• Pasien dengan CAP dengan kategori berat (Tabel 1), terlebih jika
pasien diintubasi.
• Pasien yang sedang dalam terapi empiris untuk MRSA atau
Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa).
• Terinfeksi MRSA atau P. aeruginosa sebelumnya, terutama jika
infeksi tersebut adalah infeksi pada paru-paru.
• Riwayat dirawat inap dan atau mendapat antibiotik parenteral
dalam jangka waktu 90 hari terakhir.
Kultur Darah
1. Tidak dianjurkan mengambil sampel kultur darah pada dewasa dengan CAP
rawat jalan.
2. Dianjurkan mengambil sampel kultur darah pada pasien dewasa yang
dirawat inap jika:
• Pasien dengan kategori CAP berat.
• Pasien sedang dalam terapi empiris untuk MRSA atau P.
aeruginosa.
• Pasien sebelumnya terinfeksi MRSA atau P. aeruginosa, terutama
jika infeksi tersebut adalah infeksi pada paru-paru.
• Riwayat dirawat dan atau mendapat antibiotik parenteral dalam
jangka waktu 90 hari terakhir
Tabel 1.
Kriteria CAP kategori berat menurut Infectious Diseases Society of
America/American Thoracic Society Criteria
Definisi yang tervalidasi jika memenuhi 1 kriteria mayor, atau 3 atau
lebih kriteria minor.
Kriteria Minor
Frekuensi nafas 30/mnt
Rasio PaO2/FiO2 250
Infiltrat multilobuler
Disorientasi
Uremia (BUN 20 mg/dl
Leukopenia < 4000 sel/L
Trombositopenia <100.000/L
Hipotermia <36oC
Hipotensi yang memerlukan resusitasi cairan agresif
Kriteria Mayor
Syok sepsis yang memerlukan vasopresor
Gagal nafas yang memerlukan ventilasi mekanik
Catatan: kriteria berlaku jika disebabkan oleh infeksi, bukan akibat
kemoterapi
1. Pada pasien tanpa komorbid, atau tanpa faktor resiko kuman resisten
antibiotik yang dianjurkan antibiotik PO:
• Amoksisilin 3x1 gram, atau
• Doksisiklin 2x100 mg, atau
• Azitromisin 1x500 mg hari 1, lanjut 1x250 mg, atau
• Klaritromisin 2x500 mg.
2. Pada pasien dengan komorbid seperti gagal jantung, paru, hati, ginjal, DM,
kecanduan alkohol, keganasan, dan asplenia, diberikan antibiotik PO:
Terapi Kombinasi
• Amoksisilin/klavulanat 500mg/125 mg 3xsehari atau
Amoksisilin/klavulanat 875mg/125 mg 2xsehari, atau
• Cefpodoxime 2x200 mg atau cefuroxime 2x500 mg
dengan
• Azitromisin 500 mg hari 1 lanjut 1x250 mg, atau
• Klaritromisin 2x500 mg.
Pilihan Antibiotik Empiris CAP pada Pasien Rawatan tanpa Resiko Methicilllin
Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan P. aeruginosa
1. Pada pasien CAP bukan kategori berat tanpa resiko MRSA, P. aeruginosa:
• Terapi kombinasi β-lactam (ampisilin+sulbactam 1.5–3 g per
6 jam, cefotaxime 1–2 g per 8 jam, ceftriaxone 1–2 g per hari, atau
ceftaroline 600 mg per 12 jam) dengan
• Makrolid (Azitromisin 500 mg per hari atau Klaritromisin 2x500 mg)
atau
• Monoterapi fluorokuinolon (Levofloxacin 750 mg per hari,
Moxifloxacin 400 mg per hari).
2. Pasien CAP kontraindikasi makrolid dan atau fluorokuinolon, alternatif
dapat diberikan:
• Kombinasi β-lactam (ampisilin+sulbactam 1.5–3 g per
6 jam, cefotaxime 1–2 g per 8 jam, ceftriaxone 1–2 g per hari, atau
ceftaroline 600 mg per 12 jam) dengan doksisiklin 2x100 mg.
3. Pada pasien CAP kategori berat tanpa faktor resiko MRSA/P. aeruginosa:
• Kombinasi β-lactam dengan makrolid, dengan dosis sama dengan
di atas. Atau
• Kombinasi β-lactam dengan fluorokuinolon, dengan dosis sama
dengan di atas.
Pasien rawat inap dengan resiko MRSA/P. aeruginosa dan pemberian Terapi
Antibiotik Extended-Spectrum dibandingkan Terapi Antibiotik Standar pada CAP.
Durasi Pemberian Antibiotik Pasien CAP Rawat Inap dan Rawat Jalan yang
Mengalami Perbaikan
1. Pada pasien CAP perbaikan setelah 5-7 hari, tidak ada anjuran pemeriksaan
foto thorax follow up.
• Data yang ada mengenai manfaat positif foto thorax ulangan hanya
berkisar 0,2-5 %. Meskipun begitu pada pasien yang difoto thorax
ulang, banyak pula ditemukan kelainan baru pada pasien seperti
gambaran kanker paru, hal ini terutama pada perokok.
Tabel 2. Perbedaan Panduan ATS/IDSA 2007 dan 2019