SKRIPSI
OLEH :
INDAH
NPM :17310
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN
ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH DENGAN KEJADIAN
PERITONITIS PADA PASIEN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN DI RSUD
DR. H. ABDUL MOELOEK PROVENSI LAMPUNG TAHUN 2017-2019”
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka dengan
selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
PENDAHULUAN
sederhana hingga yang mengancam jiwa, penilaian dan diagnosis yang tepat
cedera yang disebabkan terutama karena kecelakaan lalu lintas jalan raya.
Trauma tumpul abdomen juga bisa terjadi karena terjatuh dari ketinggian,
trauma dan ditemukan 7–10% pada kasus trauma, didapatkan sekitar 80%
57 juta setiap tahun dan mengakibatkan sekitar 2 juta jiwa harus dirawat inap,
26% dan lebih dari setengah kasus kehilangan usia produktif (Karjosukarso et
al., 2019).
Prevalensi cedera di Indonesia secara nasional adalah sebesar 8,2
provinsi Lampung adalah bagian lutut dan tungkai bawah (30,5%), bagian
tumit dan tungkai (26,2%), bagian pergelangan tangan dan tangan (23,8%),
bagian kepala (11,8%), bagian bahu dan lengan atas (11,7%), bagian perut,
punggung dan panggul (6,5%), bagian dada (2,0%) dan bagian leher (1,6%)
(Riskesdas, 2007 dan 2013). Data kejadian peritonitis pada pasien trauma
kelompok usia 15-24 tahun. Sehingga hal ini menyebabkan trauma tumpul
abdomen sebagai salah satu masalah umum yang akan dihadapi oleh seluruh
tenaga kesehatan dan khususnya oleh dokter bedah. diagnosis cepat pada
cedera pada organ intra abdomen pada pasien trauma tumpul abdomen
berdasarkan dengan fitur klinis seperti riwayat pasien dan pemeriksaan fisik
Dokter ahli bedah berpendapat bahwa ruptur pada organ berongga dan
perdarahan yang terjadi pada organ padat akan mengakibatkan peritonitis dan
dapat mudah diketahui akan, tetapi gejala fisik yang tidak jelas, kadang
ditutupi oleh rasa nyeri (shadowed by pain) akibat trauma ekstra abdomen
sebagian atau semua peritoneum parietal dan visceral yang merupakan salah
satu keadaan darurat bedah yang paling umum hadir di departemen bedah.
Peritoneum adalah membran halus serous terbesar dari tubuh manusia dengan
leukosit saat masuk rumah sakit, pada hari ke-3 dan ke-7 setelahnya. Saat
masuk rumah sakit jumlah leukosit pada peritonitis yang terjadi karena
trauma dengan median 13.1 X 109/L dengan rerata (min 8.6 – maks 36.6).
Jumlah leukosit pada hari ke-3 10.1 X 109/L dengan rerata (min 4.6 – maks
24) pada keakuratan p<0,05. Dan pada hari ke-7 menjadi 8.95 X 109/L
dengan rerata (min 5.9 – maks 24.4) pada keakuratan p<0,001. Pada
meningkat pada saat masuk rumah sakit dan menurun seiring dengan
yang menjadi sampel adalah seluruh pasien peritonitis yang datang berobat ke
RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2017-2018 sebanyak 145 orang.
tahun 2017-2019.
tahun 2017-2019.
dengan selesai.
