Oleh:
NIM : 2015-83-068
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi
orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya
Pembuat Pernyataan
ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
hate”
Keluarga Tercinta:
Papa, Mama dan Adik Terimakasih untuk segala doa, kasih-sayang, dukungan,
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat, kasih serta
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak
pihak yang turut membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Yesus Kristus sebagai Tuhan, ayah, dan sahabat bagi penulis yang ada
Pattimura.
3. Dr. dr. Bertha Que, Sp.S, M. Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura.
4. drg. Christiana R. Titaley, MIPH, Ph.D selaku Wakil Dekan I, dr. Johan
Kailola, M.Kes selaku Wakil Dekan III, serta dr. P. Yosi Silalahi, Sp.S
iv
penulis selama menjalani studi di Fakultas Kedokteran Universitas
Pattimura.
skripsi ini.
skripsi ini
9. dr. Irwan, Sp.PJ selaku penguji III yang telah bersedia menguji,
v
11. Seluruh staff Dosen, Administrasi Akademik, Tata Usaha, dan Tenaga
skripsi ini.
12. Direktur, kepala bagian rekam medis dan kepala ruang laboratorium
13. Terimakasih kepada orang tua tercinta, Papa dan Mama tersayang serta
skripsi, semangat, motivasi dan dukungan doa. Terima kasih atas kasih
14. Terimakasih yang tak terhingga kepada Pe, Akim, Mama non, Ako, dan
Terima kasih atas kasih sayang dan perhatian yang diberikan selama ini.
16. Leonardo Liesay (waldo hentai) yang telah membantu penulis dalam
17. Sahabat tersayang naken, opik, zul penyanyi, jaj, made astronot, ayah
vi
18. Sahabat-sahabat seperjuangan Hyphophysis 2015 yang telah bersama-
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu,
kritik dan saran penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini kedepannya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Sekian dan
Terima kasih.
Penulis
vii
“HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN
DERAJAT KEPARAHAN PASIEN INFEKSI DENGUE DI RSUD DR. M.
HAULUSSY AMBON PERIODE 2019”
ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk betina spesies aedes aegypti. Trombosit dan
hematokrit adalah parameter penting dalam penanganan pasien infeksi dengue.
Diagnosis yang tepat terhadap stadium dan kondisi penderita infeksi dengue
penting untuk menentukan prognosisnya. Pemeriksaan trombosit dan hematokrit
untuk setiap derajat klinik infeksi dengue diharapkan dapat membantu dalam
mengelompokkan dan mengelola pasien berdasarkan derajat kliniknya. Penelitan
ini bertujuan untuk melihat hubungan hasil pemeriksaan trombosit dan hematokrit
dengan derajat klinik DBD berdasarkan criteria WHO. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan jumlah hematokrit dan trombosit dengan derajat
keparahan pasien infeksi dengue di rsud dr. m. haulussy ambon periode 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan data sekunder.
Pengumpulan data menggunakan teknik total sampling pada seluruh pasien
infeksi dengue periode 2019. Sampel dalam penelitin ini berjumlah 92 orang. Uji
hipotesis menggunakan analisis bivariat dengan uji hipotesis nonparametrik
Spearman dengan software SPSS. Hasil penelitian ditemukan wanita 51 orang
(55.4%) lebih banyak dari laki-laki 41 orang (44.6%). Hasil analisis dengan uji
korelasi Spearman pada sampel gabungan dan setelah dipisahkan untuk sampel
wanita didapatkan trombosit berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue.
Hematokrit berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue. Pada sampel laki-
laki didapatkan trombosit tidak berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue.
Hematokrit tidak berhubungan dengan derajat klinik infeksi dengue.
viii
" THE CORRELATION BETWEEN TROMBOCYTES AND
HEMATOCRITES COUNT WITH THE SEVERAL DEGREE OF DENGUE
INFECTION IN GENERAL HOSPITAL DR. M. HAULUSSY AMBON
PERIOD OF 2019"
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN……………………………….........................................III
ii
ABSTRAK ...............................................................................................................
VIi
ABSTRACT ...............................................................................................................
VII i
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
xii
3.12. Alur penelitian .............................................................................. 37
xiii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 68
xiv
DAFTAR TABEL
kelamin………………………………………………………………………... 49
dengue................................................................................................................ 52
4.5 Kadar hematokrit dengan derajat keparahan pada pasien wanita yang
terinfeksi dengue.................................................................................................. 53
4.6 Kadar hematokrit dengan derajat keparahan pada pasien laki-laki yang
terinfeksi dengue................................................................................................ 54
dengue................................................................................................................ 55
4.8 Jumlah trombosit dengan derajat keparahan pada pasien wanita yang
terinfeksi dengue................................................................................................ 56
4.9 Jumlah trombosit dengan derajat keparahan pada pasien laki-laki yang
terinfeksi dengue................................................................................................ 57
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR SINGKATAN
DD : Demam Dengue
IGM : Immunoglobulin M
IGG : Immunoglobulin G
TH : T-Helper
IL : Interleukin
IFN : Interferon
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
manusia dengan insiden yang terus meningkat.1 Sebanyak 150.000 infeksi dengue
flavivirus.1
dari 100 negara,2 terutama di daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan
pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara,
dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta
orang dan mengakibatkan 22.000 kematian.2 Setiap tahun diperkirakan 2,5 miliar
orang atau hampir 40 persen populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD yang
kawasan Asia Tenggara.2 Infeksi virus dengue telah menyebar di 33 provinsi dan
Kesehatan RI menunjukkan kenaikan signifikan angka kesakitan dari 0,05 per 100
000 pada tahun 1968 menjadi 39,8 per 100 000 penduduk tahun 2014, dengan
dilaporkan terjadi pada tahun 2010, yaitu 86 per 100 000 kasus.4 Lima provinsi
1
2
dengan angka kesakitan tertinggi adalah Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur,
3420 kasus di DIY, dengan CFR 1%. Di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta pada
tahun 2014, angka kematian pasien infeksi dengue 3,1%, menurun menjadi 2,6%
Maluku utara merupakan salah satu provinsi dengan kasus DBD yang
cukup tinggi.5 Pada empat tahun terakhir kasus DBD telah merenggut 11 nyawa.
DBD dan 1 diantaranya meninggal dunia.5 Tahun 2016 angka penyakit DBD
meningkat hampir tiga kali lipat atau 129 penderita dan 7 orang meninggal.5
Angka kasus ini setahun kemudian menurun cukup tajam yakni 20 penderita dan
dari angka itu di 2017 tidak ada yang meninggal dunia.5 Sedangkan di tahun 2018
Insiden rate di Maluku pada tahun 2017 sebanyak 5,22.6 Penderita DBD di
Kota Ambon sebanyak 27 kasus, Kepulauan Aru 12 kasus, Buru Selatan 5 kasus,
Maluku Tengah 4 kasus, Seram Bagian Timur 1 kasus dan Buru 1 kasus.7
Data dari Dinas Kesehatan kota Ambon terjadi peningkatan kasus DBD di
Kota Ambon dari tahun 2015 sebanyak 25 kasus, di tahun 2016 menjadi 198
tercatat sebanyak 42 kasus DBD dan 56 kasus DD pada tahun 2018.8 Pada tahun
2019 tercatat sebanyak 91 kasus DBD dan 29 kasus DD.8 Penderita DBD yang
tercatat tertinggi pada kelompok umur <15 tahun (95%) dan mengalami
3
15-44 tahun, sedangkan proporsi penderita DBD pada kelompok umur >45 tahun
sangat bervariasi, pathogenesis yang kompleks dan adanya serotipe virus yang
perjalanan penyakit DBD dan terlebih lagi apabila berlanjut menjadi DSS.10
Infeksi virus dengue bersifat akut, dinamis dengan spektrum manifestasi klinis
yang bervariasi mulai dari paling ringan (undifferentiated febrile illness) sampai
dengan dengue berat.11 Pada awal perjalanan penyakit seringkali sulit untuk
membedakan infeksi ringan dari infeksi berat.11 Pada dasarnya tidak ada
penanganan spesifik untuk infeksi virus dengue, tetapi deteksi dini dan
Organization (WHO) terdiri dari empat kategori yakni derajat I, II, III dan IV
infeksi demam berdarah dengue pada setiap pasien bervariasi. Pasien dengan
gambaran klinis yang ringan pada pemeriksaan awal dapat jatuh ke kondisi
perburukan yang berujung kematian.13 Oleh karena itu, suatu penanda klinis yang
praktis diperlukan untuk dapat memprediksi derajat keparahan pasien baik saat
Dari pemeriksaan CBC ini, hematokrit dan trombosit adalah indikator penting
permeabilitas vaskular.14 Namun, hingga saat ini hematokrit dan trombosit masih
keparahan DBD.15
hubungan antara nilai hematokrit dan trombosit dengan derajat keparahan DBD.
bermakna dengan derajat klinis DBD. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri17
derajat DBD. hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Widyanti18
didapati bahwa tidak ada hubungan antara trombosit dan hematokrit dengan
derajat keparahan dengue. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ihsan19 diungkapkan bahwa kadar trombosit dan hematokrit tidak dapat dijadikan
nilai hematokrit dan trombosit dengan derajat keparahan demam berdarah dengue.
Dan Trombosit Dengan Derajat Keparahan Pasien Infeksi Dengue Di RSUD dr.
M. Haulussy Ambon”.
klinis yang bervariasi mulai dari paling ringan (undifferentiated febrile illness)
sampai dengan dengue berat. Pemeriksaan penunjang CBC menjadi salah satu
permeabilitas vaskular. Namun, hingga saat ini hematokrit dan trombosit masih
belum dijadikan sebagai acuan dalam memprediksi derajat keparahan DBD. Oleh
infeksi dengue
Maluku.
7
baik.
Sebagai sumber bahan dan data untuk penelitian lebih lanjut bagi
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Infeksi dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk betina spesies aedes aegypti.20 Infeksi virus
mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), demam ringan yang tidak spesifik (mild
undifferentiated febrile illness), demam dengue (DD), DBD, dan dengue shock
syndrome (DSS). 21
2.1.2. Epidemiologi
daerah virus dengue bersirkulasi.11 Penyebaran secara geografi dari kedua vektor
nyamuk dan virus dengue menyebabkan munculnya epidemi DD dan DBD dalam
8
9
peningkatan kasus dengue sekitar 18% dan peningkatan kasus dengue yang
Sejak tahun 2000, sedikitnya 8 negara Asia yang tadinya bebas penyakit
ini, melaporkan wabah DHF.11 Pada tahun 2003, empat negara Asia Tenggara
melaporkan kasus dengue, salah satunya adalah Indonesia.23 Wabah dengue sudah
Asia Tenggara lainnya.23 Faktor musim tropis monsoon dan letak negara pada
zona khatulistiwa menjadikan nyamuk Aedes aegypti menyebar secara luas dan
cepat baik di kota maupun pedesaan. Situasi ini juga memungkinkan penyebaran
Aedes aegypti adalah yang terbanyak, disusul oleh Aedes albopictus.23 Beragam
2.1.3. Etiologi
Indonesia sekarang telah dapat diisolasi 4 serotipe yang berbeda namun memiliki
hubungan genetik satu dengan yang lain, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-
4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang paling banyak sebagai
seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan
10
terhadap serotipe yang lain.26 Disamping itu urutan infeksi serotipe merupakan
suatu faktor risiko karena lebih dari 20% urutan infeksi virus DEN-1 yang disusul
protein yang dikelilingi diding icosahedral yang tertutup oleh selubung lemak.27
Genome virus Dengue terdiri dari 11-kb + RNA yang berkode dan terdiri dari 3
stuktur Capsid (C) Membran (M) Envelope (E) protein dan 7 protein non
struktural (NS1, NS2A, NS2B, NS3, NS4, NS4B, dan NS5).27 Di dalam tubuh
utama adalah APC (Antigen Presenting Cells) dimana pada umumnya berupa
2.1.4. Patofisiologi
kebocoran plasma (plasma leakage) yang diduga karena proses imunologi. Hal ini
Virus Dengue yang masuk kedalam tubuh akan beredar dalam sirkulasi
darah dan akan ditangkap oleh makrofag.28 Antigen yang menempel pada
makrofag akan mengaktifasi sel T- Helper dan menarik makrofag lainnya untuk
11
menangkap lebih banyak virus. Sedangkan sel T-Helper akan mengaktifasi sel T-
Sitotoksik yang akan melisis makrofag.28 Proses ini akan diikuti dengan
seperti demam, nyeri sendi, nyeri otot, dan gejala lainnya. Juga bisa terjadi
virus dengue sebagai respon fisiologis terhadap mediator yang muncul.28 Sel
penjamu yang muncul dan beredar dalam sirkulasi merangsang terjadinya panas.
Faktor panas yang dimunculkan adalah jenis-jenis sitokin yang memicu panas
seperti TNF-α, IL-1, IL-6, dan sebaliknya sitokon yang meredam panas adalah
bebas atau berada dalam sel platelet, limfosit, monosit, tetapi tidak di dalam
eritrosit. Banyaknya partikel virus yang merupakan kompleks imun yang terkait
dengan sel ini menyebabkan viremia pada infeksi virus Dengue sukar dibersihkan.
Antibodi yang dihasilkan pada infeksi virus dengue merupakan non netralisasi
antibodi yang dipelajari dari hasil studi menggunakan stok kulit virus C6/C36,
viro sel nyamuk dan preparat virus yang asli. Respon innate immune terhadap
infeksi virus Dengue meliputi dua komponen yang berperan penting di periode
sebelum gejala infeksi yaitu antibodi IgM dan platelet. Antibodi alami IgM dibuat
oleh CD5 + B sel, bersifat tidak spesifik dan memiliki struktur molekul
dinding darah dibawah kulit atau di bercak merah kulit penderita dengue. Oleh
karenanya dalam penentuan virus dengue level IgM merupakan hal yang
spesifik.29
patofisiologi primer. Hal ini akan mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang
darah. Pada kasus-kasus berat volume plasma menurun lebih dari 20% meliputi
hemostasis pada DBD dan DSS yaitu: perubahan vaskuler, trombositopenia dan
seluler, antara lain anti netralisasi, anti hemaglutinin, anti komplemen. Antibodi
yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, mulai muncul pada infeksi
primer, dan pada infeksi sekunder kadarnya telah meningkat. Pada hari kelima
demam dapat ditemukan antibodi dalam darah, meningkat pada minggu pertama
hingga minggu ketiga dan menghilang setelah 60-90 hari. pada infeksi primer
antibodi IgG meningkat pada hari ke-14 demam sedangkan pada infeksi sekunder
13
kadar IgG meningkat pada hari kedua. Karenanya diagnosis infeksi primer
ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari kelima sakit, sedangkan
monoclonal antibodi terhadap NS1, Pre M dan NS3 dari virus dengue sehingga
terjadi aktifitas netralisasi atau aktifasi komplemen sehingga sel yang terinfeksi
virus menjadi lisis. Proses ini melenyapkan banyak virus dan penderita sembuh
dengan memiliki kekebalan terhadap serotipe virus yang sama. Apabila penderita
terinfeksi kedua kalinya dengan virus dengue serotipe yang berbeda, maka virus
dengue tersebut akan berperan sebagai super antigen setelah difagosit oleh
makrofag atau monosit. Makrofag ini akan menampilkan APC. Antigen ini
Complex (MHC II). Antigen yang bermuatan peptida MHC II akan berikatan
dengan CD4+ (TH-1 dan TH-2) dengan perantaraan T Cell Receptor (TCR)
(CSF). 28,29
dan merangsang ekspresi intercelluler adhasion molecule 1 (ICAM 1). CSF akan
oleh CSF akan beradhesi dengan sel endothel dan mengeluarkan lisosim yang
mambuat dinding endothel lisis dan endothel terbuka. Neutrophil juga membawa
14
menhancurkan semua sel yang mengandung virus dan akhirnya disekresikan IFNγ
dan TNFα.29
2.1.5. Patogenesis
Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes menyerang organ RES
seperti sel kupfer di sinusoid hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfaticus,
sumsum tulang serta paru-paru. Dalam peredaran darah virus akan difagosit oleh
monosit. Setelah genom virus masuk ke dalam sel maka dengan bantuan organel-
strukturalnya. setelah berkembang biak di dalam sitoplasma sel maka virus akan
binding), mempunyai fungsi fisiologis antara lain untuk fusi membran dan
perakitan virion.28,29
15
antibodi terhadap virus DEN berperan dalam 2 hal yaitu Antbodi netralisasi
memiliki serotipe spesifik yang dapat mencegah infeksi infeksi virus dan Antibodi
Perubahan patofisiologis dalam DBD dan DSS dapat dijelaskan oleh 2 teori
jenis virus, maka akan terdapat kekebalan terhadap infeksi virus jenis tersebut
untuk jangka waktu yang lama. Pada infeksi primer virus dengue antibodi yang
terbentuk dapat menetralisir virus yang sama (homologous). Namun jika orang
tersebut mendapat infeksi sekunder dengan jenis virus yang lain, maka virus
pada sel akan menimbulkan peningkatan infeksi virus DEN. Kompleks antibodi
meliputi sel makrofag yang beredar dan antibodi tersebut akan bersifat opsonisasi
memproduksi IL-1, IL-6 dan TNF α dan juga “Platelet Activating Factor”
16
darah, merembesnya plasma ke jaringan tubuh karena endothel yang rusak, hal ini
dapat berakhir dengan syok. Proses ini juga menyertakan komplemen yang
terjadinya DBD dan DSS yaitu antibodies enhance infection, T-cells enhance
infection, serta limfosit T dan monosit. Teori ini menyatakan bahwa jika terdapat
antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka antibodi tersebut dapat
mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibodi yang terdapat dalam tubuh
tidak dapat menetralisir penyakit, maka justru dapat menimbulkan penyakit yang
berat.30
Pada infeksi fase akut terjadi penurunan populasi limfosit CD2+, CD4+,
dan CD8+. Demikian pula juga didapati penurunan respon prroliferatif dari sel-sel
T dan trombosit.30
17
infeksi dengue dapat terjadi secara simtomatik dan asimtomatik, untuk infeksi
dengan DD sebagai infeksi dengue ringan dan expanded dengue syndrome atau
plasma merupakan tanda khas dari DBD sedangkan kelainan organ lain
Secara klinis pada penderita DD dapat disertai pendarahan atau tidak sedangkan
a. Undifferentiated Fever
Infant, anak, dan dewasa yang telah terinfeksi virus dengue, terutama
infeksi primer, akan menimbulkan gejala demam yang tidak dapat dibedakan
b. Demam Dengue
antara 39oC dan 40oC selama 5-7 hari pada kebanyakan kasus. DD
merupakan gejala panas akut yang terkadang bifasik dengan sakit yang
DBD biasanya terjadi pada anak dengan infeksi virus dengue sekunder.
