Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens (Lour.) Merr.)

Abstrak

Daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu
bahan pengobatan alternatif dari alam yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri
karena mengandung komponen bioaktif berupa alkaloid, flavonoid dan saponin.
Daun sambung nyawa memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai
penyakit, seperti hipertensi, penyakit ginjal, diabetes mellitus dan sebagainya.
Selain untuk pengobatan manusia, daun Sambung Nyawa juga berpotensi untuk
digunakan sebagai obat ikan dalam rangka pencegahan penyakit. Flavonoid
adalah salah senyawa aktif dalam daun sambung nyawa (Gynura procumbens
(Lour.) Merr.) yang memiliki khasiat sebagai antioksidan, menghambat
pertumbuhan sel kanker, dan menjaga fungsi hati. Penggunaan obat tradisional
untuk menurunkan gula darah banyak dipakai di masyarakat seperti daun
sambung nyawa (Gynura procumbens). Zat daun sambung nyawa (Gynura
procumbens) yang berperan dalam antidiabetik adalah flavonoid yang memiliki
mekanisme kerja dalam menurunkan gula darah yaitu dengan meningkatkan
produksi insulin.Infeksi Salmonella thypi menyebabkan demam tifoid yang
penyebarannya hampir disemua negara, terutama negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Obat yang digunakan untuk demam tifoid adalah antibiotik
yang pada saat ini banyak dilaporkan beberapa jenis telah resisten terhadap bakteri
S thypi. Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid, yaitu penyakit
yang diserbarkan lewat makanan dan minuman yang telah tercemar feses atau
kotoran manusia dimana penyakit ini disebabkan oleh suatu kuman yang
berbentuk basil yaitu Salmonella typhi.

Abstract

Sambung nyawa leaves (Gynura procumbens (Lour.) Merr.) is one of the


alternative natural medicine that have activity as antibacterial because it contains
bioactive components such as alkaloids, flavonoids and saponins. Sambung
nyawa leaves that have biological activities to treat various kind of health
ailments, such as hypertension, kidney disease, diabetes mellitus, etc. In addition
to human medicine, the leaves of Gynura procumbens also have the potential to be
used as fish medicine in order to prevent disease. Flavonoids is one active
compounds in the Gynura procumbens (Lour.) Merr. leaves for antioxidant,
inhibiting of cancer cells, and maintaining liver function. The use of traditional
medicine for lowering blood sugar is widely used in the community such as
sambung nyawa leaves (Gynura procumbens). Sambung nyawa leaf substances
(Gynuraprocumbens) which play a role in antidiabetic are flavonoids which have
a working mechanism in lowering blood glucose by increasing insulin production.
that has been contaminated with faeces or human feces where the disease is
caused by a bacilli-shaped germ that is Salmonella typhi.

PENDAHULUAN

Tanaman sambung nyawa Manfaat ini karena adanya


merupakan tanaman yang tumbuh kandungan antioksidan dan berbagai
rebah atau merayap yang berwarna senyawa aktif dalam daun sambung
hijau keunguan dan memiliki daun nyawa. Karena manfaat
berbentuk bulat memanjang. kesehatannya, daun ini mendapat
Tanaman ini sering digunakan julukan sebagai daun penyambung
sebagai obat maupun makanan untuk usia atau biasa disebut daun sambung
kesehatan, dapat berupa lalapan atau nyawa.
teh. Tanaman sambung nyawa
merupakan tanaman perdu yang Demam tifoid merupakan penyakit
berasal dari keluarga Asteraceae infeksi sistemik akut yang mengenai
yang mengandung sterol tak jenuh, sistem di dalam jaringan dan organ,
triterpenoid, polifenol, saponin, Penyebab utama demam tifoid salah
steroid, asam klorogenat, asam satunya adalah bakteri S. thypi
kafeat, asam vanilat, asam kumarat, (Sidabutar dan Satari, 2010). Daun
asam para hidroksi benzoat, Sambung nyawa berpotensi dapat
flavonoid, dan minyak atsiri (Fadli, menjadi anti microbial, karena
2011).Flavonoid dari ekstraketanolik mengandung senyawa Flavonoid dan
daun sambung nyawa memiliki juga minyak atsiri. Bakteri
khasiat sebagai pengahambat sel Salmonella typhi adalah kuman
kanker (Widyaningsih, 2010) dan penyebab tifus yang merupakan
sebagai antioksidan.Mekanisme kerja nama lain dari demam tifoid.
antioksidan memiliki dua fungsi, Sambung Nyawa dikenal sebagai
yaitu sebagai pemberi atom hidrogen obat tradisional, misalnya:
dan memperlambat laju autooksidasi pengobatan demam, ruam, penyakit
dengan berbagai mekanisme diluar ginjal, migrain, sembelit, hipertensi,
mekanisme pemutusan rantai diabetes mellitus, dan kanker.
autooksidasi dengan pengubahan Diabetes Melitus (DM) adalah
radikal lipida ke bentuk lebih stabil. penyakit kelainan metabolik yang di
Sejak dahulu, daun sambung nyawa karakteristik andengan hiperglikemia
sudah dimanfaatkan untuk mengatasi kronis serta kelainan metabolisme
berbagai keluhan, mulai dari maag, karbohidrat, lemak dan protein
kolesterol tinggi, dan hipertensi. diakibatkan oleh kelainan sekresi
insulin, kerja insulin maupun METODE
keduanya. Penelitian mengenai
tumbuhan obat pada sistem Uji Fitokimia
agroforestri masih terbatas, 1. Alkaloid
mengingat tidak semua tumbuhan
obat memiliki ketahanan pada Serbuk simplisia di timbang
naungan. Sambung nyawa termasuk sebanyak 500 mg ditambah 1 mL
tumbuhan obat yang tahan naungan, asam klorida 2 N ditambah 9 mL air
dan idealnya mendapat 60% sinar suling panaskan selama 2 menit
matahari agar tidak menghasilkan (dinginkan). Filtrat ditambah 2 tetes
daun yang keras (Suharmiati, 2003). Mayer LP kemudian terbentuk
Hal ini telah dibuktikan pula pada endapan menggumpal berwarna
penelitian oleh Dainy (2006) adanya putih menunjukkan adanya alkaloid
produksi daun yang lebih baik pada (Departemen Kesehatan Republik
tingkat naungan 55% dengan kadar Indonesia, 1995).
flavonoid terbanyak.
2. Flavonoid
Hal ini karena adanya kandungan
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak
metabolit sekunder dalam tanaman
500 mg ditambah 1 mL etanol 95 %
ini, akan tetapi informasi tentang
P ditambah 0,1 g serbuk Mg P,
tanaman ini terutama daunnya
setelah itu tambahkan 10 tetes asam
sebagai antibakteri belum ada yang
klorida pekat. Terbentuk warna
melakukan penelitiannya, hal
merah jingga yang menunjukan
tersebut menjadi landasan bagi
adanya flavonoid (Departemen
peneliti untuk melakukan penelitian
Kesehatan Republik Indonesia,
tentang uji antibakteri fraksi dari
1995). 3. Saponin Masukan 500 mg
ekstrak daun sambung nyawa
serbuk simplisia kedalam tabung
(Gynura procumbens (Lour.) Merr.)
reaksi, tambahkan 10 mL air panas,
terhadap pertumbuhan bakteri
dinginkan kemudian kocok kuatkuat
Shigella dysentriae. Penelitian lain
selama 10 detik.Terbentuk buih yang
menunjukan bahwa batang daun
tetap selama tidak kurang dari 10
sambung nyawa (Gynura
menit, setinggi 1 cm (Departemen
procumbens (Lour.) Merr.) memiliki
Kesehatan Republik Indonesia,
aktivitas antibakteri terhadap bakteri
1995).
S. aureus, E.coli dan S. typhimurim
(Aryanti, et al., 2007). Pembuatan Ekstrak
Penelitian ini dilakukan dengan Dibuat ekstrak dari simplisia daun
tujuan mengetahui variasi yang tepat sambung nyawa sebanyak 500 g
dan optimal untuk menginduksi dengan cara maserasi menggunakan
pertumbuhan dan perkembangan pelarut etanol 95%. Dimasukan satu
secara in vitro eksplan daun sambung bagian simplisia sebanyak 300 g ke
nyawa (Gynura procumbens Merr.). dalam botol gelap, ditambahkan 3 L
pelarut etanol 95 %, dimana tiap lapisan etil asetat diuapkan dengan
pada proses maserasi digunakan rotary evaporator dan didapatkan
sebanyak 2 buah botol gelap. fraksi kental etil asetat. Kemudian
Kemudian direndam selama 6 jam ditimbang dan didapatkan berat
pertama sambil sekali-kali diaduk, fraksi etil asetat. Fraksi etanol air
lalu disimpan ditempat yang selanjutnya difraksinasi dengan
terlindng dari cahaya matahari. butanol kemudian lapisan dikocok
Kemudian didiamkan selama 18 jam, dan dibiarkan sehingga terbentuk 2
kemudian disaring menggunakan lapisan, yaitu lapisan butanol dan
kain flannel maka didapat maserat 1, lapisan etanol air. Fraksi butanol
ampasnya direndam lagi dengan diuapkan dengan rotary evaporator
etanol 95 %. Proses ekstraksi dan didapatkan fraksi kental butanol.
dilakukan 3 kali pengulangan Fraksi kental ini kemudian ditimbang
sehingga didapat maserat II dan III. dan didapatkan berat fraksi butanol.
Semua maserat diuapkan Masing-masing fraksi kental di uji
menggunakan rotary evaporator aktivitasantibakterinya(Djamal,1990)
hingga diperoleh ekstrak kental
(Kementerian Kesehatan Republik Pembuatan Media Nutrient Agar
Indonesia, 2010). (NA)

Fraksinasi Sebanyak 5 gram nutrient agar


dilarutkan dengan 250 mL aquadest
Ekstrak kental etanol yang didapat dalam erlemeyer dan dipanaskan di
difraksinasi dalam corong pisah, atas hot plate menggunakan batang
dengan menambahkan air dan n- pengaduk sampai terbentuk larutan
heksan (1:2), kemudian dikocok dan jernih. Kemudian disterilkan di
dibiarkan sehingga terbentuk 2 dalam autoklaf pada suhu 121 °C
lapisan, yaitu lapisan n-heksan dan tekanan 2 atm selama 15 menit.
lapisan air, lapisan n-heksan Nutrient agar kemudian dimasukkan
dipisahkan dari air. Lapisan etanol kedalam beberapa tabung reaksi
air dimasukan ke dalam jorong pisah dengan jumlah yang telah ditentukan,
sedangkan lapisan n-heksan yang tabung yang telah berisi agar
didapat diuapkan dengan rotary diletakkan pada kemiringan 30-45 o.
evaporator dan didapatkan fraksi Biarkan agar menjadi dingin dan
kental n-heksan.Lalu ditimbang dan keras (Lay, 1994).
didapatkan berat fraksi nheksan.
Fraksi etanol air selanjutnya Uji Aktivitas Antibakteri
difraksinasi dengan etil asetat, Sebanyak 15 mL Nutrien Agar (NA)
kemudian dikocok dan dibiarkan dimasukan ke dalam cawan petri
sehingga terbentuk2 lapisan, yaitu steril, kemudian ditambahkan
lapisan etil asetat dan lapisan etanol suspensi bakteri 3 tetes. Kemudian
air. Lapisan etanol air dimasukan ke dihomogenkan dengan cara
dalam jorong pisah sedangkan
menggoyang-goyangkan cawan petri pelarut ini merupakan pelarut
yang berisi media tersebut. Media universal yang dapat melarutkan
kemudian dibiarkan padat. Cakram hampir semua senyawa organik, baik
steril direndam pada masing-masing polar mapun non polar dengan titik
larutan uji fraksi kemudian cakram didih yang rendah (67 ˚C) sehingga
tersebut ditempelkan ke permukaan mudah diuapkan. Ekstrak etanol
agar. Sebagai kontrol negatif yang diperoleh diuapkan pelarutnya
digunakan DMSO 10 µL dan kontrol secara in vacuo dengan rotary
positif digunakan kloramfenikol 30 evaporator, karena dalam keadaan
µg/mL. Perlakuan ini diulang vakum tekanan uap pelarut akan
sebanyak 3 kali. Kemudian cawan menjadi turun dan pelarut akan
petri ini diinkubasi dalam inkubator mendidih dibawah titik didihnya
selama 24 jam pada suhu 24-27 ˚C. sehingga dapat mengurangi resiko
Kemudian aktivitas antibakteri kerusakan senyawa termolabil yang
ditetapkan dengan mengukur ada dalam sampel (Harborne, 1987).
diameter daerah hambat yang Dari 500 gram sampel kering daun
terbentuk dengan menggunakan sambung nyawa (Gynura
jangka sorong (Misna & Diana, procumbens (Lour.) Merr.)
2016). Ketentuan kekuatan daerah didapatkan hasil ekstrak kental
hambat tersebut adalah sebagai etanol sebanyak 50,325 gram dengan
berikut: daerah hambatan 20 mm persen rendemen sebanyak 10,065
atau lebih berarti sangat kuat, daerah %. Ekstrak kental daun sambung
hambatan 10-20 mm (kuat), daerah nyawa (Gynura
hambatan 5-10 mm (sedang) dan procumbens(Lour.)Merr) yang
daerah hambatan 5 mm (kurang), didapat, kemudian di fraksinasi.
dikatakan tidak berefek (Davis & Fraksinasi bertujuan untuk
Stout, 1971). memisahkan senyawa berdasarkan
tingkat
HASIL DAN PEMBAHASAN
kepolarannya. Senyawa-senyawa
Daun sambung nyawa diekstraksi yang bersifat non polar cenderung
dengan metode maserasi dengan larut dalam pelarut non polar
merendam simplisia daun sambung sedangkan senyawa yang bersifat
nyawa menggunakan pelarut etanol polar cenderung larut dalam pelarut
95 % selama 24 jam. Metode polar. Pelarut n-heksan yaitu pelarut
maserasi digunakan karena maserasi non polar yang digunakan untuk
merupakan metode ekstraksi yang melarutkan senyawa-senyawa non
secara teknis pengerjaan dan alat polar seperti minyak, karotenoid,
yang digunakan sederhana, yaitu steroid dan terpenoid. Sedangkan
cukup dengan merendam sampel untuk pelarut semi polar seperti etil
dengan pelarut organik 3-5 hari asetat dapat melarutkan senyawa
dengan sesekali diaduk. Pelarut yang flavonoid aglikon (Sembiring et al.,
digunakan adalah etanol 95 % karena
2016). Dari proses fraksinasi Metode yang digunakan dalam uji
didapatkan berat fraksi n-heksan, etil antibakteri fraksi dari ekstrak daun
asetat, dan butanol masing- sambung nyawa (Gynura
masingnya 0,4 g, 1,5 g, dan 4,5 g procumbens (Lour.) Merr.) adalah
(Tabel 1). Hasil berat fraksi yang metode difusi dengan menggunakan
didapatkan bervariasi, yang kertas cakram. Metode difusi dipilih
menunjukan adanya perbedaan nilai karena metode ini dapat teramati
fraksinasi dengan pelarut butanol dengan jelas ada atau tidaknya
yang paling besar. Perbedaan hasil pertumbuhan bakteri sehingga dapat
fraksi kemungkinan karena adanya memudahkan dalam pengamatan
perbedaan nilai kepolaran masing- terhadap bakteri uji.Diameter hambat
masing golongan senyawa pertumbuhan bakteri ini ditandai
kimia.Perbedaan berat fraksi yang dengan adanya zona bening disekitar
diperoleh dari masing-masing pelarut cakram, terbentuknya zona bening
yang digunakan tidak mempengaruhi disekitar cakram disebabkan karena
aktivitas antibakteri (Ersita & pada daerah tersebut pertumbuhan
Kardewi 2016). bakteri dihambat oleh sampel uji
sehingga disimpulkan bahwa fraksi
Pada penelitian ini, Berdasarkan dari ekstrak daun sambung nyawa
skrining fitokimia didapatkan positif menghambat pertumbuhan
kandungan metabolit sekunder pada bakteri Shigella dysentriae.
tanaman daun sambung nyawa
(Gynura procumbens (Lour.)Merr.) KESIMPULAN
yaitu alkaloid, saponin, dan
flavonoid. (Tabel 2). yang memiliki Berdasarkan penelitian yang telah
aktivitas antibakteri. Alkaloid dilakukan maka dapat diambil
mempunyai aktivitas sebagai kesimpulan bahwa, ekstrak etanol
antibakteri dengan menginterkelasi 96% daun G. procumbens
dinding sel DNA bakteri (Tiwari, et mengandung senyawa flavanoid,
al., 2011). Flavonoid mempunyai tanin, saponin dan alkaloid. Dan
aktivitas antibakteri dengan bahwa semua fraksi ekstrak dari
mengganggu fungsi metabolisme daun sambung nyawa (Gynura
melalui perusakan dinding sel dan procumbens (Lour) Merr dapat
mendenaturasi protein bakteri menghambat pertumbuhan bakteri
(Pelezar & Chan, 1998). Sedangkan Shigella dysentriae dan fraksi yang
saponin memiliki aktivitas memiliki daya hambat yang paling
antibakteri dengan mengganggu besar dalah fraksi etil asetat. Metode
permukaan dinding sel. Saat pengeringan berpengaruh terhadap
terganggu zat antibakteri akan kualitas ekstrak dan kadar flavonoid
dengan mudah masuk ke dalam sel total ekstrak etanolik daun sambung
bakteri (Karlina et al., 2013). nyawa. Pemberian daun sambung
nyawa memiliki efek terhadap
penurunan kadar gula darah. Ekstrak
daun sambung nyawa (Gynura
procumbens (Lour.)Merr.) pada
konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan
100% memiliki efektivitas
antibakteri untuk menghambat proses
pertumbuhan bakteri Salmonella
typhi kemudian didapatkan
hasilkonsentrasi yang lebih efektif
untuk menghambat bakteri
Salmonella typhi yaitu 100%.

Kadar flavonoid total ekstrak


etanolik daun sambung nyawa
metode pengeringan oven 40o C
sebesar 1,87 ±0,01% b/b dan kadar
flavonoid total ekstrak etanolik daun
sambung nyawa metode pengeringan
diangin-angin dibawah tempat teduh
terhindar dari sinar matahari
langsung sebesar 2,15 ±0,03% b/b
dihitung sebagai kuersetin.

Kadar flavonoid terbesar yang


diperoleh sebesar 1,32 % pada
kondisi ekstraksi suhu 55 oC dan
rasio bahan baku dan pelarut (b/v) 1 :
10 serta waktu ekstraksi 2 jam. 2.
Ekstrak daun Sambung Nyawa
efektif sebagai antioksidan pada
minyak kelapa. Hal dikarenakan
ekstrak daun Sambung Nyawa
memiliki kandungan flavonoid yang
berfungsi sebagai antioksidan alami.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari


penelitian ini yaitu, dosis terbaik
untuk meningkatkan ketahanan tubuh
ikan kerapu macan dan mencegah
serangan Vibrio alginolyticus secara
in vitro dan in vivo yaitu dosis 700
ppm.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti., Harsajo., Syafria, Y., & Abed, S. A., Sirat, H. M., & Taher,
Ermayanti, M. T. (2007) M. (2013). Total phenolic,
Isolasi dan uji antbakteri antioxidant, antimicrobial
batang sambung nyawa activities and toxicity study
(Gynura procumbens Lour) of Gynotroches axillaris
umur panen 1, 4,dan 7 bulan. Blume (Rhizophoraceae).
Jurnal baham alam indonesia, EXCLI journal, 12, 404-412.

Davis, W. W., & Stout, T. R. Adila, R., & Agustien, A. (2013). Uji
(1971).Disc plate method of antimikroba curcuma spp.
microbiological antibiotic terhadap pertumbuhan
assay. Journal of candida albicans,
microbiology, 22, (4), 659- staphylococcus aureus dan
665. escherichia coli. Jurnal
Biologi UNAND, 2(1).
Chang, C.C., Yang, M.H., Wen,
H.M., & Chern, J.C., 2002. Arliani, L.R., Bodhi, W., & Wullur,
Estimation of Total A.C. (2015). Uji efek diuretik
Flavonoid Content in infusa daun sambung nyawa
Propolis by Two (Gynura procumbens
Complementary Colorimetric (Blume.) Miq.) pada tikus
Methods. Journal of Food and putih jantan galur Wistar
Drug Analysis. 10(3): 178- (Rattus norvegicus).
182. Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi, 4(4), 270-275.
F. M. Rahman and. Sharif Al Asad.
(2013). Chemical and Banjarnahor, S.D.S. & Artanti, N.
biological investigations of (2014). Antioxidant
the leaves of Gynura properties of flavonoids. Med
procumbens,. Int J of Bio J Indones, 23(4), 239244.
(IJB). 3(4).
Dainy, N.C. 2006. Produksi dan
Hoesen D. Perbanyakan dan Kadar Flavonoid Daun
penyimpanan kultur sambung Sambung Nyawa (Gynura
nyawa [gynura procumbens procumbens[Lour]. Merr)
(lour.) Merr.] Dengan teknik pada Berbagai Tingkat
in-vitro [In vitro technique Naungan dan Umur
propagation of sambung Pemangkasan. Departement
nyawa {Gynuraprocumbens Budi Daya Pertanian,
(Lour.) Merr.}]. Ber Biol. Fakultas Pertanian. IPB.
2001;5(4):379–85. Bogor. Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai