Anda di halaman 1dari 49

CASE REPORT STUDY

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PADANG PANJANG

Pengendalian Pemakaian Obat Menurut Formularium Nasional dan


Formularium Rumah Sakit
Di RSUD Padang Panjang

Perseptor:
apt. Rahmi Safyanty, M.Farm
apt. Delli Syam, S.Si

OLEH:

KELOMPOK IV
Nadilla Rahma Yusti, S.Farm 2130122264
Nur Hasanah, S.Farm 2130122265
Resti Putri Yuliana, S.Farm 2130122268

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


ANGKATAN XXX
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah


SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Case Report Study ini dalam rangka Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di RSUD Padang Panjang. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Case Report Study ini ditujukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada Program Studi Profesi Apoteker,
Fakultas Farmasi Universitas Perintis Indonesia, Padang. Selesainya penulisan Case
Report Study ini tidak terlepas dari dukungan, doa, dan semangat dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampabv ikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

 Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a,


dan motivasi.
 Ibu Dr. apt. Suhatri, M.S. dan Ibu apt. Mimi Aria, M.Farm
sebagai Pembimbing Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah
Sakit yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis selama kegiatan PKPA Rumah Sakit.
 Ibu apt. Rahmi Safyanty, M.Farm selaku Pembimbing dan
Preseptor 1 yang telah membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis dalam melaksanakan PKPA di Rumah Sakit.
 Ibu apt. Delli Syam,S.Si selaku Preseptor 2 yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam
melaksanakan PKPA di Rumah Sakit.
 Ibu Dr. apt. Eka Fitrianda, M.Farm selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Perintis Indonesia.
 Ibu apt. Okta Fera, M.Farm selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Perintis Indonesia.
 Seluruh Tenaga Teknis Kefarmasian dan Karyawan/ti di RSUD
Padang Panjang atas segala bantuan, ilmu, dan bimbingannya
selama kegiatan PKPA Rumah Sakit.
 Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi Profesi Apoteker
Angkatan XXX Tahun 2022 Fakultas Farmasi Universitas
Perintis Indonesia dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan tugas khusus ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan. Maka dengan segala kerendahan hati,penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar tugas khusus ini menjadi lebih baik
lagi. Semoga tugas khusus ini dapat bermanfaat.

Padang Panjang, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Tujuan....................................................................................................... 2

1.3 Manfaat..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

2.1 Rumah Sakit 3

2.1.1 Definisi 3
2.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang 4
2.1.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 4

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) 5


2.2.1 Tujuan IFRS 6
2.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab IFRS 7
2.3 Pelayanan Farmasi Klinis 7
2.4 Formularium Nasional 8
2.5 Pengendalian 9

2.5.1 Fungsi Pengendalian/Pengawasan 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

5.1 Kesimpulan.............................................................................................

5.2 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan utama sebuah rumah sakit adalah menjual jasa perawatan, namun
perawatan terhadap pasien tidak akan maksimal jika persediaan obat yang dimiliki
rumah sakit tersebut tidak lengkap.Persediaan obat dalam suatu rumah sakit memiliki
arti yang sangat penting karena persediaan obat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu, perlakuan
akuntansi persediaan obat yang baik harus diterapkan oleh pihak rumah sakit untuk
membantu kelancaran dalam kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya persediaan,
rumah sakit akan dihadapkan pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan para
pengguna jasa rumah sakit (pasien) (Kemenkes RI, 2019).
Menurut Ishak (2010:159), Persediaan (inventory) sebagai sumber daya
menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena
menunggu proses lebih lanjut. Pengelolaan persediaan obat dimulai dari pembeliaan,
penyimpanan (gudang), prosedur permintaan dan pengeluaran barang, sampai ke
sistem perhitungan fisik dan prosedur pemusnahan persediaan obat.Persediaan sangat
rentan terhadap kerusakan maupun pencurian. Oleh karena itu diperlukan
pengawasan dan pengendalian yang bertujuan melindungi persediaan obat tersebut
dan juga agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.Pengawasan dan
pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan
lainnya.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan peralatan
(Permenkes 72, 2016). Proses pengendalian mencakup penetapan rencana atau
standar untuk mengukur kinerja, pengukuran terhadap kinerja, dan koreksi terhadap
penyimpangan-penyimpangan atas rencana atau standar (Kemenkes RI, 2021).
Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di Rumah Sakit haruslah
mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat dan sesuai
dengan amanat Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
diselenggarakan sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian. Selanjutnya,
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit diterbitkan, meliputi pengelolaan sediaan obat dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP), pelayanan farmasi klinik serta pengawasan obat dan BMHP.
Aktivitas dalam pengelolaan sediaan obat dan BMHP meliputi seluruh siklus rantai
suplai obat dalam rumah sakit mulai dari pemilihan obat hingga penggunaan obat
yang kesemuanya merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling terkait
satu dengan yang lainnya (Kemenkes RI, 2019).
Demikian pula aktivitas pada pelayanan farmasi klinik di rumah sakit
memerlukan panduan khusus karena setiap IFRS bisa memiliki persepsi yang
berbeda-beda. Pemahaman terhadap Standar Pelayanan Kefarmasian di RS terkait
Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP yang beragam atau tidak tepat cenderung
mengakibatkan masalah seperti masuknya sediaan farmasi yang tidak memenuhi
syarat ke rumah sakit yang mengancam keselamatan pasien (Kemenkes RI, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengendalian pemakaian obat menurut fornas dan formularium RS di
instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Deaerah (RSUD) Padang Panjang?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pemakaian obat menurut fornas dan formularium RS di instalasi
farmasi Rumah Sakit Umum Deaerah (RSUD) Padang Panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Definisi
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2.1.2 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang


RSUD Kota Padang Panjang bermula dari Poliklinik yang didirikan oleh
Belanda pada tahun 1940 yang beralamat di Jl. KH.A Dahlan No.5 Kota Padang
Panjang. Kemudian pada tahun 1943 Poliklinik tersebut dikuasai oleh Jepang. Tahun
1946 Poliklinik diambil alih oleh TNI sampai dengan tahun 1969. Pada tahun 1970
Poliklinik diserahkan kepada Pemerintah Daerah dijadikan sebagai Rumah Sakit
Umum. Pada tahun 1980 RSU ini dijadikan menjadi RSU kelas D, selanjutnya pada
tanggal 12 november 1984 diresmikan oleh Mentri Kesehatan RI dr. Suwardjono
Surjaningrat sebagai rumah sakit kelas C dengan direktur dr. Sulaiman, berdasarkan
SK Menkes RI Nomor: 481/Menkes/SK/1997 dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 54 buah. Dan masih beralamat di Jl. KH.A Dahlan No.5 Kota Padang
Panjang. Pada tahun 2007 RSUD Kota Padang Panjang pindah bangunan ke Jl.Tabek
Gadang Kel.Ganting kec.Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang. Pada tahun
2008 dengan SK Menkes RI Nomor: 07.06/III/906/2008 tanggal 19 maret 2008
tentang pemberian izin penyelenggaraanRSUD Kota Padang Panjang dengan nama
RSUD Kota Padang Panjang, berstatus sebagai RSUD tipe C dengan kapasitas tempat
tidur sebanyak 160 buah.
Berdasarkan surat keputusan Walikota Padang Panjang Nomor:
900/434/WAKO-PP/2012 tentang penetapan status pola pengelolaan keuangan
Badang Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Kota Padang Panjang tanggal 8
desember 2012. Maka sejak bulan januari 2013 RSUD Kota Padang Panjang secara
resmi menjadi BLUD. Rumah Sakit Kota Padang Panjang ini merupakan rumah sakit
tipe C yang terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu di persimpangan antara Kota
Padang, Bukittinggi, Solok dan Batusangkar. Sehingga memudahkan akses dari
berbagai penjuru.

2.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang
1. Visi
Untuk kejayaan padang panjang yang bermarwah dan bermartabat.
2. Misi
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi unggulan daerah berbasis pembangunan
berkelanjutan.

2. Meningkatkan pemerataan dan kualitas daya saing SDM masyarakat yang


berakhlak dan berbudaya.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintah yang responsif,inovatif,dan partisipasif.

2.1.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
dan

 Pelayanan farmasi klinik.

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:
a. Pemilihan;

b. Perencanaan kebutuhan;
c. Pengadaan;

d. Penerimaan;

e. Penyimpanan;

f. Pendistribusian;

g. Pemusnahan dan penarikan;

h. Pengendalian; dan

i. Administrasi
(Permenkes 72, 2016).

2.2 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)


Farmasi rumah sakit adalah seluruh aspek kefarmasian yang dilakukan di

suatu rumah sakit. Instalasi farmasi adalah bagian dari Rumah Sakit yang bertugas

menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegitan

farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di rumah sakit (UU

Nomor 44 RI tahun 2009 tentang Rumah Sakit). Praktik kefarmasian meliputi

pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,

penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (UU Nomor

36 tahun 2009 tentang Kesehatan).

Instalasi farmasi di rumah sakit harus memiliki organisasi yang memadai

serta dipimpin oleh seorang apoteker dengan personalia lain, meliputi para

apoteker, asisten dokter, tenaga administrasi serta tenaga penunjang teknis (Aditama,

2007). Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit atau

bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan

yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta palayanan kefarmasian, yang

terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan; produksi;

penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan

resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu; dan

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit;

pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung kepada

penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara

keseluruhan (Siregar, 2003).

2.3 Tujuan IFRS

1. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi kesehatan,


dan kepada profesi farmasi.
2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai.
3. Menjamin praktik profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan
pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan dan pencapaian dan melalui
peningkatan kesejahteaan ekonomi
4. Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi rumah sakit dan dalam ilmu
farmasetik pada umumnya
5. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi
antara para apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan spesialis yang serumpun.
6. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit untuk secara
efektif mengelola pelayanan farmasi yang terorganisasi; mengembangkan dan
memberikan pelayanan medik; serta melakukan dan berpartisipasi dalam
penelitian klinik dan farmasi dan dalam program edukasi untuk praktisi
kesehatan, penderitam mahasiswa dan masyarakat.
7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktik farmasi rumah sakit
kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi, dan profesional
kesehatan lainnya.
8. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS.
9. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.
(Siregar, 2003)
2.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab IFRS
Menurut Hassan (1986) dalam Siregar (2003) : Teori dan Penerapan, tujuan
utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah
sakit baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun untuk semua unit
termasuk poliklinik rumah sakit. IFRS bertanggung jawab mengembangkan suatu
pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk
memenuhi kebutuhan berbagai bagian/unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan
keperawatan, staf medik dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan
penderita yang lebih baik (Siregar, 2003)

2.3 Pelayanan Farmasi Klinis


Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker
kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko
terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient
safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin (Kemenkes RI, 2016).
Pelayanan klinik yang dilakukan di Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2016), yaitu :
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep

b. Penelusuran riwayat penggunaan obat

c. Rekonsiliasi obat

d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

e. Konseling
f. Visite

g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

j. Dispensing sediaan steril

k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

2.4 Formularium Nasional


Menurut kemenkes (2021) Formularium Nasional merupakan daftar obat
terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan
kesehatan. Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, dapat digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan persetujuan Kepala
atau Direktur Rumah Sakit setempat.
Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai
Jaminan Kesehatan, disebutkan bahwa Formularium Nasional (Fornas) merupakan
daftar obat terpilih sebagai pedoman dalam pelayanan kesehatan. Tujuan utama
pengaturan obat dalam Fornas untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pengobatan sehingga tercapai
penggunaan obat rasional. Demikian pula di rumah sakit, sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit bahwa Formularium Rumah Sakit harus tersedia untuk semua penulis
resep, pemberi obat, dan penyedia obat sebagai pedoman pemilihan dan penggunaan
obat di rumah sakit (Kemenkes, 2021).
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan
obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan
ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit. Formularium Rumah Sakit dapat
dilengkapi dengan mekanisme kerja Komite/Tim Farmasi dan Terapi serta tata kelola
Formularium Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit bermanfaat dalam kendali
mutu dan kendali biaya obat yang akan memudahkan pemilihan obat yang rasional,
mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan pelayanan kepada pasien
(Kemenkes, 2021).
Penyusunan Formularium Rumah Sakit selain mengacu kepada Fornas, juga
mengacu pada Panduan Praktik Klinis Rumah Sakit serta mempertimbangkan hasil
evaluasi penggunaan obat di rumah sakit. Menurut standar akreditasi rumah sakit,
Formularium Rumah Sakit mengacu pada peraturan perundang-undangan dan
didasarkan pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien, serta jenis pelayanan yang
diberikan. Pemantauan dan evaluasi Formularium Rumah Sakit dilakukan terhadap
kepatuhan penggunaan Fornas dan kepatuhan penggunaan Formularium Rumah
Sakit. Indikator pada Akreditasi Rumah Sakit terkait formularium adalah tersedianya
regulasi organisasi yang menyusun Formularium Rumah Sakit, pemantauan terhadap
penggunaan obat baru pada formularium, pemantauan kepatuhan terhadap
formularium baik dari persediaan maupun penggunaannya, serta adanya reviu
formularium secara berkala (Kemenkes, 2021).
Penyusunan Formularium Rumah Sakit berdasarkan kriteria yang disusun
secara kolaboratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada praktiknya,
format formularium sangat bervariasi tergantung kepada interpretasi masing-masing
rumah sakit. Untuk itu perlu disusun pedoman penyusunan Formularium Rumah
Sakit (Kemenkes, 2021).

2.5 Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan
Terapi di Rumah Sakit.
Tujuan pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah untuk:
a. penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;
b. penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi; dan
c. memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan / kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah:
1. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving);
2. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut (death stock);
3. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku management:
A Book of Readings, menyebutkan pengendalian sebagai fungsi manajemen untuk
memastikan bahwa rencana-rencana yang telah dibuat sukses dilaksanakan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan dan pengendalian memang sangat erat
kaitannya. Pengendalian adalah upaya memantau pelaksanaan rencana. Oleh karena
itu pengendalian harus dilaksanakan selagi rencana masih sedang dilaksanakan,
bukan sesudahnya. Contoh dari pengendalian menurut Davis misalnya adalah:
a. Pengendalian keuangan (financial control).
b. Pengendalian produksi (production control).
c. Pengendalian bahan (material control).
d. Pengendalian distribusi (distribution control).
e. Pengendalian karyawan (personnel control).
Sedangkan menurut Bayu Swastha dalam buku azas-azas manajemen modern,
secara umum terdapat empat kategori pengendalian, yaitu pengendalian produksi
(production control), pengendalian persediaan (inventory control), pengendalian mutu
(quality control), dan pengendalian keuangan (financial control).
a. Pengendalian produksi
Pengendalian produksi berkaitan dengan perencanaan produksi. Perencanaan
produksi dilakukan untuk menentukan produk apa yang akan dihasilkan, serta di
mana, kapan, dan bagaimana membuatnya. Sedangkan pengendalian produksi
dilakukan untuk menjamin bahwa rencana produksi berjalan sesuai yang telah
ditetapkan.
b. Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan adalah kegiatan memantau dan menjaga agar
persedian barang, termasuk bahan baku, barang setengah jadi (dalam proses), dan
barang jadi, sesuai jumlahnya dengan apa yang tercantum dalam rencana. Ada tiga
hal yang perlu dipantau dan dijaga agar tidak terjadi, yaitu kelebihan persediaan,
kekurangan persediaan, dan ketidakseimbangan persediaan.
c. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu berkaitan dengan penjagaan mutu produk agar sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan, baik berdasarkan spesifikasi dari teknisi
perusahaan maupun tuntutan dari konsumen.Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan
dan pengujian produk, agar dapat ditekan serendah-rendahnya (bahkan sampai nol)
terjadinya produk yang cacat.
d. Pengendalian keuangan
Pengendalian keuangan dilakukan untuk hampir semua kegiatan, karena
hampir tidak ada kegiatan yang tidak memerlukan uang. Lingkup dari pengendalian
ini mencakup misalnya anggaran, biaya produksi, pendapatan, labarugi, dan lain-lain.
Proses pengendalian mencakup penetapan rencana atau standar untuk
mengukur kinerja, pengukuran terhadap kinerja, dan koreksi terhadap penyimpangan-
penyimpangan atas rencana atau standar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
elemen-elemen pokok dari pengendalian adalah:
 Rencana atau standar yang berisi ketetapan tentang kinerja yang diharapkan
(expected performance).
 Pengukuran terhadap kinerja yang terlaksana atau nyata (actual performance).
 Evaluasi, yaitu perbandingan antara kinerja yang diharapkan (expected
performance) dan kinerja nyata (actual performance). Analisis perbedaan
antara kedua hal itu disebut penyimpangan (deviations).
 Laporan tentang penyimpangan-penyimpangan (deviations) dan
penyebabpenyebabnya (yang berupa gangguan-gangguan dalam pelaksanaan
rencana).
 Daftar tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan (termasuk aturan-aturan baru dalam
pengambilan keputusan).
 Saran tentang tindakan-tindakan lebih luas dibidang manajemenuntuk
memperbaiki kinerja (perubahan organisasi, peningkatan sumber daya
manusia, dan lain-lain).
Oleh sebab dalam elemen-elemen pokok tersebut tercakup laporan dan saran-
saran tindakan koreksi, maka dalam system pengendalian juga diperlukan adanya
saluran umpan balik (feed back loop) kepada manajer.

2.5.1 Fungsi Pengendalian


Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas dalam
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin kelancaran proses
produksi atau persediaan obat di apotek dan farmasi rumah sakit agar menjamin
kelancaran pelayanan pasiennya secara efektif dan efisien (Seto, 2004). Semua
kegiatan dalam siklus logistik harus selalu dilakukan pengawasan mulai dari fungsi
perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, penyaluran,
pemeliharaan, dan penghapusan. Pengendalian dilakukan untuk memantau
pelaksanaan kegiatan logistik agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang
ditetapkan. Menurut Dirjend Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI
(2010) tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan.
Kegiatan dalam pengendalian mencakup:
 Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu. Jumlah stok
ini disebut stok kerja
 Menentukan stok optimum, yaitu stok obat yang diserahkan kepada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan
 Menentukan waktu tunggu (lead time) adalah waktu tunggu yang diperlukan
mulai pemesanan sampai obat diterima.
Pengawasan/pengendalian dari siklus pengelolaan logistik dapat
dikategorikan dalam (Seto, 2004):
 Harga barang persediaan yang dibeli
 Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam siklus pengelolaan logistik
 Menyangkut prosedur pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran
 Kesesuaian barang/obat menyangkut spesifikasi barang, kecocokan kartu
barang terhadap bukti-bukti pembukuan dan jumlah barang dari masing-
masing item di gudang pada suatu waktu tertentu
 Perhatian terhadap kualitas barang, obat expired date/rusak, alur obat dengan
menggunakan metode FIFO, turn over rate dengan penandaan terhadapa fast
moving item, slow moving item, dead inventory, dated inventory/perishable
inventory.
 Tertib pencatatan dan pelaporan (recording dan reporting).
Pencatatan dalam persediaan adalah untuk menjamin obat-obat yang ada
dalam persediaan dipergunakan secara efisien, maka perlu dilakukan pencatatan-
pencatatan atas persediaan obat tersebut. Pencatatan yang dikerjakan secara teratur
dan terus-menerus diharapkan Apotek, PBF, Industri Farmasi dan Farmasi Rumah
Sakit akan dapat mengikuti perkembangan persediaan bahan-bahan/obat jadi dengan
baik, karena itu sangat penting mencatat semua barang (bahan/obat) yang ada di
dalam persediaannya, agar dapat mengikuti perkembangan keadaan usahanya dari
waktu ke waktu (Aditama, 2004).
Pencatatan tersebut meliputi penerimaan, persediaan di gudang dan
penerimaan barang (dagangan), barang pembantu, inventaris dan lain-lain. Sistem
pengawasan persediaan dengan pencatatan ini perlu selalu ditingkatkan untuk
memenuhi usaha pengawasan yang optimal. Pencatatan tersebut antara lain:
Permintaan Pembelian (Purchasing Requestion), Surat Pesanan, Berita Acara
Penerimaan dan Laporan Penerimaan, Catatan Persediaan (kartu obat/stok dan kartu
kadaluarsa), dan surat bukti penyerahan barang (berita acara penyerahan barang,
resep resep obat, dan lain-lain (Aditama, 2004).
Fungsi pengendalian merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan
yang meliputi usaha untuk mengawasi dan mengamankan keseluruhan pengelola
logistik. Dalam fungsi ini diantaranya terdapat kegiatan pengendalian inventarisasi
(inventory control) dan expediting yang merupakan unsur-unsur utamanya (Aditama,
2004).
Menurut Sabarguna (2005), pengendalian logistik sangat penting artinya pada
segi dibawah ini:
 Pada hal tertentu obat akan merupakan salah satu penyebab selamatnya
seseorang juga keberadaannya harus tersedia dengan tepat
 Alat tulis kantor keberadaannya akan menunjang kelancaran administrasi, dan
bentuk serta perawatan yang indah dan jelas akan mewujudkan kelas
pelayanan rumah sakit.
 Pelayanan makanan dari dapur akan merupakan bagian kepuasan pasien yang
penting dari sehari-hari berlangsung.
 Ketiga komponen logistik ini mempunyai spesifikasi tersendiri, sehingga
perlu disesuaikan dengan keadaan
 Nilai uang yang beredar pada ketiga hal ini dapat sekitar 15-25% total
penerimaan atau pengeluaran, terutama yang besar dari sektor farmasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Tabel Nama Item Obat

Item obat Jumlah Persentase

Fornas 325 91,29%

Non fornas 31 8,71%

Total 346 100%

3.1.2 Data Dana Serapan Pemakaian Obat Terhadap Fornas Dan Non Fornas di
rumah sakit umum daerah padang panjang

Serapan dana pemakaian Jumlah Persentase


obat

Fornas Rp. 5.695.492.863 91,8%

Non fornas Rp. 504.534.998 8,2%

Total Rp.6.200.027.861 100%


3.2 Pembahasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016 yang mengatur
tentang di Instalasi Farmasi rumah sakit banyak kegiatan yang dilakukan oleh seorang
farmasis. Kegiatan tersebut diantaranya adalah pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, penarikan, pengendalian
serta administrasi. Pada laporan ini aspek yang akan dibahas ialah pengendalian
pemakaian obat menurut fornas dan formularium RS di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit. Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit bertujuan meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan,
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
Menurut kemenkes (2021) Formularium Nasional merupakan daftar obat
terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan
kesehatan. Dalam hal obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, dapat digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan persetujuan Kepala
atau Direktur Rumah Sakit setempat. Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat rasional.
Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan
obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan
ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit. Formularium Rumah Sakit dapat
dilengkapi dengan mekanisme kerja Komite/Tim Farmasi dan Terapi serta tata kelola
Formularium Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit bermanfaat dalam kendali
mutu dan kendali biaya obat yang akan memudahkan pemilihan obat yang rasional,
mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan pelayanan kepada pasien
(Kemenkes, 2021). Penyusunan Formularium Rumah Sakit selain mengacu kepada
Fornas, juga mengacu pada Panduan Praktik Klinis Rumah Sakit serta
mempertimbangkan hasil evaluasi penggunaan obat di rumah sakit.
Berdasarkan surat keputusan Walikota Padang Panjang Nomor:
900/434/WAKO-PP/2012 tentang penetapan status pola pengelolaan keuangan
Badang Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Kota Padang Panjang tanggal 8
desember 2012. Maka sejak bulan januari 2013 RSUD Kota Padang Panjang secara
resmi menjadi BLUD. Rumah Sakit Kota Padang Panjang ini merupakan rumah sakit
tipe C yang terletak di lokasi yang sangat strategis.
Pengendalian persediaan adalah berhubungan dengan aktivitas dalam
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin kelancaran proses
produksi atau persediaan obat di apotek dan farmasi rumah sakit agar menjamin
kelancaran pelayanan pasiennya secara efektif dan efisien (Seto, 2004). Semua
kegiatan dalam siklus logistik harus selalu dilakukan pengawasan mulai dari fungsi
perencanaan, penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, penyaluran,
pemeliharaan, dan penghapusan. Pengendalian dilakukan untuk memantau
pelaksanaan kegiatan logistik agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang
ditetapkan.
Pengendalian yang dilakukan merupakan suatu kegiatan untuk menentukan
jumlah pemakaian item obat dan serapan dana berdasarkan formularium nasional dan
yang tidak termasuk dalam formularium nasional di rumah sakit umum daerah
padang panjang. Hasil dari pengolahan data pemakaian item obat pada periode 1
Januari 2021 sampai dengan 31 Desember 2021 menurut Formularium Nasional dan
Formularium Rumah Sakit didapatkan hasil 346 item obat. Pada formularium
nasional didapatkan 314 item obat dan 32 item untuk formularium rumah sakit.
Persentase yang di dapatkan adalah 90,75 % pada formularium nasional dan 9,25%
pada formularium rumah sakit. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
persentase tertinggi yaitu forularium nasional, karena Sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang mengatur mengenai Jaminan Kesehatan, disebutkan
bahwa Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih sebagai
pedoman dalam pelayanan kesehatan. Tujuan utama pengaturan obat dalam Fornas
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan efektivitas dan
efisiensi pengobatan sehingga tercapai penggunaan obat rasional. Pada Formularium
Nasional terdapat bebrapa jenis golongan obat yang tidak diadakan oleh Rumah Sakit
karena kurangnya indikasi pasien dan peresepan dokter, seperti golongan
Antelmintik, Obat dan bahan untuk gigi, Antiretroviral (Pengobatan
direkomendasikan untuk semua orang yang terinfeksi HIV).

Hasil persentase yang terendah yaitu formularium rumah sakit, karena


Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan obat
yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi dan
ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit. Formularium Rumah Sakit dapat
dilengkapi dengan mekanisme kerja Komite/Tim Farmasi dan Terapi serta tata kelola
Formularium Rumah Sakit.

Selanjutnya dihitung data dana serapan pemakaian obat terhadap fornas dan
non fornas di rumah sakit umum daerah padang panjang. Hasil total yang didapatkan
pada serapan pemakaian adalah Rp.6.200.027.861. Dimana Hasil dari Formularium
Nasional adalah Rp.4.652.244.493 dan Formularium Rumah Sakit adalah
Rp.1.547.382.945. Persentase serapan dana yang didapatkan adalah 91,8% pada
formularium nasional dan 8,2% pada formularium rumah sakit. Dari persentase yang
didapatkan formularium nasional lebih banyak serapan dana dari pada formularium
rumah sakit. Obat paling banyak mengeluarkan dana pada formularium rumah sakit
adalah Eperisone HCl sebanyak Rp. 100.814.977.
BAB IV

KESIMPULAN

Pengendalian yang dilakukan merupakan suatu kegiatan untuk menentukan


jumlah pemakaian obat berdasarkan Formularium Nasional dan Formularium Rumah
Sakit. Hasil dari pengolahan data pemakaian item obat pada periode 1 Januari 2021
sampai dengan 31 Desember 2021 menurut Formularium Nasional dan Formularium
Rumah Sakit didapatkan hasil 346 item obat. Pada formularium nasional didapatkan
314 item obat dan 32 item untuk formularium rumah sakit. Persentase yang di
dapatkan adalah 90,75 % pada formularium nasional dan 9,25% pada formularium
rumah sakit. Pada Formularium Nasional terdapat bebrapa jenis golongan obat yang
tidak diadakan oleh Rumah Sakit karena kurangnya indikasi pasien dan peresepan
dokter, seperti golongan Antelmintik, Obat dan bahan untuk gigi, Antiretroviral
(Pengobatan direkomendasikan untuk semua orang yang terinfeksi HIV). data dana
serapan pemakaian obat terhadap fornas dan non fornas di rumah sakit umum daerah
padang panjang. Hasil total yang didapatkan pada serapan pemakaian adalah
Rp.6.200.027.861. Dimana Hasil dari Formularium Nasional adalah
Rp.4.652.244.493 dan Formularium Rumah Sakit adalah Rp.1.547.382.945.
Persentase serapan dana yang didapatkan adalah 91,8% pada formularium nasional
dan 8,2% pada formularium rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Arini, H. D., Y, A. N., Suwastini, A., Tinggi, S., & Mahaganesha, F. (2020). Waktu tunggu
pelayanan resep di depo farmasi rs x. Lombok Journal of Science (LJS), 2(2), 40–46.
Harahap, N. I. (2019). Penggunaan Antibiotik pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih di RSU
Datu Beru Takengon. Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda, 2(2), 69–74.
Ketut Surya Negara. (2014). Analisis Implementasi Kebijakan Penggunaan Antibiotika
Rasional Untuk Mencegah Resistensi Antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar: Studi
Kasus Infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. Jurnal Administrasi
Rumah Sakit Indonesia, 1(1), 244383.
Masyithah, L., Armenia, A., & Almahdy, A. (2016). Hubungan Ketepatan Switch Therapy
Terhadap Kesembuhan Luka, Lama Rawatan dan Biaya Pengobatan Antibiotik
Pasien Appendisitis. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 145.
https://doi.org/10.29208/jsfk.2016.2.2.69
Permenkes RI. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011.
Dirjen Binakefarmasian dan Alat Kesehatan (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan
Farmasi Di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI
Febreani, S. H.. et al.. (2016). Pengelolaan Sediaan Obat Pada Logistik Farmasi Rumah Sakit
Umum Tipe B Di Jawa Timur. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. Vol. 4 No.
2 Hal. 136-145.
Julyanti, et al. (2017). Evaluasi Penyimpanan dan Pendistribusian Obat di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Siloam Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 6 No. 4 Hal. 1-9.
Ketut Surya Negara. (2014). Analisis Implementasi Kebijakan Penggunaan Antibiotika
Rasional Untuk Mencegah Resistensi Antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar: Studi
Kasus Infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. Jurnal Administrasi
Rumah Sakit Indonesia, 1(1), 244383.
Kemenkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta.
Kemenkes RI. (2021). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta.
Menkes RI, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/PERSK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Masyithah, L., Armenia, A., & Almahdy, A. (2016). Hubungan Ketepatan Switch Therapy
Terhadap Kesembuhan Luka, Lama Rawatan dan Biaya Pengobatan Antibiotik
Pasien Appendisitis. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 145.
https://doi.org/10.29208/jsfk.2016.2.2.69
Munawaroh, M.. (2020). Evaluasi Kesesuaian Penyimpanan Obat di Gudng Farmasi Rumah
Sakit Umum Dr. H. Koesnadi Bondowoso Tahun 2019-2020. Skripsi Diterbitkan.
Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
PERMENKES. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
PERMENKES (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
PERMENKES (2001). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2001 TentangPengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Perpres RI. 2021. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta.
Permenkes RI. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Nomor
2406/MENKES/PER/XII/2011.
Sheina, B & Solikhah, U.. (2010). Penyimpanan Obat digudang Instalasi Farmasi RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Jurnal Kesmas. 4(1). 29-42.

Wulandari, D. N.. (2016). Efektivitas Penggunaan Antibiotik Ceftriaxone Pada Pasien


Pneumonia Dewasa di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Surakarta Tahun
2014 – 2015. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Skripsi Diterbitka
Lampiran
1. Tabel Obat Di Formularium Nasional
Obat Formularium Nasional Pemakaian Periode 1 Januari-31 Desember

No ZAT AKTIF SATUAN JENIS PERSEDIAAN HARGA TOTAL

ANALGESIK, ANTIPIRETIK,
ANTIINFLAMASI NON STEROID,        
ANTIPIRAI
ANALGESIK NARKOTIK        
1. Fentanil ampul fentanil injeksi Rp 16.837.079 Rp 16.837.079
2. Kodein tablet kodein tab 10 mg Rp 8.848.200 Rp 8.848.200
3. Morfin tablet tab 10 mg Rp 1.136.795 Rp 1.136.795
4. Petidin ampul petidin inj 50 mg/mL Rp 428.582 Rp 428.582
5. Tramadol ampul inj 50 mg/mL Rp 407.807 Rp 407.807
ANALGESIK NON NARKOTIK        
6. asam mefenamat tablet asam mefenamat 500 mg Rp 9.981.022 Rp 9.981.022
7. Ibuprofen tablet ibuprofen 200 mg Rp 798
Rp 7.185.572
    ibuprofen 400 mg Rp 7.184.774
8. Ketoprofen supp Ketoprofen Supp Rp 19.084.397 Rp 19.084.397
9. Ketorolac ampul Ketorolac Injeksi Rp 8.948.307 Rp 8.948.307

10. natrium diklofenak tablet salut enterik natrium diklofenak 25 mg Rp 7.417.506


Rp 8.022.295
    natrium diklofenak 50 mg Rp 604.789
11. Paracetamol tablet Paracetamol 500 mg Rp 25.549.982 Rp 25.549.982
  botol Paracetamol 120 mg/5 mL Rp 1.545.080 Rp 1.545.080
Paracetamol drops 100
  botol Rp 1.109.979 Rp 1.109.979
mg/mL
  botol Paracetamol inf 10 mg/mL Rp 8.981.947 Rp 8.981.947
ANTIPIRAI    

12. Alopurinol tablet Alopurinol 100 mg Rp 3.855.041


Rp 4.209.741
  tablet Alopurinol 300 mg Rp 354.700
13. Kolkisin tablet Kolkisin 500 mcg Rp 5.111.886 Rp 5.111.886

NYERI NEUROPATIK    

14. Amitriptilin tablet Amitriptilin 25 mg Rp 508.826 Rp 508.826


15. Gabapentin kapsul Gabapentin 100 mg Rp 11.903.597 Rp 11.903.597
    alpentin 100 mg Rp 125.006.295 Rp 125.006.295
ANESTETIK    

ANESTETIK LOKAL    

16. Lidokain ampul Lidokain inj 2% Rp 1.958.876 Rp 1.958.876

ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN    

17. IH botol Isofluran Rp 800.000 Rp 800.000


18. Ketamin inj 100 mg/mL (i.v.) botol Ketamin Rp 73.940 Rp 73.940
19. FresofolInj 1% botol propofol Rp 3.192.244
Rp 6.327.244
20. Recofol N botol   Rp 3.135.000
21. IH 250 ml botol Sevoflurane Rp 14.383.616 Rp 14.383.616
22. sourjon 250 ml botol   Rp 15.138.761 Rp 15.138.761

OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF    


Atropin inj 0,25 mg/mL
23. Atropin ampul Rp 1.470.562 Rp 1.470.562
(i.v./s.k.)
24. Diazepam ampul Diazepam inj 5 mg/mL Rp 469.234 Rp 469.234
Midazolam inj 1 mg/mL
25. Midazolam ampul Rp 568.832
(i.v.)
  ampul Sedacum Rp 6.325.000 Rp 7.840.272
Midazolam inj 5 mg/mL
  ampul Rp 946.440
(i.v.)
ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS    

26. Deksametason ampul Deksametason inj 5 mg/mL Rp 2.972.160 Rp 2.972.160


27. hidrokortison ampul Fartison inj Rp 496.375 Rp 496.375
28. Difenhidramin ampul Difenhidramin inj 10 mg/ml Rp 114.835 Rp 114.835
29. epinefrin (adrenalin) ampul epinefrin inj 1 mg/mL Rp 377.344 Rp 377.344
30. Loratadin tablet Loratadin 10mg Rp 177.602 Rp 177.602
31. Cetirizin tablet Cetirizin10 mg Rp 5.344.141 Rp 5.344.141
  botol Cetirizin sir 5 mg/5 mL Rp 141.169 Rp 141.169

ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN    

KHUSUS    
Atropine inj 0,25 mg/mL
32. Atropine ampul Rp 1.470.562 Rp 1.470.562
(i.v.)
33. natrium bikarbonat tablet natrium bikarbonat 500mg Rp 3.783.303
Rp 3.950.951
  vial Meylon inj Rp 167.648

IMUNOSUPRESAN    

34. klorokuin   klorokuin 250 mg Rp 433.652 Rp 433.652


35. Neostigmin   Neostigmin inj 0,5 mg/mL Rp 242.791 Rp 242.791
UMUM    
36. Magnesium Sulfat   Mg SO4 40% inj Rp 317.174 Rp 317.174

ANTIEPILEPSI - ANTIKONVULSI    

37. Diazepam ampul Diazepam inj 5 mg/mL Rp 469.234


  supp Stesolid rectal 5 Rp 594.101 Rp 2.138.087
  supp Stesolid rectal 10 Rp 1.074.752
38. Fenitoin kapsul Fenitoin 100 mg* Rp 12.460.800
Rp 13.505.470
  ampul Fenitoin inj 50 mg/mL Rp 1.044.670
39. Fenobarbital tablet Fenobarbital Tab 30 mg Rp 3.704.035
Rp 4.580.821
  ampul Fenobarbital inj 100 mg/mL Rp 43.701
  ampul Sibital inj Rp 833.085
40. karbamazepin tablet karbamazepin 200 mg Rp 8.373.230 Rp 8.373.230
41. Valproat botol Valproat Sirup 250mg/ml Rp 4.247.693
  botol Depakote 250 mg Rp 28.951.200 Rp 48.276.593
  tablet Divalproex sodium 250 mg Rp 15.077.700

ANTIBAKTERI    

Beta laktam    
42. Amoksisilin tablet Amoksisilin 500 mg Rp 4.392.369
Amoksisilin drops 100
  botol Rp 688.500
mg/mL Rp 6.556.169
  botol Sammoxin dry syrup Rp 1.039.700
  botol Solpenox dry syr Rp 435.600
43. Zinat tablet Zinat 500 mg Rp 108.675 Rp 108.675
44. Ampisilin vial Ampisilin 250 mg (i.m./i.v.) Rp 7.400.565 Rp 7.400.565
45. sefadroksil tablet sefadroksil 500 mg Rp 7.293.160
sefadroksil sir kering 125
  botol Rp 397.700 Rp 7.701.468
mg/5 mL
sefadroksil sir kering 250
  botol Rp 10.608
mg/5 mL
46. Sefazolin vial Sefazolin 1.000 mg Rp 37.938 Rp 37.938
47. Sefiksim capsul Sefiksim 100 mg Rp 33.620.860
Rp 35.487.646
  botol Sefiksim 100 mg/5 mL Rp 1.866.786
48. Sefoperazon vial Sefoperazon 1.000 mg Rp 3.993.451 Rp 3.993.451
49. Sefotaksim vial Sefotaksim 1.000 mg Rp 4.628.480 Rp 4.628.480
50. Seftriakson vial Seftriakson 1.000 mg Rp 28.071.023 Rp 28.071.023

Antibakteri Lain    

Tetrasiklin    
51. Doksisiklin kapsul Doksisiklin kaps 100 mg Rp 212.520 Rp 212.520
- -  
Sulfametoksazol-Trimetoprim    
52. Kotrimoksazol tablet Kotrimoksazol 400/80 mg Rp 271.560 Rp 271.560
Makrolid    
53. Azitromisin 500 mg tablet Azitromisin Rp 9.423.372 Rp 9.423.372
54. Eritromisin 500 mg tab/kaps Eritromisin Rp 288.966
Rp 320.416
55. Eritromisin sir kering 200 mg/5 mL botol   Rp 31.450
Aminoglikosida    
56. gentamisin ampul Sagestam inj 40mg/ml Rp 6.556.968 Rp 6.556.968
Kuinolon    
57. Levofloksasin tablet Levofloksasin 500 mg Rp 1.047.877
  botol Levofloksasininf 5 mg/mL Rp 9.689.762 Rp 10.951.796
  tablet Levofloksasin 400 mg Rp 214.157
Linkosamid    
58. Klindamisin kapsul Klindamisin 150 mg Rp 3.434.831 Rp 3.434.831
Lain–Lain    
59. Meropenem vial Meropenem serb 1.000 mg Rp 28.409.313 Rp 28.409.313
60. Metronidazol tablet Metronidazol 500 mg Rp 2.169.758
Rp 10.563.693
  botol Metronidazol inf 5 mg/mL Rp 8.393.935

ANTIINFEKSI KHUSUS    

Antilepra    
61. rifampisin tablet rifampisin 450 mg Rp 4.163.034
Rp 7.214.466
  tablet rifampisin 600 mg Rp 3.051.432
Antituberkulosis    
62. Isoniazid tablet Isoniazid 100mg Rp 2.029.710
Rp 6.060.770
  tablet Isoniazid300mg Rp 4.031.060
63. Pirazinamid tablet Pirazinamid 500mg Rp 1.721.740 Rp 1.721.740
Antiseptik Saluran kemih    
64. Asampipemidat tablet Urinter 500 Rp 15.851.000 Rp 15.851.000
ANTIFUNGI    
antifungi Sistemik    
65. Flukonazol kapsul Diflucan 50 mg Rp 1.610.700 Rp 1.610.700
66. Griseofulvin tablet Griseofulvin 125 mg Rp 58.425 Rp 58.425
67. Ketokonazol tablet Ketokonazol 200 mg Rp 2.059.656 Rp 2.059.656
68. Nystatin tablet Nystatin 500.000 IU Rp 2.606.340 Rp 2.606.340

ANTIPROTOZOA    

Antiamubiasis dan Antigiardiasis    


69. metronidazol tablet metronidazol 500 mg Rp 2.169.758 Rp 2.169.758
Antimalaria    
70. Doksisiklin kapsul Doksisiklin Kapsul 100mg Rp 212.520 Rp 212.520
ANTIVIRUS    
Antiherpes    
71. Asiklovir tablet Asiklovir 200 mg Rp 113.925
Rp 1.263.471
  tablet Asiklovir 400 mg Rp 1.149.546
ANTIMIGREN dan ANTIVERTIGO    
ANTIMIGREN    
Profilaksis    
72. Propranolol tablet Propranolol 10 mg Rp 2.378.787 Rp 2.378.787
Serangan Akut    
73. Ergotamine tablet Ergotamine 1 mg Rp 2.044.242 Rp 2.044.242
ANTIVERTIGO    
74. Betahistin tablet Betahistin 6 mg Rp 5.265.150 Rp 5.265.150

ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF    

HORMON dan ANTIHORMON    


75. Deksametason tablet Deksametason 0,5 mg Rp 739.889 Rp 3.718.281
  tablet Rmethason tab 0,5 mg Rp 6.232  
  ampul Deksametason Inj 5mg/ml  Rp 2.972.160  
76. Metilprednisolon tablet Metilprednisolon 4 mg Rp 4.630.216 Rp 5.935.378
  tablet Metilprednisolon 16 mg Rp 1.305.162  
ANTIPARKINSON    
77. Levopar tablet Levopar Rp 4.633.116 Rp 4.633.116
78. Stalevo tablet Stalevo 100 mg Rp 117.471.200 Rp 117.471.200
79. Triheksifenidil tablet triheksifenidil 2 mg Rp 3.930.309 Rp 3.944.829
  tablet Arkine 2 mg Rp 14.520  
80. pramipeksol tablet Sifrol 0,125 mg Rp 132.030 Rp 18.300.730
  tablet Sifrol 0,375 mg Rp 18.168.700  
OBAT yang MEMENGARUHI DARAH    
ANTIANEMI    
81. Asam folat tablet Asam folat 1 mg Rp 2.045.916 Rp 10.348.496
  botol Anemolat Rp 8.302.580  
Tablet Tambah Darah (Fero
82. Tablet Tambah Darah (Fero Fuma) tablet Rp 2.660.042 Rp 2.660.042
Fuma)
83. Dialifer ampul Dialifer 20 mg/mL (i.v.) Rp 124.080 Rp 124.080
OBAT yang MEMENGARUHI KOAGULASI    
84. asam traneksamat   Asam Tranexamat 500 Rp 14.506.653 Rp 15.300.747
Asam Tranexamat 250 mg/5
    Rp 794.094  
ml inj
85. enoksaparin sodium   Lovenox 0,2 Rp 1.382.940 Rp 188.005.782
    Lovenox 0,4 Rp 21.933.828  
    Lovenox 0,6 Rp 164.689.014  
86. fitomenadion (vitamin K1)   Phytomenadion tab 10mg Rp 9.335.199 Rp 17.925.326
Phytomenadion inj (vit K1)
    Rp 170.148  
2 mg/ml
    Phytomenadion inj 10mg/ml Rp 8.419.979  
87. Fondaparinuks   Arixtra 2,5 Mg Rp 97.355.830 Rp 110.173.580
    Diviti PFS 2,5 mg Rp 12.817.750  
88. heparin, Na (non porcine)   Heparin Rp 42.857.565 Rp 94.524.590
    Inviclot Rp 51.667.025  
89. Warfarin   Tab 1 mg Rp 2.916.840 Rp 9.798.095
    Simarc tab 2 mg Rp 6.881.255  
    HEMATOPOETIK    
90. eritropoietin-alfa   hemapo inj 3000ui Rp 103.948.387 Rp 140.887.038
    Renogen 2000 UI Rp 36.938.651  
PENGGANTI PLASMA
    dan PLASMA    
EKSPANDER
91. Human Albumin 20% 50 ml   Human Albumin Rp. 890.000 Rp 85.140.003
92. Octalbin 20 % 100 ml     Rp 23.529.991  
93. Octalbin 25 % 100 ml     Rp 61.610.012  
94. Plasbumin 20% 50 ml   Albumin Rp 5.629.006 Rp 25.112.648
95. Plasbumin 20% 100 ml     Rp 17.973.649  
96. Plasbumin 25% 100ml     Rp 1.509.993  
97. Gelofusin inf   fraksi protein plasma   Rp -
    Mata    
98. Tropikamid   C. Mydriatil 0,5% ed Rp 738.450 Rp 816.710
    C. Mydriatil 1% ed Rp 78.260  
    Tes Kulit    
99. tuberkulin protein purified derivative   Mantoux test Rp 19.118.756 Rp 19.118.756
ANTIFUNGI
       
OROFARINGEAL
100. Nystatin susp 100.000 IU/mL   Nistatin Rp. 2.606.340 Rp. 2.606.340
    PREPARAT LAINNYA    
101. inj 2%   Lidokain Rp 1.958.876 Rp 1.958.876
    DIURETIK    
102. tab 40 mg   Furosemid Rp 11.544.260 Rp 23.394.343
103. inj 10 mg/mL (i.v./i.m.)     Rp 11.850.083  
104. tab 25 mg   Hidroklorotiazid Rp 50.942 Rp 50.942
105. tab 25 mg*   Spironolakton Rp 35.320.976 Rp 36.123.101
106. tab 100 mg     Rp 802.125  
OBAT untuk
       
HIPERTROFI PROSTAT
107. Tamsulosin tablet Tamsulosin 0,4 mg Rp 2.770.416 Rp 2.770.416
108. Terazosin tablet Hytroz 1 mg Rp 1.376.000 Rp 1.376.000
  tablet Hytroz 2 mg Rp. 36.263.974  
    Antidiabetes Oral    
109. Akarbose tablet Akarbose 100 mg Rp 1.785.462 Rp 1.785.462
110. Glibenklamid tablet Glibenklamid 5 mg Rp 986 Rp 986
111. Gliklazid tablet Fonylin 60 mg Rp 6.177.600 Rp 7.792.520
  tablet Gliclazide 80 mg Rp 1.614.920  
112. Glikuidon tablet Glikuidon 30 mg Rp 43.432.620 Rp 43.432.620
113. Glimepirid tablet Glimepirid 2 mg Rp 7.572.006 Rp 7.572.006
114. Metformin tablet Metformin 500 mg Rp 8.171.528 Rp 8.171.528
    Analog Insulin    
Lantus solostarinj 100
115. Insulin basal pen Rp 94.791.646 Rp 94.791.646
IU/mL
116. insulin prandial pen Humalog M cater Rp 24.745.864 Rp 748.138.216
  pen Humalog Mix 25 Rp 233.184.042  
  pen Humalog Mix 50 Rp 200.919.831  
  pen Novorapidflexpen Rp 230.389.500  
  pen ApidraSolastar Pen Rp 58.898.979  
117. insulin campuran pen Ryzodeg flex touch Rp 11.088.000 Rp 11.088.000
    HormonProgestogen    
118. Luteron   Noretisteron Rp 906.895 Rp 3.142.975
119. Norestil 5 mg     Rp 2.236.080  
HORMON TIROID dan
       
ANTITIROID
levotiroksin ampul Levothyroxine 100 mcg Rp 4.242.630 Rp 6.604.257
  ampul euthyrox 100 mcg Rp 2.361.627  
120. propiltiourasil tablet Propyltiouracyl 100 mg tab Rp 16.218.654 Rp 16.218.654
121. Tiamazol tablet Thyrozol 10 mg Rp 4.052.186 Rp 4.052.186
    KORTIKOSTEROID    
122. Dexametason tablet Dexametason 0.5 mg tab Rp 739.889 Rp 3.712.049
  ampul Dexametasoninj Rp 2.972.160  
123. Metilprednisolon tablet Metilprednisolon 4 mg tab Rp 4.630.216 Rp 16.315.243
  tablet Metilprednisolon 16 mg tab Rp 1.305.162  
  ampul Metilprednisolon 125 mg inj Rp 10.379.865  
124. prednison tablet Prednison 5 mg tab Rp 381.227 Rp 381.227
125. triamsinolonasetonid ampul Flamicortinj 10 mg/ml Rp 8.250.000 Rp 8.250.000
    ANTIANGINA    
126. Amlodipin tablet Amlodipin 5 mg Rp 13.134.674 Rp 13.134.674
127. Diltiazem tablet Diltiazem 30 mg Rp 1.311.696 Rp 1.311.696
128. gliseriltrinitrat tablet Nitral tab 0,5 mg Rp 97.686.930 Rp 369.652.494
Nitrokaf retard
  tablet Rp 212.641.244  
kapslepaslambat 2,5 mg
Nitrokaf retard F
  tablet Rp 26.119.720  
kapslepaslambat 5 mg
  ampul NTG inj 5 mg/mL Rp 33.204.600  
129. isosorbiddinitrat tablet isosorbiddinitrat 5 mg Rp 1.545.574 Rp 11.940.574
  ampul Fasorbitinj 1 mg/ml Rp 10.395.000  
    ANTIARITMIA    
130. amiodaron tablet Kendaron tab Rp 1.759.251 Rp 5.165.148
  ampul Amiodaroninj Rp 3.405.897  
131. digoksin tablet Digoxin 0.25 mg Rp 1.403.932 Rp 1.403.932
132. diltiazem ampul Herbesser CD Inj 50 mg Rp 6.834.500 Rp 6.834.500
133. propranolol tablet Propanolol 10 mg Tab Rp 2.378.787 Rp 2.378.787
134. Verapamil tablet Verapamil 80 mg Rp 1.279.642 Rp 1.279.642
    ANTIHIPERTENSI    
135. Amlodipin tablet Amlodipin 5 Rp 13.134.674 Rp 25.595.328
  tablet Amlodipin 10 Rp 12.460.654  
136. Bisoprolol tablet Bisoprolol 2,5 mg Rp 31.547.979 Rp 87.575.368
  tablet Concor 2,5 mg Rp 48.876.828  
  tablet Bisoprolol 5 mg Rp 7.150.561  
137. diltiazem tablet Herbesser CD 100 Rp 125.063.270 Rp 131.897.770
  ampul Herbesser CD Inj Rp 6.834.500  
138. Hidroklortiazid tablet Hidroklortiazid 25 Rp 50.942 Rp 50.942
139. Candesartan tablet Candesartan 8 mg Rp 35.331.117 Rp 109.312.074
  tablet Candesartan 16 mg Rp 73.980.957  
140. Captopril tablet Captopril 25 mg Rp 472.622 Rp 472.622
141. Clonidine tablet Clonidine 0,15 mg Rp 1.705.215 Rp 1.705.215
142. metildopa tablet Dopamed 250 tab Rp 2.113.698 Rp 2.113.698
143. nifedipin tablet Nifedipine tab 10 mg Rp 294.012 Rp 64.488.124
  tablet AdalatOros 30 mg Rp 64.194.112  
144. nikardipin tablet NicardipineHcl 10 mg Rp 5.400.000 Rp 5.400.000
145. Ramipril tablet Ramipril 2,5 mg Rp 3.157.440 Rp 21.531.158
  tablet Ramipril 5 mg Rp 7.585.468  
  tablet Ramipril 10 mg Rp 10.788.250  
146. telmisartan tablet micardis 40 mg Rp 60.900 Rp 104.172
  tablet micardis 80 mg Rp 43.272  
147. Verapamil tablet Verapamil 80 mg Rp 1.279.642 Rp 1.279.642
    AntihipertensiPulmonal    
148. beraprost sodium ampul Dorner tab 20 mcg Rp 15.635.564 Rp 15.635.564
149. sildenafil tablet Revatio 20 mg Rp 32.112.000 Rp 32.112.000
ANTIAGREGASI
       
PLATELET
150. asamasetilsalisilat (asetosal) tablet Aspilets 80 Rp 2.123.781 Rp 8.805.262
  tablet Miniaspi tablet Rp 6.681.481  
151. Clopidogrel tablet Clopidogrel 75 mg Rp 194.856.143 Rp 197.071.554
  tablet Plavix 300 Rp 2.215.411  
152. silostazol tablet Cilostazol 100 mg Rp 15.654.100 Rp 47.691.028
  tablet Citaz 100 mg Rp 32.036.928  
153. tikagrelor tablet Brilinta Rp 50.727.256 Rp 50.727.256
    TROMBOLITIK    
154. Fibrion 1500000   streptokinase Rp 3.400.000 Rp 3.400.000
  OBAT untuk      
GAGAL
JANTUNG
155. Bisoprolol 2,5 mg tablet Bisoprolol Rp 31.547.979 Rp 87.575.368
156. Concor 2,5 mg tablet   Rp 48.876.828  
157. Bisoprolol 5 mg tablet   Rp 7.150.561  
158. Digoxin 0.25 mg tablet Digoxin Rp 1.403.932 Rp 2.903.232
159. Fargoxin 0,25 mg/ml tablet   Rp 1.499.300  
160. Furosemid 40 mg tab tablet Furosemid Rp 11.544.260 Rp 23.394.343
161. Furosemidinj ampul   Rp 11.850.083  
162. ISDN inj ampul isosorbiddinitrat Rp 332.500 Rp 332.500
163. Candesartan 8 mg tablet Candesartan Rp 35.331.117 Rp 109.312.074
164. Candesartan 16 mg tablet   Rp 73.980.957  
165. Captopril 25 mg tablet Captopril Rp 472.622 Rp 472.622
166. V-Blok 6,25mg tablet karvedilol Rp 6.497.491 Rp 10.279.951
167. V-Blok 25mg tablet   Rp 3.782.460  
168. ramipril 5 mg tablet ramipril Rp 7.585.468 Rp 18.373.718
169. ramipril 10 mg tablet   Rp 10.788.250  
170. spironolakton 25 mg tablet spironolakton Rp 10.862.176 Rp 10.862.176
ObatUntukSyokKardiogen
       
ikdan sepsis
171. dobutamin inj 50 mg/mL ampul dobutamin Rp 4.365.401 Rp 4.365.401
172. CetadopInj 40 mg/ml ampul dopamin Rp 19.009.600 Rp 19.203.229
173. Dopamin 250 mg/5 ml ampul   Rp 193.629  
174. Epinefrin 0,1% ampul Epinefrin Rp 377.344 Rp 377.344

    ANTIHIPERLIPIDEMIA    

175. Atorvastatin 20 mg tablet Atorvastatin Rp 1.488.342 Rp 1.488.342


176. gemfibrozil300 mg kapsul gemfibrozil Rp 8.354.274 Rp 8.354.274
177. simvastatin tab 10 mg* tablet simvastatin Rp 7.124.861 Rp 20.707.641
178. simvastatin tab 20mg tablet   Rp 13.582.780  
179. EfedrinInj 50 mg/ml ampul Efedrin Rp 1.679.524 Rp 1.679.524
180. Fucilex Cr tube natriumfusidat Rp 1.859.487 Rp 1.859.487
    ANTIBAKTERI    
Sulfadiazine Silver Oint 10
181. peraksulfadiazin tube Rp 709.499 Rp 709.499
mg
182. Lincomycin tablet Lincomycin 500 mg Rp 304.300 Rp 304.300
183. ketokonazol tube Ketokonazolkrim 2% Rp 423.108 Rp 423.108
184. mikonazol tube mikonazolkrim Rp 1.071.381 Rp 1.071.381
185. Kanamycin ampul Kanamycin inj 1 g Rp 49.124 Rp 49.124
ANTIINFLAMASI dan
       
ANTIPRURITIK
186. betametason tube Betametasonkrim 0,1% Rp 196.270 Rp 196.270
187. desoksimetason tube desoksimetasonkrim Rp 12.207.510 Rp 12.207.510
188. diflukortolonvalerat tube Nerilon Cream salep 0,1% Rp 24.540.830 Rp 24.540.830
189. hidrokortison tube Hidrokortison 2,5% Rp 136.125 Rp 136.125
190. mometasonfuroat tube Mometasonkrim 0,1% Rp 2.914.018 Rp 2.914.018
ANTISKABIES dan
       
ANTIPEDIKULOSIS
191. salep 2−4 tube PermetrinSalep Rp 6.578 Rp 3.293.928
  tube Scabimite cream 10 gr Rp 3.287.350  
KERATOLITIK dan
       
KERATOPLASTIK
192. triamsinolonasetonid ampul FlamicortInj Rp 8.250.000 Rp 8.250.000
    ORAL    
193. garamoralit sachet Oralit Serb Rp 802.470 Rp 802.470
194. kaliumklorida tablet KSR tab Rp 17.786.335 Rp 17.786.335
195. natriumbikarbonat tablet Na. Bicarbonat Tablet Rp 3.783.303 Rp 3.783.303
    PARENTERAL    
196. LarutanMengandungAsam Amino botol AminosterilInfan 6% Rp 774.888 Rp 774.888
197. LarutanMengandungElektrolit botol Ringer Lactatinf Rp 83.549.627
Rp 104.366.289
  botol Asering inf Rp 20.816.662
  botol Viccilin - SX    
198. Larutan Mengandung Karbohidrat+Elektrolit   D 5 % Otsu Rp 4.098.298
    D 10% otsu Rp 3.138.512
Rp 12.130.030
    D 40%, Otsu Rp 4.517.220
    Cairan 2A 1/2 NS Rp 376.000
LarutanMengandungAsam
199.   Amiparen Infus Rp 9.676.470
Amino+Elektrolit+Karbohidrat+Lipid Rp 22.439.976
    Aminofluid L 500 ml Rp 7.720.790
    Comafusin hepar Rp 3.154.624
    Aminofusin Hepar Rp 1.888.092
200. Wida KN-1   Wida KN-1 Rp 161.868 Rp 161.868
201. Iron sucrose   Iron sucrose Rp 1.237.500 Rp 1.237.500
202. Kalium klorida   KCl 7.4 % Otsu Rp 333.312 Rp668.504
    KCl 7.4 % Otsu Rp 335.192  
203. Asam amino 7,2%   Kidmin inf Rp 4.151.120 Rp 13.631.272
    Kidmin inf Rp 9.480.152  
204. NaCl, glukosida   Ka EN 1 B Rp 4.951.614 Rp 5.997.534
NaCl, Potassium klorida, sodium laktat,
205.   Ka EN MG3 Rp 1.045.920  
dektroksa anhidrat
    LAIN–LAIN    
206. air untukinjeksi   Aqua pro injeksi/Otsu-WI Rp 25.983.619 Rp 25.983.619
207. Manitol   Manitolinf 20% Rp 5.980.300 Rp 61.450.400
    Bfluid Rp 55.470.100  
    ANESTETIK LOKAL    
208. Tetrakain   C. Pantocain 0,5% ED Rp 557.796 Rp 557.796
    ANTIMIKROBA    
209. Asamfusidat   Fusycomcr Rp 19.096 Rp 19.096
210. Asiklovir   Acyclovir 5% cream Rp 502.850 Rp 502.850
211. Gentamisin   Gentamisin Salep Rp 1.930.599 Rp 5.605.555
    C. Gentamicin eo Rp 3.674.956  
     Gentalex krim  Rp316.700  
212. Kloramfenikol   C. Mycetineo 1% Rp 1.891.235 Rp 1.891.235
213. Levofloksasin   C. LFX md 0,5 % Rp 11.011.572 Rp 11.011.572
214. Tobramisin   C Tobro md 0,3% Rp 349.646 Rp 349.646
    ANTIINFLAMASI    
215. Betametason   C Vosama Rp 649.080 Rp 649.080
216. natriumdiklofenak   C. Noncort Rp 5.791.614 Rp 5.791.614
217. Prednisolon   C. Polipred md Rp 1.635.266 Rp 1.635.266
    MIDRIATIK    
218. Atropine   C. TropinMinidose Rp 754.974 Rp 754.974
219. Homatropin   C. Homatro 2% ED Rp 944.216 Rp 944.216
MIOTIK dan
       
ANTIGLAUKOMA
220. Asetazolamid   Glauceta tablet Rp 85.580 Rp 85.580
221. Pilokarpin   C. Carpin 2% Rp 378.630 Rp 378.630
222. Timolol   C. Timol 0.5 Rp 10.431.432 Rp 10.431.432
223. karboksimetilselulosa   C. Cenfresh md Rp 43.646.295 Rp 51.444.498
    C. Lyteers Rp 7.798.203  
224. natriumhialuronat   C. Siloxan Rp 9.173.754 Rp 9.173.754
C. Catarlen (Potassium
225. povidoniodin   Rp 1.805.560 Rp 1.805.560
Iodine)
    OKSITOSIK    
226. Methylergometrin   Methylergometrin 10 mg/ml Rp 75.702 Rp 3.730.152
    Methylergometrin inj Rp 2.868.550  
    Methylergometrin tablet Rp 785.900  
227. Oksitosin   oksitosininj Rp 780.549 Rp 780.549
    ANTIANSIETAS    
228. Alprazolam   Alprazolam 0,5mg Rp 1.102.776 Rp 1.102.776
229. Diazepam   Diazepam 2mg Rp 2.128.818 Rp 3.337.228
    Diazepam 5mg Rp 739.176  
    Diazepam Inj Rp 469.234  
230. Clobazam   Clobazam tab 10mg Rp 18.055.496 Rp 18.055.496
231. Lorazepam   Lorazepam tab 2mg Rp 5.776.632 Rp 5.776.632
    ANTIDEPRESI Rp 7.925.238 Rp 7.925.238
232. Amitriptilin   Amitriptilin tab 25mg Rp 508.826 Rp 508.826
233. Fluoksetin   Fluoxetine Tablet 20 mg Rp 333.594 Rp 333.594
234. Sertralin   Sertralin tab Rp 597.408 Rp 597.408
ANTIOBSESI
       
KOMPULSI
235. Fluoksetin   Fluoxetine Tablet 20 mg Rp 333.594 Rp 333.594
    ANTIPSIKOTIK    
236. Abilify dismelt   Aripiprazol Rp 18.635.574 Rp 47.885.574
237. aripiprazol     Rp 29.250.000  
238. flufenazindekanoat   SikzonoatInj Rp 191.436 Rp 191.436
239. haloperidol   tab 0,5 mg Rp 688.875 Rp 1.450.783
    tab 1,5 mg Rp 680.152  
    tab 5 mg Rp 81.756  
240. klorpromazin   Clorpromazine 100mg Rp 947.992 Rp 947.992
241. Klozapin   Clozapin tab 25mg Rp 8.937.328 Rp 20.466.201
    Clozapin tab 100mg Rp 11.528.873  
242. Olanzapin   Olanzapin 5mg Rp 9.722.580 Rp 18.108.730
    Olanzapin 10mg Rp 8.386.150  
243. Risperidon   Risperidon 1 mg Rp 18.012 Rp 5.141.700
    Risperidon 2 mg Rp 5.123.688  
244. trifluoperazin   Trifluoferazin tab Rp 521.758 Rp 521.758
REVERSAL RELAKSAN
       
OTOT
245. Neostigmin   NeostigminInj Rp 242.791 Rp 242.791
OBAT untuk MIASTENIA
       
GRAVIS
246. Neostigmin   NeostigminInj Rp 242.791 Rp 242.791
247. Piridostigmin   Mestinon tab Rp 24.174.523 Rp 24.174.523
    OBAT ANTI DEMENSIA    
248. Donepezil   Donepezil Tab 5mg Rp 7.599.726 Rp 7.599.726
ANTASIDA dan
       
ANTIULKUS
249. Antasida   AntasidaSusp Rp 1.752.956 Rp 1.752.956
250. Lansoprazol   Lansoprazol 30mg Rp 102.186.088 Rp 108.249.838
    LansoprazolInj Rp 6.063.750  
251. Omeprazol   Omeprazol 20mg Rp 5.756.027 Rp 21.585.489
    OmeprazolInj Rp 15.829.462  
252. Ranitidin   Ranitidin 150mg Rp 11.441.550 Rp 25.472.754
    Ranitidininj Rp 14.031.204  
253. Sucralfat   Sucralfat tab Rp 2.032.854 Rp 2.051.502
    Ulsidex tab. Rp 18.648  
    ANTIEMETIK    
254. Dexamethason   DexamethasonInj Rp 2.972.160 Rp 2.972.160
255. Domperidon   Domperidon Tab Rp 753.285 Rp 800.465
    DomperidonSirup 60ml Rp 47.180  
256. Metoklopramid   Methoclorpramid tab Rp 50.699 Rp 1.102.248
    Methoclorpramidinj Rp 1.051.549  
257. Ondansetron   Ondansetron tab 4mg Rp 2.559.155 Rp 8.019.971
    Ondansetron inj Rp 5.460.816  
    ANTISPASMODIK    
Hyocine-N-Butylbromide
258. hiosinbutilbromida   Rp 1.050 Rp 12.177.217
tab
    Scobutrin tablet Rp 9.490.910  
    Hyocine-N-ButylbromideInj Rp 2.685.257  
    OBAT untuk DIARE    
259. New Antides Tab   Atapulgit Rp 241.860 Rp 241.860
260. Oralit Serb   Garamoralit Rp 802.470 Rp 802.470
261. Etadium tab 2mg   Loperamid Rp 308.904 Rp 308.904
262. Zinc tablet Zinc Rp 1.013.991 Rp 1.361.330
263. Zinc Sirup     Rp 347.339  
    KATARTIK    
264. Bisakodil   Bisacodyl Tab Rp 73.260 Rp 3.297.670
    Dulcolac 5 mg supp Rp 30.510  
    Dulcolax 10 mg supp Rp 3.193.900  
265. Laktulosa   Laktulosa sir Rp 81.675 Rp 81.675
OBAT untuk
       
ANTIINFLAMASI
266. Mesalazin   Salofalk Tablet Rp 3.575.000 Rp 5.837.700
    Salofalk 250 mg Rp 2.262.700  
Ursodeoxycholic acid 250
267. asamursodeoksikolat   Rp 10.083.528 Rp 10.083.528
mg
    ANTIASMA    
268. Aminofilin   Aminophlyn Tablet Rp 846.912 Rp 5.653.134
    Decafil 150 mg Rp 46.968  
    Erphafillin 200 mg Rp 2.666.178  
    Aminophlyn Inj Rp 2.093.076  
269. Budesonid   Pulmicort Rp 10.216.713 Rp 10.216.713
270. epinefrin (adrenalin)   Epinefrin 0,1% Rp 377.344 Rp 377.344
271. fenoterolHBr   Berotec MDI Rp 94.785.051 Rp 94.785.051
272. flutikasonpropionat   FlixotidNebules 2ml Rp 1.680.132 Rp 1.680.132
273. ipratropium bromide   MeproventNebu Rp 3.677 Rp 3.677
274. Cairanih   Combivent UDV Rp 22.954.794 Rp 22.954.794
275. kombinasi KDT/FDC, setiap dosis   budesonide, formoterol Rp 27.934.555 Rp 27.934.555
276. Serbih   SeretideDiskus 100mg Rp 36.867.033 Rp 89.262.071
    SeretideDiskus 250mg Rp 28.674.082  
    SeretideDiskus 500mg Rp 23.720.956  
277. Metilprednisolon   Metilprednisolon tab 4mg Rp 4.630.216 Rp 16.315.243
    Metilprednisolon tab 16mg Rp 1.305.162  
    Metilprednisoloninj 125mg Rp 10.379.865  
278. Prednison   Prednison tab 5mg Rp 381.227 Rp 381.227
279. Salbutamol   Salbutamol 2 mg Rp 2.718.021
    Suprasma Inhaler Rp 3.080.000
    Dipsamol inh Rp 10.274.715 Rp 21.466.936
    Ventolin Nebulizer UDV Rp 4.032.000
    Salbutamol 1 mg/ml Rp 1.362.200
280. Teofilin   RetaphylSr Tab Rp 22.131.705 Rp 22.131.705
281. Terbutalin   BricasmaInj Rp 6.226.492 Rp 6.226.492
282. Tiotropium   Spiriva 2.5 mcg respimat Rp 20.141.815 Rp 20.141.815
    ANTITUSIF    
283. Codein   Codein Tab 10mg Rp 8.848.200 Rp 8.848.200
    EKSPEKTORAN    
284. Levodropropizin   Levosif syr Rp 31.933.440 Rp 31.933.440
285. n-asetilsistein   Acetylsistein 200 mg Rp 10.427.605 Rp 10.427.605
OBAT untuk PENYAKIT
    PARU OBSTRUKSI    
KRONIS
286. ipratropium bromide dan salbutamol sulfate   MeproventNebu Rp 3.677 Rp 3.677
    SERUM dan    
IMUNOGLOBULIN
287. A.B.U. I   Tetagam P Syringe Rp 17.175.600 Rp 38.120.018
    Anti BisaUlar Rp 20.944.418  
288. serum antitetanus (A.T.S)   A.T.S 1500 iu Rp 22.400.829 Rp 22.400.829
OBAT untuk TELINGA,
    HIDUNG, dan    
TENGGOROK
Avamys Nasal Spray(120
289. Flutikasonfuroat   Rp 14.627.918 Rp 14.627.918
Spray)
         
Phenol glyseroltetestelinga
290. Karbogliserin   Rp 453.295 Rp 453.295
10 %
         
291. Oksimetazolin   Iliadin spray Rp 3.994.573 Rp 3.994.573
292. Ofloksasin   Akilen ear drop Rp 35.000 Rp 10.598.150
         
    Tarividotic Rp 10.563.150  
293. triamsinolonasetonid   Nassacort Rp 447.996 Rp 447.996
    VITAMIN dan MINERAL    
294. asamaskorbat (vitamin C)   Vit C 250mg Rp 1.136.520 Rp 2.682.544
    Vit C 50mg Rp 1.546.024  
295. Kalsiumglukonat   Ca. GluconasInj Rp 1.590.727 Rp 1.591.156
296.     CalsiumCarbonat Cap Rp 429  
297. kalsiumlaktat (kalk)   CalsiumLactat tab 500mg Rp 1.952.673 Rp 1.952.673
298. piridoksin (vitamin B6)   Vitamin b6/pyridoxin Rp 1.491.727 Rp 1.491.727
299. retinol (vitamin A)   Retinol 100.000 iu Rp 16.200 Rp 16.200
300. tiamin (vitamin B1)   Vit B.1 Rp 1.960.888 Rp 1.960.888
301. vitamin B kompleks   VitB.Complex Rp 17.086.838 Rp 17.086.838
302. Vit B1, B6, B12   Neurodex tab Rp 8.254.183 Rp 8.254.183
 OBAT yang MEMENGARUHI STRUKTUR
     
dan MINERALISASI TULANG
303. sodium hialuronat   UmaroneInj Rp 64.006.250 Rp 64.006.250
304. Kalsiumpolistirensulfonat   Calsium Polystyrene Rp 3.293.349 Rp 3.293.349
    PENCAHAR    
305. Glycerol, Paraffin liquid dan Phenolphtalein   Kompolax Rp 1.794.265 Rp 1.794.265

306. Phenolphtalein, Paraffin Liquidum, dan Glycerin   Laxadin 30 ml Rp 10.185.890 Rp 10.185.890

    LAIN LAIN    
ethinylestradiol,
307. Microgynon   Rp 12.560 Rp 12.560
levonorgestrel
308. Miloz 5 mg/5ml inj   midazolam HCL Rp 534.191 Rp 534.191
309. Misoprostol   Misoprostol Rp 4.162.400 Rp 4.162.400
310. Na Cl 0.9%, 500 ml   Natrium Klorida Rp 67.495.800 Rp 128.701.695
311. Na Cl 0.9%, 500 ml     Rp 37.230.120  
312. Na Cl 3 %, Otsu     Rp 23.975.775  
Macrogol, Na sulfate, Na
313. Niflec Powder   hydrogen carbonate, NaCl, Rp 1.976.000 Rp 1.976.000
dan KC
314. Nokoba inj   Naloxone HCl Rp 653.400 Rp 653.400
315. Nopres 20 Mg   Fluoxetin HCl Rp 5.819.085 Rp 5.819.085
316. Norephineprin inj 4 mg   Norepinefrin Rp 9.161.100 Rp 10.777.011
317. Notisil 2 mg     Rp 1.615.911  
318. Orphen ( ctm) tab   Chlorpheniramine maleate Rp 302.580 Rp 411.852
319. Chlorpheniramine maleate     Rp 109.272  
ca carbonate, vit D3, Zn, Na
320. Osteocal tab   Rp 37.220.245 Rp 37.220.245
fluoride
321. Pan Amin G Inf   Asam amino Rp 4.881.282 Rp 4.881.282
pramipexole dihydrochloride
322. Pramifrol 0,375 mg   Rp 13.584.700 Rp 13.768.504
monohydrate
323. Pramifrol 0,75 mg     Rp 183.804  
324. Pyrantel tablet   Pyrantel pamoat Rp 27.278 Rp 27.278
    Urine bag Rp 1.716.000 Rp 1.716.000
325. phenylephrine HCl   C. Efrisel ed Rp 1.627.247 Rp 1.627.247
           
  JUMLAH Rp 5.695.492.863 Rp 5.695.492.863
2. Tabel Obat Di Formularium Rumah Sakit

Obat Formularium Rumah Sakit Pemakaian Periode 1 Januari-31 Desember


SATUA JENIS
No ZAT AKTIF HARGA TOTAL
N PERSEDIAAN
1. Acyclovir Strip C. Hervis e oint Rp864.679 Rp864.679
Ambroxol sirup Ambroxol Rp2.128.148 Rp3.378.916
2 Tablet Rp1.250.768  
Ampul 1000 mg Rp21.660.940
Ascorbic Acid Ampul Vitamin C inj Rp138.528 Rp22.342.153
3 tablet Extrace 200mg Rp542.685
Bedak Kocok
Botol Rp37.114
Anak
Bedak Kocok Rp1.233.166
Bedak Kocok
Botol Rp1.196.052
4 Dewasa
tablet Hustab P Rp66.759
Ampul Farmavon inj Rp24.123.528
5 Bromhexin Rp28.596.867
Botol Lexavon Syrup Rp3.805.250
tablet Wibron tablet Rp601.330
carbamide carbonyl Soft U Derm 20
6 Tube Rp27.236 Rp27.236
diamide gr
Citicolin 500
7 Citicolin Ampul Rp5.334.800 Rp5.334.800
mg/ml
8 Cromolyn sodium Strip C. Conver MD Rp1.187.640 Rp1.187.640
Rp100.814.97
9 Eperisone HCl Tablet Eperisone tablet Rp100.814.977
7
Etambutol 500
10 Etambutol Tablet Rp10.669.600 Rp10.669.600
mg
11 Ekstrak Curcumae Tablet Curcuma blister Rp38.797.674
xantrorriza
 
Rhizoma Tablet Curcuma tab
Rp819.520
Rp39.617.194
12 Flunarizin Tablet Flunarizin 5 mg Rp30.582.846 Rp30.582.846
13 Gentamicin sulfat Tube Gentalex cream Rp316.700
Glucosamin
14 Glucosamin Tablet Rp45.679.997 Rp45.679.997
Tablet
Lactobacillus Sachet L Bio Rp1.732.500 Rp5.017.089
15
acidophilus. Sachet Lacto B Rp3.284.589  
SL/ pot
16 Laktosa Laktosa Rp462.000 Rp462.000
serbuk 1kg
17 Magnesium sulfat Sachet Garam inggris Rp59.160 Rp59.160
Mecobalamin cap
Tablet Rp52.093.362
18 Mecobalamin 500 mg Rp53.893.754
Ampul Mecobalamin inj Rp1.800.392
Meloxicam 15
Tablet Rp3.670.440
mg
19 Meloxicam Rp22.776.842
Meloxicam 7,5
Tablet Rp19.106.402
mg
Nafazolin HCl 0,05
C. Vasacon 0.6
20 %, Antazolin Fosfat Strip Rp3.761.410 Rp3.761.410
ml
0,5 %.
Naphazoline
21 Hydrochloride, Strip C. Vernacel Md Rp5.476.566 Rp5.476.566
Pheniramin maleat
C. Polygrant salp
Neomicin sulfate, Strip Rp984.100
mata
22 Polimixin B sulfate, Rp1.306.345
C. Polygrant 0.6
Gramicidin Strip Rp322.245
ml
paracetamol, n-
Tablet Sistenol cap Rp789.140 Rp789.140
23 acetylsistein
24 phenylephrine HCl Strip C. Efrisel ed Rp1.627.247 Rp1.627.247
Tablet Piracetam 1200 mg Rp782.262
Tablet Piracetam 400 mg Rp105.275
25 Piracetam Tablet Piracetam 800 mg Rp3.535.215 Rp5.884.102
Piracetam inj 3
Ampul Rp1.461.350
gram
Polyvinylpyrrolidon
26 Strip C. Protagenta Rp24.405.500 Rp24.405.500
e 20 mg
Potassium Iodide 5
C.Vitrolenta E
27 mg, Sodium Iodide Strip Rp9.347.337 Rp9.347.337
drop
10 mg
Desrem/
28 Remdesivir Ampul Rp73.515.098 Rp73.515.098
remsedivir
Thiamfenicol 500
Tablet Rp2.927.826
29 Thiamfenicol mg
botol Thiamfenicol Syr Rp181.500 Rp3.109.326
Tobramycin 3 mg,
30 Dexamethason 1 Strip C. Tobroson md Rp2.343.693 Rp2.343.693
mg
31 Vaselin gram Vaselin Rp113.619 Rp113.619
JUMLAH Rp504.534.998
3. Perhitungan Persentase Jumlah Item

Jumlah item fornas tingkat 2 = 325


Jumlah semua item obat yang ada di RS = 356
325
Persentase (%) = x 100% = 91,29 %
356

Jumlah item formularium rumah sakit = 31


Jumlah semua item obat yang ada di RS = 356
31
Persentase (%) = x 100% = 8,71 %
356

4. Perhitungan Persentase Serapan Dana

Jumalah serapan dana fornas = Rp. 5.695.492.863


Jumlah total serapan dana rumah sakit = Rp. 6.200.027.861

Rp. 5.695 .492.863


Persentase (%) = x 100% = 91,8%
Rp . 6.200 .027 .861

Jumlah serapan formularium rumah sakit = Rp. 504. 534.998


Jumlahtotal serapan obat yang ada di Rumah Sakit= Rp. 6.200.027.861
Rp . 504.534.998
Persentase (%) = x 100% = 8,2%
Rp . 6.200 .027 .861

Anda mungkin juga menyukai