Karakteristik DBD mencakup onset akut panas yang tinggi juga disertai
gejala yang mirip dengan DD pada fase awal febril. Pada fase akhir febril,
kebocoran plasma.31
syok. Kebocoran plasma dimulai saat transisi dari febril menuju fase afebril
yang pada fase awal tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. Syok
hipotensi.31
19
Gambar 2.1. Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011 4
Dengue Fever, atau Dengue Haemoragic Fever (DHF) termasuk DSS. Infeksi
tersebut, akan tetapi juga dapat menimbulkan proteksi silang jangka pendek
untuk serotip yang lain. Manifestasi klinis tergantung tipe virus dan faktor
spektrum klinis yang luas.Setelah masa Inkubasi diikuti oleh tiga fase yaitu fase
Fase febril akut berakhir 2-7 hari dan sering kali diikuti oleh ruam facial, eritema
rubeliform exanthema, dan sakit kepala. Beberapa pasien juga dapat mengalami
dengue secara klinis dari non-dengue saat fase febril. Tes tourniquet yang positif
warning signs, namun gambaran klinis ini tidak dapat memprediksi keparahan
22
penyakit. Abnormalitas paling awal dalam pengukuran tes darah lengkap ialah
penurunan secara progresif pada jumlah sel darah putih yang mana dapat
kapiler akan mengalami perbaikan tanpa melalui fase critical. Pasien dengan
warning sign sebagai hasil dari kebocoran plasma. Warning sign merupakan tanda
menurun ke 37,5oC-38oC atau kurang dan terus berada di bawah level ini,
Periode klinis signifikansi kebocoran plasma biasanya berakhir selama 24-48 jam.
bagi sinyal dibutuhkannya terapi cairan. Efusi pleura dan asites biasanya hanya
terdeteksi setelah terapi intravena kecuali bila kebocoran plasma terjadi dengan
signifikan.31
23
Jika pasien dapat bertahan selama 24-48 fase kritis, maka reabsorpsi
merupakan tanda fase ini. Begitu pula dengan peningkatan hitung sel darah putih
jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis
relative disertai gambaran limfosit plasma biru (sejak hari ke 3). Trombositopenia
diagnosis dini infeksi dengue dengan nilai prediksi positif sebesar 70% - 80%.
Jumlah lekosit total pada awal demam umumnya normal, selanjutnya menjadi
24
Jumlah trombosit umumnya normal, begitu pula komponen system koagulasi yang
pada pasien Dengue Fever (DF), pasien mengalami trombosit 100.000 sel/mm3,
dehidrasi terkait dengan demam tinggi, mual muntah, hilangnya nafsu makan dan
intake per oral yang rendah. Pemeriksaan biokimia darah pada umumnya normal,
tetapi dapat pula ditemukan peningkatan fungsi liver dan Aspartate Amino
Transferase.34
sel darah putih dan trombosit. Pemeriksaan darah yang biasanya dilakukan untuk
nilai hematokrit, jumlah leukosit, kadar hemoglobin dan hapusan darah tepi
perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau
menurun. Pemeriksaan dilakukan pertama saat pasien diduga menderita DBD, bila
25
normal maka diulang pada hari ketiga sakit, tetapi bila perlu diulangi setiap hari
Hitung jumlah trombosit dapat digunakan sebagai alat bantu untuk diagnosis
dengue karena menunjukkan sensitivitas yang tinggi mulai dari hari ke-4 demam
sebesar 67.7%, bahkan pada hari ke-5 sampai ke-7 menunjukkan angka 100%.
WHO sebagai diagnosis klinis penyakit DBD. Jumlah trombosit biasanya normal
pada 3 hari pertama. Trombositopenia mulai nampak beberapa hari setalah panas
dan mencapai titik terendah pada fase syok. Penyebab trombositopenia pada DBD
sumsum tulang serta akibat destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.31
1. Demam tinggi mendadak (38,2-40 °C) dan terus-menerus selama 2-7 hari
tanpa sebab yang jelas. Demam pada penderita DBD disertai batuk,
selama 2-4 hari, juga mialgia (jarang), atralgia, nyeri tulang dan
lekopenia.37
dan salah satu bentuk lain perdarahan antara lain purpura, ekimosis,
sakit.37
Dari37 :
pemulihan.
b. Peningkatan kadar hematokrit sesuai usia dan jenis kelamin > 20%
6. Renjatan, biasanya mulai pada hari ketiga sejak sakit dan merupakan
kecil sampai tidak teraba, tekanan nadi (beda tekanan sistolik dan
disertai kulit teraba dingin dan lembab terutama daerah akral (ujung
hidung, jari tangan dan kaki), penderita tampak gelisah dan timbul
sianosis sirkumoral.37
dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka akan terjadinya kebocoran
adanya perdarahan. Nilai rujukan nilai hematokrit normal menurut Dacie untuk
penyakit dan makin meningkat sesuai dengan proses perjalanan penyakit DD.
melalui kapiler yang rusak. Akibat kebocoran ini volume plasma menjadi
sirkulasi. Pada kasus-kasus berat yang telah disertai perdarahan, umumnya nilai
2.2. Trombosit
Trombosit adalah bagian dari sel darah yang berasal dari sitoplasma
berdiameter 1-3 µm, dan memiliki volume 7-11 fl. Trombopoietin yang dibentuk
yang mempunyai efek pada setiap tahap proliferasi dan pematangan megakarosit.
bersirkulasi bebas dalam pembuluh darah dalam keadaan normal. Pada kondisi
a. molekul aktin dan myosin yang merupakan protein kontraktil sama seperti
yang terdapat dalam sel-sel otot, dan juga protein kontraktil lainya, yaitu
lainya41
e. suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin, yang berhubungan
pertumbuhan sel endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah, dan
darah ialah 8-12 hari, jadi setelah beberapa minggu proses fungsionalnya berakhir.
makrofag jaringan, lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam
limfa, yaitu pada saat darah melewati kisi-kisi trabekula yang rapat.41
30
ruptur maka hemostasis akan terjadi melalui beberapa cara seperti kontriksi
Pada keadaan normal trombosit tidak akan melekat pada permukaan endotel
pembuluh darah yang licin, akan tetapi saat terjadi cedera pada pembuluh maka
trombosit menjadi aktif oleh kolagen yang terpajan yaitu protein fibrosa di
trombosit yang baru melekat ini melepaskan lebih banyak ADP, yang
tempat defek cepat terbentuk sumbat trombosit melalui mekanisme umpan balik
positif.42
31
terbentuk ke dalam pembuluh darah karena ADP dan bahan kimia lain yang
dari endotel normal sekitar. Fungsi dari kedua bahan tersebut adalah untuk
besi, splenoktomi. Selain itu kanker, anemia (anemia defisiensi besi dan anemia
platelet sementara antara lain proses pemulihan dari kehilangan darah yang cukup
banyak, setelah aktivitas fisik atau eskresi, pemulihan dari konsumsi alcohol, dan
hati, perdarahan yang memanjang akibat trauma ringan, ekimosis yang bertambah,
antibody IGg. Selain itu penyakit atau kelainan yang menyerang sumsum tulang
juga akan menurunkan kemampuan produksi platelet, dan kondisi dimana platelet
digunakan atau dihancurkan lebih cepat dari normal. Obat-obatan seperti aspirin
penyakit.45 Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus
dengue, akan berstatus infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke
dalam peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus
nyeri otot. Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila
replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati dan
33
sum-sum tulang.46 Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena infeksi virus
perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie, purpura,
2.3. Hematokrit
2.3.1. Pengertian
dalam persen) eritrosit dalam 100 ml (1 dL) darah lengkap. Dengan demikian
oleh peningkatan kadar sel darah atau penurunan kadar plasma darah, misalnya
pada kasus hipovolemia. Sebaliknya kadar hematokrit akan menurun ketika terjadi
untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma dimana
pasien. Kadar hematokrit normal pada pria dewasa yaitu, 38,8% - 50 %, pada
wanita dewasa, yaitu : 35% - 45%. Pada Anak-anak yaitu, 33 -38%. 49,50
a. Jumlah sel darah merah, dimana jumlah sel darah merah pada pria lebih
jumlah sel darah merah meningkat atau banyak maka jumlah nilai
b. Ketinggian tempat, dimana pada tempat yang tinggi kadar oksigen dalam
paru juga akan berkurang, oleh karena itu agar terjadi keseimbangan
yaitu:51
a. Metode langsung, dengan cara makro atau mikro. Cara mikro kini lebih
dan akurat.51
35
a. Pembendungan Vena
b. Kecepatan centrifuge
c. Waktu Centrifuge
d. Hemokonsentrasi
semakin rendah nilai serum darah. Jika serum darah yang berfungsi sebagai
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus dengue,
akan berstatus infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan masuk ke dalam
peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk, lalu virus akan
otot. 52
Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila replikasi
virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati dan sum-sum
tulang. Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan pembesaran hati
dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya ikterus. Bila penyakit ini
tekanan darah, dan penurunan suplai oksigen ke organ dan jaringan. Pada keadaan
37
inilah akral tubuh akan terasa dingin disebabkan peredaran darah dan oksigen
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada keadaan ini, penderita memasuki fase
DSS.52
38
Bereplikasi Invasi
Leukosit
Cytokine Dan
Hati Sum-sum Tulang Interferon
Aktivasi Pelepasan :
↓ Kadar Trombosit
System Kinin
Anafilaktoksin
Histamine
↑ Permeabilitas Trombositopenia
Vaskuler Serotonin
Kebocoran
Plasma - Demam Dengue
Kedalam - DBD Derajat 1
Vaskular - DBD Derajat 2
- DBD Derajat 3
↑Kadar Hematokrit - DBD Derajat 4
Hemokonsentrasi
Gambar 2.3. Kerangka Teori
39
METODOLOGI PENELITIAN
menggunakan data sekunder berupa data rekam medis pasien infeksi dengue di
Pasien infeksi dengue yang ditemukan selama tahun 2019 di RSUD Dr. M.
Haulussy.
40
41
dengan kriteria berupa pasien infeksi dengue yang didiagnosis secara klinis
sampel.
infeksi dengue
ITP)
42
Jumlah Trombosit
Tingkat Keparahan
Dengue
Jumlah Hematokrit
= Variabel bebas
= Variabel terikat
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah hematokrit dan trombosit.
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dan data rekam medis pasien infeksi dengue di
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data rekam medis. Data
rekam medis yang digunakan dalam penelitian ini mencakup nomor rekam medik,
usia, jenis kelamin, data hasil pemeriksaan hematologi rutin, yaitu: kadar
trombosit dan hematokrit, serta pasien yang secara klinis didiagnosis terinfeksi
dengue oleh dokter di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada Januari 2019 –
Desember 2019.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 16,00 dengan nilai
45
kemaknaan α < 0,05, dimana ρ < α (0,05) maka hipotesis H1 diterima, dan
3.11.1. Anonymity
3.11.2. Confidentiality
Penyusunan
proposal
Pembimbingan
proposal
Seminar
proporsal
Perbaikan
proposal
Tahap
penelitian
Analisa hasil
penelitian
Penyusunan
skripsi
Ujian Skripsi
BAB IV
Maluku. Pembangunan rumah sakit tersebut dimulai pada tahun 1947, kemudian
diresmikan pada tanggal 3 Maret 1954 dengan nama rumah sakit umum Ambon
dan dipimpin oleh dr. L. Huliselan sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Ambon
yang pertama. Rumah sakit ini terus berkembang hingga pada akhirnya RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon merupakan rumah sakit negeri tipe B yang berada di bawah
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon sebagai Rumah Sakit Rujukan Provinsi yang
dituntut untuk memiliki sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai. RSUD
Dr. M. Haulussy memiliki tenaga medis yang terdiri dari 31 dokter umum, 34
dokter spesialis dengan berbagai bidang ilmu seperti orthopedi, anastesi, bedah,
anak, saraf, ginekologi dan obstetri, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam,
paru, mata, kulit dan kelamin, telinga, hidung dan tenggorokan (THT), patologi
anatomi, patologi klinik, forensik, dan lain – lain. Untuk bidang kedokteran gigi
terdapat satu dokter gigi, satu dokter spesialis konservasi gigi, dan satu dokter
spesialis bedah mulut tenaga kesehatan lainnya yaitu terdapat 450 tenaga
47
48
gawat darurat (IGD), unit keperawatan intensif yang terdiri atas intensive care
unit (ICU) dan intensive cardiac care unit (ICCU), instalasi rawat jalan dengan 13
ruangan klinik, instalasi rawat inap yang terdiri dari 11 bangsal kelas III, kelas II,
kelas I, dua ruangan pavilium dan cendrawasih, ruangan bedah laki – laki,
(unit hemodialisa dan unit endoscopy), instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit,
teknik total sampling untuk kelompok kasus. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah data pasien yang di diagnosis secara klinis dan laboratorium
terinfeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon selama periode 2019. Setelah
terinfeksi virus dengue yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sehingga total
4.3.1. Gambaran Pasien Infeksi Dengue Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin
Gambaran pasien infeksi dengue berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 4.1. berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa terdapat 41 pasien
Tabel 4.1 juga menunjukan bahwa infeksi dengue paling banyak ditemukan
pada kelompok usia <10 tahun yakni 67 pasien (72,8%) dan paling sedikit pada
Tabel 4.1 Distribusi pasien infeksi dengue berdasarkan jenis kelamin dan usia di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon periode 2019
Karakteristik Total %
Jenis Kelamin
Laki-laki 41 44,6
Perempuan 51 55,4
Usia
0 – 10 Tahun 67 72,8
11 – 20 Tahun 20 21,7
21 – 30 Tahun 4 4,4
31 – 40 Tahun 0 0
41 – 50 Tahun 1 1,1
Total 92 100
50
Haulussy Ambon
dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2 Distribusi tingkat keparahan pasien infeksi dengue berdasarkan jenis kelamin di RSUD
Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
Jenis Kelamin
Derajat Total
Laki-Laki Perempuan
Keparahan
N % N % n %
Demam Dengue 11 12,0 11 12,0 22 23,9
DBD Derajat 1 22 23,9 30 32,6 52 56,5
DBD Derajat 2 5 5,4 3 3,3 8 8,7
DBD Derajat 3 1 1,1 3 3,3 4 4,3
DBD Derajat 4 2 2,2 4 4,3 6 6,5
Total 41 44,6 51 55,4 92 100
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 adalah DBD Derajat l sebanyak 52
pasien (56,5%) dimana pada perempuan sebanyak 30 pasien (32,6%) dan pada
laki-laki 22 pasien (23,9%), jumlah pasien yang paling sedikit adalah pasien DBD
4.3.3. Distribusi Kadar Hematokrit Pada Pasien Infeksi Dengue Di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon
infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi kadar hematokrit pada pasien infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon periode 2019
Jenis Kelamin
Kadar Total
Laki-Laki Perempuan
Hematokrit
N % N % n %
Menurun 22 23,9 14 15,2 36 39,1
Normal 19 20,7 35 38,0 54 58,7
Meningkat 0 0,0 2 2,2 2 2,2
Total 41 44,6 51 55,4 92 100
Keterangan :
Hematokrit menurun : Pria <40% Wanita <37% Wanita hamil <30%
Hematokrit normal : Pria 40-54% Wanita 37-47% Wanita hamil 30-46%
Hematokrit meningkat : Pria >55% Wanita >47% Wanita hamil >46%
hematokrit yang normal yaitu pada perempuan sebanyak 35 pasien (38,0%) dan
4.3.3 Distribusi Jumlah Trombosit Pada Pasien Infeksi Dengue Di RSUD Dr.
M. Haulussy Ambon
infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi jumlah trombosit pada pasien infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon periode 2019
Jenis Kelamin
Jumlah Total
Laki-Laki Perempuan
Trombosit
n % N % n %
Menurun 37 40,2 44 47,8 81 88,0
Normal 3 3,3 7 7,6 10 10,9
Meningkat 1 1,1 0 0,0 1 1,1
Total 41 44,6 51 55,4 92 100
Keterangan :
Trombosit menurun <150.000 sel/mm3
Trombosit normal 150.000-400.000 sel/mm3
Trombosit meningkat >400.000 sel/mm3
trombosit kurang dari normal yaitu pada perempuan sebanyak 44 pasien (47,8%)
dan pada laki-laki sebanyak 37 pasien (40,2%) dengan total 81 pasien (88,0%).
53
Tabel 4.5 menunjukan hasil analisis kadar hematokrit pada sejumlah pasien
infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 bahwa terdapat
peningkatan kadar hematokrit sebanyak 2 pasien pada demam dengue dan DBD
infeksi dengue dan yang terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 21 pasien,
kadar hematokrit yang nomal pada semua derajat infeksi dengue dengan total 54
Tabel 4.5 kadar hematokrit dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue di RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon periode 2019
Derajat Hematokrit
Total P
Keparahan Normal % Meningkat % Menurun % %
Demam Dengue 14 15,2 1 1,1 7 7,6 22 23,9
DBD Derajat 1 30 32,6 1 1,1 21 22,8 52 56,5
DBD Derajat 2 5 5,4 0 0 3 3,3 8 8,7
0,011
DBD Derajat 3 3 3,3 0 0 1 1,1 4 4,4
DBD Derajat 4 2 2,2 0 0 4 4,3 6 6,5
Total 54 58,7 2 2,2 36 39,1 92 100
derajat keparahan infeksi Dengue dengan kadar Hematokrit pada pasien infeksi
Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Dari hasil uji
didapatkan juga nilai koefisien korelasi sebesar 0,264 yang berarti terdapat tingkat
kekuatan hubungan yang cukup antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan
54
kadar Hematokrit pada pasien infeksi Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
periode 2019.
Tabel 4.6 menunjukan hasil analisis kadar hematokrit pada sejumlah pasien
wanita yang terinfeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
derajat infeksi dengue dan yang terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 17
pasien, kadar hematokrit yang nomal sebanyak 27 pasien pada demam dengue,
Tabel 4.6 Kadar hematokrit pada pasien wanita dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue
di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
Derajat Hematokrit
Total P
Keparahan Normal % Menurun % %
Demam Dengue 6 11,8 5 9,8 11 21,6
hubungan yang signifikan antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan kadar
Hematokrit pada pasien wanita yang terinfeksi Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy
Ambon periode 2019. Dari hasil uji didapatkan juga nilai koefisien korelasi
sebesar 0,311 yang berarti terdapat tingkat kekuatan hubungan yang cukup antara
55
derajat keparahan infeksi Dengue dengan kadar Hematokrit pada pasien wanita
Tabel 4.7 menunjukan hasil analisis kadar hematokrit pada sejumlah pasien
laki-laki yang terinfeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
dengue dan DBD derajat 1, penurunan kadar hematokrit sebanyak 12 pasien pada
demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, dan terbanyak pada DBD derajat
2 sebanyak 8 pasien, kadar hematokrit yang nomal pada semua derajat infeksi
dengue dengan total 27 pasien dan terbanyak pada DBD derajat 1 dengan total 13
pasien.
Tabel 4.7 Kadar hematokrit pada pasien laki-laki dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue
di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
Hematokrit
Derajat
Norm % % % Total % P
Keparahan Meningkat Menurun
al
Demam Dengue 8 19,5 1 2,4 2 4,9 11 26,8
DBD Derajat 1 13 31,7 1 2,4 8 19,5 22 53,7
DBD Derajat 2 3 7,4 0 0 2 4,9 5 12,2
0,230
DBD Derajat 3 1 2,4 0 0 0 0 1 2,4
DBD Derajat 4 2 4,9 0 0 0 0 2 4,9
Total 27 65,9 2 4,8 12 29,3 41 100
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,230 (>0,05) sehingga didapatkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan kadar
Tabel 4.8 menunjukan hasil analisis jumlah trombosit pada sejumlah pasien
infeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 bahwa terdapat
jumlah trombosit sebanyak 81 pasien pada semua derajat infeksi dengue dan yang
terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 46 pasien, jumlah trombosit yang nomal
pada demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan yang
Tabel 4.8 Jumlah trombosit dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue di RSUD Dr. M.
Haulussy Ambon periode 2019
Derajat Trombosit
Total P
Keparahan Normal % Trombositosis % Trombositopeni % %
Demam Dengue 2 2,2 1 1,1 19 20,7 22 2
DBD Derajat 1 6 6,5 0 0 46 50 52 56,5
DBD Derajat 2 1 1,1 0 0 7 7,6 8 8,7
0,001
DBD Derajat 3 1 1,1 0 0 3 3,3 4 4,3
DBD Derajat 4 0 0 0 0 6 6,5 6 6,5
Total 10 10,9 1 1,1 81 88 92 100
derajat keparahan infeksi Dengue dengan jumlah trombosit pada pasien infeksi
Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Dari hasil uji
didapatkan juga nilai koefisien korelasi sebesar 0,349 yang berarti terdapat tingkat
kekuatan hubungan yang cukup antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan
57
jumlah trombosit pada pasien infeksi Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
periode 2019.
Tabel 4.9 menunjukan hasil analisis jumlah trombosit pada sejumlah pasien
wanita yang terinfeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
infeksi dengue dan yang terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 27 pasien,
Tabel 4.9 Jumlah trombosit pada pasien wanita dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue di
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
Derajat Trombosit
Total P
Keparahan Normal % Trombositosis % Trombositopeni % %
Demam 0 2 20 22
0 1 10 11
Dengue
DBD Derajat 1 3 5,9 0 0 27 53 30 58,9
DBD Derajat 2 0 0 0 0 3 5,9 3 5,9
0,002
DBD Derajat 3 0 0 0 0 3 5,9 3 5,9
DBD Derajat 4 0 0 0 0 4 7,8 4 7,8
Total 3 5,9 1 2 47 92,6 51 100
yang signifikan antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan jumlah trombosit
pada pasien wanita yang terinfeksi Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
periode 2019. Hasil uji didapatkan juga nilai koefisien korelasi sebesar 0,418 yang
berarti terdapat tingkat kekuatan hubungan yang cukup antara derajat keparahan
58
infeksi Dengue dengan jumlah trombosit pada pasien wanita yang terinfeksi
Tabel 4.10 menunjukan hasil analisis jumlah trombosit pada sejumlah pasien
laki-laki yang terinfeksi dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 4 dan yang terbanyak pada
pasien pada demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan
Tabel 4.10 Jumlah trombosit pada pasien laki-laki dengan derajat keparahan pasien infeksi dengue
di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019
Derajat Trombosit
Total P
Keparahan Normal % Trombositopeni % %
Demam Dengue 2 4,9 9 22 11 26,9
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,093 (>0,05) sehingga didapatkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara derajat keparahan infeksi Dengue dengan jumlah
trombosit pada pasien laki-laki yang terinfeksi Dengue di RSUD Dr. M. Haulussy
4.6. Pembahasan
dengue paling banyak ditemukan pada pasien DBD derajat 1 dengan total 52
pasien (56,5%) dari 92 pasien yaitu, pada perempuan sebanyak 30 pasien (32,6%)
dan pada laki-laki sebanyak 22 pasien (23,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Anisa53 (2017) sebanyak (70,59%) pasien DBD derajat
1 dan Vera54 (2014) diperoleh hasil (77,7%) pasien DBD derajat 1. Banyaknya
pasien berada pada derajat 1, hal ini disebabkan karena perawatan yang cepat
Indikasi medik pasien DBD derajat I untuk dirawat inap adalah pasien yang
mengalami DBD dengan atau tanpa perdarahan, DBD dengan perdarahan massif,
DBD dengan atau tanpa syok, serta DBD tanpa perdarahan masif dengan
disarankan diinfus kristaloid. Hematokrit yang meningkat lebih dari 20% dari
pasien (58,7%) memiliki kadar hematokrit yang normal, disusul kadar hematokrit
sebanyak 2 pasien (2,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ikrima dkk57 (2017) juga menunjukkan bahwa sebagian besar pasien DBD
yang dilakukan Rasyada58 (2014) juga mendapatkan hasil yang serupa bahwa nilai
hematokrit pada pasien DBD normal bahkan rendah dan didiagnosis DBD.
Nilai hematokrit adalah besarnya volume sel eritrosit di dalam 100 mm3
darah dan dinyatakan dalam persen. Pada keadaan dimana didapatkan nilai
atau anemia sehingga jumlah eritrosit rendah dan memengaruhi nilai hematokrit
menjadi rendah atau bahkan normal. Ukuran eritrosit juga dapat memengaruhi
viskositas darah. Jika ukuran eritrosit kecil maka viskositas darah rendah sehingga
hemodilusi, karena penurunan kadar seluler darah atau peningkatan kadar plasma
besar pasien memiliki jumlah trombosit kurang dari normal yaitu sebanyak 81
pasien (88,0%) dari 92 pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kafrawi56 (2019) bahwa sebagian besar (64,5%) pasien meiliki kadar trombosit
Hal tersebut dapat terjadi akibat sumsum tulang pada hari ke-4 mengalami
DBD.63
62
Infeksi Dengue
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 bahwa terdapat peningkatan kadar
hematokrit sebanyak 2 pasien pada demam dengue dan DBD derajat 1, penurunan
kadar hematokrit sebanyak 36 pasien pada semua derajat infeksi dengue dan yang
terbanyak pada DBD derajat 1, kadar hematokrit yang nomal pada semua derajat
infeksi dengue dengan total 54 pasien dan terbanyak pada DBD derajat 1.
Hasil analisis kadar hematokrit pada sejumlah pasien wanita yang terinfeksi
dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 diketahui bahwa terdapat
dengue dan yang terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 17 pasien, kadar
hematokrit yang nomal sebanyak 27 pasien pada demam dengue, DBD derajat 1,
pada sampel gabungan diketahui nilai signifikansi sebesar 0,011 (<0,05) dan
sampel wanita diketahui nilai signifikansi sebesar 0,026 (<0,05) sehingga dapat
infeksi Dengue dengan kadar Hematokrit pada pasien infeksi Dengue di RSUD
Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dan terdapat korelasi antara derajat keparahan dengan kadar hematokrit. Hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vera54 didapatkan bahwa
terdapat nilai signifikan 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara
volume plasma berkurang dan sel darah merah banyak di dalam pembuluh darah
kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa
dengue dan DBD derajat 1, penurunan kadar hematokrit sebanyak 12 pasien pada
demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, dan terbanyak pada DBD derajat
64
2 sebanyak 8 pasien, kadar hematokrit yang nomal pada semua derajat infeksi
pada sampel pria diketahui nilai signifikansi sebesar 0,230 (>0,05) sehingga dapat
keparahan infeksi Dengue dengan kadar Hematokrit pada pasien infeksi Dengue
di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hukom64 didapati bahwa tidak terdapat hubungan bermakna
antara nilai hematokrit dan nilai jumlah trombosit pada pasien DBD di RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado (P >0,05). Hal ini mungkin disebabkan oleh
persentase hematokrit yang normal saat pertama kali dilakukan pemeriksaan. Nilai
normal hematokrit ini tidak hanya ditemukan pada pasien dengan derajat
keparahan I saja namun juga derajat II, III dan IV. Hasil lain didapatkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Putri17 bahwa terdapat hubungan antara derajat
keparahan DBD dengan hematokrit. Hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh
cairan, status gizi pasien, dan kondisi pasien saat datang ke rumah sakit.
Nilai hematokrit tidak saja didasarkan pada plasma darah namun juga oleh
meningkat. Namun jika pada pasien terdapat pendarahan atau anemia maka
eritrosit juga dapat mempengaruhi viskositas darah. Jika ukuran eritrosit kecil
Rehidrasi yang adekuat pada pasien sebelum mendapat perawatan di rumah sakit
Infeksi Dengue
jumlah trombosit sebanyak 81 pasien pada semua derajat infeksi dengue dan yang
terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 46 pasien, jumlah trombosit yang nomal
pada demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan yang
Hasil analisis jumlah trombosit pada sejumlah pasien wanita yang terinfeksi
dengue di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019 diketahui bahwa terdapat
jumlah trombosit sebanyak 47 pasien pada semua derajat infeksi dengue dan yang
66
terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 27 pasien, jumlah trombosit yang nomal
pada sampel gabungan diketahui nilai signifikansi sebesar 0,001 (<0,05) dan
sampel wanita diketahui nilai signifikansi sebesar 0,002 (<0,05) sehingga dapat
infeksi Dengue dengan jumlah trombosit pada pasien infeksi Dengue di RSUD
Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan syumarta16 berdasarkan Hasil analisis dengan uji korelasi Kendall’s tau
didapatkan nilai p < 0.05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara
dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 4 dan yang terbanyak pada
pasien pada demam dengue, DBD derajat 1, DBD derajat 2, DBD derajat 3 dan
pada sampel pria diketahui nilai signifikansi sebesar 0,093 (>0,05) sehingga dapat
67
keparahan infeksi Dengue dengan kadar trombosit pada pasien infeksi Dengue di
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon periode 2019. Penelitian lain yang dilakukan oleh
DBD dengan diagnosis DBD derajat III dengan kondisi syok namun tidak disertai
trombositopenia.
Hasil penelitian ini mendapati bahwa kadar trombosit sebagian besar pasien
DBD memang berada dibawah rentang normal namun tingkat penurunan nilai
trombosit bervariasi pada berbagai derajat klinis DBD. Pada sampel dengan
diagnosis DBD derajat II dan derajat III tidak semua pasien memiliki nilai
ditemukan nilai trombosit yang lebih rendah dibandingkan pasien DBD derajat II
dan derajat III. Hasil lain ditemukan oleh Syumarta16 dalam penelitianya
keparahan.
sampel lebih dari satu jam. Seluruh faktor-faktor ini dapat mempengaruhi hasil
Penelitian ini telah diupayakan dan dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah akan
3. Tidak dilihat faktor lain yang dapat mempengaruhi infeksi dengue seperti
perdarahan.
4. Data yang diambil hanya satu kali pada waktu pasien memeriksakan darah
5.1. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian ini antara
lain:
pada sampel wanita dan tidak terdapat hubungan antara jumlah trombosit
69
70
5.2. Saran
DAFTA PUSTAKA
www.kemkes.go.id/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Situasi-Demam-
Berdarah-Dengue.
7. Dinas Kesehatan Kota Ambon. Data Kasus DBD di Kota Ambon tahun
2015. 2016
12. Harving, M.L. & Ronsholt, F.F. The Economic Impact of Dengue
54:170-2.
13. Mayetty. Hubungan Klinis dan Laboratorium sebagai Faktor Resiko Syok
15. Taufik, A., dkk. Peranan Kadar Hematokrit, Jumlah Trombosit dan
17. Putri, A.K. Hubungan Nilai Trombosit dan Hematokrit dengan Derajat
19. Ihsan, J. Hubungan Kadar Hematokrit Awal dengan Derajat Klinis DBD di
21. Aryu, Candra. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Fator
http://www.who.int/wer/2016/wer9130.pdf?ua=1.
32(s1): p. 22-27.
6:236-278.
26. Nasronudin, et all. 2011. Penyakit infeksi di indonesia solusi kini dan
30. Stela J, 2016. Identification of Dengue Virus Serotypes at the dr. Soetomo
Detection. Surabaya
35. Turgeon, ML. 2012. Clinical Hematology Theory and Procedures. 6th ed.
Medicine.2017
41. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
42. Sherwood, LZ., 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8.
Jakarta: EGC
43. Price, S.A., Wilson, L.M. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
https://labtestsonline.org/understanding/analytes/hscrp/tab/sample/
45. Pujiati. 2009. Perbedaan Gangguan Hemostasis Pada Penderita DBD tanpa
46. Martina, B.E., P. Koraka, and A.D. Osterhaus, Dengue virus pathogenesis:
jakarta.
50. Kee JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik (Edisi 6).
51. Dacie, J.V., Lewis, S.M., 2017. Practical Haematology. 12th edition.
UNTAD. 2014
(2013)
77
57. Ikrima, Buchari & Hidayat, R 2017. Pengaruh kadar hematokrit terhadap
derajat klinis demam berdarah dengue pada pasien anak ruang rawat inap
di rumah sakit umum daerah zainoel abidin banda aceh. Jurnal ilmiah
www.jim.unsyiah.ac.id/FKB/article/download/6761/2790
Padang. 6, 2 (2017).
limfosit, dan monosit sebagai prediktor infeksi dengue pada anak dengan
gizi baik di fasilitas kesehatan dengan sumber daya terbatas. Sari Pediatri
2015;17:175-9.
61. Widyanti NN. Hubungan jumlah hematokrit dan trombosit dengan tingkat
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/1046.
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/1046.
https://media.neliti.com/media/publications/63434-ID-hubungan-nilai
hematokrit-dan-nilai-juml.pdf
79
LAMPIRAN
80
Kadar
Jenis Derajat Jumlah
No Nama Usia Hematokrit
Kelamin Keparahan Trombosit
(%)
5 AE P 14 Tahun DD 41 103000
14 ZM P 2 Tahun DD 37 212000
42 PP P 13 Tahun DD 40 55000
79 LB L 3 Tahun DD 36 32000
LAMPIRAN 17
BIODATA PENULIS