Perseptor:
apt. Rahmi Safyanty, M.Farm
apt. Delli Syam, S.Si
OLEH:
KELOMPOK IV
Nadilla Rahma Yusti, S.Farm 2130122264
Nur Hasanah, S.Farm 2130122265
Resti Putri Yuliana, S.Farm 2130122268
Dalam penulisan tugas khusus ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan. Maka dengan segala kerendahan hati,penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar tugas khusus ini menjadi lebih baik
lagi. Semoga tugas khusus ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat..................................................................................................... 2
2.1.1 Definisi 3
2.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang 4
2.1.4 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 4
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang
1. Visi
Untuk kejayaan padang panjang yang bermarwah dan bermartabat.
2. Misi
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi unggulan daerah berbasis pembangunan
berkelanjutan.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:
a. Pemilihan;
b. Perencanaan kebutuhan;
c. Pengadaan;
d. Penerimaan;
e. Penyimpanan;
f. Pendistribusian;
h. Pengendalian; dan
i. Administrasi
(Permenkes 72, 2016).
suatu rumah sakit. Instalasi farmasi adalah bagian dari Rumah Sakit yang bertugas
penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (UU Nomor
serta dipimpin oleh seorang apoteker dengan personalia lain, meliputi para
apoteker, asisten dokter, tenaga administrasi serta tenaga penunjang teknis (Aditama,
2007). Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit atau
bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh
beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan
yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta palayanan kefarmasian, yang
resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan; pengendalian mutu; dan
pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung kepada
penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara
c. Rekonsiliasi obat
e. Konseling
f. Visite
2.5 Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan
Terapi di Rumah Sakit.
Tujuan pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah untuk:
a. penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;
b. penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi; dan
c. memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan / kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah:
1. melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving);
2. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut (death stock);
3. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku management:
A Book of Readings, menyebutkan pengendalian sebagai fungsi manajemen untuk
memastikan bahwa rencana-rencana yang telah dibuat sukses dilaksanakan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan dan pengendalian memang sangat erat
kaitannya. Pengendalian adalah upaya memantau pelaksanaan rencana. Oleh karena
itu pengendalian harus dilaksanakan selagi rencana masih sedang dilaksanakan,
bukan sesudahnya. Contoh dari pengendalian menurut Davis misalnya adalah:
a. Pengendalian keuangan (financial control).
b. Pengendalian produksi (production control).
c. Pengendalian bahan (material control).
d. Pengendalian distribusi (distribution control).
e. Pengendalian karyawan (personnel control).
Sedangkan menurut Bayu Swastha dalam buku azas-azas manajemen modern,
secara umum terdapat empat kategori pengendalian, yaitu pengendalian produksi
(production control), pengendalian persediaan (inventory control), pengendalian mutu
(quality control), dan pengendalian keuangan (financial control).
a. Pengendalian produksi
Pengendalian produksi berkaitan dengan perencanaan produksi. Perencanaan
produksi dilakukan untuk menentukan produk apa yang akan dihasilkan, serta di
mana, kapan, dan bagaimana membuatnya. Sedangkan pengendalian produksi
dilakukan untuk menjamin bahwa rencana produksi berjalan sesuai yang telah
ditetapkan.
b. Pengendalian persediaan
Pengendalian persediaan adalah kegiatan memantau dan menjaga agar
persedian barang, termasuk bahan baku, barang setengah jadi (dalam proses), dan
barang jadi, sesuai jumlahnya dengan apa yang tercantum dalam rencana. Ada tiga
hal yang perlu dipantau dan dijaga agar tidak terjadi, yaitu kelebihan persediaan,
kekurangan persediaan, dan ketidakseimbangan persediaan.
c. Pengendalian mutu
Pengendalian mutu berkaitan dengan penjagaan mutu produk agar sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan, baik berdasarkan spesifikasi dari teknisi
perusahaan maupun tuntutan dari konsumen.Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan
dan pengujian produk, agar dapat ditekan serendah-rendahnya (bahkan sampai nol)
terjadinya produk yang cacat.
d. Pengendalian keuangan
Pengendalian keuangan dilakukan untuk hampir semua kegiatan, karena
hampir tidak ada kegiatan yang tidak memerlukan uang. Lingkup dari pengendalian
ini mencakup misalnya anggaran, biaya produksi, pendapatan, labarugi, dan lain-lain.
Proses pengendalian mencakup penetapan rencana atau standar untuk
mengukur kinerja, pengukuran terhadap kinerja, dan koreksi terhadap penyimpangan-
penyimpangan atas rencana atau standar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
elemen-elemen pokok dari pengendalian adalah:
Rencana atau standar yang berisi ketetapan tentang kinerja yang diharapkan
(expected performance).
Pengukuran terhadap kinerja yang terlaksana atau nyata (actual performance).
Evaluasi, yaitu perbandingan antara kinerja yang diharapkan (expected
performance) dan kinerja nyata (actual performance). Analisis perbedaan
antara kedua hal itu disebut penyimpangan (deviations).
Laporan tentang penyimpangan-penyimpangan (deviations) dan
penyebabpenyebabnya (yang berupa gangguan-gangguan dalam pelaksanaan
rencana).
Daftar tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan (termasuk aturan-aturan baru dalam
pengambilan keputusan).
Saran tentang tindakan-tindakan lebih luas dibidang manajemenuntuk
memperbaiki kinerja (perubahan organisasi, peningkatan sumber daya
manusia, dan lain-lain).
Oleh sebab dalam elemen-elemen pokok tersebut tercakup laporan dan saran-
saran tindakan koreksi, maka dalam system pengendalian juga diperlukan adanya
saluran umpan balik (feed back loop) kepada manajer.
3.1.2 Data Dana Serapan Pemakaian Obat Terhadap Fornas Dan Non Fornas di
rumah sakit umum daerah padang panjang
Selanjutnya dihitung data dana serapan pemakaian obat terhadap fornas dan
non fornas di rumah sakit umum daerah padang panjang. Hasil total yang didapatkan
pada serapan pemakaian adalah Rp.6.200.027.861. Dimana Hasil dari Formularium
Nasional adalah Rp.4.652.244.493 dan Formularium Rumah Sakit adalah
Rp.1.547.382.945. Persentase serapan dana yang didapatkan adalah 91,8% pada
formularium nasional dan 8,2% pada formularium rumah sakit. Dari persentase yang
didapatkan formularium nasional lebih banyak serapan dana dari pada formularium
rumah sakit. Obat paling banyak mengeluarkan dana pada formularium rumah sakit
adalah Eperisone HCl sebanyak Rp. 100.814.977.
BAB IV
KESIMPULAN
ANALGESIK, ANTIPIRETIK,
ANTIINFLAMASI NON STEROID,
ANTIPIRAI
ANALGESIK NARKOTIK
1. Fentanil ampul fentanil injeksi Rp 16.837.079 Rp 16.837.079
2. Kodein tablet kodein tab 10 mg Rp 8.848.200 Rp 8.848.200
3. Morfin tablet tab 10 mg Rp 1.136.795 Rp 1.136.795
4. Petidin ampul petidin inj 50 mg/mL Rp 428.582 Rp 428.582
5. Tramadol ampul inj 50 mg/mL Rp 407.807 Rp 407.807
ANALGESIK NON NARKOTIK
6. asam mefenamat tablet asam mefenamat 500 mg Rp 9.981.022 Rp 9.981.022
7. Ibuprofen tablet ibuprofen 200 mg Rp 798
Rp 7.185.572
ibuprofen 400 mg Rp 7.184.774
8. Ketoprofen supp Ketoprofen Supp Rp 19.084.397 Rp 19.084.397
9. Ketorolac ampul Ketorolac Injeksi Rp 8.948.307 Rp 8.948.307
NYERI NEUROPATIK
ANESTETIK LOKAL
KHUSUS
Atropine inj 0,25 mg/mL
32. Atropine ampul Rp 1.470.562 Rp 1.470.562
(i.v.)
33. natrium bikarbonat tablet natrium bikarbonat 500mg Rp 3.783.303
Rp 3.950.951
vial Meylon inj Rp 167.648
IMUNOSUPRESAN
ANTIEPILEPSI - ANTIKONVULSI
ANTIBAKTERI
Beta laktam
42. Amoksisilin tablet Amoksisilin 500 mg Rp 4.392.369
Amoksisilin drops 100
botol Rp 688.500
mg/mL Rp 6.556.169
botol Sammoxin dry syrup Rp 1.039.700
botol Solpenox dry syr Rp 435.600
43. Zinat tablet Zinat 500 mg Rp 108.675 Rp 108.675
44. Ampisilin vial Ampisilin 250 mg (i.m./i.v.) Rp 7.400.565 Rp 7.400.565
45. sefadroksil tablet sefadroksil 500 mg Rp 7.293.160
sefadroksil sir kering 125
botol Rp 397.700 Rp 7.701.468
mg/5 mL
sefadroksil sir kering 250
botol Rp 10.608
mg/5 mL
46. Sefazolin vial Sefazolin 1.000 mg Rp 37.938 Rp 37.938
47. Sefiksim capsul Sefiksim 100 mg Rp 33.620.860
