OLEH :
NIM. 20141060807019
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 20141060807019
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Seminar Proposal Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti
Sungai Penuh.
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini menyatakan bahwa KTI yang saya tulis dengan judul “Hubungan
pengetahuan dengan upaya pencegahan tonsilitis di Poliklinik THT RSU Mayjen H.A
Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2017” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain kecuali kutipan yang sumbernya
dicantumkan. Jika dikemudian hari pernyataan yang saya buat ini ternyata tidak betul,
maka status kelulusan dan gelar buat ini ternyata tidak betul, maka status kelulusan
iii
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKPER BINA INSANI SAKTI SUNGAI PENUH
Abstrak
Tonsil merupakan salah satu pertahanan tubuh terdepan. Antigen yang berasal dari
inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk ke dalam tonsil hingga terjadi
perlawanan tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh virus yang tumbuh di
membran mukosa kemudian terbentuk fokus infeksi(Fakh dkk, 2016: 436-437).
Penelitian ini mengetahui hubungan pengetahuandengan upaya pencegahan penyakit
tonsilitis di Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2017.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
cross sectional, peneliti mencari hubungan antar variabel bebas (independen)
pengetahuan terhadap variabel terikat (dependen) upaya pencegahan tonsilitis dengan
menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada 18 sampai dengan 27
September 2017di Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci
dengan sampel sebanyak 30 responden dengan menggunakan metode accidental
sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan kurang 66,7% dan baik
33,3%. Upaya pencegahan tonsilitis salah 56,7% dan benar 43,3% dan nilai p-value
0,007 hal ini menyatakan bahwa ada hubungan penegetahuan dengan upaya
pencegahan tonsilitis.Hasil penelitian ini Perlunya memberikan informasi baik lisan
dan tulisan kepada pasien dan keluarga dalam upaya pencegahan tonsilitis agar tidak
menyebar dan bertambah parah.
iv
PROGRAM STUDY DIPLOMA III NURSING
ACADEMI OF NURSING BINA INSANI SAKTI SUNGAI PENUH
Abstract
Tonsil is one of the foremost body defenses. Antigen derived from inhalants and
ingestants easily enter into the tonsils until resistance occurs and can cause
inflammation by the virus that grows in the mucous membrane then formed the focus
of infection (Fakh et al, 2016: 436-437). This research know the correlation of
knowledge with effort of prevention of tonsilitis disease in Polyclinic THT Myajen
H.A Thalib of Kerinci 2017. The method used in this research is descriptive with cross
sectional approach, researcher looking for correlation between independent variable
(knowledge) to dependent variable (dependent ) prevention of tonsillitis by using
questionnaires. This research was conducted on 18 until 27 September 2017 in
Polyclinic RSU Mayjen H.A ThalibKerinci District with a sample of 30 respondents
by using accidental sampling method. Result of research got that knowledge less
66,7% and good 33,3%. Effort of eradication of tonsillitis wrong 56,7% and correct
43,3% and p-value 0,007 it stated that there is relation of knowledge with effort of
prevention of tonsillitis. The results of this study The need to provide information both
oral and written to patients and families in an effort to prevent tonsillitis so as not to
spread and get worse.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
Dalam penyusunan proposal ini penulis mendapat banyak bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
1. Ibu Hj. Djasrimurni Fauzi, SH, selaku Ketua Umum Yayasan Bina Insani Sakti
Sungai Penuh.
2. Bapak Ns. Yosep Andri Putra, S.Kep. M.Kep, Selaku Direktur Akademi
3. Bapak Fery Satria,ST Selaku ketua SPMI Akademi Keperawatan Bina Insani Sakti
Sungai Penuh.
4. Ibu Ns. Thrisia Monica , S.Kep, Selaku Pembimbing I yang telah memberikan
5. Ibu Ns. Moza Suzana, S.Kep Selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan
6. Bapak Ns. Yosep Andri Putra, S.Kep. M.Kep dan Ns. Ahmadi Irawan, S.Kep
7. Bapak/ Ibu Staf Dosen serta pengelola Akademi keperawatan Bina Insani Sakti
Sungai Penuh.
vi
8. Bapak Drs. H. Noviar Zen, Apt, MM selaku Direktur RSU Mayjen H.A Thalib
9. Dengan rasa hormat kedua orang tua yang telah mendukung baik moril dan materil
10. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 : Kuesioner
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Nona (2013), sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental dan
sosial yang merupakan satu kesatuan, bukan hanya terbebas dari penyakit Undang-
Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang berperan penting untuk
cincin waldeyer yang disebabkan oleh mikroorganisme berupa virus, bakteri, jamur
yang masuk secara aerogen atau foodborn (Shalihat dkk, 2015: 787).Tonsilitis atau
juga biasa disebut dengan amandel adalah infeksi dan inflamasi pada tonsil.
Penyebaran infeksinya dapat melalui udara (air bone droplets), tangan dan ciuman.
Tonsilitis bisa disebabkan oleh beberapa jenis bakteri dan virus. Tonsilitis
merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh penyakit THT (Nadhilla
Tonsil merupakan salah satu pertahanan tubuh terdepan. Antigen yang berasal
dari inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk ke dalam tonsil hingga terjadi
perlawanan tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh virus yang tumbuh di
membran mukosa kemudian terbentuk fokus infeksi. Keadaan ini akan semakin
berat jika daya tahan tubuh penderita menurun akibat peradangan virus
xii
menyebabkan kesulitan menelan atau seperti ada yang mengganjal di tenggorok.
Pada penderita tonsilitis biasanya keadaan ini juga dapat mengakibatkan keluhan
ngorok saat tidur karena pengaruh besarnya tonsil mengganggu pernafasan bahkan
keluhan sesak nafas juga terjadi apabila pembesaran tonsil telah menutup jalur
Bakteri penyebab tonsilitis kronis pada umumnya sama dengan tonsilitis akut
yaitu bakteri aerob gram positif (yang paling sering) dan gram negatif . Tonsilitis
dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak tangan, menghirup udara
setelah seseorang dengan tonsilitis bersin atau berbagi peralatan gosok gigi dari
orang yang terinfeksi. Anak dan penderita tonsilitis yang paling mungkin untuk
menyebutkan tonsilitis kronis sering terjadi pada usia 5-20 tahun (Shalihat dkk,
2015: 787).
kebersihan diri, cuci tangan adalah cara terbaik. Selain itu juga banyak istirahat,
minum air hangat, berkumur dengan air garam yang hangat, hindari asap rokok dan
polutan udara lainnya, jangan menggunakan gelas minum dan peralatan makan
untuk bersama-sama. Pencegahan lain yang menggunakan logika adalah saat batuk
atau bersin gunakan tisu atau lengan anda dan hindari berada dekat dengan orang
Bakteri dan virus penyebab Tonsilitis dapat dengan mudah menyebar dari
satu penderita ke orang lain. Tidaklah jarang terjadi seluruh keluarga atau beberapa
anak pada kelas yang sama datang dengan keluhan yang sama, khususnya bila
xiii
dengan mencegah terpapar dari penderíta Tonsilitis atau yang memiliki keluhan
sakit menelan. Sikat gigi yang talah lama sebaiknya diganti untuk mencegah infeksi
tangan mereka untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain (Edgren, 2002).
Bahkan, tidak sedikit orang tua dari penderita tonsilitis mereka yang mengantarkan
menyembuhkan apabila sudah terjadi tonsilitis. Hal ini tidak mungkin terjadi jika
sangat sederhana.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia di dapatkan dari mata dan telinga.
membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi & Makhfundi, 2009: 101).
terkena tonsilitis. Tonsilitis baik akut maupun kronik dapat terjadi pada semua
umur, namun lebih sering terjadi pada penderita tonsitis. Faktor yang menjadi
penyebab utama hal tersebut adalah ISPA dan tonsilitis akut yang tidak mendapat
xiv
dengan gangguan tenggorokan dan 5-15% pada dewasa dengan gangguan
dan perlakuan penatalaksanaan dengan ukuran tonsil pada penderita tonsilitis kronis
di bagian THT-KL RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2013” mengatakan bahwa
dari hasil penelitian diketahui ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
ukuran tonsil (p=0,000), tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
dengan ukuran tonsil (p = 0,806) dan ada hubungan yang bermakna antara
tonsilitis kronis di bagian THT-KL RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2013.
Sejalan dengan penelitian Arsyad dkk (2013: 1), tentang “ hubungan antara
pengetahuan dan pola makan dengan kejadian tonsilitis pada penderita tonsilitis
terhadap terjadinya tonsilitis. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian
Amerika Serikat prevalensi tonsilitis pada tahun 1955 adalah sebesar 7 per 1000
THT Rumah Sakit Sarawak selama 1 tahun di jumpai 8118 pasien dan jumlah
xv
penderita penyakit tonsilitis kronis menempati urutan keempat yakni sebanyak 657
tonsilitis kronis sebesar 3,8% tertinggi setelah nasofaringitis akut 4,6%. Hasil
total penyakit pada telinga dan hidung dan tenggorokan berjumlah 190-230 per
Pada provinsi Jambi berdasarkan data Rekam Medik RSU Raden Mattaher
Jambi diketahui jumlah penderita tonsilitis kronis pada tahun 2010 berjumlah 978
kunjungan dari 1365 kunjungan jumlah kunjungan dan pada tahun 2011 berjumlah
tonsilektomi pada tahun 2010 berjumlah 44 orang dan data pada tahun 2011
Berdasarkan data dari Rekam Medik RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten
Kerinci diketahui bahwa pasien dengan tonsilitis pada tahun 2016 sebanyak 430
tonsilitis. Poliklinikklinik THT pada RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci di mulai
pada pada tahun 2016 sehingga data tidak dapat dibandingkan dari tahun ketahun
oleh kakak perawat dengan wawancara selama 3 hari. Dari 7 orang pasien
xvi
didapatkan bahwa 6 pasien mengatakan tidak tahu dengan tonsilitis dan juga upaya
pencegahan dari tonsilitis dan 1 orang pasien mengetahui tonsilitis dan upaya
tonsilitis sangat sederhana yaitu dengan menjaga kebersihan dan rajin mencuci
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini
Tahun 2017?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2017”.
2. Tujuan Khusus
xvii
b. Diketahuidistribusi frekuensi upaya pencegahan penyakit tonsilitis di
Tahun 2017”.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci
xviii
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teoritis
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dan badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Tenaga kesehatan merupakan
setiap orang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
atau dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memiliki kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Richo, 2009: 6).
Keperawatan sebagai profesi tidak hanya memiliki kode etik tetapi juga
standar profesi (Asmadi, 2008: 50). Keperawatan sebagai suatu ilmu. Keperawatan
sebagai suatu profesi yang diakui masyarakat adalah ilmu tentang pelayanan
seorang manusia dan membantu atau menerima bantuan terhadap individu yang
1. Tonsilitis
a. Pengertian
xix
Penyakit amandel adalah pembengkakan kelenjar amandel atau
tonsilitis. Penyakit ini sering dialami oleh anak-anak, terutama saat daya
pernah mengganggu, seperti flu atau pilek kronis (Kerthyasa, 2013: 173).
pada permukaan selaput lendir. Jika sudah parah dapat menyerang dan
b. Penyebab
tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri lain atau infeksi virus(Wijayakusuma,
umumberkaitan dengan tonsilitis dan adenoiditis. Tonsilitis kronis lebih jarang dan
lebih sering disalahartikan sebagai gangguan alergi, asma dan sinusitis. Infeksi
hingga menjadi parah, sakit saat menelan makanan, dan terkadang muntah.
Amandel menjadi bengkak, panas, gatal, nyeri badan, lemah, demam, sakit
kepala dan sakit pada telinga. Pada tonsilitis kronis serangan terjadi secara
bintik nanah). Pembesaran tonsil bisa sangat besar sehingga tonsil kiri dan
2008: 183).
xx
d. Upaya pencegahan Tonsilitis
kebersihan diri, cuci tangan adalah cara terbaik. Selain itu juga banyak
istirahat, minum air hangat, berkumur dengan air garam yang hangat, hindari
asap rokok dan polutan udara lainnya, jangan menggunakan gelas minum dan
logika adalah saat batuk atau bersin gunakan tisu atau lengan anda dan
1) Menggunakan masker
di sebabkan oleh kuman yang masuk. Kuman ini bisa berupa bakteri dan
virus. Maka tentu saja bisa menular pada orang lain. Untuk melakukan
tertularnya penyakit
suatu penyakit yang di sebabkan oleh kuman. Baik itu berupa virus atau
anda menghindari pasien tonsilitis saat ia mulai batuk – batuk dan bersin.
xxi
3) Selalu mencuci tangan
tangan bisa mati menggunakan anti septik yang berasal dari sabun.
Terutama setelah kita batuk dan bersin, biasanya di tutup dengan tangan.
Kedua aktivitas di atas adalah cara tubuh untuk melepaskan kuman. Maka
garpu, dan juga piring. Karena alat alat makan ini adalah tempat makanan
sebelum masuk ke dalam tubuh. Jika kotor atau di letakkan di tempat yang
menginfeksi tubuh.
tahan hasrat seksual anda. Misal untuk tidak mencium pasangan sampai ia
xxii
tonsilitis bisa juga menginfeksi tubuh anda. Melalui ciuman tersebut virus
7) jangan merokok
Salah satunya dengan mengkonsumsi air putih banyak. Sebab air putih ini
sangat baik untuk tubuh. Selain tidak memiliki rasa, bau, dan juga
kebersihan diri maupun lingkungan. Ganti spresi, sarung bantal dan guling
dalam waktu 2 minggu sekali. Ganti pula handuk yang anda pakai satu
e. Perawatan
adalah :
1) Banyak minum air putih dan sari buah, terutama selama demam.
xxiii
2) Jangan minum es, sirup, makanan dan minumam yang didinginkan,
drainase.
1) Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi
antibiotik adekuat
terapi medis
xxiv
apakah mereka mutlak memerlukan operasi tersebut atau hanya sebagai
Akan tetapi semua bentuk tonsilitis kronik tidak sama, gejala dapat sangat
sederhana seperti halitosis, debris kriptus dari tonsil (“cryptic tonsillitis”) dan
pada keadaan yang lebih berat dapat timbul gejala seperti nyeri telinga dan
nyeri atau rasa tidak enak di tenggorok yang menetap. Indikasi tonsilektomi
mungkin dapat berdasarkan terdapat dan beratnya satu atau lebih dari gejala
tersebut dan pasien seperti ini harus dipertimbangkan sebagai kandidat untuk
h. Kontraindikasi
adalah:
1) Gangguan perdarahan
3) Anemia
2. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
xxv
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
dari mata dan telinga. Pengetahuan atau koognitif merupakan domain yang
hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
b. Kategori Pengetahuan
yaitu:
xxvi
c. Tingkat Pengetahuan
Menurut Efendi & Makhfundi (2009: 101) dan Sunaryo (2004: 25)
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
3) Penerapan (Aplication)
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-
4) Analisis (Analysis)
tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah
xxvii
membuat bagan proses adopsi perilaku dan dapat membedakan pengertian
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau
disusun sendiri.
3. Kerangka Teori
terbaik.
Kerangka Teori
B. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini tidak semua tentang tonsilitis yang akan diteliti,
diatas maka kerangka konsep ini secara skematis digambarkan sebagai berikut :
Bagan 2.2
Kerangka Konsep
xxix
C. Hipotesis
D. Defenisi Operasional
Tabel 2.1
Defenisi Operasinal
Defenisi
Skala
Variabel Operasio- Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
nal
Variabel Independen
Pengetahu- Hasil dari Kuesioner Mengisi 1. Baik, jika mampu men- Ordinal
xxx
an tahu dan ini Kuesioner jawab 76%-100%
terjadi 2. Kurang, jika mampu
setelah menjawab 40%-55%
seseorang (Nursalam, 2003).
melakukan
pengindera-
an terhadap
objek
tertentu
Variabel Dependen
Upaya Cara agar Kuesioner Mengisi 1. Benar, bila >18 Ordinal
Pencegahan tidak terjadi kuesioner 2. Salah bila nilai <18
tonsilitis / kambuh
suatu
penyakit
tonsilitis
xxxi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
suatu penelitian untuk memepelajari dinamika korelasi antara masalah dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
menggunakan kuesioner.
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2011: 89). Populasi yang akan
adalah proses penyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang
ada (Nursalam, 2011: 91).Objek yang dianggap mewakili seluruh populasi adalah
sampel. Pengambilan sampel bukan secara acak atau non random, namun
yang dipakai adalah metode accidental sampling, dengan cara pengambilan sampel
xxxii
berdasarkan yang ada saat itu (Hidayat, 2007: 33). Sampel yang digunakan
sebanyak 30 orang.
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Sedangkan kriteria ekslusi adalah
Kriteria Inklusi:
Kriteria Eklusi:
C. Tempat Penelitian
Kerinci.
D. Waktu Penelitian
2017.
xxxiii
E. Etika Penelitian
keperawatan seperti :
penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan lama hari rawat dan penhasilan
dengan tingkat kecemasan orang tua. Jika responden bersedia diteliti, responden
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
kerahasian oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
xxxiv
F. Alat Pengumpulan Data
Menurut Waluya (2007: 79) cara pengumpulan data terdiri dari dua yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data atau keterangan yang akan diperoleh peneliti
secara lansung dari sumbernya. Data primer dalam penelitian ini adalah data
dengan cara mengisi identitas dan menjawab pertanyaan pada kuesioner dengan
2. Data Sekunder
berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan buletin dan majalah yang
sifatnya dokumentasi.
1. Validitas
ukur) dan validitas desain riset secara keseluruhan adalah penting dalam
xxxv
2. Reliabilitas
Sungai Penuh.
1. Tahap persiapan meliputi peneliti akan mengurus surat izin penelitian dari
peneliti meminta izin kepada Direktur RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten
disusun dan foto copy sesuai dengan jumlah responden yang akan diteliti.
I. Analisa Data
a. Editing
xxxvi
Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan akan
b. Coding
c. Entry Data
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu paket yang paling
sering di gunakan untuk entry data penelitian adalah paket program SPSS for
Windows.
d. Tabulating
Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel yang terdiri dari
beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel ini akan digunakan untuk
e. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
pembersihan data.
xxxvii
2. Teknik Analisa Data
Menurut Notoatmodjo (2012: 180), data yang telah diolah baik pengolahan
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
Analisis ini akan digunakan untuk melihat hubungan dua variabel yaitu
value >0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna (H0 gagal ditolak).
xxxviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan upaya pencegahan tonsilitis
di Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib
Kabupaten Kerinci Tahun 2017
Upaya Pencegahan f %
Tonsilitis
Salah 17 56,7
Benar 13 43,3
Jumlah 30 100
Pengetahuan f %
Kurang 20 66,7
Baik 10 33,3
Jumlah 30 100
xxxix
B. Analisa Bivariat
Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan dengan upaya pencegahan tonsilitis di Ruang
Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2017
Upaya pencegahan
tonsilitis Jumlah
Pengetahuan P value
Salah Benar
f % f % f %
Kurang 15 88,2% 2 11,8% 17 100%
Baik 5 38,5% 8 61,5% 13 100% 0,007
Total 20 66,7% 10 33,3% 30 100%
0,007 (ρ< 0.05), ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya adahubungan
xl
BAB V
PEMBAHASAN
C. Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian Shalihat (2013) tentang hubungan umur, jenis kelamin dan
di bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, dimana hasil
xli
Tonsilitis dimulai karena adanya infeksi oleh bakteri kelompok A.
Streptococus beta hemolitik, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri lain atau
Tonsilitis kronis lebih jarang dan lebih sering disalahartikan sebagai gangguan
alergi, asma dan sinusitis. Infeksi adenoiditis seringkali disertai dengan tonsilitis
Banyak sekali upaya pencegahan tonsilitis dilakukan denga cara salah dan
bahkan tidak dilakukan, hal ini akan menjadi penyebab tempat bakteri bersarang
dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pencegahan wajib dilakukan
penderita akan mengalami demam tinggi dan tonsilitis akan berlanjut menjadi
operatif.
yang sama terjadi, hal ini disebabkan penderita atau responden tidak melakukan
secara baik. Upaya pencegahan merupakan perilaku yang dapat diubah dan perlu
4. Pengetahuan
merupakan hal yang penting yang didapat kan dari hasil indera.
xlii
Hasil penelitian Arsyad dkk (2013: 1), tentang “ hubungan antara
pengetahuan dan pola makan dengan kejadian tonsilitis pada penderita tonsilitis
atau tingkat yang berbeda-beda terhadap suatu objek. Tingkat pengetahuan yang
di amati pada penelitian ini yakni sebatas tahu yang diukur dari kemampuan
(Notoadmodjo, 2005).
buruk terhadap informasi apapun yang diterima. Hal ini dikarenakan beberapa
hal yang dirasa dapat memberikan sesuatu yang di jadikan sebagai panutan atau
dasar informasi tidak pas. Berdasarkan penelitian ini, dari 30 responden hanya
10 (33,3%) orang yang pberpengetahuan baik. Hal ini karena mereka terpapar
dengan informasi.
xliii
responden (88,2%) dibandingkan dengan pengetahuan baik (38,5%).
0,007 (ρ< 0.05), ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya adahubungan
pengetahuan dan pola makan dengan kejadian tonsilitis pada penderita tonsilitis
tonsilitis pada anak usia sekolah dasar, yang artinyakadar pengetahuan seseorang
Hasil penelitian Shalihat (2013) tentang hubungan umur, jenis kelamin dan
di bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2013, dimana hasil
xliv
Dari hasil penelitian dan juga penelitian pembanding pengetahuan
D. Implikasi Penelitian
informasi bahwa banyak penderita yang masih akut atau dini tidak mengetahui
bagaimana atau apa itu pencegahan tonsilitis. Hasil penelitian ini dapat berguna
Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk meningkatkan pengetahuan bagi
perawat dimana ternyata banyak hal yang perlu diteliti tentang tonsilitis ini.
E. Keterbatasan Penelitian
xlv
1. Instrumen yang digunakan tidak spesifik, seperti memeriksa fisik pasien secara
3. Penelitian ini terbatas hanya pada 30 orang responden dan pasien Poliklinik
THT.
referensi.
xlvi
BAB VI
F. Kesimpulan
Poliklinik THT RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci tahun 2017.
G. Saran
Perlunya memberikan informasi baik lisan dan tulisan kepada pasien dan
keluarga dalam upaya pencegahan tonsilitis agar tidak menyebar dan bertambah
parah.
2. Perawat Pelaksana
xlvii
Peneliti selanjutnya perlu melakukan pengembangan variabel-variabel atau
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Agung. (2008). 273 Ramuan tradisional untuk mengatasi aneka penyakit. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Efendi, Ferry & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas (teori dan
Fakh, dkk. (2013). Karakteristik pasien tonsilitis kronis pada anak fi bagian THT-KL
http://halosehat.com/penyakit/amandel/cara-pencegahan-tonsilitis
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi
Kerthyasa, Tjok Gde. (2013). Sehat holistik secara alami: gaya hidup selaras dengan
Nadhilla, Nyimas Farisa & Sari, Merry Indah. (2016). Tonsilitis Kronik Eksaserbasi
Akut pada Pasien Dewasa. J Medula Unila. Volume 5. Nomor 1. Mei 2016.
pada
Cipta.
xlix
Nurarif, Amin Hadi & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan
Februari 2016.
https://www.google.com/url?sa=&source=web&rct=j&url=http://www.depke
februari 2017.
Saktiyono. (2006). IPA Biologi 2, SMP dan MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Shalihat, Anisa Oktaria; Novialdi; Lili Irawati. (2015). Hubungan umur, jenis kelamin
http://jurnal.fk.unand.ac.id
l
Waluya, Bagja (2007). Sosiologi: menyelami fenomena sosial di masyarakat untuk
Waluyo, dkk. (2008). Ilmu pengetahuan sosial untuk SMP/MTs kelas VII. Jakarta:
Gramedia.
li