Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

BERAT BADA LAHIR RENDAH (BBLR)

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners di Ruang Bayi

Oleh:

KARTINI
NIM : 2018030392

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Berat


Badan Lahir Rendah (BBLR) di Ruang Bayi Klinik Assifa Tanggul Jember. Telah
disahkan oleh pembimbing Akademik pada hari :

Hari / Tanggal :

Nama :

NIM :

Mahasiswa

Kartini

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

(Enny Puspita,SST.,M.Kes) ( )

Kepala Ruangan

( )
LAPORAN PENDAHULAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir
kurang dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran premature
(sebelum 37 minggu usia kehamilan). Bayi dengan berat badan lahir
rendah sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta penyakit
kronis di kemudian hari (WHO, 2004).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR
sebagian besar dikarenakan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR)
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi BBLR memiliki
risiko empat kali lipat lebih tinggi dari kematian neonatal dari pada bayi
yang berat badan lahir 2.500-3.499 gram (Muthayya, 2009).
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi. Bayi
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu usia
kehamilan) atau pada usia cukup bulan (intrauterine growth retriction)
(Wong, 2008).
Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bayi berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
B. KLASIFIKASI
1. Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR (Mitayani, 2009) :
a. Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
dan berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates
kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
b. Baby small for gestational age (SGA)
c. Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan.
SGA terdiri dari tiga jenis.
a. Simetris (intrauterus for gestational age)
Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu
yang lama.
b. Asimetris (intrauterus growth retardation)
Terjadi defisit pada fase akhir kehamilan.
c. Dismaturitas
d. Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
2. Pengelompokan BBLR menurut ukuran (Wong, 2008) :
a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia
gestasi.
b. Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) merupakan bayi
yang berat badannya kurang dari 1000 gram.
c. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR) merupakan bayi
yang berat badannya kurang dari 1500 gram.
d. Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan bayi yang
berat badannya 1501 sampai 2500 gram.
e. Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang berat
badannya antara persentil ke-10 sampai ke-90 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
f. Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya
merupakan bayi yang laju pertumbuhan intrauterinnya lambat dan
yang berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
g. Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan pada bayi
yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi (terkadang
digunakan istilah pengganti yang lebih deskritif untuk bayi kecil
untuk usia gestasinya).
h. Bayi besar untuk usia gestasinya merupakan bayi yang berat badan
lahirnya diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
C. ETIOLOGI
Etiologi atau penyebab dari BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010):
1. Faktor ibu
 Penyakit
a. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b. Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.
c. Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
 Ibu
a. Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia <
20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Jarak kelahiran yang terlalu
dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
b. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
c. Keadaan sosial ekonomi
d. Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
e. Aktivitas fisik yang berlebihan.
2. Faktor janin
Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
D. PATHOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh
penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi
pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih
besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,
terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi
sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun
sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini menyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna
lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature
juga lebih besar (Nelson, 2010).
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah
(Mitayani, 2009):
1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat
sedikit.
4. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
5. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia miyora.
6. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur
dan sering mendapatkan serangan apnea.
7. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan
belum sempurna.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan
menerapkan beberapa metode Developemntal care yaitu :
1. Pemberian posisi
Pemberian posisi pada bayi BBLR sangat mempengaruhi pada
kesehatan dan perkembangan bayi. Bayi yang tidak perlu
mengeluarkan energi untuk mengatasi usaha bernafas, makan atau
mengatur suhu tubuh dapat menggunakan energi ini untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi kebanyakan bayi
preterm dan BBLR yang dapat menghasilkan oksigenasi yang lebih
baik, lebih menoleransi makanan, dan pola tidur istirahatnya lebih
teratur. Bayi memperlihatkan aktifitas fisik dan penggunaan energy
lebih sedikit bila diposisikan telungkup. Akan tetapi ada yang lebih
menyukai postur berbaring miring fleksi. Posisi telentang lama bagi
bayi preterm dan BBLR tidak disukai, karena tampaknya mereka
kehilangan keseimbangan saat telentang dan menggunakan energi vital
sebagai usaha untuk mencapai keseimbangan dengan mengubah
postur.
Posisi telentang jangka lama bayi preterm dan BBLR dapat
mengakibatkan abduksi pelvis lebar (posisi kaki katak), retraksi dan
abduksi bahu, peningkatan ekstensi leher dan peningkatan ekstensi
batang tubuh dengan leher dan punggung melengkung. Sehingga pada
bayi yang sehat posisi tidurnya tidak boleh posisi telungkup (Wong,
2008).
2. Minimal handling
a. Dukungan respirasi
Banyak bayi BBLR memerlukan oksigen suplemen dan bantuan
ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan
mempertahankan respirasi. Bayi dengan penanganan suportif ini
diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi. Terapi oksigen
diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi.
b. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada bayi BBLR adalah pemberian
kehangatan eksternal setelah tercapainya respirasi. Bayi BBLR
memiliki masa otot yang lebih kecil dan deposit lemak cokelat
lebih sedikit untuk menghasilkan panas, kekurangan isolasi
jaringan lemak subkutan, dan control reflek yang buruk pada
kapiler kulitnya. Pada saat bayi BBLR lahir mereka harus segera
ditempatkan dilingkungan yang dipanaskan hal ini untuk mencegah
atau menunda terjadinya efek stres dingin
c. Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan salah satu
penatalaksanaan asuhan keperawatan pada bayi BBLR untuk
mencegah terkena penyakit. Lingkungan perilindungan dalam
inkubator yang secara teratur dibersihkan dan diganti merupakan
isolasi yang efektif terhadap agens infeksi yang ditularkan melalui
udara. Sumber infeksi meningkat secara langsung berhubungan
dengan jumlah personel dan peralatan yang berkontak langsung
dengan bayi
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat
penting pada bayi preterm, karena kandungan air ekstraselulernya
lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada
bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas
dan kapasitas osmotik dieresis terbatas pada ginjal bayi preterm
yang belum berkembang sempurna, sehingga bayi tersebut sangat
peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR,
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
mereka karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan
belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode
pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi
dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan
kombinasi keduanya.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine
2. Memeriksa kadar gula darah
3. Pemeriksaan hematokrit
4. Membutuhkan lebih banyak kalori
5. Melakukan trandicheal washing
6. Menghitung frekuensi pernafasan
H. KOMPLIKASI
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Hipoglikemi simptomotik, trauma pada laki-laki
3. Asfiksia neonatorium
4. Hiperbilirubinemia
5. Serangan apnea
I. PATHWAY
Faktor ibu (<20th), riwayat Faktor plasenta, Faktor janin, kelainan
kehamilan tidak baik kehamilan ganda, tumor kromosom, kehamilan
rahim abnormal ganda

Berat badan lahir lendah


(BBLR)

Organ fungsi lebih baik

Paru-paru Otak usus Hati

Pertumbuhan Imunitas Dinding lambung Halus dan melepas


dinding dada lunak
belum Pernafasan Resiko infeksi proderma
sempurna pendek MK : deficit
nutrisi MK : Gangguan
integritas kulit

MK : pola
nafas tidak
efektif
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien :
Nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin.
2. Identitas orang tua :
Nama, alamat, tanggal lahir, agama, suku, pendidikan
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat antenatal
 Keadaan ibu saat hamil
 Kehamilan dengan resiko pretrem
b. Riwayat komplikasi persalinan
 Kala I :
perdarahan antar partum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa
 Kala II :
persalinan dengan tindakan bedah Caesar karena pemakaian
obat penenang (naskore) yang dapat menekan sistem pusat
pernafasan.
c. Riwayat post natal
 Apgar score
Sistem penilaian ini untuk mengevaliasi status kardiopulmonal
dan persyarafan bayi penilaian dilakukan satu menit setelah
lahir dengan penilaian 7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga
sedang) dan (asfiksia berat) di ulan setiap 5 menit hingga bayi
dalam keadaan stabil.

No Tanda 0 1 2
1. Frekuensi Jantung Tidak ada <100 >200
2. Usaha bernafas Tidak ada Lambat Menangis
kuat
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan
refleksi aktif
sedikit
4. Reflek Tidak Gerakan Reaksi
bereaksi sedikit melawan
5. Warna kulit Seluruh Tubuh Seluruh
tubuh biru kemerahan tbuh
ekstremitas kemerahan
biru
 BBL :
Petrem atau BBLR <2500gr aterem 2500 gr lingkar kepala
kurang dari (34-36 cm)
d. Pola kesehatan / pola fungsi kesehatan
 Pola nutrisi : kelemaham menghisap, muntah, aspirasi, cairan
dll
 Pola eliminasi : BAB (frekuensi, jumlah, konsistensi)
e. Psikologi social
 Latar belakang social budaya : kebudayaan yang
mempengaruhi kebudayaan
 Hubungan psikologi : sebaiknya segera setelah bayi baru lahir
dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi
memungkinkan.
4. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah, hanya merintih / mnangis ringan.
 TTV : suhu : 36C-37’5C
Nadi : 120x/menit – 140x/menit
RR : 40 60 x/menit
 Kulit : warna kulit tubuh merah,ekstremitas berwarna biru, pada
bayi petrem terdapat banugo atau verniks
a. Kepala : kepela di temukan caput succededenum / cephal,
hoematom, ubun-ubun besar cekung / cembung kemungkinan
adanya peningkatan tekanan intrakrania.
b. Mata : warna konjungtiva anemis atau tidak ada anemis, tidak ada
bleeding conjungtiva warna merah tidak kuning, pupil menunjukan
infeksi terhadap cahaya.
c. Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lendir
d. Mulut : bibir berwarna merah pucat ataupun merah ada lendir atau
tidak ada lendir.
e. Leher : perhatikan kebersihannya karena leher neonates pendek.
f. Telinga : perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan.
g. Thorax : bentuk simetris, terdapat tarikan intrakostal perhatikan
suara wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari
100x/menit.
h. Abdomen : bentuk silindris, hepar bayi terletah 1-2 cm dibawah
arcus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites/tumor.
i. Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak,
adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
j. Genetalia : pada neonates atrem testis harus lihat adakah kelainan
letak maura uretra pada neonates lk neonates perempuan lihat labia
mayora dan labia minora.
k. Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja frekuensi BAB serta
warna feses.
l. Ekstremitas : warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan
adanya patah tulang atau adanya kelumpukan syaraf.
5. Reflek
a. Reflek menghisap : bayi memperlihatkan respon menghirup yang
belum sempurna.
b. Reflek mengenggem : bayi menunjukan gerakan jari-jari tangan
mencengkram benda-benda yang disentuh.
c. Reflek mencari : akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus)
pada lengan dan tungkai kaki.
d. Reflek moro : respon bayi tiba-iba saat dilahirkan.
e. Babinsky reflek : gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian
bawah kaki diusap.
f. Swallig reflek : gerakan menelan benda-benda yang didekatkan
mulutnya.
g. Breathing reflek : gerakan menghirup dan menghembuskan nafas.
h. Eyeblink reflek : gerakan menutup dan memejamkan mata
i. Puppilary reflek : gerakan menyempitkan pupil mata erhadap
cahaya terang.
j. Reflek tonik neik : posisi menengadah.
k. Reflek labirin : posisi terlentang.
l. Reflek merangkak : posisi merangkak.
m. Reflek berjalan dan melangkah : ketika seseorang mengendong
bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh
permukaan yang keras maka akan terlihat posisi berjalan, gerakan
kaki seperti melangkah kedepan, jika tuang keringnya menyentuh
sesuatu ia akan mengangkat kaki seperti melangkah.
n. Refkel yawning : reflek menjerit ketika bayi merasa lapar.
o. Reflek swimming : reflek ini ditunjukan pada saat bayi di letakkan
di kolam yang berisi air, ia akan memulai mengayuh dan
menendang seperti gerakan berenang.
6. Tumbuh kembang pada neonates
Neonatus (lahir-28 hari)
a. Pada tahap ini, perkembangan neonates sangat memungkinkan
untuk dikembangkan sesuai keinginan.
b. Implikasi keperawatan : membantu orang tua untuk
mengidentifikasi dan menemukan kebutuhan yang tidak di
temukan.
B. DIAGNOSA
1. Pola nafas tidak efektif berhubunga dengan hambatan upaya napas
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrient
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
(kekurangan)
C. INTERVENSI

