Anda di halaman 1dari 2

1.1 Apakah penatalaksanaan pasien sudah tepat?

Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat karena sesuai dengan indikasi penyakitnya
yaitu dimulai dari observasi keadaan umum dan tanda vital, resusitasi cairan dengan infus D5% :
RL = 1: 1 xx gtt/menit, injeksi antiemetik berupa ondansentron dan metoclopramide, injeksi
neurobion IM dikarenakan pasien mengeluhkan tidak bisa makan dan minum, serta cek darah
rutin dan urin rutin. Menurut Royal College of Obstetricians and Gynaecologist wanita hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum yang tidak dapat makan dan minum atau tidak dapat dilakukan
pemberian nutrisi secara oral maka sebaiknya dilakukan tatalaksana berupa pemberian nutrisi
dan cairan, antiemetik dan vitamin secara parenteral.4
Akan tetapi apabila keadaan pasien masih baik dan masih masih bisa minum air sebaiknya
pasien tidak dirawat di rumah sakit. Penatalaksanaan pasien dapat berupa rehidrasi dan
pemberian edukasi kepada pasien mengenai keadaan pasien yang harus direhidrasi secara sendiri
di rumah. Edukasi kepada pasien dapat berupa edukasi tentang mengurangi stress emosional
pasien dan cara perbaikan nutrisi dan rehidrasi yang dapat dilakukan pasien sendiri di rumah.
Edukasi tentang mengurangi stress pada pasien dapat berupa pemberian edukasi bahwa pasien
harus dikurangi aktivitas fisiknya dan dihindarkan dari stress emosional. Menurut Lindsey et al.
Perbaikan gaya hidup pada pasien hiperemesis gravidarum berupa pegurangan aktivitas berat dan
menghindari emosional menjadi salah satu tatalaksana dalam hiperemesis gravidarum. 2 Menurut
Kjeldgaard, Eberharg-Gran, dan Benth, wanita hamil yang mangalami stress emosional akan
lebih beresiko mengalami hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak
mengalami stress emosional dengan nilai p=0,001.3 Edukasi perbaikan nutrisi dan rehidrasi pada
pasien juga perlu diberikan untuk perbaikan nutrisi pasien selama di rumah. Pemberian nutrisi
pada pasien hiperemesis gravidarum dapat dilakukan dengan cara peningkatan frekuensi dan
porsi yang lebih sedikit.2 pada pasien hiperemesis gravidarum dapat dianjurkan pemberian
minuman dingin atau pemberian es krim. Menurut Kiswati, pemberiam es krim dapat
mengurangu mual dan muntah pada pasien hiperemesis gravidarum secara signifikan dengan
niali p<0,0001.5 Hal ini dikarenakan pada minuman dingin dapat memberikan sensasi dingin di
kerongkongan dan vasokonstriksi pada pembuluh darah di lambung sehingga menurunkan
produksi asam lambung. Selain itu, pada es krim mengandung karbohidrat, lemak, protein dan
vitamin yang baik bagi pemenuhan nutrisi pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum.5
Metoclopramide meruapakan obat merupakan anti mual muntah yang bekerja dengan cara
memperkuat tonus sphingter esofagus dan kontraksi pada bagian antrum lambung dan duodenum
sehingga menyebabkan pengosongan lambung lebih cepat. Indikasi penggunaan obat ini adalah
untuk menanggulangi mual dan muntah dan mengurangi rasa panas akibat refluks esofagus.
Penggunaan metocloparamide pada kasus ini bertujuan untuk mengurangi mual muntah pada
pasien tersebut. Menurut The American Congress of Obstreticians and Gynecologist dalam
Lindsey et al. Menyatakan bahwa metoclopramide dapat digunakan sebagai antiemetik pada
pasien hiperemesis gravidarum dengan efek berupa penurunan rasa kantuk, dan lemas.3 Selain itu
menurut Royal College of Obstretician and Gynecologists menyatakan bahwa metoclopramide
dapat digunakan sebagai antiemetik pada pasien hiperemesis akan tetapi karena terdapat efek
samping berupa efek Extrapyrimidal yang dapat menyebabakan kontraksi dan spasme otot pada
penggunaan metoclopramide dengan dosis tinggi dan panjang (30 mg per hari selama lebih dari 5
hari) maka sebaiknya metoclopramide digunakan sebagai obat antiemetik pilihan kedua.4
Ondansentron merupakan obat golongan antagonis reseptor serotonin (5-HT 3) yang selektif
menghambat ikatan serotonin dan reseptor 5-HT3 sehingga menghambat refleks muntah.
Penggunaan ondansentron pada kasus ini bertujuan untuk mengurangi mual dan muntah pada
pasien.
Ranitidin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan H2 histamin blocker yang
digunakan untuk mengurangi keluhan yang berkaitan dengan refluks asam lambung dan produksi
asam lambung yang berlebihan. Penggunaan ranitidin pada pasien ini bertujuan untuk
mengurangi keluhan pasien berupa nyeri ulu hati akibat peningkatan produksi asam lambung
yang berlebihan.
Neurobion merupakan suplemen vitamin yang mengandung vitamin B1, B6 dan B12.
Pemberian neurobion pada kasus ini bertujuan untuk pemenuhan energi dan pemenuhan vitamin
B pada pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai