Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN I

ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DARI DAUN KETELA POHON


(Manihot utilisima Pohl.)

A. Tujuan Percobaan
1. Memahami dan melakukan isolasi flavonoid dari daun ketela pohon
2. Memahami dan dapat melaksanakan analisis kualitatif golongan senyawa
tersebut dengan metode kromatografi lapis tipis

B. Dasar Teori
Daun Singkong memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, saponin,
tannin yang lebih tinggi daripada sayuran lainnya. Selain itu daun singkong
ternyata juga mengandung sianida. Sianida menyebabkan kerusakan spirakel,
akibatnya serangga tidak bias bernafas dan akhirnya mati. Sedangkan flavonoid
merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat
makan serangga dan juga bersifat toksis. Flavonoid menyebabkan vasokonstriksi
yang berlebihan sehingga permeabilitas rongga badan pada nyamuk Aedes aegypti
menjadi rusak dan hemolimfe tidak dapat didistribusi secara sempurna. Metode
elektrik dipilih karena tidak menimbulkan asap dan debu serta cepat dinetralisir
lingkungan dibandingkan dengan metode semprot. Meskipun telah ada penelitian
tentang ekstrak daun singkong terhadap Culex sp namun belum ada penelitian
terhadap Aedes aegypti yang sesuai dengan standar.[1]
Flavonoid adalah senyawa antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
dengan vitamin E. senyawa ini mampu menstimulir (merangsang) kekebalan
tubbuhhn. Flavonoid rutin dan kuersetin dikenal sebagai antikarsinogen
(penghambat kanker). Selain itu, flavonoid kuersetin terbukti mampu
menghambat sintesis histamine yang merupakan mediator penting penyakit
dermatitis alergika (eksim).[2]
Flavonoid juga mengandung system aromatic terkonjugasi sehingga akan
menunjukkan serapan kuat pada daerah spectrum sinar UV dan spectrum sinar
tampak. Aglikon flavonoid merupakan polifenol yang mempunyai sifat kimia
yang sama seperti senyawa fenol yaitu memiliki sifat agak asam sehingga dapat
larut dalam basa. Flavonoid yang telah diisolasi dari tumbuhan mempunyai
berbagai keaktifan biologis antara lain mempunyai keaktifan sebagai obat,
insektisida, antimikroba, anti virus, anti jamur, obat infeksi pada luka, mengurangi
pembekuan darah didalam tubuh, mempercepat pembekuan darah diluar tubuh,
merangsang pembentukan estrogen pada mamalia, antihipertensi, antioksidan, anti
tumor dan anti kanker.[3]
Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan hijau, seperti pada: akar,
daun, kulit kayu, benang sari, bunga, buah dan biji buah. Sedangkan pada hewan
hanya dijumpai pada kelenjar bau berang-berang, "sekresi lebah" (propolis) dan
dalam sayap kupu-kupu. Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme
sangat banyak, antara lain sebagai reduktor. Beberapa flavonoid dalam makanan
mempunyai efek antihipertensi. Isoflavan tertentu merangsang pembentukan
estrogen pada mamalia. Isoflavon juga dapat berfungsi sebagai antifungal dan
insektisidal. [4]
Aglikon flavonoid terdapat pada tumbuhan dengan bentuk struktur yang
berbeda-beda. Setiap struktur mengandung atom karbon dalam inti dasar yang
tersusun dalam bentuk konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga. Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis
yang sama dari alur sikimat dan alur asetat-malonat. Flavonoid dalam tumbuhan
umumnya terikat sebagai glikosida, baik O-glikosida maupun C-glikosida.[5]
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
- Batang pengaduk
- Botol vial
- Corong
- Elektromantel
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas kimia 1000 ml
- Hot plate
- Melting point
- Oven
- Pipet kapiler
- Sendok tanduk besi
- Timbangan analitik

2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
- Aquadest
- Alumunium Foil
- Kapas secukupnya
- Kertas saring
- Metanol
- Serbuk daun singkong kering 100 gram
D. Prosedur Kerja

Simplisia Daun Ubi

 Ditimbang simplisia 100 gram


 Dimasukkan dalam air mendidih
 Diaduk selama 30 menit
 Disaring menggunakan kertas saring

Filtrat Residu

 Dimasukkan dalam labu erlenmeyer


 Ditutup dengan aluminium foil
 Dimasukkan dalam lemari pendingin selama
1x24 jam
 Setelah didinginkan akan terbentuk kristal
rutin
 Disaring menggunakan kertas saring
Residu (rutin) Filtrat

 Residu paa kertas saring dikeringkan


menggunakan oven selama 3 jam
 Setelah 3 jam di keluarkan dari oven
 Dicuci residu menggunakan metanol : air
dengan perbandingan 50:50
 Disaring menggunakan kertas saring

Filtrat
Residu (rutin)

 Residu pada kertas saring dikeringkan


menggunakan oven
 Setelah kering, diukur titik lelehnya

Hasil
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan

Titik Leleh yang


Nama senyawa Titik Leleh Seharusnya
diperoleh
Rutin 242 oC 342,9 oC

2. Gambar Serbuk Daun Ketela Pohon (Manihot utilissiima Pohl)

Serbuk daun ketela pohon Hasil endapan Serbuk daun


(Manihot utilissiima Pohl) ketela pohon (Manihot utilissiima
dipanaskan diatas Hot plate Pohl) diatas kertas saring
F. Pembahasan
Daun singkong memiliki berbagai kandungan yaitu, flavonoid,
triterpenoid, saponin, tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Di dalam daun
singkong mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori, fosfor, protein,
lemak, hidrat arang, dan zat besi. Menurut hasil penelitian, daun singkong
termasuk jenis sayuran yang banyak mengandung flavonoid. Kandungan utama
flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin dengan
disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa.
Salah satu senyawa yang terkandung di dalam daun singkong adalah
flavonoid rutin. Rutin merupakan senyawa turunan dari flavonoid. Rutin memiliki
aktifitas antioksidan yang kuat, memperkuat daya kapilaritas pembuluh darah dan
membantu menghentikan edem atau pembengkakan vena. Rutin juga dapat
menstabilkan vitamin C, jika rutin diberikan secara bersamaan dengan vitamin C,
maka aktifitas penyerapan vitamin C akan semakin intensif. Rutin memiliki
aktifitas antiinflamasi, sehingga dapat diindikasikan bahwa rutin dapat
menghambat beberapa pertumbuhan sel kanker dan kondisi pre-kanker. Rutin
dapat membantu mencegah aterogenesis dan mengurangi toksisitas dari oksidasi
kolesterol LDL.
Pada praktikum kali ini adalah untuk mengisolasi rutin (flavonoid-3-
glikosida) sebagai salah satu jenis glikosida flavonoid (glikosida flavonol) yang
terkandung dalam daun singkong/ketela pohon. Glikosida flavonoid termasuk
rutin merupakan salah satu metabolitsekunder yang bersifat polar, termasuk
kedalam kelompok glikosida O (molekul gula berikatan dengan O-aglikon). Rutin
daun singkong (satu zat aktif) sebagai bahan obat-obatandan kosmetik, serta jadi
zat pengatur tumbuh tanaman.
Dipanaskan air sebanyak 500 ml kemudian dimasukkan serbuk daun
singkong sebanyak 100 g selama 45 menit. Kemudian disaring dengan kaos kaki,
dan selanjutnya disaring kembali dengan kertas saring.
Karena sifatnya yang polar maka pengisolasian rutin dilakukan dengan
penggunaan pelarut polar yaitu air, dengan penggunaan air yang kemudian
dipanaskan membuat semua senyawa polar tertarik bersama filtrate. Hal ini
merupakan salah satu kerugian penggunaan air sebagai pelarut karena, banyak
sekali komponen-komponen polar yang dapat larut bersama air.
Filtrate yang diperoleh dimasukkan kedalam lemari pendingin selama 24
jam hingga terbentuk kristal rutin yang berwarna kekuningan. Tujuan dimasukkan
kedalam lemari pendingin selain untuk mempercepat terbentuknya kristal rutin
tetapi juga untuk mencegah terjadinya penjamuran. Karena dengan media air
memungkinkan timbulnya jamur atau bakteri jika disimpan di suhu ruang.
Pisahkan padatan dari larutan dengan menggunakan bantun kertas saring,
kemudian padatan tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 40o C selama 3
jam. Endapan yang diperoleh disaring dan dicuci dengan menggunakan metanol
dan air dengan perbandingan 50:50 dengan maksud agar kemurnian filtrate
bertambah dan terbebas dari pengotor-pengotor yang tidak ingin diisolasi, tetapi
dengan pencucian ini tidak menyebabkan kristal larut.
Setelah di cuci maka rutin dikeringkan lagi menggunakan oven. Setelah
kering, diuji titik lelehnya untuk membandingkan titik leleh rutin yang telah ada
pada literatur dengan rutin yang diperoleh pada saat praktikum. Ketika memiliki
titik leleh yang sama, hal ini menyatakan bahwa percobaan untuk mendapatkan
isolasi glikosida flavonoid ini berhasil. Titik leleh pada instrumen di atur pada 232
o
C. Selama pengukurn titik leleh didapatkan hasil bahwa titik leleh yang berada
pada setting instrumen tidak sesuai dengan titik leleh bahan yang diujikan. Hail ini
berarti pada bahan yang diukur titik lelehnya kemungkinan besar bukan isolat
glikosida flavonoid. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna bahan menjadi
hitam saat diukur titik lelehnya dan pada isolat juga menunjukkan secara
organoleptik berwarna hijau. Seharusnya isolat rutin berwarna kuning.
Hal ini terjadi kemungkinan karena kesalahan pada saat preparasi sampel
yang seharusnya dicuci oleh metanol dingin yang dicampur dengan air dingin.
Karena rutin dapat terbentuk pada suhu rendah. Hal ini dibuktikan karena kristal
rutin dapat terbentuk ketika disimpan pada suhu rendah selama 24 jam.
G. Kesimpulan
Adapun kesimmpulan dalam percobaan ini, yaitu
1. Rutin merupakan salah satu jenis glikosida flavonoid yang bersifat polar,
sehingga dapat diekstraksi dengan pelarut polar seperti air, methanol, atau
ethanol. Filtrate yang didapat dari hasil penyarian didinginkan untuk
mempercepat terbentuknya Kristal
2. Pemisahan aglikonn dan glikosidanya dapat dilakukan dengan hidrolisis
asam, seperti menggunakan methanol akan didapat hasil berupa kuersetin
dan glukosa dari hidrolisis rutin.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Iftita, F. A., 2016, Uji Efektivitas Rendeman Daun Singkong (Manihot
utilissima) sebagai Insektisida terhadap Nyamuk Aedes aegypti dengan
Metode Elektrik Cair, Jurnal Kesehatan Masyarakat 4(2).
[2] Krisyanella, Nana, S., dan Harrizul, R., 2013, Pembuatan dan Karakterisasi
Serta Penentuan Kadar Falovonid dari Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus
niruri L.), Jurnal Farmasi Higea 5(1).
[3] Putra, R. T., Yani, L., dan Reza, A. K., 2015, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid dalam Tumbuhan Lamun Cymodocea Rotundata Ehrenberg &
Hemprich Ex Ascherson, Prosiding Penelitian SpeSIA.
[4] Nugrahaningtyas, K.D., Sabirin, M., dan Tutik, D. W., 2005, Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Flavanoid dalam Rimpang Temu Ireng (Curcuma
aeruginosa Roxb.), Biofarmasi 3(1).
[5] Pine, A. T. D., Gemini, A., dan Faisal, A., 2015, Standarisasi Mutu Ekstrak
Daun Gedi (Abelmoschus manihot (L.) Medik) dan Uji Efek Antioksidan
dengan Metode DPPH, JF FIK UINAM 3(3).
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
PERCOBAAN I
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DARI DAUN KETELA POHON
(Manihot utilisima Pohl.)

OLEH :

OLEH:

NAMA : SITTI YUNIATI SARASWATY BACHTIAR


NIM : O1A1 14 050
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS :B
ASISTEN : RIZKY AUDINA SYAHRIR

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017

Anda mungkin juga menyukai