PEMBAHASAN
Terapi obat yang didapat pasien pada tanggal 24 Mei 2022 adalah KAEN
1B 16tpm yang digunakan untuk membantu mengganti cairan dan elektrolit pada
kondisi dehidrasi pada pasien yang kekurangan karbohidrat, karena pasien
mengeluhkan tidak memiliki nafsu makan. Kemudian diberikan dumin supp
125mg/jam (di IGD) untuk penurun demam pada pasien dalam kondisi darurat
karena suhu tubuh pasien yang tinggi. Kemudian diberikan ceftriaxone drip
1,2gram untuk mengatasi infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen,
penggunaan antibiotik ceftriaxone dalam pengobatan demam tifoid lebih banyak
dibandingkan dengan penggunaan antibiotik kloramfenikol karena ceftriaxone
memiliki beberapa keunggulan diantaranya angka resistensi terhadap ceftriaxone
yang rendah, efek samping lebih rendah, demam turun lebih cepat yaitu turun
pada hari ke 4 begitu juga hasil kultur akan menjadi negatif pada hari ke 4
sehingga durasi terapi lebih pendek (Abdurrachman., et al. 2018), cetirizine
1x5mg (puyer) yang diindikasikan untuk mengobati alergi rhinitis dan
paracetamol sirup 4x1½cth untuk mengatasi demam pada pasien dengan suhu
tubuh yang naik turun.
Terapi yang sama dilanjutkan sampai tanggal 26 Mei 2022 selama di rawat
inap anak. Setelah itu, pada tanggal 27 Maret 2022 pemberian infus KA EN 1B
dihentikan karena asupan cairan pasien sudah terpenuhi dan pasien juga sudah
mau makan dan mendapatkan tambahan cairan dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Bentuk sediaan telah disesuaikan dengan kondisi pasien karena
pasien masih dapat menelan dengan baik. Kondisi pasien dapat disembuhkan oleh
obat karena semakin hari kondisi pasien semakin membaik karena pasien dibantu
oleh keluarga dalam meminum obat dan keluarga sudah mengerti dengan cara
penggunaan obat yang digunakan. Selain itu pasien juga patuh menggunakan obat
dibantu dengan penyediaan obat-obatan untuk pasien rawat inap disediakan dalam
bentuk UDD untuk pemakaian 1 kali pakai, sehingga ketidak patuhan pada pasien
dapat teratasi.
Pada tanggal 27 mei 2022 pasien sudah diizinkan untuk pulang (Rawat
jalan) dan diberikan terapi obat pulang cefixime sirup 1x75mg dan paracetamol
sirup 3x1½cth. Sebelum pasien pulang diberikan juga konseling kepada pasien.
Konseling yang diberikan tentang penggunaan obat dan terapi non farmakologi.
Jika pasien mengalami efek samping dari beberapa obat maka dapat
diinformasikan kepada keluarga pasien untuk kembali kontrol ke poli anak RSUD
Padang Panjang.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Penatalaksaan demam tifoid, dan dehidrasi ringan pada kasus ini sudah tepat
karena adanya perubahan pasien yang semakin membaik dari hari ke hari di
ruang rawat inap anak.
2. Dari pengobatan yang diterima tidak terdapat DRP (Drug Related Problem)
5.2 Saran
2. Disarankan kepada pasien untuk banyak minum air putih dan makan-
makanan yang bernutrisi.