Rp 35.487.646
botol Sefiksim 100 mg/5 mL Rp 1.866.786
48. Sefoperazon vial Sefoperazon 1.000 mg Rp 3.993.451 Rp 3.993.451
49. Sefotaksim vial Sefotaksim 1.000 mg Rp 4.628.480 Rp 4.628.480
50. Seftriakson vial Seftriakson 1.000 mg Rp 28.071.023 Rp 28.071.023
Antibakteri Lain
Tetrasiklin
51. Doksisiklin kapsul Doksisiklin kaps 100 mg Rp 212.520 Rp 212.520
- -
Sulfametoksazol-Trimetoprim
52. Kotrimoksazol tablet Kotrimoksazol 400/80 mg Rp 271.560 Rp 271.560
Makrolid
53. Azitromisin 500 mg tablet Azitromisin Rp 9.423.372 Rp 9.423.372
54. Eritromisin 500 mg tab/kaps Eritromisin Rp 288.966
Rp 320.416
55. Eritromisin sir kering 200 mg/5 mL botol Rp 31.450
Aminoglikosida
56. gentamisin ampul Sagestam inj 40mg/ml Rp 6.556.968 Rp 6.556.968
Kuinolon
57. Levofloksasin tablet Levofloksasin 500 mg Rp 1.047.877
botol Levofloksasininf 5 mg/mL Rp 9.689.762 Rp 10.951.796
tablet Levofloksasin 400 mg Rp 214.157
Linkosamid
58. Klindamisin kapsul Klindamisin 150 mg Rp 3.434.831 Rp 3.434.831
Lain–Lain
59. Meropenem vial Meropenem serb 1.000 mg Rp 28.409.313 Rp 28.409.313
60. Metronidazol tablet Metronidazol 500 mg Rp 2.169.758
Rp 10.563.693
botol Metronidazol inf 5 mg/mL Rp 8.393.935
ANTIINFEKSI KHUSUS
Antilepra
61. rifampisin tablet rifampisin 450 mg Rp 4.163.034
Rp 7.214.466
tablet rifampisin 600 mg Rp 3.051.432
Antituberkulosis
62. Isoniazid tablet Isoniazid 100mg Rp 2.029.710
Rp 6.060.770
tablet Isoniazid300mg Rp 4.031.060
63. Pirazinamid tablet Pirazinamid 500mg Rp 1.721.740 Rp 1.721.740
Antiseptik Saluran kemih
64. Asampipemidat tablet Urinter 500 Rp 15.851.000 Rp 15.851.000
ANTIFUNGI
antifungi Sistemik
65. Flukonazol kapsul Diflucan 50 mg Rp 1.610.700 Rp 1.610.700
66. Griseofulvin tablet Griseofulvin 125 mg Rp 58.425 Rp 58.425
67. Ketokonazol tablet Ketokonazol 200 mg Rp 2.059.656 Rp 2.059.656
68. Nystatin tablet Nystatin 500.000 IU Rp 2.606.340 Rp 2.606.340
ANTIPROTOZOA
ANTIHIPERLIPIDEMIA
LAIN LAIN
ethinylestradiol,
307. Microgynon Rp 12.560 Rp 12.560
levonorgestrel
308. Miloz 5 mg/5ml inj midazolam HCL Rp 534.191 Rp 534.191
309. Misoprostol Misoprostol Rp 4.162.400 Rp 4.162.400
310. Na Cl 0.9%, 500 ml Natrium Klorida Rp 67.495.800 Rp 128.701.695
311. Na Cl 0.9%, 500 ml Rp 37.230.120
312. Na Cl 3 %, Otsu Rp 23.975.775
Macrogol, Na sulfate, Na
313. Niflec Powder hydrogen carbonate, NaCl, Rp 1.976.000 Rp 1.976.000
dan KC
314. Nokoba inj Naloxone HCl Rp 653.400 Rp 653.400
315. Nopres 20 Mg Fluoxetin HCl Rp 5.819.085 Rp 5.819.085
316. Norephineprin inj 4 mg Norepinefrin Rp 9.161.100 Rp 10.777.011
317. Notisil 2 mg Rp 1.615.911
318. Orphen ( ctm) tab Chlorpheniramine maleate Rp 302.580 Rp 411.852
319. Chlorpheniramine maleate Rp 109.272
ca carbonate, vit D3, Zn, Na
320. Osteocal tab Rp 37.220.245 Rp 37.220.245
fluoride
321. Pan Amin G Inf Asam amino Rp 4.881.282 Rp 4.881.282
pramipexole dihydrochloride
322. Pramifrol 0,375 mg Rp 13.584.700 Rp 13.768.504
monohydrate
323. Pramifrol 0,75 mg Rp 183.804
324. Pyrantel tablet Pyrantel pamoat Rp 27.278 Rp 27.278
Urine bag Rp 1.716.000 Rp 1.716.000
325. phenylephrine HCl C. Efrisel ed Rp 1.627.247 Rp 1.627.247
JUMLAH Rp 5.695.492.863 Rp 5.695.492.863
2. Tabel Obat Di Formularium Rumah Sakit