Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN USIA TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA

PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSI SITI RAHMAH


PERIODE JANUARI-DESEMBER 2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Kedoketran pada Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah

MELY WULANDARI
1610070100022

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN USIA TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA


PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSI SITI RAHMA
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2018.

Disusun oleh
MELY WULANDARI
1610070100022

Telah disetujui
Padang, 26 januari 2020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(dr. Nurwiyeni, Sp.Pa,M.Biomed) (dr. Wisda Widiastuti, Sp. PD)

i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Mely Wulandari

NIM : 1610070100022

Mahasiswa : Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas


Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya ini berupa skripsi dengan judul “Hubungan Usia Terhadap
Kejadian Anemia Pada Pasien Kanker Kolorektal Di RSI Siti Rahmah
Periode Januari-Desember 201” adalah asli dan belum pernah dipublikasi
atau diajukan untuk mendapatkan gelar akademik di Universitas
Baiturrahmah maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan orang lain, kecuali pembimbing dan pihak lain sepengetahuan
pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan judul buku aslinya serta dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Apabila terdapat penyimpangan didalam pernyataan ini, saya bersedia


menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lain sesuai norma dan hukum yang berlaku.

Padang, 15 agustus 2020

Yang membuat pernyataan,

(Mely Wulandari)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpakan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Usia Terhadap Kejadian Anemia Pada Pasien Kanker
Kolorektal Di RSI Siti Rahmah Periode Januari-Desember 2018”. Penulisan
skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, dengan tulus dan segala
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir H. Musliar Kasim, MS selaku rektor Universitas Baiturrahmah


yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di
Universitas Baiturrahmah.

2. Prof. Dr. Dr. Amirmuslim Malik, PhD selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah yang telah memberikan sarana dan prasarana dalam
penyelesaian skripsi ini.

3. dr. Nurwiyeni,Sp.PA,M.Biomed An sebagai pembimbing 1 yang telah begitu


sabar dalam menghadapi bimbingan, waktu, pikiran, tenaga, perhatian, saran,
serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. dr. Wisda Widiastuti,Sp. PD sebagai pembimbing 2 yang telah begitu sabar


dalam menghadapi bimbingan, waktu, pikiran, tenaga, perhatian, saran, serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. dr. Prima Adelin, Sp.PK sebagai penguji 1 yang bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, saran dan arahan agar terselesaikannya
penulisan skripsi ini.

iii
6. dr. Budi Y, Sp.B sebagai penguji 1 yang bersedia meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, saran dan arahan agar terselesaikannya penulisan
skripsi ini.

7. Teristimewa terima kasih kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang
Bapak (Nurdin) dan Ibuk (Yurnita), atas kasih sayang, dorongan moral dan
materil, terutama doa kalian yang selalu meringankan langkah penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, juga seluruh kelurga besar yang telah menjadi
penyemangat dan penghibur penulis selama ini, dan skripsi ini penulis
dedikasikan untuk mereka.

8. Terima kasih penulis ucapkan kepada saudara dan sahabat-sahabat yang


selalu siap membantu Reka Yulia Putri, Komala Rachmani, Putri Rahmadini,
Vela, Reni, Indah serta teman-teman angkatan 2016 AM16DALA dan semua
pihak yang telah membantu memberikan dukungan yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya masih terdapat kekurangan dalam


penulisannya karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
olen penulis. Oleh karena itu, penulis berharap agar dapat diberikan masukan
yang dapat membangun kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkahnya


kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat serta dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak.

Padang, Juni 2020

Penulis

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN USIA TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN

KANKER KOLOREKTAL DI RSI SITI RAHMAH PERIODE

JANUARI-DESEMBER 2018

MELY WULANDARI

Kanker kolorektal merupakan salah satu penyakit keganasan dengan

prevalensi dan insidensi tertinggi di seluruh dunia dan diperkirakan sebanyak 1,2

juta orang di diagnosis kanker kolorektal setiap tahunnya. Anemia merupakan

masalah yang sering terjadi pada penderita Kanker kolorektal. Anemia pada

pasien kanker kolorektal akan berpengaruh terhadap proses terapi dan

memburuknya overall survival. Usia adalah salah satu faktor penting yang

berhubungan dengan terjadinya anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara usia terhadap kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan

cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam

medis pasien dengan diagnosis kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang

tahun 2018. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil uji chi

square dalam penelitian ini menunjukkan bahwa p-value < 0,05 sehingga

hipotesis diterima pada taraf signifikansi (  ) = 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

usia mempuyai hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada pasien

kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018.

Kata Kunci: Usia, Anemia, Kanker Kolorektal

v
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF ANEMIA EVENTS TO AGE IN

COLORECTAL CANCER PATIENTS IN SITI RAHMAH Hospital,

JANUARY-DECEMBER 2018 PERIOD

MELY WULANDARI

Colorectal cancer is one of the highest prevalence and incidence of

malignancy in the world and an estimated 1.2 million people are diagnosed with

colorectal cancer every year. Anemia is a problem that often occurs in patients

with colorectal cancer. Anemia in colorectal cancer patients will affect the

therapeutic process and worsen overall survival. Age is one of the important

factors associated with anemia. This research aims to determine the relationship

between age and the incidence of anemia in colorectal cancer patients. This

research is an analytic study with cross sectional approach. The data used in this

study are the medical records of patients with a diagnosis of colorectal cancer at

Siti Rahmah Hospital in Padang in 2018. The statistical test used was the chi

square test. Chi square test results in this study indicate that the p-value < 0,05 so

that the hypothesis is accepted at the significance level (  ) = 5%. So it can be

concluded that age has a significant relationship with the incidence of anemia in

colorectal cancer patients at Siti Rahmah Padang Hospital in 2018.

Keyword: Age, Anemia, Colorectal Cancer

vi
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan..................................................................................... i
Pernyataan keaslian penelitian..................................................................... ii
Kata pengantar.................. ... ......................................................................... iii
Abstrak........................................................................................................... v
Abstract.............................. ... ........................................................................ vi
Daftar isi............................. ... ........................................................................ vii
Daftar Tabel.................................................................................................... x
Daftar Diagram............................................................................................... xi
Daftar Singkatan/Istilah................................................................................. xii
Daftar Lampiran............................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.3.1.. Tujuan umum....................................................................... 4
1.3.2.. Tujuan Khusus...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6
2.1 Kanker Kolon.................................................................................. 6
2.1.1.. Anatomi Kolon dan Rektum................................................. 6
2.1.2.. Definisi Kanker Kolorektal.................................................. 6
2.1.3.. Epidemiologi........................................................................ 7
2.1.4.. Patofisiologi dan Fakto Resiko............................................. 8
2.1.5.. Derajat Keganasan Kanker Kolorektal................................. 10
2.1.6.. Lokasi Kanker Kolorektal.................................................... 11
2.1.7.. Manifestasi Klinis................................................................. 12
2.2 Definisi Anemia.............................................................................. 13
2.2.1.. Kriteria Anemia.................................................................... 14
2.2.2.. Patofisiologi Anemia............................................................ 15
2.2.3.. Usia Terhadap Anemia......................................................... 16
2.3 Anemia pada Kanker Kolorektal.................................................... 17
2.4 Hubungan Usia terhadap Anemia pada Pasien Kanker Kolorektal. 17
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN
HIPOTESIS................................................................................... 19
3.1 Kerangka Teori................................................................................ 19
3.2 Kerangka Konsep............................................................................ 20
3.3 Hipotesis.......................................................................................... 20
BAB IV METODE PENELITIAN............................................................. 21
4.1 Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 21
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 21
4.3 Jenis dan Rangcangan Penelitian.................................................... 21
4.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 21
4.4.1.. Populasi ............................................................................... 21

vii
4.4.2.. Sampel.................................................................................. 21
4.4.3.. Cara Pengambilan Sampel ................................................... 22
4.5 Variabel Penelitian.......................................................................... 22
4.5.1.. Variabel Bebas..................................................................... 22
4.5.2.. Variabel terikat..................................................................... 22
4.6 Definisi Operasional........................................................................ 22
4.7 Cara Pengumpulan Data.................................................................. 23
4.7.1.. Bahan.................................................................................... 23
4.7.2.. Alat....................................................................................... 23
4.7.3.. Jenis Data............................................................................. 23
4.7.4.. Cara kerja ............................................................................ 24
4.8 Alur Penelitian................................................................................. 24
4.9 Analisis Data................................................................................... 25
4.10 Etika Penelitian............................................................................... 25
4.11 Jadwal Penelitian............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kolon dan Rektum ..................................................... 6


Gambar 2.3 Epidemiologi Kanker Kolorektal .............................................. 7
Gambar 3.1 Kerangka Teori .......................................................................... 19
Gambar 3.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 20
Gambar 4.1 Alur Penelitian ........................................................................... 24

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Histological Grade ......................................................................... 11


Tabel 2.2 Presentase Letak Keganasan Kolorektal ........................................ 12
Tabel 2.3 Kriteria Anemia menurut WHO ..................................................... 15
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ............................................................................ 26
Tabel 5.1 Frekuensi Karakteristik Penderita Kanker Kolorektal di RSI Siti
Rahmah Periode Januari-Desember 2018....................................... 26
Tabel 5.2 Frekuensi Status Anemia Pasien Kanker Kolorektal di RSI Siti
Rahmah Periode Januari-Desember 2018....................................... 27
Tabel 5.3 Hubungan Usia Terhadapa Kejadian Anemia pada Pasien kanker
Kolorektal........................................................................................ 28

x
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Kerangka Teori ......................................................................... 18


Diagram 3.2 Kerangka Konsep......................................................................... 19
Diagram 4.1 Alur Penelitian ......................................................................... 23

xi
DAFTAR ISTILAH

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar


KKR : Kanker Kolorektal
WHO : World Health Organization
HRI : heme-regulated translational inhibitor
NHANES III : National Health And Nutrition Examination Survey ke 3
IL-6 : Interleukin-6
CIN : cromosomal instability
MIN : microsatelite instability

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat izin penelitian Fakultas Kedokteran Universitas


Baiturrhamh 29 ....................................................................
Lampiran 2. Kode Etik Penelitian dari RSI Siti Rahmah Padang.............
Lampiran 3. Master Table.........................................................................
Lampiran 4. Dokumentasi.........................................................................
Lampiran 5. Hasil Olah Data.....................................................................
Lampiran 6. Hasil Analisis dengan SPSS.................................................

xiii
xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker kolorektal (KKR) adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus

besar dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) sampai rektum (bagian kecil

terakhir dari usus besar sebelum anus).1 Menurut American Cancer Society,

kanker kolorektal (KKR) adalah kanker ketiga terbanyak dan merupakan kanker

penyebab kematian ketiga terbanyak pada pria dan wanita di Amerika Serikat.2

Menurut World Cancer Report 2014, terdapat 8,2 juta kanker yang

mengakibatkan mortalitas pada tahun 2012 salah satunya kanker kolorektal

694.000 jiwa. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit keganasan dengan

prevalensi dan insidensi tertinggi di seluruh dunia dan diperkirakan sebanyak 1,2

juta orang di diagnosis kanker kolorektal setiap tahunnya.3 Menurut Riset

Kesehatan Dasar (RIKESDAS) tahun 2018 morbiditas dan mortalitas kanker

mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir (2013-2018), prevalensi kanker di

Indonesia mencapai 1,79/1000 penduduk, mengalami kanaikan dari tahun 2013

sebanyak 1,4/1000 penduduk.4

Tanda-tanda yang terjadi pada pasien kanker kolorektal, adanya perdarahan

yang sedikit tetapi kronis atau perdarahan akut pada keganasan saluran

pencernaan menjadi sebagian penyebab utama terjadinya anemia.5 Anemia pada

pasien kanker kolorektal tentu harus diperhatikan karena akan berpengaruh

terhadap proses terapi dan memburuknya overall survival pasien.6

1
Terdapat beberapa fakor yang menjadi penyebab terjadinya kanker kolorektal

antara lain faktor genetik. Berdasarkan studi yang dilakukan sekitar 20% kasus

kanker kolorektal diturunkan secara genetik. Faktor lain yang juga turut

berkontribusi terhadap terjadinya kanker kolorektal yaitu kurangnya aktifitas fisik

dan obesitas, keduanya paling sering dilaporkan sebagai faktor yang berhubungan

dangan kanker kolorektal. Faktor-faktor lain seperti pola makan yang tinggi lemak

serta rendah serat, merokok, dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan juga

meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal.7

Adenokarsinoma dapat dibagi atas tiga derajat berdasarkan tingkat sel asinar

(tubular) yaitu derajat I (well differentiated), II (moderately differentiated) dan III

(poorly differentiated). Lima belas sampai dua puluh persen adenokarsinoma

kolorektal adalah derajat I (well differentiated), 60–70% adalah derajat II

(moderately differentiated), sedangkan 15–20% adalah derajat III (poorly

differentiated).8

Pasien Kanker Kolorektal dengan usia lebih tua lebih banyak mengalami

anemia dan didapatkan bahwa anemia derajat berat paling banyak dialami oleh

pasien Kanker Kolorektal dengan rentang usia 71-80 tahun. Dalam hasil

penelitian sebelumnya mengutarakan bahwa 13,5% pasien kanker kolorektal

terjadi pada usia kurang dari 65 tahun, sedangkan 19,9% terjadi pada usia lebih

dari 80 tahun yang mengalami anemia berat.9

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah

merah, kadar hemoglobin dan hematokrit.10 Anemia merupakan masalah

kesehatan utama dimasyarakat yang sering dijumpai diseluruh dunia, terutama di

negara berkembang seperti Indonesia. Sebagian besar penyebab anemia di

2
Indonesia adalah kekurangan besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap

hari dan diperlukan untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut anemia

defisiensi besi.1 Penduduk dunia yang mengalami anemia berjumlah sekitar 30%

atau 2,20% miliar orang dengan sebagian besar diantaranya tinggal di daerah

tropis.11 Prevalensi anemia secara global sekitar 51%.12

Kondisi anemia merupakan kondisi yang banyak ditemui pada penderita

kanker. Penyebab kondisi anemia pada penderita kanker adalah multifaktorial

seperti akibat kondisi defisiensi besi, defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12,

gangguan ginjal, keterlibatan sumsum tulang, perdarahan, efek dari terapi kanker

baik kemoterapi maupun radioterapi, kondisi inflamasi atau aktivasi dari sistem

imun dan akibat terjadinya hemolisis. Jenis anemia ini pada waktu yang selalu

dihubungkan dengan anemia karena penyakit kronik. Namun sekarang disebut

sebagai anemia yang berhubungan dengan kanker atau cancer related anemia

(CRA).13

Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen

dari paru-paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka

akan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi, sehingga prestasi belajar menurun,

daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun, mudah

sakit karena daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang masuk sekolah atau

bekerja.14

Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan usia

terhadap kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal pada pasien di RSI Siti

Rahmah Padang.

3
1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan usia terhadap kejadian anemia pada pasien kanker

kolorektal pada pasien di RSI Siti Rahmah Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara usia terhadap kejadian anemia pada

pasien kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini :

1. Mengetahui karateristik penderita kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah.

2. Mengetahui status anemia pada penderita kanker kolorektal.

3. Mengetahui hubungan antara usia terhadap kejadian anemia pada pasien

kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Institusi

Hasil penelitian diharapkan sebagai referensi maupun sumber

informasi tentang kanker kolorektal.

2. Penulis

Hasil penilitian diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

dasar penelitian selanjutnya mengenai kanker kolorektal sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan penambah referensi serta bahan pertimbangan

dalam pengembangan penelitian lebih lanjut.

3. Pelayanan Kesehatan

4
Memberikan informasi bagi fasilitas pelayanan kesehatan terkait

dengan manajemen pasien penderita kanker kolorektal.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Kolon

2.1.1 Anatomi Kolon dan Rektum

Secara anatomi, usus besar (kolon) manusia seperti terlihat pada gambar di

bawah ini, yakni terdiri dari sekum, appendix vermivormis, kolon ascenden, kolon

transversum, kolon descenden, rektum, dan anus, dengan panjang kira-kira 1,5 m

terbentang dari ujung distal ileum hingga anus, usus besar ini memiliki fungsi

mengabsorbsi air dan gram dan membentuk feses.15

Gambar 2.1 Anatomi Kolon dan Rektum.16,17

2.1.2 Definisi Kanker Kolorektal

Kanker atau karsinoma kolorektal (KKR) adalah keganasan yang tumbuh di

mukosa kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan rektum (bagian kecil

terakhir dari usus besar sebelum anus). Kanker ini dapat juga dibagi menjadi

kanker kolon atau kanker rektum tergantung dari mana awal mula tumbuhnya

6
kanker.16

Kanker kolorektal merupakan penyakit yang memiliki sifat degradasi dan

degenaratif sehingga apabila tidak ditangani dengan baik dan tepat akan dapat

mengakibatkan hal yang membahayakan pada tubuh manusia. Kanker kolorektal

pada tahap pertumbuhan awalnya ditandai dengan munculnya polip pada kolon

dan berubah menjadi kanker.7,18

2.1.3 Epidemiologi

Kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga terbanyak setelah kanker

paru dan kanker payudara di dunia. Adapun estimasi kasus baru pada tahun

2011 yakni sekitar 141.210 kasus baru dan 49.380 diantaranya meninggal

disebabkan oleh kanker kolorektal ini.2

Gambar 2.2 Epidemiologi Kanker Kolorektal.6,18

Menurut data dari GLOBOCAN 2012, insiden kanker kolorektal di Indonesia

adalah 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari

seluruh kasus kanker.19 Indonesia menempati urutan ke-3 kanker kolorektal hal ini

disebabkan oleh karena perubahan pola makan masyarakat Indonesia yang

7
mengikuti pola makan orang Barat (westernisasi) yaitu mengkonsumsi makanan

yang lebuh tinggi lemak serta rendah serat.7,18

Kanker kolorektal yang terjadi di negara Indonesia adalah keganasan yang

sering terjadi baik pada pria dan wanita setelah kanker prostat dan kanker

payudara dengan persentase 11,5% dari jumlah seluruh pasien kanker di Indonesia.