Lampung.
ini adalah semua pasien trauma tumpul abdomen di RSUD Dr. H. Abdul
TINJAUAN PUSTAKA
sebelah atas dan yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan
organ - organ dalam tubuh berada. Regio abdomen ini terdiri atas sembilan
daerah, yaitu:
atas, tempat organ hati dan sedikit bagian dari organ lambung.
bawah, tempat bagian akhir usus besar berada dan organ rektum
pencernaan.
d. Regio Lumbar Kanan dan Kiri / Right and Left Lumbar region
kiri dari regio umbilikus, tempat usus besar berada dan juga usus
kecil.
pencernaan lambung.
disisi kanan dan kiri dari regio hypogastrium yang berisi organ
beberapa kuadran yang sering disebut sebagai kuadran abdomen yang terdiri
berisi organ usus besar, usus kecil, sekum dan umbai cacing.
atas dua bagian utama, yaitu peritoneum parietal yang melapisi dinding
yang berada di dalam rongga itu. Ruang yang bisa terdapat di antara dua lapis
yang serius. Selain itu, trauma tumpul abdomen bisa juga disebabkan
karena cedera olah raga, terjatuh dari ketinggian, dan kekerasan fisik.
Organ yang sering mengalami trauma antara lain limpa (40-45%), hati /
liver (35-45%) dan ginjal. Hal ini karena organ-organ tersebut merupakan
tembus abdomen terjadi situasi benda seperti pisau, peluru. Luka tusuk
merupakan penyebab tersering trauma usus, namun luka tusuk jarang yang
kecelakaan lalu lintas jalan raya. Trauma tumpul abdomen juga bisa
2020).
2.3.2 Epidemiologi Trauma Tumpul Abdomen
cedera pada organ intra abdomen pada pasien trauma tumpul abdomen
perut, 80-90% diakibatkan oleh peluru dan 30% disebabkan karena luka
sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan jatuh. Ada
a. Anamnesis
transportasi dan juga dari pasien sendiri jika pasien sadar. Saat
injury (cedera yang didapat), signs (tanda atau gejala yang dialami) dan
tembus, benda asing yang menancap, keluarnya omentum atau usus kecil.
otot) merupakan tanda khas iritasi peritoneum. Apabila pasien nyeri atau
timbul gerakan abnormal saat kita tekan area panggul, maka kita curiga
c. Pemeriksaan penunjang
dibagi menjadi 3 kelompok yaitu resiko rendah yaitu jika jumlah skor
BATSS kurang dari 8, risiko sedang jumlah skor BATSS 8-12, resiko
tinggi jumlah skor BATSS lebih dari 12. Pada kelompok pasien
2019).
Aspiration)
2019).
2.4 Peritonitis
parietal dan visceral. Keadaan darurat bedah yang paling umum yang
terbesar dari tubuh manusia dengan luas permukaan sekitar 2m² kira-
2020).
al., 2008).
Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan
dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan
dengan adanya kenaikan suhu, masukan yang tidak ada, serta muntah
hambatan. Ileus ini dapat berupa ileus sederhana yaitu obstruksi usus
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total
nekrosis atau ganggren dan akhirnya terjadi perforasi usus dan karena
perforasi gaster.
c. Peritonitis tertier, yaitu peritonitis yang persisten atau rekuren
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
menurun, palpasi nyeri tekan seluruh perut dan defans otot, dan
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
darah.
2.4.6 Tatalaksana
dan bakteri anaerob gram negatif, untuk peritonitis ringan sampai sedang
2.5 Leukosit
proses inflamasi maupun infeksi. Kelainan leukosit dapat ditinjau dari aspek
atau terlalu tinggi (leukositosis). Jumlah leukosit normal pada dewasa adalah
yaitu granula dan agranular. Jenis leukosit granular terdiri dari neutrofil,
basofil, dan asidofil (eosinofil) sedangkan jenis leukosit agranular terdiri dari
Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling banyak yaitu sekitar
50-70% diantara sel leukosit yang lain. Neutrofil berfungsi sebagai garis
fisiologi terhadap stres, misalnya karena olah raga, cuaca yang ekstrim,
perdarahan atau hemolisis akut, melahirkan, dan stres emosi akut. Keadaan
pada orang stres, pemberian steroid per oral atau injeksi, luka bakar dan syok
(khususnya jamur dan bakteri) serta berperan dalam reaksi imun. Limfosit
adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah neutrofil (20- 40% dari total
T (Kiswari, 2014).
20.000 sel/mL, tetapi kadang mencapai kadar yang sangat tinggi hingga
yang meningkat dari cadangan sumsum tulang post mitosis. Infeksi lama juga
efek yang biasanya lebih dari kompensasi kehilangan sel pada reaksi
parietal dan visceral yang merupakan salah satu keadaan darurat bedah yang
halus serous terbesar dari tubuh manusia dengan luas permukaan sekitar 2m²
2020).
Peradangan yang terjadi pada sebagian atau semua peritoneum
dan stimulasi sel induk oleh faktor pertumbuhan (G-CSF). Pada infeksi awal,
segi jumlah dan distribusinya. Selama proses infeksi, agen kemotaksis akan
Leukosit ↑
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
2.9 Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Provinsi Lampung.
dengan selesai.
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
1.001-5000 5%
5.001-10.000 3%
>10.000 1%
Tabel 3.1 Tabel Persentase Sampling
2019.
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
Notoatmojo (2018).
medik.
melihat apakah ada data yang hilang (Missing), dan melihat kembali
apakah data yang di masukkan sesuai dengan hasil yang telah diberi
kode.
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder
dari data rekam medik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2019.
uji statistik. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Regresi logistik
Rekam Medik
Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ruang rekam medis Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.
peneliti mengambi semua data yang tersedia yang memnuhi kriteria inklusi,
adapun pada penelitian ini peneliti mendapakan data sebanyak 53 responden dan
besarnya proporsi menurut variabel yang diteliti dan juga berguna untuk
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
yaitu sebanyak 20 orang (37,7%), dan responden lainnya yaitu usia 0-10
(28,3%).
d. Peritonitis
(11,3%).
leukosit 2,9
34 97,1% 1 24
osis % 15.6 0,00 1719-
92 3 143.244
31,6
Normal 13 68,4% 6 21
%
Jumla
47 7 54
h
jumlah leukosit darah dengan kejadian peritonitis diperoleh nilai p value = 0,003
(p < 0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah leukosit
darah dengan kejadian peritonitis. Pada penelitian dapat di artikan bahwa hipotesa
awal diterima sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah leukosit
darah dengan kejadian peritonitis. Pada penelitian ini idapatkan nilai OR (ods
Ratio) sebesar 15,692 dapat diartikan 15% penderita peritonitis akan mengalami
luekositosis.
4.3 Pembahasan
usia bukan salah satu faktor dari terjadinya peritonitis hal ini diukung
oleh teori Warsinggih dimana tidak ada faktor usia akan kejadian
pada peritonitis adalah perforasi usus halus (ilium) dan hanya sebanyak 1
patologi yang serius, namun tanpa gejala yang spesifik. Dalam hal ini,
keadaan sepsis berat yang memiliki prognosis lebih buruk. Hasil ini juga
sesuai dengan penelitian oleh Ross et all serta Skipworth dan Fearon.,
Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada hasil uji laboratorium
laboratorium.
BAB V
5.1 Kesimpulan
15 orang (28,3%).
5.2 Saran
1) Bagi Mahasiswa
tinggi.
2) Bagi Instansi yang Bersangkutan
Alfian Nur Rosyid, Muhammad ilham aldika, ed., Gawat Darurat Medis Dan
Bedah, pertama (Surabaya: Airlangga University Press, 2018)
Novi Khila Firani, Mengenali Sel Sel Darah Dan Kelainan Darah, ed. by Tim UB
Press (malang: UB Press, 2018)
. Skipworth R, Fearon K. Emergency Surgery Acute abdomen: peritonitis
pathophysiology. 2007;1-4. Available from:
http://www.1spbgmu.ru/images/home/universitet/Struktura/Kafedry/Gospital
no y_hirurgii_2/literatura_eng/Acute_abdo men_peritonitis.pdf
Ross JT, Matthay MA, Harris HW. Secondary peritonitis: Principles of diagnosis
and intervention. BMJ. 2018;361:k1407.
LAMPIRAN