Anda di halaman 1dari 5

NAMA : I PUTU PRASNA DHINATA

NIM : 191022
MATA KULIAH : FITOTERAPI

1. Aminn.. jika menjadi duta penggunaan obat tradisional langkah pertama yang
dilakukan dlam upaya peningkatan penggunaan fitoterapi modern di Indonesia
adalah
a. Melakukan sosialisasi ke masyarakat guna pengenalan pemanfaaatan oabt
herbal
b. Mendukung penuh UKM obat herbal memalujejaring sosiial media
c. Melakukan webinar berbasis online supaya menjangkau lebh banyak masa.
d. Pemberian wawasan materi tentang pemanfaatan obat herbal kpd masyrakat
supaya dapatd dimanfaatkan

2. Pilihan terapi : antiinflamasi


Rekomendasi kombinasi tanaman yang dipergunakan untuk terapi :
Kombinasi Tanaman Jenggot Musa (Tillandsia Usneoides L.) ,binahong
(BINAHONG LEAVES) dan jahe (ginger) sebagai Antiinflamasi

Tanaman jenggot musa dikenal dengan tanaman yag lagi trending di masa
pandemic 2 tahunn terkahir ini. Pemanfaatan tanaman jenggot musa sudah ada dari
tahun 1955 tetapi belum adanya penelitian terbaru yang membuktikan tanaman
jenggot musa sebagai tanman berkhasiat. Tanaman jenggot musa diketahui pada
penelitian Faller tahun 2017 memiliki kandungan flavonoid yang meiliki aktivitas
antioksidan yang berperan dalam menghambat inflamasi dengan meknaisme
penangkapan radikal bebas dan penghambatan enzim siklooksigenase sehingga
pembentukan prostaglandin menjadi terhambat. Sedikitnya penelitian mngenai
tanaman jenggot musa ini maaka akan dlakukan pengemabangan obat herbal
menggunakan tanaman jenggot musa sebagai antiinflamasi dngan dosis 80mg, 160,
240mg/kg BB

Daun Binahong memiliki kandungan flavonoid jenis flavonol dan memiliki


aktivitas antioksidan.Senyawa antioksidan tersebut berperan dalam menghambat
inflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas dan penghambatan enzim
siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin menjadi terhambat. Menurut
penelitian Rumondor (2018) ekstrak etanol 70% daun binahong dosis 150 mg/kgBB
efektif sebagai antiinflamasi dengan persen penghambatan inflamasi sebesar
56,42%.

Rimpang jahe emprit mengandung gingerol, yakni senyawa aktif yang


bertanggung jawab terhadap efek antiinflamasi jahe melalui penghambatan
aktivitas siklooksigenase dan lipooksigenase dalam asam arakhidonat. Hambatan
terhadap kedua enzim tersebut menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
prostaglandin dan leukotrien (Mills and Bone, 2000). Ekstrak etanol 96% jahe pada
dosis 30 mg/kgBB memberikan efek antiinflamasi pada tikus putih jantan yang
diinduksi karagenan 1% (Dharma dkk., 2016).
Agar terhindar dari efek samping yang berbahaya mengonsumsi obat herbal:
a. Pastikan produk herbal telah terdaftar di BPOM RI.
b. Periksa tanggal kedaluwarsa produk.
c. Ikuti petunjuk pemakaian dan dosis yang tercantum di kemasan.
d. Hubungi layanan konsumen produk herbal jika Anda ingin mengetahui lebih
jelas mengenai produk mereka.
e. Konsultasi dulu ke dokter sebelum mengonsumsi obat herbal.
f. Hentikan penggunaan obat herbal apabila gejala tidak membaik atau justru
semakin parah.
Tidak semua orang juga boleh mengonsumsi obat herbal. Ada beberapa kelompok
yang perlu menghindari konsumsi obat herbal, yaitu:
a. Ibu hamil dan menyusui
b. Orang yang akan menjalani operasi
c. Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal, atau penyakit autoimun

Aktivitas Tribulus terrestris L


a. Tribulus terrestris L sebagai Efek pada Sistem Reproduksi Wanita /
Erectile Dysfunction
T. terrestris adalah tanaman yang paling umum digunakan sebagai
pengobatan untuk masalah pria dan wanita seksual. Sediaan aktif
diperoleh dari bagian atas tanah buah tanaman yang mengandung
saponin steroid dari jenis furostanol, dengan jumlah protodioscin yang
dominan (tidak kurang dari 45%). Studi eksperimental dan klinis di
Eropa Timur telah dilakukan pada efek ini ekstrak pada fungsi endokrin
pra-dan pascamenopause wanita. T.terrestris telah ditemukan untuk
meningkatkan libido dan meringankan gejala vasomotor dan
neuropsikis menopause (panas berkedip, depresi dan ketidakstabilan
emosional). Penggunaan biasa T.terrestris selama beberapa bulan sering
berkurang secara signifikan (Lecturer et al., 2016).

b. Fitokimia ekstrak mengungkapkan adanya alkaloid, saponin steroid,


saponin furostanol, glikosida flavonoid yang memberikan sifat obat
untuk tanaman ini. Diabetes diketahui meningkatkan tingkat spesies
oksigen reaktif yang selanjutnya berkontribusi pada patogenesis
diabetes. Tikus dengan diabetes yang diinduksi streptozotocin diobati
dengan TT selama 30 hari. Tingkat serum alanine aminotransferase
(ALT) dan kreatinin diperkirakan. Selain itu, kadar malondialdehid
(MDA) dan glutathione tereduksi (GSH) diuji di hati. Tikus yang diobati
dengan ekstrak TT secara signifikan menurunkan kadar ALT dan
kreatinin dalam serum pada tikus diabetes dan menurunkan kadar MDA
di hati. Di sisi lain, tingkat penurunan GSH di hati meningkat secara
signifikan pada tikus diabetes yang diobati dengan TT. Pemeriksaan
histopatologi mengungkapkan pemulihan hati pada tikus yang diobati
dengan TT menunjukkan efek perlindungannya mungkin dimediasi oleh
penghambatan stres oksidatif. Dalam penelitian lain (El-Tantawy dan
Hassanin, 2007) ekstrak TT secara signifikan menurunkan kadar
glukosa puasa pada tikus diabetes. Ekstrak TT menunjukkan penurunan
kadar glukosa yang signifikan. Ekstrak juga menurunkan kadar
hemoglobin glikosilasi, kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL.
Ini menunjukkan aktivitas hipoglikemik pada model diabetes tipe-1.
c. T. terrestris L. adalah tanaman herbal yang mengandung protodiosin
yang dapat memperbaiki fungsi reproduksi dengan cara meningkatkan
kadar testosteron dan dihidrotestosteron. Senyawa ini juga
meningkatkan luteinizing hormone (LH) dan mengubah testosteron
menjadi dihidrotestosteron . Withania somnifera bekerja pada jalur
mekanisme oksidatif langsung dan mekanisme oksidatif non oksidatf ,
Pada jalur mekanisme oksidatif Withania Somnifera menurunkan lipid
peroxidasi sehingga terjadi penurunan stress oksidatif dan juga
meningkatkan aktivitas katalase, vitamin A , E , C, superoxide
dismutase, ion-ion material seperti Cu+,Zn+ serta meningkatkan
antioxidant pada seminal plasma (Gaziansyah et al.,2019).

Anda mungkin juga menyukai