SKRIPSI
Oleh:
Patricia Nathania Widyastuti
NIM : 158114003
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Patricia Nathania Widyastuti
NIM : 158114003
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkat, penyertaan dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri
dengan Pneumonia menggunakan Metode Gyssens di RSUD Kota Yogyakarta
Periode 2017” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada penyusunan tugas akhir ini, penulis sungguh menyadari bahwa
apabila tidak mendapat bimbingan, bantuan, doa, kritik dan saran, serta dukungan
dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih.
Ungkapan terimakasih ini disampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, penyertaan, dan
pertolongan-Nya yang luar biasa sehingga penulis diberikan kelancaran
dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Akademik.
3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah membimbing dengan sangat sabar dan senantiasa
memberikan arahan, waktu, kritik dan saran, motivasi serta doa dari awal
proses penyusunan tugas akhir ini hingga pada akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik.
4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. dan Ibu Yunita Linawati M.Sc., Apt.
selaku dosen penguji yang telah memberi waktu, dukungan, dan masukan
berupa kritik dan saran yang membangun selama penyusunan hingga
penyelesaian tugas akhir ini.
5. Staf Sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu dalam hal perjiinan dan keperluan surat-menyurat sehingga
proses penyusunan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Direktur, Staf Diklat, Staf Rekam Medis dan Apoteker di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Yogyakarta yang telah bersedia memberikan izin dan
berbagai informasi, serta membantu penulis untuk melakukan penelitian.
7. Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana
yang telah memberikan izin dan arahan terkait pembuatan Ethical
Clearance kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Kedua orang tuaku, Bapak Julius Hasta Widagdo dan Ibu Catharina
Wahyu Warsini yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan
kasih sayang yang luar biasa, mendengarkan keluh kesah, dan sebagai
donatur terbesar dalam hidupku terutama selama proses studi dan
penyusunan tugas akhir ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
9. Keluarga besar Solo dan Bogor yang senantiasa memberikan dukungan,
dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan tugas akhir ini.
10. Partner dalam banyak hal. Teruntuk kekasihku YB. Abraham, terimakasih
untuk segala doa, dukungan, semangat, masukan dan telah bersedia untuk
menjadi tempat berkeluh kesah yang selalu menemani dalam suka dan
duka. Terimakasih juga karena sudah berjuang bersama dengan jarak.
11. Partner segalanya selama di Jogja, Mas Heribertus Wijiraharjo, Mbak
Fransisca Putri Wulandari, Maria Tri Nidi Astuti dan Kezia Triyono.
Terimakasih untuk segala cerita dan kenangan saat menempuh studi di
Jogja hingga penulis dapat menyelesaikan studi dan tugas akhir ini.
12. Sahabat “D’Geng”, Maria Tri Nidi Astuti, Charitas Widyastuti, dan Nora
Tisa Sitanggang yang berada di Yogyakarta, dan Riska Handayani Wau
yang berada di Bogor. Terimakasih telah senantiasa menghibur,
memberikan semangat, dukungan, doa dan bantuan selama proses
perkuliahan, terutama dalam penyusunan proposal hingga tugas akhir ini.
13. Sahabat ‘Aak Burjo’ Nadia, Tika, Graciella, Indian, dan Tia yang
senantiasa memberikan hiburan, bantuan, dukungan, dan doa selama
perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir ini. Untuk Cikgu Tommy,
terimakasih banyak karena telah senantiasa memberi bantuan dan
dukungan kepada penulis.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang saluran
pernapasan yaitu pada jaringan paru dan biasanya disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumonia. Pneumonia berada pada peringkat ke-8 dalam 10 besar
penyakit rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta tahun 2014
sejumlah 61 kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kerasionalan penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dengan pneumonia
menggunakan metode/kriteria Gyssens di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Yogyakarta periode 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang menggunakan
desain metode deskriptif evaluatif dengan pengambilan data yang bersifat
retrospektif. Data yang diambil berasal dari data rekam medis pasien pneumonia
kelompok pediatri di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta periode 2017.
Data rekam medis yang diperoleh kemudian dievaluasi menggunakan diagram
alur Gyssens yang memuat kriteria untuk evaluasi penggunaan antibiotik.
Hasil evaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan metode Gyssens yaitu
diperoleh penggunaan antibiotik tepat/rasional (kategori 0) sebesar 21,1% dan
penggunaan antibiotik yang tidak rasional sebesar 78,9% yang terbagi dalam
penggunaan antibiotik tidak tepat dosis (kategori IIa) sebesar 36,8%, penggunaan
antibiotik tidak tepat interval pemberian (kategori IIb) sebesar 7,9%, penggunaan
antibiotik terlalu singkat (kategori IIIb) sebesar 23,7%, dan ada antibiotik lain
yang lebih efektif (kategori IVa) sebesar 10,5%.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Pneumonia is an infectious disease that attacks the respiratory tract in the
lung tissue and usually caused by Streptococcus pneumonia. Pneumonia is ranked
8th in the top 10 inpatient diseases at RSUD Kota Yogyakarta in 2014, amounting
to 61 cases. The purpose of this study was to determine the rationality of
antibiotic use in pediatric patients with pneumonia using the Gyssens method /
criteria in the Inpatient Installation of RSUD Kota Yogyakarta in 2017.
This study is a non-experimental research that uses descriptive evaluative
method design with retrospective data collection. The data taken comes from the
medical record data of pneumonia patients in the pediatric group at the Inpatient
Installation of RSUD Kota Yogyakarta in 2017. The medical record data were
obtained then evaluated using the Gyssens flow diagram which contained criteria
for evaluating antibiotic use.
The results of evaluating antibiotic use based on Gyssens method / criteria
are obtained the use of rational antibiotics (category 0) of 21,1% and irrational
use of antibiotics of 78,9% which are divided into inappropriate dose of
antibiotics (category IIa) of 36,8%, antibiotic use was not the right interval
(category IIb) of 7,9%, antibiotic use was too short (category IIIb) of 23,7%, and
there were other effective alternatives of antibiotics (category IVa) of 10,5% .
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vii
PRAKATA ....................................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
ABSTRACT ....................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 2
Desain dan Subjek Penelitian ................................................................... 2
Pengambilan Data ..................................................................................... 3
Analisis Data............................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 7
KESIMPULAN ................................................................................................ 16
SARAN ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
LAMPIRAN ..................................................................................................... 19
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 36
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya infeksi
akut atau radang pada jaringan paru dan penularannya dapat melalui udara.
Organisme yang dapat menyebabkan penyakit pneumonia yaitu jamur, virus, dan,
bakteri. Bakteri yang paling sering menginfeksi yaitu bakteri Streptococcus
pneumonia dan dapat menyerang semua kelompok umur. Pneumonia dapat
ditandai dengan gejala panas tinggi, batuk berdahak dan sesak napas
(Prabaniswari, 2011; PDPI, 2003; Riskesdas, 2013). Menurut World Health
Organization (2014), pneumonia menjadi salah satu penyakit terbanyak di dunia
dan menempati urutan kedua dengan jumlah kasus sebanyak 18% dari jumlah
kematian anak-anak sebanyak 2 juta per tahun. Pada tahun 2014 di Instalasi Rawat
Inap RSUD Kota Yogyakarta, pneumonia masuk dalam 10 besar penyakit
terbanyak dan berada di urutan ke-8 dengan jumlah 61 kasus (Kemenkes, 2015b).
Terapi antibiotik diperlukan untuk menangani penyakit pneumonia
(Banaszak, 2013). Pemberian antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan
masalah resistensi dan potensi terjadinya kejadian efek samping seperti
perkembangan infeksi yang lebih parah, terjadinya komplikasi, waktu tinggal di
rumah sakit (rawat inap) menjadi lebih lama, dan meningkatnya risiko kematian
(Llor, 2014). Terdapat beberapa penelitian terkait evaluasi penggunaan antibiotik
pada pasien pneumonia menggunakan metode Gyssens, seperti yang dilakukan
oleh Prabaniswari di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2011
menyatakan bahwa dari 45 kasus pneumonia terdapat 11 kasus ketidaktepatan
pemberian antibiotik karena kesalahan dosis atau interval/frekuensi atau rute dan
cara pemberian. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti di RSUD Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak tahun 2016 menunjukkan adanya
ketidakrasionalan pemberian antibiotik pada pasien balita dengan pneumonia,
yaitu sebesar 50,01% dari 18 kasus yang ada, termasuk ke dalam kategori IIA
yaitu tidak tepat dosis. Selain itu, dari penelitian Trisnawati di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang tahun 2018 juga ditemukan adanya ketidakrasionalan
penggunaan antibiotik, yaitu dari 41 kasus pneumonia ditemukan 15 kasus
diantaranya (34,88%) tidak rasional yang termasuk ke dalam kategori IIIA, IIIB
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan IVC. Hasil dari beberapa penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada
pemberian dan penggunaan antibiotik yang tidak rasional pada pasien pneumonia.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan untuk
menentukan ketepatan peresepan antibiotik pada pasien pediatri dengan
pneumonia menggunakan metode Gyssens di RSUD Kota Yogyakarta. Pemilihan
RSUD Kota Yogyakarta sebagai lokasi penelitian dikarenakan belum pernah
dilakukan sebelumnya dan jumlah angka kejadian penyakit pneumonia yang
cukup banyak.
