dengan pulse oximetry ≤93%

c. PaO2/FiO2 ≤300mmHg .

d. Peningkatan >50% area paru pada foto thorax 24-48 jam

e. Limfopenia progresif

f. Peningkatan CRP progresif

g. Asidosis laktat progresif

E. Monitor keadaan kritis


28

a. Gagal napas sehingga membutuhkan penggunaan ventilasi mekanik,

keadaan syok atau kegagalan multiorgan sehingga harus dirawat di

ICU.

b. Pada keadaan gagal napas yang disertai dengan ARDS, pertimbangkan

untuk menggunakan ventilator mekanik.

F. Terapi oksigen

3) Farmakologis

A. Vitamin C 200-400mg/8jam dalam 100cc NaCl fisiologis yang

dihabiskan dalam 1 jam diberikan secara drip intravena (IV) selama

perawatan.

B. Vitamin B1 1 ampul/24jam/IV

C. Vitamin D

D. Azitromisin 500mg/24jam/IV atau oral untuk 5-7 hari, atau alternative

lain yang dapat digunakan yakni Levofloksasin jika ada kecurigaan

infeksi bakteri, dosisnya 750mg/24jam/IV atau oral untuk 5-7 hari.

E. Bila ada kondisi sepsis, perlu melakukan pemeriksaan kultur darah.

F. Antivirus:

a. Favipiravir (Avigan sediaan 200mg) loading dose 1600mg/12 jam/oral

untuk hari pertama dan selanjutnya 600mg/12jam/oral untuk hari

kedua hingga hari kelima.

b. Atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari pertama) dilanjutkan 1x100 mg

IV drip (hari kedua sampai kelima atau hari kedua sampai sepuluh).
29

G. Deksametason 6mg/24jam/oral selama 10 hari atau kortikosteroid lain

yang setara dengan hidrokortison.

H. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.

II.2 Trombosit

Trombosit adalah salah satu sel darah yang berfungsi dalam proses

pembekuan darah. Trombosit merupakan sel yang berperan penting ketika terjadi luka

atau kebocoran pada pembuluh darah. Jumlah trombosit normal dalam tubuh orang

dewasa normal adalah 150.000 - 400.000 trombosit per mikroliter darah.

Keadaan dimana seseorang memiliki jumlah trombosit dibawah 150.000 atau

kurang dari normal disebut trombositopenia, sedangkan jika jumlah trombosit lebih

tinggi dari 400.000 disebut trombositosis. Masa hidup trombosit hanya berlangsung

sekitar 5–9 hari di dalam darah. Trombosit yang tua dan rusak akan dikeluarkan dari

aliran darah oleh organ limpa, kemudian digantikan oleh trombosit baru.32

Trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang dalam bentuk yang lebih besar

yang disebut dengan megakariosit (sel dengan inti yang besar), kemudian mengalami
30

pematangan menjadi trombosit yang tidak memiliki inti sel lagi dan beredar di

peredaran darah. Masa hidup trombosit dalam peredaran darah kurang lebih 10 hari.33

Fungsi utama trombosit ialah berperan dalam proses pembekuan darah. Bila

terdapat luka, trombosit akan berkumpul karena adanya rangsangan kolagen yang

terbuka sehingga trombosit akan menuju ke tempat luka kemudian memicu pembuluh

darah untuk mengkerut (supaya tidak banyak darah yang keluar) dan memicu

pembentukan benang-benang pembekuan darah yang disebut dengan benang-benang

fibrin. Benang-benang fibrin tersebut akan membentuk formasi seperti jaring-jaring

yang akan menutupi daerah luka sehingga menghentikan perdarahan aktif yang

terjadi pada luka. Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai peran dalam

melawan infeksi virus dan bakteri dengan memakan virus dan bakteri yang masuk

dalam tubuh kemudian dengan bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya

menghancurkan virus dan bakteri di dalam trombosit tersebut.33

II.3 Hubungan Gambaran Trombosit dengan Severitas Klinis COVID-19

Trombosit dikaitkan dengan infeksi virus, dimana beberapa penelitian

menunjukkan bahwa jumlah trombosit mengalami penurunan pada infeksi virus,

termasuk juga pada infeksi virus corona. Penurunan jumlah trombosit yang terjadi,

berbanding lurus dengan tingkat keparahan pasien tersebut.32-35

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, terdapat beberapa penyebab

penurunan jumlah trombosit pada pasien COVID-19. Salah satu mekanisme yang
31

terjadi adalah infeksi virus corona dapat menimbulkan badai sitokin, sehingga akan

terjadi destruksi sel progenitor bone marrow. Hal tersebut dapat menurunkan

produksi trombosit yang berujung pada keadaan trombositopenia. Selain itu, virus

corona juga dapat secara langsung menginfeksi sel stroma bone marrow, sehingga

mengakibatkan penghambatan hematopietik dan pertumbuhan bone marrow, yang

juga berujung pada trombositopenia.34,35

Penyebab berikutnya adalah infeksi virus corona dapat meningkatkan kompleks

imun dan autoantibodi. Hal tersebut dapat membuat trombosit didestruksi atau

dibersihkan oleh sistem imun. Peningkatan destruksi trombosit tersebut

mengakibatkan terjadinya trombositopenia.35

Penurunan trombosit yang berikut dikaitkan dengan fungsi pernapasan yang

buruk pada pasien. Trombosit dapat berinteraksi langsung dengan patogen virus

melalui reseptor pengenalan patogen yakni protease-activated receptor 4 (PAR4) dan

glycoprotein IIIa (GPIIIa). Interaksi ini dapat menyebabkan terjadinya aktivasi

trombosit yang berhubungan dengan peradangan paru-paru, sehingga berkaitan

dengan tingkat keparahan pasien COVID-19.36

Selain itu, cedera pada jaringan paru juga dapat menyebabkan terjadinya

aktivasi trombosit. Trombosit akan menuju ke sel yang mengalami injury. Hal

tersebut yang menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi trombosit yang

berujung pada trombositopenia.34-37


32

II.4 Kerangka Teori

Infeksi Virus Corona

Badai Sitokin Langsung Peningkatkan Injury paru


menginfeksi sel kompleks imun
stroma bone marrow dan autoantibodi
Destruksi sel Aktivasi dan
progenitor bone agregasi trombosit
marrow Penghambatan Trombosit didestruksi
hematopietik dan atau dibersihkan oleh
pertumbuhan sistem imun
bone marrow . Peningkatan
konsumsi
trombosit
. Peningkatan
destruksi
Penurunkan produksi trombosit trombosit
33

Trombositopenia

2.4 Kerangka Teori

II.5 Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan severitas

klinis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon.

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan

severitas klinis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon.


34
67

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional,

diamana variabel-variabel dalam penelitian diobservasi sekaligus pada saat yang

sama. Pengertian saat yang sama adalah tiap subjek hanya diobservasi satu kali

saja, dan efek diukur menurut keadaan atau status waktu diobservasi. 38

Pengambilan data dalam penelitian menggunakan data sekunder berupa rekam

medis pada RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit

Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Kota Ambon.

III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

III.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Fakultas Kedokteran


Universitas Pattimura yang dilakukan pada Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah
Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten, dan RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

III.2.2 Waktu Penelitian

Pengumpulan data di Rumah Sakit Bayangkara dan Rumah Sakit Tk. II

Prof. dr. J. A. Latumeten telah dilaksanakan pada bulan November hingga

Desember 2020. Sedangkan pengumpulan data di RSUD Haulussy akan

dilaksanakan pada Juni 2021 hingga penelitian berakhir.

34
35

III.3 Populasi dan Sampel Penelitian

III.3.1 Populasi Penelitian

1. Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pasien terkonfirmasi

COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah seluruh pasien terkonfirmasi COVID-19 yang

melakukan pemeriksaan darah lengkap di RSUD Dr. M. Haulussy,

Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.

Latumeten Ambon tahun 2020.

III.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total

sampling, sehingga seluruh populasi terjangkau menjadi sampel yang akan diteliti

dengan syarat memenuhi kriteria inklusi dan memenuhi syarat kriteria ekslusi.

III.4 Kriteria Subjek Penelitian

III.4.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi yang akan diberlakukan adalah:

Seluruh pasien COVID-19 yang melakukan melakukan pemeriksaan darah

lengkap di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah

Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon pada bulan Maret hingga

Desember 2020.
36

III.4.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yang akan digunakan adalah:

1. Data yang diperoleh pada rekam medis tidak lengkap untuk seluruh

variabel (severitas klinis COVID-19 dan hasil perhitungan jumlah

trombosit).

2. Pasien dengan komorbiditas atau penyakit penyerta yang dapat

menurunkan jumlah trombosit, diantaranya : Idiopathic

thrombocytopenic purpura (ITP), demam berdarah dengue (DBD),

anemia aplastik, leukemia, hepatitis C, HIV, dan Chronic kidney

disease (CKD).

III.5 Variabel Penelitian

III.5.1 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini adalah severitas
klinis pasien COVID-19.

III.5.2 Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen pada penelitian ini adalah jumlah

trombosit.
37

III.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep terdiri dari variabel bebas dan variable terikat. Berikut

adalah kerangka konsep dalam penelitian ini.

Severitas Klinis Pasien


Jumlah trombosit
COVID-19

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Bebas

: Variabel Terikat

III.7 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Pengukuran

1 Trombosit Jumlah trombosit Rekam 1. Trombositopenia Ordinal


menggunakan alat Medis (<150.000/mm3)
Hematology 2. Normal (150.000-
Analizer 3 diff 400.000/mm3)
(pada RST dan RS 3. Trombositosis
Bhayangkara) dan 5 (>400.000/mm3)32
diff (pada RSUD
Dr. Haulussy
Ambon)

2 Severitas Severitas Klinis Rekam 1. Tanpa Gejala/Ringan Ordinal


Klinis yang dinilai Medis 2. Sedang
berdasarkan gejala 3. Berat/Kritis9
dan hasil
pemeriksaan
menurut buku
protokol COVID-
19 20209
38

III.8 Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari rekam medis

pasien yang kemudian akan diinput berupa tabel dengan sistem skoring.

III.9 Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti akan membuat surat etik

penelitian dan surat izin pengambilan data. Setelah itu, peneliti akan mengirimkan

surat tersebut kepada Kepala RSUD Dr. M. Haulussy, Kepala Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Kepala Bagian Diklat Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.

Latumeten Kota Ambon untuk meminta persetujuan penelitian. Setelah disetujui,

peneliti akan membuat jadwal untuk melakukan pengambilan data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan data sekunder,

berupa rekam medis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Kota Ambon pada

bulan Maret hingga Desember 2020. Data yang tersedia kemudian diambil oleh

peneliti dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya.


39

III.10 Pengolahan dan Analisis Data

III.10.1 Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Proses pengecekan kembali isi data penelitian untuk memastikan

apakah sudah terisi secara lengkap, jelas, dan dapat terbaca.

Selanjutnya dilakukan seleksi data pasien yang telah digolongkan

berdasarkan derajat severitas dengan jumlah trombosit.

2. Coding

Kegiatan memberi kode berupa angka pada data yang terdiri atas

beberapa kategori. Hal ini mempermudah saat proses menganalisis

data dan juga mempercepat entry data di komputer.

3. Entry Data

Kegiatan memasukan data yang telah diperoleh ke dalam program

perangkat lunak komputer untuk dilakukan analisis data.

4. Cleaning

Proses pengecekan kembali data yang telah dimasukkan dalam

program perangkat lunak komputer, dan memeriksa apakah ada

pengisian data yang salah.


40

III.10.2 Analisis Data

Data yang telah diperoleh dianalisia menggunakan Microsoft Excel 2013

dan program Software Statistical Packages for Social Science (SPSS). Data yang

dianalisis merupakan data ordinal-ordinal tidak berpasangan, sehingga

menggunakan Uji Chi Square, dengan nilai kemaknaan α < 0,05, dimana ρ < α

(0,05) maka hipotesis Ha diterima, dan apabila ρ > α (0,05) maka hipotesis H0

diterima. Syarat uji chi squared:

1. Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari lima maksimal 20% dari

jumlah sel.

2. Untuk perbandingan proporsi, gunakan Chi square for proportion (tetap

ditulis Chi square).

Jika syarat chi squared tidak terpenuhi, maka akan dilakukan

penggabungan sel untuk tabel B×K, atau menggunakan Uji Fisher Exact untuk

tabel 2×2.
41

III.11 Alur Penelitian

Penyusunan proposal penelitian

Permohonan etik dan izin penelitian baik


pada pihak kampus dan lembaga yang
menjadi lokasi penelitian

Meminta rekam medis pasien COVID-19


dan melakukan identifikasi subyek

Memenuhi kriteria inklusi

Kriteria Ekslusi

Pengumpulan data pasien dari rekam


medis, sesuai data yang dibutuhkan untuk
mengisi instrument penelitian dengan
mengutamakan etik.

Pengolahan dan analisis data

Penyajian data

Gambar 3.2 Alur Penelitian


42

III.12 Etika Penelitian

III.12.1 Confidentiality (Kerahasiaan)

Untuk menghormati kerahasiaan pasien, peneliti akan mengambil data

yang dibutuhkan saja, tidak mengambil riwayat penyakit pasien, dan identitas

pasien tidak dicantumkan.

III.12.2 Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan pasien, peneliti tidak akan mencantumkan

nama pasien, melainkan menggunakan nomor rekam medis sebagai pengganti.


43

III.13 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan rentang waktu penelitian

yang dijadwalkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan

Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug

Penyusunan
Proposal

Pembimbingan
Proposal

Seminar
Proposal

Perbaikan
Proposal

Pengumpulan
Data

Tahap
Penelitian

Analisa Hasil
Penelitian

Penyusunan
Skripsi

Ujian Skripsi
67

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang isolasi RSUD Dr. M. Haulussy Ambon,

Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten.

Ketiga Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Rujukan COVID-19 yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, yang sebagian besar manangani kasus-kasus berat.

IV. 1.1 RSUD Dr. M. Haulussy

RSUD Dr. M. Haulussy memiliki berbagai fasilitas pelayanan kesehatan

meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit Perawatan Intensif (ICU dan ICCU),

Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap yang terdiri dari sebelas Bangsal Kelas

III, Kelas II, Kelas I, dua Ruangan Pavilium dan Cendrawasih, Ruangan Bedah

Laki-laki, Ruangan Bedah Perempuan, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi,

Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehabilitasi

Medik, Pelayanan Khusus (Unit Hemodialisa dan Unit Endoscopy), Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, dan Instalasi Rekam Medis. RSUD Dr. M.

Haulussy juga memiliki berbagai fasilitas pelayanan pendukung lainnya yaitu

Pelayanan VCT untuk penderita HIV-AIDS, Pelayanan pengobatan TB dengan

metode DOTS, Ruang Flu Burung, Cold Storage pada Instalasi Pemeliharaan

Jenazah, dan pelayanan ambulans 24 jam.

44
45

RSUD Dr. M. Haulussy Ambon memiliki tenaga medis yang terdiri dari

31 dokter umum, 34 dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu seperti penyakit

dalam, orthopaedi, anastesi, bedah, anak, saraf, ginekologi dan obsetri, jantung

dan pembuluh darah, paru, mata, kulit dan kelamin, telinga, hidung, dan

tenggorokan (THT), patologi anatomi, patologi klinik, forensik, dan lain-lain.

Bidang kedokteran gigi terdapat satu dokter gigi, satu dokter spesialis konservasi

gigi, satu dokter spesialis bedah mulut. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada empat

ratus lima puluh tenaga keperawatan, delapan belas manajemen kesehatan, tiga

puluh empat tenaga farmasi, dan lain-lain.

IV. 1.2 Rumah Sakit Bhayangkara

Rumah Sakit Bhayangkara memiliki tenaga medis yang terdiri dari lima

dokter umum, Sembilan dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu. Bidang

kedokteran gigi terdapat dua dokter gigi. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada lima

puluh lima tenaga paramedis dan enam puluh delapan tenaga non medis.

Rumah Sakit Bhayangkara memiliki berbagai fasilitas pelayanan

kesehatan, meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit Perawatan Intensif

(HCU), Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap (yang terdiri dari sebelas

Bangsal Kelas III, Kelas II, Kelas I, Kelas VIP dan Kelas Super VIP), Kamar

Operasi, Kamar Bersalin, Kamar Jenazah, Kompartemen DOKPOL, Ruang

Isolasi. Kemudian Rumah Sakit Bhayangkara juga memiliki pelayanan penunjang

berupa Laboratorium, Apotek, Radiologi, Instalasi Gizi, USG 4 Dimensi, Farmasi,

Fisioterapi, Central Sterile Supply Department (CSSD), Instalasi Pengolahan Air

Limbah, Ambulance, dan Instalasi Pemeliharaan Sarana-prasarana Rumah Sakit.


46

IV. 1.3 Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon

Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon berdiri sejak tahun

1950 dengan nama awal Detasemen Kesehatan Tentara Komando “D” (DKT

KOMPAS D) dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Prof. dr. J. A. Latumeten

pada tahun 1960. Kemudian, pada tahun 2015, divalidasi kembali menjadi Rumkit

Tk.II Tipe B sampai sekarang. Kemudian, Rumah Sakit Bhayangkara Ambon

berdiri ada tahun 1975 dengan nama awal Rumah Sakit Prigilima dan kemudian

diresmikan oleh KAPOLDA Maluku dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara

pada tahun 2003 yang berlokasi di Tantui Ambon. Sedangkan, RSUD Dr. M.

Haulussy Ambon berdiri sejak tahun 1948 dan diresmikan pada tanggal 3 Maret

1954. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe B yang menjadi pusat rujukan

di Provinsi Maluku dan memiliki luas bangunan yaitu 19952 m2 dengan visi yaitu

menjadi rumah sakit pilihan yang berkualitas dalam pelayanan, pendidikan, dan

penelitian di Provinsi Maluku.

Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon memiliki berbagai

fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit

Perawatan Intensif (ICU dan ICCU), Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap

yang terdiri dari sebelas Bangsal Kelas III, Kelas II, Kelas I, dua Ruangan

Pavilium dan Cendrawasih, Ruangan Bedah Laki-laki, Ruangan Bedah

Perempuan, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Laboratorium, Instalasi Radiologi,

Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rehabilitasi Medik, Pelayanan Khusus (Unit

Hemodialisa dan Unit Endoscopy), Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,

dan Instalasi Rekam Medis. RSUD Dr. M. Haulussy juga memiliki berbagai
47

fasilitas pelayanan pendukung lainnya yaitu Pelayanan VCT untuk penderita HIV-

AIDS, Pelayanan pengobatan TB dengan metode DOTS, Ruang Flu Burung, Cold

Storage pada Instalasi Pemeliharaan Jenazah, dan pelayanan ambulans 24 jam.

Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten memiliki tenaga medis yang

terdiri dari dokter umum, dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu seperti

penyakit dalam, orthopaedi, anastesi, bedah, anak, saraf, ginekologi dan obsetri,

jantung dan pembuluh darah, paru, mata, kulit dan kelamin, telinga, hidung, dan

tenggorokan (THT), patologi anatomi, patologi klinik, forensik, dan lain-lain.

Bidang kedokteran gigi terdapat satu dokter gigi, satu dokter spesialis konservasi

gigi, satu dokter spesialis bedah mulut. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada tenaga

keperawatan, manajemen kesehatan, tenaga farmasi, dan lain-lain.

IV.2 Deskripsi umum subjek penelitian

Pada penelitian ini didapatkan 93 sampel yang memenuhi kriteria

inklusi. Dengan pengambilan data sekunder pada bulan Maret hingga Desember

2020. Pengambilan data dilakukan pada bulan November-Desember di Ruang

isolasi Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.

Latumeten Ambon, dan bulan Juli 2021 di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, untuk

mengetahui hubungan jumlah platelet dengan severitas klinis pasien COVID-19

pada tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020.
48

IV.3 Hasil Penelitian

IV.3.1 Hasil Analisis Uivariat

IV.3.1.1 Prevalensi Pasien COVID-19 berdasarkan Severitas Klinis

Prevalensi pasien COVID-19 berdasarkan severitas klinis dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Prevalensi Pasien COVID-19 berdasarkan Severitas Klinis

Variabel n %
Severitas Klinis
Tanpa
51 49,5
Gejala/Ringan
Sedang 29 28,2
Berat/Kritis 23 22,3
Jumlah 103 100

Hasil pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang paling

banyak adalah responden dengan severitas klinis tanpa gejala dan ringan, yakni

sebanyak 51 responden (49,5%). Sedangkan, responden yang paling sedikit adalah

responden dengan severitas klinis berat dan kritis, yakni sebanyak 23 responden

(22,3%).
49

IV. 3.1.2 Gambaran Jumlah Trombosit pada Pasien COVID-19

Gambaran jumlah trombosit pada pasien COVID-19 dapat dilihat pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Gambaran Jumlah Trombosit Pasien COVID-19

Variabel n %
Trombosit
Trombositopenia 24 23,3
Normal 60 58,3
Trombositosis 19
18,4
Jumlah 103 100

Hasil pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang paling

banyak adalah responden dengan jumlah trombosit yang normal, yakni sebanyak

60 responden (58,3%). Sedangkan, responden yang paling sedikit adalah

responden dengan jumlah trombosit meningkat (trombositosis), yakni sebanyak

19 responden (18,4%)
50

IV.3.2 Hasil Analisis Bivariat

IV.3.2.1 Hubungan Jumlah Trombosit dengan Severitas Klinis Pasien


COVID-19

Hasil analisis bivariat mengenai hubungan jumlah trombosit dengan

severitas klinis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk. II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon tahun

2020 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19

Severitas Jumlah Trombosit Total Nilai p


Klinis
Trombositopenia % Normal % Trombositosis % N %

Tanpa 2 1,9 37 35,9 12 11,7 51 49,5


Gejala/Ringan
Sedang 8 7,8 18 17,5 3 2,9 29 28,2
<0,001
Berat/Kritis 14 13,6 5 4,9 4 3,9 23 22,3
Total 24 23,3 60 58,3 19 18,4 103 100

Berdasarkan hasil Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai p < 0,001 yang berarti

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan

severitas klinis pasien COVID-19. Pada tabel 4.3 juga terlihat bahwa responden

yang memiliki severitas klinis kategori tanpa gejala/ringan terdapat 2 (1,9%)

dengan trombositopenia, 37 (35,9%) dengan trombosit normal dan 12 (11,7%)

dengan trombositosis. Kemudian, responden yang memiliki severitas klinis

kategori sedang terdapat 8 (7,8%) dengan trombositopenia, 18 (17,5%) dengan


51

trombosit normal dan 3 (2,9%) dengan trombositosis. Untuk responden dengan

severitas klinis yang berat/kritis, terdapat 14 (13,6%) dengan trombositopenia, 5

(4,9%) dengan trombosit normal dan 4 (3,9%) dengan trombositosis.

IV. 4 Pembahasan

IV.4.1 Prevalensi Pasien COVID-19 berdasarkan Severitas Klinis

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 terlihat bahwa responden yang paling

banyak adalah responden dengan severitas klinis tanpa gejala dan ringan, yakni

sebanyak 51 responden (49,5%). Sedangkan, responden yang paling sedikit adalah

responden dengan severitas klinis berat dan kritis, yakni sebanyak 23 responden

(22,3%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, yang mana pada penelitian

tersebut mendapat bahwa sebagian besar pasien COVID-19 adalah dengan

severitas ringan (81%), sedangkan 19% adalah pasien dengan severitas

berat/kritis.39 Berdasarkan beberapa penelitian, keparahan pasien COVID-19

dikaitkan dengan beberapa faktor, diantaranya usia lanjut dan memiliki

komorbiditas yang mendasari, termasuk hipertensi, diabetes, dan penyakit

kardiovaskular.40,41
52

Beberapa hal diatas, dapat membuat kekebalan tubuh pasien menjadi

lemah, yang akan berdampak pada perjalanan klinis pasien. 40,41 Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al42 pada

tahun 2020, yang mendapatkan bahwa sebagian besar pasien yang dirujuk ke

ruang ICU adalah pasien usia lanjut dan ada komorbiditas yang mendasari.42

IV.4.2 Gambaran Jumlah Trombosit Pasien COVID-19

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang paling

banyak adalah responden dengan jumlah trombosit yang normal, yakni sebanyak

60 responden (58,3%). Sedangkan, responden yang paling sedikit adalah

responden dengan jumlah trombosit meningkat (trombositosis), yakni sebanyak

19 responden (18,4%).

Hasil yang sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et

al43 pada tahun 2020 yang menunjukkan bahwa 84% pasien COVID-19 memiliki

jumlah trombosit yang normal. Pasien dengan jumlah trombosit yang menurun

menduduki posisi kedua, yakni sekitar 12% pasien. Sedangkan 4% sisanya adalah

pasien COVID-19 dengan jumlah trombosit yang meningkat. 43 Penelitian yang

dilakukan oleh Virginia pada tahun 2020 juga mendapatkan hasil yang sama pada

penelitiannya, dimana responden terbanyak adalah pasien dengan jumlah

trombosit yang normal yakni 67,1%, disusul oleh pasien dengan jumlah trombosit
53

yang menurun yakni 17,1%, dan jumlah responden yang paling sedikit adalah

pasien dengan jumlah trombosit yang meningkat, yakni 15,8%.44

Berdasarkan beberapa penelitian, trombositopenia yang terjadi pada

pasien COVID-19 dihubungkan dengan keadaan pasien yang berat, yang mana

menunjukkan adanya kerusakan organ yang serius atau dekompensasi fisiologis.

Menurut penelitian Koupenova45 pada tahun 2020, pada infeksi SARS-CoV-2,

trombosit dapat melakukan banyak fungsi bersamaan dengan neutrofil, eritrosit,

dan sel endotel dimana secara bersamaan komponen ini dapat meningkatkan

kejadian thrombosis yang menumpuk. Pada pasien COVID-19, trombositopenia

yang terjadi disebabkan oleh multifaktoral.45,46

IV.4.3 Hubungan Jumlah Trombosit dengan Severitas Klinis Pasien

COVID-19

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada penelitian ini,

didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah

trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19 pada RSUD Dr. M. Haulussy

Ambon, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk. II. Prof. dr. J.

A.Latumeten Ambon tahun 2020 (nilai p <0,001).

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa trombositopenia yang

terjadi pada pasien COVID-19 terkait dengan severitas klinis pasien tersebut.

Telah dilaporkan juga bahwa jumlah kematian yang meningkat dikarenakan

jumlah trombosit yang menurun. Lippi et al11 pada penelitiannya tahun 2020 di
54

China mengemukakan bahwa terdapat perbedaan jumlah trombosit pada pasien

COVID-19 yang ringan dan berat.11 Penurunan atau perubahan yang terjadi

berjalan lurus dengan tingkat keparahan pasien. Hasil yang sama juga didapatkan

pada penelitian yang dilakukan oleh Zheng Y et al.12 Menariknya, dalam

penelitian yang dilakukan oleh Güçlü E et al pada tahun 2020, tidak ditemukan

korelasi yang signifikan antara jumlah trombosit dengan tingkat keparah

penyakit.47

Trombositopenia adalah salah satu kelainan laboratorium yang paling

umum pada pasien dengan severitas klinis yang berat hingga kritis. Mekanisme

trombositopenia pada pasien COVID-19 bersifat multifaktoral. Terdapat tiga

hipotesis terkait dengan penurunan jumlah trombosit tersebut, diantaranya terkait

dengan penurunan produksi trombosit, destruksi trombosit, dan peningkatan

konsumsi trombosit.32-37

IV. 5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Sumber referensi dari penelitian ini berasal dari waktu yang relatif

singkat pada awal merebaknya kasus COVID-19 di Wuhan, Cina,

sehingga studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan

ini.
55

2. Ada beberapa sampel yang tereksklusi karena rekam medis tidak ada,

dan beberapa pasien COVID-19 pada ketiga rumah sakit tersebut tidak

melakukan pemeriksaan darah lengkap.


67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Prevalensi pasien COVID-19 dengan severitas klinis tanpa gejala dan

ringan pada RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, Rumah Sakit

Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk. II. Prof. dr. J. A.Latumeten

Ambon tahun 2020 adalah sebanyak 49,5%, 28,2% adalah severitas

klinis yang sedang, sedangkan severitas klinis berat dan kritis adalah

sebanyak 22,3%.

2. Gambaran jumlah trombosit pasien pada ketiga rumah sakit tersebut

didominasi oleh jumlah trombosit yang normal, yakni 58,3%.

Sedangkan, jumlah pasien yang paling sedikit adalah pasien dengan

jumlah trombosit meningkat, yakni sebanyak 18,4%.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan

severitas klinis pasien COVID-19 dengan nilai p adalah <0,001

(<0,05).

4. Jumlah trombosit yang menurun, berjalan lurus dengan severitas klinis

yang semakin berat.

55
56

V. 2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Kelengkapan data pasien dalam rekam medic sangat diperlukan dalam

penelitian yang menggunakan data sekunder. Untuk itu, pihak rumah

sakit diharapkan dapat melengkapi data pasien yang akan berguna

dalam penelitian selanjutnya.

2. Dapat diadakan penelitian lanjutan mengenai faktor risiko lainnya

yang dapat mempengaruhi severitas klinis pasien COVID-19.


67

DAFTAR PUSTAKA

1. Fitriani NI. Tinjuan pustaka Covid-19 : virologi, patogenesis, dan


manifestasi klinis. J Med Malahayati. 2020;4(3):194.
2. World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19):
situation report [Internet]. [cited 2020 Nov 28]. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019?
gclid=CjwKCAiAv4n9BRA9EiwA30WND3Kz09ITKbkP9dG8H3-
ogOluLbPiMWS3FWNzmR0UH7cQXtAeTuZ1LRoC0AsQAvD_BwE
3. Yang X, Yu Y, Xu J, Shu H, Xia J, Liu H, et al. Clinical course and
outcomes of critically ill patients with SARS-CoV-2 pneumonia in Wuhan,
China: a single-centered, retrospective, observational study. Lancet Respir
Med. 2020;8(5):475–81.
4. Lloyd-Sherlock P, Ebrahim S, Geffen L, McKee M. Bearing the brunt of
covid-19: Older people in low and middle income countries. BMJ.
2020;368:1–2.
5. Peta Sebaran Satgas Penanganan COVID-19 [Internet]. 2020 [cited 2020
Dec 31]. Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran
6. Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Update Data COVID-19 Provinsi
Maluku [Internet]. 2020 [cited 2020 Dec 31]. Available from:
https://corona.malukuprov.go.id
7. Sun P, Qie S, Liu Z, Ren J JX. Clinical characteristics of 50466 patients
with 2019-nCoV infection. J Med Virol. 2020;
8. Zhang H, Zhou P, Wei Y et al. Histopathologic changes and SARSCoV-2
immunostaining in the lung of a patient with COVID-19. Ann Intern Med.
2020;
9. Burhan E, Dwi Susanto A, Nasution SA, Ginanjar E, Wicaksono Pitoyo C,
Susilo A, et al. PEDOMAN TATALAKSANA COVID-19 Edisi 3. 2020.
10. Wolff D, Nee S, Hickey NS, Marschollek M. Risk factors for Covid-19
severity and fatality: a structured literature review. Infection. 2020;
11. Lippi G PM. Procalcitonin in patients with severe coronavirus disease 2019
(COVID-19): a meta-analysis. Clin Chim Acta. 2020;506:190–1.
12. Zheng Y, Huang Z, Yin G, Zhang X, Ye W, Hu Z, et al. Study of the
Lymphocyte Change Between COVID-19 and Non-COVID-19 Pneumonia
Cases Suggesting Other Factors Besides Uncontrolled Inflammation
Contributed to Multi-Organ Injury. SSRN Electron J. 2020;

63
64

13. World Health Organization (WHO). Weekly epidemiology update


[Internet]. 2020 [cited 2020 Nov 29]. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/weekly
-epid-update
14. Shereen MA, Khan S, Kazmi A, Bashir N, Siddique R. COVID-19
infection: Origin, transmission, and characteristics of human coronaviruses.
J Adv Res. 2020;24:92.
15. Dehelean CA, Lazureanu V, Coricovac D, Mioc M, Oancea R, Marcovici I,
et al. SARS-CoV-2: Repurposed Drugs and Novel Therapeutic Approaches
—Insights into Chemical Structure—Biological Activity and Toxicological
Screening. J Clin Med. 2020;9(7).
16. Nishiga M, Wang DW, Han Y, Lewis DB, Wu JC. COVID-19 and
cardiovascular disease: from basic mechanisms to clinical perspectives. Nat
Rev Cardiol. 2020;17(9).
17. Esakandari H, Nabi-afjadi M, Fakkari-afjadi J, Farahmandian N,
Miresmaeili S, Bahreini E. A comprehensive review of COVID-19
characteristics. 2020;2.
18. Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. Molecular immune pathogenesis
and diagnosis of COVID-19. J Pharm Anal. 2020;10(2):102–8.
19. Gennaro FD, Pizzol D, Marotta C, Antunes M, Racalbuto V, Veronese N
SL. Coronavirus Diseases ( COVID-19 ) Current Status and Future
Perspectives : A Narrative Review. Int J Environ Res Public Heal Res
Public Heal. 2020;
20. Handayani D, Hadi DR, Isbaniah F, Burhan E AH. Penyakit Virus Corona
2019. J Respirologi Indones. 2020;40(2).
21. Kumar CVS, Mukherjee S, Harne PS, Subedi A, Ganapathy MK, Patthipati
VS SB. Novelty in the Gut : A Systematic Review Analysis of the
Gastrointestinal Manifestations of COVID-19. BMJ Open Gastroenterol.
2020;
22. Lingeswaran M, Goyal T, Ghosh R SS. Inflammation , Immunity and
Immunogenetics in COVID-19 : A Narrative Review. Indian J Clin
Biochem. 2020;35(3).
23. Zhang H, Penninger JM, Li Y, Zhong N SA. Angiotensinconverting
enzyme 2 (ACE2) as a SARS-CoV-2 receptor: molecular mechanisms and
potential therapeutic target. Intensive Care Med. 2020;
24. Liu Y, Gayle AA, Wilder-Smith A RJ. The reproductive number of
COVID-19 is higher compared to SARS coronavirus. J Travel Med.
2020;27(2).
25. World Health Organization. Tes Diagnostik untuk SARS-CoV-2. 2020;3–7.
65

26. Kesehatan K. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus deases


(Covid-19). Kementrian Kesehat [Internet]. 2020;5:84–5. Available from:
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-
05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf
27. Aryati. Strategi Pemeriksaan Lab Covid-19. Diagnostik Lab Covid 19.
2020;24.
28. Herawati N. Jenis-Jenis Metode Rapid-Test Untuk Deteksi Virus SARS-
CoV-2. BioTrends. 2020;11(1):12.
29. Lam N, Muravez SN, Boyce RW. A comparison of the Indian Health
Service counseling technique with traditional, lecture-style counseling. Vol.
55, Journal of the American Pharmacists Association. 2015. 503–510 p.
30. WHO. Tatalaksana klinis infeksi saluran pernapasan akut berat ( SARI )
suspek penyakit COVID-19. World Heal Organ. 2020;4(13 Maret):1–25.
31. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tatalaksana Pasien Covid-19. Pdpi.
2020;(19).
32. Durachim A. Astuti D. Hemostasis [Internet]. 2018. 41 p. Available from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Hemostasis_SC.pdf
33. Kementrian Kesehatan RI. Hemostasis [Internet]. [cited 2020 Nov 9].
Available from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/
Hemostasis_SC.pdf
34. Eickmann M, Gravemann U, Handke W, Tolksdorf F, Reichenberg S,
Müller TH, et al. Inactivation of three emerging viruses – severe acute
respiratory syndrome coronavirus, Crimean–Congo haemorrhagic fever
virus and Nipah virus – in platelet concentrates by ultraviolet C light and in
plasma by methylene blue plus visible light. Vox Sang. 2020;115(3).
35. Xu P, Zhou Q, Xu J. Mechanism of thrombocytopenia in COVID-19
patients. Ann Hematol. 2020;99(6):1205–8.
36. Zhu Y, Zhang J, Li Y, Liu F, Zhou Q, Peng Z. Association between
thrombocytopenia and 180-day prognosis of COVID-19 patients in
intensive care units: A two-center observational study. PLoS One.
2021;16(3 March).
37. Poon TCW, Pang RTK, Chan KCA, Lee NLS, Chiu RWK, Tong YK, et al.
Proteomic analysis reveals platelet factor 4 and beta-thromboglobulin as
prognostic markers in severe acute respiratory syndrome. Electrophoresis.
2012;33(12).
38. Nurhaedah I. Metodologi Penelitian. In: Bahan Ajar Metodologi Penelitian
66

[Internet]. 2017. p. 77. Available from:


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/
Daftar-isi-Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf
39. Hou H, Zhang B, Huang H, Luo Y, Wu S, Tang G, et al. Using
IL-2R/lymphocytes for predicting the clinical progression of patients with
COVID-19. Clin Exp Immunol. 2020;201(1).
40. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. Clinical Characteristics
of 138 Hospitalized Patients with 2019 Novel Coronavirus-Infected
Pneumonia in Wuhan, China. JAMA - J Am Med Assoc. 2020;323.
41. Mózo BS. Dysregulation of immune response in patients with COVID-19
in Wuhan, China. J Chem Inf Model. 2020;53(9).
42. Zhao S, Lin Q, Ran J, Musa SS, Yang G. Since January 2020 Elsevier has
created a COVID-19 resource centre with free information in English and
Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource
centre is hosted on Elsevier Connect , the company ’ s public news and
information. Prelim Estim basic Reprod number Nov coronavirus China,
from 2019 to 2020 A data-driven Anal early phase outbreak. 2020;
(January).
43. Nanshan Chen 1 , Min Zhou 2 , Xuan Dong 1 , Jieming Qu 2 , Fengyun
Gong 3 , Yang Han 4 , Yang Qiu 5 , Jingli Wang 3 , Ying Liu 6 , Yuan Wei
1 , Jia’an Xia 1 , Ting Yu 1 , Xinxin Zhang 7 LZ. IKKE BRUG
Epidemiological and Clinical Characteristics of 99 Cases of 2019 Novel
Coronavirus Pneumonia in Wuhan, China: A DescriptNanshan Chen 1 ,
Min Zhou 2 , Xuan Dong 1 , Jieming Qu 2 , Fengyun Gong 3 , Yang Han
4 , Yang Qiu 5 , Jingli Wang 3 , Ying Li. Lancet. 2020;395(10223).
44. Lestari VA. Karakteristik Manifestasi Gastrointestinal Pada Pasien
COVID-19. 2020.
45. Koupenova M. Potential role of platelets in COVID-19: Implications for
thrombosis. Res Pract Thromb Haemost. 2020;4(5).
46. Soraya GV, Ulhaq ZS. Crucial laboratory parameters in COVID-19
diagnosis and prognosis: An updated meta-analysis. Med Clin (Barc).
2020;155(4).
47. Güçlü E, Kocayiğit H, Okan HD, Erkorkmaz U, Yürümez Y, Yaylacı S, et
al. Effect of COVID-19 on platelet count and its indices. Rev Assoc Med
Bras. 2020;66(8).
67

LAMPIRAN
68

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik


69

Lampiran 2. Tabel Data Entry


No Inisial Tahun Jumlah Trombosit Severitas Klinis
1 HEN 2020 2 2
2 US 2020 2 2
3 MNS 2020 2 1
4 SS 2020 2 1
5 RPW 2020 2 1
6 ES 2020 3 2
7 R 2020 2 2
8 SG 2020 3 1
9 RM 2020 1 2
10 RRR 2020 2 1
11 ER 2020 2 2
12 JS 2020 1 3
13 GR 2020 1 3
14 AR 2020 1 3
15 MR 2020 2 1
16 JST 2020 2 1
17 MS 2020 2 1
18 CY 2020 2 3
19 DP 2020 2 2
20 IT 2020 2 1
21 RDSH 2020 3 2
22 EN 2020 2 2
23 AT 2020 3 1
24 TI 2020 1 3
70

25 SP 2020 1 2
26 MP 2020 2 2
27 IU 2020 2 1
28 FW 2020 1 3
29 IRW 2020 2 1
30 EKL 2020 3 1
31 PDR 2020 3 1
32 RN 2020 2 3
33 ICS 2020 2 3
34 AK 2020 3 1
35 TC 2020 3 1
36 BN 2020 1 3
37 ZS 2020 1 3
38 AFS 2020 3 3
39 KT 2020 3 1
40 E 2020 2 1
41 JRDNR 2020 1 2
42 CL 2020 1 2
43 AKT 2020 3 2
44 LR 2020 3 1
45 DW 2020 3 1
46 SH 2020 3 1
47 ML 2020 2 1
48 HRP 2020 2 2
49 WL 2020 3 1
50 SBVP 2020 2 2
71

51 SB 2020 2 1
52 MT 2020 1 3
53 LS 2020 2 1
54 MP 2020 2 2
55 LS 2020 1 3
56 BR 2020 1 3
57 HN 2020 1 2
58 FMS 2020 1 3
59 A 2020 2 1
60 IWS 2020 2 2
61 WW 2020 2 1
62 HB 2020 1 2
63 SR 2020 2 1
64 ERM 2020 2 1
65 LS 2020 2 1
66 UF 2020 2 2
67 TN 2020 2 1
68 IT 2020 2 1
69 LS 2020 3 3
70 NA 2020 3 3
71 ARS 2020 2 1
72 FF 2020 2 2
73 AD 2020 1 1
74 DN 2020 2 1
75 AW 2020 2 1
76 J 2020 3 1
77 MK 2020 2 1
72

78 AWL 2020 2 2
79 AP 2020 2 1
80 RA 2020 2 1
81 MR 2020 2 2
82 DT 2020 2 1
83 BGA 2020 2 3
84 CDF 2020 2 2
85 TTP 2020 2 1
86 SR 2020 1 3
87 IAR 2020 2 1
88 PS 2020 1 1
89 M 2020 2 1
90 MRT 2020 2 3
91 MS 2020 2 1
92 NSD 2020 2 2
93 R 2020 2 1
94 EG 2020 1 2
95 BU 2020 3 3
96 RAG 2020 1 3
97 P 2020 2 1
98 MAGH 2020 2 1
99 NE 2020 2 2
100 MS 2020 1 3
101 SLC 2020 2 1
102 USM 2020 1 2
103 IBSMY 2020 2 1
73

KETERANGAN

Jumlah Trombosit :
1. Menurun (<150.000mm3)
2. Normal (150.000-400.000 mm3)
3. Meningkat (>400.000 mm3)

Severitas Klinis :
1. Tanpa Gejala dan Ringan
2. Sedang
3. Berat dan Kritis

Lampiran 3. Hasil Analisis Univariat


74

Lampiran 4. Hasil Uji Chi Square


75

BIODATA PENULIS

Nama : Agnice Simanjuntak


NIM : 2017-83-004
Tempat, Tanggal Lahir : Ambon, 24 Agustus 2001
Alamat : Passo
Agama : Kristen Protestan
Email : agnicesim@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Ir. Antoni Simanjuntak, MT
Ibu : Mince Tandungan, SKM
Pekerjaan Orang Tua
Ayah : PNS
Ibu : PNS
Riwayat Pendidikan
SD Xaverius Ambon (2006–2012)
SMP Negeri 6 Ambon (2012–2014)
SMA Negeri 1 Ambon (2014 – 2017)
76

Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (2017-sekarang)


67

67

Anda mungkin juga menyukai