Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

NASABAH BANK SAMPAH EMAK.ID DENGAN TINDAKAN


PENGELOLAAN SAMPAH OBAT RUMAH TANGGA DI WILAYAH
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh:

JANNAH FATINAH ZHOHIROH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP
NASABAH BANK SAMPAH EMAK.ID DENGAN TINDAKAN
PENGELOLAAN SAMPAH OBAT RUMAH TANGGA DI WILAYAH
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG

Oleh

JANNAH FATINAH ZHOHIROH

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
PENGETAHUAN DAN SIKAP NASABAH
BANK SAMPAH EMAK.ID DENGAN
TINDAKAN PENGELOLAAN SAMPAH
OBAT RUMAH TANGGA DI WILAYAH
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR
LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Jannah Fatinah Zhohiroh

No. Pokok Mahasiswa : 1958011050

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing

dr. Winda Trijayanthi Utama, dr. Waluyo Rudiyanto, S. Ked.,


S. Ked., S. H., MKK M. Kes., Sp. KKLP

NIP. 198701082014042002 NIP. 197610292003121002

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Prof. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW., S.K.M., M. Kes.


NIP. 197206281997022001
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua : dr. Winda Trijayanthi Utama,
S. Ked., S. H., MKK

Sekretaris : dr. Waluyo Rudiyanto, S. Ked.,


M. Kes., Sp. KKLP

Penguji
Bukan Pembimbing : Sutarto, S.K.M., M.Epid.

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Prof. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, SKM., M. Kes


NIP. 197206281997022001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi:


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 2 Desember 1999, sebagai


anak pertama dari Bapak Lukman Hakim dan Ibu Rohela Sari.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TK UNILA Bandar


Lampung pada tahun 2005-2006, Sekolah Dasar (SD) di MIN Sukarame Bandar
Lampung pada tahun 2006-2013, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTsN 2
Bandar Lampung pada tahun 2013-2016 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2016-2018.

Pada tahun 2019, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Mandiri
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMMPTN). Selama menjadi mahasiswa,
penulis aktif dalam berorganisasi dan terdaftar sebagai anggota divisi
Kemuslimahan Forum Studi Islam (FSI) Ibnu Sina dan Centre of Indonesia
Medical Student Association (CIMSA) FK Unila.
Sebuah Persembahan Sederhana untuk
Umi, Ayah, Atu, Nyai, Ayik, Adik Ai
dan Keluarga Besarku Tercinta
SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan Judul
“Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Nasabah Bank Sampah
Emak.Id dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat Rumah Tangga di
Wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung” adalah salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bimbingan,


bantuan, motivasi, saran dan kritik dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi
dengan baik.
2. Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.IPM selaku Rektor Universitas
Lampung.
3. Prof. Dr. Dyah Wulan Sumekar R.W., S.K.M., M.Kes., selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
4. dr. Winda Trijayanthi Utama, S.Ked., S.H., MKK selaku pembimbing
pertama yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membimbing,
membantu, memberikan saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.
5. dr. Waluyo Rudiyanto, S. Ked., M. Kes., Sp. KKLP selaku pembimbing
kedua yang telah telah bersedia dan meluangkan waktu untuk
membimbing, membantu, memberikan saran dan kritik dalam
penyelesaian skripsi ini.
viii

6. Sutarto, S.K.M, M.Epid selaku pembahas skripsi yang telah bersedia dan
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik agar skripsi ini
menjadi lebih baik serta memberikan motivasi dan nasihat agar penulis
dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
7. Dr. dr. Jhons Fatriyadi Suwandi, M.Kes selaku pembimbing akademik
yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis selama di FK
Unila.
8. Seluruh staf dosen FK Unila yang telah memberikan ilmu, pengalaman,
nasihat dan motivasi sehingga menambah wawasan penulis dan menjadi
sebuah landasan bagi penulis untuk mencapai cita-cita.
9. Seluruh staf akademik, TU, administrasi serta pegawai FK Unila yang
turut membantu penulis dalam pembuatan berkas dan syarat sehingga
skripsi ini terselesaikan.
10. Kedua orangtuaku Ayah Lukman dan Umi Rohela tersayang, tercinta dan
terbaik yang telah membesarkan, merawat serta telah memberikan
dukungan, doa, motivasi, dan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis
selama pembelajaran di FK Unila.
11. Kepada alm. Atuku tersayang Atu Ratu Berlian dan alm. Adik Aisyah
telah menjadi motivasi kepada penulis selama ini.
12. Kepada Titah Saniyyah yang telah menjadi adik, sahabat yang selalu ada
dan memberikan motivasi kepada penulis selama ini.
13. Kepada keluarga besarku yang telah mendukung dan memberikan
motivasi kepada penulis selama ini.
14. Sahabat (Salsabila Nurislami, Chindy, Tasyi, Ghina, Ebil, Nadya, Salsa
Alifiyah, Nada, dan Hani) yang telah memberikan motivasi, dorongan,
bantuan, doa dan menjadi sahabat yang selalu ada untuk berbagi semua
keluh kesah, cerita, tawa dan tangis serta menjadi sahabat belajar dan tidur
selama di FK Unila.
15. Sahabat yang juga berasal dari MAN 1 Bandar Lampung (Afna Nur Afni
dan Arifah) yang saling memberi semangat, bantuan dan doa selama
menjalani perkuliahan.
ix

16. Seluruh teman Angkatan 2019, Ligamentum & Ligand, yang talah menjadi
keluarga dan melewati semua hal bersama. Semoga kita bisa saling
mendukung dan kompak hingga di masa depan nanti. Satu Jalan, Satu
Ikatan, Satu Keluarga.
17. Seluruh kakak-kakak angkatan 2002-2018 yang telah berbagi ilmu,
pengalaman dalam perkuliahan.
18. Saya ingin berterima kasih kepada saya karena telah memberikan usaha
sebaik mungkin, berusaha untuk tidak menyerah, berusaha mencari solusi
di setiap masalah yang datang, berusaha menjaga kesehatan fisik dan
mental, berusaha percaya pada diri sendiri dan tetap menjadi diri sendiri di
setiap saat.
19. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan skripsi yang
tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk kita semua. Akhir kata, penulis mengharapkan
segala masukan, saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini.

Bandar Lampung,

Penulis

Jannah Fatinah Zhohiroh


ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP


NASABAH BANK SAMPAH EMAK.ID DENGAN TINDAKAN
PENGELOLAAN SAMPAH OBAT RUMAH TANGGA DI WILAYAH
KECAMATAN LANGKAPURA BANDAR LAMPUNG

Oleh

JANNAH FATINAH ZHOHIROH

Latar Belakang: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara


tingkat pengetahuan dan sikap nasabah bank sampah Emak.id dengan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pengelolaan sampah obat
rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional menggunakan teknik total sampling. Sebanyak 64
nasabah bank sampah Emak.id menjadi sampel penelitian. Analisis stastistik
dilakukan dengan analisis univariat, dan analisis bivariat.
Hasil: Hasil analisis bivariat dengan uji chi square antar variabel yaitu tingkat
pengetahuan menunjukkan nilai p adalah 0,000 (p<0,5) yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan nasabah bank sampah Emak.id
dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga dan variabel sikap
menunjukkan nilai p adalah 0.021 (p<0,5) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara sikap nasabah bank sampah Emak.id dengan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
sikap dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sampah Obat Rumah Tangga.


ABSTRAK

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND


ATTITUDE OF CUSTOMERS OF EMAK.ID WASTE BANK WITH
HOUSEHOLD MEDICINAL WASTE MANAGEMENT MEASURES IN
THE AREA OF LANGKAPURA DISTRICT, BANDAR LAMPUNG

By

JANNAH FATINAH ZHOHIROH

Background: This research was conducted to determine the relationship between


the level of knowledge and attitudes of Emak.id waste bank customers and the
actions of managing household drug waste in the Langkapura District, Bandar
Lampung. This research was also conducted to determine the frequency
distribution of the level of knowledge, attitudes and actions in managing
household drug waste in the Langkapura sub-district of Bandar Lampung
Methods: This research is an observational analytic study with a cross sectional
approach using a total sampling technique. As many as 64 Emak.id waste bank
customers became the research samples. Statistical analysis was performed with
univariate analysis and bivariate analysis..
Results: The results of bivariate analysis with the chi square test between
variables, namely the level of knowledge showing the value of p is 0.000 (p <0.5)
which indicates that there is a relationship between the level of knowledge of
Emak.id waste bank customers and the actions of household drug waste
management and the attitude variable indicates the value p is 0.021 (p<0.5) which
indicates that there is a relationship between the attitudes of Emak.id waste bank
customers and the actions of household drug waste management..
Conclusion: There is a significant relationship between the level of knowledge
and attitudes with the actions of managing household drug waste in the
Langkapura District, Bandar Lampung. Low population density figures do not
necessarily have a tendency to produce small amounts of drug waste.

Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Household Drug Waste.


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii


DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................6
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................6
1.4.2 Bagi Bank Sampah Emak.id.........................................................6
1.4.3 Bagi Peneliti Lain ........................................................................6
1.4.4 Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ........................6
1.4.5 Bagi Pemerintah ..........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8


2.1 Sampah Obat Rumah Tangga .................................................................8
2.2 Pengelolaan Limbah Farmasi .................................................................9
2.2.1 Definisi Limbah Farmasi ..............................................................9
2.2.2 Pengelolaan Limbah Farmasi ......................................................9
2.2.3 Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Tangga .......................11
2.3 Pembuangan Obat ...............................................................................13
xiii

2.3.1 Metode Pembuangan Obat Tidak Terpakai ...............................13


2.3.2 Penanganan dan Pembuangan Obat .........................................13
2.4 Pengetahuan .......................................................................................15
2.4.1 Definisi Pengetahuan..................................................................15
2.4.2 Jenis-Jenis Pengetahuan .............................................................15
2.4.3 Tingkat Pengetahuan ..................................................................16
2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ......................17
2.5 Sikap….. ...............................................................................................18
2.5.1 Definisi Sikap ............................................................................18
2.5.2 Komponen Sikap ........................................................................19
2.5.3 Tingkatan Sikap .........................................................................20
2.5.4 Tahapan Sikap ...........................................................................20
2.5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap .................................21
2.6 Peran Pemerintah Pada Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah
Tangga ..................................................................................................23
2.7 Kerangka Teori .....................................................................................24
2.8 Kerangka Konsep .................................................................................25
2.9 Hipotesis ...............................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................26


3.1 Desain Penelitian ..................................................................................26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................26
3.2.1 Tempat Penelitian .......................................................................26
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................26
3.3.1 Populasi Penelitian .....................................................................26
3.3.2 Sampel Penelitian .......................................................................27
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ..................................................................28
3.4.1 Kriteria Inklusi ...........................................................................28
3.4.2 Kriteria Ekslusi ...........................................................................28
3.5 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................28
3.5.1 Variabel Bebas (Independen) .....................................................28
3.5.2 Variabel Terikat (Dependen) ......................................................28
xiv

3.6 Definisi Operasional .............................................................................29


3.7 Instrumen Penelitian .............................................................................30
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................32
3.8.1 Uji Validitas ...............................................................................32
3.8.2 Uji Reliabilitas............................................................................32
3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data .....................................................33
3.9.1 Pengolahan Data .........................................................................33
3.9.2 Analisis Data ..............................................................................33
3.9.2.1 Analisis Univariat ..........................................................33
3.9.2.2 Analisis Bivariat ............................................................34
3.10 Etika Penelitian..................................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................35


4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................36
4.1.1 Karakteristik Sosiodemografi Responden ..................................36
4.1.2 Analisis Univariat ......................................................................37
4.1.3 Analisis Bivariat ........................................................................39
4.2 Pembahasan .........................................................................................41
4.2.1 Karakteristik Sosiodemografi ....................................................41
4.2.2 Tingkat Pengetahuan Nasabah Bank Sampah Emak.id dalam
Pengelolaan Sampah Obat di Rumah Tangga .........................42
4.2.3 Sikap Nasabah Bank Sampah Emak.id dalam Pengelolaan
Sampah Obat di Rumah Tangga ..............................................44
4.2.4 Tindakan Nasabah Bank Sampah Emak.id dalam Pengelolaan
Sampah Obat di Rumah Tangga ..............................................45
4.2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pengelolaan
Sampah Obat di Rumah Tangga ...............................................46
4.2.6 Hubungan Sikap dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat di
Rumah Tangga ..........................................................................48
4.3 Keterbatasan Penelitian…...……………………………………....... 49
xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................50


5.1 Kesimpulan...........................................................................................50
5.2 Saran .....................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................52


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional ................................................................................29
Tabel 2. Karakteristik Sosiodemografi Responden ...............................................36
Tabel 3. Tindakan Pengelolaan Sampah Obat Rumah Tangga ............................37
Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Nasabah Bank Emak.id .......................................38
Tabel 5. Sikap Nasabah Bank Sampah Emak.id ...................................................38
Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pengelolaan
Sampah Obat Rumah Tangga ................................................................................39
Tabel 7. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat
Rumah Tangga .......................................................................................................40
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Contoh Penanganan dan Pembuangan Obat Tidak Terpakai, Rusak


dan Kedaluwarsa Di Rumah Tangga..................................................................... 12
Gambar 2. Kerangka Teori .................................................................................. 24
Gambar 3. Kerangka Konsep............................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Sebelum Persetujuan


Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4. Persetujuan etik
Lampiran 5. Pengisian kuesioner
Lampiran 6. Hasil SPSS
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang diadopsi dari
Kuesioner Sebelumnya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan sisa suatu usaha atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun karena sifat
dan kosentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup serta
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keberlangsungan hidup
makhluk hidup lainnya (Anggraini et al., 2017). Salah satu jenis limbah B3
yang dihasilkan yaitu limbah farmasi. Limbah farmasi adalah obat-obatan
kedaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena kelompok obat yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak
lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan, dan limbah yang dihasilkan
selama produksi obat-obatan (Adhani, 2018).

Sektor rumah tangga juga berperan dalam timbulnya limbah B3 terutama


dalam hal obat rusak dan kedaluwarsa serta beberapa limbah medis yang
timbul oleh pasien yang menjalani perawatan di rumah. Limbah B3 dari
rumah tangga sering tidak dikelola dengan baik dan sering disalahartikan
sebagai limbah domestik biasa. Padahal, dalam hal limbah B3 di rumah ini,
risiko penyebaran infeksi dan penyakit maupun pencemaran lingkungan dapat
terjadi (Adhani, 2018).
2

Obat rusak, obat sisa dengan kondisi tidak baik, dan obat kedaluwarsa yang
tidak dibinasakan dengan cara yang tepat dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan dan kerugian klinis seperti timbulnya efek samping
akibat menggunakan obat-obatan yang sudah tidak layak digunakan tersebut.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah hilangnya efikasi, keamanan, dan
potensi obat serta dapat menyebabkan terbentuknya zat-zat baru yang
berbahaya (Pramestutie et al.,2021). Obat-obatan kedaluwarsa dapat diambil
pemulung atau anak-anak jika tempat pembuangan tidak diamankan dan
dapat disalahgunakan dari hasil curian timbunan obat-obatan tak terpakai atau
saat pemilahan. Sebagian besar obat-obatan yang telah melampaui batas
waktu penggunaannya akan berkurang efektivitasnya dan sebagian kecil
menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan (Wasistha, 2022).

Banyak masyarakat belum mengerti cara membuang obat yang tepat seperti
masyarakat lebih sering membuang obat ke dalam tempat sampah langsung,
bahkan dengan kondisi kemasan obat yang masih utuh dan rapi (Lutfiyati et
al., 2017). Pembuangan obat yang tidak terpakai atau kedaluwarsa yang tidak
benar antara lain yaitu membuang obat melalui wastafel, toilet dan
membuang obat di sembarang tempat yang akan berakibat pada lingkungan
sekitar (Marwa et al., 2021). Pembuangan yang tidak layak dapat berbahaya
jika kemudian menimbulkan kontaminasi pada sumber air setempat. Bukti
awal obat-obatan dalam sistem perairan adalah dilaporkan pada tahun
1970−90an. Misalnya, kafein ditemukan di limbah dan air permukaan di
Amerika Serikat Estrogen terdeteksi di lingkungan perairan dalam
konsentrasi ng/L di Jerman. Teofilin dan tetrasiklin terdeteksi dalam
konsentrasi 1 μg/L di perairan sungai Inggris. Dua NSAID, ibuprofen dan
naproxen, ditemukan di Kanada. Obat-obatan telah lama mencemari
lingkungan, tetapi deteksi dan efek berbahayanya baru muncul dalam 2−3
dekade terakhir. Meskipun banyak publikasi tentang topik ini, efek akut dan
kronis pada flora, fauna, dan manusia belum sepenuhnya dipahami
(Patel et al., 2019).
3

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara pembuangan obat pada


masyarakat. Salah satu faktor yang penting adalah pengetahuan mengenai
cara pembuangan obat. Adanya pengetahuan yang baik maka akan
mengurangi cara pembuangan obat yang kurang tepat sehingga tidak
mencemari lingkungan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan tersebut, seperti pendidikan semakin tinggi pendidikan
seseorang, hidupnya akan semakin berkualitas karena pendidikan yang tinggi
menghasilkan pengetahuan yang baik dan menjadikan hidup yang
berkualitas. Faktor pekerjaan juga berpengaruh, karena semakin banyak
pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka semakin bertambah pula
pengetahuan seseorang akan hal tersebut. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
(Notoatmodjo, 2014). Berdasarkan penelitian di China, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengelolaan obat dalam rumah tangga adalah faktor usia, jenis
kelamin, dan pekerjaan (Huang et al., 2019).

Penggunaan obat di tingkat rumah tangga berpotensi menimbulkan risiko


penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya serta pencemaran
lingkungan hidup. Oleh karenanya perlu dilakukan pengelolaan limbah
farmasi termasuk obat rusak dan kedaluwarsa di rumah tangga. Pengelolaan
limbah farmasi di fasilitas pelayanan kesehatan belum optimal karena jumlah
dan kapasitas pengelolah limbah farmasi di fasilitas pelayanan kesehatan
masih terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah yang menghasilkan limbah
farmasi sehingga perlu dukungan pemerintah daerah untuk memfasilitasi
pengelolaan limbah farmasi termasuk penyediaan anggarannya. Sedangkan di
rumah tangga, permasalahan yang muncul seperti masyarakat belum
sepenuhnya teredukasi terkait pengelolaan limbah farmasi di rumah tangga
(Kemenkes RI, 2021).
4

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 sebesar 35,2%


rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi. Dari angka tersebut,
35,7% di antaranya menyimpan obat keras Hal ini memicu terjadinya masalah
kesehatan baru, salah satunya adalah resistensi bakteri (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). Penelitian yang dilakukan Shaaban et al (2018) di
Saudia Arabia menyimpulkan bahwa sebagian besar obat kedaluwarsa
dibuang melalui limbah rumah tangga atau saluran pembuangan air.
Pembuangan obat yang tidak tepat oleh masyarakat disebabkan karena
ketidaktahuan atau kebingungan tentang cara pembuangan limbah obat
dengan benar. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan
oleh pemberi obat mengenai cara penyimpanan dan pembuangan obat. Hasil
penelitian (Prasmawari et al., 2020) di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
menunjukkan hasil masyarakat memiliki pengetahuan yang rendah mengenai
pembuangan obat secara aman, namun pada variabel sikap didapatkan hasil
yang berbeda yaitu mayoritas responden penelitian cukup baik dalam hal
kesadaran dan cara pembuangan obat secara aman.

Bank sampah Emak.Id yaitu salah satu bank sampah induk di provinsi
Lampung yang merupakan lembaga pengelola sampah berbasis masyarakat
dengan platform digital dan berlokasi di kecamatan Langkapura Bandar
Lampung. Kecamatan Langkapura dapat merepresentasikan sampel peneltian.
Wilayah Kecamatan Langkapura ini dibagi menjadi lima kelurahan, yaitu
Kelurahan Langkapura, Kelurahan Langkapura Baru, Kelurahan Gunung
Terang, Kelurahan Gunung Agung dan Kelurahan Bilabong Jaya (BAPEDA,
2018).

Berdasarkan latar belakang diatas, sudah ada penelitian mengenai identifikasi


pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat dalam memusnahkan obat
kedaluwarsa dan tidak terpakai di rumah tangga namun penelitian mengenai
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pengelolaan
sampah obat rumah tangga belum banyak dilakukan di Indonesia terutama di
Lampung, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
5

“Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Nasabah Emak.id dengan


Tindakan Pengelolaan Sampah Obat Rumah Tangga di Wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap
nasabah Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di
wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap nasabah Emak.id
dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
tentang pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap tentang pengelolaan
sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan pengelolaan
sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung.
4. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.
6

5. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan tindakan


pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :


1.4.1 Bagi Peneliti
Sebagai sarana melakukan penelitian dan menambah pengetahuan
mengenai tata cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar dan
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap nasabah
Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di
wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung

1.4.2 Bagi Bank Sampah Emak.id


Penelitian ini dapat dijadikan sumber infromasi untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan anggota nasabahnya dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap nasabah Emak.id
dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

1.4.4 Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung


Penelitian ini dapat digunakan untuk mewujudkan visi dan misi dalam
penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi yang berkualitas dan
menambah bahan kepustakaan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap nasabah Emak.id dengan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung.
7

1.4.5 Bagi Pemerintah


Sebagai salah satu sumber informasi mengenai pengelolaan sampah
obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar
Lampung dan evaluasi pemerintah dalam perannya sebagai edukator,
pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah obat rumah tangga
khususnya di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah Obat Rumah Tangga


Rumah Tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur.
Rumah tangga melakukan kegiatan sehari-hari dan menghasilkan sisa atau
limbah. Sampah rumah tangga tidak hanya sampah makanan, tetapi juga
sampah B3 yang tentunya membutuhkan penanganan khusus. Sampah rumah
tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah
tangga. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) rumah tangga merupakan
sampah bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh kegiatan atau
aktivitas sehari-hari di lingkungan rumah tangga atau domestik yang
mengandung bahan atau kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau
beracun yang sangat berbahaya untuk lingkungan. Jenis limbah B3 rumah
tangga tidak bernilai ekonomis seperti limbah B3 yang bersifat infeksius
misalnya perban habis pakai, pestisida dan obat-obatan kedaluwarsa (Hesti,
2020).

Jenis obat terbanyak yang menjadi obat sisa di rumah tangga hasil penelitian
Augia et al (2022) adalah obat-obat golongan Anti Inflamasi NonSteroid
(AINS), vitamin dan suplemen, obat batuk dan obat maag/tukak lambung.
Penelitian Sonowal et al (2017) juga menunjukkan hasil yang sama dimana
jenis obat terbanyak adalah analgetik dan vitamin. Mayoritas masyarakat atau
rumah tangga menyimpan obat-obatan mereka di dalam rumah tetapi banyak
dari obat-obatan tersebut akhirnya tidak terpakai dan menjadi kedaluwarsa.
Sebanyak 25,53% dari obat yang dimiliki tidak lagi digunakan dan didominasi
oleh golongan analgesik-antipiretik (6,28%) dan obat batuk dan flu (6,69%)
9

(Rahayu dan Rindarwati, 2021).

Limbah medis B3, termasuk limbah farmasi, harus dikelola dengan baik.
Untuk menghindari risiko tertelan dan keracunan secara tidak sengaja oleh
anggota keluarga terutama anak-anak, pengelolaan limbah farmasi berupa
obat-obatan yang tidak terpakai, rusak atau kedaluwarsa di rumah sangat
penting. Dalam penanganan obat yang tidak terpakai, obat-obatan rusak atau
kedaluwarsa dikaitkan dengan data demografi. Karakteristik seperti usia, jenis
pekerjaan, dan riwayat menerima informasi mengenai cara membuang obat
yang benar memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap terhadap isu dan
penanganan obat tidak terpakai (BPOM RI ,2019).

2.2 Pengelolaan Limbah Farmasi


2.2.1 Definisi Limbah Farmasi
Limbah farmasi adalah limbah yang ditimbulkan dari seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian dan penggunaannya di fasilitas pelayanan
kesehatan maupun rumah tangga. Limbah farmasi yang termasuk
kategori ini adalah obat-obatan kedaluwarsa, obat-obatan yang
terbuang karena kelompok yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obatan yang dibuang oleh pasien
atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak lagi diperlukan
oleh institusi yang bersangkutan, dan limbah yang dihasilkan selama
produksi obat-obatan (Adhani, 2018).

2.2.2 Pengelolaan Limbah Farmasi


Pengelolaan limbah farmasi wajib dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kemungkinan risiko terhadap lingkungan hidup seperti
terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Pengelolaan
limbah farmasi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan
mengembalikannya ke distributor, sedangkan dalam jumlah kecil dan
tidak dapat dikembalikan dapat dimusnahkan di insinerator atau
diberikan kepada pihak ketiga untuk pengelolaan limbah B3. Beberapa
10

obat-obatan, seperti obat kemoterapi kanker, sitotoksik, yang memiliki


kemampuan untuk membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel
hidup, bersifat sitotoksik dan harus ditangani sesuai dengan peraturan
limbah sitotoksik. Pengelolaan limbah farmasi khususnya obat rusak
dan kedaluwarsa yang mengandung narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,
Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, psikotropika dan prekursor
apotek (Kemenkes, 2021).

Pengelolaan limbah farmasi, termasuk obat rusak dan kedaluwarsa


pada fasilitas kesehatan pemerintah harus mematuhi pelaporan, dan
penghapusan Barang Milik Negara (BMN) maupun barang persediaan
sesuai peraturan yang berlaku. Jenis, jumlah, sumber, dan nilai obat
kedaluwarsa dicatat dan dilaporkan sebagai bagian dari standar
pelayanan kefarmasian fasilitas kesehatan dan sebagai bagian dari tata
kelola perusahaan yang baik. Sebelum dilakukan pembuangan, limbah
medis yang mengandung obat rusak atau kedaluwarsa harus disimpan
di tempat yang aman dan terpisah dari obat lain yang masih dalam
kondisi baik serta akses terbatas untuk menghindari atau
meminimalkan terjadinya kehilangan. Data obat kedaluwarsa dapat
digunakan untuk perbaikan sistem Rencana Kebutuhan Obat (RKO),
termasuk mekanisme penganggaran, mekanisme penyediaan dan
distribusinya, sedemikian sehingga terjadi efisiensi anggaran
kesehatan di tengah-tengah keterbatasan anggaran pemerintah pusat
dan pemerintah daerah. Oleh karena itu, pengelolaan limbah farmasi
termasuk obat rusak dan kedaluwarsa merupakan salah satu upaya
perbaikan sistem kesehatan (Kemenkes, 2021).
11

2.2.3 Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Tangga


Menurut (Kemenkes RI, 2021) manajemen limbah farmasi di rumah
tangga dapat dilakukan melalui:
1. Program pengembalian obat sisa ke pelayanan farmasi komunitas
seperti di apotek, klinik, dan layanan kesehatan umum seperti
puskesmas yang disebut dengan take-back-program. Pada tahun
2019 Badan POM telah meluncurkan program “Ayo Buang
Sampah Obat dengan Benar” dimana pada saat itu terdapat 1000
apotek yang bekerjsama dalam program untuk melakukan
sosialisasi kepada masyarakat untuk mengembalikan obat
kedaluwarsa yang dimilik ke apotek. Kedepannya, untuk
mendukung keberlanjutan program, perlu adanya regulasi
sehingga apotek dapat menyediakan drop-box pengembalian obat
rusak dan kedaluwarsa dari masyarakat.
2. Program manajemen limbah di rumah tangga perlu didukung
melalui sosialisasi dan edukasi oleh apotek dan fasilitas pelayanan
kefarmasian di level komunitas sehingga konsumen yang
mengkonsumsi obat mengetahui bagaimana penanganan limbah
obat yang mungkin ditimbulkan pada level rumah tangga.
3. Membuang obat sisa serta obat rusak dan kedaluwarsa di
lingkungan tempat tinggal dapat dilakukan berdasarkan guideline
dari WHO dan kampanye-kampanye serupa yang diserukan baik
oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, maupun Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI) seperti gema cermat dan dagusibu.
Dagusibu merupakan kampanye dengan menghancurkan obat-obat
sediaan padat terlebih dahulu sebelum membuangnya ke tempat
sampah atau mengeluarkan obat cair dan mengencerkannya
terlebih dahulu sebelum botol kemasan dibuang bersama sampah
lainnya.
12

Limbah B3 yang timbul pada tingkat rumah tangga di antaranya


adalah sediaan farmasi obat rusak dan kedaluwarsa. Cara membuang
limbah B3 medis, termasuk obat rusak dan kedaluwarsa dengan benar
di rumah tangga sebagai berikut:
1. Keluarkan obat dari kemasan/wadah aslinya.
2. Campurkan obat dengan sesuatu yang tidak diinginkan seperti
tanah, kotoran, atau bubuk kopi bekas di dalam plastik/wadah
tertutup. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan obat
jika obat dibuang dalam kemasan aslinya.
3. Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah tertutup, seperti
kantong plastik tertutup/zipper bag, kemudian buang di tempat
sampah rumah tangga.
4. Lepaskan etiket atau informasi personal lain pada kemasan/wadah/
botol/tube obat untuk melindungi identitas pasien.
5. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah
dirobek atau digunting.
6. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air (jamban) setelah
diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
7. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah
dari tutupnya di tempat sampah.
8. Untuk sediaan insulin, buang jarum insulin setelah dirusak dan
dalam keadaan tutup terpasang kembali.

Gambar 1. Contoh penanganan dan pembuangan obat tidak terpakai, rusak dan
kedaluwarsa di rumah tangga (Kemenkes RI, 2021).
13

2.3 Pembuangan Obat


2.3.1 Metode Pembuangan Obat Tidak terpakai
Menurut BPOM (2015), cara membuang obat sebagai berikut:
1. Hilangkan label dari wadahnya
2. Untuk kapsul, tablet atau bentuk padat lain, hancurkan dahulu
dan campur obat tersebut dengan tanah, atau bahan kotor
lainnya. Masukkan plastik dan buang ketempat sampah.
3. Untuk cairan selain antibiotik, buang isinya pada kloset. Dan
untuk cairan antibiotik buang isi bersama wadah dengan
menghilangkan label ke tempat sampah.
4. Obat harus dimusnahkan dan tidak tersisa.

Secara umum terdapat beberapa metode pembuangan obat tidak


terpakai di rumah tangga yang sering dilakukan antara lain
pembuangan sampah obat melalui bak sampah, pembuangan sampah
obat melalui saluran air, menyimpan obat dirumah, membagikan obat
tidak terpakai kepada orang lain, dan mengembalikan obat ke apotek
terdekat (Kristina et al., 2018).

2.3.2 Penanganan dan Pembuangan Obat


Pembuangan obat hendaklah dilakukan sesuai dengan petunjuk atau
intruksi yang ada pada kemasan obat atau intruksi dari praktisi
kesehatan. Untuk mencegah dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
Langkah-langkah membuang limbah obat rumah tangga sebagai
berikut:
1. Obat dalam bentuk tablet, pil, puyer, salep dan krim
a. Ambil obat dari kemasan aslinya lalu hancurkan obat menjadi
serbuk.
b. Campurkan obat dengan bahan lainnya seperti ampas kopi,
tanah, atau bahan kotor lainnya.
c. Taruh campuran dalam wadah tertutup seperti plastik, atau
wadah lainnya) lalu buang sampah obat ke dalam bak sampah.
14

2. Obat sirup dan cairan obat luar


a. Periksa apakah obat sudah mengendap atau mengental, jika
sudah mengental dan mengendap tambahkan air, kocok untuk
melarutkan cairan.
b. Tuang cairan ke dalam plastik lalu tambahkan sampah padat
yang seperti ampas kopi atau bahan rumah tangga kotor
lainnya.
c. Tutup plastik dengan rapat dan buang plastik sampah obat ke
tong sampah.
3. Cara membuang wadah kemasan obat
a. Hilangkan informasi pribadi dari kemasan obat yang sudah
habis isinya untuk melindungi identitas diri.
b. Rusak kemasan obat yang masih terdapat informasi obat untuk
mencegah penyalahgunaan obat bekas.
4. Penanganan limbah obat dengan perhatian khusus
a. Antibiotika
Golongan antibiotika tidak boleh dibuang dengan cara di
timbun dalam tanah ataupun dibuang pada saluran air karena
paparan antibiotika dapat mencemari air dan dapat
menyebabkan resistensi pada tanah. Sebaiknya antibiotik
dibuang dengan mengembalikan ke apotek terdekat.
b. Inhaler dan Aerosol
Aerosol dan inhaler merupakan obat yang disediakan dalam
tabung yang mengandung propelan atau zat yang mengandung
driving force maka tidak di anjurkan membuang dengan
metode dibakar, di lubangi atau di pipihkan karena dapat
menyebabkan ledakan.
c. Obat Kanker
Obat kanker bersifat sitotoksik sehingga jika terpapar dapat
membahayakan kesehatan maka jika menggunakan obat
kanker di rumah perlu diperhatikan metode pembuangannya
sebagai berikut:
15

1) Sisa obat, kemasan, serta sarung tangan dan wadah yang


bersentuhan dengan obat kanker kumpulkan menjadi satu
dalam wadah tertutup rapat dengan menggunakan sarung
tangan.
2) Kembalikan ke rumah sakit atau apotek terdekat
(BPOM RI, 2019).

2.4 Pengetahuan
2.4.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil persepsi manusia, atau hasil mengetahui
tentang suatu objek melalui panca indera. Persepsi untuk
menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh perhatian dan
kekuatan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui pendengaran dan penglihatan
(Rachmawati, 2019). Pengetahuan merupakan hasil “tahu” yang
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Nursalam, 2012).

2.4.2 Jenis-Jenis Pengetahuan


Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan dibagi menjadi
dua jenis antara lain:
1. Pengetahuan Implisit
Pengetahuan Implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam
termasuk faktor-faktor yang membentuk pengalaman seseorang
dan bukan seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.
Pengetahuan implisit biasanya sulit bagi seseorang untuk
mentransfer ke orang lain secara tertulis atau secara lisan.
Pengetahuan Implisit sering kali melibatkan adat dan budaya.
16

2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang terdokumentasi
atau dilestarikan dalam bentuk konkrit. Pengetahuan yang
sebenarnya dan tersimpan dalam bentuk nyata.

2.4.3 Tingkat Pengetahuan


Menurut (Notoatmodjo, 2014) tingkat pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda–beda. Secara
garis besarnya dibagi enam tingkat antara lain:
1. Tahu (know)
Tahu didefinisikan sebagai pencarian (memori) materi yang
dipelajari dan diterima sebelumnya. Tahu adalah lapisan bawah
kata kerja yang mengukur apa yang orang ketahui tentang apa
yang telah mereka pelajari mencakup kemampuan untuk
menyebutkan, menjelaskan, dan mendefinisikan materi dengan
benar.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
menerapkan materi yang dipelajari atau diterapkan pada situasi
atau kondisi saat ini. Penerapan di sini dapat diartikan sebagai
penerapan suatu hukum, rumus, metode atau prinsip dalam situasi.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan materi atau
objek tertentu dalam suatu komponen, tetapi masih dalam struktur
organisasi dan melakukan sesuatu satu sama lain. Pengetahuan
seseorang mencapai tingkat analisis ketika mampu membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan membuat diagram
pengetahuan untuk objek tertentu.
17

5. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Pengertian
lainnya sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi
Evaluasi berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2019), faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan, sebagai berikut :
1. Faktor internal
a. Pendidikan, berarti bimbingan yang diberikan dalam
mengembangkan orang lain menuju cita-cita tertentu yang
bertindak untuk keselamatan dan kesejahteraan dan
memerintahkan orang lain untuk mengisi hidup mereka.
Pendidikan diperlukan untuk menerima informasi, seperti
mendukung kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
b. Pekerjaan, adalah kebutuhan yang harus dilakukan di atas
segalanya untuk menopang hidupnya dan kehidupan
keluarganya. Bekerja bukanlah sumber kegembiraan, tetapi
merupakan cara yang membosankan, berulang, dan
menantang untuk mencari nafkah. Meskipun pekerjaan
umumnya merupakan kegiatan yang memakan waktu.
c. Umur, adalah umur individu dari lahir sampai berulang
tahun. Semakin tua umur, semakin dewasa dan produktif
dalam berpikir dan bekerja. Dalam hal kepercayaan
18

masyarakat, orang dewasa lebih dipercaya daripada mereka


yang belum dewasa.

2. Faktor eksternal
a. Lingkungan, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang
ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan perilaku orang atau
kelompok.
b. Sosial budaya, sistem sosial budaya yang ada pada
masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam
menerima informasi.

2.5 Sikap
2.5.1 Definisi Sikap
Sikap adalah keteraturan perasaan, pikiran seseorang dalam interaksi
sosial. Sikap adalah penilaian dari berbagai aspek dunia sosial.
Peneliti psikologi sosial percaya bahwa sikap penting dalam interaksi
sosial dan merupakan pusat bagaimana mereka dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, karena sikap dapat mempengaruhi banyak hal
tentang masalah perilaku atau tindakan (Elisa, 2017). Sikap adalah
jawaban atau reaksi dari orang yang bersifat tertutup pada suatu objek,
stimulus, atau topik. Sikap diartikan sebagai kecenderungan
seseorang untuk bertindak baik apakah mendukung atau tidak
mendukung objek. Sikap belum menjadi suatu tindakan tetapi menjadi
faktor predisposisi terhadap suatu perilaku. Sikap secara utuh dibentuk
oleh komponen kognisi, afeksi dan konasi (Notoatmodjo, 2014).
19

2.5.2 Komponen sikap


Menurut Jain (2014) secara umum sikap mewakili kesiapan mental
dan saraf positif atau negatif terhadap seseorang, tempat, benda atau
peristiwa. Ini terdiri dari tiga komponen antara lain:
1. Komponen afektif
Komponen afektif adalah respon emosional (suka/tidak suka)
terhadap objek sikap. Sebagian besar penelitian menekankan pada
pentingnya komponen afektif. Sikap individu terhadap suatu objek
tidak dapat ditentukan hanya dengan mengidentifikasi
keyakinannya tentang objek tersebut karena emosi bekerja secara
simultan dengan proses kognitif tentang objek sikap. Aliran
pengaruh (perasaan dan emosi) dan sikap digabungkan untuk
mengusulkan model sikap dan pilihan yang terintegrasi.
2. Komponen Perilaku
Komponen perilaku adalah kecenderungan perilaku verbal atau
terbuka (non verbal) oleh seorang individu dan terdiri dari tindakan
atau tanggapan yang dapat diamati yang merupakan hasil dari
objek sikap. Melibatkan respon seseorang (menguntungkan/tidak
menyenangkan) untuk melakukan sesuatu terhadap objek sikap.
Respons sikap kurang lebih konsisten. Artinya, serangkaian
tanggapan terhadap stimulus sikap yang diberikan cenderung
menunjukkan beberapa tingkat struktur organisasi.
3. Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan evaluasi terhadap entitas yang
merupakan opini individu (keyakinan/ketidakpercayaan) terhadap
objek tersebut. Kognitif mengacu pada pikiran dan keyakinan dan
dimiliki individu tentang objek sikap. Komponen kognitif adalah
bagian penyimpanan di mana seorang individu mengatur
informasi.
20

2.5.3 Tingkatan sikap


Menurut Rachmawati (2019) sikap juga memiliki tingkatan, yaitu:
1. Menerima, diartikan bahwa seseorang mau dan memiliki keinginan
untuk menerima stimulus yang diberikan.
2. Menanggapi, diartikan bahwa seseorang mampu memberikan
jawaban atau tanggapan pada objek yang sedang dihadapkan.
3. Menghargai, diartikan bahwa seseorang mampu memberikan nilai
yang positif pada objek dengan bentuk tindakan atau pemikiran
tentang suatu masalah.
4. Bertanggung jawab, diartikan bahwa seseorang mampu mengambil
risiko dengan perbedaan tindakan maupun pemikiran yang diambil.

2.5.4 Tahapan Sikap


Tahapan sikap dalam Taksonomi Bloom (1956) dalam buku Budiman
dan Ryanto (2013) tahapan sikap adalah sebagai berikut :
1. Menerima
Tahap sikap menerima adalah adalah kepekaan seseorang untuk
menerima rangsangan dari luar (stimulus) yang datang kepadanya
berupa masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Tingkat ini
mencakup, misalnya, kesadaran dan keinginan untuk menerima
dan mengendalikan rangsangan dan memilih gejala atau
rangsangan eksternal. Menerima atau memperhatikan sering
dipahami sebagai kesediaan untuk memperhatikan suatu kegiatan
atau objek. Pada fase ini, seseorang siap untuk menerima nilai-
nilai yang disampaikan kepadanya dan didorong untuk bersedia
berkontribusi atau menyamakan dengan nilai-nilai tersebut.
2. Menanggapi
Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya, tahap ini
lebih tinggi daripada tahap menerima.
21

3. Menilai
Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau mengevaluasi
suatu kegiatan atau item, yang dapat mengakibatkan kerugian atau
penyesalan jika kegiatan tersebut tidak dilakukan. Penghakiman
adalah tingkat emosi yang lebih tinggi daripada menerima dan
bereaksi. Seseorang tidak hanya siap menerima nilai-nilai yang
disampaikan dalam hal perubahan perilaku, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk menilai konsep dan fenomena, baik atau buruk.
Jika mereka adalah ajaran yang dapat mereka evaluasi dan katakan
“bagus”, berarti orang tersebut telah melalui proses evaluasi.
4. Menghayati
Tahap sikap menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Pada tahap menghayati, proses
internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu
hirarki nilai. Nilai tersebut telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Menghayati
merupakan tingkat efektif tertinggi, karena tahap sikap ini telah
bijaksana. Menghayati telah masuk pada pemaknaan yang telah
memiliki philosophy of life yang mapan. Jadi, pada tahap ini telah
memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya
untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentuk karekteristik
“pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat
diamalkan.

2.5.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap


Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut
Azwar dalam Budiman dan Riyanto (2013) adalah:
1. Pengalaman Pribadi
Sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan
pengaruh langsung terhadap prilaku berikutnya. Sesuatu yang
telah dan sedang alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
22

penghayatanterhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi


salah satu dasar terbentuknya sikap.
2. Kebudayaan
Kebudayaan dimana seseorang hidup dan tumbuh memiliki
pengaruh besar pada pembentukan sikap. Jika seseorang hidup
dalam budaya di mana norma-norma seksual heteroseksual
longgar, sangat mungkin memiliki sikap yang mendukung
terhadap isu liberalisme sosial heteroseksual.
3. Orang Lain yang Dianggap Penting
Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan
persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat,
seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang yang
berati khusus, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap
terhadap sesuatu. Di antara orang yang biasanya dianggap penting
bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih
tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau
suami dan lain-lain.
4. Media Massa
Media massa merupakan sarana komunikasi seperti televisi, radio,
surat kabar dan internet. Berbagai bentuk media massa mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
5. Institusi atau Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu.
6. Faktor Emosi Dalam Diri Individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan
dan pengalaman pribadi seseorang. Suatu bentuk sikap merupakan
23

pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai


semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan, sikap menjadi suatu kondisi yang memungkinkan antara
lain harus didukung dengan fasilitas, sikap yang positif.

2.6 Peran Pemerintah Pada Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Tangga


Menurut Kemenkes RI (2021) peran pemerintah dalam pengelolaan limbah
farmasi termasuk obat rusak dan kedaluwarsa di rumah tangga melingkupi
fungsi:

1. Edukator, yaitu bagaimana pengelola dan masyarakat dapat mengetahui


dan memahami situasi terkait limbah B3 medis, termasuk limbah farmasi.
Edukasi ini berfungsi sebagai enabling factor sedemikian baik fasilitas
tenaga kesehatan maupun masyarakat dapat mengetahui tata cara dan
manajemen pengelolaan limbah yang ditimbulkannya. Proses edukasi
terkait limbah dapat dilaksanakan oleh pemerintah yang
menyelenggarakan fungsi pendidikan, misal di sekolah-sekolah ataupun
oleh universitas sebagai fungsi pengabdian kepada masyarakat. Edukasi
juga dapat dilakukan oleh kader di puskesmas terutama pada masyarakat
sekitar dan pasien.

2. Pembinaan, yaitu bagaimana pemerintah dapat menyampaikan regulasi


dan kebijakan sebagai rambu dan koridor dalam pelaksanaan pengelolaan
limbah B3 medis, termasuk limbah farmasi. Regulasi dan kebijakan ini
perlu disosialisasikan maupun diadvokasi pelaksanaannya oleh
stakeholder terkait. Fungsi pembinaan perlu dilakukan di seluruh level,
baik antar instansi pembina dan pengawas, maupun pada level
implementator yaitu fasilitas kesehatan dan rumah tangga.

3. Pengawasan, yaitu fungsi monitoring atas implementasi sebagai output


fungsi pembinaan, dimana pengawasan melihat dan menganalisis tingkat
kepatuhan implementator terhadap regulasi dan kebijakan, serta
mengukur dampak jika terjadi penyimpangan. Pengukuran dampak
24

penyimpangan dapat menjadi input terhadap siklus penyusunan regulasi


maupun kebijakan.

2.7 KerangkaTeori

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan:
1. Pendidikan Baik
2. Pekerjaan
Pengetahuan
3. Umur
4. Lingkungan Kurang Baik
5. Social budaya
(Wawan dan Dewi, 2019).

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


sikap:

1. Pengalaman pribadi Positif


2. Kebudayaan
3. Media massa Sikap
4. Orang yang di anggap penting Negatif
5. Institusi pendidikan
6. Lembaga pendidikan & agama
7. Faktor emosi
(Budiman dan Riyanto, 2013).

Tindakan Pengelolaan Sampah Obat di Rumah


Tangga

Keterangan:
: Di teliti : Pengaruh

: Tidak diteliti

Gambar 2. Kerangka Teori


Sumber : Budiman dan Riyanto, 2013; Wawan dan Dewi, 2019.
25

2.8 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan
Tindakan Pengelolaan
Sampah Obat Rumah
Tangga di Wilayah
Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung
Sikap

Gambar 3. Kerangka Konsep

2.9 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan
pengelolaan sampah obat di rumah tangga.
H1 : Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan
pengelolaan sampah obat di rumah tangga.
2. H0 : Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan
pengelolaan sampah obat di rumah tangga.
H1 : Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pengelolaan
sampah obat di rumah tangga.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap nasabah bank sampah
Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. Cross sectional merupakan sebuah
rancangan penelitian untuk mempelajari kolerasi antara faktor-faktor resiko
dengan cara pendekatan atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat
tertentu saja (Ariani, 2014).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar
Lampung.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama bulan Agustus-Desember 2022.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota nasabah bank sampah
wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. Populasi dalam
penelitian berjumlah 68 nasabah bank sampah Emak.id.
27

3.3.2 Sampel Penelitian


Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah total sampling. Menurut (Sugiyono, 2014) mengatakan bahwa
total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Total sampling adalah teknik
pengambilan sampel sama dengan jumlah populasi. Menentukan
jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini dengan cara
menggunakan rumus slovin menurut (Sugiyono, 2014) yaitu dengan
rumus:

𝑁
n=
1 + 𝑁(𝑒)2
68
n=
1 + 68 (0.05)2
n = 58,1 dibulatkan menjadi 58

Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : tingkat kesalahan yang ditolerir (5%)

Kemudian, perkiraan jumlah sampel yang telah didapatkan ditambah


dengan jumlah antisipasi non-response rate sebesar 10% untuk
menghindari kehilangan sampel pada saat penelitian, maka perkiraan
jumlah besar sampel akhir adalah:

n = 58 + (10%)(58)
n = 58 +5,8
n = 63,8 dibulatkan menjadi 64

Dengan demikian besar minimal sampel untuk penelitian ini adalah


64 sampel.
28

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Masyarakat wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung
yang bergabung dalam bank sampah Emak.id.
2. Nasabah bank sampah Emak.id di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung yang meminum obat paling tidak satu tahun
terakhir.
3. Nasabah bank sampah Emak.id di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung yang bersedia menjadi responden.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut :
1 Nasabah bank sampah Emak.id di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung yang tidak hadir dalam penelitian.
2 Nasabah bank sampah Emak.id yang pindah rumah di luar wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

3.5 Identifikasi Variabel Penelitian


3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan
sikap.

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)


Variabel terikat pada penelitian ini adalah tindakan pengelolaan
sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung.
29

3.6 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional.

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala


Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner. Pengisian 1. Baik :>50% Ordinal
kuesioner. 2. Kurang
merupakan
Baik :≤ 50%
hasil “tahu”
yang terjadi
setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
Pengelolaan
sampah obat
(Nursalam,
2012)

2. Sikap Sikap adalah Kuesioner Pengisian 1. Positif : Ordinal


kuesioner
respon tertutup >50%
seseorang 2.Negatif :
terhadap ≤50%
pengelolaan
sampah obat
(Notoatmodjo,
2014)

3. Tindakan Pegelolaan sisa Kuesioner Pengisian 1. Baik :≥50% Ordinal


kuesioner 2. Kurang
obat dirumah
Baik :< 50%
tangga yang
sudah
kedaluwarsa
dan sudah
tidak
digunakan
lagi.
30

3.7 Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam membantu mengumpulkan
data. Pada penelitian ini, penulis mengukur variabel penelitian independen
(tingkat pengetahuan dan sikap) dan variable dependen (tindakan pengelolaan
sampah obat di rumah tangga) menggunakan kuesioner yang disebar kepada
responden. Kuesioner diadopsi dari penelitian sebelumnya dan telah
mendapatkan persetujuan dari pemilik kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari 30
item pertanyaan yang terbagi dalam 3 domain Knowledge, Attitude, dan
Practice (KAP) antara lain:
1. Domain Pengetahuan
Untuk domain pengetahuan, responden memilih 3 jawaban (Benar, Salah,
dan Tidak Tahu). Pada domain pengetahuan, diberikan skor 1 untuk
jawaban yang benar dan 0 untuk tanggapan yang salah atau tidak tahu.
Skor total diubah menjadi persentase, mulai dari 0% hingga 100%. Nilai 0
menunjukkan tingkat pengetahuan terendah dan nilai 100 menunjukkan
tingkat pengetahuan tertinggi. Menurut Budiman dan Riyanto (2013)
membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi dua kelompok
yaitu:
1. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%.
2. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤ 50%.
2. Domain Sikap
Hasil pengukuran sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif),
dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada
seseorang. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai
oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak melalui
rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi
ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam
skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif
maupun negatif. Responden memilih 5 skala Likert. Skala ini mulai dari
sangat setuju hingga sangat tidak setuju untuk domain sikap. Skala Likert
merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
31

pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena


tertentu. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) Ada dua bentuk skala
Likert yaitu pernyataan Positif yang diberi skor: 5, 4, 3, 2, dan 1.
Sedangkan pernyataan Negatif diberi skor: 1, 2, 3, 4, dan 5. Makna
kualitatif dari skor adalah berikut ini:
a. Pernyataan Positif
Sangat Setuju : 5
Setuju : 4
Ragu-Ragu : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak Setuju :1
b. Pernyataan Negatif
Sangat Setuju :1
Setuju : 2
Ragu-Ragu : 3
Tidak Setuju : 4
Sangat Tidak Setuju : 5
Hasil pengukuran skor dikoversikan dalam persentase maka dapat
dijabarkan untuk Skala ukur adalah ordinal.
a. Positif: jika skor sikap > 50%.
b. Negatif: jika skor sikap ≤50% (Azwar, 2014).
3. Domain Tindakan.
Pada domain tindakan setiap jawaban yang sifatnya favorable diberi bobot
5 poin sedangkan yang unfavorable diberi bobot 1 poin. Skor total juga
diubah menjadi persentase. Menurut Sugiyono (2015) interpretasi nilai
perilaku responden dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kategori baik jika nilainya ≥50%.
2. Kategori kurang jika nilainya < 50%.
32

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas


3.8.1 Uji validitas

Kuesioner ini terdiri dari 30 item pertanyaan yang terbagi dalam 3


domain KAP. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik Product Moment (Pearson’s Correlation) dengan
bantuan program Statistic Product and Service Solution (SPSS) dan
dilakukan terhadap 45 responden. Kusioner dapat dinyatakan valid jika
hasil nilai r hitung lebih besar dari r tabel (Dewi dan Sudaryanto, 2020).
Hasil uji validitas kuesioner domain pengetahuan, sikap, dan tindakan
didapatkan seluruh pernyataan valid dengan nilai r hitung > nilai r tabel
(r < 0,361) (Prasmawari et al., 2020).

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang paling umum digunakan adalah koefisien


cronbach’s alpha. Uji reliabilitas yang baik disarankan memiliki nilai
cronbach’s alpha lebih atau sama dengan 0,6. Keandalan instrument
dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha, untuk nilai (α) <0,5 memiliki
keandalan rendah, 0,5-0,7 memiliki keandalan sedang, 0,7-0,9
keandalan tinggi, dan (α) >0,9 memiliki keandalan sangat baik
(Taherdoost, 2018). Hasil uji reliabilitas kuesioner domain pengetahuan
didapatkan hasil nilai cronbach’s alpha sebesar 0,602, pada domain
sikap nilai cronbach’s alpha sebesar 0,848 dan pada domain tindakan
didapatkan hasil nilai cronbach’s alpha sebesar 0,803, menunjukkan
hasil uji reliabilitas baik dengan nilai cronbach’s alpha lebih atau sama
dengan 0,6.
33

3.9 Pengolahan Data dan Analisis Data


3.9.1 Pengolahan Data
Sebelum diolah dengan menggunakan program statistika dalam
computer, data yang telah dihasilkan harus diolah terlebih dahulu.
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing

Kegiatan untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap


data yang sudah didapat.
b. Coding
Melakukan konversi atau menerjemahkan data yang diperoleh
selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan
analisis.
c. Entry Data
memasukkan data yang sudah dikonversi ke dalam software
komputer.

d. Verifikasi

Memeriksa data dari setiap sumber data untuk melihat adanya


kemungkinan kesalahan kode dan ketidaklengkapan.
e. Output

Hasil analisis yang telah diolah oleh program komputer.

3.9.2 Analisis Data


3.9.2.1 Analisis Univariat
Merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis
setiap variabel yang ada secara deskriptif. Analisis univariat
digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel,
analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
34

3.9.2.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan variabel independen dan dependen.
Pengujian menggunakan software SPSS dengan tingkat
kemaknaan α = 5% dan kepercayaan 95%. Karena pada
penelitian ini merupakan jenis data kategorik, maka akan
dilakukan uji Chi Square dengan syarat tidak ada sel dengan
nilai frekuensi kenyataan sebesar 0, jika tabel 2x2 maka tidak
boleh ada 1 sel saja yang memiliki nilai frekuensi harapan
kurang dari 5, dan apabila tabel lebih dari 2x2 maka jumlah
sel dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh
lebih dari 20%. Jika syarat uji Chi Square tidak terpenuhi,
maka dapat digunakan alternatif uji Fisher. Hasil ujinya,
apabila p < α maka terdapat hubungan yang bermakna antar
keduanya. Sedangkan jika p > α, maka tidak ada hubungan
yang bermakna antar keduanya (Ho diterima).

3.10 Etika Penelitian


Penelitian ini diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung dan mendapat surat keterangan lolos uji
kaji etik dengan nomor surat sebagai berikut :
No: 89/UN26.18/PP.05.02.00/2023.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan desain cross sectional dengan
tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap nasabah bank
sampah Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di
wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung. Sampel pada penelitian ini
adalah nasabah bank sampah Emak.id.

Bank Sampah Emak.id merupakan lembaga pengelola sampah kering di


masyarakat dengan platform digital. Bank Sampah Emak.id atau BSE merupakan
gerakan sosial dari masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk melestarikan
lingkungan serta membangkitkan ekonomi masyarakat. Bank sampah induk ini
berbasis di Provinsi Lampung. Bank Sampah Emak.id berdiri pada Januari 2021
dan saat ini telah memiliki 120 kelompok atau 2.400 nasabah. Bank sampah
Emak.id berada dalam naungan Yayasan Surga Thani Kita yang bergerak di
bidang pelestarian lingkungan dan sosial kemasyarakatan. Sistem di Bank Sampah
Emak.id mendorong partisipasi aktif dari masyarakat untuk memilah dan
menabung sampah yang bernilai ekonomi. Fenomena jumlah sampah yang ada di
Bandar Lampung luar biasa besar menjadi masalah bagi masyarakat Lampung dan
pemberdayaan ibu-ibu khususnya Ibu rumah tangga untuk menjadi berdaya dari
segi ekonomi menjadi dasar berdirinya bank sampah Emak.id.

Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang didahului dengan


informed consent dan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner. Data hasil
penelitian yang didapat dianalisis statistik menggunakan analisis univariat
kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji chi square.
36

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik Sosiodemografi Responden
Sampel yang didapat pada penelitian ini sebanyak 64 nasabah bank
sampah Emak.id.

Tabel 2. Karakteristik Sosiodemografi Responden


Frekuensi Persentase
Data Sample Penelitian
(n=64) (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 6.25
Perempuan 60 93.75
Usia
25-34 Tahun 16 25.00
35-44 Tahun 26 40.63
45-54 Tahun 15 23.44
>54 Tahun 7 10.94
Pendidikan
SD 7 10.94
SMP 11 17.19
SMA/SMK 32 50.00
Diploma/Sarjana 14 21.88
Pekerjaan
Buruh 2 3.13
Honorer 4 6.25
IRT 40 62.50
PNS 5 7.81
Wiraswasta 13 20.31

Sebaran subjek penelitian menurut kriteria inklusi peneliti dapat dilihat


pada tabel 2. Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari total 64 nasabah
yang menjadi subjek dalam penelitian ini mayoritas adalah nasabah
perempuan sebanyak 60 nasabah (93.75%), dan 4 nasabah (6.25%)
lainnya adalah nasabah laki-laki.

Karakteristik Sosiodemografi berdasarkan usia, di antaranya terdapat 16


nasabah (25%) berusia 25-34 tahun, 26 nasabah (40.63%) berusia 35-44
tahun, lalu sebanyak 15 nasabah (23.44%) berusia 45-54, dan 7 nasabah
(10.94%) lainnya berusia lebih dari 54 tahun.
37

Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa 50% dari jumlah subjek


penelitian ini didominasi oleh nasabah dengan riwayat pendidikan
SMA/SMK, 14 nasabah (21.88%) berpendidikan diploma/sarjana, 11
nasabah (17.19%) berpendidikan SMP, dan 7 nasabah (10.94%) lainnya
memiliki riwayat pendidikan SD.

Karakteristik sosiodemografi berdasarkan pekerjaan, didapatkan


mayoritas responden sebanyak 40 nasabah (62.5%) merupakan ibu
rumah tangga, terdapat 13 nasabah (20.31%) adalah wiraswasta, 5
nasabah (7.81%) merupakan PNS, nasabah yang berprofesi honorer
sebanyak 4 nasabah (6.25%), dan 2 nasabah (3.13%) lainnya adalah
buruh.

4.1.2 Analisis Univariat


Dalam penelitian ini diperlukan analisis univariat untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan hasil penelitian dari masing-masing
variabel.

a. Tindakan Nasabah Bank Sampah Emak.id terhadap Sampah


Obat Rumah Tangga
Berikut merupakan distribusi frekuensi berdasarkan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga dari nasabah bank sampah
Emak.id :

Tabel 3. Tindakan Pengelolaan Sampah Obat Rumah Tangga


Tindakan Pengelolaan Frekuensi Persentase (%)
Baik 43 67.2
Kurang Baik 21 32.8
Total 64 100

Berdasarkan data pada Tabel 3. dapat diketahui bahwa dari 64


nasabah, 43 nasabah (67.2%) di antaranya memiliki tindakan yang
baik dalam mengelola sampah obat, dan 21 nasabah (32.8%) lainnya
38

bertindak kurang baik terhadap pengelolaan sampah obat.

b. Pengetahuan Nasabah Bank Sampah Emak.id terhadap Sampah


Obat Rumah Tangga
Berikut merupakan distribusi frekuensi dari tingkat pengetahuan
nasabah bank sampah Emak.id mengenai pengelolaan sampah obat
rumah tangga :

Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Nasabah Bank Sampah Emak.id


Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 34 53.1
Kurang Baik 30 46.9
Total 64 100

Berdasarkan data pada Tabel 4. dapat diketahui bahwa dari 64


nasabah bank sampah Emak.id dalam penelitian ini, 34 nasabah
(53.1%) di antaranya memiliki pengetahuan yang baik, dan 30
nasabah (46.9%) lainnya memiliki pengetahuan yang kurang baik.

c. Sikap Nasabah Bank Sampah Emak.id


Berikut merupakan distribusi frekuensi dari sikap nasabah bank
sampah Emak.id mengenai pengelolaan sampah obat rumah tangga :

Tabel 5. Sikap Nasabah Bank Sampah


Sikap Frekuensi Persentase (%)
Positif 48 75
Negatif 16 25
Total 64 100

Berdasarkan data pada Tabel 5. dapat diketahui bahwa dari 64


nasabah di antaranya terdapat 48 nasabah (75.0%) yang memiliki
sikap postitif mengenai pengelolaan sampah obat rumah tangga, dan
16 nasabah (25.0%) lainnya memiliki sikap yang negatif dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga.
39

4.1.3 Analisis Bivariat


Dalam penelitian ini diperlukan analisis bivariat untuk membuktikan
hipotesa yang sudah dirumuskan. Analisis bivariat pada penelitian ini
menggunakan korelasi Chi-Square Test. Kriteria pengambilan
keputusan berdasarkan nilai probabilitas atau sinifikansi (Sig. (2-tailed))
yaitu: “Jika nilai signifikansi >  = 0,05 maka H0 diterima, sedangkan
jika nilai signifikansi ≤  0,05 maka H0 ditolak”.

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pengelolaan


Sampah Obat Rumah Tangga
Berikut merupakan hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga :

Tabel 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pengelolaan


Sampah Obat Rumah Tangga
Tindakan Pengelolaan
Pengetahuan Total P-Value
Baik Kurang
30 4 34
Baik
(88.2) (11.8) (100)
0.000
Kurang 13 17 30
Baik (43.3) (56.7) (100)
43 21 64
Total
(67.2) (32.8) (100)

Berdasarkan Tabel 6. didapatkan hasil uji statistik menggunakan chi-


square test diperoleh p-value sebesar 0.000 (p≤ α: 0,05). Pada tabel
diketahui bahwa 34 nasabah yang memiliki pengetahuan baik, 30
nasabah (88.2%) di antaranya bertindak dengan baik dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga, dan 4 nasabah (11.8%)
lainnya bertindak kurang baik dalam pengelolaan sampah obat
rumah tangga. Pada tabel juga diketahui 30 nasabah bank sampah
Emak.id dengan pengetahuan yang kurang baik, 13 nasabah (43.3%)
di antaranya memiliki tindakan yang baik dalam mengelola sampah
obat, dan 17 nasabah (56.7%) lainnya memiliki tindakan yang
kurang baik dalam pengelolaan sampah obat rumah tangga.
40

b. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat


Rumah Tangga
Berikut merupakan hubungan sikap dengan tindakan pengelolaan
sampah obat rumah tangga :

Tabel 7. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat


Rumah Tangga
Tindakan Pengelolaan
Sikap Total P-Value
Baik Kurang
36 12 48
Positif
(75.0) (25.0) (100)
0.021
7 9 16
Negatif
(43.8) (56.3) (100)
43 21 64
Total
(67.2) (32.8) (100)

Berdasarkan Tabel 7. didapatkan hasil uji statistik menggunakan chi-


square test diperoleh p-value 0.005 (p≤α: 0,05). Pada tabel diketahui
bahwa dari 48 nasabah yang bersikap positif terhadap pengelolaan
sampah, 36 nasabah (75%) di antaranya bertindak dengan baik dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga, dan 12 nasabah (25%)
lainnya bertindak kurang baik dalam pengelolaan sampah obat
rumah tangga. Pada tabel juga diketahui dari 16 nasabah bank
sampah Emak.id yang bersikap negatif terhadap pengelolaan
sampah, 7 nasabah (43.8%) di antaranya memiliki tindakan yang
baik dalam pengelolaan sampah obat rumah tangga, dan 9 nasabah
(56.3%) lainnya memiliki tindakan yang kurang baik dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga.
41

4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Sosiodemografi
Pada penelitian ini diperoleh mayoritas nasabah bank sampah yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah perempuan yang
merupakan ibu rumah tangga. Hal ini diperkuat dengan teori yang
menyatakan bahwa ibu memiliki peran dan tanggung jawab yang
penting dalam mengatur kegiatan rumah tangga, khususnya dalam
pengelolaan obat rumah tangga (Savira et al., 2020). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rahayu dan Rindarwati (2021) didapatkan
responden yang terlibat dalam penelitian didominasi oleh perempuan
(87,0%) dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (71,0%) sebagai
pihak yang berperan utama dalam pengelolaan obat-obatan di rumah.
Hal yang sama juga didapatkan oleh Prasmawari et al (2020)
menunjukkan sebagian besar pengelola obat dirumah tangga adalah
ibu, yaitu sebanyak 64,4%. Menurut Kartono dan Kartinis (2014) Ibu
rumah tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya dipergunakan
untuk mengajarkan dan memelihara anak anaknya dengan pola asuh
yang baik dan benar, ibu rumah tangga juga berperan langsung
dalam menjaga dan memelihara kesehatan anggota keluarganya.

Penelitian ini dibatasi oleh nasabah dengan usia antara 25-60 tahun,
mayoritas responden didapatkan dengan usia antara 25-44 tahun
yang merupakan rentang usia produktif. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aprilyanti (2017) yang menyebutkan
usia yang masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat
produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang
sudah berusia tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan
terbatas. Menurut Hurlock (2017) semakin cukup usia, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, seseorang yang telah
dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya. Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
42

seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula


daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Rentang usia 20-40 tahun
merupakan usia ideal yang dapat dengan mudah menerima informasi
positif tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2014).

Selain itu, distribusi karakteristik sosiodemografi responden


didapatkan bahwa pendidikan terakhir mayoritas responden yaitu
tamatan SMA/SMK sebanyak 50% dan bekerja sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 62.5%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari et al (2021) menunjukkan mayoritas responden
tingkat pendidikannya adalah SMA 36,4%. Pendidikan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,
beberapa penelitian membuktikan bahwa seseorang yang
berpendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikan rendah. (Effah
et al,2020). Menurut Sari (2017) pada umumnya tingkat pendidikan
dan pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perilaku, karena
tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang kurang akan
meningkatkan sikap dan perilaku yang tidak sehat. Keberhasilan
pendidikan adalah peningkatan pengetahuan, sehingga dengan
pendidikan yang tinggi diharapkan pengetahuan tentang pengelolaan
sampah akan meningkat yang akan merubah sikap dan perilaku
positif terhadap pengelolaan sampah.

4.2.2 Tingkat Pengetahuan Nasabah Bank Sampah Emak.Id dalam


Pengelolaan Sampah Obat
Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam
mempengaruhi pengelolaan sampah obat. Pengetahuan yang baik,
maka akan mengurangi cara pembuangan obat yang kurang tepat.
Berdasarkan analisis dan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian
besar (53.1%) nasabah bank sampah Emak,id di wilayah kecamatan
43

Langkapura Bandar Lampung memiliki pengetahuan baik mengenai


pengelolaan sampah obat. Selain itu, masih banyak (46.9%)
masyarakat memiliki pengetahuan kurang baik mengenai
pengelolaan sampah obat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Wasistha et al (2022) yang menunjukkan bahwa responden memiliki
tingkat pengetahuan yang baik tentang pemusnahan obat, terdapat 61
(52,13 %) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 11
(9,4 %) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 45
(38,46%) responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prasmawari et al (2020) menunjukkan bahwa responden penelitian
memiliki pengetahuan yang rendah tentang pembuangan obat secara
aman terutama tingkat pengetahuan responden mengenai
pembuangan obat-obatan cair masih rendah (17,8%).

Pentingnya memiliki pengetahuan yang benar mengenai obat


menjadi kebutuhan agar terhindar dari dampak buruk kesehatan diri
maupun lingkungan(Octavia, 2020). Berdasarkan penelitian
sebelumnya diketahui tingkat pengetahuan responden di Kelurahan
Tanah Pati Kota Bengkulu mengenai penyimpanan dan pembuangan
obat pengetahuan kurang 8,29%, cukup 45,07% dan baik 46,63%
(Rikomah, 2020). Penelitian lain di desa Suka Bandung Bengkulu
Selatan menunjukkan pengetahuan responden terkait penyimpanan
dan pembuangan sebesar 54,65% dalam kategori kurang
(Damayanti, 2020). Menurut Lutfiyati et al. (2017) yang menyatakan
bahwa responden belum mengerti cara membuang obat yang tepat
seperti obat ke dalam tempat sampah langsung, bahkan dengan
kondisi kemasan obat yang masih utuh dan rapi.
44

4.2.3 Sikap Nasabah Bank Sampah Emak.Id dalam Pengelolaan


Sampah Obat
Sikap dapat berpengaruh terhadap tindakan pengelolaan sampah obat
dengan tepat. Berdasarkan analisis dan hasil penelitian diperoleh
bahwa sebagian besar (75%) nasabah bank sampah Emak.id di
wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung memiliki sikap
yang positif mengenai pengelolaan sampah obat rumah tangga.
Kemudian terdapat 25% masyarakat yang memiliki sikap negatif
terhadap pengelolaan sampah obat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Khan et al (2020) di Pakistan menunjukkan sebagian besar responden
sangat menyadari bahaya yang disebabkan oleh pembuangan obat
yang tidak tepat pada lingkungan dan menunjukkan sikap positif
terhadap metode pembuangan obat yang tidak terpakai dan
kedaluwarsa yang tepat. Hasil penelitian juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Prasmawari et al (2020) di Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur, pada variabel sikap diperoleh mayoritas
responden penelitian cukup baik dalam hal kesadaran dan cara
pembuangan obat secara aman. Penelitian Sonowal et al (2017) yang
telah dilakukan di India didapatkan sebanyak 80% responden
berpendapat bahwa pembuangan obat yang aman sangat diperlukan.
Mayoritas (76%) konsumen merasa perlu suatu program untuk
mengumpulkan obat-obatan yang tidak digunakan di rumah dan 77%
peserta berpendapat bahwa konsumen harus lebih sadar tentang
bahaya pembuangan yang tidak aman dan metode pembuangan yang
aman.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Woldeyohanins et al. (2021)


menunjukkan bahwa sekitar 70% responden “sangat setuju” dan
sisanya “setuju” bahwa program sosialisasi dan kesadaran tentang
pembuangan obat-obatan yang tidak terpakai dan kedaluwarsa harus
45

dimulai. Hasil penelitian juga didapatkan 59,2% responden


memeriksa tanggal kedaluwarsa obat-obatan dan menunjukkan
bahwa 53,5% responden sangat setuju bahwa obat yang tidak
terpakai bisa menjadi risiko besar bahaya di rumah.

4.2.4 Tindakan Nasabah Bank Sampah Emak.Id dalam Pengelolaan


Sampah Obat
Cara pembuangan obat yang tidak tepat menjadi salah satu penyebab
banyak penyalahgunaan obat dan beredarnya obat palsu yang diolah
dan dikemas ulang dari sisa obat yang tidak terpakai. Berdasarkan
analisis dan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar (67.2%)
nasabah bank sampah Emak.id di wilayah Kecamatan Langkapura
Bandar Lampung memiliki tindakan yang baik dalam pengelolaan
sampah obat rumah tangga dan terdapat 32.8% responden yang
memiliki tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga kurang
baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Prasmawari et al (2020) menunjukkan sebagian besar responden
cukup baik dalam tindakan cara pembuangan obat secara aman.
Hasil penelitian sebelumnya di Malaysia dengan menggunakan
kuesioner yang sama, didapatkan hasil yaitu, peserta memiliki obat
yang tidak digunakan karena merasa lebih baik (72,4%), mengalami
efek samping (51,3%), memiliki obat yang tidak lagi diperlukan
karena diubah oleh dokter (57,1%), tidak minum obat seperti yang
diresepkan (43,8%), atau untuk berjaga-jaga jika diperlukan di masa
depan (75,2%). Selain itu, sebagian besar peserta mengakui
membuang obat karena kedaluwarsa (88,4%), karena mengalami
efek samping (47,8%), ketika obat-obatan berbau dan berasa tidak
enak atau terlihat buruk (71,3%, dan ketika obat mengalami
kerusakan dalam penyimpanan (79,2%) (Sim et al., 2018).
46

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan


oleh Terzi-Supic et al (2019) yang menunjukkan bahwa sebanyak
87.3% responden melakukan praktik pembuangan obat yang tidak
tepat, dimana sebagian besar responden membuang sampah pada bak
sampah. Hasil penelitian juga tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wasistha et al (2022) menunjukkan terdapat 15
(12,28 %) responden memiliki tingkat perilaku yang baik, 15
(12,28%) responden memiliki tingkat perilaku cukup dan 87
(74,35%) responden memiliki tingkat perilaku kurang. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat memiliki tingkat perilaku yang
kurang tentang pemusnahan obat.

Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan


responden pada penelitian ini mayoritas memiliki pengetahuan yang
baik mengenai pembungan sampah obat. Berdasarkan penelitian
Savira et al (2020) menunjukkan praktik penyimpanan dan
pembuangan obat dari masyarakat yang baik dan benar masih
kurang. Penyimpanan masih dilakukan dengan kondisi yang tidak
sesuai untuk obat, dan pembuangan obat masih dilakukan dengan
membuang langsung pada tempat sampah tanpa pemisahan.

4.2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan Pengelolaan


Sampah Obat Rumah Tangga
Berdasarkan analisis dan hasil uji hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah
tangga diperoleh p-value = 0,000 dengan α = 0.05 yang berarti dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan nasabah bank sampah Emak.id dengan tindakan
pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah kecamatan
Langkapura Bandar Lampung.
47

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Ong et al (2020) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan terhadap pola perilaku masyarakat
dalam membuang sampah obat. Penelitian ini membuktikan bahwa
pengetahuan menjadi salah satu faktor yang penting dalam
membentuk tindakan seseorang dalam pengelolaan sampah obat,
dengan adanya pengetahuan yang baik maka akan mengurangi cara
pembuangan obat yang kurang tepat. Sebagaimana dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden didominasi oleh
pengetahaun yang baik mengenai pengelolaan sampah, sehingga
tindakan masyarakat juga mencerminkan tindakan yang tepat dalam
pengelolaan sampah obat rumah tangga.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan


oleh Roslin (2021) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku pembuangan
obat tidak terpakai pada rumah tangga di wilayah Sungai Durian
Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat (p=0,114).

Berdasarkan penelitian Sonowal et al (2017) Sebanyak 104 orang


(68,2%) responden menyatakan tidak mengetahui bahwa cara
membuang obat yang tidak benar dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan dan merugikan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
responden menyatakan perlunya edukasi tentang cara pembuangan
obat yang benar di rumah tangga (93,2%). Surat kabar dan televisi
dapat dijadikan media informasi tentang pembuangan obat-obatan
yang aman untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengelola obat di rumah dengan benar. Dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, upaya peningkatan
pengetahuan (termasuk bagi tenaga kesehatan) mudah dilakukan dan
hasilnya lebih efektif (Ernawati et al., 2022).
48

4.2.6 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat


Berdasarkan analisis dan hasil uji hubungan antara sikap dengan
tindakan pengelolaan sampah obat diperoleh p-value = 0,005 dengan
α = 0.05 yang berarti dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap nasabah bank sampah Emak.id dengan
tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah
kecamatan Langkapura Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Fahriyah et al (2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara sikap dengan perilaku dalam pemilahan dan
pewadahan limbah medis terutama limbah farmasi.

Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki sikap yang positif


dengan tindakan pengelolaan yang baik. Responden dengan sikap
negatif terhadap pengelolaan sampah obat didominasi oleh
responden dengan tindakan yang kurang baik. Hal ini membuktikan
bahwa sikap positif responden mengenai pengelolaan sampah obat
dapat menjadikan responden memiliki tindakan yang baik dalam
pengelolaan sampah obat. Menurut Tarigan (2015) menyatakan
bahwa sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik). Sikap belum tentu terwujud ke dalam tindakan, sehingga
dengan proses berpikir secara baik di dukung dengan pengetahuan
yang baik akan menghasilkan sikap yang positif. Sikap yang paling
tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang
telah diyakininya.
49

4.3 Keterbatasan Penelitian


Terdapat potensi bias informasi dalam penelitian ini karena menggunakan
kuesioner yang jawabannya bergantung pada kejujuran responden dalam
mengisi kuesioner. Sampel penelitian yang diambil adalah total populasi dari
nasabah bank sampah Emak.id wilayah Kecamatan Langkapura tidak
menggunakan sampel dari populasi masyarakat di wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah subjek penelitian
nasabah bank sampah Emak.id di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar
Lampung sebanyak 64 orang maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat pengetahuan nasabah bank sampah Emak.id mengenai
pengelolaan sampah obat rumah tangga di wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung masing-masing pada kategori baik
berjumlah 34 orang (53.1%), dan kategori kurang baik berjumlah 30
orang (46.9%).
2. Sikap nasabah bank sampah Emak.id mengenai pengelolaan sampah obat
rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung
masing-masing pada kategori positif berjumlah 48 orang (75%), dan
kategori negatif berjumlah 16 orang (25%).
3. Tindakan nasabah bank sampah Emak.id mengenai pengelolaan sampah
obat rumah tangga di wilayah Kecamatan Langkapura Bandar Lampung
dalam pengelolaan sampah obat masing-masing pada kategori baik
berjumlah 43 orang (67.2%), dan kategori kurang baik berjumlah 21
orang (32.8%).
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan nasabah
bank sampah Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah
tangga di wilayah kecamatan Langkapura Bandar Lampung (p-
value=0.000).
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap nasabah bank sampah
Emak.id dengan tindakan pengelolaan sampah obat rumah tangga di
wilayah kecamatan Langkapura Bandar Lampung (p-value=0.021).
51

5.2 Saran

1. Peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian yang lebih luas lagi


dengan membandingkan hasil penelitian pada nasabah bank sampah
Emak.id dengan populasi penelitian masyarakat di wilayah Kecamatan
Langkapura Bandar Lampung.
2. Pihak bank sampah dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat
untuk membuat penyuluhan berupa edukasi dalam pengelolaan sampah
obat yang tepat serta peningkatan sarana dan prasarana untuk menjaga
kebersihan serta melakukan intervensi mengenai pentingnya hidup sehat
dan mandiri.
3. Peneliti lain perlu melakukan penelitian yang lebih luas lagi mengenai
tindakan pengelolaan sampah obat, misalnya hubungan antara faktor
sosiodemografi dengan tindakan pengelolaan sampah obat.
4. Universitas Lampung disarankan untuk memberikan edukasi mengenai
pengelolaan sampah obat yang tepat kepada mahasiswa dan civitas
academica khususnya.
5. Pemerintah setempat dapat menggerakkan masyarakat untuk melakukan
pengolahan sampah obat yang benar secara mandiri dengan regulasi dan
edukasi agar dapat tercipta masyarakat yang lebih baik serta dapat
menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan meningkatkan derajat
kesehatan di kecamatan Langkapura Bandar Lampung pada khususnya
DAFTAR PUSTAKA

Adhani, R. 2018. Pengelolaan Limbah Medis Pelayanan Kesehatan.


Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.

Anggraini, F., Mursyid, R., Onny S. 2017. Sistem Pengelolaan Limbah B3


Terhadap Indeks Proper di RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 3(3):723-31.

Aprilyanti, S. 2017. Pengaruh Usia Dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas


Kerja. Studi Kasus : PT Oasis Water International Cabang Palembang.
Jurnal Sistem dan Manajemen Industri. 1(2).

Ariani, A. P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Augia, T., Ramadani, M., Markolinda, Y. 2022. Kajian Pengelolaan dan Regulasi
Obat Tidak Terpakai dan Obat Kedaluwarsa di Rumah Tangga di
Kabupaten Padang Pariaman. 9(1) : 50-6.

Azwar, S. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPOM. 2015. Gerakan Nasional Peduli Obat dan pangan Aman. Jakarta : Badan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.

BPOM RI. 2019. Pedoman Mengenal Obat Kadaluwarsa dan / atau Rusak di
Rumah Tangga dan Cara Penanganannya. Jakarta : Badan Pengawas
Obat dan Makanan.

Budiman., Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap


Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Damayanti, T. 2020. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang


Dagusibu Di Desa Suka Bandung Kecamatan Pino Raya Kabupaten
Bengkulu Selatan. Jurnal Ilmiah Pharmacy. 7(1).

Dewi, S. K., Sudaryanto, A. 2020. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner


Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah,
Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
(SEMNASKEP) :73– 9.
53

Effah, C. Y., Amoah, A.N., Liu, H., Agboyibor, C., Miao, L., Wang, J., et al.
2020. A Population-Base Survey On Knowladge, Attitude And
Awareness Of The General Public On Antibiotic Use And Resistance.
Antimicrobial Resistance And Infection Control. 9(105).

Elisa. 2017. Sikap dan Faktor yang Berpengaruh. Buku Ajar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Ernawati, K., Nugroho, B.S., Suryana, C., Riyanto, A., Fatmawati, E. 2022.
Advantages of Digital Applications in Public Health Services on
Automation Era. International journal of health sciences. 6(1): 174–86.

Fahriyah, L., Husaini., Ahda, N. 2016. Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Perawat Dalam Pemilahan Dan Pewadahan Limbah Medis Padat Di
RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. (Skripsi).
Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Hesti, Y. 2020. Upaya Penanganan Limbah B3 dan Sampah Rumah Tangga


dalam Mengatasi Pandemi Korona Sesuai dengan Surat Edaran No. Se.
2/Menlhk/Pslb3/Plb.3/3/2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius
(Limbah B3) dan Sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona
Virus Disease. Jurnal Pro Justitia, 1(2) : 60-7.

Huang, Y., Wang, L., Zhing, C., Huang, S. 2019. Factors influencing the
attention to home storage of medicines in China. BMC Public Health.
19(1):1–10.

Hurlock, E.B. 2017. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jain, V. 2014. 3D Model Of Attitude. International Journal of Advanced Research


in Management and Social Sciences. 3(3): 1-12.

Kartono., Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian


Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI. 2021. Pedoman Pengelolaan Obat Rusak dan


Kedaluwarsa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rumah Tangga.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Khan, A., Jaffar, N., Razzak, S., Zeeshan, F., Shabbir, A., Ishaque, S.M. 2020.
Knowledge, attitude and practices of pharmaceutical waste disposal in
community pharmacies of Karachi. Ann Jinnah Sindh Med Uni. 6(2):
54-9.
54

Kristina, S.A, Wiedyaningsih, C., Cahyadi, A., Ridwan, A.A. 2018. A Survey on
Medicine Disposal Practice Among Households in Yogyakarta. Asian
Journal of Pharmaceutics.12.

Lutfiyati, H., Yuliatuti, F., Dianita, P.S. 2017. Pemberdayaan Kader PKK Dalam
Penerapan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) Obat
dengan Baik dan Benar. The 6th University Research Colloquium. 9-14.

Marwa, K.J., Mcharo, G., Mwita, S., Katabalo, D., Ruganuza, D., Kapesa, A.
2021. Disposal practices of expired and unused medications among
households in Mwanza, Tanzania. PLoS ONE, 16(2): 1–9.

Nursalam. 2012. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jilid I.
Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Octavia, D. R., Susanti, I. Negara, S. B. M. K. 2020. Peningkatan Pengetahuan


Masyarakat Tentang Penggunaan Dan Pengelolaan Obat Yang Rasional
Melalui Penyuluhan Dagusibu. GEMASSIKA : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(1): 23–39.

Ong, S.C., Ooi, G.S., Shafie, A.A., Hassali, M.A. 2020. Knowledge, attitude and
disposing practice of unused and expired medicines among the general
public in Malaysia. Journal of Pharmaceutical Health Services
Research, 11(2): 141-48.
.
Patel,M., Kumar, R., Kishor, K., Mlsna, T., Charles, U. Pittman, Jr., et al. 2019.
Chemical Reviews Pharmaceuticals of Knowladge attitude and
Disposing Practice of Unuse and Expired Medicines Amongthe General
Public in Malaysia. Journal of Pharmaceutical Health Service
Research. Emerging Concern in Aquatic Systems: Chemistry,
Occurrence, Effects, and Removal Methods. ACS Publications. 119(6):
3510-673.

Prasmawari, S., Rahem, A., Hermansyah, A. 2020. Identifikasi Pengetahuan,


Sikap, Tindakan Masyarakat dalam Memusnahkan Obat Kedaluwarsa
dan Tidak Terpakai Di Rumah Tangga. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kefarmasian Indonesia. 31-8.

Pramestutie, H.R., Illahi, R.K., Hariadini, A.L., Ebtavanny, T.G., Savira, M.


2021. Pengetahuan dan Ketepatan Apoteker dalam Pemusnahan Obat
Sisa, Obat Rusak dan Obat Kedaluwarsa. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
55

Kefarmasian Indonesia. 8 (3): 250-58.

Rachmawati, W.C. 2019. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Malang:


Wineka Media.

Rahayu, A.P., Rindarwati, A.Y. 2021. Pengelolaan Obat yang Tidak Terpakai
Dalam Skala Rumah Tangga di Kota Bandung. Majalah Farmaseutik. 18
(3): 372-80.

Sari, N., Mulasari, S. A. 2017. Pengetahuan, Sikap Dan Pendidikan Dengan


Perilaku Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Bener Kecamatan Tegalrejo
Yogyakarta. Jurnal Medika Respati.74-84.

Sari, O.M., Anwar, K., Putri, I. P. 2021. Tingkat Pengetahuan Dalam


Penyimpanan Dan Pembuangan Obat Di Rumah Pada Masyarakat Kota
Banjarbaru Kalimantan Selatan. Cendekia Journal of Pharmacy STIKES
Cendekia Utama Kudus. 5(2): 145-55.

Savira, M., Ramadhani, F.A., Nadhirah, U., Lailis, S.R., Ramadhan, E.G.,
Febriani, K., et al. 2020. Praktik Penyimpanan Dan Pembuangan Obat
Dalam Keluarga. Jurnal Farmasi Komunitas 7(2) : 38–47.

Rikomah, S. E. 2020. Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Dagusibu Obat di


Kelurahan Tanah Patah Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian Farmasi
Indonesia, 9(2): 51–5.

Roslin, C.Y. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap


Perilakupembuangan Obat Tidak Terpakai Di Rumahtanggadi Wilayah
Sungai Durian Kecamatan Sintang ([skripsi). Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma.

Shaaban., Alghamdi, H.H., Alhamed, N., Alziadi, A., Mostafa, A. 2018.


Environmental Contamination by Pharmaceutical Waste: Assessing
Patterns of Disposing Unwanted Medications and Investigating the
Factors Influencing Personal Disposal Choices. Journal of
Pharmacology and Pharmaceutical Research. 1: 1–7.

Sim, S.M., Lai, P.S.M., Tan, K.M., Lee, H.G., Sulaiman, C.Z. 2018. Development
and Validation of the Return and Disposal of Unused Medications
Questionnaire (ReDiUM) in Malaysia. Asia-Pacific Journal of Public
Health. 30: 737–49.

Sonowal, S., Desai, C., Kapadia, J. D. Desai, M. K. 2017. A Survey of


Knowledge, Attitude, and Practice of Consumers at a Tertiary Care
Hospital Regarding the Disposal of Unused Medicines. Journal of Basic
and Clinical Pharmacy. 8 :4–7.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


56

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:


Alfabeta.

Taherdoost, H. 2018. Validity and Reliability of the Research Instrument; How to


Test the Validation of a Questionnaire/Survey in a Research. SSRN
Electronic Journal. 5(3) : 28–36.

Tarigan, H.G. 2015. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Terzi-Supic, Z., Bukumiric, D., Milicevic, M.S., Corac, A., Kusturica, M.P.,
Mirkoviv, M., et al. 2019. Knowladge and Practice Related to Unused
Medications in Households in Serbia. Indian Journal of
Pharmaceuticals Education and Research. 53(2) : 334-42.

Wawan, A., Dewi. 2019. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wasistha, Z., Untari, E.K., Rizkifani, S. 2022. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Praktek Pemusnahan Obat Pada Masyarakat Kota Pontianak
6(1): 1-13.

Woldeyohanins, A.E, Adugna, M., Mihret, T., Kifle, Z. D. 2021. Knowledge,


Attitude, and Practices of Unused Medications Disposal among Patients
Visiting Public Health Centers in Gondar Town, Ethiopia: A Cross-
Sectional Study. J Environ Public Health. doi: 10.1155/2021/5074380.
LAMPIRAN
Lampiran 2. Lembar Penjelasan Sebelum Persetujuan

Penjelasan Sebelum Persetujuan

Peneliti Utama : Jannah Fatinah Zhohiroh


Pemberi Informasi : Jannah Fatinah Zhohiroh
Penerima Informasi
Nama : …………………………………………..
Tempat tanggal lahir : …………………………………………..
Jenis Kelamin : …………………………………………..
Alamat : …………………………………………..
No. Hp : …………………………………………..

Perkenalkan, saya Jannah Fatinah Zhohiroh yang sedang melakukan penelitian


dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Nasabah Bank Sampah
Emak.id dengan Tindakan Pengelolaan Sampah Obat Rumah Tangga di Wilayah
Kecamatan Langkapura Bandar Lampung”.
Jumlah peserta yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 64 orang.
Setelah mendengarkan penjelasan diatas, calon subyek peserta penelitian bebas
dengan sukarela dan tanpa paksaan menentukan ikut tidaknya dalam penelitian
ini. Demikian juga bebas menentukan kapanpun mau berhenti dari penelitian ini.
Apabila ada hal yang ingin ditanyakan dapat menghubungi peneliti :
Nama : Jannah Fatinah Zhohiroh
Alamat : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
No. Hp : 085758616263
E-mail : jannahfz69@gmail.com
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN


PENGELOLAAN SAMPAH OBAT

Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang ada disebelah kanan. Pilih
salah satu alternatif jawaban yang bapak/ibu anggap paling sesuai dengan apa
yang bapak/ibu alami .

A. Pengetahuan

No. Pernyataan Jawaban Skor

Benar Salah Tidak Tahu

1. Pembuangan obat yang


tidak tepat berbahaya
bagi lingkungan
2. Pengolahan air limbah
dapat membersihkan
obat-obatan yang
dibuang ke lingkungan
3. Obat-obatan dapat
dibuang langsung ke
toilet
4. Jarum dan alat suntik
dapat dibuang langsung
ke tempat sampah
5. Insinerasi (pembakaran
obat-obatan
menggunakan mesin
pembakar) adalah cara
yang ramah lingkungan
untuk memusnahkan
obat-obatan yang sudah
tidak diinginkan atau
No. Pernyataan Jawaban Skor

Benar Salah Tidak Tahu

digunakan
6. Obat padat (seperti
tablet dan kapsul) dapat
dibuang langsung ke
tempat sampah
7. Obat-obatan cair
(seperti sirup, suspensi,
dan emulsi) dapat
dibuang langsung
dengan menuangkan ke
wastafel/saluran
pembuangan air
8. Obat-obatan setengah
padat (seperti krim
dan salep) dapat
dibuang langsung ke
tempat sampah
9. Produk inhaler
bertekanan (obat
semprot untuk asma
atau sesak nafas) dapat
dibuang langsung ke
tempat sampah
10. Obat-obatan yang tidak
digunakan dapat
dikembalikan ke apotek
untuk pembuangan
lebih lanjut
B. Sikap

No. Pernyataan Jawaban Skor


Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Tidak Setuju
Setuju Ragu
Setuju
1. Saya bertanggung
jawab untuk
melindungi
lingkungan bahkan
jika orang lain tidak
peduli atau tidak
bertanggung jawab
2. Saya bertanggung
jawab untuk
memastikan
keselamatan
makhluk hidup
lainnya di bumi
3. Saya bertanggung
jawab untuk
melindungi anggota
keluarga saya dari
bahaya obat-obatan
yang tidak
digunakan
4. Saya tidak akan
menebus/mengambil
obat gratis atau
obat subsidi dari
pemerintah jika saya
telah memiliki obat
yang sama dan
jumlah yang cukup
di rumah
5. Kampanye dan
pemberitaan di
media dapat
No. Pernyataan Jawaban Skor
Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Tidak Setuju
Setuju Ragu
Setuju
mempengaruhi
saya untuk
mengembalikan
obat-obatan
yang tidak
digunakan ke apotek
6. Menurut saya,
membuang obat-
obatan yang tidak
digunakan yang
masih dalam
kondisi baik adalah
suatu pemborosan
7. Saya bersedia
menyumbangkan
obat-obatan yang
tidak digunakan
sebelum
kedaluwarsa untuk
mengurangi
pemborosan
8. Jika ada insentif
(uang) bagi saya
untuk
mengembalikan
obat-obatan yang
tidak digunakan,
maka saya lebih
cenderung
melakukannya
9. Saya mengharapkan
pengembalian uang
ketika saya
Mengembalikan
obat-obatan yang
No. Pernyataan Jawaban Skor
Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat
Tidak Setuju
Setuju Ragu
Setuju
tidak digunakan
10. Jika saya memiliki
kelebihan obat-
obatan, saya akan
membagikan obat-
obatan saya dengan
orang lain

C. Tindakan

No. Pernyataan Jawaban Skor


Selalu Sering Kadang Jarang Tidak
-Kadang
Pernah
1. Saya tetap
menyimpan
obat-obatan yang
tidak saya minum
ketika saya
berhenti minum
obat karena merasa
lebih baik
2. Saya membuang
obat-obatan saya
ketika obat-obatan
telah kedaluwarsa
3. Saya tetap
menyimpan
obat-obatan yang
tidak saya
minum ketika saya
berhenti minum
obat karena
mengalami efek
samping
No. Pernyataan Jawaban Skor
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak
-Kadang
Pernah
4. Saya membuang
obat-obatan yang
belum saya
minum ketika saya
mengalami efek
samping yang
tidak diinginkan
akibat obat
tersebut
5. Saya tetap
menyimpan obat-
obatan yang
belum saya minum
meskipun dokter
sudah mengganti
jenis obat yang
saya konsumsi
6. Saya membuang
obat-obatan ketika
baunya tidak enak,
rasanya tidak enak,
atau terlihat tidak
enak
7. Saya tetap
menyimpan
obat-obatan yang tidakdigunakan meskipun baunya sudah tidak enak, rasanya
tidak enak, atau
tidak seperti yang
saya harapkan
8. Saya membuang
obat ketika telah
rusak selama
Penyimpanan
No. Pernyataan Jawaban Skor
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak
-Kadang
Pernah
9. Saya menyimpan
obat-obatan yang
tidak digunakan
Karena saya tidak
meminum obat
sesuai yang
diperintahkan /
ditentukan
10. Saya tetap
menyimpan obat-
obatan yang tidak
lagi saya butuhkan
untuk berjaga-jaga
jika saya
membutuhkannya
lagi di masa depan
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4. Persetujuan etik
Lampiran 5. Pengisian kuesioner
Lampiran 6. Hasil SPSS

Frequencies
Frequency Table

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25-34 Tahun 16 25.0 25.0 25.0
35-44 Tahun 26 40.6 40.6 65.6
45-54 Tahun 15 23.4 23.4 89.1
>54 Tahun 7 10.9 10.9 100.0
Total 64 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DIPLOMA 2 3.1 3.1 3.1
SARJANA 12 18.8 18.8 21.9
SD 7 10.9 10.9 32.8
SMA 28 43.8 43.8 76.6
SMK 4 6.3 6.3 82.8
SMP 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BURUH 1 1.6 1.6 1.6
GURU 4 6.3 6.3 7.8
IRT 40 62.5 62.5 70.3
PENJAHIT 1 1.6 1.6 71.9
PNS 5 7.8 7.8 79.7
WIRASWASTA 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 4 6.3 6.3 6.3
PEREMPUAN 60 93.8 93.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 34 53.1 53.1 53.1
Kurang Baik 30 46.9 46.9 100.0
Total 64 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Positif 48 75.0 75.0 75.0
Negatif 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

Tindakan Pengelolaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 43 67.2 67.2 67.2
Kurang Baik 21 32.8 32.8 100.0
Total 64 100.0 100.0
Crosstabs
Pengetahuan * Tindakan Pengelolaan

Crosstab
Tindakan Pengelolaan
Baik Kurang Baik Total
Pengetahuan Baik Count 30 4 34
% within Pengetahuan 88.2% 11.8% 100.0%
Kurang Baik Count 13 17 30
% within Pengetahuan 43.3% 56.7% 100.0%
Total Count 43 21 64
% within Pengetahuan 67.2% 32.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.575a 1 .000
Continuity Correctionb 12.610 1 .000
Likelihood Ratio 15.320 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 14.348 1 .000
Association
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.84.
b. Computed only for a 2x2 table
Sikap * Tindakan Pengelolaan

Crosstab
Tindakan Pengelolaan
Baik Kurang Baik Total
Sikap Positif Count 36 12 48
% within Sikap 75.0% 25.0% 100.0%
Negatif Count 7 9 16
% within Sikap 43.8% 56.3% 100.0%
Total Count 43 21 64
% within Sikap 67.2% 32.8% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.316a 1 .021
Continuity Correctionb 3.993 1 .046
Likelihood Ratio 5.090 1 .024
Fisher's Exact Test .032 .025
Linear-by-Linear 5.233 1 .022
Association
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang diadopsi dari
Kuesioner Sebelumnya

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen KAP Untuk Domain Pengetahuan

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total K
* * *
P1 Pearson Correlation 1 .346 .407 -.398 -.231 .207 .289 .084 .391 .035 .396*
Sig. (2-tailed) .061 .026 .029 .219 .272 .121 .658 .033 .853 .030
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson Correlation .346 1 .283 .346 .316 -.042 .073 -.170 .347 .341 .627**
Sig. (2-tailed) .061 .129 .061 .088 .825 .703 .370 .060 .066 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Correlation .407* .283 1 -.196 -.209 .333 .355 .337 .047 -.011 .454*
Sig. (2-tailed) .026 .129 .298 .267 .072 .054 .069 .805 .955 .012
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Correlation -.398* .346 -.196 1 .646** -.051 -.016 .014 .289 .316 .464**
Sig. (2-tailed) .029 .061 .298 .000 .787 .932 .940 .122 .089 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Correlation -.231 .316 -.209 .646** 1 -.204 .023 -.121 -.023 .290 .379*
Sig. (2-tailed) .219 .088 .267 .000 .281 .904 .525 .903 .120 .039
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Correlation .207 -.042 .333 -.051 -.204 1 .662** .607** .201 -.479** .399*
Sig. (2-tailed) .272 .825 .072 .787 .281 .000 .000 .288 .007 .029
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson Correlation .289 .073 .355 -.016 .023 .662** 1 .717** .105 -.210 .581**
Sig. (2-tailed) .121 .703 .054 .932 .904 .000 .000 .579 .264 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Correlation .084 -.170 .337 .014 -.121 .607** .717** 1 .081 -.107 .475**
Sig. (2-tailed) .658 .370 .069 .940 .525 .000 .000 .671 .575 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
P9 Pearson Correlation .391 .347 .047 .289 -.023 .201 .105 .081 1 .270 .567**
Sig. (2-tailed) .033 .060 .805 .122 .903 .288 .579 .671 .150 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
P10 Pearson Correlation .035 .341 -.011 .316 .290 -.479 -.210 -.107 .270 1 .382*
Sig. (2-tailed) .853 .066 .955 .089 .120 .007 .264 .575 .150 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * ** * * ** ** ** *
Total Pearson Correlation .396 .627 .454 .464 .379 .399 .581 .475 .567 .382 1
K
Sig. (2-tailed) .030 .000 .012 .010 .039 .029 .001 .008 .001 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.602 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

P1 15.77 11.082 .257 .583

P2 15.03 9.275 .444 .530

P3 15.00 10.552 .276 .577

P4 15.17 10.626 .307 .571

P5 15.30 10.700 .134 .617

P6 15.17 10.833 .219 .589

P7 15.53 9.982 .430 .543

P8 15.33 10.299 .279 .576

P9 15.07 9.789 .387 .548

P10 15.03 10.654 .127 .621


Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen KAP Untuk Domain Sikap

Correlations
Total
P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Sikap
P11 Pearson Correlation 1 .808** .508** .392* .249 .297 .389* .069 -.214 .069 .496**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .032 .185 .112 .034 .718 .255 .716 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * * **
P12 Pearson Correlation .808 1 .731 .536 .447 .454 .562 .266 .027 .352 .745**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .013 .012 .001 .156 .887 .056 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * * ** * **
P13 Pearson Correlation .508 .731 1 .700 .435 .445 .666 .420 .158 .505 .812**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .016 .014 .000 .021 .403 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** * ** **
P14 Pearson Correlation .392 .536 .700 1 .419 .543 .650 .323 -.007 .329 .716**
Sig. (2-tailed) .032 .002 .000 .021 .002 .000 .082 .972 .076 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson Correlation .249 .447* .435* .419* 1 .269 .347 .445* .097 .228 .590**
Sig. (2-tailed) .185 .013 .016 .021 .151 .060 .014 .611 .226 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P16 Pearson Correlation .297 .454* .445* .543** .269 1 .696** .444* .339 .361 .738**
Sig. (2-tailed) .112 .012 .014 .002 .151 .000 .014 .067 .050 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P17 Pearson Correlation .389* .562** .666** .650** .347 .696** 1 .367* .070 .517** .785**
Sig. (2-tailed) .034 .001 .000 .000 .060 .000 .046 .712 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P18 Pearson Correlation .069 .266 .420* .323 .445* .444* .367* 1 .701** .350 .692**
Sig. (2-tailed) .718 .156 .021 .082 .014 .014 .046 .000 .058 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P19 Pearson Correlation -.214 .027 .158 -.007 .097 .339 .070 .701** 1 .389* .433*
Sig. (2-tailed) .255 .887 .403 .972 .611 .067 .712 .000 .034 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P20 Pearson Correlation .069 .352 .505** .329 .228 .361 .517** .350 .389* 1 .633**
Sig. (2-tailed) .716 .056 .004 .076 .226 .050 .003 .058 .034 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson Correlation .496** .745** .812** .716** .590** .738** .785** .692** .433* .633** 1
Sikap Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.848 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

P11 33.80 44.993 .369 .849

P12 33.73 43.099 .685 .825

P13 33.37 42.723 .768 .820

P14 34.00 41.724 .631 .826

P15 34.33 43.264 .472 .840

P16 34.07 40.892 .653 .823

P17 33.97 39.964 .710 .818

P18 34.70 40.838 .585 .830

P19 35.23 45.220 .271 .862

P20 34.50 41.914 .513 .837


Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen KAP Untuk Domain Tindakan
Correlations
Total
Tinda
P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 kan
P21 Pearson
1 .094 .350 -.090 .084 .296 .258 .125 .164 .321 .406*
Correlation
Sig. (2-tailed) .623 .058 .636 .660 .112 .168 .510 .386 .084 .026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P22 Pearson
.094 1 .126 .266 .033 .366* .021 .835** .227 .214 .442*
Correlation
Sig. (2-tailed) .623 .506 .156 .864 .047 .913 .000 .228 .257 .014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P23 Pearson
.350 .126 1 .089 .499** .497** .616** .240 .544** .445* .758**
Correlation
Sig. (2-tailed) .058 .506 .640 .005 .005 .000 .201 .002 .014 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P24 Pearson
-.090 .266 .089 1 .292 .321 .181 .183 .441* .070 .484**
Correlation
Sig. (2-tailed) .636 .156 .640 .117 .083 .340 .333 .015 .714 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P25 Pearson
.084 .033 .499** .292 1 .339 .486** .207 .404* .429* .671**
Correlation
Sig. (2-tailed) .660 .864 .005 .117 .067 .006 .271 .027 .018 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P26 Pearson * ** * *
.296 .366 .497 .321 .339 1 .228 .420 .383 .260 .700**
Correlation
Sig. (2-tailed) .112 .047 .005 .083 .067 .225 .021 .037 .165 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P27 Pearson
.258 .021 .616** .181 .486** .228 1 .096 .484** .364* .649**
Correlation
Sig. (2-tailed) .168 .913 .000 .340 .006 .225 .615 .007 .048 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P28 Pearson
.125 .835** .240 .183 .207 .420* .096 1 .220 .090 .488**
Correlation
Sig. (2-tailed) .510 .000 .201 .333 .271 .021 .615 .244 .636 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P29 Pearson
.164 .227 .544** .441* .404* .383* .484** .220 1 .494** .744**
Correlation
Sig. (2-tailed) .386 .228 .002 .015 .027 .037 .007 .244 .006 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P30 Pearson
.321 .214 .445* .070 .429* .260 .364* .090 .494** 1 .617**
Correlation
Sig. (2-tailed) .084 .257 .014 .714 .018 .165 .048 .636 .006 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson * * ** ** ** ** ** ** ** **
.406 .442 .758 .484 .671 .700 .649 .488 .744 .617 1
Tinda Correlation
kan
Sig. (2-tailed) .026 .014 .000 .007 .000 .000 .000 .006 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary


N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.803 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

P21 25.33 55.609 .287 .804

P22 26.10 55.886 .348 .799

P23 24.03 46.171 .661 .762

P24 24.37 52.033 .319 .806

P25 24.17 47.454 .541 .778

P26 25.17 45.592 .563 .776

P27 23.43 49.220 .531 .779

P28 26.20 55.614 .403 .795

P29 24.10 47.610 .654 .765

P30 24.90 50.438 .499 .783

Anda mungkin juga menyukai