Seskuiterpenoid
Mekanisme kerja kuersetin dalam menurunkan suhu tubuh atau menurunkan demam yaitu dengan
cara menghambat produksi dan pelepasan histamin, serta mediator-mediator inflamasi yang
dapat memicu terjadinya demam yaitu prostaglandin, leukotrien, sitokin, makrofag, interleukin-
1, interleukin-6, tumor necrosis factor, dan interferon.
Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pembuatan ekstrak dari
rendaman daun jarak pagar. Uji aktivasi langsung dilakukan dengan tujuh helai daun jarak yang
di rendam dengan air hangat, proses yang butuhkan dalam penyembuhan panas dalam dengan
rendaman daun jarak selama 3 hari. Hasil eksperimen membuktikan bahwa rendaman daun
tanaman jarak ini dapat membantu proses penyembuhan demam
Penjelasan Jurnal
03
Penggunaan Daun Jambu Biji untuk Menurunkan Demam
oleh Penduduk Di Sentani
Daun jambu biji diyakini memiliki komponen aktif yang dapat membantu mengobati
berbagai keluhan kesehatan serta penyakit. Daun jambu biji diketahui memiliki senyawa
berupa tanin, flavonoid, saponin, sterol, dan kuinon. Flavonoid diduga dapat menghambat
beberapa enzim salah satunya siklooksigenase yang dapat berpengaruh terhadap penurunan
demam. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi cara menggunakan daun jambu biji oleh
penduduk di Sentani untuk menurunkan demam.
Masyarakat cenderung merebus daun jambu biji daripada dikunyah. Daun jambu biji yang
direbus dinilai lebih efektif. Jumlah daun jambu jambu biji yang digunakan bervariasi. Ada yang
menggunakan 2-3 lembar daun jambu biji muda segar, ada juga yang menggunakan 4-5 lembar daun
jambu biji segar. Dalam penggunaan jumlah daun yang bervariasi, masyarakat tetap menggunakan
daun jambu biji karena merasakan efek yang baik dalam penurunan demam. Alasan masyarakat
meminum rebusan daun jambu biji agar keringat dapat keluar dari tubuh sehingga panas berkurang
dan demam menurun.
Berdasarkan analisis data diatas, sebagian besar responden yang menggunakan daun jambu biji
dengan cara direbus. Masyarakat mengetahui bahwa daun jambu biji mempunyai manfaat yang besar
sebagai terapeutik namun belum ada penjelasan ilmiah terkait efek daun jambu biji terhadap
penurunan demam. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti efek daun jambu biji
terhadap penurunan demam.(Thome et al., 2019)
Penjelasan Jurnal
04
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FLAVONOID DARI DAUN
DEWANDARU (Eugenia uniflora L.)
Daun dan buah dewandaru sudah terbukti secara empiris maupun ilmiah sebagai obat
penurun panas dan sakit perut (Morton, 1987). Dewandaru mengandung saponin, tannin,
vitamin C, senyawa atsiri seperti sineol, sitronela, sesquiterpen, flavonoid, dan antosianin
(Einbond, et al, 2004; Hutapea, 1991). Penelitian-penelitian telah dilakukan dan
menunjukkan bahwa dewandaru memiliki aktivitas antibakteri (Khotimah, 2004),
antioksidan (Einbond, et al, 2004), penangkal radikal bebas, penghambat hidrolisis dan
oksidasi enzim, dan antiinflamasi (Pourmorad, et al, 2006). Daun dewandaru dapat berfungsi
sebagai antiradikal yang disebabkan karena adanya senyawa flavonoid.
Kandungan Kimia
Dewandaru memiliki beberapa kandungan kimia diantaranya tannin, alkaloid, dan glikosida
(Adebajo, et al, 1983), lycopene, β-karoten, γ-karoten, ς-karoten, phytofluene, β-
cryptoxanthine, dan rubixanthin (Calvacante and Rodriguez-Amaya, 1992), alkaloid indolizidin
dan piperidin (Michael, 2002), antosianin (Einbond, et al, 2004). Sedangkan pada daunnya kaya
akan minyak atsiri seperti furanodiene, β-elemene, dan α-cadinol.
Senyawa flavonoid dari daun dewandaru (Eugenia uniflora L.) hasil isolasi dengan menggunakan
kromatografi lapis tipis preparatif dan identifikasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Vis mengarah pada golongan flavonol.(Daun & Eugenia, 2008).
Takaran dan dosis : daun dikeringkan, kemudian ditumbuk sekitar 50gram, kemudian dilarutkan
dalam air sebanyak 15mL
Penjelasan Jurnal
05
Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd.)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ling (2008) dan Rahmi (2013)
diketahui bahwa daun kajajahi mengandung senyawa flavonoid tanin dan saponin.
Tumbuhan kajajahi oleh masyarakat setempat digunakan untuk mengatasi keputihan,
penawar racun, penurun panas (anti piretik). Flavonoid merupakan senyawa
golongan fenol yang tersebar di alam dan memiliki sifat sebagai penangkal radikal
bebas (Pourmourad, 2006) Flavonoid juga merupakan salah satu metabolit sekunder
yang memiliki aktivitas antioksidan. Kemampuan menghambat radikal bebas DPPH
ekstrak etanol daun kajajahi berkaitan dengan senyawa kimia yang terkandung
didalamnya yaitu flavonoid. Flavonoid memiliki kemampuan sebagai antioksidan
karena mampu mendonasikan atom H dari gugus hidroksi kepada senyawa radikal
bebas. Radikal bebas sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat merusak
komponen-komponen sel tubuh seperti lipid, protein dan DNA (Oktarini, 2014).
Antioksidan berfungsi untuk menetralisir radikal bebas sehingga diharapkan dengan pemberian
antioksidan tersebut dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dan timbulnya penyakit degeneratif.
Pemilihan antioksidan alami menjadi perhatian masyarakat karena telah ditemukannya efek samping
pada antioksidan sintetik yang bersifat karsinogenik jika digunakan dalam jangka waktu yang lama
dan dalam jumlah yang berlebihan. Serbuk kasar daun Kajajahi ditimbang sebanyak 480 g. Serbuk
kasar daun kajajahi yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam bejana maserasi. Pelarut etanol 70%
ditambahkan sambil diaduk hingga seluruh serbuk kasar terbasahi merata dengan pelarut. Ekstrak
disaring hingga diperoleh filtrat DAN dimasukan dalam rotary evaporator pada suhu 50oC sehingga
didapat ekstrak kental.
Bahan-bahannya mudah di
peroleh disekitar lingkungan 3 4 Proses pembuatan dan
peralatan yang digunakan
tempat tinggal, jadi lebih lebih sederhana
hemat biaya
Daftar Pustaka
● Hermanto, F. J., & Nurviana, V. (2019). EVALUASI SEDIAAN PATCH DAUN HANDEULEUM (Graptophyllum griff L) SEBAGAI
PENURUN PANAS. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 19(2),
209. https://doi.org/10.36465/jkbth.v19i2.499
● Daun, D., & Eugenia, D. (2008). Landyyun Rahmawan Sjahid Fakultas Farmasi.
● Setiawan Rifqi, A. (2020). Lembar Kegiatan Literasi Saintik untuk Pembelajaran Jarak Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019
(COVID-19). Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 28–37. https://edukatif.org/index.php/edukatif/index
● Thome, A. L., Sudiana, I. K., & Bakar, A. (2019). Penggunaan Daun Jambu Biji untuk Menurunkan Demam oleh Penduduk Di
Sentani. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 10(4), 261.
https://doi.org/10.33846/sf10403
● Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and Case Studies, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006
dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
● Kumala Sari, Lusia Oktora Ruma. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya.
Universitas Jember. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III,No.1, April 2006, 01-07 ISSN: 1693-9883
● Sukmono, Rizki Joko. 2009. Mengatasi Aneka Penyakit Dengan Terapi Herbal, PT Perca:Jakarta
Daftar Pustaka
● Ling, L. 2008. Evaluation of Anti- hiperglicaemic Effect of Leucosyke capitellata Leaf in Normal and Streptozotocin -
Induced Diabetic Rats. Thesis. Program Pasca Sarjana. Universiti Malaysia Sabah, Malaysia.
● Pourmourad, F., S.J Hosseinimehr & N. Shahabimajd. 2008. Antioxidant Activity, Phenol And Flavonoid Contents Of
Some Selected Iranian Medicinal Plants. African journal of Biotechnology 5 : 43-49.
● Rahmi, K. I., Y. B. Paradina., & H. Izma. 2013. Identifikasi Senyawa Fitokimia dan Kajian Farmakognostik Tanaman
Kajajahi Asal Loksado Kalimantan Selatan. PKM-Penelitian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
● Oktarini, N.W, A.C. Dewi, N.M. puspawati, I.M.D. Swantara, L.A.R.A. Asih & W.S. Rita. 2014. Aktivitas Antioksidan
Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Biji Terong Belanda (Solanum betaceum,Syn) Dalam Menghambat Reaksi
Peroksidasi Lemak Pada Plasma Darah Tikus Wistar. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) 2: 7-
16.
● UJI RENDAMAN DAUN TANAMAN JARAK PAGAR TERHADAP PENURUNAN DEMAM Nuri Muhtri Dewi1*
1 Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Padang, Indonesia
THANKYOU