Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Putri Oktaviana

NIM : E0020041

Tingkat : 3A

Mata kuliah : Ilmu Resep

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM REGULAR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Dosen Pengampu : Afina, M.Farm

1. Kasus 1
a. Berdasarkan kasus tersebut, masuk ke dalam kategori apakah pada DRPs? Jelaskan
alasannya!
Kategori DRPs pasien gagal menerima obat.
Masalah pasien gagal menerima obat disebabkan oleh obat yang tidak diminum atau
tidak diberikan oleh perawat kepada pasien. Namun, pada kasus ini yang menjadi dugaan
penyebab pasien gagal menerima obat yaitu paien tidak minum obat yang telah
diberikan. Pada pemberian obat simvastatin pada pasien dyslipidemia, terlihat dari
penelusuran hasil data pemeriksaan lab pasien dimana pasien gagal menerima terapi
simvastatin, dimana teriadi kenaikan nilai kadar kolesterol, penurunan kadar HDL, dan
kenaikan kadar LDL setelah pemberian terapi simvastatin. Kenaikan nilai kadar
kolesterol vaitu 220 mg/dL. (batas nilai normal yaitu < 200 mg/dL), penurunan nilai
HDL vaitu 37 mg/dL (batas nilai normalnya vaitu > 50 mg/dI). dan kenaikan kadar LDL
yaitu 156 mg/dL. (batas nilai normalnva vaitu < 100).
b. Tentukan solusi apa untuk menangani masalah DRs pada kasus tersebut!
Solusi yang dapat diberikan yaitu farmasis menegur atau menasehati pasien agar segera
minum obat yang telah diberikan sesuai dengan aturan pemakaian. Hal yang demikian
bertujuan agar terapi obat yang dilakukan dapat mencapai terapi vang dinginkan.

2. Kasus 2
a. Berdasarkan kasus tersebut, masuk kedalam kategori apakah DRPs? Jelaskan alasannya!
Kasus tersebut masuk ke dalam kategori DRPs (Drug-Related Problems) karena ada
masalah terkait pengobatan pada pasien, yaitu AIHA (Autoimmune Hemolytic Anemia)
yang menyebabkan kadar Hb rendah. Terapi farmakologi untuk mengatasi kondisinya.
Terapi farmakologi yang diberikan (metilprednisolon) 10 mg/KgBB/hari (1x500 mg)
secara iv merupakan tindakan untuk meningkatkan kadar Hb pasien dan menghentikan
hemolisis. Namun, terapi farmakologi tersebut memiliki risilo efek: samping yang perlu
dipantau, seperti peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, dan risiko infeksi.

b. Berdasarkan perhitungan BB, berapakah dosis yang sesuai untuk Px tersebut/


Berdasarkan perhitungan berat badan pasien (43 kg), dosis metilprednisolon yang sesuai
untuk pasien tersebut adalah 430 mg/hari (10 mg KgBB/hari x 43 kg). Namun, dosis yang
tepat harus ditentukan oleh dokter yang merawat pasien berdasarkan kondisi kinis dan
respons pasien terhadap obat.

c. Tentukan terapi apa yang harus dilakukan untuk Px tersebut!


Terapi yang harus dilakukan untuk pasien tersebut adalah transfuse darah untuk
meningkatkan kadar hemoglobin dan pemberian kortikosteroid seperti metilprednisolon
atau prednison 10 mg 1gBB/hari (1x500 mg) secara iv untuk menekan sistem imun dan
menghentikan hemolisis pada ATHA. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi dan pengobatan
terhadap penyebab AIHA, seperti penanganan infeksi atau penghentian obat yang
menyebabkan AIHA. Pasien juga perlu dipantau secara ketat dari tenaga medis untuk
memantau respon terhadap terapi dan efek samping yang mungkin terjadi dan diberikan
terapi suportif sesuai kebutuhan.
3. Kasus 3
a. Tentukan kasus DRPs apa yang terjadi beserta alasannya!
Berdasarkan data yang tertera, DRPs yang terjadi pada kasus ini adalah pasien mengalami
Gagal Menerima Obat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah (TD)
yang cukup tinggi, yaitu mencapai 170/110 mmHg pada hari ke-3, proteinuria +1, dan
juga adanya penurunan jumlah trombosit. DRPs ini bisa terjadi pada ibu hamil karena
adanya gangguan pada pembuluh darah plasenta dan meningkatnya tekanan darah, yang
dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu dan janin.

b. Tentukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahanDRPs pada kasus tersebut!
Solusi yang tepat untuk mengatasi DRPs dalam hal ini adalah dengan memberikan
pengobatan farmakologis yang tepat untuk menurunkan tekanan darah, seperti: Mg sulfat
dan nifedipin yang diberikan pada Px. Selain itu, perlu dilakukan tindakan medis untuk
memantau secara ketat kondisi ibu dan janin, seperti: memantau tekanan darah, denyut
nadi dan suhu serta memeriksa tanda-tanda bahaya pada janin. Selain itu, perlu
mempersiapkan persalinan sesegera mungkin untuk menyelamatkan ibu dan janin,
dengan mempertimbangkan preeklamsia berat yang muncul. Jika kondisi ibu memburuk
atau tidak membaik dengan perawatan ini, diperlukan prosedur medis yang lebih invasif,
seperti tindakan persalinan secara prematur atau operasi caesar.

4. Kasus 4
a. Golongan anemia apa yang di derita oleh Px tersebut? Jelaskan alasannya!
Px tersebut didiagnosa mengalami AIHA atau Autoimun Hemolitik Anemia. Pada kondisi
AIHA, sistem kekebalan tubuh menyerang sel darah merah (eritrosit) yang mengakibatkan
pemecahan sel darah merah lebih cepat dari biasanya, sehingga kadar hemoglobin dalam
darah menurun dan terjadi anemia.
b. Berdasarkan kasus tersebut, masuk kedalam kategori apakah pada DRPs? Jelaskan
alasannya!
termasuk kedalam kategori overdosis karena, seharusnya pasien menerima dosis methyl
prednisolon sebanyak 56mg/hari berdasarkan kilogram beratbadan. Sedangkan, pasien
tersebut diresepkan 4 mg/kg/BB/Hari (1×62,5 mg)

c. Berdasarkan perhitungan BB, berapakah dosis yang sesuai untuk Px tersebut?


Dosis yang sesuai untuk Px tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: dosis
obat = berat badan Px (kg) x dosis obat per kgBB (mg/kgBB). Dalam kasus ini, dosis obat
adalah 4 mg/KgBB/hari dan berat badan Px adalah 14 Kg. Sehingga, dosis yang sesuai
untuk Px adalah 4 mg/KgBB/hari x 14 Kg = 56 mg per hari.

d. Tentukan terapi apa yang harus dilakukan untuk Px tersebut?


Terapi yang harus dilakukan untuk Px tersebut adalah terapi farmakologi dan terapi
suportif. Terapi farmakologi yang diberikan adalah metilprednisolon, yang merupakan
steroid untuk mengurangi respons sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel darah
merah. Selain itu, Px juga membutuhkan terapi suportif untuk menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh, serta pemantauan terhadap kadar hemoglobin dan
kondisi umum Px. Px juga perlu dilakukan tindakan lanjutan yang disesuaikan dengan
kondisi dan perkembangan penyakitnya, seperti transfusi darah jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai