Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)


DI RUANG CUT NYA’ DIEN RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK

OLEH :

DYAH SASI RETNANING GUMILAR

202020461011048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN BERAT BAYI


LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG CUT NYA’ DIEN
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK

KELOMPOK 15

NAMA : DYAH SASI RETNANING GUMILAR


NIM : 202020461011048
PERIODE PRAKTEK/MINGGU KE: 04 – 09 OKTOBER 2021 / MINGGU KE-3

Malang, 04 Oktober 2021

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan,

( Nurul Aini, M. Kep) (_________________________)

1
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB.1 LAPORAN PENDAHULUAN.....................................................................................3
A. Definisi BBLR................................................................................................................3
B. Etiologi BBLR................................................................................................................3
C. Klasifikasi BBLR............................................................................................................4
D. Berat Janin Sesuai Usia Kehamilan................................................................................5
E. Manifestasi Klinis BBLR................................................................................................6
F. Patofisiologi BBLR.........................................................................................................6
G. Pathway BBLR................................................................................................................7
H. Komplikasi BBLR...........................................................................................................9
I. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................9
J. Penatalaksanaan..............................................................................................................9
K. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................11
L. Rencana Keperawatan...................................................................................................11
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31

2
BAB.1 LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Dewi, 2018). BBLR adalah
bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Arief dan Weni,
2016). Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung 37-42 minggu masa gestasi.
Berat badan bayi adalah berat bayi saat lahir yang ditimbang segera setelah lahir
(Astutik, 2018).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram dengan usia kehamilan < 37 minggu,
dimana pada umumnya bayi dilahirkan setlah dikandung 37-42 minggu masa gestasi
dengan dan berat bayi lahir yang normal rata-rata adalah 2500-400 gram (Nurlaila,
2019). Menurut Meihartati (2018), dahulu neonatus dengan berat lahir kurang dari
2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut premature, namun pada tahun 1961
oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR).

B. Etiologi BBLR
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR menurut (Nelwa, 2019) adalah
kelahiran prematur dan pertumbuhan janin terhambat (PJT) atau keduanya.
1. BBLR yang disebabkan prematuritas antara lain :
a) Janin : gawat janin, kehamilan kembar, eritroblastosis
b) Plasenta : plasenta previa, solusio plasenta
c) Uterus : uterus bicornis, incompten serviks (serviks lemah)
d) Maternal : preeklamsi, penyakit kronis, infeksi dan penyalah gunaan
obat
e) Lain-lain : ketuban pecah dini, polihidramnion
2. BBLR yang disebabkan oleh oleh pertumbuhan janin terhambat (Dibawah
persentil ke-10)
a) Faktor Fetus
- Berbagai faktor genetic
- Berbagai kelainan kromosom, misalnya trisomi 13,18,21.

3
- Kelainan bawaan misalnya anensefalus, atresia
gastrointestinum, dan sindrom potter
- Infeksi bawaan seperti rubella (CVM).
- Penyakit metabolisme saat lahir seperti galaktosemia dan
feniketonuria.
b) Faktor Plasenta
Insufisiensi plasenta akibat kelainan maternal seperti
preeklampsia dan eklamsia atau akibat kehamilan lewat waktu. Serta
berbagai masalah anatomis seperti infark multipel, trombosis vaskuler
umbilikal dan hemangioma.
c) Faktor Ibu
- Mengalami komplikasi kehamilan, seperti: anemia sel berat,
pendarahan ante partum, hipertensi, preeklamsia berat,
eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih
dan ginjal) dan menderita penyakit seperti malaria, infeksi
menular seksual, HIV/AIDS, TORCH.
- Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Kehamilan ganda (multi gravida).
- Malnutrisi
- Ibu merokok
- Faktor maternal lain, seperti status ekonomi yang rendah, usia
ibu muda, multiparitas, usia tua.

C. Klasifikasi BBLR
Menurut Astutik, (2018), BBLR dikelompokkan menjadi beberapa yaitu:
1. Menurut harapan hidupnya:
a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi dengan berat lahir 1500-
2500 gram.
b) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi dengan berat lahir
1000-1500 gram.
c) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER), yaitu bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
2. Menurut masa gestasinya:

4
a) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau
sering disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan
(NKB-SMK).
b) Dismaturitas atau Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) yaitu bayi
lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK).
Menurut Renfield dalam Maryunani (2013) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu:
- Proportionate IUGR merupakan janin yang menderita distres yang
lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu
sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang
dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya.
- Disporpotionate IUGR merupakan janin yang terjadi karena
distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai
beberapa hari sampai janin lahir.

D. Berat Janin Sesuai Usia Kehamilan


Berikut merupukan berat janin sesuai dengan usia kehamilan (Miles, 2021) :

No Usia Kehamilan Panjang Badan Berat Badan


1. 22 minggu 29.0 cm 430 gram
2. 23 minggu 30.6 cm 501 gram
3. 24 minggu 32.2 cm 600 gram
4. 25 minggu 33.7 cm 660 gram
5. 26 minggu 35.1 cm 760 gram
6. 27 minggu 36.6 cm 875 gram
7. 28 minggu 37.6 cm 1.005 gram
8. 29 minggu 39.3 cm 1.153 gram
9. 30 minggu 40.5 cm 1.319 gram
10. 31 minggu 41.8 cm 1.502 gram
11. 32 minggu 43.0 cm 1.702 gram
12. 33 minggu 44.1 cm 1.918 gram
13. 34 minggu 45.3 cm 2.146 gram
14. 35 minggu 46.3 cm 2.383 gram
15. 36 minggu 47.3 cm 2.622 gram
16. 37 minggu 48.3 cm 2.859 gram
17. 38 minggu 49.3 cm 3.083 gram
18. 39 minggu 50.1 cm 3.288 gram