No Diagnose SKLI SIKI


.
1. Dx 1  Pola napas Manajemen jalan napas
Seteklah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Monitor pola napas
diharapkan pola napas 2. Monitor bunyi napas
membaik. tambahan
Kriteria Hasil : 3. Monitor sputum
 Pernapasan T:
cuping hidung 1. Posisikan semi fowler
(2) 2. Berikan minum hangat
 Frekuensi 3. Lakukan fisioterapi dada
nafas(4) 4. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
menit
5. Berikan oksigen
E:
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
K:
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2. Dx 2  Status nutrisi Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Identifikasi status nutrisi
diharapkan status nutrisi 2. Identiffikasi kebutuhan
membaik. kalori dan jenis nutrient
Kriteria Hasil : 3. Monitor asupan makanan
 Porsi makan 4. Monitor berat badan
yang dihabiskan 5. Monitpr hasil pemeriksaan
(4) laboratorium
 Kekuatan otot T:
menelan (4) 1. Lakukan oral hygine
 Berat badan (4) sebelum makan
 Indeks Massa 2. Fasilitasi menentukan
Tubuh (IMT) (4) pedoman diit
3. Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
4. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
E:
1. Anjurkan posisi duduk
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
K:
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
3. Dx 3  Integritas kulit Perawatan integritas kulit
dan jaringan O:
Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab
tindakan keperawatan gangguan integritas kulit
diharapkan integritas T:
kulit dan jaringan 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika
meningkat. tirah baring
Kriteria Hasil : 2. Bersihkan parineal dengan
 Elastisitas (4) air hangat
 Hidrasi (4) 3. Gunakan produk berbahan
 Kerusakan petroleum atau minyak
lapisan kulit (2) pada kulit kering
 Kemerahan (2) E:
 Hematoma (2) 1. Anjurkan menggunakan
pelembab
 Pertumbuhan
2. Anjurkan minum air yang
rambut (4)
cukup
3. Anjurkan meningkatkan
nutrisi
4. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem

D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan dari rencana keperawatan yang telah disusun secara
matang dan terperinci

E. EVALUASI
S : berisi tentang informasi dari pasien setelah dilakukan tindakan
O : informasi yang dapat dari hasil pengamatan, penelitian pengukuran
yang dilakukan oleh perawat
A : membandingkan antara data subjektif dan data objektif dengan kriteria
hasil
P : rencana keperawatan lanjutan yang di lakukan berdasarkan hasi analisis
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama/nama panggilan : By “S”
Tempat tanggal lahir/usia : 22-04-2020 (6 hari)
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jember
Agama : islam
2. Identitas orang tua
a. Ayah
Nama : Tn “P”
Usia : 45 Tahun
Alamat : Jember
b. Ibu
Nama : Ny “S”
Usia : 40 tahun
Alamat : Jember
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : bayi terlihat lemah , BB 2000 gr, RR
60xmenit
b. Riwayat kesehatan sekarang : bayi baru lahit tanggal 22-04-
2020. Dengan BB 2000 gr dengan PB 47 cm di lahirkan secara
spontan dan melakukan persalinan di Klinik
c. Keluhan saat pengkajian : bayi tampak lemah, hanya menangis
merintih dengan RR 60x/menit tidak ada sianosis pada bayi
d. Riwayat masa lalu
 Prenatal care
 Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di :
puskesmas terdekat. Keluhan selama hamil yang
dirasakan oleh ibu, tapi oleh dokter dianjurkan untuk :
ibu bayi sering mengalami kencang-kencang pada saat
kehamilan berumur 5-9 bulan dan disarankan periksa
dirumah bidan terdekat.
 Riwayat terkena radiasi : ibu bayi mengatakan tidak
pernah terkena radiasi hanya saja terpapar oleh sinar
matahari dan polusi
 Riwayat berat badan selama hamil : ibu bayi mengatan
mengalami kenaikan BB saat hamil kurang lebih 5kg
 Riwayat imunisasi TT : ibu bayi mengatakan pernah
melakukan imunisasi TT saat sebelum menikah
 Umur kehamilan : 33/34 minggu
 Natal
 Tempat melahirkan : Klinik
 Jenis persalinan : spontan tanpa vakum
 Penolong persalinan : bidan
 Komplikasi yang dialami oleh ibu padaa saat
melahirkan dan setelah melahirkan : ibu telah
mengalami komplikasi saat melahirkan dan setelah
melahirkan
 Keadaan bayi :
BB : 2000 gr
PB : 47 cm
Pusat : normal
Anus : berlubang
Suhu : 36,7c
Lingkar kepala : 30 cm
Kelainan kepala : tidak ada kelainan kepala
 Post natal
 Kondisi bayi : menangis lemas
 Anak pada saat lahir tidak mengalami : anak tidak
mengalami kecacatan hanya saja berat badan bayi
kurang dari normal
 Klien pernah mengalami penyakit : bayi belum pernah
mengalami penyakit seperti saat ini
 Riwayat kecelakaan : ibu bayi mengatan tidak pernah
mengalami kecelakaan ringan maupun berat saat hami
e. Perkembangan tiap tahap (reflek 16 pada bayi)
 Reflek roating : reflek mencari lemah
 Reflek suckling : reflek menghisap normal
 Reflek mengenggem : reflek menggengam lemah
 Reflek mencari : reflek mencari lemah
 Reflek moro : reflek respon bayi normal
 Babinsky reflek : gerakan jari-jari mencengkram normal
 Swallig reflek : gerakan menelan normal
 Breathing reflek : gerakan menghirup normal
 Eyeblink reflek : garakan membukadan menutup mata
normal
 Puppilary reflek : menyempitkan pupil mata saat terkena
cayaha normal
 Reflek tonik neik : posisi menengadah normal
 Reflek labirin : posisi terlentang normal
 Reflek merangkak : bayi belum bisa melakukan gerakan
merangkak
 Reflek berjalan dan melangkah : bayi belum bisa
melakukan berjalan dan melangkah
 Refkel yawning : reflek menjerit ketika kelaparan normal
 Reflek swimming : reflek berenang/gerakan berenang bayi
belum bisa dilakukan
4. Pola fungsi kesehatan
a. Pemberian ASI : diberikan ASI setiap 2 jam sekali
b. Pemperian susu formula
Alasan pemberian : untuk memenuhi kebutuha nutrisi bayi
selain pemberian ASI
Jumlah pemberian : ntuk meminum susu setiap 2 jam sekali
Cara pemberian : menggunakan dot
c. Riwayat psikososial
Anak tinggal bersama : orang tua di : rumah
Lingkungan berada di : perdesaan
Rumah dekat dengan : perkebunan/sawah tempat
bermain : halaman rumah
Kamar klien : ibu bayi mengatakan kamar bayi tidak terlalu
sempit dan tidak terlalu lebar
Rumah ada tangga : ibu bayi mengatakan dirumahnya tidak ada
tangga
Hubungan antar anggota keluarga : ibu bayi mengatur
hubungan antaer keluarga sangat baik
Pengasuh anak : kedua orang tuannya
d. Riwayat spiritual
Support sistem dalam keluarga : ibu bayi mengatakna keluarga
mendukung tumbuh kembang bayi
Kegiatan keagamaan : ibu bayi mengatakan bayi belum pernah
mengikuti kegiatan sama sekali
e. Aksi hospitalisai
Pengalam keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anknya ke RS karena : ibu bayi mengatakan
belum pernah mengalami pengalaman, karena ini baru anak
pertama
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : ibu
bayi mengatakn belum pernah ada saran dari dokter
- Perasaan orang tua saat ini : ibu bayi mengatakan
sebelumnya belumpernah merasakan rasa sedih seperti
sekarang ini
- Oran tua selaluberkunjung ke Klinik : ibu bayi mengatakan
sebelumnya belumpernah merasakan rasa sedih seperti
sekarang ini
- Yang akan tinggal dengan anak : ibu bayi mengatakan bayi
akan tinggal bersama kedua orang tuanya
- Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : ibu bayi
mengatakan bayi belum memahami tentang sakit dan rawat
inap
5. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Selera makan - Bayi belum bisa
makan/belum ada
nafsu makan

b. Cairan

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jenis minuman - susu
2. Frekuensi - 2 jam sekali
minuman
3. Kebutuhan cairan - Tidak terkaji
4. Cara pemenuhan - Menggunakan dot

c. Eliminasi (BAB&BAK)

No Kondisi Saat sakit BAB Saat sakit BAK


1. Tempat Pempres Pempres
pembuangan
2. Frekuensi (waktu) 2 jam sekali 3 jam sekali
3. Konsistensi Lembek Cair
4. Kesulitan Tidak kesulitan Tidak mengalami
kesulitan
5. Obat pencahar Tidak ada obat Tidak ada obat
pelancar pelancar

d. Istirahat tidur

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur - Jam tidur
- siang - siang 7 jam
- malam - malam 8 jam
2. Pola tidur - Pola tidur normal
3. Kebiasaan - Menanggis
sebelum tidur
4. Kesulitan tidur - Bayi tidak
mengalami
kesulitan saat
tidur

e. Personal hygine

No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi - - menyeka
- cara -3xsehari
- frekuensi -kapas dan air
- cara mandi hangat
2. Cuci rambut - -3x/hari
- frekuensi - mengusap
- cara dengan kapas dan
air hangat
3. Gunting kuku - -seminggu sekali
- frekuensi -memotong kuku
- cara tidak terlalu dalam
4. Gosok gigi - Gigi belum
- frekuensi tumbuh
- cara pembersihan
dilakukan hanya
oral trush

6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : somnolen
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah :
b. Denyut nadi : 120x/ menit
c. Suhu : 36,7C
d. Pernapasan : 60x/menit
e. Berat badan : 2000 gr
f. Tinggi badan 47 cm
Keadaan rambut & hygine kepala
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : menyebar merata
c. Mudah rontok : rambu bayi tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : dibersihkan dengan cara di usap
 Palpasi
a. Benjolan, ada / tidak ada : tidak ada
b. Nyeri tekan, ada / tidak ada : tidak ada
c. Tekstur rambut, kasar / halus : kasar
Muka
 Inspeksi
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal : tidak ada gerakan yang abnormal
d. Bentuk wajah : dahi mengkerut ketika menangis
 Palpasi
a. Nyeri tekan / tidak : tidak ada
Mata
 Inspeksi
a. Palpebra, edema / tidak : tidak
b. Sclera, icterus / tidak : icterus
c. Conjungtiva, anemis / tidak : tidak
d. Pupil, isokor, anisokor, myosis, midrasis :
Ferlek pupil terhadap cahaya : pupil mengecil saat terkena cahaya
e. Posoisi mata, simetris / tidak : simetris
f. Gerakan bola mata : mengikuti benda/cahaya yang ada
didepannya
g. Penutupan kelopak mata : kelopak mata dapat menutup dan
membuka
h. Keadaan bulu mata : tumbuhnya bulu mata jarang-jarang
i. Penglihatan, kabur/tidak : tidak
 Palpasi
a. Tekanan bola mata : tidak terdapat nyeri tekan
Hidung & sinus
 Inspeksi
a. Posisi hidung : di tengah wajah
b. Bentuk hidung : simetris
c. Secret / cairan : tidak ada secret
Telinga
 Inspeksi
a. Posisi telinga : disamping wajah
b. Ukuran / bentuk telinga : normal
c. Lubang telinga : bersih
Mulut
 Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : belum tumbuh gigi
- Karang gigi / karies : belum tumbuh gigi
b. Gusi
Merah / radang / tidak : merah
c. Lidah
Kotor / tidak : kotor
d. Bibir
- Siamosis / pucat / tidak : tidak
- Basah / kering / pecah : kering
- Mulut berbau / tidak : tidak berbau
- Kemampuan bicara : belum mampu untuk bicara hanya
menangis
Tenggorokan
a. Warna mukosa : bening mukosa
b. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
c. Nyeri menelan : tidak ada nyeri telan
Leher
 Inspeksi
a. Kelenjar tyroid, membesar / tidak : tidak
 Palpasi
a. Kelenjar tyroid, teraba / tidak : tidak
b. Kaku duduk / tidak : tidak ada kaku duduk
c. Kelenjar limfe, membesar / tidak : -
Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Irama pernafasan : suara nafas vesikuler
 palpasi
a. Massa / nyeri : tidak ada massa / nyeri
 Auskultasi
a. Suara nafas : vesikuler
Jantung
 Perkusi
a. Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran jantung
Abdomen
 Inspeksi
a. Membuncit : perut tidak membuncit
b. Ada luka tidak : tidak ada luka
 Palpasi
a. Hepar : tidak ada pembesaran hepar
b. Lien : -
c. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Genetalia dan anus : bentuk genetalia dan anus terbentuk sempurna
labia mayor sudah menutup dan labia minora anus sudah berlubang
Ekstremitas :
a. Ekstremitas atas : baik
b. Ekstremitas bawah : baik
7. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : - Hambatan upaya Pola nafas tidak
nafas efektif
Do : K/U :
menangis lemas
TTv : N :
120x/menit
S : 36 C
R : 60x/menit

 Warna
kulit
ikterus
 Tidak ada
sianosis
 Mulut
kotor dan
kering
 Intake ASI
an sufor
12x10cc/ha
ri

B. DIAGNOSA
1. Pola nafas tidak efektif berhubunga dengan hambatan upaya napas
2. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
nutrisi (kekurangan)
C. INTERVENSI

No Diagnose SLKI SIKI


1. Dx 1  Pola napas Manajemen jalan napas
Seteklah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1. Monitor pola
diharapkan pola napas napas
membaik. 2. Monitor bunyi
Kriteria Hasil : napas tambahan
 Pernapasan 3. Monitor sputum
cuping hidung T:
(2) 1. Posisikan semi
 Frekuensi fowler
nafas(4) 2. Berikan minum
hangat
3. Lakukan
fisioterapi dada
4. Lakukan
penghisapan
lendir kurang dari
15 menit
5. Berikan oksigen
E:
1. Anjurkan asupan
cairan 2000
ml/hari
K:
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu

D. IMPLEMENTASI

No Diagnose SIKI
1. Dx 1 Manajemen jalan napas
O:
1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Monitor sputum
T:
1. Posisikan semi fowler
2. Berikan minum hangat
3. Lakukan fisioterapi dada
4. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 menit
5. Berikan oksigen
E:
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari

K:
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

E. EVALUASI

No Diagnose Evaluasi
1.` Dx 1 S: -
O : K/U : menangis lemas
TTV : N : 120x/menit
S : 36C
R : 60x/menit
BB : 2000 gr
PB : 47 cm
 Mulut kotor dan kering
 Tidak ada nafsu makan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. Dx 1 S: -
O : K/U : menangis lemas
TTV : N : 120x/menit
S : 36C
R : 60x/menit
BB : 2000 gr
PB : 47 cm
 Mulut kotor dan kering
 Tidak ada nafsu makan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
3. Dx 1 S: -
O : K/U : menangis lemas
TTV : N : 120x/menit
S : 36C
R : 60x/menit
BB : 2000 gr
PB : 47 cm
 Mulut kotor dan kering
 Tidak ada nafsu makan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai