SKRIPSI
OLEH :
AGNICE SIMANJUNTAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
HALAMAN PENGESAHAN
i
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NIM : 2017-83-004
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
TAHUN 2020
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi orang lain.
Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
Pembuat pernyataan
Agnice Simanjuntak
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas
Severitas Klinis Pasien COVID-19 pada Tiga Rumah Sakit Rujukan COVID-19
di Kota Ambon tahun 2020”. Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran (S.Ked) di Fakultas
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak sedikit tantangan dan hambatan
yang ditemui. Namun, dengan semangat, usaha, serta adanya dukungan doa, bantuan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan segala rasa hormat penulis
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan memberikan kemampuan kepada
2. Keluarga tercinta, Papa Antoni Simanjuntak dan Mama Mince Tandungan, Tante
Sriani Tandungan, dan Adik Cicin, yang dengan sepenuh jiwa membantu,
iii
4. Dr. dr. Bertha Jean Que, Sp.S, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Pattimura.
5. dr. Indrawanti Kusadhiani, M.Biomed, Sp.PD selaku dosen pembimbing I dan dr.
waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada
6. dr. Jansye Cynthia Pentury, Sp.PD selaku penguji I dan dr. Ingrid Hutagalung,
Sp.PK, M.Kes selaku penguji II yang telah bersedia menguji serta memberikan
masukan dan saran yang sangat bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.
dalam setiap proses perkuliahan hingga selesainya proses penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Wakil Dekan, Staf Dosen, serta seluruh Pegawai di lingkup Fakultas
Kedokteran Universitas Pattimura atas dukungan dan bantuan selama penulis berada
9. Kepala RSUD Dr. M. Haulussy dan seluruh staf, Kepala Rumah Sakit Bayangkara
dan seluruh staf, dan Kepala Rumah Sakit TK.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon
10. Teman-teman Retina 2017 yang sangat penulis kasihi dan banggakan, yang tidak
dapat ditulis namanya satu-persatu, atas dukungan, kerja sama, motivasi, dan
bantuan kepada penulis sehingga penyusunan skiripsi ini selesai. Semangat teman-
iv
11. Teman-teman SUKAGAME (Christian Matatula, Edwin Buranga, Fairuz Hasanusi,
Muh. Nurhidayat Ichsan, Aldy Wajabula, Puput Endah Sagala, Ulfa, Firda Amaliyah
Basyir, Maimuna Latuconsina, Siti Hanna Latarissa, Anisa Abbas, Sitti Royanti
Alwi, Brigita Elsa Kabrahanubun, Suci Mayeza, Chrislavena Shinta Dirks, dan Jihan
semester awal, tempat belajar dan bertukar pikiran, sekaligus menjadi sahabat-
12. Christian Matatula, Edwin Buranga, Bill Nanere, dan Mahusein Tuharea, yang selalu
13. Keluarga Cemara (Firda Amaliyah Basyir, Muh. Nurhidayat Ichsan, Kak
Misbahuddin Toatubun, Kak Zulhaimi Hendrajid, dan Kak Taufik Zuneldi) yang
skripsi ini.
14. Teman-teman interna (Muh. Nurhidayat Ichsan, Puput Sagala, Suci Mayeza, dan
15. Teman-teman SS (Ayu Mangosa, Griselda Mustamu, Ayunda Naabi, Henry Young)
16. Teman-teman Skandal (Monica, Denise, Rafi, Dohan, Dafa, Brandon, Yehuda,
17. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu namanya, terima
kasih atas bantuannya kepada penulis selama menempuh studi S1 selama ini kiranya
v
Tuhan Yesus Kristus memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua bantuan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna
kesempurnaan skirpsi ini. Semoga, skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Agnice Simanjuntak
vi
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN SEVERITAS KLINIS PASIEN
COVID-19 PADA TIGA RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19 DI KOTA AMBON
TAHUN 2020
Abstrak
Coronavirus Disease 19 atau COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan Provinsi Hubei,
Cina pada akhir tahun 2019. Penularan virus terjadi begitu cepat mengakibatkan terjadinya
lonjakan kasus. Selain itu, tercatat jumlah kematian akibat COVID-19 juga cukup tinggi. Hal
tersebut mengakibatkan COVID-19 mulai menjadi sorotan masalah kesehatan dunia.
Diketahui bahwa jumlah trombosit yang menurun merupakan salah satu faktor yang dapat
memperberat severitas klinis pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19 pada tiga rumah sakit
rujukan COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020. Manfaat penelitian ini dapat memberikan
gambaran kepada tenaga kesehatan mengenai hubungan jumlah trombosit dengan severitas
klinis pasien COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
metode cross sectional dan sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 103 sampel, sebanyak 51 orang (49,5%) memiliki
severitas klinis tanpa gejala/ringan, 29 orang (28,2%) sedang, dan 23 orang (22,3%) berat
/kritis. Sedangkan, untuk jumlah trombosit, sebanyak 24 orang (23,3%) mengalami
trombositopenia, 60 orang (58,3%) normal, dan 19 orang (18,4%) mengalami trombositosis.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p = <0,001 (p <0,05)
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah trombosit dengan severitas
klinis pasien COVID-19.
vii
CORRELATION OF THE TROMBOTYS’S NUMBER WITH CLINICAL SEVERITY
OF COVID-19 PATIENTS AT THREE REFERRAL HOSPITALS COVID-19 IN
AMBON CITY 2020
Abstract
Coronavirus Disease 19 (COVID-19) was first reported in Wuhan, Hubei Province, China at
the end of 2019. The transmission of the virus occurred so quickly resulting in a spike in
cases. In addition, the number of deaths due to COVID-19 is also quite high. This has
resulted in COVID-19 starting to become the focus of world health problems. It is known that
a decreased platelet count is one of the factors that can aggravate the clinical severity of
COVID-19 patients. This study aims to determine the relationship between platelet counts
and clinical severity of COVID-19 patients at three COVID-19 referral hospitals in Ambon
City in 2020. The benefits of this study can provide an overview to health workers regarding
the relationship between platelet counts and clinical severity of COVID-19 patients. This
research is an observational analytic study with cross sectional method and samples were
taken using total sampling technique. The data obtained were analyzed using the Statistical
Package for the Social Science (SPSS). The results showed that from 103 samples, 51 people
(49.5%) had asymptomatic/mild clinical severity, 29 people (28.2%) moderate, and 23 people
(22.3%) severe/critical. Meanwhile, for the platelet count, 24 people (23.3%) had
thrombocytopenia, 60 people (58.3%) were normal, and 19 people (18.4%) had
thrombocytosis. The results of the bivariate analysis using the chi-square test obtained a p
value = 0,001 (p <0,05) which means that there is a significant relationship between the
platelet count and the clinical severity of COVID-19 patients.
viii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
ix
I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
x
III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 34
xi
III.11 Alur Penelitian ....................................................................................... 41
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1 Kesimpulan .............................................................................................. 55
V. 2 Saran ........................................................................................................ 56
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
xvii
67
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina terjadi
Organization (WHO) dengan resmi memberi nama kasus ini sebagai Corona Virus
Disease 2019 atau yang disingkat menjadi COVID-19. Sejak laporan pertama di
Wuhan, agen penyebab sindrom pernapasan akut parah yakni COVID-19, telah
menyebar dengan cepat secara global dalam hitungan bulan. Tingkat penularan yang
pandemi.2 Pandemi yang berlangsung terus membebani sumber daya suatu negara,
dan diperkirakan bahwa angka mortalitas serta morbiditas akan terus meningkat,
Selanjutnya wilayah Eropa dengan total 11.830.542 kasus, wilayah Asia Tenggara
dengan total 9.408.048 kasus, wilayah Mediterania Timur dengan total 3.177.903
kasus, wilayah Afrika dengan total 1.335.516 kasus, dan wilayah Pasifik Barat
1
2
Amerika Serikat menjadi negara dengan total kasus kumulatif terbanyak, yaitu
9.193.765 kasus. Kemudian disusul oleh Negara India dengan total kasus kumulatif
sebanyak 8.313.876 kasus, dan di peringkat ketiga ialah Negara Brazil dengan total
COVID-19 masih terus bertambah. Berdasarkan laporan Kemenkes RI, per tanggal
31 Desember 2020 terdapat 751.270 total kasus konfirmasi dengan total 22.329
5.754 jumlah kasus terkonfirmasi positif, dimana 4.507 orang telah sembuh, 1.168
Gejala paling umum yang dialami pasien COVID-19 adalah malaise, batuk
kering, dan demam tinggi.7 Baru-baru ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan
gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis.9 Kondisi kesehatan yang buruk, seperti lanjut
usia, diabetes, obesitas, dan hipertensi diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk
perjalanan penyakit yang parah.10 Tingkat severitas klinis pasien COVID-19 berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Bukan hanya berbeda dari segi gejala, melainkan
salah satunya adalah perubahan jumlah trombosit. Lippi et al11 pada penelitiannya
pada pasien COVID-19 yang ringan dan berat. Penurunan atau perubahan yang
terjadi berjalan lurus dengan tingkat keparahan pasien. 11 Hasil yang sama didapatkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Zheng Y et al,12 dimana mereka mendapatkan
Melihat maraknya kasus COVID-19 dewasa ini, serta jumlah kasus kematian
yang terus meningkat, maka peneliti merasa penting untuk dilakukan penelitian
sejenis di Indonesia, khususnya Ambon, Maluku sebagai tolak ukur yang dapat
digunakan oleh tenaga kesehatan dalam memonitor keparahan pasien. Peneliti ingin
dengan severitas klinis pasien COVID-19 di daerah peneliti (Kota Ambon, Maluku).
Bayangkara, dan Rumah Sakit TK.II Prof. dr. J. A. Latumeten, telah menjadi rumah
sakit rujukan sejak awal COVID-19 terdeteksi di Maluku hingga sekarang, serta
sebagian besar pasien COVID-19 dengan severitas yang berat berada pada ketiga
rumah sakit tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada
Corona Virus Disease 2019 di tahun 2020 merupakan masalah kesehatan yang
serius dengan peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif dan kasus kematian
yang terus meningkat setiap harinya. Maka dari itu, perlu dilakukan monitoring untuk
memantau kondisi pasien, salah satunya dari parameter laboratorium pasien tersebut.
khususnya di Kota Ambon, Maluku. Berangkat dari latar belakang masalah ini,
peneliti ingin mengetahui hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien
COVID-19 pada tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Ambon Tahun 2020,
yang dalam hal ini sampel penelitian diambil dari data yang ada pada RSUD Dr. M.
Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.
Latumeten Ambon.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah
Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon
tahun 2020.
Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr.
J. A. Latumeten Ambon.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber
informasi serta bacaan mengenai hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis
pasien COVID-19.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
bidang penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kasus Suspek
1) Apabila seseorang memenuhi salah satu dari kriteria klinis dan salah satu
A. Kriteria Klinis :
b. Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut: batuk, demam atau riwayat
penurunan kesadaran9
B. Kriteria Epidemiologis :
7
8
2. Kasus Probable
1) Seseorang yang memenuhi kriteria klinis dan memiliki riwayat kontak erat
COVID-19
3. Kasus Konfirmasi
dibawah ini :
9
positif dan memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable atau
terkonfirmasi
4. Kontak Erat
Ialah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi dalam radius satu meter dan dalam jangka waktu limabelas
setempat.9
konfirmasi COVID-19 seluruh dunia mencapai 747,082 kasus, sehingga total kasus
1.439.784 jiwa.13
terbanyak sekitar 25.958.213 kasus, diikuti oleh Wilayah Eropa dengan total kasus
terbanyak yang berada di posisi ketiga ialah Wilayah Asia Tenggara yakni sebanyak
10.688.202 kasus, dan negara lain di Wilayah Afrika dan negara bagian Western
Gambar 2.1: Peta persebaran kasus COVID-19 di seluruh dunia per tanggal 28 November 202013
[WHO. Diakses pada 29 November 2020. Tersedia pada: https://covid19.who.int]
harinya. Tercatat per tanggal 31 Desember 2020, terdapat 751.270 total kasus
Gambar 2.2: Diagram akumulasi data jumlah kasus COVID-19 di Indonesia per tanggal 31 Desember
20205
[SATGAS COVID-19 Indonesia. Diakses pada 31 Desember 2020. Tersedia pada:
https://covid19.go.id/peta-sebaran]
12
Corona, karena memiliki morfologi seperti mahkota, yang terdiri dari empat protein
struktural yang dikenal sebagai glikoprotein spike (S), envelope (E), membran (M),
dan nukleokapsid (N). Virus corona memiliki empat subfamili termasuk alfa, beta,
gamma, dan delta. Coronavirus alfa dan beta berasal dari mamalia, sedangkan
coronavirus gamma dan delta telah diidentifikasi pada babi dan burung.
melalui droplet ketika seseorang berbicara, batuk dan bersin atau bahkan secara
jauh berbeda dengan SARS-CoV yang sudah lebih dulu diketahui. 18 Pada manusia,
SARS-CoV-2 dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring,
(ACE 2), seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal.19
Dengan bantuan protein S spike, virus dapat masuk ke dalam sel target.
Masuknya virus bergantung pada kemampuan virus untuk berikatan dengan ACE 2,
sel epitel.20,21,22 Di dalam sel, virus akan melakukan duplikasi materi genetik dan
muncul di permukaan sel.23,24 Selanjutnya, virus mulai menyebar melalui aliran darah,
gejala.19
Infeksi dari virus mampu memproduksi reaksi imun yang berlebihan pada inang
sehingga disebut dengan badai sitokin. Badai sitokin merupakan peristiwa reaksi
inflamasi berlebihan dimana terjadi produksi sitokin yang cepat dan dalam jumlah
yang banyak sebagai respon dari suatu infeksi. Lonjakan sitokin proinflamasi yang
14
cepat ini memicu terjadinya infiltrasi inflamasi oleh jaringan paru yang menyebabkan
kerusakan paru pada bagian epitel dan endotel. Kerusakan ini dapat berakibat pada
1. Tanpa gejala
Tanpa gejala merupakan kondisi paling ringan, dimana tidak ditemukan gejala
pada pasien.
2. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa adanya bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek,
hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang pembau (anosmia) atau
hilang perasa (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga
3. Sedang
15
Apabila terjadi pada pasien remaja atau dewasa, maka akan terdapat tanda
klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda
Apabila terjadi pada anak-anak maka tandanya ialah tanda klinis pneumonia
tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat dan atau tarikan dinding
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan,
4. Berat
Pada pasien remaja atau dewasa: pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari : frekuensi napas > 30
x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara ruangan.
Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau
usia 2-11 bulan, ≥50x/menit; usia 1-5 tahun, ≥40x/menit; usia >5 tahun,
≥30x/menit.
16
5. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok
sepsis.9
Spesimen SPA terdiri atas swab nasofaring (pada rongga hidung ) dan
tracheal aspirate.25
2. Spesimen Fekal
Amplifikasi Asam Nukleat (TAAN) jika pesimen SPA dan SPB memberikan
hasil negatif tetapi masih ada dugaan klinis akan infeksi COVID-19.25
3. Spesimen Postmortem
lanjut.25
Ini merupakan salah satu jenis tes dengan metode deteksi molekuler seperti
material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Proses awal teknik RT-PCR
enzim DNA polimerase. Setelah itu, barulah alat PCR akan melakukan
18
terdeteksi.25,28
Tes diagnostik cepat ini dapat mendeteksi keberadaan protein dari antigen
3. Tes Antibody
Tes ini berguna untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh tubuh
seseorang yang tengah terinfeksi COVID-19, berupa nilai kadar IgG dan
IgM.25
1. Pneumonia Bacterial
Gejala umum yang muncul diantaranya batuk, batuk berdahak, atau
memberat seperti muncul dahak purulen, dahak berdarah, dengan atau
tanpa adanya nyeri dada. Pada umumnya tidak bersifat infeksius, dan
bukan penyakit infeksius.29
2. SARS/MERS
Jenis virus baru ini memiliki kemiripan dengan virus SARS dan MERS.
Akan tetapi, analisis genetik menunjukkan serupa tetapi tidak sama. Virus
jenis baru ini sudah mengalami evolusi.29
3. Demam Berdarah
Pada tempat-tempat endemik, infeksi arbovirus (misal : demam berdarah)
juga perlu dipertimbangkan dalam diagnosis banding penyakit demam
yang belum ditentukan sebabnya, terutama jika ada trombositopenia.30
19
1. Tanpa Gejala
A. Pasien melakukan isolasi mandiri baik di rumah pasien atau pada fasilitas
atau terkonfirmasi.
2) Non-Farmakologis
A. Pasien :
b. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir dan sabun, atau
digunakan.
pada pagi hari sebelum pukul sembilan, ataupun sore hari setelah
pukul tiga.
ruangan.
C. Keluarga :
terdekat.
3) Farmakologis
b. Tablet vitamin C non-acidic dengan dosis 500mg tiap 6-8 jam selama
14 hari
C. Vitamin D
2. Derajat Ringan
A. Isolasi mandiri baik di rumah pasien atau pada fasilitas karantina yang
pernapasan.
Pertama (FKTP).
mandiri.
2) Non-Farmakologis
A. Pasien:
23
b. Mencuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir dan sabun, atau
digunakan.
pagi hari sebelum pukul sembilan, dan sore hari setelah pukul tiga
sore.
ruangan.
C. Keluarga :
terdekat.
3) Farmakologis
a. Tablet vitamin C non-acidic dengan dosis 500mg tiap 6-8 jam selama
14 hari
25
C. Vitamin D
G. Pengobatan simptomatis.
3. Derajat Sedang
2) Non-Farmakologis
A. Istirahat total, beri asupan kalori yang adekuat, selalu kontrol elektrolit,
3) Farmakologis
A. Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
a. Azitromisin 500 mg/24 jam per iv atau per oral selama 5-7 hari, atau
sebagai alternative, Levofloksasin 750 mg/24 jam per iv atau per oral
sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral untuk hari
C. Pengobatan simptomatis.
4. Derajat Berat/Kritis
A. Isolasi di ruang isolasi rumah sakit rujukan atau rawat secara kohorting.
2) Non-farmakologis
A. Istirahat total, beri asupan kalori yang adekuat, selalu kontrol elektrolit,
c. PaO2/FiO2 ≤300mmHg .
e. Limfopenia progresif
ICU.
F. Terapi oksigen
3) Farmakologis
perawatan.
B. Vitamin B1 1 ampul/24jam/IV
C. Vitamin D
F. Antivirus:
IV drip (hari kedua sampai kelima atau hari kedua sampai sepuluh).
29
II.2 Trombosit
Trombosit adalah salah satu sel darah yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah. Trombosit merupakan sel yang berperan penting ketika terjadi luka
atau kebocoran pada pembuluh darah. Jumlah trombosit normal dalam tubuh orang
kurang dari normal disebut trombositopenia, sedangkan jika jumlah trombosit lebih
tinggi dari 400.000 disebut trombositosis. Masa hidup trombosit hanya berlangsung
sekitar 5–9 hari di dalam darah. Trombosit yang tua dan rusak akan dikeluarkan dari
aliran darah oleh organ limpa, kemudian digantikan oleh trombosit baru.32
Trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang dalam bentuk yang lebih besar
yang disebut dengan megakariosit (sel dengan inti yang besar), kemudian mengalami
30
pematangan menjadi trombosit yang tidak memiliki inti sel lagi dan beredar di
peredaran darah. Masa hidup trombosit dalam peredaran darah kurang lebih 10 hari.33
Fungsi utama trombosit ialah berperan dalam proses pembekuan darah. Bila
terdapat luka, trombosit akan berkumpul karena adanya rangsangan kolagen yang
terbuka sehingga trombosit akan menuju ke tempat luka kemudian memicu pembuluh
darah untuk mengkerut (supaya tidak banyak darah yang keluar) dan memicu
yang akan menutupi daerah luka sehingga menghentikan perdarahan aktif yang
terjadi pada luka. Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai peran dalam
melawan infeksi virus dan bakteri dengan memakan virus dan bakteri yang masuk
termasuk juga pada infeksi virus corona. Penurunan jumlah trombosit yang terjadi,
penurunan jumlah trombosit pada pasien COVID-19. Salah satu mekanisme yang
31
terjadi adalah infeksi virus corona dapat menimbulkan badai sitokin, sehingga akan
terjadi destruksi sel progenitor bone marrow. Hal tersebut dapat menurunkan
produksi trombosit yang berujung pada keadaan trombositopenia. Selain itu, virus
corona juga dapat secara langsung menginfeksi sel stroma bone marrow, sehingga
imun dan autoantibodi. Hal tersebut dapat membuat trombosit didestruksi atau
buruk pada pasien. Trombosit dapat berinteraksi langsung dengan patogen virus
Selain itu, cedera pada jaringan paru juga dapat menyebabkan terjadinya
aktivasi trombosit. Trombosit akan menuju ke sel yang mengalami injury. Hal
Trombositopenia
BAB III
METODE PENELITIAN
sama. Pengertian saat yang sama adalah tiap subjek hanya diobservasi satu kali
saja, dan efek diukur menurut keadaan atau status waktu diobservasi. 38
medis pada RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit
34
35
1. Populasi Target
2. Populasi Terjangkau
sampling, sehingga seluruh populasi terjangkau menjadi sampel yang akan diteliti
dengan syarat memenuhi kriteria inklusi dan memenuhi syarat kriteria ekslusi.
Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon pada bulan Maret hingga
Desember 2020.
36
1. Data yang diperoleh pada rekam medis tidak lengkap untuk seluruh
trombosit).
disease (CKD).
Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini adalah severitas
klinis pasien COVID-19.
Variabel bebas atau variabel independen pada penelitian ini adalah jumlah
trombosit.
37
Kerangka konsep terdiri dari variabel bebas dan variable terikat. Berikut
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
pasien yang kemudian akan diinput berupa tabel dengan sistem skoring.
penelitian dan surat izin pengambilan data. Setelah itu, peneliti akan mengirimkan
surat tersebut kepada Kepala RSUD Dr. M. Haulussy, Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara, dan Kepala Bagian Diklat Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.
berupa rekam medis pasien COVID-19 di RSUD Dr. M. Haulussy, Rumah Sakit
Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Kota Ambon pada
bulan Maret hingga Desember 2020. Data yang tersedia kemudian diambil oleh
1. Editing
2. Coding
Kegiatan memberi kode berupa angka pada data yang terdiri atas
3. Entry Data
4. Cleaning
dan program Software Statistical Packages for Social Science (SPSS). Data yang
menggunakan Uji Chi Square, dengan nilai kemaknaan α < 0,05, dimana ρ < α
(0,05) maka hipotesis Ha diterima, dan apabila ρ > α (0,05) maka hipotesis H0
1. Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari lima maksimal 20% dari
jumlah sel.
penggabungan sel untuk tabel B×K, atau menggunakan Uji Fisher Exact untuk
tabel 2×2.
41
Kriteria Ekslusi
Penyajian data
yang dibutuhkan saja, tidak mengambil riwayat penyakit pasien, dan identitas
Bulan
Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug
Penyusunan
Proposal
Pembimbingan
Proposal
Seminar
Proposal
Perbaikan
Proposal
Pengumpulan
Data
Tahap
Penelitian
Analisa Hasil
Penelitian
Penyusunan
Skripsi
Ujian Skripsi
67
BAB IV
Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten.
Ketiga Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Rujukan COVID-19 yang telah
meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD), Unit Perawatan Intensif (ICU dan ICCU),
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap yang terdiri dari sebelas Bangsal Kelas
III, Kelas II, Kelas I, dua Ruangan Pavilium dan Cendrawasih, Ruangan Bedah
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, dan Instalasi Rekam Medis. RSUD Dr. M.
metode DOTS, Ruang Flu Burung, Cold Storage pada Instalasi Pemeliharaan
44
45
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon memiliki tenaga medis yang terdiri dari
31 dokter umum, 34 dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu seperti penyakit
dalam, orthopaedi, anastesi, bedah, anak, saraf, ginekologi dan obsetri, jantung
dan pembuluh darah, paru, mata, kulit dan kelamin, telinga, hidung, dan
Bidang kedokteran gigi terdapat satu dokter gigi, satu dokter spesialis konservasi
gigi, satu dokter spesialis bedah mulut. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada empat
ratus lima puluh tenaga keperawatan, delapan belas manajemen kesehatan, tiga
Rumah Sakit Bhayangkara memiliki tenaga medis yang terdiri dari lima
dokter umum, Sembilan dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu. Bidang
kedokteran gigi terdapat dua dokter gigi. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada lima
puluh lima tenaga paramedis dan enam puluh delapan tenaga non medis.
(HCU), Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap (yang terdiri dari sebelas
Bangsal Kelas III, Kelas II, Kelas I, Kelas VIP dan Kelas Super VIP), Kamar
Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon berdiri sejak tahun
1950 dengan nama awal Detasemen Kesehatan Tentara Komando “D” (DKT
KOMPAS D) dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Prof. dr. J. A. Latumeten
pada tahun 1960. Kemudian, pada tahun 2015, divalidasi kembali menjadi Rumkit
berdiri ada tahun 1975 dengan nama awal Rumah Sakit Prigilima dan kemudian
pada tahun 2003 yang berlokasi di Tantui Ambon. Sedangkan, RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon berdiri sejak tahun 1948 dan diresmikan pada tanggal 3 Maret
1954. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe B yang menjadi pusat rujukan
di Provinsi Maluku dan memiliki luas bangunan yaitu 19952 m2 dengan visi yaitu
menjadi rumah sakit pilihan yang berkualitas dalam pelayanan, pendidikan, dan
Perawatan Intensif (ICU dan ICCU), Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap
yang terdiri dari sebelas Bangsal Kelas III, Kelas II, Kelas I, dua Ruangan
dan Instalasi Rekam Medis. RSUD Dr. M. Haulussy juga memiliki berbagai
47
fasilitas pelayanan pendukung lainnya yaitu Pelayanan VCT untuk penderita HIV-
AIDS, Pelayanan pengobatan TB dengan metode DOTS, Ruang Flu Burung, Cold
Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A. Latumeten memiliki tenaga medis yang
terdiri dari dokter umum, dokter spesialis dalam berbagai bidang ilmu seperti
penyakit dalam, orthopaedi, anastesi, bedah, anak, saraf, ginekologi dan obsetri,
jantung dan pembuluh darah, paru, mata, kulit dan kelamin, telinga, hidung, dan
Bidang kedokteran gigi terdapat satu dokter gigi, satu dokter spesialis konservasi
gigi, satu dokter spesialis bedah mulut. Tenaga kesehatan lainnya yaitu ada tenaga
inklusi. Dengan pengambilan data sekunder pada bulan Maret hingga Desember
isolasi Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Tk.II Prof. dr. J. A.
Latumeten Ambon, dan bulan Juli 2021 di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, untuk
pada tiga rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Ambon tahun 2020.
48
Variabel n %
Severitas Klinis
Tanpa
51 49,5
Gejala/Ringan
Sedang 29 28,2
Berat/Kritis 23 22,3
Jumlah 103 100
banyak adalah responden dengan severitas klinis tanpa gejala dan ringan, yakni
responden dengan severitas klinis berat dan kritis, yakni sebanyak 23 responden
(22,3%).
49
Tabel 4.2.
Variabel n %
Trombosit
Trombositopenia 24 23,3
Normal 60 58,3
Trombositosis 19
18,4
Jumlah 103 100
banyak adalah responden dengan jumlah trombosit yang normal, yakni sebanyak
19 responden (18,4%)
50
Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk. II Prof. dr. J. A. Latumeten Ambon tahun
Tabel 4.3 Hubungan jumlah trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19
Berdasarkan hasil Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai p < 0,001 yang berarti
severitas klinis pasien COVID-19. Pada tabel 4.3 juga terlihat bahwa responden
IV. 4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 terlihat bahwa responden yang paling
banyak adalah responden dengan severitas klinis tanpa gejala dan ringan, yakni
responden dengan severitas klinis berat dan kritis, yakni sebanyak 23 responden
(22,3%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, yang mana pada penelitian
kardiovaskular.40,41
52
lemah, yang akan berdampak pada perjalanan klinis pasien. 40,41 Hasil penelitian
tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al42 pada
tahun 2020, yang mendapatkan bahwa sebagian besar pasien yang dirujuk ke
ruang ICU adalah pasien usia lanjut dan ada komorbiditas yang mendasari.42
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang paling
banyak adalah responden dengan jumlah trombosit yang normal, yakni sebanyak
19 responden (18,4%).
Hasil yang sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et
al43 pada tahun 2020 yang menunjukkan bahwa 84% pasien COVID-19 memiliki
jumlah trombosit yang normal. Pasien dengan jumlah trombosit yang menurun
menduduki posisi kedua, yakni sekitar 12% pasien. Sedangkan 4% sisanya adalah
dilakukan oleh Virginia pada tahun 2020 juga mendapatkan hasil yang sama pada
trombosit yang normal yakni 67,1%, disusul oleh pasien dengan jumlah trombosit
53
yang menurun yakni 17,1%, dan jumlah responden yang paling sedikit adalah
pasien COVID-19 dihubungkan dengan keadaan pasien yang berat, yang mana
dan sel endotel dimana secara bersamaan komponen ini dapat meningkatkan
COVID-19
trombosit dengan severitas klinis pasien COVID-19 pada RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Rumah Sakit Tk. II. Prof. dr. J.
terjadi pada pasien COVID-19 terkait dengan severitas klinis pasien tersebut.
jumlah trombosit yang menurun. Lippi et al11 pada penelitiannya tahun 2020 di
54
COVID-19 yang ringan dan berat.11 Penurunan atau perubahan yang terjadi
berjalan lurus dengan tingkat keparahan pasien. Hasil yang sama juga didapatkan
penelitian yang dilakukan oleh Güçlü E et al pada tahun 2020, tidak ditemukan
penyakit.47
umum pada pasien dengan severitas klinis yang berat hingga kritis. Mekanisme
konsumsi trombosit.32-37
1. Sumber referensi dari penelitian ini berasal dari waktu yang relatif
ini.
55
2. Ada beberapa sampel yang tereksklusi karena rekam medis tidak ada,
dan beberapa pasien COVID-19 pada ketiga rumah sakit tersebut tidak
BAB V
V.1 Kesimpulan
klinis yang sedang, sedangkan severitas klinis berat dan kritis adalah
sebanyak 22,3%.
(<0,05).
55
56
V. 2 Saran
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
63
64
LAMPIRAN
68
25 SP 2020 1 2
26 MP 2020 2 2
27 IU 2020 2 1
28 FW 2020 1 3
29 IRW 2020 2 1
30 EKL 2020 3 1
31 PDR 2020 3 1
32 RN 2020 2 3
33 ICS 2020 2 3
34 AK 2020 3 1
35 TC 2020 3 1
36 BN 2020 1 3
37 ZS 2020 1 3
38 AFS 2020 3 3
39 KT 2020 3 1
40 E 2020 2 1
41 JRDNR 2020 1 2
42 CL 2020 1 2
43 AKT 2020 3 2
44 LR 2020 3 1
45 DW 2020 3 1
46 SH 2020 3 1
47 ML 2020 2 1
48 HRP 2020 2 2
49 WL 2020 3 1
50 SBVP 2020 2 2
71
51 SB 2020 2 1
52 MT 2020 1 3
53 LS 2020 2 1
54 MP 2020 2 2
55 LS 2020 1 3
56 BR 2020 1 3
57 HN 2020 1 2
58 FMS 2020 1 3
59 A 2020 2 1
60 IWS 2020 2 2
61 WW 2020 2 1
62 HB 2020 1 2
63 SR 2020 2 1
64 ERM 2020 2 1
65 LS 2020 2 1
66 UF 2020 2 2
67 TN 2020 2 1
68 IT 2020 2 1
69 LS 2020 3 3
70 NA 2020 3 3
71 ARS 2020 2 1
72 FF 2020 2 2
73 AD 2020 1 1
74 DN 2020 2 1
75 AW 2020 2 1
76 J 2020 3 1
77 MK 2020 2 1
72
78 AWL 2020 2 2
79 AP 2020 2 1
80 RA 2020 2 1
81 MR 2020 2 2
82 DT 2020 2 1
83 BGA 2020 2 3
84 CDF 2020 2 2
85 TTP 2020 2 1
86 SR 2020 1 3
87 IAR 2020 2 1
88 PS 2020 1 1
89 M 2020 2 1
90 MRT 2020 2 3
91 MS 2020 2 1
92 NSD 2020 2 2
93 R 2020 2 1
94 EG 2020 1 2
95 BU 2020 3 3
96 RAG 2020 1 3
97 P 2020 2 1
98 MAGH 2020 2 1
99 NE 2020 2 2
100 MS 2020 1 3
101 SLC 2020 2 1
102 USM 2020 1 2
103 IBSMY 2020 2 1
73
KETERANGAN
Jumlah Trombosit :
1. Menurun (<150.000mm3)
2. Normal (150.000-400.000 mm3)
3. Meningkat (>400.000 mm3)
Severitas Klinis :
1. Tanpa Gejala dan Ringan
2. Sedang
3. Berat dan Kritis
BIODATA PENULIS
67