5
19. 40 minggu 51.0 cm 3.462 gram
20. 41 minggu 51.8 cm 3.787 gram

E. Manifestasi Klinis BBLR


Menurut Dewi (2018), bayi yang lahir dengan berat badan rendah mempunyai
ciri-ciri:
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
3. Suhu tubuh tidak stabil.
4. Ukuran kepala kecil.
5. Masalah dalam pemberian makan (reflek menelan dan menghisap
berkurang)
6. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm.
7. Rambut lanugo masih banyak.
8. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
9. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
10. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
11. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora,
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-
laki)i.Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah.
12. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisannya lemah.
13. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
14. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

F. Patofisiologi BBLR
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil
dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram. Masalah ini terjadi karena
adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh

6
penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-
keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan
yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan
besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan
BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melairkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar[ CITATION Sid16 \l 1057 ].

G. Pathway BBLR

7
Faktor Janin Faktor Ibu Faktor Maternal Faktor Plasenta
Kelainan kromosom Usia Ibu KPD Gangguan sirkulasi utero plasenta
Infeksi jaringan kronik Gizi ibu kurang Preeklampsia & eklampsia Plasenta previa
Gawat janin Merokok Kehamilan hidramnion Solusio plasenta

Berat Bayi Lahir Rendah : BBLR

Jaringan lemak subkutan tipis Imaturitas organ sistem perapasan Imaturitas sistem imun Imaturitas sistem pencernaan Imaturitas fungsi hepar

Insufisiensi pernafasan Suplai bilirubin melebihi kemampuan hepar


Kehilangan panas melalui kulit Refleks
Penurunan daya tahan tubuhmenelan dan menghisap belum sempurna

Konjugasi bilirubin belum sempurna


Sistem termoregulasi imatur Regulasi pernafasan tidak teratur MK : Risiko Infeksi
Regurgitasi makanan

Peningkatan bilirubin dalam darah


Peningkatan kerja napas
Gagal pemberian respon stimulus dari luar
Intake nutrisi berkurang

Hiperbilirubinemia
Dyspnea
Fluktuasi suhu tubuh
MK : Risiko Defisit Nutrisi
MK : Ikterik Neonatus
MK : Pola Napas Tidak Efektif
MK : Termoregulasi Tidak Efektif
8
H. Komplikasi BBLR
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat badan rendah
menurut[ CITATION Fri19 \l 1057 ], antara lain :
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindroma gawat napas
6. Paten duktus anteriosus
7. Infeksi
8. Perdarahan intraventrikuler
9. Apnea of prematurity
10. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah anatara lain :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk RS
7. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut Sidik (2016) antara lain:
1. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek dan
maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah
bayi itu prematuritas atau maturitas.
2. Tes kocok (Shake Test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan meruapan tes pada
ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa HPHTnya.
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi lahir
tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai
pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

J. Penatalaksanaan
Menurut Meihartanti, (2018), penatalaksanaan BBLR antara lain:
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/BBLR

9
Bayi prematuritas akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfunhsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas, sehingga harus dirawat
di dalam incubator. Bila bayi dirawat dalam incubator maka suhu bayi dengan
berat badan < 2 kg adalah 35˚C dan untuk bayi dengan berat badan 1,5 – 2 kg
adalah 33-34˚C. Namun jika incubator tidak ada, bayi dapat dibungkus dengan
kain (dibedong) dan disampingnya ditaruh botol berisi air panas, sehingga panas
badannya dapat dipertahankan.
2. Nutrisi
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kgBB dan
kalori 110 kal/kgBB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap ciran
lambung. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan
yang paling utama, sehingga ASI yang paling dahulu diberikan. Bila faktor
menghisapnya kurang, maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan
diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kgBB/hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi yang lahir premature sangat rentan sekali terkena infeksi karena daya
tahan tubuhnya masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibody belum sempurna. Olah karena itu,upaya preventif yang
sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
4. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
5. Icterus
Semua bayi premature menjadi icterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai
4-5 hari berlalu. Icterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hiperbilirubinemia dapat menyebabkan kernicterus maka warna
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila icterus muncul dini atau lebih
cepat bertambah coklat. Hiperbilirubinemia biasanya dapat ditangani secara

10
efektif dengan pemantauan seksama kadar bilirubin dan pelaksana terapi sinar
atau fototerapi.
6. Pernafasan
Bayi premature mungkin menderita penyakit membrane hialin. Pada
penyakit ini tanda-tanda gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam bayi harus
dirawat terlentang atau tengkurap dalam incubator dada abdomen harus
dipaparkan untuk mengobservasi usaha pernafasan. Selain itu pemberian terapi
oksigen dan bantuan ventilasi (jika perlu).
7. Hipoglikemia
Mungkin paling timbul pada bayi premature yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan
gula darah secara teratur.

Setiap menemukan BBLR, lakukan management umum sebagai berikut (Dewi,


2018):
1. Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat.
2. Jaga patensi jalan napas.
3. Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vital : pernapasan, denyut jantung, warna
kulit dan aktifitas.
4. Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola gangguan napas.
5. Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsan.
6. Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, beirikan cairan rehidrasi IV.
7. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis.
2. Ikterik neonatus berhubungan dengan penurunan berat badan abnormal.
3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan berat badan ekstrem.
4. Risiko infeksi dibuktikan dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder.
5. Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor risiko ketidakmampuan menelan
makanan.

L. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
Pola napas tidak efektif Tujuan : pola napas membaik Pemantauan Respirasi
berhubungan dengan Kriteria hasil :
imaturitas neurologis. 1. Dyspnea menurun 1. Monitor frekuensi,
2. Ortopnea menurun irama, kedalaman dan
3. Pernapasan cuping upaya napas
hidung menurun 2. Monitor pola napas
4. Tekanan ekspirasi 3. Monitor sumbatan
membaik jalan napas
11
5. Tekanan inspirasi 4. Asukultasi bunyi
membaik napas
6. Frekuensi napas 5. Monitor nilai AGD
membaik 6. Monitor foto thorax
7. Dokumentasikan hasil
pemantauan
8. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
9. Informasikan hasil
pemantauan
Ikterik neonatus Tujuan : integritas kulit dan Fototerapi Neonatus
berhubungan dengan jaringan meningkat
penurunan berat badan Kriteria hasil : 1. Monitor ikterik dan
abnormal. 1. Kerusakan jaringan sclera dan kulit bayi
menurun 2. Monitor suhu dan
2. Kerusakan lapisan tanda vital setaip 4
kulit menurun jam sekali
3. Monitor efek samping
fototerapi
4. Siapkan lampu
fototerapi dan
incubator
5. Lepaskan pakaian
bayi kecuali popok
6. Berikan penutup mata
pada bayi
7. Ukur jarak antara
lampu dan permukaan
kulit bayi
8. Biarkan tubuh bayi
terpapar sinar
fototerapi secara
berkelanjutan
9. Ganti segera alas dan
popok bayi jika
BAB/BAK
10. Anjurkan ibu
menyusui sekitar 20-
30 menit
Termoregulasi tidak efektif Tujuan : termoregulasi Manajemen Hipotermia
berhubungan dengan berat neonates membaik
badan ekstrem. Kriteria hasil : 1. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil meningkat 2. Identifikasi penyebab
2. Akrosianosis hipotermia
meningkat 3. Monitor tanda dan
3. Suhu tubuh menurun gejala akibat
4. Suhu kulit menurun hipotermia
5. Frekuensi nadi 4. Sediakan lingkungan
menurun yang hangat
6. Pengisian kapiler 5. Ganti pakaian yang
menurun basah
6. Lakukan
penghangatan pasif
7. Lakukan
penghangatan aktif
eksternal
8. Lakukan

12
penghangatan aktif
internal
Risiko infeksi dibuktikan Tujuan : tingkat infeksi Pencegahan Infeksi
dengan faktor risiko menurun
ketidakadekuatan pertahanan Kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan
tubuh sekunder. 1. Suhu tubuh normal gejala infeksi local
2. Kemerahan menurun dan sistemik
3. Nyeri menurun 2. Batasi jumlah
4. Letargi menurun pengunjung
5. Piuria menurun 3. Cuci tangan sebelum
6. Menggigil menurun dan sesudah kontak
dengan pasien
4. Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
5. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
6. Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
Risiko defisit nutrisi Tujun : status nutrisi Pemberian Makanan
dibuktikan dengan faktor meningkat Enteral
risiko ketidakmampuan Kriteria hasil :
menelan makanan. 1. Kekuatan otot 1. Gunakan teknik
menelan meningkat bersih dalam
2. Berat badan dan IMT pemberian makan
membaik 2. Berikan tanda pada
3. Tebal lapisan kulit selang untuk
trisep membaik mempertahankan
lokasi yang tepat
3. Ukur residu sebelum
pemberian makan
4. Peluk dan bicara
dengan bayi selama
pemberian makanan
untuk menstimulasi
bayi
5. Irigasi selang setiap
selesai pemberian
makan
6. Hindari pemberian
makanan jika residu
>150 cc

13
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
STASE : KEPERAWATAN ANAK

Nama mahasiswa : Dyah Sasi Retnaning Gumilar Tanggal Praktek : 04-09 Oktober 2021
NIM : 202120461011048 Paraf :
Ruang : Cut Nya’ Dien (Perinatologi)
Tanggal Pengkajian : 04 Oktober 2021 (…………………..)

I. IDENTITAS DATA
Nama : By. Ny R
Tempat/tanggal lahir : Malang, 01 Oktober 2021
Nama Ayah/Ibu : Tn. F / Ny. R
Pekerjaan Ayah : Petani
Pendidikan Ayah : SMP
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Ibu : SMP
Alamat/No. Telepon : Kedung Banteng Rt.03 Rw. 01 Sumbermanjing Wetan/ 081-331-
729-xxx
Kultur : Jawa
Agama : Islam

II. KELUHAN UTAMA/ narasi ibu


Ny. R mengatakan bahwa selama 2 hari perutnya kenceng-kenceng namun tidak terdapat
pengeluaran darah dari jalan lahir. Kemudian Ny. R pergi ke bidan untuk memeriksakan
kehamilannya dan saat diperiksa oleh bidan ternyata sudah terjadi bukaan jalan lahir 4 cm.
Kemudian bidan menyarankan Ny R untuk segera pergi ke Rumah Sakit. Saat dirumah
sakit bayi Ny. R lahir spontan (pervaginam) tanggal 01 Oktober 2021 pukul 11.25 WIB
dengan usia kehamilan 28 minggu jenis kelamin laki-laki, ketuban jernih, apgar skor 7-8,
berat badan lahir 1.665 gram, sesak napas, terdapat retraksi dinding dada, reflek lemah dan
GDA 72 mg/dL.

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. Prenatal
a) Jumlah kunjungan : ± 7 kali
b) Bidan/Dokter : Bidan
c) Penkes yang didapat : Pemenuhan kebutuhan nutrisi saat hamil dan tanda
bahaya kehamilan
d) HPHT : Pasien lupa
e) Kenaikan BB selama Hamil: ± 5 kg
f) Komplikasi kehamilan : Tidak ada
g) Komplikasi Obat : Tidak ada
h) Obat-obatan yang didapat : Vitamin zat besi
i) Riwayat Hospitalisasi : Tidak pernah masuk rumah sakit
j) Golongan darah ibu : Tidak diketahui
k) Riwayat pijat/jamu : Oyok ke dukun bayi sebanyak 3 kali

14
l) Pemeriksaan kehamilan / Maternal screening
( ) Rubelle (√) Hepatitis ( ) CMV
( ) GO ( ) Herpes (√) HIV
( ) Lain-lain, sebutkan : tidak ada
B. Natal
a) Awal Persalinan : < 14 jam
b) Lama Persalinan : 1 jam
c) Komplikasi persalinan : Tidak ada
d) Terapi yang diberikan : Injeksi oxytocin.
e) Cara melahirkan
(√) Pervaginam ( ) Caesar
f) Tempat melahirkan :
( ) Rumah bersalin ( ) Rumah (√) Rumah Sakit
C. Postnatal
a) Usaha Nafas
(√) Dengan bantuan
( ) Tanpa bantuan
b) Kebutuhan resusitasi
- Memberikan kehangatan
- Hisap lender
- Ventilasi tekanan positif
- CPAP 24 jam FiO2 60
c) Obat-obat yang diberikan pada neonates :
- Injeksi Vitamin K 1 mg
- Gentamycin tetes mata
d) Interaksi orang tua dengan bayi : Ibu dan bayi tidak rawat gabung
e) Trauma lahir
( ) Ada (√) Tidak ada
f) Narkosis
( ) Ada (√) Tidak ada
g) Keluarnya urine / bab
(√) Ada ( ) Tidak ada

IV. RIWAYAT KELUARGA


a) Sosial Ekonomi
Tn. F bekerja sebagai petani dan Ny. R tidak bekerja hanya mengurus rumah tangga.
Penghasilan perbulan cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi
keluarganya.

b) Penyakit keluarga
Tidak ada

c) Genogram (Gambarkan minimal 3 generasi)

15
       Tn. F  
  Ny. R

   Bayi

Perempuan Tinggal bersama

Laki-laki Klien

V. RIWAYAT SOSIAL
a) Sistem pendukung / keluarga yang dapat dihubungi
Orangtua bayi

b) Hubungan orang tua dengan bayi : Rawat pisah


Ibu Ayah
- Menyentuh -
- Memeluk -
- Berbicara -
- Berkunjung √
- Kontak mata -

c) Anak yang lain


Jenis Kelamin Anak Riwayat persalinan Riwayat Imunisasi
Tidak diketahui Abortus -
Laki-laki Pervaginam Imunisasi dasar lengkap

d) Lingkungan rumah
Lingkungan rumah bersih, daerah pedesaan, rumah milik pribadi dengan kriteria
bangunan rumah permanen, jarak antar rumah dengan rumah yang lain ±1 meter.
Terdapat sumur, wc jongkok dan septictank dengan jarak ±15 meter.

e) Problem sosial yang penting


( ) Kurangnya sistem pendukung sosial
( ) Perbedaan bahasa
( ) Riwayat penyalahgunaan zat aditif ( obat-obatan )
( ) Lingkungan rumah yang kurang memadai (sosial)
( ) Keuangan
( √ ) Tidak ada
VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
a) Diagnosa medis.
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)
b) Tindakan operasi
Tidak ada
c) Status Nutrisi
Diit puasa sementara
d) Status Cairan

16
- Infus D 10% 90 cc/24 jam
- Aminosteril 6% 20 cc/24 jam
e) Obat-obatan
- Injeksi IV Cefotaxim 2x85 mg
- Injeksi IV Ranitidin 2x1 mg
- Injeksi IV Aminophilin 2x4 mg
f) Aktivitas
- Bayi dirawat di dalam incubator
- Bayi terpasang jalur infus di tangan sebelah kiri
- Bayi terpasang CPAP
g) Tindakan Keperawatan yang telah dilakukan
- Mengobservasi keadaan umum bayi
- Menjaga kehangatan bayi
- Mengukur suhu tubuh bayi
- Mengganti popok, menyeka bayi dan merawat tali pusat
- Memonitor pemberian cairan melalui infus pump
- Memonitor penggunaan CPAP
h) Hasil Laboratorium
Tidak ada
i) Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak lemah
Tingkat Kesadaran : Somnolen GCS E3V4M4
Tanda-tanda vital
- Nadi : 148x/menit
- Suhu : 36.0ºC
- RR : 48x/menit
- SpO2 : 98%
Saat lahir Saat ini
1. Berat Badan 1.665 gram 1.665 gram
2. Panjang Badan 35 cm 35 cm
3. Lingkar Kepala 27 cm 27 cm
4. Lingkar Dada 26 cm 26 cm
5. Lila 8 cm 8 cm

1. Reflek Moro
(√) Moro (√) Menggenggam lemah (√) Menghisap lemah
2. Tonus / aktivitas
a) ( ) Aktif ( ) Tenang (√) Letargi ( ) Kejang
b) ( ) Menangis keras (√) Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit menangis
3. Kepala / leher
a) Fontanel Anterior
(√) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung
b) Sutura sagitalis
(√) Tepat ( ) Terpisah ( ) Menjauh
c) Gambaran wajah
(√) Simetris ( ) Asimetris
d) Molding
( ) Caput Succedaneum ( ) Chepalohematoma (√) Tidak ada
4. Mata
(√) Bersih ( ) Sekresi
(√) Sclera tidak ikterik ( ) Sklera ikterik
5. THT
a) Telinga

17
(√) Normal ( ) Abnormal
b) Hidung
(√) Normal ( ) Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping Hidung
c) Palatum
(√) Normal ( ) Abnormal
6. Abdomen
a) (√) Lunak ( ) Tegas ( ) Datar (√) Kembung
b) Lingkar perut : 32 cm
c) Liver : tidak teraba
7. Thoraks
(√) Simetris ( ) Asimetris
a) Retraksi : (√) Derajat 1 ( ) Derajat 2 ( ) Derajat 3
b) Klavikula : (√) Normal ( ) Abnormal
8. Paru-paru
a) Suara nafas : (√) Sama kanan kiri ( ) Tidak sama kanan kiri
(√) Bersih ( ) Ronchi ( ) Rales ( ) Secret
b) Irama nafas : ( ) Reguler (√) Irreguler
c) Bunyi nafas
(√) terdengan di semua lapang paru ( ) tidak terdengar ( ) menurun
d) Respirasi
( ) Spontan , jumlah : - x/menit
( ) Sungkup/boxhead, jumlah : - x/menit
( √ ) Ventilasi assisted CPAP
9. Jantung
a) (√) Bunyi Normal Sinus Rytme ( NSR ) , jumlah : 148 x/menit
( ) Mur-mur ( ) Lain-lain, sebutkan : -
b) Waktu pengisian kapiler
- Batang tubuh : 3 detik
- Ektrimitas : 3 detik
c) Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada
Brachial kanan √
Brachial kiri √
Femoral kanan √
Femoral kiri √
10. Ekstrimitas
a) (√) Semua ekstrimitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) Tidak dapat dikaji
b) Ekstrimitas atas dan bawah (√) Simetris ( ) Asimetris
11. Umbilikus : (√) Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainage
12. Genital : (√) Normal ( ) Abnormal ( ) Ambivalen
13. Anus : (√) Paten ( ) Imperforata
14. Spina : (√) Normal ( ) Abnormal
15. Kulit
a) Warna : ( ) Pink (√) Pucat ( ) Jaundice
b) (√) Rash / kemerahan
c) (√) Dasar kuku sianotis
d) Lemak subkutan tipis dan dipenuhi lanugo
16. Suhu
a) Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
(√) Inkubator ( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b) Suhu kulit : teraba hangat, 36.0ºC

VIII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Kemandirian dan bergaul

18
By. Ny R membuka mata saat disentuh dan menangis namun suara tangisan terdengar
kecil dan lemah.

2. Motorik halus
By. Ny. R mampu membuka mata.

3. Kognitif dan bahasa


By. Ny R tidak mampu menoleh kearah bunyi.

4. Motorik kasar
By. Ny R mampu menggerakkan tangan dan kaki ketika diberikan rangsang.

IX. KESIMPULAN PERKEMBANGAN


( √ ) Menangis bila tidak nyaman
( ) Membuat suara tenggorok yang pelan
( ) Memandang wajah dengan sungguh-sungguh
( ) Mengeluarkan suara
( ) Berespon secara berbeda terhadap obyek yang berbeda
( ) Dapat tersenyum
( ) Menggerakkan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika telentang
( ) Memberikan reaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya ( misalnya dari lampu
senter yang digerakkan ke kiri & kanan )
( ) Mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara
( ) Membalas senyuman
X. ANALISA DATA

No Data Penunjang Etiologi Masalah Keperawatan /


Kolaboratif
1 DO : Ketidakadekuata Termoregulasi Tidak Efektif
- Kulit teraba hangat n Lemak (D.0149)
- Lemak subkutan tipis Subkutan
- Usia kehamilan : 28 minggu
- BB : 1.665 gram
- TTV :
S: 36.0ºC
N: 148 x/menit
RR: 48x/menit
SpO2: 98%
- Pengisian kapiler : batang
tubuh dan ekstremitas 3
detik
- Kulit pucat dan kulit
kemerahan
- Dasar kuku sianosis
- Bayi ditempatkan di dalam
incubator
2 DO : Imaturitas Pola Napas Tidak Efektif
- Bayi mengalami sesak Neurologis (D.0005)
napas (Pernafasan)
- Irama napas irregular
- Disela-sela bernafas
terdapat apnea
- Terdapat retraksi dinding
dada
19
- Usaha napas dengan
bantuan
- Respirasi dengan ventilasi
CPAP
- Usia kehamilan : 28 minggu
- BB : 1.665 gram
- TTV :
S: 36.0ºC
N: 148 x/menit
RR: 48x/menit
SpO2: 98%
3 DO : Ketidakmampua Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)
- Bayi tampak lemah n Menghisap dan
- Reflek menghisap lemah Menelan
- Status nutrisi diit puasa Makanan
sementara
- Intake cairan:
Infus D10% 90 cc/24 jam
Infus Aminosteril 6% 20
cc/24 jam
- Usia kehamilan : 28 minggu
- BB : 1.665 gram
- PB : 35 cm
- LK : 27 cm
- LD : 26 cm
- LLA : 8 cm
- Lingkar abdomen: 32 cm

