Anda di halaman 1dari 6

[tutup]

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Gizi seimbang
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Gizi seimbang[1] adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal[2].
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi berupa “piramida”
Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida, tetapi disesuaikan dengan budaya
dan pola makan setempat. Misalnya, di Thailand dalam bentuk piramida terbalik sebagai “bendera”,
dan di China sebagai “pagoda” dengan tumpukan rantang. Para pakar gizi yang bergabung dalam
Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid Nakita (Kompas-
Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng
dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang”
(TGS).* TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah
yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia
lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).

Tumpeng Gizi Seimbang, oleh Yayasan Institut Danone Indonesia

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) menggambarkan 4 prinsip Gizi Seimbang (TGS)[3] meragakan 4
prinsip Gizi Seimbang (GS): aneka ragam makanan sesuai kebutuhan, kebersihan, aktivitas fisik
dan memantau berat badan ideal. TGS terdiri atas beberapa potongan tumpeng: satu potongan
besar, dua potongan sedang, dua potongan kecil, dan di puncak terdapat potongan terkecil.
Luasnya potongan TGS menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap orang per hari.
TGS yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan
bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah itu, di atasnya
terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat).
Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur
dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya
untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam PGS
sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang
harus dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di
lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu
(yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-
kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak TGS makanan dalam potongan yang sangat kecil adalah minyak,
gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat
prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan
pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda
menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam TGS tidak cukup.
Diperlukan beberapa macam TGS untuk ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa,
dan usia lanjut.

Sejarah Gizi Seimbang[sunting | sunting sumber]


Gizi terjemahan dari bahasa Inggris "Nutrition" dan “nutrition science”. Meskipun belum resmi
ditetapkan oleh Lembaga Bahasa Indonesia, istilah Gizi dan Ilmu Gizi telah dipakai oleh Prof.Djuned
Pusponegoro, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu penyakit anak di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1952[4]. Tahun 1955, Ilmu Gizi resmi menjadi mata kuliah di
Fakultas Kedokteran UI, dan tahun 1958 secara resmi dipakai dalam pidato pengukuhan
Prof.Poerwo Soedarmo[5] sebagai Guru Besar Ilmu Gizi pertama di Indonesia, di Fakultas
Kedokteran UI. Sejak itu sampai sekarang banyak Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian,
Fakultas Teknologi Pangan, Fakultas Kesehatan Masyarakat telah mendirikan Bagian atau
Departemen Ilmu Gizi. Tahun 1965 di Jakarta diresmikan Akademi Gizi dari Departemen Kesehatan,
yang sampai sekarang tersebar di hampir semua propinsi di Indonesia sebagai Pendidikan
Politeknis Kesehatan Jurusan Gizi . Pengesahan kata Gizi sebagai terjemahan resmi dari Nutrition
dan Nutrition Science[6], diperoleh pada akhir tahun 50an dari Prof DR. Haryati Soebadio seorang
dosen, ahli bahasa, dan sebagai direktur Lembaga Bahasa Indonesia Fakultas Sastra UI .
Prof.DR.Soebadio, menjelaskan tentang akar bahasa Indonesia kebanyakan dari bahasa Arab dan
Sanksekerta. Kata Inggris Nutrition dalam bahasa Arab di sebut GHIZAI, dan dalam bahasa
Sanksekerta SVASTAHARENA. Keduanya artinya sama, makanan yang menyehatkan. Atas
petunjuk tersebut Prof.Poerwo Soedarmo, ketika itu masih menjabat sebagai Kepala Lembaga
Makanan Rakyat Kementerian Kesehatan dan Direktur Akademi Gizi Kementerian Kesehatan,
bapak gizi Indonesia memilih kata GIZI sebagai terjemahan resmi kata nutrition, yang sejak tahun
1952 kata GIZI itu sudah dipakai dikalangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sedang
kata SVASTAHARENA di pakai dalam lambang organisasi PERSAGI,[7] sampai sekarang.
Ilmu Gizi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari " Proses Makanan sejak
masuk mulut sampai dicerna oleh organ-organ pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem
metabolisme menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan dalam sel-sel
tubuh membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing dalam
suatu sistem, sehingga menghasilkan pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental), kecerdasan,
dan produktivitas sebagai syarat dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera."
Ilmu gizi publik adalah ilmu gizi yang diaplikasikan untuk kesejahteraan publik (masyarakat luas)
dengan tidak sengaja mengkaitkannya dengan masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga dengan
masalah-masalah ekonomi, kemiskinan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan, kesetaraan
gender, dan masalah-maslah pembangunan manusia lainnya.
Secara pendek dan populer ilmu gizi sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
makanan dengan kesehatan. Sementara itu pada saat yang bersamaan fakultas kedokteran hewan
IPB menterjemahkan Animal Nutrition sebagai nutrisi makanan ternak. Dengan demikian nutrisi lebih
banyak di pakai untuk makanan ternak sedangkan gizi resmi di pakai di fakultas kedokteran dan
semua lembaga gizi.
Dulu kita mengenal pedoman makan berslogan “4 Sehat 5 Sempurna” (4S5S) yang dipopulerkan
oleh Prof. Poerwo Soedarmo,, pada tahun 1950-an. Namun, sejak tahun 1990-an, pedoman
tersebut dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hal
ini juga sesuai dengan adanya perubahan pedoman “Basic Four” di Amerika Serikat—yang
merupakan acuan awal 4S5S pada masa itu—menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet”. Di
Indonesia, “Nutrition Guide for Balance Diet” diterjemahkan menjadi “ Pedoman Gizi Seimbang”
(PGS)[8]. Pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang diadakan oleh
FAO, dalam rangka menghadapi beban ganda masalah gizi di negara berkembang, antara lain
ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan pedoman sejenis “Basic
Four” memperbaiki menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet”. Indonesia menerapkan keputusan
FAO tersebut dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan menjadi bagian dari
program perbaikan gizi. Namun, PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang
salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4S5S. Baru pada tahun 2009 secara resmi
PGS diterima oleh masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang
menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam program perbaikan gizi.

Perbedaan Empat Sehat Lima Sempurna dengan Gizi


Seimbang[sunting | sunting sumber]
Sesuai dengan prinsip Gizi Seimbang, pola makan berdasarkan "Pedoman Gizi Seimbang" (PGS)
tidak dapat berlaku sama untuk setiap orang. Tiap golongan usia, status kesehatan, dan aktivitas
fisik, memerlukan PGS yang berbeda sesuai kondisi masing-masing. Hal ini berbeda dengan pola
makan berdasarkan slogan "4 sehat 5 sempurna" (4S & 5S) yang berlaku bagi semua orang di atas
dua tahun. Tak jelas bagaimana pedoman yang mengelompokkan makanan hanya ke dalam 4
kelompok secara kualitatif itu dapat menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan berbagai golongan
masyarakat. Pada saat slogan 4S5S diciptakan tahun 1950-an, diasumsikan bahwa kebiasaan
makan masyarakat makin sehat sehingga berbagai masalah kesehatan karena kekurangan dan
kelebihan gizi dapat dicegah dan dikurangi. Asumsi ini ternyata tidak terwujud, baik di Indonesia
maupun negara-negara lain, termasuk negara asal 4S5S di AS. Oleh karena itu pedoman 4S5S
sejak awal tahun 1990-an secara internasional telah digantikan oleh pedoman yang lebih rinci yang
disebut PGS dengan alasan sebagai berikut.
Pertama,

 Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu


sehat, bergantung apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan
kebutuhan. Contoh, jika pola makan kita sebagian besar porsinya
terdiri atas sumber karbohidrat (nasi), sedikit sumber protein, sedikit
sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut
tidak dapat dianggap sehat. Sebaliknya, jika pola makan kita terlalu
banyak sumber lemak dan protein seperti hidangan yang banyak
daging dan minyak atau lemak, tetapi sedikit sayur dan buah, maka
pola makan itu tak dapat dianggap sehat.

 Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan PGS menekankan


pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang
disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. PGS
pun memperhatikan aspek kebersihan makanan, aktivitas fisik, dan
kaitannya dengan pola hidup sehat lain.
Kedua,

 Susu bukan "makanan sempurna" seperti anggapan umum selama


ini. Dengan anggapan itu banyak orang, termasuk kalangan
pemerintah, menganggap susu merupakan "jawaban" atas masalah
gizi[9]. Sebenarnya, susu adalah sumber protein hewani yang juga
terdapat pada telur, ikan dan daging.
 Oleh karena itu di dalam PGS, susu ditempatkan dalam satu
kelompok dengan sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas
protein, telur dalam ilmu gizi dikenal lebih baik dari susu karena
daya cerna protein telur lebih tinqggi daripada susu.
Ketiga,

 Slogan 4S5S yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo,


Bapak Gizi Indonesia, pada tahun 1950-an dianggap tak lagi sesuai
dengan perkembangan iptek gizi, seperti halnya slogan "Basic
Four" di Amerika yang merupakan acuan awal 4S5S pada masa itu.
"Basic Four" dari AS yang diciptakan tahun 1940-an bertujuan
mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak
lemak, tinggi gula, dan kurang serat. Namun, setelah dievaluasi
tahun 1970-an, ternyata slogan tersebut tidak memperbaiki pola
makan penduduk Amerika, yang disertai dengan meningkatnya
penyakit degeneratif terkait gizi. Sejak itu, slogan "Basic Four"
diperbarui dan disempurnakan menjadi "Nutrition Guide for Balance
Diet" dengan visual piramida.

 Di Indonesia "Nutrition Guide for Balance Diet" diterjemahkan


menjadi PGS yang juga menggunakan visual piramida. Berbeda
dengan Nutrition Guide AS yang berlaku untuk usia di atas 2 tahun,
di Indonesia PGS berlaku sejak bayi dengan memasukkan ASI
eksklusif sebagai Gizi Seimbang.
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma dan Genewa, antara
lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan slogan sejenis "Basic
Four" memperbaiki menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet". Keputusan FAO tersebut diterapkan
di Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan menjadi bagian dari program
perbaikan gizi. Namun, PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang salah dan
masyarakat cenderung tetap menggunakan 4S5S. Baru pada tahun 2009 secara resmi PGS
diterima masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang
menyebutkan secara eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program perbaikan gizi.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]


1. ^ "Istilah GIZI adalah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar".
Diakses tanggal 24 September 2012.
2. ^ "Apa itu gizi seimbang?". Diakses tanggal 24 September 2012.
3. ^ "Tumpeng Gizi Seimbang". Diakses tanggal 24 September 2012.
4. ^ Soekirman, Prof.PhD (1999/2000). ""Arti kata Gizi dan Definisi Ilmu
Gizi",". Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 5. ISBN. Teks
"accessdate 24 September 2012 " akan diabaikan (bantuan);
5. ^ "Prof.Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia". Diakses tanggal 23
September 2012.
6. ^ "gizi.depkes.go.id, SEJARAH ASAL KATA/ISTILAH "GIZI" SEBAGAI
TERJEMAHAN KATA INGGRIS "NUTRITION"". Diakses tanggal 23
September 2012.
7. ^ "Persagi". Diakses tanggal 23 September 2012.
8. ^ "KOMPAS.com, Kamis, 27 Januari 2011 "Gizi Seimbang, Pedoman
Gizi Terbaru"".
9. ^ "Susu untuk Anak Sekolah diPedesaan". Suara Pembaruan. 9
September"2009. hlm. 4.
Kategori:
 Kesehatan
 Makanan
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu

Lainnya

Pencarian

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 ‫العربية‬
 Deutsch
 English
 Español
 Français
 Bahasa Melayu
 Português
 Русский
 中文
16 lagi
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 19 Agustus 2019, pukul 03.56.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan
tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang

 Pernyataan kuki

 Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai