Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)


DOSEN PENGAMPUH : DIAH FITRI.,S.Kep.NS.,M.Kep
MK: Keperawatan Anak

DI SUSUN OLEH:
Ihyanil Fitri (PK115021022)
Derllyanda Tangkambu
(PK115021010)
Dewi (PK115021011)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA


TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktek klinik keperawatan dengan judul asuhan keperawatan pada bayi Ny. “S”
dengan BBLR di ruang Perinatologi RSUD Wates sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Anak II.

Pembuatan laporan praktek ini tidak akan terlaksana tanpa adanya


kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih
kepada:

1. DR. Lucky Herawati, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan


kementrian Kesehatan Yogyakarta,
2. Maria H Bakri, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta,
3. Dra. Ni Ketut Mendri S.Kep.,Ns.,M.Sc., selaku Pembimbing Akademik.
4. Yuni Fery Anto, S.Kep.Ns selaku Pembimbing Klinik RSUD Wates
5. Teman-teman khususnya tinggkat III yang juga banyak membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari laporan praktek ini banyak kekurangan, untuk itu
penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang.

Demikian laporan praktek ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun


mohon maaf dan semoga laporan praktek ini bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1. Pengertian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO,
1961).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010)

2. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan


Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia
kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa
Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari
45 cm, lingkar  kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang
dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar  dari badan rambut tipis dan halus 
e) Tulang tulang  tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura
besar
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama
pada dahi dan pelipis dahi dan lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum
tertutup oleh labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya
tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang
dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak
sesuai dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami
retardasi. Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga
Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK),
Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai
Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut
Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu
a) Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih
dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin
terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput
dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang
3. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah


(Proverawati dan Ismawati, 2010).

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan


antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,


hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada


usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1


tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal


ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio


plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran


tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

4. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi
terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan
nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan
kebutuhan kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.

5. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila
belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan
kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau
menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti
bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3
sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung.
Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI
dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak
terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya
belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan
secara efisien sampai 4-5 hari  berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh
polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia
dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat
dan bilirubin diperiksa  bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam  bayi
harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator  dada
abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat
badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan
pemeriksaan gula darah secara teratur
6. Prognosa
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi /
makin rendah berat bayi , makin tinggi  angka kematian ) ,
asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan
interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia,
infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal
(pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi,
mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia
dan lain – lain )
7. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam
kandungan terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu
tubuh rendah
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5
menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6
kegawatan sedang,dan 7-10 normal 
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai
40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung
rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat,
pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-
60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau
ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah,
warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan
megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia,
urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks
moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap
bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm,
respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan
sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu
lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir,
lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus,
terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari
2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46
cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm,
lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar
lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo
pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol,
sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak
menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada
menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena
imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional

1 Pola nafas tidak efektif Tujuan: 1. Letakkan bayi terlentang 1. Memberi rasa nyaman dan
berhubungan dengan Kebutuhan O2 bayi dengan alas yang data, kepala mengantisipasi flexi leher yang
maturitas pusat terpenuhi lurus, dan leher sedikit dapat mengurangi  kelancaran
pernafasan, Kriteria: tengadah/ekstensi dengan jalan nafas.

keterbatasan 1. Pernafasan normal 40- meletakkan bantal atau


60 kali permenit. selimut diatas bahu bayi
perkembangan otot,
2. Pernafasan teratur. sehingga bahu terangkat 2-3
penurunan
3. Tidak cyanosis. cm
energi/kelelahan,
4. Wajah dan seluruh 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, 2. Jalan nafas harus tetap
ketidakseimbangan
tubuh Berwarna hidung bila perlu. dipertahankan bebas dari
metabolik.
kemerahan (pink lendir untuk menjamin
variable). pertukaran gas yang
5. Gas darah normal sempurna.
      PH = 7,35 – 7,45 3. Observasi gejala kardinal dan 3. Deteksi dini adanya kelainan.
      PCO2 = 35 mm Hg tanda-tanda cyanosis tiap 4
      PO2 = 50 – 90 mmHg jam
4. Kolaborasi dengan team 4. Mencegah terjadinya
medis dalam pemberian O2 hipoglikemia
dan pemeriksaan kadar gas
darah arteri
2. Thermoregulasi tidak Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang 1. Mengurangi kehilangan panas
Tidak terjadi hipotermia diatas pemancar panas (infant pada suhu lingkungan
efektif berhubungan Kriteria warmer) sehingga meletakkan bayi
dengan kontrol suhu 1. Suhu tubuh 36,5 – menjadi hangat
yang imatur dan 37,5°C 2. Singkirkan kain yang sudah 2. Mencegah kehilangan tubuh
penurunan lemak tubuh 2. Akral hangat dipakai untuk mengeringkan melalui konduksi.

subkutan. 3. Warna seluruh tubuh tubuh, letakkan bayi diatas


kemerahan tubuh, letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering dan
hangat.
3. Observasi suhu bayi tiap 6 3. Perubahan suhu tubuh bayi
jam. dapat  menentukan tingkat
hipotermia
4. Kolaborasi dengan team 4. Mencegah terjadinya
medis untuk pemberian Infus hipoglikemia
Glukosa 5% bila ASI tidak
mungkin diberikan.
3. Gangguan kebutuhan Tujuan:Kebutuhan nutrisi 1. Lakukan observasi BAB dan  1. Deteksi adanya kelainan pada 
nutrisi : kurang dari terpenuhi BAK jumlah dan frekuensi eliminasi bayi dan segera
kebutuhan tubuh Kriteria serta konsistensi. mendapat tindakan /
berhubungan dengan 1. Bayi dapat minum perawatan yang tepat.
ketidak mampuan pespeen / personde 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat dehidrasi
mencerna nutrisi karena dengan baik. mulut. dari turgor dan mukosa mulut.
imaturitas. 2. Berat badan tidak turun 3. Monitor intake dan out put. 3. Mengetahui keseimbangan
lebih dari 10%. cairan tubuh (balance)
3. Retensi tidak ada. 4. Beri ASI/PASI sesuai 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
kebutuhan. secara adekuat.
5. Lakukan control berat badan 5. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di  monito
6. Lakukan control berat badan 6. Penambahan dan penurunan
setiap hari. berat badan dapat di  monitor

4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya
berhubungan Selama perawatan tidak antiseptik dalam memberikan tahan tubuhnya kurang /
dengan pertahanan terjadi komplikasi (infeksi) asuhan keperawatan rendah.
imunologis yang kurang. Kriteria 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran infeksi
1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan. nosokomial.
infeksi. 3. Pakai baju khusus/ short 3. Mencegah masuknya bakteri
2. Tidak ada gangguan waktu masuk ruang isolasi dari baju petugas ke bayi
fungsi tubuh. (kamar bayi)
4. Lakukan perawatan  tali pusat 4. Mencegah terjadinya infeksi
dengan triple dye 2 kali sehari. dan memper-cepat
pengeringan tali pusat karena 
mengan-dung anti biotik, anti
jamur, desinfektan.
5. Jaga  kebersihan (badan, 5. Mengurangi media untuk
pakaian) dan  lingkungan bayi. pertumbuhan kuman.
6. Observasi tanda-tanda infeksi 6. Deteksi dini adanya kelainan
dan gejala kardinal
7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya
sakit. penularan infeksi.
8. Kolaborasi dengan team 8. Mencegah infeksi dari
medis untuk pemberian
antibiotik. pneumonia
9. Siapkan pemeriksaan 9. Sebagai pemeriksaan
laboratorat  sesuai advis penunjang
dokter yaitu pemeriksaan DL,
CRP.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
TanggalPengkajian : Selasa, 10 September 2013
Metode : Wawancara, observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi
Dokumen
Sumber Informasi : Klien, keluarga klien, rekam medis klien
Dilakukan oleh : kelompok 4 (Dita, Feri, Fery)

1. Identitas
Nama : By. Ny. S
TTL : Kulonprogo, 8 September 2013 jam 17.55
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ayah : Tn. S
Umur : 48 th
Nama ibu : Ny. S
Umur : 31 th
Agama : Islam
Pendidikan ayah : SMA
Pendidikan ibu : SMA
Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Suku kebangsaan : Jawa, Indonesia
Alamat : Dusun Pulo, Galurejo, Lendah
Diagnose medis : BBLR, KB, KMK Spontan KPD 4 hari
No RM : 57.15.33
2. Keluhan utama
Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1500 gram.
3. Keluhan lain
Pertambahan berat badan bayi lambat, lemah dan tidak bisa menetek.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering, tidak ada
kejang.
5. Riwayat kelahiran dan persalinan
a. Antenatal
Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G1P0A0, usia 31 tahun, klien periksa
ANC kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan
tidak mempunyai riwayat penyakit kehamilan.
b. Intranatal
Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 5 september 2013 ia merasakan
ketuban rembes, namun belum ada tanda persalinan. Ia kemudian
memeriksakan diri ke RSUD Wates, kemudian rawat inap hingga hari Sabtu dan
diijinkan pulang. Pada Hari Minggu, jam 08.00 WIB Ny.S datang lagi dengan
keluhan yang sama. Jam 17.55 WIB melahirkan secara spontan di kamar
bersalin RSUD Wates, usia kehamilan 35 minggu 4 hari, kurang bulan, tidak ada
penyulit persalinan, komplikasi persalinan KPD 4 hari, ketuban habis.
c. Postnatal
Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban habis. APGAR
score 6/8. Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan
salep mata chlorampenikol.

6. RiwayatKeluarga
a. Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


31 th 35th

Klien
3 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan
: bayi ny.S

: tinggal serumah

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan anak
dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat hipertensi,
diabetes, ginjal, jantung.

7. Keadaan kesehatan saat ini


a. Status Nutrisi dan cairan
a. Bayi mendapat intake oral ASI 1-2cc setiap 3 jam melalui OGT . Residu 0,5-2 cc
awal kelahiran berupa lendir, hari selanjutnya berupa ASI. Klien terpasang IVFD
D5% ¼ NS
b. Aktivitas istirahat
Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis keras.
c. Perawatan kebersihan diri
Bayi mandi di dalam inkubator secara sponge bath setiap pagi hari dan
perawatan tali pusat. Popok diganti tiap selesai mandi dan tiap bayi b.a.b
serta sudah b.a.k terlalu banyak. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda
iritasi.
d. Eliminasi
Setelah lahir bayi BAK dan belum BAB. Klien dilakukan lavemen NaCl
setelah 2 hari tidak BAB. Feses mekonium jumlah sedikit.

8. Keadaan psikologis orang tua


Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya
cepat pulang seperti bayi- bayi lainnya. Ia mengusahakan untuk taat instrusi dokter
dan perawat, agar anaknya cepat pulang. Bayi sangat diinginkan dan seluruh
keluarga mendukung kesehatan bayi. Ibu bayi tampak lelah dan mengeluk ASI keluar
sedikit.

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum :Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur
b. Tanda vital :
N : 122x/menit
RR :44x/menit
S :36,4oC
c. Antropometri
BB : 1580 gr
PB : 39,5 cm
LK : 29 cm
LD : 25 cm
Lila (kiri) : 7 cm
d. Reflek
Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks
menghisap lemah
e. Kepala / Leher
Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris.
f. Mata
Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik.
g. Mulut
Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato
schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI.
h. THT
1) Telinga
Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan
abnormal
2) Hidung
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
i. Respirasi
Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada.
Respirasi 44 kali per menit teratur. Tangisan keras.
j. Kardiovaskuler
HR 122x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis.
k. Gastrointestinal
Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI
0,5-2 cc.
l. Ekstremitas
1) Atas : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
2) Bawah : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
m. Umbilikus
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning
keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tanda-
tanda infeksi pada tali pusat bayi.
n. Integumen
Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup.
10. Terapi
b. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34oC
c. ASI eksklusif melaui OGT
d. IVFD D5% ¼ NS
11. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
HB 16 14 – 24 g/dl
Hematokrit 43,1 44 – 64 %
Leukosit 28,04 4 - 10,5 103/uL
Trombosit 77 150 – 450 3
10 /uL
Eritrosit 4,30 4,8 – 7,1 106 /uL
MDV 11,1 6,5 – 12 FL
PDW 17,3 9 – 12 %
PCT 0,1 0,108 – 0,282 %

b. Pemeriksaan GDS tanggal 9 September 2013 jam 18.00 WIB


GDS :82 mg/dl
B. ANALISIS DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS : - Ketidakefektifan Imaturitas
DO : termoregulasi termoregulasi
a. UK : 35 mg +4
dalam tubuh,
b. BB : 1580 gram kurangnya
c. Nadi : 122 x/menit cadangan lemak
d. Suhu : 36,4 °C subkutan
e. RR : 44 x/menit
f. Ekstermitas kadang teraba dingin
2 DS : - Resiko infeksi Pertahanan
DO : tubuh tidak
a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD adekuat,
4 hari prematuritas,
b. Leukosit 28,04 103 UL status imun
c. BB : 1580 gram menurun
d. Nadi : 122 x/menit
e. Suhu : 36,4 °C
f. RR : 44 x/menit
g. Terdapat tali pusat yang masih
mongering
h. Terpasang infuse di ekstermitas
atas kanan
3 DS : - Ketidakseimbangan Prematuritas,
DO : nutrisi : kurang dari ketidakmampuan
a. Bayi terpasang OGT kebutuhan tubuh mengabsorbsi
b. Bayi tidak dapat menetek ibu nutrien
c. BB 1580 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan
kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 DS: Ansietas orang tua Hospitalisasi
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan anak
keadaan anaknya. Ia menginginkan
anaknya cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan
berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI
sedikit
DO:
g. Ibu klien tampak cemas terhadap
keadaan klien
h. Ibu klien tampak lelah dan mata
berkantung

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh, ditandai dengan :
DS :
Ibu bayi menyatakan suhu anaknya tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah.
DO :
a. UK : 35+4 mg
b. BBL : 1500 gram
c. Nadi : 122 x/menit
d. Suhu : 36,4 °C
e. RR : 44 x/menit
2. Resiko Infeksi b.d Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun
menurun ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari
b. Leukosit 28,04 103 UL
c. BB : 1580 gram
d. Nadi : 122 x/menit
e. Suhu : 36,4 °C
f. RR : 44 x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan :
DS : -
DO :
a. Bayi terpasang OGT
b. Bayi tidak dapat menetek ibu
c. BB 1580 gram
d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan
e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan:
DS:
a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan
anaknya cepat pulang.
b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun
c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien
b. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Nama : By. Ny “S” Dx Medis : BBLR


Umur : BBL RM : 57.15.33
NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB
Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau suhu tiap 6 jam 1. Menilai perkembangan
termoregulasi keperawatan selama 3 x 24 termoregulasi bayi
berhubungan dengan jam, suhu tubuh bayi stabil 2. Pantau gejala hipotermi dan 2. Mengetahui lebih dini adanya
maturitas termoregulasi dengan kriteria hasil : hipertermi gejala hipotermi dan
dalam tubuh, kurangnya  Suhu normal 36-37,5 C hipertermi sehingga lebih
cadangan lemak  Akral hangat cepat teratasi
subkutan d.d :  Bayi tidak menggigil dan 3. Atur suhu inkubator sesuai 3. Menjaga bayi tetap hangat
DS : - tidak kepanasan program terapi kolaborasi
DO :  Bayi tidak pucat 4. Anjurkan ibu penggunaan 4. Menjaga kehangatan bayi
a. UK : 35+4 mg kangguru mother care dan dapat meningkatkan
b. BB : 1580 gram setelah keadaan bayi stabil berat badan bayi
c. Nadi : 122 x/menit 5. Menjaga kebersihan bayi
d. Suhu : 36,4 °C Fery A 5. Mandikan bayi dalam dengan tetap
e. RR : 44 x/menit inkubator secara sponge mempertahankan kehangatan
f. Ekstermitas kadang bath dengan air hangat
teraba dingin Fery A
Fery A
2 Selasa, 09 Juli 2013 Selasa, 09 Juli 2013 Selasa, 09 Juli 2013 Selasa, 09 Juli 2013
Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB
Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan a. Kaji TTV dan tanda infeksi a. Menentukan intervensi lebih
Pertahanan tubuh tidak keperawatan selama 3 x b. Lakukan perawatan  tali lanjut
adekuat, prematuritas, 24 jam, klien terhindar dari pusat b. Mencegah terjadinya infeksi
status imun menurun infeksi, dengan kriteria c. Anjurkan ibu mencuci dan memper-cepat
ditandai dengan : hasil: payudara sebelum pengeringan tali pusat
DS : -  TTV normal memeras ASI, kontak c. Meminimalkan terjadinya
DO :  AL normal dengan bayi infeksi silang ibu dan bayi
a. Leukosit 28,04  Tidak ada tanda letargi d. Kolaborasi pemeriksaan d. Leukosit tinggi
b. BB : 1580 gram darah lengkap terutama mengindikasikan adanya
c. Nadi : 122 x/menit leukosit infeksi
d. Suhu : 36,4 °C Dita
e. RR : 44 x/menit Dita Dita
3 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB
Ketidakseimbangan Setelah diberi asuhan 1. Pantau intake dan output 1. Mengetahui keseimbangan
nutrisi kurang dari keperawatan selama3x24 nutrisi nutrisi bayi
kebutuhan tubuh jam kebutuhan nutrisi klien 2. Pantau BB setiap hari 2. Mengetahui perkembangan
berhubungan dengan terpenuhi dengan criteria : 3. Lakukan perawatan mulut bayi
prematuritas, a. TTVnormal 4. Lakukan pengecekan 3. Memberikan kenyamanan
ketidakmampuan b. Tidak ada tanda residu lambung pada bayi
mengabsorbsi nutrient 5. Ajarkan ibu cara 4. Mengetahui kapasitas
ditandai dengan : hipoglikemi menyiapkan ASI yang lambung bayi
DS : - c. BB meningkat benar 5. Mencegah kerusakan ASI
DO : 15gram/hari 6. Berikan intake ASI tiap 3 untuk mencukupi kebutuhan
a. Bayi terpasang OGT d. Tidak ada residu jam melalui OGT nutrisi bayi
b. Bayi tidak dapat lambung 7. Kelola pemberian IVFD 6. Nutrisi yang sedikit tapi
menetek ibu e. Bibir lembab D5% sering untuk lambung yang
c. BB 1580 gram belum matur
d. Terpasang IVFD Feri S Feri S 7. Memberi tambahan asupan
D5% di tangan nutrisi
kanan Feri S
e. Terdapat residu 0,5
- 2 cc/ 3 jam
f. Bibir tampak kering
4 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013 Selasa, 10 Sept 2013
Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB Jam 19.30 WIB
Ansietas orang tua Setelah diberi asuhan 1. Dorong keluarga 1. Berbagi informasi membentuk
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 pasien/orang terdekat untuk dukungan atau kenyamanan
hospitalisasi anak, jam, ansietas berkurang mengkomunikasikan dan dapat menghilangkan
ditandai dengan: dengan kriteria: dengan seseorang, berbagi tegangan terhadap
DS:  Ibu klien tampak tenang pernyataan dan masalah. kekhawatiran yang tidak
a. Ibu klien  Ibu klien melaporkan diekspresikan.
menyatakan cemas berkurang 2. Mengetahui kondisi bayi
khawatir dengan  Ibu klien melaporkan 2. Berikan informasi mengenai menurunkan kecemasan
keadaan anaknya. keadaan bayi saat ini, apa
Ia menginginkan produksi asi bertambah yang dapat membuat lebih orangtua.
anaknya cepat  Ibu klien mengerti baik, dan apa yang
pulang. tentang perawatan klien membuat lebih buruk
b. Ibu klien 3. Ajarkan dan anjurkan klien
menyatakan Fery A teknik relaksasi dengan 3. Memberikan control situasi,
khawatir dengan nafas dalam. meningkatkan perilaku positif.
berat badan
anaknya yang
menurun Fery A Fery A
c. Ibu klien mengeluh
produksi ASI sedikit
DO:
a. Ibu klien tampak
cemas terhadap
keadaan klien
b. Ibu klien tampak
lelah dan mata
berkantung
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No
Implementasi Evaluasi
Dx
1 Rabu, 11 Sept 2013 S:-
8.30 WIB O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam inkubator kering, tidak menggigil
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Rabu, 11 Sept 2013 S:-
9.30 WIB O : T : 36,5 oC , HR 130 x/ menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Rabu, 11 Sept 2013 S:-
16.00 WIB O : T :38,4 oC, HR 127x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Rabu, 11 Sept 2013 S:-
16.30 WIB O : T : 36,4oC, suhu incubator diturunkan
Memberikan kompres hangat A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantai suhu incubator
1 Kamis, 12 Sept 2013 S:-
02.00 WIB O : T :36,5 oC, HR 103x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Kamis, 12 Sept 2013 S:-
Jam 8.30 O : Bayi bersih, tali pusat menghitam
Memandikan bayi dalam incubator kering, tidak menggigil
A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Jaga kehangatan
1 Kamis, 12 Sept 2013 S:-
Jam 10.00 O : T :36,2 oC, HR 123x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
1 Kamis, 12 Sept 2013 S:-
Jam 16.00 O : T :36 oC, HR 119 x/menit
Mengukur vital sign A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan
tercapai sebagian
P : Pantau setiap 6 jam
2 Rabu, 11 Sept 2013 S :-
9.00 WIB O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
2 Rabu, 11 Sept 2013 S :Ibu mengatakan paham terhadap
20.30 WIB anjuran
Menganjurkan ibu mencuci payudara O : Ibu tampak mengerti dengan anjuran
sebelum memerah asi dan cuci perawat
tangan sebelum kontak dengan bayi A : Risiko ifeksi, tujuan tercapai sebagian
2 Kamis, 11Sept 2013 S :-
Jam 9.00 O : Tali pusat kering menghitam, tidak
Melakukan perawatan tali pusat ada tanda infeksi, tidak tertutup
A : Risiko infeksi, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan perawatan setiap hari
3 Selasa, 10 Sept2013 S :-
Jam 21.00 O : Residu 0,5 cc berupa ASI, dibuang
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Selasa, 10 Sept2013 S:-
Jam 21.00 O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Selasa, 10 Sept 2013 S:-
Jam 21.00 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi urin, residu 0,5 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Rabu, 11 Sept 2013 S: -
Jam 9.00 O : Mulut lebih kering dan bersih
Melakukan oral hygiene A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Lakukan setiap 2 hari
3 Rabu, 11 Sept2013 S :-
Jam 9.00 O : Residu 1 cc berupa ASI, dimasukkan
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
3 Rabu, 11 Sept2013 S:-
Jam 9.00 O : Nutrisi masuk 1 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
3 Rabu, 11 Sept 2013 S:-
Jam 9.00 O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi residu 1 cc
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
3 Kamis, 12 Sept2013 S :-
Jam 9.00 O : tidak ada residu
Mengecek residu lambung A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan intake melalui ogt sesuai
kapasitas lambung
Kamis, 12 Sept 2013 S:-
Jam 9.00 O : Nutrisi masuk 2 cc
Memberikan nutrisi melalui ogt ASI A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
Kamis, 12 Sept 2013 S:-
Jam 9.00 O :Intake : ASI 2 cc, IVFD D5%, output:
Memantau intake dan output bayi urin
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai
sebagian
P : Pantau setiap 3 jam
4 Selasa, 10 Sept 2013 S: Ibu klien mengatakan cemas dengan
Jam 17.00 kondisi anaknya
Mengkaji tingkat kecemasan ibu bayi O : Ibu klien tampak lelahdan cemas
A : Ansietas sedang orang tua, tujuan
tercapai sebagian
P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan
klien
4 Selasa, 10 Sept 2013 S: Ibu klien mengatakan lebih mengetahui
Jam 17.00 keadaan klien
Memberikan penjelasan terhadap O :Ibu klien tampak mengerti
ketidakpahaman ibu klien A : Ansietas orang tua, tujuan tercapai
sebagian
P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan
klien
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S dengan dx medis
BBLR KB KMK KPD 4 hari didapatkan 4 diagnosis keperawatan yaitu :
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas,
pertahanan tubuh tidak adekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak
Dari kelima diagnosis keperawatan di atas semua teratasi sebagian :
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh karena bayi masih mendapat terapi incubator
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas,
pertahanan tubuh tidak adekuat karena tali pusat bayi masih dalam proses
pengeringan, bayi masih terdapat luka prosedur invasive infuse D5%
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient karena klien masih
mendapat nutrisi melalui OGT
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak karena ibu klien
masih tampak sedikit cemas
B. Saran

Untuk perawat
1. Diharapkan dapat menjaga kerjasama yang bagus yang sudah terjalin antara
sesama perawat maupun tim kesehatan lain
2. Diharapkan memeprtahankan dan meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan
keperawatan sesuai standar
3. Diharapkan dapat mempertahanan sikap profesional dan ramah tamah kepada klien
Untuk praktikan
1. Diharapkan mampu menerapkan teori yangsudah dipelajari dengan praktik nyata di
Ruang NICU RISUD Wates
2. Diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan yang singkat untuk mendapatkan
pembelajaran yang banyak di NICU RSUD Wates
3. Diharakan aktif bertanya kepada perawat maupun tim kesehatan lainnya apabila ada
hal yangbelum dimengerti
Untuk Keluarga Klien
1. Diharapkan selalu menaati program pengobatan yang ada
2. Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga kesehatan
Daftar Pustaka

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas
UI, Jakarta.

Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi :
Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan
Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC

Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC


5. Pathways

Anda mungkin juga menyukai