Insidensi kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka

kematiannya. Insidensi kanker kolorektal pada pria sebanding dengan wanita dan

lebih banyak terjadi pada usia produktif. Hal ini berbeda dengan data yang

diperoleh di negara berat dimana kanker biasanya terjadi pada pasien usia lanjut.

Perbandingan insidensi pada laki-laki dan perempuan adalah 3 berbanding 1 dan

kurang dari 50% kanker kolon dan rektum di temukan di rektosigmoid.20

2.1.4 Patofisiologi dan Faktor Resiko

Secara umum dinyatakan bahwa perkembangan kanker kolorektal merupakan

interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Patofisiologi dari kanker

kolorektal diduga berhubungan dengan ekspresi yang berlebihan dari IL-6.

interleukin-6 (IL-6) adalah pleiotropic cytokine yang diketahui memiliki peran

dalam fungsi fisiologis. Interleukin ini menstimulasi sel B untuk memproduksi

protein fase akut. Interleukin-6 ini diperlukan untuk pertumbuhan beberapa

hybridomas atau plasmacytomas dan menginduksi diferensiasi neural dari. IL-6

mempunyai peranan dalam hematipoesis dan aktivasi sel T.21

Interleukin-6 berperan besar pada proses fisiologis dan patofisiologis. Sitokin

ini diproduksi oleh berbagai macam tipe sel. Sumber utama pada in vivo berasal

dari monosit, fibrolast, dan sel endotel yang terstimulasi. Makrofag, sel T dan

8
limfosit B, sel otot halus, eosinofil, kondrosit, esteoblast, sel mast, sel glial, dan

kerasinosit juga memproduksi IL-6 setelah terstimulasi.22 Beberapa faktor risiko

yang dapat mempengaruhi terjadinya kanker kolorektal antara lain :

1. Usia

Resiko terjadinya kanker kolorektal mulai meningkat setelah usia 40 tahun

dan meningkat tajam pada usia 50-55 tahun, lebih dari 90% kasus KKR terjadi di

atas usia 50 tahun. Angka kejadian pada usia 60-79 tahun 15 kali lebih tinggi

dibandingkan pada usia kurang dari 40 tahun. Umur median yang paling sering

terjadi adalah usia 68 tahun pada laki laki dan 72 tahun pada perempuan.2,23,24

Akan tetapi risiko terjadinya kanker kolorektal pada saat ini mengalami

pergeseran usia, banyak kanker kolorektal ditemukan pada usia yang lebih muda

dibandingkan usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Faktor

yang diduga kuat adalah gaya hidup yang kurang sehat.7

2. Genetik

Banyak kelainan genetik yang dikaitkan dengan keganasan kolorektal.

Kanker kolorektal terjadi akibat dari kerusakan lokus yang mengontrol

pertumbuhan sel. Perubahan dari kolonosit normal menjadi jaringan adenomatosa

yang berujung menjadi kanker kolon melibatkan sejumlah mutasi yang

mempercepat pertumbuhan sel. Terdapat dua mekanisme yang menimbulkan

instabilitas genom dan berujung pada kanker kolorektal yaitu instabilitas

kromosom (cromosomal instability atau CIN) dan instabilitas mikrosatelit

(microsatelite instability atau MIN).25

3. Diet

Beberapa penelitian menyatakan bahwa diet tinggi lemak berpotensi

9
menyebabkan kanker kolorektal. Angka kematian dari kanker kolorektal

berhubungan langsung dengan rata-rata konsumsi dari kalori, daging, lemak dan

minyak yang meningkatkan konsentrasi dari kolesterol darah dan angka kematian

karena penyakit arteri koroner. Negara dengan angka kejadian kanker kolorektal

yang tinggi, sebagian besar masyarakatnya mengkonsumsi 40-45% lemak dari

kebutuhan kalori total.25

4. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik memiliki pengaruh terhadap respon imunitas. Sel natural killer

(NK) dan makrofag adalah komponen yang penting dari sistem imun karena

merupakan pertama dalam pertahanan melawan perkembangan dan penyebaran

dari keganasan sel. Aktivitas fisik diketahui dapat mempengaruhi aktivitas kedua

sel ini dalam sirkulasi saat aktivitas fisik yang intens. Latihan yang teratur

menunjukkan peningkatan aktivitas sel NK saat istirahat juga mempengaruhi

kadar sitokin.25

2.1.5 Derajat Keganasan Kanker Kolorektal

Derajat diferensiasi menyatakan seberapa banyak kemiripan sel karsinoma ini

dengan sel jaringan asalnya yang normal, baik dalam hal morfologi ataupun

fungsi. Sedangkan grading (derajat keganasan) merupakan penilaian terhadap

seberapa besar perkembangan (diferensiasi) dari tumor atau neoplasma, jumlah

mitosis di dalam tumor, serta derajat perbedaan antara sel karsinoma dan sel

normal.26

10
Grading (disimbolkan G), pembagian derajat keganasan tumor berdasarkan

kriteria yang dianjurkan WHO :

Tabel 2.1 Histological Grade.24,26,27


histological grade (G)
tumor berdifeerensiasi baik, mengandung komponen
Derajat I
glandular >95% (well differentiated)
tumor berdiferensiasi sedang, mengandung komponen
Derajat II
glandular 50-95% (moderetly differentiated).
tumor berdiferensiasi buruk, mengandung komponen
glandular 5-50% , adenokarsinoma musinosum dan
Derajat III
signet ring cell carcinoma termasuk dalam derajat III
(poorly differentiated).
tumor tidak berdiferensiasi, mengandung komponen
Derajat IV glandular <5%, adenokarsinoma medular termasuk
kedalam derajat IV (undifferentiated).

2.1.6 Lokasi Kanker Kolorektal

Lokasi tumor pada kanker kolorektal mempengaruhi gejala klinis pada pasien.

Kanker kolorektal juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bagian kolon, yaitu

sekum, kolon ascenden, kolon tranverse, kolon descenden, kolon sigmoid, dan

rektum.28 Penelitian deskriptif di Amerika Serikat yang melibatkan 763 pasien

kanker kolorektal menunjukkan 69% atau 526 pasien diantaranya terdapat

keganasan di kolon kiri dan sisanya 31% atau 237 pasien terdapat keganasan

kolon di kanan. Mengenai lokasi kanker kolorektal sendiri, dari letaknya paling

sering terdapat pada kolon rektosigmoid yaitu 70-75%.20,28

11
Tabel 2.2. Presentase Letak Keganasan Kolorektal.29

Letak Persen

Sekum dan kolon ascendens 10%

Kolon transversum termasuk fleksura hepar dan lien 10%

Kolon descendens 5%

Rektosigmoid 75%

Penelitian di RSUP Kariadi menunjukkan distribudi lokasi kanker kolorektal

pada tahun 2010 sebagai berikut : kolon ascenden sebesar 12,5% kolon

transversum 5,8% kolon descendens 6,8% kolon sigmoid 14,4% rectum 60% dan

anus 1,2%.30

2.1.7 Manifestasi Klinis

Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berhubungan dengan besar

dan lokasi dari tumor dan ada tidaknya metastasis. Gejala muncul pada kanker

kolorektal yang terjadi sudah lama dan berprognosis buruk. Umumnya gejala

pertama timbul karena penyakit yaitu gangguan fungsi usus, obstruksi, perbedaan

atau akibat penyebaran.31

Tumor yang berada pada kolon kanan, dimana isi kolon berupa cairan,

cenderung tetap bersamar hingga lanjut sekali, sedikit kecenderungan

menyebabkan obstruksi karena lumen usus lebih besar da feses masih encer.

