Anda di halaman 1dari 27

SKA

(Sindroma Koroner Akut)

dr. Meddy Setiawan, SpPD

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
• Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah gabungan
gejala klinik yang menandakan iskemia
miokard akut, terdiri dari:
– Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST
segment elevation myocardial infarction = STEMI)
– infark miokard akut tanpa elevasi segment ST ( non ST
segemnt elevation myocardial infarction = NSTEMI)
– angina pektoris tidak stabil (unstable angina pectoris ).

• Penyakit ini timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah


koroner yang melayani otot-otot jantung oleh
atherosclerosis yang terbentuk secara progresif.
Dr. Meddy Setiawan, SpPD
Pembuluh darah koroner

SEHAT SUMBATAN 75 % SUMBATAN TOTAL


Faktor resiko terjadinya SKA
 Dibagi menjadi dua yaitu :
◦ Risiko mayor : hiperkolesterolemia, hipertensi,
merokok, diabetes mellitus dan genetic.
◦ Risiko minor antara lain obesitas, stress,
kurang olah raga, laki-laki, perempuan
menopause.
Unstable angina
 Yang termasuk UNSTABLE ANGINA:
1. Px dengan angina yang masih baru dalam 2
bulan, dimana angina cukup berat & frekuensi
cukup sering >3x/hari
2. Px dengan angina yang makin bertambah
berat, sbelumnya stabil, kemudian serangan
lebih sering dan lebih berat sakit dadanya
3. Px dengan serangan angina pada saat istirahat
 ANAMNESA:
 Keluhan umumya angina untuk pertama kali atau
angina yang bertambah dari biasa
 Nyeri dada seperti angina biasa tetapi lebih berat
dan lebih lama
 Nyeri dada mungkin timbul saat istirahat atau
aktivitas minimal.
 Dapat disertai gx: mual, muntah, kadang-kadang
keringat dingin.

 PEMERIKSAAN FISIK  (-) gambaran yang khas


Gejala klinis
 Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral
yg berat seperti tertekan yg berlangsung
≥ 20 mnt, tidak berkurang dg pemberian
nitrat, disertai berkeringat, pucat & mual.
 Nyeri dada : sebelah kiri, tembus
kebelakang, menjalar lengan kiri dampai
ke dagu (Khas)
Dr. Meddy Setiawan, SpPD
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 EKG
◦ Elevasi segmen ST
◦ Gelombang T negatif
◦ Gelombang Q patologis
 PEMERIKSAAN LAB
◦ Pemeriksaan Troponin T atau I
◦ Pemeriksaan CPK
◦ Pemeriksaan CK-MB
◦ Pemeriksaan myoglobin
5 kotak kecil
= 1 kotak sedang
1 kotak kecil = 0.2 detik Paper speed : 25 mm/second
= 0.04 detik

5 kotak sedang
= 1 kotak besar
= 1 detik 14
EKG NORMAL
Irama Sinus Normal
Elektrokardiogram SKA

Angina pektoris Infark miokard Infark miokard


tidak stabil ST elevasi : non ST elevasi :
• Depresi •Depresi segmen
segmen ST •Elevasi segmen ST
dengan atau ST •Inversi
tanpa inversi •Gelombang Q gelombang T
gelombang T
•Inversi dalam.
• Tidak dijumpai
gelombang T
gelombang Q
DIAGNOSA
 ANAMNESA:
 Nyeri dada tipikal (angina), sifatnya:
◦ Lokasi : substernal, retrosternal dan precordial.
◦ Sifat Nyeri : rasa sakit, seperti ditekan ditindih benda berat,
rasa terbakar, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.
◦ Penjalaran : Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, mandibula,
gigi, punggung/interskapula, perut dan dapat juga ke
lengan kanan.
◦ Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat
atau tidak.
◦ Faktor pencetus : Nyeri dicetuskan oleh latihan fisik, stres
emosi, udara dingin dan sesudah makan.
◦ Dapat disertai gejala mual, muntah, sulit bernafas, keringat
dingin dan lemas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG – faktor
resiko

• Foto rotgen dada


• Profil lipid, gula darah, ureum kreatinin
• Ekokardiografi
• Tes Treadmill (screening test)
• Angiografi coroner
Angina pektoris Infark miokard Infark miokard
tidak stabil ST elevasi : non ST elevasi :
• Depresi •Hiperakut T •Depresi
segmen ST •Elevasi segmen segmen ST
dengan atau ST •Inversi
tanpa inversi •Gelombang Q gelombang T
gelombang T
•Inversi dalam.
• Tidak dijumpai
gelombang T
gelombang Q

Elektrokardiogram
• Dalam menangani SKA dapat dibagi
menjadi:
– Fase sebelum masuk rumah sakit (prehospital
stage)
– Fase masuk rumah sakit (hospital stage),
yang dimulai di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
dengan tujuan terapi untuk:
1. Pencegahan terjadinya IMA
2. Pembatasan luasnya infark
3. Pemeliharaan fungsi jantung (miokard).
– Kemudian dilanjutkan perawatan di ruang intensif
kardiovaskular (RIK), dengan lebih lanjut
memperhatikan sasaran terapi berupa:
1. Pencapaian secara komplit dan cepat reperfusi
aliran darah daerah infark
2. Menurunkan risiko berulannya IMA dengan
berbagai terapi medikamentosa
I. Tahap Awal : Oksigenisasi  Nitrogliserin  morphin
Aspirin  Antitrombin

II. Tahap Lanjut : Heparin, LMWH warfarin


Inhibitor glycoprotein IIb/IIIa,
Trombolitik, PCI / IKP, CABG
Obat-obat : CCA, ACEI, β Blocker, Nitrat 26
Wassalamu’alaikum...

Anda mungkin juga menyukai