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, yaitu subjek tidak
diberikan intervensi atau suatu perlakuan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif evaluatif. Pengambilan data dilakukan secara
retrospektif, yaitu melalui pengambilan data rekam medis pasien pediatri dengan
pneumonia di RSUD Kota Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah pasien pneumonia kelompok pediatri (0-11
tahun) baik laki - laki maupun perempuan yang menjalani rawat inap di RSUD
Kota Yogyakarta dengan periode perawatan Januari - Desember tahun 2017 dan
dinyatakan sembuh, pasien yang terdiagnosis pneumonia dan tidak memiliki
penyakit penyerta lain serta mendapatkan terapi antibiotik selama menjalani rawat
inap. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien dengan data rekam medis yang
hilang atau tidak lengkap, pasien yang pulang secara paksa atau belum sembuh,
dan pasien yang melanjutkan pengobatan di tempat lain.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eksklusi = 7
- Rekam medis Rekam medis
Jumlah pasien Rekam medis pasien hilang & yang
pneumonia yang masuk tidak lengkap digunakan
periode dalam kriteria dalam
Januari- - Pasien
inklusi memiliki penelitian
Desember 2017 sebanyak 19 sebanyak 19
sebanyak 26 penyakit
data penyerta lain data dengan 38
orang peresepan obat
- Pasien belum
sembuh
Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data rekam medis.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil seluruh populasi pasien pediatri
dengan pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta periode
tahun 2017 dan memenuhi kriteria inklusi. Data yang diambil terdiri dari nomor
rekam medis, tanggal masuk dan keluar rumah sakit, inisial pasien, jenis kelamin,
umur, berat badan, tanda vital, keluhan, diagnosa utama, status pasien, status
pulang, hasil tes laboratorium (hematologi), dan pengobatan yang diberikan
selama menjalani rawat inap dan yang dibawa pulang. Penelitian ini telah
mendapatkan izin dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana dengan nomor surat 921/C.16/FK/2019 serta
pihak RSUD Kota Yogyakarta dengan nomor surat 070/1221.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan secara deskriptif dalam
bentuk persentase jenis antibiotik yang digunakan dan evaluasi kerasionalan
penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dengan pneumonia. Persentase jenis
antibiotik untuk pengobatan pneumonia yang diterima pasien dilakukan dengan
cara menghitung jumlah kasus tiap jenis antibiotik kemudian dibagi jumlah
seluruh kasus dan dikali 100%. Tahap selanjutnya, dilakukan evaluasi ketepatan
penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dengan pneumonia berdasarkan
metode Gyssens yang dikategorikan berdasarkan kriteria Gyssens (Kategori 0-VI)
dengan mengacu pada Panduan Praktik Klinis Anak tahun 2015 yang digunakan
di RSUD Kota Yogyakarta sebagai acuan utama dalam praktik klinis, serta British
National Formulary for Children tahun 2011 dan Drug Information Handbook
edisi 11 sebagai acuan pelengkap. Alur evaluasi menggunakan metode Gyssens
dimulai dari kotak yang paling atas, yaitu dengan melihat apakah kelengkapan
data pasien sudah terpenuhi atau belum. Apabila data lengkap, maka dilanjutkan
ke kotak dibawahnya dan mengikuti alur-alur berikutnya, namun apabila data
tidak lengkap maka data yang dievaluasi berhenti pada kategori tersebut dan
dinilai tidak lolos kategori VI. Terapi antibiotik dikatakan rasional apabila lolos
semua kategori pada metode Gyssens. Hasil evaluasi tiap peresepan antibiotik
disajikan dalam bentuk narasi serta tabel. Dalam tahap analisis menggunakan
metode Gyssens juga dilakukan wawancara dengan pihak apoteker RSUD Kota
Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui alasan pemberian maupun pemilihan
terapi antibiotik untuk pasien pediatri dengan pneumonia.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Gyssens, 2005).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV. Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik untuk Pneumonia pada Pediatri
Berdasarkan Kategori Gyssens di RSUD Kota Yogyakarta Periode 2017
Rute Kategori Gyssens
No Antibiotik Total
Pemberian 0 IIa IIb IIIb IVa
1 Ampicillin iv 7 - 3 5 - 15
2 Gentamicin iv - 14 - - - 14
3 Cefixime po - - - - 3 3
4 Ceftriaxone iv - - - 3 - 3
5 Cefspan® (Cefixime) po - - - - 1 1
6 Amoxicillin po - - - 1 - 1
7 Azithromycin po 1 - - - - 1
Jumlah 8 14 3 9 4 38
Keterangan kategori Gyssens:
0 : Penggunaan antibiotik tepat/bijak
IIa : Penggunaan antibiotik tidak tepat dosis
IIb : Penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian
IIIb : Penggunaan antibiotik terlalu singkat
IVa : Ada antibiotik lain yang lebih efektif
Tabel IV menunjukkan hasil evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien
pediatri dengan pneumonia berdasarkan kriteria Gyssens yang meliputi
penggunaan antibiotik yang tepat/bijak (kategori 0) yaitu ampicillin sebanyak 7
peresepan dan azithromycin sebanyak 1 peresepan. Antibiotik yang masuk ke
dalam kategori tidak tepat dosis (kategori IIa) yaitu gentamicin sebanyak 14
peresepan. Antibiotik yang masuk ke dalam kategori tidak tepat interval
pemberian (kategori IIb) yaitu ampicillin sebanyak 3 peresepan. Antibiotik yang
termasuk ke dalam kategori penggunaan antibiotik yang terlalu singkat (kategori
IIIb) yaitu ampicillin sebanyak 5 peresepan, ceftriaxone sebanyak 3 peresepan,
dan amoxicillin sebanyak 1 peresepan. Yang termasuk ke dalam kategori ada
antibiotik lain yang lebih efektif (kategori IVa) yaitu cefixime sebanyak 3
peresepan, dan cefspan® (cefixime) sebanyak 1 peresepan.
Berikut ini disajikan hasil penilaian terkait evaluasi penggunaan antibiotik
pada pasien pediatri dengan pneumonia menggunakan metode Gyssens di RSUD
Kota Yogyakarta periode 2017 secara lebih terperinci:
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena kombinasi obat ini merupakan obat lini pertama untuk pneumonia
rawat inap (Lacy, 2009; Staf Medis Anak, 2015; WHO, 2014). Berdasarkan
evaluasi menggunakan metode Gyssens, terdapat alternatif antibiotik lain yang
lebih efektif yaitu kombinasi ampicillin dengan gentamicin sehingga
peresepan cefixime masuk dalam kategori ini.
4. Ada alternatif antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman (kategori IVb)
Adanya antibiotik alternatif yang kurang toksik/lebih aman dapat
dilihat dari interaksi obat yang dapat meningkatkan toksisitas maupun
munculnya efek samping yang tidak diharapkan. Selain itu kontraindikasi
terhadap pasien juga perlu diperhatikan. Berdasarkan hasil evaluasi
menggunakan metode Gyssens, tidak ditemukan adanya kasus yang masuk
dalam kategori ini.
5. Ada alternatif antibiotik yang lebih murah (kategori IVc)
Alternatif antibiotik yang lebih murah dilihat berdasarkan daftar harga
obat yang ada di RSUD Kota Yogyakarta dengan acuan tambahan MIMS
sebagai pembanding. Status bayar pasien juga diperhatikan dalam kategori ini
untuk melihat apakah antibiotik yang digunakan masuk ke dalam
Formularium Nasional. Berdasarkan hasil evaluasi mengggunakan metode
Gyssens, tidak ditemukan ada kasus yang masuk dalam kategori ini.
6. Ada pilihan antibiotik lain dengan spektrum lebih sempit (kategori IVd)
Pemilihan jenis antibiotik dengan spektrum yang lebih sempit harus
berdasarkan hasil kultur atau dari pola kepekaan antibiotik. Pada keadaan
tertantu, pemberian antibiotik spektrum luas masih dibenarkan namun setelah
diperoleh hasil kultur bakteri perlu dilakukan penyesuaian dan evaluasi
(Permenkes, 2015). Pada penelitian ini pemilihan antibiotik yang digunakan
untuk penatalaksanaan pneumonia pada pediatri sudah berdasarkan Panduan
Praktik Klinis Anak tahun 2015 yang menjadi acuan RSUD Kota Yogyakarta
sebagai standar terapi sehingga tidak ada kasus yang masuk dalam kategori
ini.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peresepan ini diberikan 2 kali sehari atau tiap 12 jam. Setelah dilakukan
wawancara dengan apoteker, diduga bahwa dokter memberikan pengobatan
gentamicin 2 kali sehari dengan alasan untuk menghindari efek samping yang
cukup besar dari gentamicin yaitu nefrotoksik.
10. Penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian (kategori IIb)
Interval pemberian antibiotik harus tepat, apabila dianjurkan diminum
3 kali sehari, berarti obat diminum setiap 8 jam dengan tujuan untuk menjaga
kadar obat dalam darah agar berada diatas kadar minimal yang dapat
membunuh bakteri penyebab penyakit (Kemenkes, 2011b). Berdasarkan hasil
evaluasi, ditemukan adanya 3 kasus yang masuk dalam kategori IIb, salah
satunya kasus 8 (ampicillin) (lampiran 5). Penggunaan antibiotik ampicillin
yang dianjurkan oleh British National Formulary for Children adalah setiap 6
jam (BMJ Group, 2011), sedangkan interval pemberian antibiotik ampicillin
yang digunakan pasien tidak sama setiap harinya, dan rata-rata hanya
diberikan 3 kali saja, sehingga kasus ini masuk dalam kategori IIb.
11. Penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian (kategori IIc)
Rute pemberian obat harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
klinis pasien karena merupakan salah satu faktor penting dalam proses
keberhasilan suatu terapi. Macam-macam rute pemberian obat meliputi peroral
(melalui mulut), oromukosal (melalui mukosa di rongga mulut; seperti
sublingual (di bawah lidah) dan bucal (diantara pipi dan gusi)), injeksi
(parenteral dan menembus kulit; seperti intra muscular (i.m) yaitu penyuntikan
ke dalam otot, dan intra vena (i.v) yaitu penyuntikan di dalam pembuluh
darah), rektal (melalui anus/dubur) dan transdermal (melalui permukaan kulit
berupa plester) (Sulanjani, 2013). Untuk pengobatan pneumonia rawat inap,
rute pemberian obat diberikan secara p.o (peroral) maupun i.v (intra vena)
(Staf Medis Anak, 2015). Berdasarkan evaluasi dengan metode Gyssens, tidak
ditemukan adanya antibiotik yang masuk dalam kategori IIc.
12. Penggunaan antibiotik tidak tepat waktu (kategori I)
Penggunaan antibiotik dinilai tidak tepat waktu apabila waktu
pemberiannya tidak tepat setiap harinya. Apabila suatu obat harus diberikan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam interval setiap 6 jam, dan yang paling awal diberikan pukul 06.00, maka
pengobatan yang diterima seharusnya pada pukul 06.00, 12.00, 18.00, dan
24.00. Hasil evaluasi dengan metode Gyssens tidak ditemukan adanya
antibiotik yang termasuk dalam kategori I.
13. Penggunaan antibiotik tepat/bijak (kategori 0)
Penggunaan antibiotik dinilai tepat/bijak apabila lolos kategori I-VI
berdasarkan alur Gyssens. Berdasarkan hasil evaluasi ditemukan sebanyak 8
peresepan yang masuk dalam kategori 0, yaitu kasus 1 (ampicillin), kasus 5,
(azithromycin), kasus kasus 12 (ampicillin), kasus 14 (ampicillin), kasus 19
(ampicillin), kasus 23 (ampicillin), kasus 29 (ampicillin), dan kasus 31
(ampicillin). Salah satu contoh penggunaan antibiotik yang tepat/bijak
(rasional) yaitu ampicillin pada kasus 1 (Lampiran 4).
Pada kasus 1, data rekam medis pasien sudah lengkap sehingga dapat
dievaluasi dan lolos kategori VI. Pasien terdiagnosis pneumonia, sehingga
diberikan terapi antibiotik berupa ampicillin. Oleh karena itu lolos kategori V
karena ada indikasi penggunaan antibiotik. Pasien mendapatkan antibiotik
ampicillin yang merupakan salah satu pilihan obat untuk pneumonia, dan
merupakan pengobatan lini pertama (Staf Medis Anak, 2015). Pemilihan
ampicillin juga mengandalkan penilaian klinis dari pihak rumah sakit karena
tingkat keberhasilan terapi lebih tercapai sehingga lolos kategori IV A (tidak
ada alternatif antibiotik lain yang lebih efektif) dan lolos kategori IV D (tidak
ada alternatif antibiotik lain dengan spektrum sempit). Tidak terdapat interaksi
dengan obat lain yang dikonsumsi oleh pasien (Medscape, 2019) sehingga
lolos kategori IV B (tidak ada antibiotik lain yang kurang toksik). Ampicillin
merupakan antibiotik generik dan harganya lebih murah dibandingkan dengan
brand name lainnya yang ada di Instalasi Farmasi RSUD Kota Yogyakarta.
Status bayar pasien juga diperhatikan, pada pasien ini merupakan pasien
Jamkesda dan ampicillin masuk ke dalam Formularium Nasional sehingga
lolos kategori IV C (tidak ada pilihan antibiotik yang lebih murah).
Berdasarkan efikasi klinis yang sesuai dengan protokol terapi untuk sebagian
besar infeksi seperti pneumonia, lama pemberian antibiotik berkisar antara 5-7
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi kerasionalan penggunaan
antibiotik pada pasien pediatri dengan pneumonia menggunakan metode Gyssens
di RSUD Kota Yogyakarta periode 2017 dapat disimpulkan bahwa yang termasuk
dalam penggunaan antibiotik tepat/bijak (kategori 0) sebesar 21,1% dan
penggunaan antibiotik yang tidak rasional sebesar 78,9% yang terbagi dalam
penggunaan antibiotik tidak tepat dosis (kategori IIa) sebesar 36,8%, penggunaan
antibiotik tidak tepat interval pemberian (kategori IIb) sebesar 7,9%, penggunaan
antibiotik terlalu singkat (kategori IIIb) sebesar 23,7%, dan ada antibiotik lain
yang lebih efektif (kategori IVa) sebesar 10,5%.
SARAN
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu adanya penelitian dengan
pendekatan prospektif menggunakan metode Gyssens agar bisa dilakukan
monitoring terhadap kondisi pasien. Penulisan peresepan obat dalam sistem
komputer diperlukan untuk mempermudah dan meminimalisir kesalahan dalam
pembacaan. Selain itu, wawancara dengan pihak dokter juga diperlukan dengan
tujuan untuk mengetahui pertimbangan dan alasan terkait terapi antibiotik yang
diberikan.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Banaszak, I. W., Bręborowicz, A., 2013. Pneumonia in Children. INTECH.
BMJ Group. 2011. British National Formulary for Children 2011-2012. London:
Pharmaceutical Press.
Gyssens, I.C., 2005. Audits for Monitoring the Quality of Antimicrobial
Prescriptions.In: Gould, I.M., Van der Meer, J.W. M., eds. Antibiotic
Policies. Boston: Springer.
Ishaque, A. B., and Aighewi, I, T., 2014. Dose Response. Reference Module in
Earth Systems and Environmental Sciences. 1-11.
Islam, Z., Qodariyah, S. M., dan Nursehah, E., 2017. Penggunaan Antibiotik pada
Terapi Community Acquired Pneumonia di RSUD Pasar Rebo dan RSUD
Tarakan di Jakarta Tahun 2014. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi.
Jakarta: UHAMKA.
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Palembang: IDAI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b. Pedoman Pelayanan
Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015a. Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015b. Profil Kesehatan Tahun 2015
Kota Yogyakarta (Data Tahun 2014). Yogyakarta: Dinas Kesehatan
Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Formularium Nasional.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/659/2017.
Lacy, C. F., Armstrong, L. L., and Goldman, M. P., 2009. Drug Information
Handbook: A Comprehensive Resource for All Clinicians and Healthcare
Professionals. New York: American Pharmacist Association.
Llor C., Bjerrum L., 2014. Antimicrobial Resistance: Risk Associated with
Antibiotic Overuse and Initiatives to Reduce The Problem. Therapeutic
Advances in Drug Safety. UK: University of British Columbia.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. RM : 698058
Dirawat pada tanggal : 27 Januari 2017 - 3 Februari 2017
Subjektif
Pasien : An. Y; Laki-laki; Umur : 7 bulan; BB : 7 kg; Suhu : 40 ºC;
Napas : 36x/menit; Keluhan utama : demam; Diagnosa utama : pneumonia;
Status pulang : sembuh; Status pasien : Jamkesda.
Objektif
Hasil Tes Laboratorium
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
27/01 31/01
Leukosit 15,0 11,0 4,0-10,6 103/uL
Eritrosit 4,31 4,74 3,50-5,20 106/uL
Hemoglobin 8,8 9,4 9,5-14,0 g/dL
Hematokrit 28,4 31,3 29,0-43,0 %
Mean Corporuscular Volume 65,8 66,1 81-99 fL
Mean Corporuscular Hemoglobin 20,4 19,8 27-31 pg
Hitung Jenis
Neutrofil% 45,2 34,3 50-70 %
Limfosit% 45,7 60,3 20-40 %
Monosit% 5,9 1,0 3-12 %
Eusinofil% 3,1 3,7 0,5-5,0 %
Basofil% 0,1 0,7 0-1 %
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengobatan
Tanggal
Nama Obat & Rute
27/01 28/01 29/01 30/01 01/02 03/02
Dosis Pemberian Pemberian
Pukul
06.00 06.00 06.00 06.00
Inj. Ampicillin 13.00
12.00 12.00 12.00 12.00 06.00
17.00
18.00 18.00 18.00 18.00 10.00
iv
4x175 mg 24.00
24.00 24.00 24.00 24.00
Inj. Gentamicin 13.00 12.00 12.00 12.00
24.00 24.00 24.00 24.00
12.00 iv
2x16 mg
Meptin mini 07.00 06.00 05.00 06.00
17.00 06.00 po
2x1/4 tab 17.00 17.00 17.00 18.00
L-zink
06.00 po
2x10 mg
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Assessment dengan Metode Gyssens (Lolos atau Tidak Lolos Per Kategori)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. RM : 700370
Dirawat pada tanggal : 24 Februari 2017 - 3 Maret 2017
Subjektif
Pasien : An.CL; Perempuan; Umur : 8 bulan; BB : 8,2 kg; Suhu : 37,4 ºC;
Napas : 52x/menit; Keluhan utama : demam, batuk berdahak, sesak napas;
Diagnosa utama : pneumonia berat; Status pulang : membaik;
Status pasien : JKN.
Objektif
Hasil Tes Laboratorium
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
24/02
Leukosit 6,3 4,0-10,6 103/uL
Eritrosit 4,65 3,50-5,20 106/uL
Hemoglobin 10,9 9,5-14,0 g/dL
Hematokrit 35,8 29,0-43,0 %
Mean Corporuscular Volume 76,9 81-99 fL
Mean Corporuscular Hemoglobin 23,4 27-31 pg
Hitung Jenis
Neutrofil% 34,5 50-70 %
Limfosit% 59,8 20-40 %
Monosit% 3,8 3-12 %
Eusinofil% 1,3 0,5-5,0 %
Basofil% 0,6 0-1 %
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengobatan
Tanggal
Nama Obat & Rute
24/02 25/02 26/02 28/02 02/03 03/03 Pemberian
Dosis Pemberian
Pukul
Inj. Ampicillin 04.00 10.00 04.00
15.00 04.00
22.00
10.00 16.00 10.00
10.00
06.00 iv
4x200 mg 16.00 24.00 22.00
Inj. Gentamicin 04.00
15.00
16.00
16.00 iv
2x20 mg
Nebulizer Ventolin 04.00
12.00
inhalasi
I R/6-8 jam
Nebulizer Ventolin
16.00 04.00 inhalasi
I R/12 jam
08.00
Nebulizer selang-seling 08.00
16.00
16.00
30.00
inhalasi
Ventolin-turbuler/ 4 jam 20.00
24.00
08.00
Pamol 10.00 po
12.00
Lameson 4 mg 08.00
po
3x1/3 tab 12.00
Lameson 4 mg 12.00
18.00
12.00 po
3x1,5 mg
Metilprednisolon 18.00 09.00 09.00
22.00 17.00 17.00
iv
3x3 mg
Metilprednisolon
01.00 iv
3x1,5 mg
Cefixime
18.00 07.00 po
2x25 mg
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Assessment dengan Metode Gyssens (Lolos atau Tidak Lolos Per Kategori)
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjektif
Pasien : An. AB; Perempuan; Umur : 2 tahun, BB : 12 kg; Suhu : 38,9 ºC; Napas :
48x/menit; Keluhan utama : demam, sesak napas; Diagnosa utama : pneumonia;
Status pulang : membaik, Status pasien : Umum.
Objektif
Hasil Tes Laboratorium
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
20/03
Leukosit 6,0 4,0-10,6 103/uL
Eritrosit 4,86 4,00-5,50 106/uL
Hemoglobin 12,5 11,0-16,0 g/dL
Hematokrit 38,4 32,0-44,0 %
Mean Corporuscular Volume 79,1 81-99 fL
Mean Corporuscular Hemoglobin 25,7 27-31 pg
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
21/03 22/03
Hematokrit Manual 36 37 34-37 %
Trombosit Mikroskopis 198 194 150-450 10e3/uL
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengobatan
Tanggal
Nama Obat & Rute
20/03 21/03 22/03 23/03 Pemberian
Dosis Pemberian
Pukul
06.00 06.00
Inj. Ampicillin 12.00
12.00 12.00 06.00
18.00
18.00 18.00 12..00
iv
4x300 mg 24.00
22.00 24.00
Inj Gentamicin 12.00 12.00 12.00
24.00 24,00 24.00
12.00 iv
2x30 mg
06.00
Nebulin Ventolin 18.00 12.00 06.00
24.00 18.00 12.00
inhalasi
I R/4-6 jam
24.00
Nebulin Ventolin
20.00 04.00 inhalasi
I R/8 jam
Metilprednisolon 06.00
06.00 06.00
17.00 12.00
12.00 12.00
po
3x2 mg 20.00
Cefixime 2x30 mg
Obat Pulang
Meptin Mini 2x1/2 tab
Metilprednisolon 3x2 mg
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Assessment dengan Metode Gyssens (Lolos atau Tidak Lolos Per Kategori)
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjektif
Pasien : An. PU; Laki-laki; Umur : 1 tahun 2 bulan, BB : 7,5 kg; Suhu : 36,8 ºC;
Napas : 24x/menit; Keluhan utama : demam, batuk berdahak, pilek;
Diagnosa utama : pneumonia; Status pulang : sembuh; Status pasien : JKN.
Objektif
Hasil Tes Laboratorium
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
14/12
Leukosit 3,2 6,0-17,0 103/uL
Eritrosit 4,65 3,60-5,20 106/uL
Hemoglobin 11,3 12,3-17,5 g/dL
Hematokrit 34,9 35,0-43,0 %
Mean Corporuscular Volume 75,1 74-106 fL
Mean Corporuscular Hemoglobin 24,3 23-31 pg
Mean Corporuscular Hemoglobin Concentration 32,4 33-36 g/dL
Hematologi
Tanggal
Parameter Rujukan
15/12
Hematokrit Manual 34 37-47%
Trombosit Mikroskopis 169 150-450 10e3/uL
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengobatan
Tanggal
Nama Obat &
14/12 15/12 16/12 17/12 Rute Pemberian
Dosis Pemberian
Pukul
Cefixime syr 06.00 06.00
20.00
18.00 18..00
06.00 po
2x25 mg
Salbutamol 06.0
12.00
16,00
12.000 12.00 iv
3x0,5 mg 18.00
Cetirizine
18.00 18.00 inhalasi
1x2,5 mg
Paracetamol
¾ cth tiap 4-6 jam 22.30 04.00 po
jika suhu ≥ 38ºC
Assessment dengan Metode Gyssens (Lolos atau Tidak Lolos Per Kategori)
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
36