Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI KLINIS

ASMA DAN REMATIK

Hari/ Tanggal : Sabtu, 30 November 2019


Nama : Sarina Sembiring Milala
N.I.M : 61608100816053
Kelompok : II (Dua)

LABORATORIUM FARMASI PRAKTIS / KLINIS


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
2019
I. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan memehami cara melakukan skrining resep pasien asma
kondisis khusus
b. Untuk mengetahui dan memahami cara menghitung dosis dan bahan dalam
resep pasien asma kondisi khusus
c. Untuk mengetahui dan memahami cara peleyanan informasi obat dan konseling
pasien asma kondisi khusus

II. Landasan Teori


A. Pengertian Asma
Asma merupakan penyakit paru obstruktif kronis yang sering diderita oleh
anak-anak, orang dewasa, maupun para lanjut usia. Penyakit ini memiliki
karakteristik serangan periodik yang stabil (Sykes, et al, 2008).
Asma tidak bisa disembuhkan, namun manifestasi klinis dari asma bisa
dikendalikan (GINA, 2008).
Terapi farmakologis yang ada selama ini efektif untuk mengatasi serangan
asma, namun kurang efektif untuk mengontrol perkembangan asma. Hal ini
dibuktikan dengan jumlah penderita asma yang semakin meningkat dewasa ini, di
saat kemajuan dalam bidang pengobatan asma telah dicapai (Arief, 2009).
Mengingat terapi farmakologis tidak dirancang untuk menyembuhkan asma,
maka perilaku pencegahan terhadap paparan faktor risiko asma lebih diutamakan dari
pengobatan. Intervensi awal untuk menghentikan atau mengurangi paparan terhadap
faktor risiko asma yang menyebabkan hipereaktivitas saluran nafas dapat membantu
meningkatkan kontrol penderita terhadap penyakit asma (GINA, 2008).
Asma mencapai perkembangan hingga dua kali lipat dari jumlah awal dalam 8
tahun terakhir. Prevalensi asma di Indonesia sendiri berkisar antara 5-7% (Suyono,
2001).
Asma juga terbukti menurunkan kualitas hidup penderita. Riset terhadap 3207
kasus asma menunjukkan 44-51% penderita mengalami batuk malam dalam sebulan
terakhir, bahkan Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 9-18 10 28,3% penderita
mengaku mengalami gangguan tidur paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita
yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau berolahraga sebanyak
52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan
karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun
pekerjaan dalam setahun terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa
(Journal of Allergy and Clinical Immunology, 2003 ; dikutip oleh Arief, 2009).
Faktor risiko asma dapat dibagi menjadi 3 domain besar, yaitu alergen, iritan,
dan hal-hal lain yang tidak tergolong dalam alergen maupun iritan (State of the
Region’s Health, 2002).
Faktor risiko asma yang mempengaruhi perkembangan dan ekspresi asma
terdiri dari faktor internal (host factor) dan faktor eksternal (environmental factor).
Faktor internal terdiri dari genetik, obesitas, jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan
ekspresi emosi yang kuat atau berlebihan. Sedangkan faktor eksternal meliputi
occupational irritant, infeksi virus di saluran nafas, alergen, asap rokok, polusi udara,
obat-obatan, dan perubahan suhu terkait perubahan musim atau kondisi geografis
lainnya (Suyono, 2001 ; GINA, 2008).
B. Pengertian Rematik
Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang
dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang
fleksibel (sinovial) sendi.
Menurut World Health Organisation (WHO) (2016) 335 juta penduduk di
dunia yang mengalami Rematik. Sedangkan prevalensi Rematik tahun 2004 di
Indonesia mencapai 2 juta jiwa, dengan angka perbandingan pasien wanita tiga
kali lipatnya dari laki-laki.
Di Indonesia jumlah penderita Rematik pada tahun 2011 diperkirakan
prevalensinya mencapai 29,35%, pada tahun 2012 prevalensinya sebanyak
39,47%, dan tahun 2013 prevalensinya sebanyak 45,59% dan pada tahun 2014
prevalensi Rematik di Sulawesi Utara sebanyak 24,7%. Rematik adalah suatu
penyakit yang menyerang sendi, dan dapat menyerang siapa saja yang rentan
terkena penyakit rematik. Oleh karena itu, perlu kiranya mendapatkan perhatian
yang serius karena penyakit ini merupakan penyakit persendian sehingga akan
mengganggu aktivitas seseorang dalam kehidupan seharihari. Rematik paling
banyak ditemui dan biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat
badan/obesitas, usia, selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit
Rematik adalah tingkat pengetahuan penyakit Rematik sendiri memang masih
sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer,
2011).
Rematik merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar luas
diseluruh dunia yang secara simetris mengalami peradangan sehingga akan terjadi
pembengkakan, nyeri dan ahirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi
dan akan mengganggu aktivitas/pekerjaan penderita (Junaidi, 2006).
Rematik lebih sering terjadi pada orang mempunyai aktivitas yang berlebih
dalam menggunakan lutut seperti pedagang keliling, dan pekerja yang banyak
jongkok karena terjadi penekanan yang berlebih pada lutut, umumnya semakin
berat aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam kegiatan sehari-hari maka
pasien akan lebih sering mengalami Rematik terutama pada bagian sendi dan
lebih sering terjadi pada pagi hari. Penyakit peradangan sendi biasanya dirasakan
terutama pada sendi-sendi bagian jari dan pergelangan tangan, lutut dan kaki, dan
pada stadium lanjut penderita tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan
kualitas hidupnya akan menurun (Sarwono, 2001).
Oleh karena itu pola makan yang salah menjadi salah satu pencetus terjadinya
kekambuhan. Di mana pola makan yang sehat sebaiknya dimulai dengan
mengadakan perubahan-perubahan kecil pada makanan yang kita pilih, juga
mengurangi makanan dapat mempengaruhi kekambuhan Rematik seperti, produk
kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis, organ dalam hewan seperti;
usus, hati, limpa, paru, otak, dan jantung, makanan kaleng seperti, sarden, kornet
sapi, makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa, beberapa jenis buah-
buahan seperti durian, air kelapa muda dan produk olahan melinjho, minuman
seperti alkohol dan sayur seperti kangkung dan bayam (Putri, 2012).

C. Alat dan Bahan


1. Resep
2. Etiket
3. Copy resep
4. Lembar kerja
5. Sampel obat
6. Zak obat

D. Prosedur Kerja
1. Memilih salah satu resep yang telah disediakan
2. Malakukan skrining resep meliputi kengkapan administratif, kesesuaian
farmasetis, dosis dan pertimbangan klinis
3. Menyiapkan obat sesuai prmintaan dalam resep
4. Membuat Etiket dan Copy Resep
5. Menyerahkan obat sesuai penyampaian KIE dan konseling kepada pasien

III. Hasil Penelitian

LAMPIRAN LEMBAR KERJA RESEP


Dr.Pratama Purba,Sp.PD
SIP: 19860809/SIP.23.5/Dinkes
Praktek Apoteker Bugar Farma
(0401)7788618

Batam, 21 Oktober 2019

R/ Berotec Inhaler no 1
S. 3 dd (bila sesak
R/ Meloxicam 7,5 mg no xv
S. 2 dd 1
R/ Amblodipin 10 mg no xxx
S. 2 dd 1
R/ Curcuma no x
S. 1 dd 1

Pro : Abd. Hamid


Umur : 65 thn
BB : 65 kg

ASSESME
a. Mengenali Riwayat Pasien
No kriteria keterangn
1. Data Pasien Tidak lengkap
2. Riwayat Penyakit Asma, tensi, lambung
3. Riwayat Pengobatan -
4. Keadaan Khusus Pasiem -

b. Skrining Resep
1. Administratif (Kelengkapan Resep)
PADA RESEP
No. URAIAN
ADA TIDAK

Inscription

Identitas dokter: 
1 Nama dokter 
2 SIP dokter 
3 Alamat dokter 

4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan 
resep

Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan 
resep (R/)

Prescriptio/Ordonatio
7 Nama Obat 

8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 

Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Barat badan 

14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 

Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan :
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai alamat
pasien, alamat dokter, tanda tangan/ paraf dokter
Cara pengatasan : Alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien /
keluarga pasien.

2. Kesesuaian Farmasetis
No. kriteria Permasalahan Pengatasan
1. Bentuk sediaan Tidak ada Di lengkapi
2. Stabilitas obat -
3. Inkompatibilitas -
4. Cara pemberian 
5. Jumlah dan aturan pakai 

3. Dosis
Nama obat Dosis resep Dosis Kesimpulan Rekomendasi
literatur
- - - - -
- - - - -
- - - - -

4. Pertimbangan Klinis
No kriteria permasalahan pengatasan
1. Indikasi - -
2. Kontra indikasi - -
3. Interaksi - -
4. Duplikasi/ polifarmasi - -
5. Alergi - -
6. Efek samping - -
7. Reaksi yang merugikan - -
(ARD/Asverse Drug
Reaction)

c. Karakteristik Obat
1) Obat 1
Komposisi :
Dosis obat:
StroIntestestinal,
Kontra Indikasi:
Peringatan:
Efek Samping:
Kategori Kehamilan:

Obat 2 Kesimpulan skrining resesp dan hasil DRP (Drug Related Problem) serta care
plan:
 Resep tidak lengkap ( menanyakan langsung kepada pasien mengenai
kelengkapan pada R/

PRAKTEK APOTEK BUGAR FARMA


(0401) 7788618
Jl. Seraya No 1
Apoteker : Hadi N.S
SIP : 115/BATAM/05/2018

Copy Resep

Dari Dokter : Dr. Pratama Purba, Sp. PD


No. Resep :3
Tgl. Resep : 21 Oktober 2019 Tgl. Copy Resep : 30 November 2019
Nama Pasien : Abd. Hamid
Umur : 65 thn

R/ Berotec Inhaler no 1
S. 3 dd (bila sesak
R/ Meloxicam 7,5 mg no xv
S. 2 dd 1
R/ Amblodipin 10 mg no xxx
S. 2 dd 1
R/ Curcuma no x
S. 1 dd 1

Pro : Abd. Hamid


Umur : 65 thn
BB : 65 kg

a. .DOSIS
Berotec Inhaler no 1 : 3 x 1 (bila sesak)
Meloxicam 7,5 mg :2x1
Amblodipin 10 mg no xxx :1x1
Curcuma no x :1x1

b. Pertimbangan Klinis
1. Berotec Inhaler (100 mg)
Episode asma akut, pencegahan asma yang timbul akibat aktivitas fisik, asma
bronkialdan kondisi laindimana terjadi penyempitan saluran pernafasan yang
bersifat reversibel.
 Kontra Indikasi : kardiomiopati dostruktif hipertrofik, takiaritmia
 ESO : hipokalemia, dalam kasus yang jarang terjadi bahkan
hingga menyebabkan hipokalemiaparah. Pusing, sakit
kepala, dan tremor, aritmia, takikardia, miokard
iskemik, palpitasi, batuk, iritasi tenggorokan, dan
bronkuspasm paradoxial, mual dan muntah,
antikolinergik
 Interaksi Obat : beberapa jenis obat beta- adrenergik, antikolinergik
dan turunan xanthin diketahui dapat meningkatkan efek
brotec
2. Meloxicam (7,5 mg – 15 mg)
 Indikasi : meredakan gejala radang sendi
 Interaksi : anti koagulan, antidepresan, jenis ssri, kortikosteroid,
salisilat, efeknya meningkatkan tesiko perdatahan lambung, 2 obat darah tinggi
jenis ACE inhibitor diuretik, ARB, dan menghambat beta, efeknya
menurunkan efektivitas obat tersebut. Digoxin, dithium, methotrexa efeknya
meningkatkan kadar obat-obat dalam darah. Cholestyramine, efeknya
menurunkan efektivitas meloxicam
 Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap aspirin, AINS lain, penyakit ginjal
berat, hamil dan laktasi, anak, penyakit atau riwayat tukak lambung, gagal
ginjal, non dilasis berat, perdarahan saluran cerna dan serebiovaskuler
 ESO : diare, sakit maag, perut kemung dan gangguan pencernaan
3. Amblodipin ( 5mg – 10 mg)
 Indikasi : menurunkan tekanan darah
 Interaksi : sinvastatin, amiodaron, clarithromycin, clopidogrel,
ciclasporin, dantrolene, dogoxin, domperidone. Piperaquine, tacrodimus,
tegofus.
 ESO : merasa lelah, pusing, mual, pembengkakan tungkai, kantung
berdebar.
 Kontra Indikasi :

4. Curcuma
Indikasi : untuk meningkatkan nafsu makandan menjaga fungsi kesehatan hat.

Penambahan obat diberikan Lansoprazole 30 mg untuk ulkus peptikum


c. Aturan pakai obat
1. Berotec Inhaler : 4 x sehari, 1 semprotan (bila sesak)
2. Meloxicam : 1 x sehari pada malam hari (sesudah makan)
3. Lanzoprezole : 1 x sehari 1 tablet (30 menit sebelum makan)
4. Curcuma : 1 x sehari 1 tablet pagi hari (sesudah makan)

ETIKET OBAT

APOTEK BERKAH FARMA


APOTEK BERKAH FARMA
Kampung Seraya No 1 Batam
Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Eemawati fitri, S.Farm., Apt
Apoteker : Eemawati fitri, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018
SIPA : 125/PER/XII/2018
No : 1 Tgl : 30/10/19
No :2 Tgl :30/10/19
Nama : Abd. hamid
Nama : Abd. Hamid
Tablet/Kapsul
Tablet/Kapsul
4 X Sehari 1 (Semprotan) Bungkus/tetes/ml
1 X Sehari 1 Bungkus/tetes/ml
Sendok takar 5 ml/15 ml
Sendok takar 5 ml/15 ml
Sebelum/Sesudah Makan
Sebelum/Sesudah Makan
(bila sesak)
(malam hari)

APOTEK BERKAH FARMA APOTEK BERKAH FARMA


Kampung Seraya No 1 Batam Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Eemawati fitri, S.Farm., Apt Apoteker : Eemawati fitri, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018 SIPA : 125/PER/XII/2018
No :3 Tgl : 30/10/19 No : 4 Tgl : 30/10/19
Nama : Abd. Hamid Nama : Abd. Hamid
Tablet/Kapsul Tablet/Kapsul
1 X Sehari 1 Bungkus/tetes/ml 1 X Sehari 1 Bungkus/tetes/ml
Sendok takar 5 ml/15 ml Sendok takar 5 ml/15 ml
Sebelum/Sesudah Makan Sebelum/Sesudah Makan
(pagi hari)
IV. Pembahasan
V. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
 Asma merupakan penyakit paru obstruktif kronis yang sering diderita oleh anak-
anak, orang dewasa, maupun para lanjut usia. Penyakit ini memiliki karakteristik
serangan periodik yang stabil
 Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi sistemik yang dapat
mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama menyerang fleksibel
(sinovial) sendi.

Pengobatan dengan obat-obat


 Berotec Inhaler
 Meloxicam
 Amblodipin
 Curcuma

B. Saran
Perbanyak makan makanan yang sehat, menjaga pola makan, istirahat yang
cukup, dan olahraga yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, 2009. Asma Bronkial, (online), (http://www.blogger.com, diakses pada tanggal 13


April 2009, Jam 21.44 WIB).

Global Initiative for Asthma (GINA), 2008. Asthma Control Questionnaire, (online), (http://
www.qoltech.co.uk, diakses pada tanggal 29 April 2009, Jam 13.04 WIB).

Junaidi, (2006) Reumatik dan Asam Urat. BIP. Jakarta

Mansjoer, A. ( 2011). Kapita Selecta Kedokteran. Jilid 1 Edisi 3 Jakarta : EGC Notoadmodjo, S.
(2012). Metode penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineke

Putri, M.I, (2012) Hubungan Aktivitas,Jenis Kelamin Dan Pola Diet Dengan Frekuensi
Kekambuhan Artritis Reumatoid di Puskesmas Nuasa Indah
Bengkulu,http://VI.stikesdehasen.ac.id/d owlot.pht?file=memi%
zoika%20puti,%20S.kep.docx. diakses tanggal 16 september 2016

Sarwono, N. (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (Edisi Ketiga). Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.

State of Region Health, 2002. Asthma Risk Factors and Triggers. Canada : The Regional
Municipality of Peel, hlm. 9.

Suyono, S., 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2, Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FK –
UI, hlm. 21, 22, 23, 27, 28, 29, 31, 33, 41.

Sykes, and Johnston, 2008. Etiology of Asthma Exacerbations, (online), (http://


www.aaaai.org, diakses pada ta

Anda mungkin juga menyukai