XI. PRIORITAS MASALAH


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis (pernapasan)
(D.0005).
2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan lemak subkutan
(D.0149).
3. Risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor risiko ketidakmampuan menghisap
dan menelan makanan (D.0032).

20
XII. ASUHAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN PERAWATAN

NAMA KLIEN : By. Ny R NAMA MAHASISWA : Dyah Sasi Retnaning Gumilar


RUANG : Cut Nya’ Dien NIM : 202020461011048
DIAGNOSA MEDIS : BBLR PARAF :
DIAGNOSA
No KEPERAWATAN/ TUJUAN DAN Hari/ Hari/
INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
MASALAH KRITERIA HASIL Tgl Tgl
KOLABORATIF
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan Dukungan Ventilasi Senin, 1. Mengidentifikasi Senin, S:-
efektif berhubungan tindakan keperawatan (I.01002) 04/ adanya kelelahan 04/ O:
dengan imaturitas selama 3x24 jam “Pola Okt otot bantu Okt Bayi tampak lemah,
neurologis Napas (L.01004)” Observasi 2021 pernafasan 2021 kesadaran somnolen
(pernapasan) membaik, dengan kriteria 1. Identifikasi adanya 2. Memonitor status 1. Dyspnea
(D.0005). hasil : kelelahan otot respirasi dan sedang (3)
1. Dispnea menurun bantu napas oksigenasi : 2. Penggunaan
(5) 2. Monitor status RR : 48x/menit otot bantu
2. Penggunaan otot respirasi dan SpO2 : 98% napas sedang
bantu napas oksigenasi Retraksi dinding (3)
menurun (5) Terapeutik dada + 3. Frekuensi
3. Frekuensi napas 1. Pertahankan Irama napas napas sedang
membaik (5) kepatenan jalan irregular dan (3) (57x/menit)
4. Kedalaman napas napas disela-sela bernafas 4. Kedalaman
membaik (5) 2. Berikan oksigenasi terdapat apnea napas sedang
sesuai kebutuhan 3. Mempertahankan (3)
Edukasi kepatenan jalan A:
1. Ajarkan mengubah napas dengan Masalah pola napas
posisi secara memberikan posisi belum teratasi

21
mandiri kepala bayi head
Kolaborasi tilt chin lift P:
1. Kolaborasi 4. Memonitor Lanjutkan intervensi
pemberian penggunaan dukungan ventilasi
bronkodilator, jika ventilasi CPAP dengan CPAP dan
perlu 5. Mengganti popok monitor respirasi serta
bayi dan merawat status oksigenasi
tali pusat
Selasa 1. Mengidentifikasi Selasa S:-
, 05 adanya kelelahan , 05 O:
Okt otot bantu Okt Bayi tampak lemah,
2021 pernafasan 2021 kesadaran somnolen
2. Memonitor status 1. Dyspnea
respirasi dan sedang (3)
oksigenasi : 2. Penggunaan
RR : 52x/menit otot bantu
SpO2 : 98% napas sedang
Retraksi dinding (3)
dada + 3. Frekuensi
Irama napas napas cukup
irregular dan membaik (4)
disela-sela bernafas (50x/menit)
terdapat apnea 4. Kedalaman
3. Mempertahankan napas sedang
kepatenan jalan (3)
napas dengan A:
memberikan posisi Masalah pola napas
kepala bayi head belum teratasi
tilt chin lift

22
4. Memonitor P:
penggunaan Lanjutkan intervensi
ventilasi CPAP dan dukungan ventilasi
efek samping dengan CPAP dan
terkait penggunaan monitor respirasi serta
CPAP status oksigenasi
5. Injeksi obat
Aminophilin 2x4
mg
Rabu, 1. Mengidentifikasi Rabu, S:-
06 adanya kelelahan 06 O:
Okt otot bantu Okt Bayi tampak lemah,
2021 pernafasan 2021 kesadaran somnolen
2. Memonitor status 1. Dyspnea cukup
respirasi dan menurun (4)
oksigenasi : 2. Penggunaan
RR : 40x/menit otot bantu
SpO2 : 98% napas cukup
Retraksi dinding menurun (4)
dada + 3. Frekuensi
Irama napas napas cukup
irregular membaik (4)
3. Mempertahankan (42x/menit)
kepatenan jalan 4. Kedalaman
napas dengan napas sedang
memberikan posisi (3)
kepala bayi head A:
tilt chin lift Masalah pola napas
4. Memonitor teratasi sebagian

23
penggunaan
ventilasi CPAP dan P:
efek samping Lanjutkan intervensi
terkait penggunaan dukungan ventilasi
CPAP dengan CPAP dan
5. Mengganti popok monitor respirasi serta
bayi status oksigenasi
2. Termoregulasi tidak Setelah dilakukan Regulasi Temperatur Senin, 1. Memonitor suhu Senin, S:-
efektif berhubungan tindakan keperawatan (I.14578) 04/ bayi (36.0ºC) 04/ O:
dengan selama 3x24 jam Okt 2. Memonitor Okt Kesadaran somnolen,
ketidakadekuatan “Termoregulasi Observasi 2021 frekuensi nadi 2021 kulit pucat dan
lemak subkutan Neonatus (L.14135)” 1. Monitor suhu bayi (148x/menit) dan kemerahan
(D.0149). membaik, dengan kriteria sampai stabil pernapasan 1. Dasar kuku
hasil : (36,5ºC-37,5ºC) (48x/menit) sianosik
1. Dasar kuku sianosik 2. Monitor tekanan 3. Memonitor warna sedang (3)
menurun (5) darah, frekuensi dan suhu kulit 2. Suhu tubuh
2. Suhu tubuh nadi dan (warna kulit pucat sedang (3)
membaik (5) pernapasan dan kemerahan, (36.1ºC)
3. Suhu kulit membaik 3. Monitor warna dan suhu kulit teraba 3. Suhu kulit
(5) suhu kulit hangat) cukup
4. Frekuensi nadi Terapeutik 4. Meletakkan bayi membaik (4)
membaik (5) 1. Tempatkan bayi didalam incubator (teraba hangat)
5. Pengisian kapiler baru lahir di bawah 5. Mengatur suhu 4. Frekuensi nadi
membaik (5) infant warmer incubator sesuai cukup
2. Pertahankan kebutuhan bayi membaik (4)
kelembapan yaitu 34-35 ºC (146x/menit)
incubator 50% atau 6. Mempertahankan 5. Pengisian
lebih untuk kelembapan kapiler sedang
mengurangi incubator 60-65% (3) (3 detik)

24
kehilangan panas 7. Memonitor A:
karena proses penggunaan Masalah termoregulasi
evaporasi incubator dan efek neonates teratasi
3. Atur suhu samping sebagian
incubator sesuai penggunaan
kebutuhan inkubator P:
4. Hindari Lanjutkan intervensi
meletakkan bayi di regulasi temperatur
dekat jendela dengan meletakkan
terbuka atau di area bayi pada incubator
aliran pendingin dan monitor
ruangan atau kipas penggunaan incubator.
angin
Edukasi
1. Jelaskan cara
pencegahan
hipotermi karena
terpapar udara
dingin
2. Demonstrasikan
teknik perawatan
metode kanguru
(PMK) untuk bayi
BBLR
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
antipiretik, jika
perlu

25
Selasa 1. Memonitor suhu Selasa S:-
, 05 bayi (36.4ºC) , 05 O:
Okt 2. Memonitor Okt Kesadaran somnolen,
2021 frekuensi nadi 2021 kulit pucat dan
(153x/menit) dan kemerahan
pernapasan 1. Dasar kuku
(52x/menit) sianosik
3. Memonitor warna sedang (3)
dan suhu kulit 2. Suhu tubuh
didapatkan hasil cukup
warna kulit pucat membaik (4)
dan kemerahan, (36.5ºC)
suhu kulit teraba 3. Suhu kulit
hangat dan kulit cukup
kering membaik (4)
4. Meletakkan bayi (teraba hangat)
didalam incubator 4. Frekuensi nadi
5. Mengatur suhu cukup
incubator sesuai membaik (4)
kebutuhan bayi (140x/menit)
yaitu 32-34 ºC 5. Pengisian
6. Mempertahankan kapiler sedang
kelembapan (3) (3 detik)
incubator 60-65% A:
7. Memonitor Masalah termoregulasi
penggunaan neonates teratasi
incubator dan efek sebagian
samping
penggunaan P:

26
incubator Lanjutkan intervensi
8. Injeksi obat regulasi temperatur
cefotaxim 2x85 mg dengan meletakkan
bayi pada incubator
dan monitor
penggunaan incubator.
Rabu, 1. Memonitor suhu Rabu, S:-
06 bayi (36.6ºC) 06 O:
Okt 2. Memonitor Okt Kesadaran somnolen,
2021 frekuensi nadi 2021 kulit pucat dan
(167x/menit) dan kemerahan
pernapasan 1. Dasar kuku
(40x/menit) sianosik cukup
3. Memonitor warna menurun (4)
dan suhu kulit 2. Suhu tubuh
didapatkan hasil membaik (5)
kulit pucat (36.6ºC)
berkurang, 3. Suhu kulit
kemerahan dan cukup
akral hangat membaik (4)
4. Meletakkan bayi (teraba hangat)
didalam incubator 4. Frekuensi nadi
5. Mengatur suhu cukup
incubator sesuai membaik (4)
kebutuhan bayi (150x/menit)
yaitu 32-34 ºC 5. Pengisian
6. Mempertahankan kapiler sedang
kelembapan (3) (3 detik)
incubator 60-65% A:

27
7. Memonitor Masalah termoregulasi
penggunaan neonates teratasi
incubator dan efek sebagian
samping
penggunaan P:
incubator Lanjutkan intervensi
regulasi temperatur
dengan meletakkan
bayi pada incubator
dan monitor
penggunaan incubator.
3. Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Pemberian Makanan Senin, 1. Mencuci tangan Senin, S:-
dibuktikan dengan tindakan keperawatan Parenteral (I.03127) 04/ sebelum kontak 04/ O:
faktor risiko selama 3x24 jam “Status Okt dengan bayi Okt Bayi terpasang infus di
ketidakmampuan Nutrisi Bayi (L.03031)” Observasi 2021 2. Memonitor tanda 2021 tangan bagian kanan
menghisap dan membaik, dengan kriteria 1. Monitor tanda flebitis, inflamasi 1. Berat badan
menelan makanan hasil : flebitis, inflamasi dan thrombosis sedang (3)
(D.0032). 1. Berat badan dan thrombosis (tidak ada flebitis, (1.665 gram)
meningkat (5) 2. Monitor berat inflamasi dan 2. Panjang badan
2. Panjang badan badan thrombosis pada cukup
meningkat (5) Terapeutik area pemasangan meningkat (4)
3. Pucat menurun (5) 1. Cuci tangan dan infus) (35 cm)
4. Lapisan lemak pasang sarung 3. Memonitor berat 3. Pucat sedang
membaik (5) tangan badan bayi (1.665 (3)
2. Gunakan teknik gram) 4. Lapisan lemak
aseptic dalam 4. Mengatur laju infus sedang (3)
perawatan selang dan volume yang (kulit tipis
3. Atur laju infus, akan dimasukkan : keriput)
konsentrasi dan Infus D 10% 90 A:

28
volume yang akan cc/24 jam Masalah status nutrisi
dimasukkan Aminosteril 6% 20 bayi belum teratasi
4. Pastikan infus cc/24 jam
dihidupkan dan 5. Memonitor P:
berfungsi pemberian cairan Lanjutkan intervensi
5. Ganti posisi melalui infus pump pemberian makanan
pemasangan infus parenteral
maksimal 3x24 jam
(perifer)
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
langkah-langkah
prosedur
Selasa 1. Mencuci tangan Selasa S:-
, 05 sebelum kontak , 05 O:
Okt dengan bayi Okt Bayi terpasang infus di
2021 2. Memonitor tanda 2021 kaki bagian kiri dan
flebitis, inflamasi terpasang OGT
dan thrombosis 1. Berat badan
(terdapat flebitis sedang (3)
dan inflamasi) (1.665 gram)
3. Mengganti posisi 2. Panjang badan
pemasangan infus cukup
di kaki bagian kiri meningkat (4)
4. Memasang OGT (35 cm)
untuk 3. Pucat sedang
mengeluarkan sisa- (3)
sisa makanan di 4. Lapisan lemak
lambung sedang (3)

29
5. Memonitor berat (kulit tetap
badan bayi (1.665 tipis keriput)
gram) A:
6. Mengatur laju infus Masalah status nutrisi
dan volume yang bayi belum teratasi
akan dimasukkan :
Infus D 10% 125 P:
cc/24 jam Lanjutkan intervensi
Aminosteril 6% 50 pemberian makanan
cc/24 jam parenteral
7. Memonitor
pemberian cairan
melalui infus pump
8. Injeksi ranitidin
2x1 mg
Rabu, 1. Mencuci tangan Rabu, S:-
06 sebelum kontak 06 O:
Okt dengan bayi Okt Bayi terpasang infus di
2021 2. Memonitor tanda 2021 kaki bagian kiri dan
flebitis, inflamasi terpasang OGT
dan thrombosis 1. Berat badan
(tidak terdapat sedang (3)
flebitis dan (1.665 gram)
inflamasi) 2. Panjang badan
3. Memonitor kondisi cukup
pemasangan infus meningkat (4)
dikaki (35 cm)
4. Memonitor berat 3. Pucat cukup
badan bayi (1.665 menurun (4)

30
gram) 4. Lapisan lemak
5. Mengatur laju infus sedang (3)
dan volume yang (kulit tetap
akan dimasukkan : tipis keriput)
Infus D 10% 125 A:
cc/24 jam Masalah status nutrisi
Aminosteril 6% 50 bayi teratasi sebagian
cc/24 jam
6. Memonitor P:
pemberian cairan Lanjutkan intervensi
melalui infus pump pemberian makanan
parenteral

31
DAFTAR PUSTAKA

Arief dan Weni, Kristiyanasari. 2016. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Nuha Offset.
Astutik, Yuli, R., Ertiana, & Dwi. (2018). Anemia dan Kehamilan. Jember: CV. Pustaka
Abadi.
Dewi, Lusi Astriana. 2018. Penerapan Pemberian Air Susu Ibu (Asi) pada Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (Bblr) dengan Reflek Hisap Lemah di Ruang Perinatologi RSUD Sleman
Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Prodi D3 Keperawatan Poltekkes Yogyakarta
Maryunani, A. 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Jakarta: Trans
Info Media.
Meihartanti, T. (2018). 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: Deepublish.
Miles, Karen. (2021). Growth chart: Fetal length and weight, week by week. Diakses secara
online (04 Oktober 2021). https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/growth
chart-fetal-length-and-weight-week-by-week_1290794
Nurlaila, Riyanti, & Eka. (2019). Buku Panduan Perawatan Metode Kanguru. Yogyakarta:
Leutikaprio.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawata Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III. Jakarta: DPP
PPNI

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II .Jakarta: DPP
PPNI

Sidik, N. (2016). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. In Hospital Care
for Children. Departemen Kesehatan dan Pembangunan Anak dan Remaja.

32

Anda mungkin juga menyukai