Gejala klinis berupa, nyeri abdomen, perdarahan dan simptomatik anemia

(menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat badan).31,32

12
Tumor yang berada pada kolon kiri cenderung mengakibatkan perubahan pola

defekasi sebagai akibat iritasi dan refleks, perdarahan, mengecilnya ukuran feses,

dan konstipasi karena lesi kolon kiri yang cenderung melingkar mengakibatkan

obstruksinya. Sedangkan, tumor pada rectum atau kolon sigmoid biasanya

prognosisnya lebih buruk.31,32

2.2 Definisi Anemia

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar

hemoglobin atau hematokrit di bawah normal. Anemia adalah suatu keadaan

dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal yaitu

bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37%

pada wanita. Klafikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik

hipokrom (anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis), anemia makrositik

(defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat), anemia karena perdarahan,

anemia hemolitik, anemia aplastik.33

Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa penyebab anemia dapat dibagi

menjadi dua jenis. Penyebab yang pertama menjelaskan bahwa penyebab utama

anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah atau terjadinya

gangguan dalam pembentukan sel darah merah dalam tubuh. Berkurangnya sel

darah merah secara signifikan dapat disebabkan oleh terjadinya perdarahan atau

hancurnya sel darah merah yang berlebihan. Dua kondisi yang dapat

memengaruhi pembentukan hemoglobin dalam darah, yaitu efek keganasan yang

tersebar seperti kanker, radiasi, obat-obatan dan zat toksik, serta penyakit

menahun yang melibatkan gangguan pada ginjal dan hati, infeksi, dan defisiensi

13
hormon endokrin.34

2.2.1 Kriteria Anemia

Kadar hemoglobin pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada usia,

jenis kelamin ketinggian daerah tempat tinggi, kebiasaan merokok, kehamilan,

serta penyakit yang mempengaruhi sintesis dari hemoglobin, produksi sel darah

merah, atau ketahanan sel darah merah seperti pada infeksi parasit, inflamasi akut

dan kronik. Menurut WHO (2011), anemia dalam individu adalah ditentukan

sebagai konsentrasi hb dalam darah dibawah nilai yang diharapkan, dimana usia,

jenis kelamin, dan faktor lingkungan termasuk sikap juga perlu diperhitungkan.

Hemoglobin sendiri berfungsi untuk membantu sel darah merah membawa

oksigen dari paru-paru ke semua bagian tubuh.35

14
Tabel 2.2. Kriteria Anemia menurut WHO.34

Kriteria Kadar Hemoglobin

Non Anemia Anemia Anemia

Anemia Ringan Sedang Berat

Laki laki dewasa >13 11,0-12,9 8,0-10,9 <8,0

Perempuan >12 11,0-11,9 8,0-10,9 <8,0

dewasa tidak hamil

Perempuan hamil >11 10,0-10,9 7,0-9,9 <7,0

Anak usia 6-14 >12 11,0-11,9 8,0-10,9 <8,0

tahun

Anak usia 6 bulan >11 10,0-10,9 7,0-9,9 <7,0

- 5 tahun

*dalam g/dL

2.2.2 Patofisiologi Anemia

Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria, atau ribosom.

Sel darah merah tidak dapat berproduksi atau melakukan fosforilasi oksidatif sel

atau sintesis protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin, yang

mengangkut sebagian besar oksigen dari paru ke sel-sel diseluruh tubuh.

Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah merah

diproduksi di dalam sumsum tulang yang berespon terhadap faktor

pertumbuhan hemopoietik, terutama eritropoietin, dan memerlukan zat besi,

asam folat serta vitamin B12 untuk melakukan sintesis.36

Pada saat sel darah merah hampir matang, sel akan dilepas keluar dari

15
sumsum tulang, dan mencapai fase matang di dalam aliran darag, dengan masa

hidup sekitar 120 hari. Selanjutnya, sel ini akan mengalami di sintegrasi dan

mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti sel-sel yang baru yang dihasilkan

dari sumsum tulang. Jika sel darah merah yang mati dalam jumlah berlebih, sel

darah merah yang belum matang akan dilepas dalam jumlah yang lebih banyak

dari normal, akibatnya meningkatkan kadar retikulosit yang bersirkulasi yang

dikenali sebagai salah satu jenis anemia.36

Anemia akibat gangguan pembentukan sel darah merah terjadi jika jumlah

besi tidak adekuat atau tidak dapat diakses, atau kekurangan asam folat, vitamin

B12 atau globulin. Produksi sel darah merah tidak dapat mencukupi jika

mengalami penyakit sumsum tulang lainnya. Anemia akibat gangguan

pembentukan sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu

besar (makrositik) dan kandungan hemoglobin yang secara abnormal rendah

(hipokromik).36

2.2.3 Usia Terhadap Anemia

Usia memiliki keterkaitan dalam proses kejadian anemia. Dalam survey

National Health And Nutrition Examination Surveyketiga (NHANES III),

insidensi terjadinya anemia pada pria dan wanita berusia lebih dari 65 tahun

sekitar 11% dan 10%. Hal ini patut diperhatikan karena kejadian anemia pada usia

senja akan memberikan efek lanjutan, diantaranya peningkatan resiko terjadinya

sindroma geriatri. Sindrom geriatri adalah dimana kondisi klinis pada orang

berusia lanjut atau lansia yang berdampak pada penurunan kualitas hidup,

kecacatan, bahkan resiko kematian. Beberapa kondisi yang termasuk bagian dari

16
sindrom geriatri umumnya meliputi seperti resiko terjatuh, demensia, delirium,

lemah, pusing, malnutrisi, dan osteopenia.37

2.3 Anemia pada Kanker Kolorektal

Anemia merupakan manifestasi yang sering ditemukan pada pasien

keganasan gastrointestinal.38 Jenis anemia yang umumnya terjadi adalah anemia

defisiensi zat besi.39 Patofisiologi terjadinya anemia merupakan kondisi yang

multifaktorial, selain karena reaksi imun dari keganasan, adanya perdarahan yang

sedikit tapi kronis atau perdarahan akut pada keganasan traktus digestivus diduga

menjadi salah satu penyebab utama terjadinya anemia pada karsinoma

kolorektal.39

Selain itu, insidensi terjadinya anemia akibat kanker kolon meningkat pada

pasien KKR dengan kriteria wanita, tumor dengan lokasi kanan, dan lesi dengan

ukuran lebih besar atau sama dengan 3 cm. Anemia pada pasien kanker kolorektal

juga bisa disebabkan oleh faktor faktor lain seperti penyakit kronis, terapi,

ataupun kelainan hematologis yang dialami pasien.40

2.4 Hubungan Usia terhadap Anemia pada Pasien Kanker Kolorektal

Usia merupakan faktor resiko KKR yang tidak dapat dimodifikasi. Resiko

KKR mulai meningkat saat usia lebih dari 40 tahun dan meningkat tajam pada

umur 50-55 tahun, resiko meningkat dua kali lipat setiap dekade berikutnya.2,22,23

Namun, saat ini mulai terjadi pergeseran usia dimana pasien KKR ditemukan pada

usia yang lebih muda.7

Anemia merupakan salah satu manifestasi penyakit keganasan dengan

17
prevalensi yang cukup sering. Timbulnya anemia pada pasien kanker akan

memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas hidup pasien akibat timbulnya

kelelahan yang di induksi oleh kanker tersebut dan berpengaruh dalam proses

terapi pasien. Penelitian di Norwegia menyatakan kejadian anemia preoperaktif

pada pasien kanker kolon berpengaruh terhadap memburuknya overall survival

pasien.16

Seperti yang telah dikemukakan para ahli, usia memiliki peranan dalam

timbulnya anemia. Usia juga memiliki keterkaitan dalam peningkatan kejadian

kanker kolorektal. Pada penelitian sebelumnya diperoleh data bahwa usia

memiliki nilai yang bermakna dalam kejadian anemia pada keganasan. Oleh

karena itu, peneliti ingin meneliti hubungan antara usia terhadap anemia pada

pasien kanker kolorektal.41

18
BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

Berdasarkan dasar teori yang telah diuraikan, maka dikembangkan suatu

kerangka teori yaitu :

Kanker
Kolorektal

Lokasi Derajat Keganasan

Gejala Klinis

Perubahan Pola Obstruksi Anemia Jumlah Bentuk Feses


Defekasi Pendarahan

Aktivitasi fisik Usia genetik diet

Diagram 3.1. Kerangka Teori

19
3.2 Kerangka Konsep

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia, variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal.

Kejadian Anemia
Usia pada pasien
Kanker
Kolorektal

Diagram 3.2 Kerangka Konsep

3.3 Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan antara usia terhadap kejadian anemia pada

pasien kanker kolorektal.

H1 : Ada hubungan antara usia terhadap kejadian anemia pada kanker

kolorektal

20
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, dan ilmu bedah

onkologi.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian Rekam Medis RSI Siti Rahmah. Penelitian

dilaksanakan pada Januari sampai Maret 2020.

4.3 Jenis dan Rangcangan Penelitian

Penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu

mengkaji hubungan antara variabel bebas (variabel independen) yaitu usia dan

nutrisi dengan variabel terikat (variabel dependen) yaitu kejadian anemia pada

pasien kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah tahun 2018.

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien kanker kolorektal di RSI

Siti Rahmah Padang.

4.4.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah pasien kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah

Padang tahun 2018, berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Pada rekam medis (RM) terdiagnosa Kanker Kolorektal

2. Pada rekam medis (RM) terdapat data yang lengkap mengenai Anemia

21
3. Pada rekam medis (RM) terdapat data yang lengkap mengenai usia

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Pasien yang ter diagnosis dengan penyakit kronis lainnya.

4.4.3 Cara Pengambilan Sampel

Sampel penelitian ini di pilih secara simple random sampling yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia.

4.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada pasien

kanker kolorektal.

4.5 Definisi Operasional

1. Usia41

a) Jenis Variabel : Usia

b) Definisi : Data usia yang tercatat di rekam medis RSI Siti

Rahmah Padang.

c) Alat ukur : Data rekam medis di RSI Siti Rahmah Padang.

d) Cara Ukur : Observasi data digestif RSI Siti Rahmah Padang.

e) Hasil ukur : - Usia muda (≤40 tahun)

- Usia Baya (41-60 tahun)

- Usia Tua (>60 tahun)

f) Skala Ukur : Interval

22
2. Anemia

a) Jenis Variabel : Anemia

b) Definisi : Kadar Hb yang dicatat di dalam rekam medis

c) Alat Ukur : Data rekam medis di RSI Siti Rahmah Padang

d) Cara Ukur : Data rekam medis

e) Hasil Ukur : 1. Normal : Kadar Hb dalam darah > 11gr%

2. Anemia ringan : Kadar Hb dalam darah 8-10 gr%

3. Anemia berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

f) Skala Ukur : Nominal

4.6 Cara Pengumpulan Data

4.6.1 Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan yaitu data rekam medis di RSI Siti

Rahmah Padang tahun 2018.

4.6.2 Alat

Penelitian ini menggunakan alat yaitu alat tulis untuk mencatat data rekam

medis di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018.

4.6.3 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder karena data diperoleh dari rekam

medis (RM) pasien. Data yang di ambil berupa hasil pemeriksaan pasien kanker

kolorektal yang menderita di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018.

23
4.6.4 Cara kerja

Penelitian subjek dilakukan pada semua pasien kanker kolorektal yang

menderita anemia kemudian dilakukan pendataan variabel yang dibutuhkan

berupa data usia dan nutrisi.

4.7 Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Data Rekam
Medis

Kriteria Inklusi dan


Eksklusi

Pengambilan data

Pengolahan dan
Analisis Data

Penulisan
Laporan

Diagram 4.1 Alur Penelitian

24
4.8 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan karakteristik.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan 2 variabel (variabel

independen dan variabel dependen) dengan uji statistik Chi square, untuk

melihat hubungan usia dan nutrisi terhadap kejadian anemia pada pasien

kanker kolorektal.

Jika p ≤ 0,05 dengan interval kepercayaan 95% maka secara statistik

bermakna dan jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan tersebut tidak bermakna.

Analisis data digunakan menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

4.9 Etika Penelitian

Sehubungan dengan dilakukannya penelitian terhadap subjek, diperlukan

Ethical Clearence yang diperoleh dari panitia tetap penelitian etik penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah. Peneliti ini juga akan menjaga

kerahasiaan identitas masing-masing subjek penelitian. Biaya penelitian

sepenuhnya ditanggung oleh peneliti.

25
4.10 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

26
27
BAB V

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan

keterampilan dalam melakukan tindakan bantuan hidup dasar pada karyawan di

RSI Siti Rahmah Padang tahun 2019 adalah sebagai berikut:

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Karateristik Penderita Kanker Kolorektal

Hasil penelitian di dapatkan distribusi karakteristik pasien kanker kolorektal

dapat di uraikan sebagai berikut :

Tabel 5.1 Frekuensi karakteristik penderita Kanker Kolorektal di RSI Siti

Rahmah Periode Januari-Desember 2018

Karakteristik Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin
Laki-laki 19 54,3

Perempuan 16 45,7

Usia
Muda 18 51,4
Baya 13 37,2
Tua 4 11,4

Derajat Keganasan
Derajat 1 (G1) 15 42,9
Derajat 2 (G2) 7 20,0
Derajat 3 (G3) 7 20,0
Derajat 4 (G4) 6 17,1

26
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian berdasarkan

jenis kelamin laki-laki sebesar 54,3% dan sebesar 45,7% jenis kelamin

perempuan. Usia responden masuk dalam tiga kategori. Responden dalam

kategori muda dengan rentang usia ≤40 tahun sebanyak 18 (51,4%) pasien,

kategori baya dengan rentang usia 41-60 tahun sebanyak 13 (37,2%) pasien dan

kategori tua dengan rentang usia > 60 tahun sebanyak 4 (11,4%) pasien. Derajat

keganasan pada penderita kanker kolorektal dalam penelitian ini sebagian besar

adalah derajat 1, yakni (42,9%) dan paling sedikit adalah derajat 4 yaitu (17,1%).

Subjek penelitian dengan derajat 2 dan derajat 3 sama-sama sebesar 20%.

5.1.2 Status Anemia

Hasil penelitian didapatkan distribusi Status Anemia pasien Kanker

Kolorektal dapat di uraikan sebagai berikut :

Tabel 5.2 Frekuensi Status Anemia Pasien Kanker Kolorektal di RSI Siti

Rahmah Periode Januari-Desember 2018

Usia Frekuensi Persentase


Normal 20 57,2
Anemia ringan 11 31,4
Anemia berat 4 11,4

Total 35 100,0

Tabel 5.2 menunjukkan status Anemia responden masuk dalam tiga

kategori yaitu normal, anemia ringan, dan anemia berat. Responden dengan

kondisi normal memiliki frekuensi sebanyak 20 (57,2%) pasien, pasien yang

mengalami anemia ringan sebanyak 11 (31,4%) pasien dan pasien yang


27
mengalami anemia berat sebanyak 4 (11,4%) pasien.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariate pada penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan

usia terhadap kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah

periode januari-desember 2018. Hasil analisis bivariate menggunakan uji Chi

Square dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Hubungan Usia Terhadaap Kejadian Anemia pada Pasien Kanker

Kolorektal

Anemia
Total P
Usia Normal ringan berat
Value
f % f % f % f %

Muda 15 83,3 2 11,1 1 5,6 18 100

Baya 3 23,1 8 61,5 2 15,4 13 100 12,37 0,015

Tua 2 50,0 1 25,0 1 25,0 4 100

Tabel 5.3 menunjukkan hubungan antara usia dan kejadian anemia pada

pasien kanker kololektoral di RSI Siti Rahmah periode januari-desember 2018.

Pasien dengan usia muda dengan kategori normal sebanyak 15 orang (83,3%),

yang mengalami anemia ringan sebanya 2 orang (11,1%) dan yang mengalami

anemia berat sebanyak 1 pasien (5,6%). Untuk pasien dengan kategori usia baya

dengan keadaan normal sebanyak 3 orang (23,1%), yang mengalami anemia

ringan sebanya 8 (61,5%) pasien dan yang mengalami anemia berat sebanyak 2

(15,4%) pasien. Pasien dengan kategori usia tua yang memiliki kondisi normal

sebanyak 2 (50%) pasien, yang mengalami anemia ringan dan berat sama-sama

28
sebanyak 1 (25%) pasien. Hasil uji statistik (chi-square) diperoleh P-Value

sebesar 0,015 di mana P-Value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian anemia.

29
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karateristik Penderita Kanker Kolorektal di RSI Siti Rahmah

Padang tahun 2018

Hasil penelitian yang dilakukan di RSI Siti Rahmah Padang tahun

2018 dengan jumlah responden sebanyak 35 pasien, diperoleh hasil bahwa

jumlah responden laki-laki dan perempuan hampir sama yaitu pasien laki-laki

sebanyak 19 (54,3%) sedangkan pasien perempuan sebanyak 16 (45,7%).

Berdasarkan jumlah tersebut dapat dilhat bahwa dalam penelitian ini jumlah

responden laki-laki lebih banyak dari pada responden perempuan. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Tay MRJ et al., jenis kelamin laki-laki

merupakan faktor risiko terjadinya anemia pada penyakit kronis.42 Sedangkan

menurut pendapat lain perempuan lebih berisiko mengalami anemia

dibandingkan laki-laki.43

Kategori usia responden pada penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu

kategori muda dengan rentang usia ≤40 tahun, kategori baya dengan rentang

usia 41-60 tahun dan kategori tua dengan rentang usia > 60 tahun. Pada

penelitian ini diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah pasien

dengan kategori muda sebanyak 18 (51,4%) pasien dan yang paling sedikit

adalah pasien dengan kategori tua yaitu 4 (11,4%) pasien.

Penuaan dan anemia berkaitan dengan peningkatan sitokin

30
proinflamasi. Penyebab kondisi ini belum dapat dijelaskan dengan pasti

apakah karena adanya disregulasi sistem imun terkait dengan usia, atau

merupakan respon sistemik terhadap kondisi penyakit yang diderita.44

Semakin cukup umur maka tingkat daya tangkap dan pola pikir

seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik. Ada beberapa faktor lain yang juga

memengaruhi kejadian anemia, yaitu faktor dasar (sosial ekonomi,

pengetahuan, pendidikan dan budaya) dan faktor langsung (pola konsumsi

tablet Fe, penyakit infeksi dan perdarahan).45

Hasil penelitian berdasarkan derajat keganasan kanker kolorektal pada

penelitian ini paling banyak diperoleh well differentiated (G1) yang

berjumlah 15 pasien dengan persentase 42,9%, moderately differentiated (G2)

dan poorly differentiated (G3) berjumlah 7 pasien dengan persentase 20%,

dan undifferentiated (G4) berjumlah 6 pasien dengan presentase 17,1%.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari (2012)

bahwa berdasarkan derajat keganasan adenokarsinoma kolorektal, yang

paling banyak ditemukan dengan derajat diferensiasi baik (68,1%), sedangkan

paling sedikit ditemukan dengan derajat diferensiasi buruk(8,4%).46 Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Sudoyo, dkk (2010) dimana

sebagian besar sampel keganasan kolorektal ditemukan pada derajat

diferensiasi baik.47 Derajat keganasan secara signifikan mempengaruhi tingkat

survival disamping stadium. Pasien dengan well differentiated karsinoma dan

moderetly differentiated karsinoma (grade 1 dan 2) mempunyai 5-year

survival rates yang lebih baik dibandingkan dengan poorly differentiated


31
karsinoma dan undifferentiated karsinoma (grade 3 dan 4).48

6.2 Status Kejadian Anemia pada Penderita Kanker Kolorektal di RSI Siti

Rahmah Padang tahun 2018

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kategori kejadian anemia pada

penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu normal, anemia ringan dan anemia sedang.

Pada penelitian ini diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah pasien

dengan kategori normal sebanyak 20 (57,2%) pasien dan yang paling sedikit

adalah pasien dengan kategori anemia berat yaitu 4 (11,4%) pasien.

Anemia merupakan salah satu gejala kolorektal.49,50,51,52 Anemia pada

pasien keganasan secara umum memang sering terjadi terkait dengan penyebab

dan mekanisme yang kompleks dan multifaktor.53,54 Di Indonesia terjadi kenaikan

jumlah kejadian kanker kolorektal dan termasuk lima besar kelompok keganasan

penyebab kematian tertinggi selain kanker leher rahim, kanker paru, kanker

nasofaring dan kanker kulit.55

6.3 Analisis Bivariat Tentang Hubungan Usia dengan kejadian anemia pada

pasien kanker Kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity),

tetapi merupakan gejala segala macam penyakit dasar (underlying disease).56

Proses penuaan dapat mempengaruhi risiko anemia, baik melalui manifestasi

penuaan ataupun melalui proses patologis (komorbiditas) yang terjadi dengan

frekuensi yang meningkat di antara orang tua. Konsentrasi hemoglobin

terlihat menurun seiring bertambahnya usia, dimulai kira-kira pada dekade

kelima kehidupan.57 Anemia pada usia tua dapat disebabkan defisiensi nutrisi,
32
inflamasi kronis maupun penyakit komorbid yang menyebabkan konsentrasi

Hb menurun.58

Dalam penelitian ini diperoleh hasil uji Chi-Square yang

menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,015 lebih kecil dari nilai (= 0,05).

Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan

kejadian anemia pada penderita kanker kolorektal. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Aisyah (2013) yang menunjukkan hubungan yang

signifikan antara usia dengan anemia pada penderita kanker kolorektal.

Pasien kanker kolorektal dengan usia lebih tua lebih banyak mengalami

anemia dan diperoleh bahwa anemia derajat berat paling banyak dialami oleh

pasien kanker kolorektal dengan rentang usia 71-80 tahun.59 Hal ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Edna, dkk (2012) yang

menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan anemia

pada pasien kanker kolorektal. Hasil penelitian Edna, dkk (2012)

menunjukkan kejadian anemia berat lebih sering terjadi pada usia tua.60 Hal

ini diperkirakan karena orang usia tua lebih toleran terhadap gejala

tersembunyi dari perdarahan yang berat sebelum mencari pertolongan medis

dan beberapa dokter mungkin menunda pemeriksaan gejala anemia untuk

waktu yang lama pada pasien.61

Hasil temuan ini juga didukung oleh pernyataan bahwa umumnya

pasien yang memiliki penyakit kronik merupakan penyebab terbanyak anemia

pada usia tua.62 Selain itu, konsentrasi IL-6 meningkat seiring dengan

terjadinya penuaan.63 IL-6 merupakan salah satu mediator inflamasi yang

turut menstimulasi penyimpanan serta retensi Fe di dalam makrofag dalam


33
pathogenesis penyebab terjadinya anemia pada penderita penyakit kronik.64,65

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian di Taiwan pada

tahun 2008 menemukan 51% pasien kanker kolorektal dengan usia rata rata

65,3 tahun mengalami anemia.66 Pada pasien lansia terjadinya penurunan

resistensi eritropoietin, insufisiensi ginjal dalam memproduksi eritropoietin,

penuaan stem cell, insufisiensi androgen, dan inflamasi kronik menjadi

penyebab timbulnya anemia.67,68

Anemia paling mengancam orang usia tua dengan kanker yang

memiliki kondisi komorbid. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia atau

memperparah akibat dari anemia terhadap berbagai jaringan. Fungsi organ

secara progresif menjadi terbatas seiring bertambahnya usia sehingga hal

inilah yang menyebabkan individu yang berusia tua lebih sering mengalami

komplikasi akibat anemia. Hematopoesis diperankan oleh stem sel pluripoten

yang merupakan asal dari sel progenitor mieloid, eritroit dan megakariosit.

Proses ini dimodulasi oleh faktor pertumbuhan dan lingkungan mikro

hematopoetik. Orang-orang usia tua lebih sering mengalami anemia akibat

dari berkurangnya stem sel pluripoten, berkurangnya produksi faktor

pertumbuhan, berkurangnya sensitivitas stem sel serta progenitor faktor

pertumbuhan dan abnormalitas lingkungan mikro.69 Anemia pada pasien

kanker kolorektal dengan usia baya sampai tua harus diwaspadai mengingat

prevalensi timbulnya kejadian anemia pada rentang usia tersebut cukup besar.

Timbulnya anemia pada pasien kanker akan memberikan pengaruh

negatif terhadap kualitas hidup pasien akibat timbulnya kelelahan yang

34
diinduksi oleh kanker tersebut dan berpengaruh dalam proses terapi pasien.70

Penelitian di Norwegia menyatakan kejadian anemia preoperatif pada pasien

kanker kolorektal berpengaruh terhadap memburuknya overall survival

pasien.71 Jadi, anemia pada pasien kanker kolorektal tentu harus diperhatikan

karena akan berpengaruh terhadap proses terapi dan memburuknya overall

survival pasien.6

35
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penderita kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang Tahun 2018

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 19 (54,3%)

pasien dan paling banyak adalah pada kategori usia muda yaitu sebanyak

18 (51,4%) pasien.

2. Berdasarkan status anemia, kebanyakan penderita kanker kolektoral di RSI

Siti Rahmah Padang tahun 2018 adalah berstatus normal dan anemia

ringan. Sebanyak 20 (57,2%) pasien untuk kasus normal dan sebanyak 11

(31,4%) pasien untuk anemia ringan sedangkan sisanya 4(11,4%) pasien

berstatus anemia berat.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian anemia

pada pasien kanker kolorektal di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018

dengan p-value sebesar 0,015.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diajukan adalah

sebagai berikut:

36
1. Bagi Rumah Sakit

Perlu adanya peningkatan pengetahuan pada pasien baik usia muda, baya

maupun tua tentang anemia dengan cara mengadakan seminar atau

pelatihan yang berkaitan dengan pengaruh anemia terhadap penyakit

kanker kolorektal atau penyakit akut lainnya untuk mengurangi dampak

buruk yang dapat terjadi.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor lain yang

mungkin berpengaruh terhadap kejadian anemia pada pasien kanker

kolorektal dengan menggunakan desain penelitian yang sesuai dan

menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Society AC. Colorectal Cancer Facts & figures 2014-2016. Color Cancer
Facts Fig 2014

2. World Cancer Report 2014. WHO Report 2014.

3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2018). Jakarta.

4. Cox J, et al. (2012). Identifying patients with suspected colorectal cancer in


primary care: derivation and validation of an algorithm. Br J Gen Pract.

5. Fjortoft I, et al. Pre-operative anaemia in colon cancer patients became


normal after more than a year post-operatively but did not influence
oncological outcome in the final analysis. Scand J. Gastroenterol.

6. Abdullah, M. (2012). Molecular profile of colorectal cancer in indonesia: is


there another pathway? RIGLD.

7. Kar, A. (2005). Pharmaceutical Drug Analysis. India: New Age Publication

8. Raehan R.N,Nurulita A, Arif M. Carcinomaembryonic Antigen (CEA) di


Kanker Kolorektal. Indonesian Journal of Clinical Pathlogy and Medical
Laboratory;20(3):171-261.

9. Edna TH, dkk. (2012). Prevalence anaemia at diagnosis of colorectal cancer :


Assesment of Associated Risk Factors. Hepato-Gastroenterology.

10. Depkes RI. (2002). Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes

11. Alwi I, dkk. (2014). Buku ajar ilmu prnyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC

12. Arisman. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

13. Janis M, 2012 ; Rodgers GM., 2012

14. Depkes RI. (2008). Gizi dalam Angka Sampai dengan Tahun 2007. Jakarta :
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

15. Akihiko, Y. Signal Tranduction of Inflamatory Cytokines and Tummor


Development. Cancer Scl.

16. Paulsen, F & Waschke, J. (2010). Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid II,
Edisi 23. Jakarta : EGC

38
17. Ahnen, D.J et al. (2014). The increasing Incidence of Young Onset Colorectal
Cancer : A Call to Action. Mayo Clin Proc

18. International Agency for Research on Cancer, World Health Organization.


Fact sheet by population, incidence, mortality and 5-year prevalence: both
sexes Indonesia. Artikel Online. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020.

19. Sjamsuhidajat, R. (2015). Buku ajar ilmu bedah Sjamsuhidajat-de Jong Edisi
ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

20. Scanlon, VC & Sanders, T. (2007). Essentials of Anatomy and Physiology


5ed. Philadelphia : F.A Davis Company

21. Ayan, B., et al. (2005). The immunologenicity of Colorectal Cancer with
High-Degree Microstellite Instability. World Journal of surgical Oncology

22. Compton, Wiliam C. (2008). An Introduction to Positive psychology. USA;


Thomson Learning. Inc.

23. Screening, C.C. (2017). Colorectal Cancer

24. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2014). Pedoman Nasional


Pelayanan Kedokteran Kanker Kolorektal. Jakarta.

25. Winaktu, Gracia. (2011). Peran Serat Makanan dalam Pencegahan Kanker
Kolorektal. Jurnal Kedokteran Meditek. Jakarta.

26. Edge S.B. AJCC cancer staging manual. Edisi ketujuh. New York ; London :
Springer; 2010.

27. AJCC Cancer staging Manual 7th Edition 2010. VII : 345-7c

28. B. Parish Budiono, dkk. Of Colorectal Cancer in DR. Kariadi General


Hospital Semarang 2009-2010; Tanpa tahun

29. Sjamsuhidajat, R. (2005). Usus halus, Appendik, Kolon, dan Anorektum. Will
De Jong, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

30. Desen W, Japanes W. (2008). Onkologi klinis Fakultas kedokteran


universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia

31. Kumar, V., Corran, R.S., dan Robbins S.L. (2007). Buku Ajar Patologi.
Edisis 7; Ahli Bahasa, Brahim V, Pendt; editor Bahasa Indonesia, Huriawati
Hartanto, Nurwany Dasmaniah, Nanda Wulandari,. Ed7. Jakarta: EGC

32. Curt G.A. (2000). Impact of Fatigue on Quality of Life in Oncology Patient.
Semin Hematol

39
33. Brunner & Suddarth, (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal - Bedah.
Terjemahan Suzanne C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta

34. World Health Organization. (2011). Haemoglobin Concentrations for The


Diagnosis of Anaemia and Assesment of Severity. Vitamin and mineral
Nutrition Information System. Geneva: WHO

35. Stephen J. McPhee & Wiliam F. Ganong. (2011). Patofisiologi Penyakit.


Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5. Jakarta : EGC

36. Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta :


Aditya Media.

37. Aini LQ. (2010). Hubungan derajat anemia sebagai faktor predik letak tumor
pada keganasan kolorektal. Jurnal. UNDIP Institutional Respository

38. Centers for Disease Control and Prevention. (2007). National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES) Anthropometry Procedures Manual.
Atlanta. GA : CDC

39. Hilman RS, Ault KA. (1995). Iron Deficiency Anemia. Hematology in
Clinical Practive, Guide to Diagnosis and Management. New York: McGraw
Hill

40. Abdullah, M. (2009). Jalur inflamasi pada karsinogenesis kolorektal


sporadik di Indonesia: Peran NFkB dan COX-2 serta hubungannya dengan
karakteristik klinik patologis (disertai). Jakarta: Universitas Indonesia.

41. Bedah, B., Kedokteran, F. and Sam, U.(2015). Faktor Resiko Kanker
Kolorektal.

42. Tay, M.R.J., Ong, Y.Y. (2011). Prevalence and Risk Factor of Anaemia in
Order Hospitalised Patients. Proceedings of Singapore Healthcare. 20(2):71-
79.

43. Lee, S.W., Kang, Y.A., Yoon, Y.S., Um, S.W., Lee, S.M., Yoo, C.G., et al.
(2006). The Prevalence and Evolution of Anemia With Tuberculosis. J Korean
Med Sci. 28(21):1028-32.

44. Vanasse, G.J., Berliner, N. (2010). Anemia in Elderly Patients: An Emerging


Problem for the 21st country. ASH Education Book. 4(1): 271-5.

45. Priyanto, L.D. 2018. Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan, Dan Aktivitas Fisik
Santriwati Husada dengan Anemia. Jurnal Berkala Epidemiologi. 6(2): 139-146.

40
46. Ratnasari, Dian. 2012. Perbedaan Derajat Diferensiasi Adenokarsinoma
Kolorektal pada Golongan Usia Muda,Baya, dan Tua di RSUP Dr.Kariadi
Semarang. Semarang.

47. Sudoyo, A.W., Hernowo, B., Krisnuhoni, E., Reksodiputro, A.H.,


Hardjodisastro, D., Sinuraya, E.S. 2010. Colorectal Cancer Among Young
Native Indonesians: A Clinicopathological And Molecular Assessment on
Microsatellite Instability. Med J Indonesia. 19(4): 245-51.

48. Chong, G., et al. 2006. Phase III Trial of 5-fluorouracil and Leucovorin Plus
Either 3H1 Antiidiotype Monoclonal Antibody or Placebo in Patients with
Advanced Colorectal Cancer. Annals of Oncology. 17(5): 437- 42.

49. Kelompok kerja adenoma kolorektal Indonesia. (2004). Pengelolaan


karsinoma kolorektal: suatu panduan klinis nasional [homepage on the
internet]. [updated 2004 November; cited 2020 July]. Available from:
www.hompedin.org.

50. Mayer, R.J. (2008). Gastrointestinal Tract Cancer. In: Fauci AS, Kasper DL,
editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th ed Vol I. New York:
McGraw-Hill Medical: p.573-578.

51. American cancer society. (2009). What are the key statistics for colorectal
cancer? [homepage on the internet]. [updated 2009 May 18; cited 2020 July
9]. Available from: www.cancer.org.

52. Nahon, S., et al. (2002). Predictive factors of GI lesions in 241 women with
iron deficiency anemia. The American Journal of Gastroenterology. 97(3):
590-593.

53. Kar, A.S. (2005). Pengaruh anemia pada kanker terhadap kualitas hidup dan
hasil pengobatan. USU e-repository.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/732/08E00105.pdf?sequence
=1&isAllowed=y.

54. Spivak JL. (1994). Cancer-related anemia: its causes and characteristics.
Semin Oncol. 21(3): 3-8.

55. Kelompok kerja adenoma kolorektal Indonesia. (2004). Pengelolaan


karsinoma kolorektal: suatu panduan klinis nasional [homepage on the
internet]. [updated 2004 November; cited 2020 june 23]. Available from:
www.hompedin.org.

56. Bakta, I. M. (2006). Pendekatan terhadap Pasien Anemia. Dalam: Sudoyo, A.W.,
dkk. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. Hal:
632-633.

41
57. WHO. (2017). Nutritional Anaemias: Tools for Effective Prevention and Control.
Geneva: World Health Organization.

58. Vanasse, G.J. & Nancy, B. (2010). Anemia in Elderly Patients: An Emerging
Problem for the 21st Century. American Society of Hematology. 4(2): 271-275.

59. Aisyah, S. 2013. Distribusi Derajat Anemia pada Pasien Kanker Kolorektal
di RSU dr. Soedarso pontianak tahun 2007-2011. Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak.

60. Edna, T.H., Karlsen, V., Jullumstro, E., Lydersen, S. 2012. Prevalence of
anaemia at diagnosis of colorectal cancer: Assessment of Associated Risk
Factors. Hepato-Gastroenterology. 12(59): 713-716.

61. Tettamanti, M., et al. 2010. Prevalence, incidence and types of mild anemia in
the elderly: the “Health and Anemia” population-based study. Haematologica.
9(6):49-56.

62. Smith, D.L. (2000). Anemia in the elderly. Am Fam Physician. 2(1); 62:
1565-72.

63. Maggio, M., Guralnik, J.M., Longo, D.L., Ferrucci, L. (2006). Interleukin-6 in
Aging and Chronic Disease: A Magnificent Pathway. J Gerontol A Biol Sci Med
Sci. 61(6): 575–584.

64. Lee, S.W., et al. (2006). The Prevalence and Evolution of Anemia With
Tuberculosis. J Korean Med Sci. 2(21): 1028-32.

65. Weiss, G., Goodnough, L.T. (2005). Anemia of Chronic Disease. N Engl J Med.
10(3): 11-23.

66. Ho, C.H., et al. (2008). The Prevalence of Iron Deficiency Anemia and Its
Clinical Implications In Patients With Colorectal Carcinoma. J Chin Med Assoc.
71(3) 119-122.

67. Makipour, S., Kanapuru, B., William, B.E. 2008. Unexplained Anemia in
Elderly. Semin Hematol. Author manuscript. Semin Hematol. 45(4): 250-254.

68. Vanasse, G.J., et al. 2010. Anemia in elderly patients: an emerging problem
for the 21st century. Hematology Am Soc Hematol Educ Program. 13(2):
23-38.

69. Balducci, L., Hardy, C.L. 2005. Anemia of aging: a model of erythropoiesis
in cancer patients. Moffitt Cancer Center & Research Institute. 12( 5) : 1-5.

70. Professor Atul Mehta. Cancer and Anemia [internet]. (2012). [updated 31 10
2012]. [cited on 12 November 2013]. Available from:
www.netdoctor.co.uk/disease/facts/cancer_anaemia.htm.
42
71. Fjørtoft I, et al. (2013). Pre-operative anaemia in colon cancer patients became
normal after more than a year post-operatively but did not influence oncological
outcome in the final analysis. Scand J. Gastroenterol. 48(6):663-71.

43
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah

44
Lampiran 2. Kode Etik Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah

45
Lampiran 3. Dokumentasi

46
Lampiran 4. Master Table

Derajat
No Inisial No RM JK Usia Hb
keganasan
1 A 15 90 85 L 43 7 G4
2 A 18 01 69 L 54 13.6 G1
3 S 16 54 80 P 49 9.8 G1
4 H 17 76 51 P 3 11.3 G2
5 Z 15 35 77 P 65 9.5 G3
6 G 15 84 75 P 62 12.9 G1
7 S 16 48 79 P 41 7.4 G4
8 S 16 83 54 P 33 8.3 G3
9 M 17 80 63 L 49 9.8 G2
10 I 18 12 06 L 24 14.1 G1
11 M 03 44 11 P 32 11.8 G2
12 P 15 79 23 L 24 13.3 G1
13 A 15 68 27 L 70 13 G1
14 Z 17 53 05 L 40 13.4 G1
15 D 14 20 28 L 45 9 G3
16 W 11 27 69 L 49 12.7 G1
17 D 17 53 00 P 32 13.6 G1
18 F 11 77 78 L 30 10.2 G2
19 H 12 93 49 L 43 9.7 G4
20 F 13 48 39 L 66 7.0 G1
21 G 17 14 33 L 32 14.3 G1
22 K 12 23 56 P 43 8.9 G2
23 U 15 02 63 P 45 14.7 G1
24 F 16 53 08 L 33 10.5 G3
25 J 18 54 13 P 32 12.6 G4
26 R 11 26 78 L 25 8.7 G2
27 T 15 22 28 L 48 7.0 G1
28 R 12 36 46 P 35 13.9 G3
29 N 17 54 72 L 33 7.0 G4
30 K 14 40 99 P 25 13.1 G3
31 M 12 17 79 P 33 12.7 G2
32 S 11 07 91 P 49 9.9 G3
33 D 15 19 70 L 41 9.4 G4
34 S 17 29 28 L 29 12.7 G1
35 E 13 32 05 P 40 13.1 G1

47
Lampiran 5. Hasil Olah Data

Coding
Coding Coding Coding
No Inisial No RM Derajat
Jenis Kelamin Usia Hb
Keganasan
1 A 15 90 85 1 2 3 4
2 A 18 01 69 1 2 1 1
3 S 16 54 80 2 2 2 1
4 H 17 76 51 2 1 1 2
5 Z 15 35 77 2 3 2 3
6 G 15 84 75 2 3 1 1
7 S 16 48 79 2 2 2 4
8 S 16 83 54 2 1 2 3
9 M 17 80 63 1 2 2 2
10 I 18 12 06 1 1 1 1
11 M 03 44 11 2 1 1 2
12 P 15 79 23 1 1 1 1
13 A 15 68 27 1 3 1 1
14 Z 17 53 05 1 1 1 1
15 D 14 20 28 1 2 2 3
16 W 11 27 69 1 2 1 1
17 D 17 53 00 2 1 1 1
18 F 11 77 78 1 1 1 2
19 H 12 93 49 1 2 2 4
20 F 13 48 39 1 3 3 1
21 G 17 14 33 1 1 1 1
22 K 12 23 56 2 2 2 2
23 U 15 02 63 2 2 1 1
24 F 16 53 08 1 1 1 3
25 J 18 54 13 2 1 1 4
26 R 11 26 78 1 1 2 2
27 T 15 22 28 1 2 3 1
28 R 12 36 46 2 1 1 3
29 N 17 54 72 1 1 3 4
30 K 14 40 99 2 1 1 3
31 M 12 17 79 2 1 1 2
32 S 11 07 91 2 2 2 3
33 D 15 19 70 1 2 2 4
34 S 17 29 28 1 1 1 1
35 E 13 32 05 2 1 1 1

Keterangan:

Jenis Kelamin Usia Status Anemia


1: Laki-laki 1: Muda (≤40 tahun) 1: Normal (Hb>11gr)
2: Perempuan 2: Baya (41-60 tahun) 2: Anemia ringan (8-10 gr)
3: Tua (>60 tahun) 3: Anemia berat (< 8 gr)
48
Lampiran 6. Hasil Analisis dengan SPSS
Jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 19 54,3 54,3 54,3
Perempuan 16 45,7 45,7 100,0
Total 35 100,0 100,0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid muda 18 51,4 51,4 51,4

baya 13 37,2 37,2 88,6

tua 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

Grade
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid G1 15 42,9 42,9 42,9
G2 7 20,0 20,0 62,9
G3 7 20,0 20,0 82,9
G4 6 17,1 17,1 100,0
Total 35 100,0 100,0

Anemia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 20 57,2 57,2 57,1

anemia ringan 11 31,4 31,4 88,6

anemia berat 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

49
Usia * Anemia Crosstabulation

Anemia

normal anemia ringan anemia berat Total

Usia muda Count 15 2 1 18

% within Usia 83,3% 11,1% 5,6% 100,0%

baya Count 3 8 2 13

% within Usia 23,1% 61,5% 15,4% 100,0%

tua Count 2 1 1 4

% within Usia 50,0% 25,0% 25,0% 100,0%

Total Count 20 11 4 35

% within Usia 57,1% 31,4% 11,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)

Pearson Chi-Square 12,369a 4 ,015

Likelihood Ratio 12,791 4 ,012

Linear-by-Linear Association 5,412 1 ,020

McNemar-Bowker Test ,867 3 ,833

N of Valid Cases 35

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,46.

50
Symmetric Measures

Asymptotic
Standardized Approximate
Value Errora Approximate Tb Significance

Interval by Interval Pearson's R ,399 ,167 2,500 ,018c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,467 ,157 3,033 ,005c

N of Valid Cases 35

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

51

Anda mungkin juga menyukai