Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR

PRAKTER KERJA LAPANGAN (PKL)


PENGENALAN KLINIK RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
BATAM, 21 DESEMBER 2020-02 JANUARI 2021

DISUSUN OLEH :
APRIYANI EFENDI ( 61608100818002 )
HERIANSYAH ( 61608100818025 )
MIFTACH YULIANDA S ( 61608100818037 )
MUTI’AH IKHTISYAM ( 61608100818044 )

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


RS. HARAPAN BUNDA

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Apt.Rakhmi Febrina Y, S.Farm. Apt.Suci fitriani sammulia M.Pharm.Sci

Diketahui oleh,
Program Studi Sarjana Farmasi Institut kesehatan Mitra Bunda Persada
Ketua

Apt.Sri Hainil, S.Si.,M.Farm

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat memperoleh kesehatan serta kesempatan untuk dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Harapan Bunda ini dengan
baik.

Praktek Kerja lapangan (PKL) di Rumah Sakit Harapan Bunda merupakan salah
satu program Pendidikan Sarjana farmasi di institute kesehatan Mitra Bunda Persada
Batam. PKL ini dilaksanakan atas kerjsama pihak institute kesehatan Mitra Bunda Persada
Batam dengan pihak Rumah Sakit Harapan Bunda dalam membimbing mahasiswa/i Sarjana
Farmasi. Kegiatan PKL dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2020 – 02 Januari 2021.

Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa mampu


menerapkan teori yang telah diperoleh dari mata kuliah serta membandingkan dengan
kenyataan dilapangan. Penyusunan laporan ini didasarkan pada materi yang telah diterima
selama kegiatan PKL di Rumah Sakit Harapan Bunda.

Pada penulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberi bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan moral . Ucapan terima kasih ini
kami tujukan kepada :
1. Allah SWT yang telah memudahkan dan melancarkan proses pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan selama pelaksanaan kegiatan
Praktek Kerja Lapangan.
3. Ibu Apt.Sri Hainil, S.Si,M.Farm selaku Kepala Prodi S1 Farmasi institut kesehatan
Mitra Bunda Persada
4. Ibu Apt.Suci fitriani Sammulia M.pharm.,Sci selaku pembimbing Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dari institute kesehatan Mitra Bunda Persada
5. Ibu Apt.Rakhmi Febrina Y, S.farm selaku pembimbing lahan dari RS Harapan
Bunda Batam
6. Ibu Apt.Aprilya Sri R, M.farm. selaku pembimbing dari RS Harapan Bunda Batam
7. Seluruh staf dari Instalasi farmasi RS Harapan Bunda Batam
8. Serta rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan semangat dan dukungan
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini. Namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat
bagi para pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan
berupa kritik atau saran yang berguna.
Batam, 02 Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.1.1 Tujuan Magang/Kunjungan....................................................2

1.1.2 Manfaat Kegiatan Magang / Kunjungan.................................2

1.1.3 Waktu dan Tempat..................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pengertian Rumah Sakit 4

2.2 Sejarah umum terbentuknya rumah sakit harapan bunda..................................5

2.3 Visi Dan Misi rumah sakit harapan bunda........................................................5

2.3.1 Visi rumah sakit harapan bunda................................................5

2.3.2 Misi rumah sakit harapan bunda................................................5

2.4 Instalasi Farmasi rumah sakit harapan bunda....................................................6

2.4.1 Definisi instalasi farmasi...........................................................6


2.4.2 Tugas instalasi farmasi..............................................................6
2.4.3 Struktur organisasi.....................................................................7

2.4.4 Standar Pelayanan Rumah Sakit (Permenkes No 72 Tahun

2016)..........................................................................................8

2.5 Drug Management Cycle Di Rumah Sakit Harapan Bunda..............................9

iv
2.5.1 Perencanaan...............................................................................9

2.5.2 Pengadaan..................................................................................9

2.5.3 Penyimpanan...........................................................................10

2.5.4 Distribusi.................................................................................10

BAB III URAIAN KEGIATAN...............................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................14

4.1 Pelayanan Farmasi di Instalasi Rawat Jalan(IRJ).........................14

4.2 Pelayanan Farmasi di Instalasi Rawat Inap(IRNA)......................15

4.3 Pelayanan Farmasi di Depo..........................................................17

4.4 Pelayanan Farmasi di gudang Farmasi.........................................17

BAB V PENUTUP.....................................................................................................20

5.1 Kesimpulan.................................................................................................20
5.2 Saran...........................................................................................................20

5.2.1 Saran untuk Institut Mitra Bunda Batam...................................20

5.2.2 Saran untuk Rumah Sakit Harapan Bunda................................21

5.2.3 Saran untuk penulis/mahasiswa/I..............................................21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
LAMPIRAN...............................................................................................................23

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan pradigma pendidikan kefarmasian dari “drug orientad” ke “patient
oriented” memberikan tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan tinggi
farmasi di Indonesia dalam menyiapkan lulusan yang bermutu dan siap
pakai.sejalan dengan itu, program studi farmasi, institute kesehatan Mitra Bunda
Persada Batam melakukan berbagai upaya guna mengimplementasikan pradigma
diatas terutama pengenalan konsep “Pharmaceutical Care“ atau asuhan
kefarmasian kepada mahasiswa sejak awal. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya
untuk memperkenalkan peserta didik dengan dunia nyata tempat kerja apoteker
sejak mereka masih kuliah, diantaranya program “early exposure“ keberbagai
sarana kefarmasian seperti di apotek, rumah sakit, gudang farmasi, puskesmas dan
lain-lain.

Pembelajaran di institute kesehatan Mitra Bunda Persada Batam dirancang


dengan pendekatan berbasis kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan
pendekatan berbasis dunia kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah
pembelajaran yang membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta didik yang
mencakup aspeksikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran berbasis
produksi adalah pembelajaran yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar
berupa barang jadi atau jasa sesuai dengan standar dunia industri atau dunia usaha.
Sedangkan pembelajaran berbasis dunia kerja mengarahkan peserta didik untuk
dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja. Pembelajaran didunia
kerja ini, peserta didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

1
Harapan utama dari kegiatan praktek ini disamping meningkatkan
keahlian profesional mahasiswa agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga
kerja, agar mahasiswa memiliki etos kerja yang meliputi: kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreatif, disiplin dan tanggung jawab sehingga
menghasilkan hasil pekerjaan yang berkualitas.

1.1.1 Tujuan Magang/Kunjungan


Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di selenggarakan oleh
institut kesehatan Mitra Bunda Persada Batam bekerja sama dengan Rumah Sakit
Harapan Bunda, yaitu:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu
tenaga yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan yang etos kerja
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadaan (Link and
Match)antara IKMB dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.

1.1.2 Manfaat Kegiatan Magang /kunjungan

Manfaat magang atau kunjungan ini adalah :


1. Mengetahui, memahami tugas, dan tanggung jawab apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian dalam mengelola sarana pelayanan
kefarmasian.
2. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di sarana pelayanan
kefarmasian.

2
3. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi tenaga kefarmasian
yang profesional.

1.1.3 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan selama 2 minggu
untuk setiap kelompoknya di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam
Alamat

Jalan seraya No.1, kampung seraya ,batam

Waktu

Tanggal Dimulai pada tanggal 21 Desember 2020- 02 Januari


2021
Hari Senin – sabtu
Waktu shift pagi pukul 07.00 – 14.30 wib
Shift sore pukul 14.30 – 21.30 wib

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah “Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, dinyatakan bahwa “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan
kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi
tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan gangguan kesehatan”.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Menurut Azwar (2002), rumah sakit merupakan institusi yang integral dari
organisasi kesehatan dan organisasi sosial, berfungsi menyediakan pelayanan
kesehatan yang lengkap. Rumah sakit juga merupakan pusat latihan bagi tenaga
profesi kesehatan dan sebagai pusat penelitian untuk riset kesehatan.
Di Indonesia dikenal tiga jenis rumah sakit yaitu rumah sakit berdasarkan
kepemiliknnya, rumah sakit berdasarkan jenis pelayanannya dan rumah sakit
berdasarkan kelasnya. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan tiga macam rumah
sakit, yaitu
(1) rumah sakit pemerintah (RS Pusat, RS Provinsi, RS Kabupaten), RS
BUMN/ABRI dan RS Swasta,
(2) RS Umum, RS Jiwa, RS Khusus,
(3) RS kelas A, B, C dan RS kelas D. Namun, semua RS Kabupaten telah
ditingkatkan statusnya menjadi RS Kelas C (Muninjaya, 2004).
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar dan spesialistik dan subspesialistik. Rumah Sakit
Umum Pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah baik Pusat, ataupun
Daerah. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar (Siregar, 2003).

4
Sedangkan Muninjaya, (2005) menyatakan bahwa RS Kelas C mempunyai
minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan anak).

2.2 SEJARAH UMUM TERBENTUKNYA RUMAH SAKIT HARAPAN


BUNDA
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam adalah Rumah Sakit swasta pertama di
kota Batam yang mulai beroperasi pada tanggal 05 Juni 1986 dengan izin no. YM
02.04.3.10804 yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Awalnya adalah praktik bidan dan toko obat, yang kemudian menjadi Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin, dan terus berkembang menjadi Rumah Sakit
Umum.
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam mempunyai jaringan kerjasama dengan beberapa
Rumah Sakit baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Rumah Sakit Harapan
Bunda Batam mempunyai tenaga medis / dokter dan paramedis yang telah cukup
berpengalaman.
MOTTO :
“KESEHATAN DAN KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI”

2.3 VISI DAN MISI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA


2.3.1 VISI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
Menjadikan Rumah Sakit Harapan Bunda sebagai Rumah Sakit dengan
pelayanan Standard Akreditasi JCI (Joint Commission International) pada tahun
2025.

2.3.2 MISI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA


I. Mencapai Tri Sukses Rumah Sakit Harapan Bunda
1. Sukses Pasien :
Pasien bisa segera kembali sehat dan pasien beserta keluarga puas akan
pelayanan yang diberikan.
2. Sukses Sumber Daya Manusia:
Seluruh SDM mulai dari Dokter, Apoteker, Paramedis dan karyawan non
medis semuanya merasa puas bekerja di Rumah Sakit Harapan Bunda, baik

5
dari segi penghasilan karir, peningkatan pengetahuan maupun jaminan
masa depan.
3. Sukses Yayasan :
Yayasan Harapan Bunda sebagai pemilik Rumah Sakit Harapan Bunda
selain melaksanakan Misi sosialnya juga bisa mendapatkan “Keuntungan“
yang akan dipergunakan untuk pengembangan Rumah Sakit maupun
program lainya.
II. Menyelenggarakan layanan kesehatan paripurna yang bermutu tinggi dan
terjangkau oleh masyarakat.
III. Membuat program-program yang memudahkan atau meringankan
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan secara lengkap.

2.4 INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA


2.4.1 DEFINISI INSTALASI FARMASI
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit
yang dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.
(PMK RI NO 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit)
2.4.2 TUGAS INSTALASI FARMASI
Tugas Instalasi Farmasi, meliputi:
1. Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi
seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan
profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi
2. Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien
3. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna
memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan
risiko
4. Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta
memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien
5. Berperan aktif dalam Komite/Tim Farmasi dan Terapi
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan
Pelayanan Kefarmasian

6
7. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium Rumah Sakit

(PERMENKES RI NO 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit)
2.4.3. STRUKTUR ORGANISASI

Kepala instalasi farmasi dan alkes


ADMINISTRASI FARMASI
(Rakhmi febrina y,S.farm,Apt)
(Andini Asrianti)

K.A K.A PENGOLA K.A K.A


PERBEKALAN K.A PELAYANAN PELAYANAN MANAJEMEN
PENGOLALA
FARMASI FARMASI FARMASI MUTU
ALAT KLINIS
KESEHATAN (PrimaRestikasari,S.
(Rakhmi febrina Ariesta Kirana
Farm,APT)
y,S.farm,Apt) (Apriliya sri E,S.Farm,Apt
(Fatra Buana) R,M.farm,Apt)

ADMINISTRASI PETUGAS GUDANG


PERBEKALAN FARMASI FARMASI KOORDINATOR
(Rakhmi febrina
(JAKA HADI SAPUTRA)
y,S.farm,Apt)
PIO

TJ BPJS TJ HARIAN
KONSELING
ADMINISTRASI
PENGOLALA ALKES (DIAN ARIZIA) 1.KHAIRULAHABIB,Amd.fa
rm
VISITE
2. Inggrianti w,Amd,Farm

3.Lucia pradika,Amd.Farm

7
ASISTEN APOTEKER JURU RACIK

-ENI SURYANI,Amd,farm 1.Ade Irma S

- KLEMENTINA,Amd,farm 2. Mailina

-ERVIANA NURFITA.S.farm 3.Evan Ardito P PUT

-RISDA DIANA,Amd,farm

-TIKA TRI W,Amd,farm

-DEVI NURM,Amd,farm

-WILYADI

-ESTI ADNRI,Amd,farm

-NENCY APRILIYA,S.Farm

-FAUSTIN EUFRACIA.S.Farm

-Sri Rahayu Ramadhan

2.4.4 STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT (PEMENKES NO 72 TAHUN


2016)
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk:
A.Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
B.Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
C.Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi:


A. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
meliputi:
1. Pemilihan
2. Perencanaan kebutuhan
3. Pengadaan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan

8
6. Pendistribusian
7. Pemusnahan dan Penarikan
8. Pengendalian
9. Administrasi

B. Pelayanan Farmasi Klinik, meliputi:


1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
3. Rekonsiliasi Obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10. Dispensing Sediaan Steril
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
(PERMENKES RI NO 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit)

2.5 DRUG MANAGEMENT CYCLE DI RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA


2.5.1 PERENCANAAN
Tujuannya untuk menghindari adanya kekosongan obat.
1. Konsumsi
Yaitu berdasarkan pemakaian sebelumnya
2. Epidemiologi
Yaitu berdasarkan penyakit
3. Kombinasi
Yaitu berdasarkan konsumsi dan epidemiologi

2.5.2. PENGADAAN
Tujuanya untuk merealisasikan perencanaan
1. Tender terbuka

9
Yaitu rumah sakit mengumumkan kepada semua PBF bahwa sedang
membutuhkan suatu obat
2. Tender tertutup
Yaitu rumah sakit hanya memilih beberapa PBF untuk memesan atau membeli
obat
3. Negosisiasi
Terkait penegoan atau tawar menawar
4. Just in time
Yaitu ketika barang itu dibutuhkan baru dicari
5. Hibah atau sumbangan
Contohnya obat anti TB, HIV

2.5.3 PENYIMPANAN
Berdasarkan :
 Alfabetis

 FIFO atau FEFO

 Bentuk sediaan

 LASA atau NORUM

 Suhu

2.5.4 DISTRIBUSI
1. Internal
Yaitu penyaluran dari gudang ke depo farmasi
2. Eksternal
Yaitu penyaluran dari depo ke pasien
a. Individual Prescribing
Pasien mendapatkan resep dari dokter dan instalasi farmasi melayani sesuai
yang tertulis dalam resep untuk pasien tersebut. Keuntungan sistem ini adalah
efisiensi dalam jumlah tenaga yang melayani, dapat diterapkan untuk pasien
rawat jalan maupun rawat inap dan mudah dalam mengontrol persediaan
obatnya. Namun kelemahannya adalah waktu kontak dengan pasien/ keluarga
terbatas serta asuhan kefarmasian kurang optimal.
b. Ward Floor Stock
Dalam sistem ini, penyediaan obat dilayani dalam jumlah tertentu sebagai
stok obat di ruang perawatan. Kebutuhan obat tiap dilayani dari stock obat

10
ruang pelayanan ini. Kelebihan sistem ini adalah bahwa obat siap pakai oleh
karena tersedia di ruang perawatan, efisiensi jumlah tenaga yang dibutuhkan.
Namun kelemahannya adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pemberian
obat karena tidak ada pemeriksaan ulang, jumlah persediaan obat di ruang
perawatan meningkat, kemungkinan kehilangan obat besar, resiko kerusakan
obat dan jumlah obat ED (expired date-red) meningkat.
c. One Day Dose Dispensing (ODDD).
Penyediaan obat dalam sistem ini dilakukan oleh instalasi farmasi pada
pasien rawat inap yang dikemas/disiapkan dalam dosis tunggal untuk
pemakaian sehari (24 Jam). Kelebihan dari sistem ini adalah pasien lebih
mudah mendapatkan obat, menghindari pemberian obat double, pasien
membayar obat yang diminum saja. Sedangkan bagi instalasi farmasi,
pelayanan yang diberikan lebih berorientasi pada pasien, menurunkan biaya
obat, mengurangi medical error serta pengelola stok obat secara sentralisasi
sehingga pengendalian obat bisa ditingkatkan. Namun demikian sistem ini
mempunyai kelemahan, yaitu: membutuhkan SDM lebih banyak, beban kerja
Instalasi Farmasi menjadi berlipat ganda, terjadi pemborosan embalage,
penulisan permintaan obat berulang-ulang, dapat terjadi keterlambatan
pemberian obat atau lupa tidak dilanjutkan.

11
BAB III
URAIAN KEGIATAN

KEGIATAN
MAGANG/KUNJUNGAN
(EARLY EXPOSURE)

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT MITRA BUNDA PERSADA,
BATAM

Hari : 1 Hari : senin Tanggal : 21 desember 2020


Kegiatan Keterangan
(tempat/nama
pemateri/dll)
07.30 – Perkenalan ruang lingkup Instalansi Instalansi Farmasi RSHB
08.00 Farmasi
08.00 – Arahan dan Cari Tugas tentang Instalansi Farmasi RSHB
09.30 PERMENKES 72 TAHUN 2016
09.30 – Meracik Obat Instalansi Farmasi RSHB
12.00
12.00 – Istirahat Instalansi Farmasi RSHB
13.00
13.00 – Membuat resep, membuat etiket, Instalansi Farmasi RSHB
14,30 membuat coppy resep jika perlu.
Resume materi / Kegiatan

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan
untuk:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang

12
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi


standar:
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis


Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a.
pemilihan;
b. perencanaan kebutuhan;
c. pengadaan;
d. penerimaan;
e. penyimpanan;
f. pendistribusian;
g. pemusnahan dan penarikan;
h. pengendalian; dan
i. administrasi.

Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b meliputi: a. pengkajian dan pelayanan Resep;
b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c. rekonsiliasi Obat;
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
e. konseling;
f. visite;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j. dispensing sediaan steril; dan
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Jalan (IRJ)


Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan
lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya,
pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname). Instalasi
farmasi rawat jalan Rumah sakit Harapan bunda merupakan salah satu pelayanan
farmasi yang melayani resep pasien rawat jalan. Apotek rawat jalan melakukan
pelayanan resep 24 jam, Apotek rawat jalan melayani pasien umum, BPJS,
perusahaan.  
Kegiatan di rawat jalan meliputi pelayanan resep yang diawali dengan
memberi nomor resep kepada pasien kemudian membaca resep yang diterima,
menghitung dosis obat (bila resep racikan),setelah itu memasukkan data obat-
obatan maupun alat kesehatan ke dalam komputer sesuai dengan yang tertera
dalam resep, hal ini dilakukan oleh pegawai apotek karena untuk efisiensi dan
efektifitas waktu. Tujuan dari memasukkan data obat-obatan dan alat kesehatan
yang diresepkan adalah untuk mendapatkan nilai resep pasien, baik untuk pasien
umum, kredit, BPJS, memotong stok, serta sebagai arsip bagi rumah sakit sendiri.
Setelah print out data tersedia selanjutnya obat-obatan dan alat kesehatan yang
diresepkan disiapkan. Sering kali terdapat resep racikan baik itu puyer, kapsul,
maupun krim sehingga harus dilakukan peracikan sesuai dengan permintaan
resep. Ada pula kegiatan mensuspensikan dry syrup terutama golongan
antibiotik. Setelah peracikan obat selesai maka obat dikemas sesuai dengan
bentuk sediaannya, setelah itu diberi etiket sesuai dengan signa yang tertera pada

14
resep dan terakhir menyerahkan obat kepada pasien. Untuk pasien umum sebelum
obat diserahkan terlebih dahulu membayar di kasir apotek, sementara untuk
pasien dengan jaminan kesehatan cukup dengan menandatangani tanda terima
obat yang nantinya akan ditagihkan kepada pihak jaminan kesehatan tersebut
setelah awal bulan berikutnya. Selanjutnya pasien diberi informasi tentang cara
pemakaian obat berdasarkan aturan pakainya dengan tujuan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemakaian. Biasanya pasien membutuhkan penjelasan lebih
mendalam tentang aturan pakai obat khususnya penggunaan insulin.
Kegiatan lainnya yaitu stock opname yang dilakukan setiap tiga bulan
sekali. Stock opname bertujuan untuk mengetahui jumlah obat yang ada dan
mengetahui expire date obat–obat tersebut. Melalui kegiatan tersebut dapat
dicegah penggunaan obat-obatan expire untuk pelayanan pasien.

4.2 Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi Rawat Inap ( IRNA )


1. Gambaran Umum
Pelayanan farmasi rawat inap melayani pendistribusian obat untuk
pasien  Umum, BPJS Askes, BPJS Jamkesmas, BPJS Jamsostek, BPJS
Kesehatan dan pasien kredit (perusahaan). Prosedur pelayanan farmasi bagi
pasien rawat inap:
a. Pasien Umum
1) Perawat atau keluarga pasien membawa resep ke pelayanan farmasi
rawat inap
2) Resep obat tersebut di input kedalam sistem komputer dicetak
kuitansi, disiapkan obatnya, diberi etiket, dikemas lalu kuitansi
diserahkan ke bagian kasir agar dapat dibayarkan oleh kasir kuitansi
ditanda tangani, diberi stempel dan dicap lunas.

15
3) Obat diserahkan kepada perawat atau keluarga pasien atau obat yang
dipesan diantar ke ruangan beserta kuitansi asli dan dilakukan
penagihan biaya obat langsung kepada pasien atau keluarga pasien
sedangkan lembar copy kuitansi beserta copy resep sebagai pertinggal
di apotek. Kartu obat diserahkan kepada perawat kembali dan setelah
pasien pulang disimpan ke bagian administrasi Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.

b. Pasien JKN (BPJS) 
Ketentuan yang berlaku untuk pasien kredit dan BPJS Askes rawat
inap pada dasarnya hampir sama dengan ketentuan pada pelayanan rawat
jalan. Pelayanan rawat inap pasien JKN (BPJS) dan pasien kredit meliputi
semua unit pelayanan dan ruang rawat. Pemilihan jenis dan jumlah obat
berdasarkan Formularium Nasional bagi pasien JKN (BPJS)dan bagi
pasien kredit pemilihan obat berdasarkan Formularium Rumah sakit
harapan bunda Prosedur pelayanan farmasi pasien JKN (BPJS) dan pasien
kredit Perawat atau keluarga pasien membawa kartu obat dan surat
keterangan dari perusahaan atau kartu JKN bagi peserta BPJS yang
menjamin pasien ke pelayanan farmasi rawat inap.
Obat yang tertulis di kartu obat diinput kedalam suatu komputer
kemudian dicetak tanda terima tersebut tiga rangkap. Obat disiapkan,
distempel sudah diberikan kredit, diberi etiket dan dikemas. Obat
diserahkan kepada perawat atau keluarga pasien setelah menandatangani
tanda terima obat. Kartu obat diserahkan kepada perawat atau keluarga
pasien.

16
4.3 Pelayanan Farmasi di Depo
Depo di RSHB adalah cabang instalasi farmasi RSHB yang melayani
instalasi IGD, Operator Kamer ( OK) dan verlos kamer (VK)

4.4 Pelayanan Farmasi di Gudang Farmasi


1.   Gambaran Umum
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi dan operasi
industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas,
dan obat jadi yang belum didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang
juga berfungsi untuk melindungi bahan (baku dan pengemas) dan obat jadi
dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta melindungi obat dari
kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan
pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan
manajemen pergudangan. Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan
gudang yang meliputi penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan,
pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan, serta pelaporan material dan
peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin.
Manfaat pergudangan adalah untuk:
a. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan.
b. Tertatanya perbekalan kesehatan.
c. Peningkatan pelayanan pendistribusian.
d. Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan aktual.
e. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
f. Tertib administrasi.
Pada PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Rumah Sakit Harapan Bunda
Batam kelompok 3 gelombang ke 2, dibagi lagi menjadi 2 kelompok shift dan
setiap kelompok mendapatkan shift yang sama, yaitu shift pagi seminggu dan

17
shift sore selama seminggu. Ruangan yang di bagi yaitu ruangan Apotek
Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam.
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam ada pembagian tugas untuk
membantu Apoteker dan Asisten Apoteker yang ada di rumah sakit.
Pembagian tugas tersebut seperti berada di depan yaitu menerima resep dan
skrining resep serta mengisi form ceklis dan memeriksa obat yang sudah di
racik atau pun di buat etiket serta sudah mengambil obat nya. Untuk
pengambilan obat rawat inap dapat di ambil sesuai resep dan yang sudah
diambil obatnya dengan resep di ceklis untuk tanda bukti bahwa obat telah di
ambil, dan rawat jalan pemberian tanda pada resep obat yang telah di ambil
juga sama, tetapi untuk rawat jalan resep dan obat terpisah karena untuk
pembagian resep secara langsung kepada pasien.
Dalam kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terdapat
Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu sesuai target yang ditetapkan. Pelaksanaan, yaitu m
onitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja (membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja); memberikan umpan balik terhadap hasil
capaian. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan perbaikan
kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas
pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Mengapa? Penyusunan Obat di Rumah sakit Harapan bunda Batam
berdasarkan Alfabetis, Bentuk sediaan, LASA (Look Alike Sound Alike) atau
NORUM (Nama obat rupa ucapan mirip), Narkotik, psikotropika, prekursor,
high alert disimpan di lemari khusus, Berdasarkan suhu misalnya vaksin,
suppositoria dan insulin karena agar tidak terjadi kesalahan waktu
pengambilan obat, kita semua harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi
kesalahan demi keamanan pasien.

18
Mengapa? Di bagian obat prekusor ada tulisan high alert dan lasa,
karena obat-obat tersebut memiliki resiko yang tinggi, pengambilan obat
tersebut harus di cek kembali, dan di kartu stock obat tersebut harus di
cantumkan nama pasien

19
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Pengenalan Klinik di
Rumah Sakit Harapan Bunda disimpulkan bahwa:
1. Penyimpanan obat di rumah sakit harapan bunda berdasarkan alfabetis, bentuk
sediaan, Penyimpanan khusus untuk obat Narkotika, OKT, High alert dan
Prekursor serta NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) atau LASA (Look
Alike Sound Alike) dan kebutuhan suhu setiap obat Saran
2. Formularium rumah sakit harapan bunda di revisi setiap dua tahun sekali
3. Formularium di bentuk oleh KFT (Komite Farmasi dan Terapi)
4. Peran Asisten Apoteker dibawah pimpinan Apoteker sangat berpengaruh
dalam penyelesaian dan berjalannya sistem instalasi farmasi di suatu rumah
sakit harapan bunda

5.2 Saran
5.1.1 Saran untuk Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam
1. Diharapkan kegiatan PKL seperti ini dapat berlangsung seterusnya
namun dengan persiapan dan perencanaan yang lebih matang.
Sehingga tidak ada kesalahan dalam jadwal maupun di lahan PKL
2. Diharapkan dapat memberikan bekal tambahan lebih banyak bagi
mahasiswa dan mahasiswi program studi farmasi Institut kesehatan
mitra bunda agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu
mencetak mahasiswa dan mahasiswi yang profesional di bidang
kefarmasian sehingga membawa nama baik Institut kesehatan mitra
bunda
3. Sebaiknya pelaksanaan magang/kunjungan (Early Exposure)
pengenalan klinik dilaksanakan pada waktu yang lebih lama di satu

20
atau dua tempat saja agar mahasiswa lebih dapat memahami perannya
di bidang kefarmasian sebagai seorang farmasis.

5.1.2 Saran untuk Rumah Sakit Harapan Bunda


1. Diharapkan Ruangan instalasi farmasi harapan bunda dapat di perbesar
sehingga akan lebih leluasa dalam mengerjakan tanggung jawabnya
masing-masing.
2. Diharapkan Dalam meracik obat lebih memperhatikan kebersihan
misalnya dapat menggunakan masker dan handscoon sehingga lebih
higienis dan selalu membersihkan terlebih dahulu alat racik dengan
alkohol sebelum maupun sesudah digunakan.
3. Komunikasi yang efektif agar tidak terjadi salah presepsi.
4. Penyusunan obat agar lebih tertata dan lebih rapi dalam penempatan
serta mudah terjangkau.
5.1.3 Saran untuk penulis/Mahasiswa/i
1. Sebaiknya mahasiswa lebih banyak belajar dan mengetahui dasar-
dasar ilmu farmasi.
2. Sebaiknya lebih banyak memiliki rasa ingin tahu dengan banyak
bertanya agar memudahkan mahasiswa dalam PKL.

21
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI


No 1197/Menkes/SK/XI/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI; 2016.

Kristanta, H, 2007, Pengaruh kualitas Pelayanan Obat Terhadap Kepuasan Pasien


Rawat Inap di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten, Skripsi, fakultas Farmasi, UGM, Jogjakarta.

Republik Indonesia, 2009, Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2009 tentang Rumah Sakit, Jakarta.

Siregar, Charles J.P. (2003). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Widayati, S., dan Zairina, N., 2004, Peran Farmasis Dalam Pelayanan Informasi Obat
Untuk Pasien Melalui Konseling, Prosiding Kongres Ilmiah XI ISFI 3-6 juli 2004
Jawa Tengah.

World Health Organization. Maternal Mortality. In: Reproduction Health and


Research, editor. Geneva: World Health Organization; 2014.

22
LAMPIRAN

Lampiran 1 : penyimpanan obat prekusor baik sediaan sirup maupun tablet/kapsul

23
Lampiran 2 : penyimpanan obat high alert berupa tablet dan ,injeksi,

24
Lampiran 3: penyimpanan sediaan high alert yang harus bersuhu khusus

25
Lampiran 4 : penyimpanan obat injeksi

26
Lampiran 5 : penyimpanan obat suppositoria

27
Lampiran 6: penyimpanan obat sirup

Lampiran 7 : penyimpanan obat tablet

28
Lampiran 8 : penyimpanan obat tetes mata ,salep mata , dan tetes telinga

Lampiran 9 : kartu stok obat

29
Lampiran 10 : buku- buku amprahan obat

Lampiran 11: baki untuk obat yang telah di ambil

30
Lampiran 12 : kartu bon obat

31
Lampiran 13 : copy resep

32
Lampiran 14 : etiket putih untuk pemakaian obat dalam

Lampiran 15 : etiket biru untuk pemakaian obat luar

33
Lampiran 16 : klip obat

34

Anda mungkin juga menyukai